PPK BPPV

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

SMF NEUROLOGI
BENIGN PAROXYSMAL VERTIGO
2016

RSUP SANGLAH No. Dokumen No. Revisi Halaman


DENPASAR 00 1/2
Ditetapkan oleh:
PPK Direktur Utama
RAWAT Tanggal terbit:
.
dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
No.ICD 10 H81.10-H81.13

Suatu gangguan klinis dengan karakteristik serangan


vertigo tipe perifer, berulang dan singkat, sering berkaitan
Pengertian
dengan perubahan posisi kepala yang terkait gravitasi

- Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, misalnya


miring ke satu sisi pada waktu berbaring, bangkit dari
tidur, membungkuk. atau menegakkan kembali badan,
menunduk atau menengadah.
- Serangan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya
Anamnesis kurang dari 10-30 detik.
- Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa disertai rasa
mual, kadang-kadang muntah.
- Setelah rasa berputar menghilang, pasien bisa merasa
melayang dan diikuti disekuilibrium selama beberapa
hari sampai minggu
A. Pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu, dan skala nyeri
B. Pemeriksaan Neurologi:
Pemeriksaan Fisik 1. Tes Dix Hallpike abnormal (BPPV kanal posterior)
2. Tes supine roll abnormal (BPPV kanal horizontal)
3. Pemeriksaan neurootologi menunjukan kelainan
sistem vestibular perifer
Kriteria diagnosis BPPV (A-D harus ada)
A. Vertigo vestibuler rekuren
B. Durasi serangan selalu kurang dari 1 menit
C. Gejala bisa diprovokasi oleh perubahan posisi kepala:
Dari duduk ke telentang
Kriteria Diagnosis Miring ke kanan atau ke kiri saat terlentang
Atau minimal 2 manuver dibawah ini:
- Merebahkan kepala
- Dari telentang lalu duduk
- Membungkuk kedepan
D. Tidak disebabkan oleh penyakit lain
Neuritis vestibularis, penyakit Meniere, labirintitis, vertigo
Diagnosis Banding paska trauma, insufisiensi vertebrobasilar

Pemeriksaan
Penunjang Elektronistagmografi (ENG)

Konsultasi Dokter THT


Perawatan Rumah
Rawat jalan
Sakit
1. Medikamentosa (vestibulosupresan) (Level C)
a. Calcium entry blocker: Flunarizine 5-10 mg, 1 x 1
tablet per hari
b. Antihistamine: Cinnarizine 25 mg, 3 x 1 tablet
perhari; Prometazine 25-50 mg, 3 x 1 tablet
perhari; dimenhydrinate 50 mg, 3 x 1 tablet perhari
c. Benzodiazepine: diazepam 2-5 mg, 3 x 1 tablet
perhari
d. Histaminik: Betahistine 8 mg, 3 x 1 tablet per hari
24 mg, 2 x 1 tablet per hari
Terapi/tindakan 2. Reposisi kanal (Level B, direkomendasikan)
(ICD 9 CM)
a. Terapi reposisi pada BPPV kanal posterior
- Manuver Epley
- Prosedur Semont
- Manuver Brandt-Daroff
b. Terapi reposisi pada BPPV kanal horizontal
- Manuver Lampert Roll.
3. Terapi bedah dapat dilakukan pada sebagian kecil
penderita BPPV yang berkepanjangan atau tidak
sembuh dengan terapi konservatif bisa dilakukan
neurektomi atau canal plugging dengan komplikasi tuli
sensorineural pada 10% kasus.
Tempat Pelayanan Poliklinik Neurologi RSUP Sanglah Denpasar
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Penyulit terapi seperti riwayat stroke, diabetes, hipertensi, trauma
kepala sebelumnya

Berikan edukasi sebelum melakukan manuver provokasi


Informed Consent bahwa tindakan yang dilakukan bertujuan untuk
memprovokasi serangan vertigo

Tenaga Standar Dokter Spesialis Saraf

Lama Perawatan 3 hari

Masa Pemulihan 2 hari

Hasil Baik

Patologi Tidak ada

Otopsi Tidak ada

Ad Vitam: Dubia ad bonam


Prognosis Ad Sanationam: Dubia
Ad fungsionam: Dubia ad bonam

Tindak Lanjut Kontrol poliklinik Neurologi


- Tes Dix Hallpike pada BPPV kanal posterior (level B,
sangat direkomendasikan)
- Tes supine roll pada BPPV kanal horizontal, dikerjakan
bila tes Dix Hallpike normal (level B, direkomendasikan)
- Pemeriksaan neurootologi menunjukan kelainan sistem
Tingkat Eviden & vestibular perifer (level B, direkomendasikan)
Rekomendasi
- Medikamentosa (vestibulosupresan) (Level C,
direkomendasikan dengan mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian)
- Reposisi kanal pada BPPV (Level B, direkomendasikan)

