Tugas Pancasila Nesya
Tugas Pancasila Nesya
Tugas Pancasila Nesya
Pancasila yang telah di terima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum pada undang undang dasar 1945 adalah jiwa selueuh rakyat indonesia serta
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa kita, yang telah dapat mengatasi
percobaan dan ujian sejarah sehingga kita meyakini sedalam dalamnya akan
keampuhan dan kesaktiannya.
2. Manusiawi
3. Kodarat Manusia
Ekaprasetia Pancakarsa
Pengertian Pancasila
Ketetapan MPR Nomor 11/MPR/1978 yang juga di sebut Eksprasetia
Pancakarsa, memberi petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalaman kelima
sila dari pancasila sebagai berikut:
a) Sila ketuhanan Yang Maha Esa
1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap
2) Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk dan penganut
kepercayaan-kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
3) Saling menghargai kebebasan menjalan ibadah sesuai dengan ibadah
dan kepercayaannya
b) Sila kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan baik dan persamaan
kewajiban antar sesama manusia
2) Saling mencintai sesama
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa
4) Tidak semena mena terhadap orang lain
5) Menjuanjung tinggi nilai kemanusiaan
6) Gemar melakukakan kegiatan kemanusiaan
7) Berani membela kebenaran dan keadilan
8) Bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari umat manusia
dan bekerja sama dengan bangsa lain
c) Sila pesatuan indonesia
1) Menempakan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Cinta tanah air dan bangsa
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika
d) Sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat di liputi poleh semangat
kekeluargaan
5) Dengan iktikad baik dan rasatanggung jawab untuk memerima dan
melaksanakan hasil musyawarah
6) Musyawarah di lakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur
7) Keputusan yang diambil harus dapat di pertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai nilai kebenaran dan keadilan
e) Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasasana kekeluarkaan dan gotong royong
2) Bersikap adil
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak hak orang lain
5) Suka memberi pertolongan kepeda orang lain
6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
7) Tidak bersikap bosan
8) Tidak bergaya hidup mewah
9) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
10) Suka bekerja keras
11) Menghargai hasil karya orang lain
12) Bersama sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial
Pola Pelaksanaan P4
Setelah kita memiliki P4, maka agar pancasila maka agar pancasila benar-benar terasa
dalam kehidupan sehar-hari dan dengan demikian sekaligus melestarikan pancasila maka kita
perlu melaksanakan P4 dengan mendarahdagingkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan sudah terperinci dalam P4.
Mendarahdagingkan P4 adalah proses pendidikan dalam arti luas, oleh karna itu usaha
kita ke arah ini perlu dilakukan secara sadar, teratur, dan terencana sehingga tingkah laku kita
beranjak ke arah penghayatan dan pengamalan pancasila
3. Pola pelaksanaan P4
Untuk melaksanakan P4 perlu usaha yang di lakukan secara berencana dan terarah,
berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar pancasila sungguh-sungguh dihayati dan
diamalkan oleh segenap warga negara.
Kedua hal tersebut tidaklah dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya sama-sama
saling mempengaruhi dan saling mendukung
a. Jalur-jalur digunakan
1) Jalur pendidikan
Dalam pelaksanaan P4, maka peranan pendidikan sangat penting, baik
pendidikan disekolah (formal) dan pendidikan diluar sekolah (informal)yang
terlaksana didalam keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a) Keluarga
b) Sekolah
c.) Lingkungan
Dalam hal ini undang-undang juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol, alat
mengecek apakah norma hukum yang lebih rendah yang berlaku itu sesuai atau tidak
dengan ketentuan undang-undang dasar.
Di sampingnya masih ada hukum dasar yang lain, ialah hukum dasar yang tertulis
yaitu yang menurut penjelasan undang-undang dasar 1945 merupakan aturan-aturan dasar
yang timbul dalam praktek penelenggaraan negara meskipu tidak tertulis aturan-aturan
semacam itu disebut Konvensi
1) Undang-undang dasar itu sudah cukup apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja,
hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negarauntuk menyelenggarakan tugasnya
2) Undang-undang dasar yang singkat itu menguntungkan bagi negara Indonesia ini,
yang masih harus terus berkembang, harus terus hidup secara dinamis masih terus
akan mengalami perubahanperubahan. Dengan atura-aturan tertulis, yang hanya
memuat aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak
mudah ketinggalan zaman
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD 1945 dan
cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber pada atau dijiwai oleh dasar falsafah
Negara Pancasila. Di sinilah arti dan fungsi pancasila sebagai dasar negara.
Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar falsafah negara Pancasila adalah merupakan satu
kesatuan nilai dan norma yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dalam
batang tubuh UUD 1945.
