Makalah Berbangsa Dan Bernegara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia mengalami


kontak dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya
masing-masing. Menyadari kenyataan tersebut, masyarakat sadar bahwa
pentingnya mempelajari bahasa asing yang dirasakan berguna bagi bermacam
bidang kehidupan seperti agama, ilmu pengetahuan, perdagangan maupun
ekonomi.

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap
pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun
yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat
diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di
masa depan. The founding leaders Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan
tujuan kebangsaan sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945.

Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk maksud melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mencapai cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula
bersepakat membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat
demokratis (democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi
konstitutional (constitutional democracy) berdasarkan Pancasila.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan,


tantangan, hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 1


Masalah-masalah yang harus kita hadapi itu beraneka ragam corak dan
dimensinya. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan masa lalu, banyak pula
masalah-masalah baru yang terjadi sekarang ataupun yang akan datang dari masa
depan kita. Dalam menghadapi beraneka persoalan tersebut, selalu ada
kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan ketakutan-ketakutan sebagai akibat
kealfaan atau kesalahan yang kita lakukan atau sebagai akibat hal-hal yang berada
di luar jangkauan kemampuan kita, seperti karena terjadinya bencana alam atau
karena terjadinya krisis keuangan di negara lain yang berpengaruh terhadap
perekonomian kita di dalam negeri.

Dalam perjalanan bangsa kita selama 100 tahun terakhir sejak kebangkitan
nasional, selama 80 tahun terakhir sejak sumpah pemuda, selama 63 tahun
terakhir sejak kemerdekaan, ataupun selama 10 tahun terakhir sejak reformasi,
telah banyak kemajuan yang telah kita capai, tetapi masih jauh lebih banyak lagi
yang belum dan mesti kita kerjakan. Saking banyaknya permasalahan yang kita
hadapi, terkadang orang cenderung larut dalam keluh kesah tentang kekurangan,
kelemahan, dan ancaman-ancaman yang harus dihadapi yang seolah-olah tidak
tersedia lagi jalan untuk keluar atau solusi untuk mengatasi keadaan.

Lebih-lebih selama 4 tahun terakhir ini, demikian banyak bencana yang


datang bertubi-tubi, baik karena faktor alam maupun karena faktor kesalahan
manusia. Bencana alam seperti tsunami di Aceh dan Nias dipandang sebagai
bencana kemanusiaan yang tergolong sangat luar biasa skalanya dalam sejarah
umat manusia. Bencana tsunami itu disusul pula oleh berbagai gempa bumi di
berbagai daerah dan meletusnya Gunung Merapi yang juga menimbulkan banyak
korban di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Segala jenis bencana alam tersebut
tentunya juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian rakyat, tidak
saja di daerah bencana, tetapi juga secara luas diseluruh indonesia.

Di samping perkembangan yang bersifat eksternal tersebut di atas, kita


pun perlu terus mencermati dinamika perkembangan politik, ekonomi, dan sosial
budaya di daerah-daerah dan di tingkat nasional kita sendiri.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 2


Perkembangan kegiatan berpemerintahan dan bernegara setelah sepuluh
tahun terus menerus bergerak cepat memerlukan langkah-langkah konsolidasi
yang tersistematisasikan. Berbagai fungsi yang bersifat tumpang tindih perlu
ditata ulang. Berbagai kegiatan yang alfa dikerjakan, perlu ditangani dengan cara
yang lebih baik.

Penting bagi kita semua, terutama kaum muda Indonesia, membiasakan


diri yaitu untuk mengerjakan apa saja yang semestinya kita kerjakan guna
memperbaiki keadaan dan meningkatkan produktifitas kita sebagai bangsa dan
negara. Setiap anak bangsa perlu bertekad melaksanakan tugas dan kewajiban
masing-masing melebihi apa yang seharusnya dikerjakan, dengan hanya
mengambil hak tidak melebihi hak yang memang seharusnya diterima.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Bangsa ?
2. Apa yang dimaksud dengan Negara ?
3. Apa saja unsur-unsur Negara ?
4. Bagaimana proses berbangsa dan bernegara sebelum kemerdekaan dan saat
ini ?
5. Apa saja identitas bangsa dan negara Indonesia ?
6. Apa saja kerangka dasar kehidupan berbangsa dan bernegara ?
7. Apa yang dimaksud dengan hakikat berbangsa ?
8. Apa yang dimaksud dengan hakikat bernegara ?
9. Apa saja manfaat hidup berbangsa dan bernegara ?