Indikator Medis Pusing berputar membaik atau hilang

- Karena gejala yang timbul hebat, pasien menjadi cemas


dan khawatir akan adanya penyakit berat seperti stroke
atau tumor otak. Oleh karena itu, pasien perlu diberikan
penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yang berbahaya
dan prognosisnya baik serta hilang spontan setelah
Edukasi beberapa waktu, namun kadang-kadang dapat
berlangsung lama dan dapat kambuh kembali.
- Secara umum kekambuhan BPPV setelah keberhasilan
terapi berkisar 40-50% dalam pengawasan 5 tahun
- Edukasi pasien untuk melakukan rehabilitasi secara rutin
Kepustakaan 1. Pedoman Tata Laksana Vertigo, Kelompok Studi
Vertigo Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(Perdossi), 2012
2. Buku SPM dan SPO Neurologi, Perdossi, 2006.
3. Bhattacharyya N, et al, 2008, Clinical Practice
Guideline BPPV, Otolaryngology-Head and Neck
Surgery
LAMPIRAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BPPV

I. Tes Dix Hallpike (pada BPPV kanal posterior) (level B, sangat


direkomendasikan)

A. Prosedur

Sebelumnya pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan


supaya tidak tegang

Pasien duduk dekat bagian ujung meja pemeriksa dengan mata terbuka

Pada posisi duduk kepala menengok kekiri atau kekanan 450, lalu dengan
cepat badan pasien dibaringkan sehingga kepala tergantung pada ujung
meja periksa

Perhatikan munculnya nistagmus (adanya masa laten dan arah nistagmus)


dan keluhan vertigo, posisi tersebut dipertahankan selama 10-15 detik,
setelah itu dengan cepat didudukkan kembali.

Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menoleh kesisi


berlawanan. Untuk melihat adanya fatigue, manuver diulang 2-3 kali.

B. Interpretasi Tes Dix Hallpike

Normal; tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata terbuka. Kadang-
kadang dengan mata tertutup bisa terekam dengan elektronistagmografi
adanya beberapa detik nistagmus.

Abnormal; timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV mempunyai 4


ciri, yaitu: adanya masa laten 3-10 detik, nistagmus lamanya 10-30 detik
atau kurang dari 1 menit disertai dengan vertigo yang berat dan sertai
dengan fatigue dengan manuver berulang.
II. Tes supine roll (pada BPPV kanal horisontal), bila Tes Dix Hallpike
normal (level B, direkomendasikan)

A. Prosedur
Sebelumnya pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan

Pasien berbaring terlentang kemudian pasien diminta menggerakkan kepala


ke satu sisi 900

Observasi adanya nistagmus

Setelah itu kembalikan kepala keposisi semula, kemudian lakukan manuver


ke posisi yang berlawanan dan observasi adanya nistagmus

B. Interpretasi Tes Supine Roll

Abnormal, adanya nistagmus kearah bawah (ground)/ geotropic nistagmus,


ketika kepala di rotasikan kesisi yang sakit, Nistagmus berkurang ketika
kepala dirotasikan kesisi sehat

Abnormal, adanya nistagmus kearah atas (sky)/ ageotropic nistagmus, ketika


kepala di rotasikan kesisi yang sakit, Nistagmus berkurang ketika kepala
dirotasikan kesisi sehat (jarang)

Normal, tidak didapatkan nystagmus

III. Pemeriksaan neuro-otologi menunjukan kelainan sistem vestibular


perifer (level B, direkomendasikan)

A. Cara Pemeriksaan Romberg

Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kedua mata terbuka

Pemeriksa berada di belakang pasien


Diamati selama 30 detik, apabila pasien terjatuh saat buka mata, lokasi
kelainan pada serebellum.

Apabila pasien tidak jatuh, pasien diminta menutup mata selama 30 detik,
apabila jatuh ke salah satu sisi, berarti ada kelainan vestibuler/proprioseptif
pada sisi tersebut.

B. Cara Pemeriksaan Romberg dipertajam

Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kemudian tumit pasien
berada didepan ibu jari kaki yang lainnya, kedua mata terbuka

Pemeriksa berada di belakang pasien

Diamati selama 30 detik, apabila pasien terjatuh saat buka mata, lokasi
kelainan pada serebellum.

Apabila pasien tidak jatuh, pasien diminta tutup mata selama 30 detik, apabila
jatuh ke salah satu sisi, berarti ada kelainan vestibuler/proprioseptif pada sisi
tersebut.

