Aromaterapi Untuk Lansia Insomnia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

AROMA TERAPI PADA MASALAH KEPERAWATAN LANSIA DENGAN

INSOMNIA

MAKALAH

Oleh

Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
AROMA TERAPI PADA MASALAH KEPERAWATAN LANSIA DENGAN
INSOMNIA

MAKALAH

disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Gerontik

dengan dosen pengampu: Ns.Kushariadi, S.Kep., MNS

oleh

Neneng Dwi Saputri NIM 142310101020

Aisatul Zulfa NIM 142310101029

Amanda Christie Yannus NIM 142310101065

Verina Sari Rahmadiar NIM 142310101068

Restina Septiani NIM 142310101118

Rizal Amirullah NIM 142310101141

Koyyimatus Solehah NIM 142310101146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Aromaterapi pada
Masalah Keperawatan Lansia dengan Insomnia

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
semuanya.

Jember, Maret 2017

Penyusun
Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tidur merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar kinerja dan
performa tubuh tetap optimal saat tubuh sedang terjaga. Selama tidur, tubuh akan
membentuk dan meregenerasi sel, mendukung fungsi otak, dan mengisi kembali energi
tubuh. Bagi anak dan remaja, tidur dibutuhkan untuk membantu proses tumbuh kembang
mereka. Masalah tidur yang menyebabkan stress pribadi yang signifikan atau
menurunnya fungsi sosial,pekerjaan, atau peran lain diklasifikasikan sebagai gangguan
tidur. Salah satu gangguan tidur yang paling banyak terjadi yaitu insomnia.

Insomnia didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mendapatkan jumlah tidur


yang cukup atau kualitas tidur yang kurang. Jenis jenis gangguan insomnia yaitu: sleep
onset/sulit untuk tidur, maintaining continuous sleep/selalu terbangun di tengah malam,
waking up too early/selalu bangun lebih cepat dari yang diinginkan (National Institutes
of Health [NIH], 2005). Insomnia dapat terjadi pada setiap umur, tetapi lebih sering
terjadi pada umur 65 tahun ke atas. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 60%
lansia memiliki keluhan tidur pada sebagian besar waktunya, dan prevalensi insomnia
yang serius pada lansia adalah kisaran 20% hingga 40%. Perubahan tidur dan gangguan
tidur pada lansia dapat juga dikaitkan dengan gaya hidup yang buruk, seperti rutinitas
sehari-hari yang monoton, kurang latihan fisik, kurangnya tidur malam, sering tidur
siang, minum alkohol, dan merokok.

Beberapa dampak serius gangguan tidur yang terjadi pada lansia diantaranya
adalah meiliki rasa kantuk berlebihan pada waktu siang, atensi terganggu dan memori,
mood, depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan kualitas
hidup menurun. Seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam
per hari memiliki kontribusi lebih banyak terhadap angka kematian, angka sakit jantung
dan kanker dibandingkan dengan seseorang yang tidurnya lebih normal antara 7 jam
sampai 8 jam per hari. Penanganan insomnia pada usia lanjut terdiri dari terapi
nonfarmakologi dan farmakologi. Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala,
meningkatkan produktivitas dan fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup pada pasien usia lanjut. Menghindari minuman mengandung kafein, senam,
berdoa atau menggunakan aromaterapi sebagai penanganan nonfarmakologi bisa
menjadi alternatif penanganan insomnia pada lansia.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengetahui tingkat depresi pada lansia, terapi modalitas yang dapat diberikan
pada lansia, dan asuhan keperawatan untuk menghilangkan gejala,
meningkatkan produktivitas dan fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup pada lansia dengan insomnia
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi lansia yang mengalami insomnia
2. Mengidentifikasi terapi modalitas yang dapat diberikan pada lansia yang
mengalami insomnia
3. Mengidentifikasi pengkajian dan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami insomnia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep dasar insomnia

