Makalah Kompetensi Guru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah orang yang memegang peran penting dalam merancang strategi
pembelajaran yang akan dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran sangat
tergantung pada penampilan guru dalam mengajar dan kegiatan mengajar dapat
dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang telah melewati pendidikan
tertentu yang memang dirancang untuk mempersiapkan diri sebagai seorang guru.
Mengajar adalah suatu profesi, dan pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional.
Setiap pekerjaan professional dipersyaratkan memiliki kemampuan atau
kompetensi tertentu agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas
profesionalnnya.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping
kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan
sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai
perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi,
menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi
yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari
suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat
(lifelong learning process).
Kompetensi guru merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada
sistem pengajaran, kompetensi digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
profesional yaitu kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan
konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya.

1
Empat bidang kompetensi yang pokok bagi seorang guru yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Keempat jenis kompetensi tersebut harus sepenuhnya dikuasai oleh
seorang guru.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
2. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik?
3. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
4. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian kompetensi profesional.
2. Menjelaskan pengertian kompetensi pedagogik.
3. Menjelaskan pengertian kompetensi sosial.
4. Menjelaskan pengertian kompetensi kepribadian.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2
2.1 Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan salah satu kompetensi paling penting
dari kempat kompetensi yang dipersyaratkan bagi guru dala mengemban tugas
pokoknya. Untuk menghasilkan guru yang memiliki kompetensi professional
yang memadai, bukanlah hal yang mudah tetapi membutuhkan berbagai
kemampuan yang harus diperoleh melalui pelatihan, baik berupa latihan
kemampuan yang terbatas maupun kemampuan yang terintegrasi dan mandiri.
Pembelajaran mikro adalah salah satu tahapan penggodokan mahasiswa calon
guru, sebagai ajang melatih keterampilan sebelum melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) yang akhirnya diharapkan akan menghasilkan guru
yang professional (Gultom, 2010:202).
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 penjelasan pasal 28 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai
berikut:
1. Kemampuan untuk memahami landasan kependidikan
2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan
3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya
4. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar
5. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
6. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran

3
7. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.

2.1.1 Indikator Kompetensi Profesional


Berikut ini disajikan kelima aspek kompetensi profesional beserta
indikatornya:
a. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
1. Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar
untuk mata pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifikasi materi
pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang
diperlukan.
2. Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
3. Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik
untuk memahami konsep materi pembelajaran.
b. Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif
1. Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung
dengan contoh pengalaman diri sendiri.

2. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari kolega atau hasil
penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan
kinerjanya.

3. Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan


perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

4. Guru dapat mengaplikasikan pengalaman PKB dalam perencanaan,


pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya.

4
5. Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti
kegiatan ilmiah (misalnya: seminar, konferensi), dan aktif dalam
melaksanakan PKB.

6. Guru dapat memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pelaksanaan


PKB.

2.2 Kompetensi Pedagogik


Menurut Edi Suardi (1979:113) pedagogik adalah teori mendidik yang
mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik sebaik-baiknya. Sedangkan dalam
bahasa Yunani pedagogik adalah ilmu menuntun anak yang membicarakan
masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan
mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara
melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Oleh sebab itu
pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar
tingkah laku manusia mengalami perubahan.
Menurut Mulyasa (2008:75) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga
fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
1. Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, kompetensi, serta
memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral
dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi ke masa depan. Guru
sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana,
maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar, dan mencapai
tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan atau sering disebut implementasi adalah proses yang
memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber
daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat

5
membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam fungsi
pelaksanaan ini termasuk pengorganisasian dan kepemimpinan yang
melibatkan penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke
dalam berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
3. Pengendalian bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan
rencana atau tujuan yang telah ditetapkan.

b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik


Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus
dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat
fisik, dan perkembangan kognitif.

c. Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

d. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis


Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap
praktek pendidikan anti realitas yang harus diarahkan pada proses hadap masalah.
Titik tolak penyusunan program pendidikan atau politik hendaknya beranjak dari
kekinian, eksistensial, dan konkrit yang mencerminkan aspirasi-aspirasi
masyarakat. Program tersebut diharapkan akan merangsang kesadaran masyarakat
dalam menghadapi tema-tema realitas kehidupan.

e. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran


Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning)
dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan

6
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang
dapat diakses oleh peserta didik. Oleh karena itu, seyogianya guru dan calon guru
dibekali dengan berbagai kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai teknologi pembelajaran.

f. Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan
pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
brencmarking, serta penilaian program.

g. Pengembangan Peserta Didik


Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik
yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan
oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler,
pengayan dan remedial, serta bimbingan dan konseling.