C. Cara Pemeriksaan jalan tandem

Pasien diminta berjalan mengikuti sebuah garis lurus, dengan menempatkan


tumit di depan jari kaki sisi yang lain secara bergantian

Pada kelainan serebelar: pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan
jatuh kesatu sisi

Pada kelainan vestibular: pasien akan mengalami deviasi ke sisi lesi

D. Cara Pemeriksaan Fukuda

Pemeriksa berada di belakang pasien

Tangan diluruskan ke depan, mata pasien ditutup

Pasien diminta berjalan ditempat 50 langkah

Tes fukuda dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi > 30 0 atau
maju/mundur > 1 meter

Tes Fukuda ini menunjukan lokasi kelainan disisi kanan atau kiri

E. Cara Pemeriksaan past pointing

Pada posisi duduk, pasien diminta untuk mengangkat satu tangan dengan jari
mengarah keatas

Jari pemeriksa diletakkan didepan pasien


Pasien diminta dengan dengan ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa
beberapa kali dengan mata terbuka.

Setelah itu dengan cara yang sama dengan mata tertutup

Pada kelainan vestibular: ketika mata tertutup maka jari pasien akan deviasi
kearah lesi

Pada kelainan serebelar: akan terjadi hipermetri atau hipometri

F. Cara Pemeriksaan Head thrust test

Pasien diminta memfiksasi mata pada hidung/dahi pemeriksa

Setelah itu kepala pasien digerakkan secara cepat ke satu sisi

Kemudian kembalikan kepala keposisi semula, kemudian lakukan manuver ke


posisi yang berlawanan

Pada kelainan vestibular perifer akan dijumpai adanya gerakan bola mata
sakadik

G. Cara Pemeriksaan nistagmus dengan atau tanpa kaca mata frenzel:

Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa kekiri atau kekanan 300 untuk melihat
adanya nistagmus horisontal

Pasien diminta mengikuti pemeriksa kearah atas dan bawah untuk melihat
adanya nistagmus vertikal

Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat sedangkan komponen


lambat menunjukkan lokasi lesi

H. Cara Pemeriksaan Head shaking test:

Pasien diminta menggerakkan kepala kekiri dan kanan 20 hitungan

Kemudian diamati adanya nistagmus horisontal dan vertical


LAMPIRAN TERAPI REPOSISI KANAL PADA BPPV

I. Reposisi kanal posterior

A. Manuver Epley

1. Sebelumnya pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan


supaya tidak tegang

2. Pasien duduk dekat bagian ujung meja pemeriksa

3. Mata terbuka dan berkedip sedikit mungkin selama manuver, pada posisi
duduk kepala menengok kekiri atau kekanan 450, lalu dengan cepat badan
pasien dibaringkan sehingga kepala tergantung pada ujung meja periksa,
pertahankan posisi selama 20-30 detik

4. Kepala diputar 900 kesisi lainnya, dipertahankan selama 20-30 detik

5. Kemudian badan diputar 900, sehingga kepala mendekati posisi menunduk


selama 20-30 detik

6. Kemudian pasien diangkat keposisi duduk semula

B. Prosedur Semont

1. Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan kedua kaki tergantung

2. Kepala penderita diputar 45 derajat kesisi kiri kemudian pasien secara


cepat berbaring kesisi kanan

3. Pada posisi awal dipertahankan selama 30 detik, kemudian pada sisi yang
lain dipertahankan juga selama 30 detik

C. Manuver Brandt Daroff

1. Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan kedua kaki tergantung

2. Kepala penderita diputar 45 derajat kesisi kiri kemudian pasien secara


cepat berbaring kesisi kanan, dipertahankan selama 30 detik

3. Kemudian kembalikan keposisi semula selama 30 detik


4. Kemudian Kepala penderita diputar 45 derajat kesisi kanan kemudian
pasien secara cepat berbaring kesisi kiri selama 30 detik

5. Kemudian kembalikan keposisi semula selama 30 detik

6. Manuver ini diulang sebanyak 5 kali untuk satu siklus, dilakukan sebanyak
5 siklus, 3 siklus dipagi hari,1 siklus di siang dan malam hari, setiap hari
selama 2 minggu

II. Reposisi kanal horisontal

D. Manuver Lampert Roll

1. Sebelumnya pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan


supaya tidak tegang

2. Pasien duduk dekat bagian ujung meja pemeriksa

3. Mata terbuka dan berkedip sedikit mungkin selama manuver, pada posisi
duduk kepala menengok kekiri atau kekanan 450, lalu dengan cepat badan
pasien dibaringkan sehingga kepala tergantung pada ujung meja periksa
150, pertahankan posisi selama 15-20 detik

4. Kepala dan badan diputar 900 secara bertahap hingga berputar 3600, setiap
tahap dipertahankan posisi selama 15-20 detik. kesisi lainnya,
dipertahankan selama 20-30 detik. Kemudian pasien diangkat keposisi
duduk semula

Anda mungkin juga menyukai