Undang-undang dasar bukanlah hukum dasar biasa melaikan sumber dari segala
sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya Undang-undang, peraturan pemerintah,
bahkan setiap peraturan yang lebih tinggi. Yang pada akhirnya dapat dipertanggung jawabkan
pada ketentuan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945, Undang-Undang Dasar 1945 itu sendiri ialah bahwa
pembukaan Undang-Undang Dasar mengandung pokok-pokok pikiran yang pokok pokok
pikiran, yang pokok pokok pikiran itu di ciptakan oleh Undang-Undang Dasar dalam pasal-
pasalnya.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan empat asal aturan
peralihan dan dua ayay aturan tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat dan bersifat
fleksibel undang-undang yang singkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti
Indonesia ini yang masih harus berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan
pokok itu merupakan aturan yang luwes kenyal dan tidak ketinggalan zaman sedangkan
aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang
yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabut oleh karena itu semakin supel
aturan itu semakin baik
Pembukaan yang terdiri dari empat alinea itu masing-masing arti dan makna yang
sangat dalam, mempunyai nilai yang universal dan lestari. Pembukaan Undang-Undang dasar
tidak boleh diubah oleh siapapun. Dasar hukumnya adalah Tap MPR No XX/MPR/1966,
V/MPR/1973, III/MPR/1981
Makna alenia-alnia pembukaan UUD 1945
Alenia pertama berbunyi : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa dan ole sebab itu maka penjajajahan diats dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan . Hal ini menggambarkan keteguhan dan kuatnya
bangsa Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajahan.
Dengan pernyataan ini bukan Cuma bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka, tetapi
juga akan berdiri di barisan paling depan untuk menentang dan menghapuskan diatas dunia.
Ini berarti bahwa setiap hal yang bertentangan atau tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan
prikeadilan juga harus secara sadar di tentang oleh bangsa Indonesia.
Alinea ketiga berbunyi Atas berkat rahmat Allah yang Maha kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyak
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya. Hal ini merupakan penegasan kembali
apa yang menjadi motivasi rill dan materill bangsa Indonesia untuk menyatakaan
kemerdekaanya dan juga menjadi keyakinan dan kepercayaan menjadi motivasi spritualnya,
bahawa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah yang
Mahakuasa. Ini adalah suatu gambaran bahwa bangsa Indonesia mendabakan kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Pembukaan UUD 1945 memiliki fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945
itu sendiri, ialah bahwa pembukaan UUD 1945 menandung pokok-pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 yaitu dalam pasal-pasalnya
4 pokok pikiran tersebut diurutkan sebagai berikut :
b. Pokok pikiran Kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi social bagi
seluruh rakyat. Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan social. Pokok pikiran yang
hendak diwujudkan oleh Negarabagi seluruh rakyat ini didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dankewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan social dalam kehidupan masyarakat.
c. Pokok pikiran Ketiga : Negara yang berkedaulatan rajyat berdasar atas kerakyatan
dan permisyawaratn/perwakilan. Oleh karena itu, sisten negara yang terbentuk dalam
UUD 1945 harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratn/perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat
Indonesia. Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa
kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
d. Pokok pikran Keempat : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, UUD 1945 harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sebagaimana telah disebutkan dalam UUD 1945: Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR ( pasal 1 ayat 2 UUD 1945) maka suatu unsure untuk
mewujudkan suatu demokrasi Pancasila harus dilakukan. Untuk itulah pemerintah orde baru
yang telah bertekad untuk mewujudkan kehidupan kostitusional yang berangkat dari
perwujudan demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Mekanisme itulah yang
kemudian mempunyai kalender konstitusional yang mempunyai siklus sebagai berikut
Pertana : karena kedaulatan berada ditangan rakyat ,dan dijalankan sepenuhnya oleh
MPR sedikit-dikitnya bersidang satu kali dalam lima tahun sekali makia harus
dilakukan pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat. Dengan hasil
Pemilihan Umum inilah kemudian dibentuk MPR yang anggotanya terdiri atas
anggota DPR yang terpilih dalam PEMILU ditambah dengan utusan daerah
dan golongan.
Kedua: Sidang umum MPR kemudian 1. Menetapkan garis-garis besar haluan Negara
(GBHN) 2. Memilih Presiden sebagai mandataris MPR serta Wakil Presiden,
dengan tugas melaksanakan GBHN dan ketetapan MPR lainnya
Ketiga: Presiden/mandataris MPR dengan di bantu oleh wakil presiden dan para
Mentri menjelaskan GBHN dalam program pembangunannya untuk
dilaksanakan, kemudian di pertanggung jawabkan kepada pemberi mandat
yakni MPR Karena itulah karena hubungannya dengan mekanisme ini
presiden juga bertugas untuk membentuk lembaga tinggi Negara yakni DPA
dan BPK berdasarkan UU yang telah di setujui oleh DPR melaksanakan
pemilu untuk periode berikutnya agar mekanisme lima tahun ini terus berjalan
dan menjadi cirikhas dari berjalannya konstitusi kita
b. Melaksanakan pemilu tepat pada waktunya untuk membentuk DPR dan MPR
yang baru nantinya
c. Mengajukan APBN setiap tahun tepat pada waktunya dalam rangka melaksanakan
GBHN Sesuai GBHN yang sekarang maka presiden yang terpilih harus menyusun
lepelita IV
e. Dan seterusnya
DPR (setelah setelah selesai siding umum MPR) melaksanakan tugasnya mengawasi
pelaksanaan tugas presiden, baik melalui hak budget menyetujui APBN setiap tahunnya,
memberikan persetujuan atas RUU dengan prasarana-prasarana lainnya
Demikian juga lembaga Negara lainnya melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan UUD 1945 dan UU yang bersangkutan.