Insomnia berdasarkan (Nanda, 2011) merupakan gangguan terhadap jumlah dan


kualitas tidur seseorang yang mengganggu fungsi. Insomnia merupakan gangguan tidur
yang paling umum terjadi. Insomnia adalah keadaan dimana seseorang secara terus
menerus mengalami gangguan tidur berupa kesulitan tidur ataupun bangun terlalu cepat.
Hal tersebut dapat muncul sebagai reaksi terhadap perasaan yang meluap-luap atau
gangguan emosional dan juga dapat terjadi sebagai ciri khas dari pola tidur individu
yang relative tetap. Terjadinya insomnia juga berhubungan erat dengan kondisi fisik
seperti kelelahan, perubahan perlengkapan tidur, dan juga akibat pemakaian obat-obatan.
Selain diakibatkan oleh gangguan fisik insomnia juga disebabkan oleh beberapa faktor
psikologis diantaranya kegelisahan, ketakutan, perasaan bersalah serta perasaan cemas
atau stress terhadap peristiwa yang akan datang.

Insomnia terjadi ketika seseorang mengalami gangguan tidur berupa kesulitan


untuk tidur dan merasa belum tidur dengan cukup. Insomnia bukanlah sebuah penyakit
melainkan akibat dari kondisi lain misalnya nyeri. Pada lansia nyeri yang dirasakan akan
menyebabkan lansia sulit untuk tidur. Penyebab lain dari insomnia adalah sleep apnea
yang terjadi ketika sebagian dari jalan napas mengalami obstruksi saat tertidur. Gejala
yang muncul akibat sleep apnea adalah kelelahan saat terbangun dan sepanjang hari.
Lansia yang mengalami sleep apnea akan mengalami kelelahan sepanjang waktu.
Mereka akan mendengkur sepanjang malam dan mengganggu pasangan tidurnya.
Insomnia juga dapat disebabkan oleh berkemih yang sering, PPOM, dan gagal jantung
serta nocturnal movement berupa restless leg syndrome (RLS) yaitu kringinan yang
tidak dapat ditahan untuk menggerakkan salah satu kaki. (Dewi, 2014)

Demensia juga dapat mempengaruhi pola tidur yang efektif bagi lansia maupun
pasangannya. Pola tidur akan terganggu akibat demensia. Lansia dengan demensia akan
terbangun pada malam hari dan akan berjalan tanpa tujuan. Akibatnya lansia maupun
pasangannya akan mengalami kelelahan pada malam hari.

2.2 konsep dasar aromaterapi

Aromaterapi merupakan salah satu jenis metode pengobatan


tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.
Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan
konsentrasi minyak essensial yang sangat aromatic, dan diesktraksi
dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai teknik digunakan dalam
aromaterapi. Diantaranya adalah teknik pijat yang merupakan teknik
paling umum. Cara lain dengan menambahkan tetesan esensial ke
dalam air hangat yang digunakan untuk berendam dan dapat
memberi manfaat tambahan dari menghirup uap harum minyak
aromaterapi yang menguap dari air panas. Cara aplikasi aromaterapi
lainnya yaitu dengan kompres, kumur, atau oles dalam bentu krm
maupun cair. (Vitahealth, 2006)

Bentuk-bentuk sediaan aromaterapi dikemas dan dibuat dalam berbagai macam


jenis. Terdapat bentuk sediaan minyak esensial, garam, sabun mandi, dupa, minyak pijat,
dan lilin. Dalam berbagai macam bentuk tersebut, sediaan ini tentunya juga digunakan
dengan fungsi yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk minyak esensial
aromaterapi merupakan ekstrak tanaman yang dibuat menjadi jenis minyak esensial yang
dicampur dengan air, lalu dibakar. Minyak esensial digunakan dengan cara
mencampurkan 3-4 tetes minyak esensial ke dalam air sekitar 20 ml. Air tersebut
ditempatkan pada cawan yang siap untuk dipanaskan. Pemanasan cawan tersebut
menggunakan lilin dan juga bisa dengan lampu. Bentuk sediaan lilin aromaterapi
merupakan ekstrak tanaman yang dibuat menjadi bentuk lilin dan kemudian dibakar.
Tercium bau aromaterapi dari hasil pembakaran api terhadap lilin tersebut. Lilin
aromaterapi dibentuk dalam cetakan. Pembuatan lilin aromaterapi hanya bisa beberapa
jenis aromaterapi yang dibuat, misalnya lavender dan sandalwood. Hal tersebut
dikarenakan beberapa campuran minyak esensial membuat lilin sulit membeku.
Dupa aromaterapi merupakan bentuk sediaan yang dicetak. Ada
dua jenis bentuk dupa, yaitu bentuk stik dan kerucut. Dupa ini dibuat
dari bubuk akar yang dicampur dengan minyak esensial. Harganya
murah dan menggunakan campuran minyak esensial yang kualitasnya
tidak terlalu bagus. Hal tersebut dikarenakan penggunaan dupa yang
hanya dibakar.