2.2.1 Indikator Kompetensi Pedagogik


Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 5 aspek dan 19
indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini
disajikan kelima aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:
a. Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator antara lain:
1. Memahami karakteristik perkembangan peserta didik, seperti memahami
tingkat kognitif peserta didik sesuai dengan usianya.
2. Memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik,
seperti mengenali tipe-tipe kepribadian peserta didik dan mengenali
tahapan-tahapan perkembangan kepribadian peserta didik.
3. Mampu mengidentifikasi bekal ajarawal peserta didik dan mengenali
perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik.
b. Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan indikator
antara lain:
1. Mampu merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, seperti
merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan

7
kompetensi yang ingin dicapai, memilih jenis strategi/metode
pembelajaran yang cocok, menentukan langkah-langkah pembelajaran,
dan menentukan cara yang dapat digunakan untuk memotivasi peserta
didik.
2. Mampu merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, seperti
mampu menjabarkan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta
mampu menyusun bahan pembelajaran secara runtut dan sistematis.
3. Mampu merencanakan penggunakan media dan sumber pengajaran sarana
yang bisa digunakan untuk mempermudah pencapaian kompetensi, dan
lainnya.
4. Mampu merencanakan pengelolaan kelas, seperti mampu menentukan
alokasi waktu belajar mengajar,serta mampu menentukan cara
pengorganisasian siswa agar terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
5. Mampu merencanakan model penilaian hasil belajar, seperti menentukan
macam-macam bentuk penilaian dan membuat instrument penilaian hasil
belajar.
c. Kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dengan
indikator antara lain:
1. Mampu membuka pelajaran, seperti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan memotivasi siswa, dan mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan materi prasyarat.
2. Mampu mengelola kegiatan belajar mengajar, seperti mampu menjelaskan
materi, menggunakan metode mengajar, memberi contoh yang sesuai
dengan materi, menggunakan media pembelajaran, memberi penguatan,
memberi pertanyaan, dan menekankan hal-hal yang menumbuhkan
kebiasaan positif pada tingkah laku siswa.
3. Mampu berkomunikasi dengan siswa, seperti mampu memberi
kesempatan kepada siswa untuk memahami materi, mengklarifikasi
petunjuk dan penjelasan apabila siswa salah mengerti, memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan menggunakan bahasa lisan
dan tulisan secara jelas dan benar.
4. Mampu mengorganisasi kelas dan menggunakan waktu dengan baik.

8
5. Mampu melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar
berlangsung dan melaksanakan penilaian pada akhir pelajaran.
6. Mampu menutup pelajaran, seperti menyimpulkan kesimpulan, melakukan
refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa dan
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau tugas sebagai
bagian remidi / pengayaan.
d. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indikator antara lain:
1. Mampu merancang dan melaksanakanpenilaian, seperti memahami prinsip
prinsip penilaian, mampu menyusun macam-macam instrumen evaluasi
pembelajaran, mampu melaksanakan evaluasi.
2. Mampu menganalisis hasil penilaian, seperti mampu mengklasifikasikan
hasil penilaian dan menyimpulkan hasil penilaian secara jelas.
3. Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas
pembelajaran selanjutnya, seperti mampu memperbaiki soal yang tidak
valid dan mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil belajar.
e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya, dengan indikator antara lain:
1. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi akademik,
seperti menyalurkan potensi akademik peserta didik sesuai dengan
kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi
akademik peserta didik.
2. Mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi non-
akademik, seperti menyalurkan potensi non-akademik peserta didik sesuai
dengan kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan
potensi non-akademik peserta didik.

