Pembentukan Sistem Eksresi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN HEWAN

PERKEMBANGAN SISTEM EKSRESI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ENDANG LASMINAWATI (E1A0140 )

MONICA RIZKI HAIRY (E1A014030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016
Pendahuluan

Organ tubuh merupakan derivat dari lapis benih : ektoderm, mesoderm dan entoderm
(endoderm). Awal terbentuknya organ terjadi bakal (anlagen) yang terdiri dari 1 atau 2 lapis
benih. Proses pembentukan organ tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan induksi dan
interaksi antar lapis benih. Sel-sel dalam calon organ mengalami proliferasi, diferensiasi,
migrasi, tumbuh dan berkembang. Arsitektural suatu organ ditentukan oleh ekspresi gen dari
sel-sel yang membentuk organ. Suatu konsep menyatakan bahwa morfogen adalah suatu
substansi

yang mengatur bentuk organ dalam morfogenesis. Substansi inilah yang lebih lanjut disebut
sebagai substansi genetik yang berupa kode-kode asam dan basa ribosa yang terletak di
rantai helix DNA.

Organogenesis meliputi proses menggulung membentuk saluran (tubulasi) seperti pada


pembentukan bumbung neural, saluran Mulley pada pembentukan saluran telur. Melipat
membentuk pematang seperti pada pembentukan gonade. Melekuk membentuk kantung
seperti kantung Ratke dalam pembentukan hipofise. Membentuk invaginasi/evaginasi seperti
pembentukan mata. Menjauh dan memisahkan diri dari asalnya juga terjadi pada proses
organogenesis lebih lanjut. Tiga jalur utama derivat lapis benih yaitu ektoderm membentuk
system integumentum dan sistem saraf beserta organon sensum. Mesoderm aksial
membentuk kerangka dan otot tubuh, mesoderm intermediate membentuk sistem urogenital,
dan mesoderm lateral membentuk selaput embrio. Mesoderm splancnic membentuk alat-alat
dalam rongga badan. Entoderm membentuk sistem pernafasan dan pencernaan makanan.

Lapisan Benih Mesoderm

Lapisan benih mesoderm akan menumbuhkan notochord, epimer, mesomer dan hypomer.
Notochord umumnya berkembang dengan baik pada amphioxus, sedangkan pada vertebrata
menumbuhkan sumsum tulang belakang. Epimer akan berkembang menjadi dermatome
(dermis kulit), sklerotome (sumsum tulang), dan myotom (otot kerangkang). Mesomer akan
berkembang menjadi organ pengeluaran seperti ginjal dan urethra, ovarium dan testis serta
saluran genital dan korteks adrenalis. Hypomere akan berkembang menjadi somatopleura
(peritoneum), splanchnopleura (masentrium, jantung, sel darah, sum sum tulang,
pembuluh darah) dan coeclon (rongga tubuh).

Epimere

Bagian sclerotome memisahkan diri dari somit berupa sekelompok sel mesenkim, pindah ke
median mengelilingi notochord dan ke dorsal mengelilingi bumbung neural. Kelompok sel
mesenkim ini membentuk vertebrae yang menyelaputi notochord dan bumbung neural.
Somit kemudian kembali menyusun diri menjadi bumbung yang terdiri dari 2 bagian :

1. Dermatome, sebelah luar

2. Myotome, sebelah dalam

Rongganya disebut myocoel sekunder. Dermatome menghasilkan mesenkim yang akan


berpindah ke bawah epidermis membentuk lapisan dermis.

Mesomere

Dibedakan atas 2 daerah :

1. Genital ridge

2. Nephrotome

Genital ridge mengandung sel-sel untuk membina gonad. Nephrotome tumbuh menjadi
ginjal dan saluran-salurannya.

Hypomere

Somatic mesoderm dan splanchnic mesoderm akan menumbuhkan :


1. Kantung insang (branchial pouches) di daerah pharynx foregut. Kantung-kantung insang
itu berpasangan, dibina oleh endoderm sebelah dalam, ectoderm sebelah luar, dan mesoderm
di tengah.

2. Selaput rongga tubuh dan alat dalam : pericardium, pleura, peritonium, mesenterium.
Semua selaput ini terdiri dari sel sel epitel gepeng disebut mesothelium, serta jaringan
pengikat.

Splanchnic mesoderm sendiri di daerah jantung membina epimyocardium, serta


mesocardium yang merupaka selaput penggantung jantung. Somatic mesoderm sendiri
menumbuhkan lapisan dermis kulit di daerah lateral dan ventral embrio.(Yatim et al.1984).

Turunan mesoderm dibagi menjadi 5 daerah:

Kordameseoderm : Membentuk notochord (sumbu tubuh)

Mesoderm Dorsal ( Paraksial ) : Membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang rawan,
dan dermis.