1.3 Tujuan
1. Memberikan pengetahuan tentang apa itu negara dan bangsa da apa itu
proses berbangsa dan bernegara .
2. Memperluas ilmu mahasiswa dan mahasiswi mengenai proses berbangsa
dan bernegara sebelum kemerdekaan dan saat ini.
3. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan mahasisiwi atas manfaat
hidup berbangsa dan bernegara.

1.4 Sistematika Penulisan


Makalah ini tersusun atas sistematika terdiri dari 3 bab, yaitu :

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 3


Bab I Pendahuluan : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan
dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan : Pengertian Bangsa dan Negara, proses berbangsa dan
bernegara, kerangka dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, pengertian hakikat
berbangsa, unsur-unsur terbentuknya bangsa, pengertian hakikat bernegara, unsur-
unsur negara, manfaat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bab III Penutup : Kesimpulan, dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bangsa dan Negara

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 4


Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang mempunyai persamaan
tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah. Jadi Bangsa Indonesia adalah
sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan
dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah
Nusantara/Indonesia.
Secara etimologis, negara berasal dari kata belanda staat, atau inggris state,
yang berasal dari bahasa latin yaitu Status atau statum yang berarti menempatkan
dalam keadaan berdiri jadi organisasi diantara sekelompok/beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui
adanya pemerintahan yang mengurus tata tertib atau bisa diartikan sebagai satu
perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
2.2 Proses Berbangsa dan Bernegara
1. Masa sebelum kemerdekaan
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih
berorientasi pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah
zaman Sriwijaya pada abad VII dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada
upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para penguasa belum memiliki
kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang
menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena
kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti
luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah
Pemuda dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara
nyata mulai dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang,
yaitu dengan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Dan puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan
hakikat pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 5


mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata
negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa,
maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia
dalam proses berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas
yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta
rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus
disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu
dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan
lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa
bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan
gambaran secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang
kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses berbangsa dan bernegara
dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat
mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jatidiri atau
identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan. Penciptaan suatu identitas
bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai nilai yang dianut
bersama yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu
masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa
individu individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling
diakui, yakni suatu kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 6


perasaan akan harga diri.Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga
diperlukan penciptaan identitas bersama.
Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat pada:
1) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
2) Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
3) Slogan/semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika
4) Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia
5) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
6) Pahlawan-pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti patimura,
Hasanudin, Pangeran antasari dan lain-lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai
bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan
dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga
dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial,
kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan.
Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai
kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

2.3 Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Sejarah menunjukkan dinamika kehidupan bangsa Indonesia mengalami
pasang surut sesuai dengan tantangan zaman yang dihadapi. Segala perubahan
yang terjadi disadari sebagai konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
dan lingkungan masyarakat internasional. Dalam rangka pelaksanaan kehidupan
nasional Indonesia telah memiliki seperangkat sarana yang dapat digunakan
sebagi acuan, yaitu :

1. Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia terkandung didalamnya
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita citakan yang terkandung dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila tidak hanya sebagai pandangan hidup bangsa, tetapi juga sebagai dasar
negara RI. Pancasila dalam kehidupan ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 7


atau Dasar falsafah Negara (Philosofiche Gronslag). Dalam pengertian ini
Pancasila suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau
dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan negara.
Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa Indonesia
yang pluralistik dan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasi
keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan negara-bangsa Indonesia. Sila
pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung konsep dasar yang
terdapat pada segala agama dan keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat
Indonesia, merupakan common denominator dari berbagai agama, sehingga dapat
diterima semua agama dan keyakinan. Demikian juga dengan sila kedua,
kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Manusia didudukkan sesuai dengan harkat dan martabatnya, tidak hanya
setara, tetapi juga secara adil dan beradab.
Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam implementasinya
dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, sedang kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk
kesejahteraan perorangan atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat
sebagai pilar bagi negara-bangsa yang pluralistik.
Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
memiliki konsep, prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system
yang terdapat di seantero wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan
kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. UUD 1945
Undang Undang Dasar 1945 adalah hukum dasar yang tertulis. Sebagai
hukum, maka UUD 1945 bersifat mengikat bagi pemerintah lembaga negara,
lembaga masyarakat, setiap warga negara Indonesia di mana saja dan setiap
penduduk yang ada di wilayah negara Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 8


berisi norma norma, aturan aturan atau ketentuan ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati.
Undang Undang Dasar bukanlah hukum biasa. Sebagai hukum dasar, undang
undang dasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum seperti
undangundang, peraturan atau keputusan pemerintah, dan juga setiap tindakan
kebijakan pemerintah haruslah berdasarkan dan bersumberkan pada peraturan
yang lebih tinggi yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan pada ketentuan-
ketentuan UUD 1945.UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Pembukaan UUD 1945 dan Pasalpasal UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah
fundamental negara RI. Dengan demikian pembukaan memiliki kedudukan yang
lebih tinggi dari pasalpasal UUD 1945. Dalam kaitannya dengan pembukaan
UUD 1945 ini berhubungan dengan Pancasila. Dalam alinea 4 Pembukaan UUD
1945 dengan jelas menunjukkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara RI.
Oleh karena kedudukan Pembukaan sebagai pokok kaidah fundamental negara RI,
mempunyai kedudukan yang sangat kuat, tetap, dan tidak dapat diubah oleh
siapapun, maka perumusan Pancasila yang terkandung di dalam pembukaan
bersifat kuat, tetap dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Dengan kata lain,
perumusan Pancasila yang sah adalah seperti yang tercantum di dalam Pembukaan
UUD 1945.
3. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia merupakan cara
pandang bangsa Indonesia untuk menyamakan persepsi, visi dan motivasi dalam
rangka menjamin persatuan dan kesatuan serta kepentingan nasional dalam rangka
pencapaian cita cita nasional Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Dalam kehidupannya secara umum manusia dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu keturunan dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan wawasan
nasional, manusia Indonesia yang telah bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
sangat diwarnai oleh faktor lingkungan baik internal maupun eksternal, dekat
maupun jauh.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 9


Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia merupakan
penjabaran dari falsafah bangsa Indonesia Pancasila sesuai dengan kondisi atau
keadaan geografis negara serta sejarah yang dialaminya. Melalui wawasan
tersebut bangsa Indonesia menentukan caracara pemanfaatan kondisi geografis,
kondisi sosial budaya dan lingkungannya dalam rangka menjamin kepentingan
nasional dan mencapai cita cita nasional.
4. Ketahanan Nasional sebagai Pendekatan Konsepsional
Setiap bangsa mempunyai citacita luhur yang ingin dicapai. Perjuangan
untuk mencapai citacita tersebut mempunyai fungsi sebagai penentu tujuan
nasionalnya. Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional setiap bangsa akan
menghadapi berbagai macam tantangan. Untuk itu, setiap bangsa harus memiliki
harus memiliki ketahanan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik bangsa, meliputi segenap
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi
dan mengatsi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari luar maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
perjuangan mencapai tujuan nasional. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
keuletan dan menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional yang
tangguh akan lebih mendorong pembangunan nasional, dan berhasilnya
pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional.

2.4 Pengertian Hakikat Berbangsa


Sejak awal manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangan
(Adam dan Hawa), laki-laki dan perempuan. Oleh karena berpasangan inilah
manusia menjadi semakin bertambah jumlahnya seiring dengan kebutuhan
biologisnya. Dengan semakin berkembangnya manusia di dunia ini maka semakin
berkembang pula kebutuhan untuk pemenuhan hidupnya sehari-hari, mulai dari
kebutuhan sandang, pangan, sampai papan. Untuk memenuhi kebutuhan inilah
manusia saling berinteraksi satu sama lain. Hubungan antarmanusia hanya dapat
dilakukan dalam suatu kelompok/komunitas. Oleh karena itu, setiap manusia tidak

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 10


dapat hidup sendiri, setiap manusia selalu berhubungan dengan manusia lain
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama.
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu natie dan nation,
artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur
sebagai berikut:
1. Satu kesatuan bahasa.
2. Satu kesatuan daerah.
3. Satu kesatuan ekonomi.
4. Satu kesatuan hubungan ekonomi.
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Sebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas etnik,
meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya
adalah: memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan
bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu. Istilah
bangsa sering disebut sama dengan istilah rakyat. Untuk membedakan keduanya
para ahli mengatakan bahwa bangsa adalah suatu pengertian politis, sedangkan
rakyat adalah suatu pengertian sosiologis.

2.5 Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa


Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-
faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan
keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama.
Menurut Friedrich Hertz ada 4 unsur yang berpengaruh bagi terbentuknya suatu
bangsa, yaitu:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan Nasional.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan Nasional bebas dari dominasi dan
campur tangan bangsa asing.
3. Keinginan akan kemandirian, Keunggulan, Indifidualitas, Keaslian atau
Kekhasan menjadi tinggi Bahasa Nasional.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 11


4. Keinginan untuk menonjol diantara bangsa-bangsa dalam mengejar
kehormatan pengaruh prestise.

2.6 Pengertian Hakikat Bernegara


Negara merupakan integrasi kekuasaan politik, organisasi pokok kekuatan
politik, agency (alat) masyarakat yang memegang kekuasaan mengatur hubungan
antarmanusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala kekuasaan di dalamnya.
Dengan demikian negaramengintegrasikan dan membimbing berbagai kegiatan
sosial penduduknya ke arah tujuan bersama.
Istilah Negara merupakan terjemahan dari kata staat (bahasa Belanda),
state (bahasa Inggris), etat (bahasa Perancis), lo stato (bahasa Italia), dan der
staat (bahasa Belanda). Menurut bahasa sansekerta, negari atau negara yang
berarti kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut
negeri atau Negara, yang berarti tempat tinggal. Istilah staat mula-mula
dipergunakan di Eropa Barat pada abad ke-15, bahwa kata staat, state, etat itu
dialihkan dari kata status atau statum (bahas Latin) yang secara etimologis berarti
sesuatu yang memiliki sifat-sifat tegak dan tetap. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam satu
daerah/wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu
badan pemerintahan dengan teratur.
Dapat disimpulkan bahwa negara merupakan:
1. Organisasi kekuasaan yang teratur
2. Organisasi yang mempunyai kekuasaan yang bersifat memaksa dan
memonopoli
3. Suatu organisasi untuk mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat
4. Persekutuan yang mempunyai wilayah tertentu dan yang dilengkapi dengan
alat perlengkapan Negara.
Pada umumnya sifat hakikat negara mencakup hal-hal berikut:
1. Sifat Memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksakan
kekuasaan fisik secara legal, sehingga sseluruh peraturan perundang-undangan
serta kebujakan lainnya dapat ditaati oleh masyarakat, terwujud ketertiban dan
kemampuan dalam masyarakat.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 12


2. Sifat Monopoli, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk menetapkan
tujuan bersama masyarakat. Bila warga negara dan masyarakat mengingkari
dan melanggar hal demikian, maka negara dapat mengambil tindakan sesuai
dengan hukum yang berlaku.
3. Sifat Mencakup Semua (all-encompasing, all-embaracing), artinya semua
peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.
4. Sifat Menentukan, artinya negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-
sikap untuk menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat
Negara dapat menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa
semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang asing)
menjadi anggota politik Negara.
Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentuk perwujudan dari sifat-sifat
Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakekat
Negara, diantaranya:
1. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, kebutuhan
antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam ruang lingkup
masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang saling berkaitan satu sama
lain dan tidak jarang pula saling bertentangan. Maka manusia harus dapat
beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan kepentingan-kepentingannya agar
dapat hidup dengan rukun.

2. Teori Yuridis
1) Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang yang
bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.
2) Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan setiap orang
yang berada di wilayah tersebut harus tunduk terhadap raja tersebut.
3) Perjanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi hak-hak
masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka masyarakat dapat
meminta pertanggung jawaban raja.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 13


2.7 Unsur -unsur Negara
1. Rakyat
Orang yang diam dan berkumpul disuatu Negara.
2. Wilayah
Bagian/tempat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara, seperti:
1) Darat
2) Udara
3) Laut
4) Wilayah ekstra territorial
3. Pemerintah yang berdaulat
Arti sempit: lembaga eksekutif (Presiden dan kabinet).
Arti luas: semua badan yang berwenang mengelola negara, terdiri:
1) Legislatif : DPR
2) Eksekutif : Presiden
3) Yudikatif: MA
4) Eksaminatif (kontrol): BPK
5) Konstitutif : MPR
4. Pengakuan negara lain
1) De facto (fakta/fisik)
Kenyataan berdirinya suatu negara. Bersifat: lemah, mudah berubah.
2) De jure (hukum)
Manfaat kehiduan Berbangsa dan Bernegara. Pentingnya memahami sikap
berbangsa dan bernegara dalam setiap warga dapat memeberikan manfaat yang
besar bagi dirirnya, masyarakat bangsa dan negara.

2.8 Manfaat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

a. Dengan kehidupan Berbangsa dan Bernegara kita dapat mengetahui sejarah


negara kita sendiri serta dapat melestraikan budaya Indonesia dan tampil sebagai
anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.
b. Dengan kesadaran Berbangsa dan Bernegara kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi
anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat Nasional maupun Internasional.
c. Dapat memahami isi dari pancasila yang berguna untuk mempersatukan bangsa
Indonsesia yang terdiri dari beranekaragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 14


Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan dan
hambatan.
d. Dengan kehidupan Berbangsa dan Bernegara akan memunculkan sikap rela
berkorban seperti contoh dalam dunia olahraga, para atlet bekerja keras untuk bisa
mengahrumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet
bukan hanya menjadi atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun
supporter yang rela berlama-lama mengahbiskan waktunya mengantri hanya
untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Dapat menciptakan keamanan dan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam.
f. Dapat menjaga kebersihan serta kesehatan antara kebersihan tempat tinggal kita
sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi
penerus bangsa.
g. Dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap produksi dalam negeri agar Indonesia
tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 15


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang mempunyai persamaan
tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah.
2. Negara adalah beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang mengurus
tata tertib atau bisa diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu
pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan
untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
3. Unsur-unsur negara adalah memiliki wilayah, memiliki rakyat, pemerintahan
yang berdaulat,
4. Proses berbangsa dan bernegara dibedakan menjadi 2, yaitu berbangsa dan
bernegara sebelum kemerdekaan dan saat ini.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 16


5. Manfaat hidup berbangsa dan bernegara antar lain : dapat mengetahui sejarah
negara, dapat menjadikan anak-anak bangsa yang berprestasi baik, dapat
mempersatukan bangsa indonesia tidak mengenal ras, budaya atau suku bangsa
bahkan agama, menumbuhkan rasa tolong menolong antar rakyat, dapat
menciptakan keamanan dilingkungan, dapat menjaga kebersihan dan keamanan
dan kesejahteraan, dan dapat menimbulkan rasa cinta terhadap produksi yang
dibuat oleh negeri sendiri.

3.2 Saran
1. Semoga dengan dibuatnya makalah ini mahasiswa dan mahasiswi dapat lebih
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah berjuang untuk negara kita
merdeka sehingga kita tidak merasakan proses berbangsa dan bernegara sesulit
mereka-mereka saat dimedan perang.
2. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan bagi kami dan para
pembaca semoga dapat lebih memahami dan mengerti juga diaplikasikan di
kehidupan sehari-hari.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 17


DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, M., Wawasan Nusantara Dalam Peraturan Perundang-undangan


Negara Republik Indonesia, Shalia Indonesia, 1980. Buku sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
Drs.S. Sumarsono, MBA, Pendidikan Kewarganegaraan, 2002. Jakarta,
PT Gramedia Pustama Utama.

Proses Berbangsa Dan Bernegara Page 18

Anda mungkin juga menyukai