Hapusnya Perjanjian

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 1

A.

HAPUSNYA PERJANJIAN

Hapusnya perjanjian harus dibedakan dengan hapusnya perikatan, karena suatu


perikatan dapat dihapus, sedangkan perjanjian yang menjadi sumbernya masih tetap
ada. Misalnya pada perjanjian jual beli, dengan dibayarnya harga maka perikatan
mengenai pembayaran menjadi hapus, sedangkan perjanjiannya belum, karena
perikatan mengenai penyerahan barang belum terlaksana.
Jika perikatan-perikatan yang bersumber dari perjanjian itu telah hapus
seluruhnya, maka perjanjiannya akan berakhir. Dalam hal ini perjanjian sebagai akibat
dari hapusnya perikatan-perikatannya.
Perjanjian dapat dihapus karena:
1. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. Misalnya perjanjian akan berlaku
untuk waktu tertentu.
2. Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu perjanjian. Misalnya
menurut pasal 1066 ayat 3 KUHPer bahwa para ahli waris dapat mengadakan
perjanjian untuk selama waktu tertentu tidak melakukan pemecahab harta
warisan. Akan tetapi waktu perjanjian tersebut oleh pasal 1066 ayat 4 KUHPer
dibatasi berlakunya hanya untuk 5 tahun.
3. Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya
peristiwa tertentu, maka perjanjian akan dihapus. Misalnya:
Perjanjian perseroan (pasal 1646 ayat 4 KUHPer)
Perjanjian pemberian kuasa (pasal 1813 KUHPer)
Perjanjian kerja (pasal 1603 J KUHPer)
4. Pernyataan menghentikan perjanjian (opzegging). Opzegging dapat dilakukan
oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak. Opzegging hanya adda pada
perjanjian-perjanjian yang bersifat sementara, misalnya:
Perjanjian kerja
Perjanjian sewa menyewa
5. Perjanjian hapus karena putusan hakim
6. Tujuan perjanjian telah tercapai
7. Dengan perjanjian para pihak (herroeping)

Anda mungkin juga menyukai