Kontrol Sel
Kontrol Sel
Kontrol Sel
Pada siklus sel ada titik penting yang disebut checkpoint. Checkpoint
diperlukan untuk menentukan sel memasuki tahap berikutnya atau
menghentikan siklus sel jika kondisinya tidak memungkinkan. Checkpoint adalah
mekanisme yang menghambat siklus sel jika terjadi (1) Proses krisis tertentu,
seperti replikasi DNA yang tidak terselesaikan secara sempurna , atau (2) Ada
kromosom DNA yang rusak (Karp, 1999). Untuk melakukan fungsinya, Checkpoint
memerlukan setidaknya tiga komponen, yaitu,
Sumber :Campbell et al
Jalur Retinoblastoma
Rb (atau RB) adalah gen supresor tumor yang meregulasi siklus sel. Pertama
kali ditemukan, gen ini bertanggung jawab terhadap kanker retina mata pada
anak-anak sehingga dinamakan retinoblastoma. Pemeriksaan sel pada anak-anak
penderita retinoblastoma menunjukkan hilangnya sebagian kecil satu anggota
kromosom homolog ke 13 (Hutchison, 1995).
Protein yang dikode oleh gen RB yaitu pRB (Rb) berperan penting untuk
meregulasi siklus sel dari G1ke tahap S, yaitu saat terjadinya transkripsi dan
sintesis protein. Mekanisme kontrol dari RB adalah melalui pelekatannya dengan
kelompok faktor transkripsi yaitu E2F. Kelangsungan siklus sel dipengaruhi oleh
lepasnya supresor yang bergantung pada kelompok Rb- E 2F, bukan transkripsi
yang bergantung pada E2F.
Ras sangat penting untuk melalui R. Jadi, untuk mengaktifkan Ras, SOS
harus sampai ke membran. Ketika SOS mengaktifkan Ras, SOS mengubah GDP
yang melekat menjadi GTP. Ras yang nmelekat pada GDP menjadi non-aktif. Saat
Ras melekat pada GTP, Ras menjadi aktif dan mengubah konformasinya sehingga
dapat berinteraksi dengan efektor hilir, seperti Raf. Jadi Ras, seperti G-0protein
lainnya, beroperasi sperti switch molekuler: GDP=GTP dan GTP=on (Karp, 1999).
Jadi urutan aktifasi ERK (Ras Raf MEK ERK ) merupakan jalur kritis
pada transisi G1 ke tahap S yang distimulasi oleh faktor pertumbuhan. Aktifasi
darin faktor-faktor pertumbuhan. Aktivasi oleh faktor-faktor transkripsi ini, secara
langsung oleh ERK atau tidak langsung oleh pprotein sitiplasmik seperti P90 RSK ,
akan mengaktifkan transkripsi gen cyclin D yang penting uuntuk melewati R.
Cyclin D melekat pada CDK4 dan CDK6 (CDK 4/6) membentuk komplek
cyclin D-CDK4/6. Begitu cyclin D melekat, CDK 4/6 menjadi aktif dan
memfosforilasi substratnya yaitu Rb (Hutchison, 1995).
Saat ini Rb tidak lagi berikatan dengan HDAC, tetapi Rb masih melekat
pada E2F. Disinilah cyclin E berperan, cyclin E yang berikatan dengan CDK2
(kompleks cyclin E-Cdk2) bertugas untuk melepaskan E 2F dari Rb. Untuk tugas ini
Rb perlu difosforilasi secara berurutan oleh cyclin D-Cdk4/6 dan cyclin E-Cdk2.
Hal ini terjadi karena kompleks cyclin E-Cdk2 melekat di C terminus dari Rb,
padahaluntuk memfosforilasi harus berda di tengah protein (disebut pocket
domain, pada Rb ada 2 yaitu A dan B domain). Jadi untuk berada di pocket
domain, cyclin D-Cdk4/86 memfosforilasi C-terminus untuk melipat ke Rb, yang
memposisikan cyclin-Cdk2 dengan tepat pada pocket domain Rb. Begitu pocket
domain ini difosforilasi oleh cyclin E-Cdk2, E2F lepas dari Rb. Lepasnya E2F ini
kemudian memulai aktifasi transkripsi dari E 2F- dependent-genes (Harbor et al,
1999).
Famili CKI lainnya yaitu Cip/Kip terdiri dari p21Waf/Cip1, p27Kip1 dan
p57Kip2. Cip/Kip melekat dan menginhibisi cyclin E-Cdk2 dan cyclin A-Cdk2
(Alberts, 1994). Pelekatan Cip/Kip ini memandu inhibisi aktifitas Cdk sehingga
mencegah kemampuan untuk menstimulasi kelanjutan siklus sel. p27 meregulasi
komplekscyclin E-Cdk2 dengan melekat dan menekan pada komplek ini. Saat
stimulasi matogen, level cyclin D bertambah dan level p27 diturunkan (Gambar
#). Dengan mengingat bahwa p27 dan p21 ialah assembly factor untuk kompleks
cyclin D-Cdk4/6, maka level cyclin D dapat dihubungakan dengan inhibisi p27
pada cyclin E-Cdk2. Dengan tiadanya p27 dari kompleks cyclin D-Cdk4/6 untuk
melekat pada kompleks cyclin D-Cdk4/6, maka kompleks cyclin E-Cdk2 menjadi
aktif dan dapat memfosforilasi Rb (dapat terjadi setelah levelcyclin D bertambah)
(Castellanos, 1997).
G2 Checkpoint
Selain checkpoint di antara fase G1 dan S, ada juga checkpoint antara G2 dan M.Salah
satu syarat untuk masuk ke fase M adalah semua DNA telah tereplikasi. Jika tidak? ya tidak
bisa melanjutkan perjalanannya. Untuk itu dibentuklah mitotic CDK complex. Selain itu ada
juga maturation Promoting Factor (MPF).
MPF merupakan faktor pendorong kedewasaan, namun kita bisa menganggap MPF
sebagai M-phase promoting factor karena memicu lewatnya sel melalui checkpoint G2 untuk
memasuki fase M. Ketika siklin yang terakumulasi selama G2 berasosiasi dengan molekul
Cdk, kompleks MPF yang dihasilkan akan memfosforilasi berbagain protein, dan mitosis pun
terinisiasi. MPF bertindak secara langsung sebagai kinase sekaligus bertindak secara tak
langsung dengan cara menginaktivasi kinase lain. Misalnya , MPF menyebabkan fosforilasi
berbagai protein pada lamina nukleus, yang mendorong fragmentasi selaput nukleus selama
prometafase mitosis. Ada pula bukti bahwa MPF berkontribusi dalam peristiwa molekular
yang dibutuhkan untuk kondensasi kromosom dan pembentukan gelendong selama profase.
Sumber :Campbell et al
Gambar : kontrol molekuler siklus sel pada checkpoint G2