2.3 Kompetensi Sosial


Kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan kecakapan seorang guru
(dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses
komunikasi. Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya

9
atau kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat
yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat dalam
menghadapi masa yang akan datang. Selain itu, guru dapat menciptakan kondisi
belajar yang nyaman.
Dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan pelaksanaan proses
pembelajaran, guru di tuntut untuk memiliki kompetensi sosial. Dalam melakukan
pendekatan dengan siswa guru harus memperhatikan bagaimana berkomunikasi
dan berinteraksi dengan siswa. Dengan demikian, guru akan diteladani oleh siswa
(Hasbi, 2012).
Kompetensi sosial ini merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat. Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:
1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Guru hendaknya mengupayakan pengembangan kecerdasan sosialnya, karena


kecerdasan sosial guru akan membantu memperlancar jalannya pembelajaran serta
dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.
Mengembangkan kecerdasan sosial dalam proses pembelajaran antara lain
dengan belajar memecahkan masalah, misalnya memecahkan kasus sosial, bahkan
menurut Rubin bisa dengan mengadakan diskusi dan melakukan kunjungan
langsung ke masyarakat. Dengan demikian akan tertanam rasa peduli terhadap
kepribadian siswa. Selain itu siswa juga akan dapat memecahkan masalah,
khususnya yang berkenaan dengan hal-hal yang mengganggu belajar dirinya
sendiri.
Untuk mengembangkan kompetensi sosial, guru hendaknya mengikuti
pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial. Namun sebelum itu juga
perlu diketahui tentang target atau dimensi-dimensi kompetensi ini yaitu; kerja

10
tim, melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai
warga, kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi,
berempati, kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima
perbedaan, kerjasama dan komunikasi. Hal yang terpenting juga bagi seorang
guru yaitu beradaptasi di tempat bertugas. Beradaptasi maksudnya menyesuaikan
diri dengan keadaan lingkungan dalam arti positif, bukan dalam arti mengikuti
keadaan apa adanya, sehingga larut integritas, beradaptasi dalam rangka untuk
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga terwujud kemajuan bersama.

2.3.1 Indikator Kompetensi Sosial


Berikut ini disajikan kelima aspek kompetensi sosial beserta indikatornya:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif
1. Guru memperlakukan semua peserta didik secara adil, memberikan
perhatian dan bantuan sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa
memperdulikan faktor personal.
2. Guru menjaga hubungan baik dan peduli dengan teman sejawat (bersifat
inklusif), serta berkontribusi positif terhadap semua diskusi formal dan
informal terkait dengan pekerjaannya.
3. Guru sering berinteraksi dengan peserta didik dan tidak membatasi
perhatiannya hanya pada kelompok tertentu (misalnya: peserta didik yang
pandai, kaya, berasal dari daerah yang sama dengan guru).
b. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta
didik, dan masyarakat.
1. Guru menyampaikan informasi tentang kemajuan kesulitan, dan potensi
peserta didik kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan formal maupun
tidak formal antara guru dan orang tua, teman sejawat, dan dapat
menunjukkan buktinya.
2. Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang
diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat dan dapat memberikan bukti
keikutsertaannya.
3. Guru memperhatikan sekolah sebagai bagian dari masyarakat,
berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, serta berperan dalam kegiatan
sosial di masyarakat.

11
2.4 Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut ditiru.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam
menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai
dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan
adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi
atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam
pengamatan dan pengenalan.
Gumelar dan Dahyat dalam Gultom (2010:4) merujuk pada pendapat Asian
Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi:
1. Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
2. Pengetahuan tentang budaya dan tradisi
3. Pengetahuan tentang inti demokrasi
4. Pengetahuan tentang estetika
5. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial
6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan
7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia

Menurut Mulyasa (2008:120) terdapat beberapa kompetensi kepribadian


yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:
a.Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa
Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang
sering memancing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak
semua orang mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung
perasaan, dan memang diakui bahwa tiap orang mempunyai temparamen yang
berbeda dengan orang lain. Untuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan
mental akan sangat berguna. Guru yang mudah marah akan membuat peserta

12
didik takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti
pembelajaran serta rendahnya konsntrasi, karena ketakutan menimbulkan
kekuatiran untuk dimarahi dan hal ini membelokan konsentrasi peserta didik.

b. Disiplin, Arif, dan Berwibawa


Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan
pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa, kita tidak bisa berharap banyak
akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang kurang
disiplin, kurang arif, dan kurang berwibawa. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya
kita membina disiplin peserta didik dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan
berwibawa. Dalam hal ini disiplin harus ditujukan untuk membantu peserta didik
menemukan diri; mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin, dan berusaha
menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran sehingga
mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

c.Menjadi Teladan bagi Peserta Didik


Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang
menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Secara teoritis, menjadi teladan
merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti
menerima tanggungjawab untuk menjadi teladan. Memang setiap profesi
mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti
menolak profesi itu.

d. Berakhlak Mulia
Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta
didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati
orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak
membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh
karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru
pada tingkat manapun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang kepercayaan

13
yang harus berakhlak mulia, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada
posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk
membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Makin
efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta
didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

2.4.1 Indikator Kompetensi Kepribadian


Berikut ini disajikan kelima aspek kompetensi kepribadian beserta
indikatornya:
a. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
1. Guru menghargai dan mempromosikan prinsip prinsip Pancasila sebagai
dasar ideologi dan etika bagi semua warga Indonesia.
2. Guru mengembangkan kerjasama dan membina kebersamaan dengan
teman sejawat tanpa memperhatikan perbedaan yang ada (misalnya: suku,
agama, dan gender).
3. Guru saling menghormati dan menghargai teman sejawat sesuai dengan
kondisi dan keberadaan masing- masing.
4. Guru memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
5. Guru mempunyai pandangan yang luas tentang keberagaman bangsa
Indonesia (misalnya: budaya, suku, agama).
b. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
1. Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara, berpenampilan, dan berbuat
terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat.
2. Guru mau membagi pengalamannya dengan teman sejawat, termasuk
mengundang mereka untuk mengobservasi cara mengajarnya dan
memberikan masukan.
3. Guru mampu mengelola pembelajaran yang membuktikan bahwa guru
dihormati oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik selalu
memperhatikan guru dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
4. Guru bersikap dewasa dalam menerima masukan dari peserta didik dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
5. Guru berperilaku baik untuk mencitrakan nama baik sekolah.
c. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi seorang guru
1. Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu.

14
2. Jika guru harus meninggalkan kelas, guru mengaktifkan siswa dengan
melakukan hal-hal produktif terkait dengan mata pelajaran, dan meminta
guru piket atau guru lain untuk mengawasi kelas.
3. Guru memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan semua kegiatan lain
di luar jam mengajar berdasarkan ijin dan persetujuan pengelola sekolah.
4. Guru meminta ijin dan memberitahu lebih awal, dengan memberikan
alasan dan bukti yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang telah
direncanakan, termasuk proses pembelajaran di kelas.
5. Guru menyelesaikan semua tugas administrative dan non-pembelajaran
dengan tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan. Guru memanfaatkan
waktu luang selain mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait dengan
tugasnya.
6. Guru memberikan kontribusi terhadap pengembangan sekolah dan
mempunyai prestasi yang berdampak positif terhadap nama baik sekolah.
7. Guru merasa bangga dengan profesinya sebagai guru.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian teoritis di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.
2. kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan mengelola
pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta
pengembangan peserta didik.
3. Kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan kecakapan seorang guru
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain .
4. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam
menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan
keterbukaan psikologis.

3.2 Saran
Makalah ini disusun hanya berdasarkan beberapa sumber saja. Untuk
menambah informasi dan pengetahuan para pembaca tentang kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru, maka penulis menyarankan agar pembaca dapat
mencari dan membaca dari referensi lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ashiddiqi, H., (2012), Kompetensi Sosial Guru dalam Pembelajaran dan


Pengembangannya, Jurnal Tadib Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah
Palembang, 17(1).
Gultom, dkk., (2010), Kompetensi Guru, Universitas Negeri Medan, Medan.

Melayu, J., (2014), Butir Indikator Standar Kompetensi Guru


Kelas, Guru Matpel, dan Guru BK, dapat diakses pada
http://www.jamarismelayu.com/2014/10/butir-indikator-
standar kompetensi guru.html

Mulyasa, E., (2008,) Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja


Rosdakarya Offset, Bandung.
Suardi, E., (1979), Pedagogik, Angkasa OFFSET, Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai