Inisiasi - 1 Teori Kriminologi
Inisiasi - 1 Teori Kriminologi
Inisiasi - 1 Teori Kriminologi
Penjelasan yang menyangkut peran dari salah satu bidang ilmu yang
dipelajari dalam kriminologi, yakni Penologi yang menjelaskan alasan
pembenaran pemberian hukuman sebagai salah satu aspek yang dikaji
olehnya, maka kita kembali pada peran kriminologi itu sendiri.
Merujuk pada ruang lingkup kriminologi maka jelaslah bahwa selain
luasnya ruang lingkup perhatian para kriminolog, kita juga harus menyadari
begitu penting dan mulianya tugas para kriminolog yang antara lain ikut
berperan serta secara aktif dalam penyusunan rencana-rencana pembangunan
nasional. Dibandingkan dengan para dokter, ekonom ataupun para teknokrat,
maka peranan kriminolog tidaklah kalah pentingnya dalam rangka
pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan. Peran kriminolog tentunya
memberikan suatu analisis, penjelasan dan prediksi tentang kehadiran sosok
kejahatan yang apabila dibiarkan dan terjadi berlarut-larut dan dapat
menggerogoti hasil pembangunan yang telah dicapai.
Sebagai contoh, salah satu indikasi keberhasilan pembangunan adalah
banyaknya sarana kepentingan umum/fasilitas umum (fasos) yang berhasil
dibangun, seperti jaringan komunikasi (misalnya telepon umum), sarana
transportasi umum, penerangan (listrik masuk desa) dan sebagainya. Sarana
kepentingan umum atau fasos itu tentunya difungsikan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun apa yang dapat kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari? Begitu banyak sarana umum umum yang dirusak oleh warga
masyarakat yang tidak bertanggung jawab, bahkan baru-baru ini sudah ada
yang berani merusak pos polisi. Perusakan itu pun didasari oleh motivasi
yang bervariasi. Ada yang berusaha mengambil keuntungan dari
perbuatannya tersebut, ada yang bermotifkan dendam kepada sesuatu hingga
pada motif yang tidak jelas, hanya iseng belaka. Apa yang dapat kita kaji dari
kejadian tersebut? Tentunya adalah pengrusakan dan penggerogotan hasil
pembangunan yang telah dicapai dengan susah payah oleh perbuatan-
perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana mungkin kita dapat
menyelesaikan persoalan ini jika tidak terlebih dahulu mengerti dan
mempelajari perbuatan destruktif tersebut dengan segala aspek yang terkait
padanya. Disinilah peran kriminolog, yang setelah mempelajari sebab-sebab
dilakukannya perbuatan jahat (kejahatan). Kriminolog dapat memberi
sumbangan pemikiran, alternatif, dan solusi sehingga perbuatan tersebut
dapat dicegah. Kontribusi itu bukan saja mencegah agar sarana umum yang
telah ada tidak dirusak kembali, tetapi secara lebih luas dapat memberikan
sumbangan pemikiran tentang aspek-aspek apa saja yang harus
dipertimbangkan apabila pemerintah akan membangun sarana umum yang
baru agar terhindar dari kemungkinan perusakan.
Setelah kita membahas tentang ruang lingkup dari kriminologi maka
perlu kiranya kita secara lebih rinci membahas pula apa yang menjadi objek
studi dari kriminologi itu sendiri. Kriminologi, sebenarnya, mengacu pada
penggunaan metode ilmiah di dalam studi dan analisa tentang keteraturan,
keseragaman, pola teladan, dan faktor penyebab yang berhubungan dengan
kejahatan dan penjahat dan reaksi sosial terhadap kejahatan maupun penjahat
(Sellin, 1998). Dalam pengertian ini, kriminologi tidak lagi dipahami sebagai
ilmu pengetahuan tentang kejahatan atau penjahat saja tetapi sudah
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari the world of crime (dunia
kejahatan), atau the whole aspects of crime (keseluruhan aspek yang terkait
dengan kejahatan). Dalam mempelajari dunia kejahatan maka kriminologi
memiliki asumsi dasar yang nmenyatakan: tidak mungkin kejahatan dapat
dipelajari tanpa mempelajari aspek-aspek yang terkait dengannya, yakni
penjahat dan reaksi sosial terhadap keduanya, baik terhadap kejahatan
maupun terhadap penjahat.
Kriminologi tidak lagi dipahami sebagai ilmu pengetahuan tentang
kejahatan atau penjahat saja tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari the world of crime (dunia kejahatan), atau the whole aspects of
crime (keseluruhan aspek yang terkait dengan kejahatan). Secara definitif,
Kriminologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
kejatan, penjahat, reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat, serta
kedudukan korban kejahatan.
Mempelajari kejahatan berarti mempelajari hal-hal yang terkait dengan
perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu di mana perbuatan
tersebut adalah perbuatan yang melanggar hukum (atau melanggar norma-
norma tingkah laku sosial lainnya). Mengapa orang-orang tertentu melakukan
perbuatan yang dikategorikan sebagai kejahatan sementara orang-orang
lainnya tidak melakukan perbuatan tersebut, adalah suatu hal yang juga harus
dijelaskan oleh kriminologi yang tidak terlepas dari penjelasan tentang
kejahatan itu sendiri. Reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat juga
merupakan faktor penting dalam penjelasan mengapa kejahatan dapat terjadi
di masyarakat dan dilakukan oleh orang-orang tertentu.
Kita ambil contoh, pencurian misalnya. Secara sederhana kita tahu
bahwa pencurian adalah suatu perbuatan melanggar hukum (pidana dan
norma-norma tingkah laku sosial) yakni mengambil barang milik orang lain
tanpa seijin atau sepengetahuan pemiliknya. Terhadap perbuatan tersebut
masyarakat akan memberikan sanksi negatif. Lalu bagaimana dengan
pencurian oleh seorang anak terhadap uang milik ibunya? Anak yang
bersangkutan bisa saja merasa bahwa dia tidak bersalah pada waktu
mengambil uang milik ibunya yang tergeletak di atas meja di mana uang itu
digunakan untuk membayar taksi ataupun untuk bekal dia pergi dengan
pacarnya. Ia mungkin menganggap bahwa perbuatannya adalah sesuatu hal
yang wajar dan akan dia ceritakan kepada ibunya esok harinya.
Namun apapun alasannya, anak tadi telah melakukan suatu perbuatan
yang dilarang oleh undang-undang (hukum pidana). Lalu bagaimana reaksi
ibunya pada waktu dia mengetahui bahwa uangnya telah diambil oleh
anaknya tanpa meminta ijin terlebih dahulu? Apakah ibu tersebut tahu bahwa
perbuatan anaknya adalah mencuri? Bagaimanakah reaksi ibu tersebut
terhadap pencurian? Katakanlah ibu tersebut sangat membenci perbuatan
mencuri, tetapi bagaimana reaksi ibu tersebut pada waktu mengetahui bahwa
yang mencuri uangnya adalah anaknya sendiri? Ibu tersebut memang benci
dengan pencurian tetapi dia tidak melakukan reaksi apa-apa terhadap
pencurinya yang dalam hal ini adalah anak kandungnya sendiri.
Apa yang bisa anda simpulkan dari contoh kasus atau ilustrasi tersebut?
Reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat ternyata seringkali tidak
konsisten. Sebenarnya, reaksi terhadap kejahatan akan senada dengan reaksi
terhadap penjahat. Kondisi reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat juga
dapat mempengaruhi kejahatan dan penjahat itu sendiri. Karena tidak
diberikan reaksi yang negatif, besar kemungkinan si anak akan mengulang
kembali perbuatannya dan kejahatan akan dengan mudah terjadi.
Sabung Ayam di Bali. Bagian dari budaya masyarakat Bali. Inti dari budaya sabung
ayam di Bali. adalah pengorbanan pada kekuatan jahat Bhuta dan Kala untuk
menghindari kemarahannya. Jika dihadapkan dengan Hukum Nasional maka perilaku
budaya ini menjadi suatu pelanggaran hukum.
Kini kita ambil contoh yang lain. Di suatu desa di salah satu pulau di
Indonesia, sebut saja desa Murbai, marak terjadi judi sabung ayam. Orang
tidak segan-segan untuk melakukan judi sabung ayam tersebut. Anehnya, di
desa sebelahnya segala perbuatan judi sangat dibenci oleh penduduknya.
Sebenarnya pula orang desa Murbai juga tidak mendukung segala perjudian,
namun judi ini tetap berlangsung karena judi sabung ayam tersebut
dikoordinir oleh aparat desa di mana sebagian pendapatan pemilik arena
sabung ayam tadi diserahkan ke kas desa untuk biaya pembangunan desa
secara swadana.
Dalam ilustrasi ini tampak bahwa penduduk desa tadi tidak konsisten
dalam melakukan reaksi terhadap kejahatan dan penjahat. Mereka tidak suka
judi tetapi judi sabung ayam tetap didukung karena dianggap bermanfaat bagi
pembangunan desa. Mereka juga tidak memberikan sanksi negatif bagi
pelakunya yang pada umumnya adalah orang desa tersebut. Sekali lagi,
bahwa reaksi sosial, baik terhadap kejahatan maupun penjahat, dapat
berpengaruh bagi eksistensi kejahatan itu sendiri.
DISKUSI 1