Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kanker payudara termasuk tersering ditemukan pada wanita setelah kanker serviks. Insiden
Namun belum begitu banyak orang yang menyadari begitu bahayanya penyakit yang
disebabkan oleh neoplasama, hal ini tentunya sangat memprihatinkan bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya kurangnya
pengetahuan tentang penyakit neoplasma dan pendidikan yang belum merata dimasyarakat
Indonesia
Oleh karena itu sangatlah diharapkan melalui referat ini agar masyarakat luas
memahami atau paling tidak hanya sekedar mengetahui mengenai neoplasma ini, karena
Cystosarcoma phyllodes adalah jarang, terutama tumor jinak yang terjadi hampir
semata-mata pada payudara wanita. Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti
tumor berdaging, dan phyllo, yang berarti daun. Dengan nyata sekali, tumor menampilkan
karakteristik yang besar, sarkoma ganas, mengambil tampilan seperti-daun ketika dipotong,
dan menampilkan epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis (karena itu
namanya). Karena sebagian besar tumor itu jinak, namanya dapat menyesatkan. Dengan
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan melaksanakan askeb pada ibu dengan gangguan sistem
reproduksi ?
2. Apa pengertian gangguan sistem reproduksi ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Yaitu malaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan melakukan pendekatan secara pribadi
Tindakan sebagai bidan dalam melaksanakan askeb pada ibu dengan gangguan sistem
2
reproduksi yaitu :
c. melakukan pemeriksaan
1. Pengetahuan Dasar
a. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual
2. Keterampilan dasar
a. Mengidentifikasi gangguan-gangguan dan kelainan system reproduksi
b. Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi
c. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada wanita/ibu
3. Keterampilan tambahan
a. Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopause
b. Memberikan pengobatan kepada wanita dengan pendarahan abnormal dan abortus
3
d. Memberikan pelayanan dan pengobatan yang sesuai dengan kewenangan pada
4. Pengetahuan tambahan
a. Mikroskop dan penggunaannya
b. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan Pap smear
5. Keterampilan tambahan
a. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan hapusan wanita
b. Mengambil dan proses pengiriman sediaan Pap smear
B. Sistem reproduksi pada wanita yaitu : pada ovarium , saluran telur, rahim, leher
a. Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 4 cm.
Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium
menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran
reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
c. Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium)
dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut
4
infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi
menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum
akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju
uterus.
d. Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri
yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher
rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi
fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa
lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun
dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir
dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum
e. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina
bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar
berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa
jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat
terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot
dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin
akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer
5
dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai
usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah
tidak terjadinya menstruasi selama 3 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
c. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
6
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin,
D. Tujuan
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
7
- Gangguan pada sistem reproduksi wanita meliputi : gangguan menstruasi,
kanker genitalia, kanker vagina, kanker serviks, kanker ovarium,
endometriosis, infeksi vagina
- Gangguan pada mamae meliputi : mastitis, fibrio adenoma, kista sarcoma
Filodes, dll.
- Setiap melakukan asuhan kebidanan harus diawali dengan komunikasi yang
Baik.
B. SARAN
- Sebaiknya pasien menjalani pemeriksaan penunjang sebelum melaksanakan
tindakan mastektomi.
- Mastektomi perlu dilakukan untuk mencegah metastasis lebih lanjut.
Sebaiknya suami pasien disarankan untuk berhenti merokok.
- Untuk orang yang memiliki faktor risiko dan presdisposisi terhadap neoplasma
tertentu diharapkan selalu menjaga kesehatan dengan melakukan gaya hidup sehat
untuk mencegah munculnya neoplasma tersebut, serta sebaiknya melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin.
DAFTAR PUSTAKA
8
Jakarta: EGC.
- http://www.bayisehat.com/breastfeeding-mainmenu-33/430-mastitis-laktasi.html
- http://legasi.blogspot.com/2007/01/fibroadenoma-mammae.html
-http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-manusia-
wanita/