Mesoderm Intermediet : Membentuk system urogenital

d. Mesoderm Lateral : Membentuk system sirkulasi, permukaan rongga tubuh, dan


komponen anggota tubuh.

e. Mesoderm Kepala : Membentuk otot pada wajah/muka.

Organogenesis Derivat Mesoderm

Pembentukan Sistem Ekskresi

1. Ginjal
Perkembangan sistem ekskresi diawali dengan ginjal yag paling primitif, yaitu pronefros,
terletak di bagian tubuh agak ke anterior. Ginjal ini berfungsi sebagai organ ekskresi hanya
pada ikan kelompok tingkat rendah. Pada ikan kelompok tingkat tinggi dan amfibia,
pronefros berdegenerasi dan yang berfungsi sebagai ginjal adalahmesonefros yang terletak
lebih kaudal dari ginjal pronefros.

Pada Reptilia, Aves, dan Mamalia, berkembang tipe ginjal ketiga yang terletak lebih kaudal
dari ginjal mesonefros yaitu metanefros. Ketiga macam ginjal ini merupakan organ yang
berpasangan dan terletak pada dorsolateral dari rongga tubuh (coelom). Pada embrio
Reptilia, Aves, dan Mamalia, ketiga macam ginjal berkembang secara berurutan. Pronefros
merupakan ginjal yang pertama terbentuk dan terletak paling kranial. Kemudian
berkembang mesonefros yang terletak lebih kaudal dari pronefros. Mesonefros merupakan
organ ekskresi selama periode embrio, setelah ginjal pronefros berdegenerasi, sehingga pada
organisme dewasa akan lenyap, kecuali sebagian dari salurannya yang akan berkembang
menjadi saluran genital jantan. Metanefros merupaka ginjal yang paling akhir dibentuk dan
terletak paling kaudal. Ginjal ini mulai berfungsi pada tahapan akhir perkembangan embrio
yaitu pada saat mesonefros mengalami degenerasi. Metanefros berfungsi sebagai ginjal yang
fungsional pada organisme dewasa.

Sistem uropoitica (ekskresi) pada embrio semula sebagai penonjolan mesoderm intermediate
terdiri dari 3 bagian. Paling anterior sebagai pronephros terdiri dari tubulus yang berfungsi
pada awal kehidupan embrio. Di bagian tengah sebagai mesonephros, selama bagian ini
sudah berkembang maka pronephros mengalami degenerasi. Di bagian belakang sebagai
metanephros, selama bagian ini berkembang maka mesonephros mengalami degenerasi.
Metanephros akan berkembang menjadi ginjal pada yang dewasa. Pada waktu embrio
saluran kelamin, saluran urin dan saluran pencernaan makanan bertemu di bagian caudal
sebagai kloaka.
Pronefros

Bagian mesoderm intermediet yang membentuk pronefros merupakan daerah yag terdiri atas
segmen-segmen yang disebut nefrotom. Sel-sel pada nefrotom memisah dan membentuk
rongga yang disebut nefrocoel. Tubulus pronefros dibentuk dari nefrotom yang mengandung
nefrocoel serta bermuara dan berhubungan degan rongga tubuh (coelom)
melalui nefrostoma yang berbentuk corong dan bersilia. Ujung-ujung tubulus pronefros
memanjang ke arah posterior dan bersatu dengan kloaka.

Suatu gulungan pembuluh darah (glomus), sebagai cabang dari aorta dorsal berhubungan
dengan corong dekat nefrostoma. Sampah metabolisme akan keluar dari glomus, masuk ke
dalam coelom dekat dengan nefrostoma, kemudian masuk melalui nefrostoma ke dalam
tubulus pronefros untuk dilanjutkan ke duktus pronefros dan dibawa ke kloaka.

Mesonefros

Pada nefrotom yang terletak lebih ke posterior dari daerah pronefros dibentuk saluran ginjal
baru disebut tubulus mesonefros dan berhubungan dengan duktus pronefros pada salah satu
ujung-ujungnya. Sekarang duktus pronefros disebut duktus mesonefros (duktus Wolff).
Tubulus mesonefros dibentuk dari jaringan nefrogenik yang merupakan jaringan mesoderm
intermediet yang telah diinduksi oleh duktus pronefros sewaktu duktus tersebut tumbuh
memanjang ke arah posterior tubuh. Hal ini dapat dibuktikan dengan jalan menghalangi
duktus pronefros untuk tumbuh ke posterior sehingga tidak mencapai daerah tempat
pembentukan tubulus mesonefros. Dengan cara demikian tubulus mesonefros tidak akan
terbentuk. Jadi, pembentukan tubulus mesonefros adalah melalui induksi duktus pronefros.

Aorta dorsal membuat cabang pembuluh darah yang menggulung membentuk anyaman
(glomerulus) dan berhubungan dengan glomerulus aka berinvaginasi membentuk mangkuk
dengan dinding rangkap yang disebut capsula Bowman. Sampah metabolisme disaring dari
glomerulus, masuk ke capsula Bowman dan terus ke tubulus mesonefros, kemudian
dialirkan melalui duktus mesonefros ke kloaka.

Metanefros

Pada daerah yang dekat dengan tempat dimana duktus mesonefros bersatu dengan kloaka,
tumbuh suatu tonjolan yag disebut tunas ureter (kuncup ureter). Tunas ureter tumbuh
melebar dan kemudian bercabang-cabang, masuk ke dalam bagian posterior dari nefrotom
yang merupakan bakal metanefros. Tunas ureter menginduksi jaringan nefrogenik
metanefros (metanefrogenik) untuk berkembang menjadi bakal tubulus metanefros.

Seperti halnya pada mesonefros, tubulus metanefros akan berhubungan dengan glomerulus
melalui capsula Bowman. Tunas ureter yag sudah bercabang-cabang kelak akan berkembang
menjadi duktus penampung, kaliks minor, kaliks mayor, pelvis ginjal dan ureter. Bakal
tubulus metanefros kelak akan berkembang pula menjadi kapsula Bowman, tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal

2. Kulit

Perkembangan Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis
berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki.
Perkembangan epidermis dimulai dari bumbung ektodrem mula-mula terdiri dari selapis sel
epidermis . Kemudian tumbuh menjadi 2 lapisan sel yakni ;
a. Periderm

Periderm merupakan lapisan sebelah luar, dimana lapisan ini memiliki sel yang gepeng dan
terdiri atas sel squamosa.

b. Lapisan basal

Stratum basalis atau stratum germinativum merupakan lapisan sel yang memiliki bentuk
kubus atau batangan. Di dalam selnya dapat dilihat inti yang berukuran besar. Selain itu
stratum basalis ini merupak sel yang dapat terus membelah.

Gambar : Sel periderm dan stratum basal

Selanjutnya pada stratum basal terbentuk lapisan intermediet, dimana akan terjadi
proliferasi sel-sel basal yang pada akhirnya akan membentuk semua lapisan epidermis.
Epidermal ridges terbentuk bersamaan dengan lapisan epidermis. Sementara terbentuk
epidermal ridge, beberapa bagian dari dermis superfisial akan menjorok ke dalam epidermis
dan berkembang menjadi dermal papillae .
Gambar : Perkembangan lapisan intermediet

Selama periode fetal, periderm akhirnya mengelupas dan bercampur dengan sebum yang
disekresikan oleh glandula sebasea, yang disebut vernix cavernosa yang berguna
memproteksi kulit fetus (janin). Sebelum minggu 11, sel lapisan basalis membentuk lapisan
intermediet yang berkembang menjadi :

Stratum Germinativum / stratum basale : akan menghasilkan sel baru. Lapisan ini
merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Kelak akan membentuk rigi dan lekuk
yang direflexikan sebagai sidik jari

Stratum Lusidum: Terletak tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Stratum Granulosum : mengandung granula keratohialin kecil pada sel-selnya

Stratum Corneum: membentuk permukaan mirip sisik keras pada epidermis, disusun oleh
sel-sel mati yang terkemas rapat dan mengandung keratin dan tidak berinti.
Gambar : Lapisan-lapisan yang menyusun epidermis

Perkembangan Melanocyt

Pada minggu ke-11 sel-sel dari ectoderm bermigrasi ke dermis dan berdiferensiasi menjadi
melanoblast, dan tidak lama kemudian akan masuk epidermis dan berdiferensiasi menjadi
melanosit. Pada minggu ke-11 sel-sel mesenkimal berdiferensiasi menjadi fibroblast dan
mulai menghasilkan serat kolagen dan elastic. Melanosit didalam startum basale atau
startum germinativum mengandung melanosit . Berasal dari sel crista neural atau neural
crest yang disebut melanoblast yang menyusup ke epidermis. Melanoblast berdiferensiasi
menjadi melanosit 40 50 hari sesudah fertilisasi dan mulai memproduksi melanin.

Gambar : Perkembangan melanocyt


Perkembangan Dermis

Dermis berasal dari mesoderm lempeng lateral dan dermatom dari somit. Mesoderm
kemudian berkembang menjadi jaringan mesenkim.

Gambar : Jaringan ektoderm dan jaringan mesenkim

Pada minggu ke 11, sel-sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi fibroblas dan mulai
membentuk kolagen dan serat elastik, berkembang dari dinding lateral somit. Pembentukan
jaringan kolagen dan elastin menyebabkan pelipatan pada batas dermis dan epidermis,
sehingga membentuk papila dermis atau Pars papilare Pars papilare, yaitu bagian yang
menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Sebelum akhir
trimester I, papila ini mempunyai kapiler. Lapisan dermis yang lebih dalam (sub korium)
mengandung jaringan lemak.
Gambar : Papila dermis

3. Paru- Paru

Pembentukan Paru-Paru

Paru-paru terbentuk dari lapisan lembaga endoderm, sama seperti pembentukan saluran
pencernaan. pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan pembentukan saluran
pencernaan. Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang.

Awalnya, tunas paru mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan sehingga pada saat
divertikulum respiratorium membesar ke arah kaudal, terbentuklah 2 bubungan longitudinal
yang dipisahkan oleh trakeoesophageal. Kemudian, pada saat kedua bubungan menyatu
membentuk septum trakeoesophageal, usus depan akan terbagi menjadi usus depan bagian
dorsal dan ventral, tunas paru, trakea, dan esophagus. Primordium respiratorik akan
mempertahankan hubungan terbukanya dengan faring melalui aditus laringis. Pembentukan
trakea, bronkus, dan paru. Sewaktu berpisah dengan usus paru, tunas paru akan membentuk
trakea dan dua kantung luar lateral atau tunas bronkus. Di awal minggu kelima, masing-
masing tunas bronkus membesar membentuk bronkus utama kanan dan kiri. Bronkus utama
kanan akan membentuk tiga bronkus sekunder, sedangkan yang kiri akan membentuk dua
bronkus sekunder.
Gambar 3. Perkembangan paru-paru

Berikut tahapan organogenesis paru-paru:

Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah
ventral membentuk lekuk laringotrakea
Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan
akan tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus.
Endoderm yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan
tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekitarnya.
Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung menjadi tunas paru-
paru.
Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.
Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula
dengan kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru
terbentuk dari mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm
splanknik.

Gambar 4. Perkembangan sistem respirasi manusia. A, tahap tunas paru-paru pada embrio 4
minggu; B, tahap lanjut; C, paru-paru kecil yang terbentuk melalui percabangan yang
berulang-ulang dari bumbung endoderm untuk membentuk cabang-cabang bronkial dan
alveoli, pada embrio 7 minggu. D, sekelompok alveoli dari paru-paru dewasa. E, dinding
alveolus ari paru-paru dewasa

Gambar 5. Tahapan perkembangan tunas paru :


A. 5 minggu : tunas kanan, 3 bronkus sekunder dan di sebelah kiri, 2 bronkus sekunder.

B. 6 minggu : 3 lobus di kanan dan 2 di kiri.

C. 8 minggu

Bakal paru (pulmo) berupa satu diverticulum lebih dulu pada lantai pharynx, di posterior
daerah kantung-kantung insang. Diverticulum ini segera bercabang 2 kiri kanan.
Diverticulum utama tumbuh menjadi trachea, sedang diverticulum cabang yang sepasang
tumbuh menjadi bronchi dan paru. Sambil bronchioli dan kantung alveoli tumbuh,
pembuluh darahpun tumbuh menyertainya. sel- sel mesenkim kemudian menyelaputi aluran
dan alat pernafasan untuk membina lapisan otot,jaringan pengikat serta cincin atau keeping
tulang rawan yang menunjang dinding travhea dan bronchi.

Pleura, membrane coeloem yang tumbuh dari hypomere kemudian menyelaputi kedua
paru.pada teleostei, terutama Dipnoi, ada gelembung renang (vesica natatoria), yang
tumbuhnya seperti halnya paru, berupa evaginasi pharynx yang ada dari lantainya dan
adapula dari atapnya

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2009. Turunan Mesoderm. Fakultas Keguruan Dan Ilmu


Pendidikan.Universitas Mataram: http://dosyin.blogspot.com. Diakses 19 November
2016

Anonim. 2013. Organogenesis Paru-Paru dan Otot. Diakses di


http://MusicandLifeinBiologyOrganogenesisParu-parudanOtot.html. Pada tanggal 19
November 2016
Anonym. 2012. Organogenesis. Diakses di
http://cahyadiblogsan.blogspot.co.id/2012/01/organogenesis.html. pada tanggal 19
November 2016

Puja, I Ketut et al. 2010. Embriologi Modern, Udayana University Press : Denpasar.

Yatim, Wildan et al. 1984. Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran, Penerbit
Tarsito : Bandung.

Yohana et al. 2007. Perkembangan Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571 :


http://pustaka.ut.ac.id. Diakses pada tanggal 3 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai