El2101 06 13216601

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MODUL VI RANGKAIAN RESONANSI

Fitrah Azizah (13216601)


Asisten: Bagus Prabangko
Tanggal Percobaan: 09/11/2016
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak resistansi saja (Z=R) sehingga rangkaian dapat


dikatakan sebagai rangkaian resistif dan tegangan
Resonansi merupakan gejala yang terjadi pada rangkaian
berada satu fasa dengan arus (sudut fasa = 0).
RLC yaitu rangkaian yang memiliki komponen resistor,
Pada rangkaian resonansi dapat dihitung
induktor dan kapasitor, dimana dalam keadaan resonansi
frekuensi resonansinya dan diketahui quality factor
tegangan reaktansi kapasitif sama dengan tegangan reaktansi
nya. Dalam praktikum ini akan dilakukan lima
induktif. Pada praktikum kali ini akan dilakukan lima
percobaan yaitu percobaan resonansi seri RLC,
percobaan antara lain adalah percobaan resonansi seri RLC,
percobaan resonansi paralel R dengan L,
percobaan resonansi paralel R dengan L, percobaan
percobaan rangkaian seri C dengan paralel C dan
rangkaian seri C dengan paralel C dan L, dan yang terakhir
L, dan yang terakhir percobaan aplikasi rangkaian
percobaan aplikasi rangkaian resonansi dalam filter.
resonansi dalam filter.Semua rangkaian percobaan
Keseluruhan percobaan ini selain bertujuan untuk mengenal
ini tidak lain bertujuan untuk:
sifat rangkaian RLC dan resonansi pada setiap jenis
rangkaiannya, juga bertujuan untuk dapat menentukan a. Mengenal sifat rangkaian RLC.
kapan keadaan resonansi itu, caranya adalah dengan
b. Mengenal resonansi seri, resonansi paralel,
memperkirakan frekuensi resonansi rangkaian RLC pada
dan resonansi seri-paralel.
saat tegangan di resistor (vo) mencapai nilai maksimum
dan/atau minimum. Hal ini terjadi karena pada saat c. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan
rangkaian bersifat resonansi, nilai impedansi reaktansi paralel.
induktif sama dengan impedansi reaktansi kapasitif dengan
d. Dapat menghitung dan/atau memperkirakan
kata lain XL=XC sehingga yang terukur hanyalah
frekuensi resonansi rangkaian RLC.
hambatan resistansi saja dan tegangan pada resistornya akan
maksimum dan/minimum.
2. STUDI PUSTAKA
Kata kunci: Rangkaian RLC, Resonansi, Frekuensi
Resonansi. 2.1 RANGKAIAN RLC
Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang di
1. PENDAHULUAN
dalamnya mengandung komponen resistor,
Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang terdiri kapasitor dan induktor, total impedansi dalam
dari resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C). rangkaian RLC dapat dituliskan dalam bentuk:
Sifat suatu rangkaian RLC bergantung pada
besarnya impedansi yang diberikan komponen
induktor dan kapasiotor. Jika suatu rangkaian
memiliki reaktansi kapasitif yang lebih besar maka Dimana pada rangkaian ini apabila XL>XC maka
sifat rangkaian tersebut akan berbeda dengan rangkaian bersifat induktif, apabila XL<XC maka
rangkaian yang memiliki reaktansi induktif yang rangkaian bersifat kapasitif sedangkan apabila
lebih besar. Terdapat tiga kondisi yang XC=XL maka rangkaian bersifat resistif. [1]
menunjukan sifat dari suatu rangkaian. Apabila
reaktansi induktif lebih besar dari reaktansi 2.2 RESONANSI
kapasitif (XL>XC) rangkaian bersifat induktif dan Keadaan resonansi adalah keadaan dimana
tegangan akan mendahului arus sebesar sudut (). rangkaian RLC memenuhi syarat-syarat di bawah
Jika reaktansi kapasitif lebih besar dari reaktansi ini:
induktif (XC>XL) maka rangkaian akan bersifat
kapasitif dan tegangan akan tertinggal dari arus Reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif
sebesar sudut (). Sedangkan kondisi terakhir sama besar (XL=XC)
yaitu apabila reaktansi kapasitif sama dengan Impedansi samadengan hambatan resistor
reaktansi induktif (XC=XL) maka rangkaian (Z=R)
berada dalam keadaan resonansi dimana
impedansi yang terukur hanyalah hambatan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1
Tegangan dan arus berada pada fasa yang Disini O adalah frekuensi yang membuat
sama (=0) rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R.[3]
Pada keadaan resonansi reaktansi kapasitif dan
reaktansi induktif akan saling meniadakan
3. METODOLOGI
sehingga hanya menyisakan hambatan resistansi
saja. [2] 3.1 KOMPONEN DAN ALAT UKUR YANG
DIGUNAKAN
2.3 RESONANSI SERI
a) Generator Sinyal (1 buah)
b) Osiloskop (1 buah)
c) Kabel BNC probe jepit (2 buah)
d) Kabel 4mm jepit buaya (max. 5 buah)
e) Multimeter Digital (2 buah)
Gambar 2.1 Rangkaian Seri RLC
f) Breadboard (1 buah)
Impedansi total :
g) Kabel jumper (1 meter)
h) Induktor 2,5 mH (2 buah)
Pada saat nilai XL=XC, maka akan didapatkan
i) Kapasitor 470 pF (5 buah)
persamaan :
j) Resistor 47 (4 buah)

3.2 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

PERCOBAAN RANGKAIAN SERI R, L, C


(RESONANSI SERI)
1. Membuat rangkaian seperti pada Gambar
f merupakan nilai frekuensi yang menyebabkan 3.1 di bawah ini:
rangkaian mengalami resonansi sehingga
rangkaian bersifat resistif. Jika nilai f<fo rangkaian
akan bersifat kapasitif dan jika f>fo rangkaian akan
bersifat induktif.[3]

2.4 RESONANSI PARALEL

Gambar 3.1 Rangkaian resonansi seri RLC

Gambar 2. 2 Rangkaian RL 2. Mengubah frekuensi generator sinyal


untuk mencari nilai tegangan Vo
Admintasi total:
maksimal dan atau minimum lokal.
Kemudian mencatat nilai tegangan Vo
maksimal dan atau minimum tersebut.
Pada saat nilai BL=BC, maka akan didapatkan
persamaan : 3. Pada frekuensi yang menyebabkan
tegangan Vo maksimal dan atau minimum
lokal tersebut, besarnya tegangan
induktor (VAB) dan kapasitor (VBO)
dicatat juga dalam BCL.

4. menganalisis karakteristik rangkaian pada
saat resonansi dan mencatatnya dalam
laporan praktikum.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 2
PERCOBAAN RANGKAIAN R, L (RESONANSI tegangan induktor (VAB) dan kapasitor
PARALEL) (VBO) dicatat juga dalam BCL.

1. Membuat rangkaian seperti pada Gambar 4. menganalisis karakteristik rangkaian


3.2 di bawah ini : pada saat resonansi dan mencatatnya
dalam laporan praktikum.

PERCOBAAN RANGKAIAN SERI C DENGAN


PARALEL C DAN L

1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.4 di


bawah ini :

Gambar 3.2 Rangkaian Resonansi Paralel RLC

2. Mengubah frekuensi generator sinyal


untuk mencari nilai tegangan Vo
maksimal dan atau minimum lokal.
Kemudian mencatat nilai tegangan Vo
maksimum dan atau minimum tersebut.
Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Resonansi Seri
3. Pada frekuensi yang menyebabkan Paralel 2
tegangan Vo maksimal dan atau 2. Mengubah frekuensi generator sinyal
minimum lokal tersebut, besarnya untuk mencari nilai tegangan Vo
tegangan induktor (VAB) dan kapasitor maksimal dan atau minimum lokal.
(VBO) dicatat juga dalam BCL. Kemudian mencatat nilai tegangan Vo
maksimum dan atau minimum tersebut.
4. menganalisis karakteristik rangkaian pada
saat resonansi dan mencatatnya dalam 3. Pada frekuensi yang menyebabkan
laporan praktikum. tegangan Vo maksimal dan atau
minimum lokal tersebut, besarnya
PERCOBAAN RANGKAIAN PARALEL L DENGAN tegangan induktor (VAB) dan kapasitor
SERI L DAN C (VBO) dicatat juga dalam BCL.

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 4. menganalisis karakteristik rangkaian pada


3.3 di bawah ini: saat resonansi dan mencatatnya dalam
laporan praktikum.

PERCOBAAN APLIKASI RANGKAIAN RESONANSI


DALAM FILTER

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar


3.5 di bawah ini :

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Resonansi Seri


Paralel 1

2. Mengubah frekuensi generator sinyal


untuk mencari nilai tegangan Vo
maksimal dan atau minimum lokal.
Kemudian mencatat nilai tegangan Vo
maksimum dan atau minimum tersebut.
Gambar 3.5 Rangkaian Percobaan Aplikasi
3. Pada frekuensi yang menyebabkan Rangkaian Resonansi Paralel dalam Flter
tegangan Vo maksimal dan atau 2. Mencari frekuensi dimana Vo menjadi
minimum lokal tersebut, besarnya minimum. Lalu mencari Vo di FC/10,
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3
FC/100, & FC*10, FC*100, seperti pada C = 470 pF
gambar 3.5 dibawah ini (Untuk mencari
L = 2,5 mH
Vo max digunakan frekuensi 50Hz) :
Hasil perhitungan frekuensi dari nilai komponen
diatas didapatkan:


Gambar 3.6 Bode Plot untuk rangkaian pada gambar
3.5

3. Dicari juga beda fasa antara Vin dan Vo


pada titik-titik frekuensi tersebut. Dan Berdasarkan percobaan perhitungan, diperoleh
menggambarkan bode-plot serta beda pada saat frekuensi 146,825 kHz, nilai tegangan
fasa-nya di BCL. maksimum terukur: Vo = 232 mVpp.
Berikut ditampilkan dalam bentuk tabel, frekuensi
4. Melakukan kembali langkah 1-3 dengan beserta tegangan terukur hasil osiloskop pada
rangkaian seperti pada gambar 3.6 di percobaan pertama rangkaian resonansi seri:
bawah ini:
Tabel 4.1 Hasi Percobaan 1 pada Osiloskop

Frekuensi V0 Vab Vbo

(kHZ) (mV) (mV) (mV)

106,825 212 Tidak diukur Tidak diukur

146,825 232 408 90

186,825 208 Tidak diukur Tidak diukur

226,825 204 Tidak diukur Tidak diukur

Gambar 3.7 Rangkaian Percobaan Resonansi Seri Pada percobaan ini praktikan melakukan suatu
dalam Filter beserta Bode plotnya kesalahan dimana kapasitor yang seharusnya
digunakan 470pF (berwarna cokelat kecil) pada
saat praktikum justru digunakan kapasitor 47nF
(warna hijau agak besar). Namun terlepas dari itu
4. HASIL DAN ANALISIS
semua, kesalahan ini tidak berpengaruh besar
terhadap tujuan dari percobaan ini dilakukan,
4.1 RANGKAIAN R, L, C (RESONANSI SERI)
hasil yang ingin terlihat dari praktikum ini tetap
Pada percobaan rangkaian R, L, C ini rangkaian nampak meskipun nilai kapasitornya berbeda.
3.1 dibuat dalam sebuah protoboard yang sudah
Pada rangkaian seri ini, nilai tegangan pada
tersedia dengan input tegangan dan nilai
resistansi (Vo) dipengaruhi oleh nilai frekuensi
komponen sebagai berikut:
yang diberikan generator sinyal, dimana apabila
Vi = 1 Vpp (generator sinya) frekuensi yang diberikan mendekati/samadengan
R = 47 frekuensi resonansi (fo), maka tegangan Vo akan
semakin membesar. Namun terlihat jelas juga

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4


pada tabel apabila frekuensi diberikan jauh lebih
besar/ jauh lebih kecil dari frekuensi resonansi Pada percobaan kedua ini praktikan masih belum
(fo) tegangan Vo akan kembali mengecil. Hal ini menyadari mengenai kesalahan kapasiotor yang
disebabkan pada frekuensi resonansi impedansi digunakan sehingga praktikan masih
yang terukur hanya impedansi dari hambatan menggunakan kapasitor 47nF yang seharusnya
resistansi saja sehingga tegangan yang terukur digunakan 470pF. Sekali lagi, pada rangkaian
pada saat resonansi (pada rangkaian resonansi paralel pun kesalahan itu tidak menjadi masalah
seri) akan menjadi tegangan maksimal. besar karena tujuan dari percobaan ini tetap
nampak meskipun nilai kapasitansinya berbeda
4.2 PERCOBAAN RANGKAIAN PARALEL R, L dengan petunjuk yang ada di modul.
(RESONANSI PARALEL) Pada percobaan resonansi paralel ini nilai
tegangan yang diukur di resistor (Vo) juga
Pada percobaan rangkaian RL ini rangkaian 3.2
dipengaruhi oleh frekuensi yang diberikan
dibuat dalam sebuah protoboard yang sudah
generator sinyal seperti halnya pada rangkaian
tersedia dengan input tegangan dan nilai
seri. Bedanya dengan rangkaian resonansi seri,
komponen sebagai berikut:
pada rangkaian resonansi paralel apabila
Vi = 1 Vpp (generator sinyal) frekuensi diberikan mendekati frekuensi resonansi
(fo) akan didapati tegangan justru semakin
R = 47
mengecil (sangat kecil) sampai mencapai nol koma,
L = 2,5 mH hal ini diduga karena pada saat resonansi
rangkaian seperti dalam keadaan open circuit.
C = 470 pF
Sebaliknya apabila diberikan frekuensi menjauhi
Hasil perhitungan frekuensi dari nilai komponen nilai frekuensi resonansi (menjauhi lebih kecil
diatas sama halnya dengan perhitungan yang maupun menjauhi lebih besar) akan didapati
dilakukan pada percobaan rangkaian resonansi tegangan Vo membesar. Sifat tegangan Vo ini
seri sebelumnya : berkebalikan dengan yang terjadi pada rangkaian
seri resonansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada rangkaian resonansi paralel tegangan akan
mencapai tegangan minimum.

4.3 PERCOBAAN RANGKAIAN PARALEL L


DENGAN SERI L DAN C

Pada percobaan ketiga ini rangkaian 3.3 dibuat


dalam sebuah protoboard yang sudah tersedia
dengan input tegangan dan nilai komponen
sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Hasil Percobaan 2 paada Osiloskop Vi = 1 Vpp (generator sinyal)
R = 47
Frekuensi V0 Vab Vbo
L1 = 2,5 mH
(kHZ) (mV) (mV) (mV) L2 = 2,5 mH
C = 470 pF
136,825 70 Tidak diukur Tidak diukur
Berdasarkan data tersebut maka nilai fo saat Vo-
nya maksimum lokal adalah:
146,825 70 48 48


156,825 74 Tidak diukur Tidak diukur


166,825 78 Tidak diukur Tidak diukur

176, 825 82 Tidak diukur Tidak diukur

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5


Berdasarkan data tersebut maka nilai fo saat Vo-
Tabel 4.3 Hasil Percobaan 3 pada osiloskop nya maksimum lokal adalah:

Frekuensi V0 VL VC VCL

(MHz) (mV) (mV) (mV) (mV) ( )

12 2 Tidak Tidak Tidak


diukur diukur diukur
( )

12,5 37,6 Tidak Tidak Tidak


diukur diukur diukur

13 47,2 Tidak Tidak Tidak


diukur diukur diukur Berikut tabel hasil tegangan pada beberapa titik
frekuensi yang diberikan generator sinyal:

13,5 52,8 248 36 280 Tabel 4.4 Hasil Percobaan 4 (gelombang input kotak)

Frekuensi V0 VL VC
14 47,2 Tidak Tidak Tidak
diukur diukur diukur
(MHz) (mV) (mV) (mV)

14,5 39,2 Tidak Tidak Tidak


diukur diukur diukur 11,5 208 Tidak diukur Tidak diukur

11,7 212 Tidak diukur Tidak diukur


Dari data percobaan diatas diketahui tegangan
maksimum jatuh pada frekuensi resonansi sebesar
13,5 MHz, sedangkan pada perhitungan diketaui Tidak diukur Tidak diukur
11,9 216
bahwa tegangan maksimum lokal akan terjadi
pada frekuensi resonansi sebesar 103,821 kHz,
perbedaan antara perhitungan dengan Tidak diukur Tidak diukur
12,1 216
pengukuran diduga akibat kesalahan pemakaian
kapasitor seperti pada percobaan sebelum-
sebelumnya, dan tidak dapat dipungkiri bahwa Tidak diukur Tidak diukur
12,3 212
nilai komponen induktor, kapasitor, resistor dan
hambatan dalam dari generator sinyal yang tidak
tepat seperti pada referensi sangat mempengaruhi Tidak diukur Tidak diukur
12,5 208
data hasil pengukuran.

1.4 PERCOBAAN RANGKAIAN SERI C Tidak diukur Tidak diukur


14 166
DENGAN PARALEL C DAN L

Pada percobaan ke-empat ini rangkaian 3.4 dibuat


13,8 146 Tidak diukur Tidak diukur
dalam sebuah protoboard yang sudah tersedia
dengan input tegangan dan nilai komponen
sebagai berikut:
13,6 148 Tidak diukur Tidak diukur
Vi = 1 Vpp (generator sinyal)
R = 47
13,4 150 Tidak diukur Tidak diukur
C1 = 470 pF
C2 = 470 pF
Dalam percobaan keempat ini praktikan sudah
L = 2,5 mH menyadari mengenai kesalahan kapasitor yang
digunakan sehingga praktikan segera
menggantinya dengan kapasitor yang benar yaitu
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6
sebesar 470 pF. Meskipun begitu praktikum
sebelumnya tidak dapat diulang dikarenakan
waktu yang terbatas.
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, hasil
tegangan minimum terukur pada frekuensi
sebesar 13,8 MHz. Semakin frekuensi yang
diberikan pada generator sinya mendekati
frekuensi 13,8 MHz, maka tegangan terukur pada
resistor mencapai tegangan minimum, jadi dapat Gambar 3.1 Hasil Percobaan 5 (Bandpass Filter)
disimpulkan bahwa 13,5 MHz merupakan
frekuensi resonansi pada rangkaian ini. Pada 2. KESIMPULAN
perhitungan dinyatakan bahwa pada rangkaian
1. Gejala resonansi akan terjadi pada setiap
ini frekuensi resonansi jatuh pada frekuensi
rangkaian RLC dimana kondisi reaktansi
207,642 kHz namun kenyataannya pada saat
induktif sama dengan reaktansi kapasitif
praktikum, nilai dalam ranah kHz tidak dapat
(XC=XL)/(BC=BL).
dievaluasi dalam rangkaian, dengan kata lain
generator sinyal tidak dapat memberikan 2. Pada rangkaian seri RLC akan didapati
frekuensi dalam kHz, dikatakan pada layar tegangan maksimum di resistor saat
Bounded limit dan pada osiloskop tidak diberikan respon frekuensi resonansi .
mengeluarkan sinyal apapun. Jadi praktikan 3. Pada rangkaian paralel RLC akan didapati
hanya mengevaluasi pada ranah MHz sehingga tegangan minimum di resistor saat
data dalam percobaan ini tidak dapat dikatakan diberikan respon frekuensi resonansi.
valid karena belum adanya pembuktian yang
benar antara hasil perhitungan dan hasil 4. Pada rangkaian resonansi seri akan
pengukuran. membentuk jenis filter: Bandpass Filter.
5. Pada rangkaian resonansi paralel akan
4.5 PERCOBAAN APLIKASI RANGKAIAN membentuk jenis filter: Bandstop Filter.
RESONANSI DALAM FILTER (namun belum terbukti pada praktikum
Pada percobaan ini, percobaan pada rangkaian ini)
paralel tidak dilakukan dikarenakan generator
sinyal yang (masih) tidak dapat mengevaluasi DAFTAR PUSTAKA
rangkaian pada ranah frekuensi kHz dan [1] http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/20
tegangan yang keluar-pun tidak seperti yang 14/12/rangkaian-seri-RLC-dan-frekuensi-
diinginkan, seharusnya titik-titik frekuensi yang resonansi.html , 10-11-2016, 19:15.
ditetapkan membentek bandstop filter sehingga
pada percobaan ini praktikan hanya melakukan [2] Zuhal, Prinsip Dasar Elektro Teknik, PT.
percobaan pada rangkaian seri saja yang Gramedia , Jakarta, 2004.
menghasilkan bandpass filter. [3] Mervin T Hutabarat, Praktikum Rangkaian
Berikut tabel yang menampilkan titik-titik Elektrik, Laboratorium Dasar Teknik Elektro
frekuensi yang membentuk bode plot bandpass ITB,Bandung, 2016.
filter pada rangkaian seri RLC:
Tabel 4.5 Hasi Percobaan Rangkaian Seri

Frekuensi(MHz) Vi (Vpp) Vo(Vpp)

12,4 1 0,043

13,2 1 0,060

14,2 1 0,043

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai