Desain Addie N Assure

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Model Pengembangan ADDIE

June 16, 2016

Heri Budiyatno Pendidikan Desain Pembelajaran, Metode ADDIE, Teori


Pembelajaran Leave a comment

Model pengembangan ADDIE merupakan akronim dari: Analysis (Analisis),


Design(Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi),
danEvaluation (Evaluasi). Langkah-langkah model pengembangan ADDIE
dicirikan sebagai sebuah pendekatan sistemik-generik, yang juga dapat dijumpai
penerapannya di bidang rekayasa perangkat lunak (software) maupun desain
produk. Ciri lainnya dari model pengembangan ini adalah bersifat sistematik
dimana output proses sebelumnya menjadi input bagi proses berikutnya
(Molenda, 2003).

Menurut Molenda, Reigeluth & Nelson (2003) model pengembangan ADDIE


dimulai dengan melakukan analisis (analysis) kebutuhan, yakni kegiatan
mensurvei lingkup pengembangan untuk menentukan hal-hal apa saja yang
menjadi prioritas dan tujuan pengembangan. Tahap desain (design), adalah
tahap dimana tujuan pengembangan dirancang dalam bentuk blueprint (rancang
bangun). Pada tahap pengembangan (development), blueprint kemudian
diwujudkan dengan menggunakan material berupa prosedur atau peralatan yang
spesifik. Pada tahap implementasi (implementation), prosedur atau peralatan
yang telah disusun lalu direalisasikan secara nyata dalam lingkup
pengembangan. Tahap evaluasi(evaluation), adalah tahap dimana pengembang
melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pengembangan
dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap ini
revisi dapat dilakukan pada hal-hal yang dipandang perlu. Adapun skema model
pengembangan ADDIE tampak pada gambar di bawah ini:

(Sumber: Sink, 2014)


Dengan ciri sistemik-generik dan memiliki cakupan yang luas pada berbagai
bidang, model pengembangan ADDIE dapat diaplikasikan sebagai prosedur
untuk mengembangkan metode pembelajaran konstruktivistik. Teori dan strategi
pembelajaran yang diderivasi dari Instructional System Design (ISD) atau Desain
Sistem Instruksional, termasuk di dalamnya model ADDIE dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran untuk membantu praktisi atau penyelenggara
pendidikan mengembangkan desain instruksional pembelajaran yang optimal
sehingga dapat lebih memotivasi peserta didik dalam menyerap pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman (Sink, 2014).

Penerapan model pengembangan ADDIE melalui pendekatan pembelajaran


konstruktivistik diharapkan dapat mewujudkan lingkungan pembelajaran yang
merefleksikan pengalaman sehari-hari (real-world experiences) sehingga akan
mendukung kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien (Sink, 2014).
Model ADDIE dan teori pembelajaran tampak pada gambar berikut ini:

Sumber: Sink, 2014)

Referensi:

Molenda, M. 2003. In Search of the Elusive ADDIE Model. Performance


Improvement, Vol. 42 No 5, May/June 2003, pp. 34 36.

Molenda, M., Reigeluth, C. M., & Nelson, L. M. 2003. Instructional Design in L.


Nadel (Ed.), Encyclopedia of Cognitive Science (Vol. 2, pp. 574-578). London:
Nature Publishing Group.

Sink, Darryl L. 2014. Design Models and Learning Theories for Adults. American
Society for Training and Development. Halaman 181 199.
1. Model Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, dikembangkan oleh
Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan
dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-
langkah. Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana ditunjukkan Dick &
Carey, bahwa telah banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan
berhasil mengembangkan perangkat yang efektif.. Dick and Carey memilah sembilan tahap
dalam merancang pembelajaran sebagai berikut:

Stage 1: Identify Instructional Goals


Stage 2. Conduct Instructional Analysis
Stage 3. Identify Entry Behaviors and Learner Characteristics
Stage 4: Write Performance Objectives
Stage 5. Develop Criterion-Referenced Test Items
Stage 6. Develop Instructional Strategy
Stage 7: Develop and Select Instructional Meterials
Stage 8: Develop and Conduct Formative Evaluation
Stage 9: Develp and Conduct Summative Evaluation
2. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas
secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE
menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat
dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino, A yang berarti Analyze learners, S
berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategy, technology, media,
and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner
participation dan E berarti Evaluated and revise (Tepen, 2012). Model disain pembelajaran yang
dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D.
Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini merupakan akronim dari:
A nalilyze Learner
S tate Objectives
S elect Methods, Media,and Materials
U tilize Materials
R equires Learner Participation
E valuate and Revise
3. Model Gerlach dan Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang
sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran
karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun
tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan
hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan
yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.

Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman
perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan
sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.

4. Model ADDIE
Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5
tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang
mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/
langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan
Evaluation. Ada lima langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan akronimnya
yaitu:
Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat
dan menentukan kompetensi siswa.
Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.
Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam
program pembelajaran.
Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau
spesifikasi program pembelajaran.
Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
(diadaptasi dari Pribadi, 2010:127)
5. Model Degeng
Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang berkonteks
model elaborasi yaitu:
Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi
Analisis sumber belajar (kendala)
Analisis karakteristik si-belajar
Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Secara skematis kedelapan langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:

6. Model PPSI
Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher
Education (PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan perencanaan pengajaran model
Davis. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional)

Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan
pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang
berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah
pokok, yaitu:
1. Perumusan tujuan, terdiri dari:
Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus memenuhi 4 kriteria yaitu:
Menggunakan istilah operasional
Berbentuk hasil belajar
Berbentuk tingkah laku
Hanya satu jenis tingkah laku
2. Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan
merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
3. Kegiatan belajar, meliputi:
Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
4. Pengembangan program kegiatan, meliputi:
Merumuskan materi pelajaran
Menerapkan metode yang dipakai
Alat pelajaran atau buku yang dipakai
Menyusun jadwal
5. Pelaksanaan, meliputi:
Mengadakan pre tes
Menyampaikan materi pelajaran
Mengadakan pos tes
d. Perbaikan
7. Model J.E. Kemp
Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8
langkah yaitu :

Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.


Menganalisis karakteristik peserta didik
Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
Menentukan materi pelajaran
Menetapkan penjajagan awal (pre test)
Menentukan strategi belajar mengajar
Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga.
Mengadakan evaluasi
8. Model ISD (Instructional system design).
Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang mencakup langkah-
langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran.
Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun
praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih
sederhana adalah sebagai berikut :
Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.
Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.
Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.
9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)
Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengidentifikasi,
tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. Adapun tahap-tahap tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Mengidentifikasi
Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum
Melakukan analisis instruksional
Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa
b. Tahap Mengembangkan
Menulis tujuan instruksional khusus
Menulis tes acuan patokan
Menyusun strategi instruksional
Mengembangkan bahan instruksional
c. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di dalamnya kegiatan merevisi

Anda tentu akan mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai model-model disain pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada setting yang spesifik

Anda mungkin juga menyukai