Sediaan garam sebagai aromaterapi ternyata digunakan sebagai


bahan untuk berendam saat mandi. Garam ini dimasukkan pada air
rendaman yang kemudian dapat memberikan sensasi relaksasi dan
menyenangkan saat berendam. Bisa digunakan dengan merendam
bagian tubuh tertentu, misalnya kaki, untuk mengurangi rasa lelah.
BAB 3 APLIKASI TEORI

3.1 Gambaran Kasus

Nama : Ny. X
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Ds. Puring, Jember
Status : Cerai mati
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tamat SD
Seorang lansia berusia 70 tahun bernama Ny X dengan BB 50 kg, TB 150 cm,
TD : 160/110 mmHg, Nadi 90 x/menit, dan RR 20 x/menit. Ny X sejak 5 tahun yang lalu
tinggal bersama anak dan cucunya. Setiap hari melakukan kegiatan dirumah seperti
memasak sebagai hobinya dan bermain dengan kedua cucunya. Sejak usia 67 tahun
Ny X mengalami gangguan tidur, gangguan orientasi waktu, kesulitan
dalam mengingat sesuatu. Suatu ketika anak dari Ny X terbangun
tengah malam karena suara yang mengganggu berasal dari dapur,
setelah dilihat ternyata Ny X sedang masak dan membuat secangkir
teh hangat. Setelah ditanya oleh sang anak mengapa masak dan
membuat secangkir teh tengah malam, Ny X menjawab karena
terbangun dari tidurnya dan Ny X fikir saat itu sudah menjelang
subuh. Hal tersebut tidak berlangsung sekali dua kali saja melainkan
sering Ny X terbangun tengah malam dan melakukan aktivitas seperti
memasak, menonton tv, berjalan tak ada tujuan. Sedangkan pada
pagi harinya saat anaknya pergi ke kantor dan kedua cucunya pergi ke
sekolah, Ny X lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur
sampai pukul 13.00 WIB.

3.1 Pengkajian Status Fungsional/ Status Kognitif


3.1.1 Pengkajian Dengan MMSE

NO ITEM PENILAIAN BENA SALA


R(1) H
(0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? 0
2. Musim apa sekarang ? 1
3. Tanggal berapa sekarang ? 0
4. Hari apa sekarang ? 1
5. Bulan apa sekarang ? 1
6. Dinegara mana anda tinggal ? 1
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? 1
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? 1
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? 1
10. Di desa mana anda tinggal ? 1
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. Uang 1
12. Bulpoin 1
13. Jam Tangan 1
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal BAPAK
14. K 1
15. A 0
16. P 0
17. A 0
18. B 0
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek
19. Uang 1
20. Bulpoin 1
21. Jam Tangan 1
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan
22. Botol : 1
23. Buku 1
b. Pengulangan
Minta klien
24. Tak adamengulangi tigatetapi
jika, dan, atau 1
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! 1
26. Lipat dua ! 1
27. Taruh dilantai ! 1
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata 1
29. Tulis satu kalimat 1
30. Salin gambar 0
JUMLAH 23

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.3.1 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan proses pikir berhubungan dengan degenerasi neuronal dan demensia
progresif
2. Insomnia b/d pola aktivitas (pengaturan waktu tidur tidak
terkontrol dan jumlah waktu tidur tidak seimbang)

3.4 Rencana Keperawatan

No Diagnosa Implementasi Ttd


1. Gangguan proses pikir; 1. Beri kesempatan bagi pasien untuk:
a. Mengenal waktu
pikun/pelupa
b. Mengenal dimana dia berada
2. Observasi kemampuan pasien untuk
melakukan aktifitas sehari-hari
3. Beri kesempatan kepada pasien
untuk memilih aktifitas yang dapat
dilakukannya
4. Bantu pasien untuk melakukan
kegiatan yang telah dipilihnya
5. Beri pujian jika pasien dapat
melakukan kegiatannya
6. Tanyakan perasaan pasien jika
mampu melakukan kegiatannya
2. Insomnia b/d pola Manajemen lingkungan
aktivitas 1. Manipulasi lingkungan
(pengaturan waktu dengan memberikan aktivitas
tidur tidak terkontrol fisik pada siang hari
dan jumlah waktu Peningkatan tidur
tidur tidak 1. Berikan aromaterapi pada
seimbang) malam hari sebelum waktu
tidur
2. Fasilitasi siklus tidur-
terjaga yang teratur

3.5 Implementasi

No Diagnosa Implementasi Ttd


1. Gangguan proses pikir; 1. Memberi kesempatan bagi pasien
pikun/pelupa untuk:
a. Mengenal waktu
b. Mengenal dimana dia
berada
2. Mengobservasi kemampuan
pasien untuk melakukan aktifitas
sehari-hari
3. Memberi kesempatan kepada
pasien untuk memilih aktifitas
yang dapat dilakukannya
4. Membantu pasien untuk
melakukan kegiatan yang telah
dipilihnya
5. Memberi pujian jika pasien dapat
melakukan kegiatannya
6. Menanyakan perasaan pasien jika
mampu melakukan kegiatannya
2. Insomnia b/d pola Manajemen lingkungan
aktivitas 1. Memanipulasi lingkungan
(pengaturan waktu dengan memberikan
tidur tidak terkontrol aktivitas fisik pada siang
dan jumlah waktu hari
tidur tidak Peningkatan tidur
seimbang) 2. Memberikan aromaterapi
pada malam hari sebelum
waktu tidur
3. Memfasilitasi siklus tidur-
terjaga yang teratur
3.6 Evaluasi

No. Tanggal Evaluasi Ttd


Diagnosa
1. S :Klien mengatakan bahwa dapat
melakukan aktivitas sehari-hari
O :Dapat mengenal waktu, tempat dan
orang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
2. S :Klien mengatakan perasaannya segar
setelah bangun tidur dan dapat bangun
diwaktu yang sesuai
O: Klien bangun saat pagi hari dan tidur di
malam hari, ekspresi wajah tampak
segar
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Insomnia berdasarkan (Nanda, 2011) merupakan gangguan terhadap jumlah


dan kualitas tidur seseorang yang mengganggu fungsi. Insomnia merupakan
gangguan tidur yang paling umum terjadi. Insomnia adalah keadaan dimana
seseorang secara terus menerus mengalami gangguan tidur berupa kesulitan tidur
ataupun bangun terlalu cepat. Hal tersebut dapat muncul sebagai reaksi terhadap
perasaan yang meluap-luap atau gangguan emosional dan juga dapat terjadi
sebagai ciri khas dari pola tidur individu yang relative tetap. Demensia juga dapat
mempengaruhi pola tidur yang efektif bagi lansia maupun pasangannya. Pola tidur
akan terganggu akibat demensia. Lansia dengan demensia akan terbangun pada
malam hari dan akan berjalan tanpa tujuan. Akibatnya lansia maupun pasangannya
akan mengalami kelelahan pada malam hari

4.2 Saran

Diharapkan kepada pembaca untuk lebih memahami dan mempelajari konsep dari
Aroma Terapi Pada Masalah Keperawatan Lansia Dengan Insomnia. Makalah ini
belum begitu sempurna dan masih banyak kekurangan. Pembaca juga dapat
mencari dalam literatur lainnya untuk menyempurnakan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, sofia rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontk. Deepublish :


Yoyakarta

Diakses online [https://books.google.co.id/books?


id=ZGyb1ITUiLkC&lpg=PA207&dq=insomnia
%20adalah&hl=id&pg=PA209#v=twopage&q=insomnia%20adalah&f=true] pada
16 maret 2017

Vitahealth. 2006. Hipertensi. Gramedia pustaka utama : jakarta

https://www.academia.edu/7347826/Format_Pengkajian_pada_lansia

Diakses online

[https://www.stikesmukla.ac.id/downloads/D3 Keperawatan/PANDUAN PBK


KEP.GERONTIK D3 Keperawatan 2017/PENGKAJIAN MMSE.pdf] pada 17
Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai