Latar Belakang Timah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang Timah


Timah adalah elemen keempat dalam kolom keempat belas dari tabel periodik. Timah
diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi. Atom timah memiliki 50 elektron dan
50 proton dengan 4 elektron valensi di kulit terluar.
Dalam kondisi standar timah adalah logam lembut berwarna perak abu-abu. Timah
sangat lunak (yang berarti bahwa hal itu dapat potong menjadi lembaran tipis) dan
dapat dipoles agar bersinar.
Timah dapat membentuk dua alotrop berbeda di bawah tekanan normal. Yaitu timah
putih dan timah abu-abu. Timah putih adalah bentuk logam timah yang paling akrab
dengan kita. Timah abu-abu adalah non-logam dan merupakan bahan tepung
berwarna abu-abu. Timah abu-abu mempunyai banyak kegunaan.
Timah resistif (dapat melawan korosi) dari air. Hal ini memungkinkan untuk
digunakan sebagai bahan pelapis untuk melindungi logam lainnya.
I.2 Latar Belakang Tembaga
Tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan PT Freeport
Indonesia di area Grasberg, Papua. PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport- McMoRan Copper &
Gold Inc. Perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia
melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua
tempat di Papua, masing- masing tambang Ertsberg dari (1967-1988) dan tambang
Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi
Papua. Freeport juga mengoperasikan beberapa tambang bawah tanah besar, meski
dengan kemampuan produksi yang masih berada di bawah Grasberg. Dengan
cadangan 25 milyar pon tembaga, 40 juta ons emas dan 70 juta ons perak, nilainya
sekitar 40 milyar dollar AS berdasarkan harga berlaku.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sifat Sifat Tembaga

1. Sifat Fisika
1) Tembaga memiliki warna kuning kemerah-merahan.
2) Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis, kawat.
3) Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran elektron.
4) Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
5) Memiliki titik leleh pada 1084,62 C, sedangkan titik didih pada 2562 C.

2. Sifat Kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi.
2) Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang
berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
3) Pada suhu sekitar 300C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO
yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000C, akan
terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
4) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-oksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat dan mendidih menyerang
logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida.

2
II.2 Genesis Tembaga

Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok,
yaitu genesa primer dan genesa sekunder.
1. Genesa Primer

Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang
berhubungan langsung dengan intrusi magma. Endapan pegmatite sering dijumpai
berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur
alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan
endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Ciri khas
endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena
adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar
relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat
hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur
porfitik, membentuk endapan tembaga porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi memiliki
kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan
samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan merupakan endapan
penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat susunan mineral bijih endapan
tembaga porfiri adalah:
Mineral utama, terdiri: pirit, kalkopirit dan bornit.
Mineral ikutan, terdiri: magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit,
kasiterit, kuebnit dan emas.
Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.
2. Genesa Sekunder

3
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral-
mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena pengaruh
air dan udara. Mineral sulfida Mineral - Tembaga 4

yang terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami
oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut
dalam air. Akhirnya didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa
berkarat yang disebut Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang
terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan
zona pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara
dan air yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan
logam-logam dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan
mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses pengendapan berlangsung.
Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping
itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit.
Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah
maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses
reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan
demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas
bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang
kemudian menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan
kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona
pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila
dibanding bijih primer.

4
II.3. Tahap Ekploitasi Tembaga

Eksplorasi tembaga adalah keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak


mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineral tembaga yang
ada.
Tahap-tahap dalam perencanaan kegiatan eksplorasi secara umum:

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan


Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian
yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi
pendahuluan juga berskala kecil 1:50.000 sampai 1:25.000. Adapun yang dilakukan
pada tahap ini adalah:
a. Studi Literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan
peta-peta yang sudah ada (dari survey terdahulu), catatan lama, laporan temuan dan
lain-lain, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah itu, studi faktor-faktor
geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian
dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan
tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei dan Pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta
topografi skala 1:50.000 atau 1:25.000). Tetapi jika belum ada, perlu dilakukan
pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi,
maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung untuk mencari
tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil contoh dari singkapan yang penting.

5
Selain singkapan batuan pembawa bahan galian, yang perlu juga diperhatikan adalah
perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan),
orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada
peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter,
serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dan
lain-lain. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta
singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan contoh dengan cara acak,
pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan
dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dan lain-lain).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dan lain-lain yang dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik
(prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka
dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail

Menurut (White, 1997), kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan Mineral - Tembaga 6

yang kecil (<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti
dan resiko dapat dihindarkan.

6
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur
(kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran
bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu
lainnya.

3. Studi Kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan
pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.

II.4. Eksploitasi

Menurut Sukandarrumidi (2009), penambangan dilakukan dengan cara tambang


terbuka (open pit), apabila endapan bijih ditemukan tidak terlalu dalam. Dapat juga
dilakukan dengan penambangan dalam (underground) dengan membuat terowongan
atau pengangkutan dengan menggunakan alat-alat berat.
Khusus untuk tambang tembaga Grasberg dan Batu Hijau (Indonesia) adalah tipe
porfiri. Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar relatif
rendah sehingga atas pertimbangan keekonomian, penambangan hanya dapat
dilakukan dengan cara tambang terbuka (open pit mining). Pengupasan lapisan

7
penutup (overburden) dan penambangan bijih dilakukan dengan sistem jenjang
(benches). Cebakan bijih tembaga yang sangat tebal memerlukan banyak jenjang,
dengan lebar dan tinggi jenjang diupayakan untuk dapat menahan batuan yang
berhamburan saat peledakan, dan menyediakan ruang gerak yang memadai untuk alat
pembongkar (excavator) dan unit pemuat (haulage).

Tahapan eksploitasi tambang terbuka tembaga:


1. Pengeboran

Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap ledak (blast
holes). Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan menggunakan bahan peledak
yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group) untuk menghasilkan
material hancur hasil peledakan (broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali
dan dimuat oleh alat angkut (dump truck). Tahapan inti dalam proses pengeboran
adalah:
a. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran

Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran yang rata untuk
mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk memisahkan posisi mesin bor dari alat
lainnya, dan membersihkan batas material atau lumpur dari sisa peledakan
sebelumnya.
Disini ditentukan tanda batas lokasi pengeboran yang umumnya berbentuk
kotak/persegi empat atau berbatasan langsung dengan hasil peledakan yang sudah
dilakukan sebelumnya. Proses persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran dengan
menggunakan dozer Caterpillar seri D10 atau seri D11.
b. Pelaksanaan pengeboran produksi

Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor. Pola pengeboran bisa


menggunakan pola pengeboran manual atau pola pengeboran dengan sistem
Aquila. Pola pengeboran manual menggunakan patok-patok kayu sebagai tanda

8
posisi lubang yang harus dibor yang diletakkan di tanah dan dilengkapi dengan
keterangan survey mengenai kedalaman lubang yang harus dibor. Sementara
pengeboran dengan sistem Aquila sudah terpasang pada semua mesin bor
mengandalkan sistem pandu satelit (Global Positioning System atau GPS) yang
terhubung langsung ke antenna mesin bor untuk memandu operator mengikuti pola
dan kedalaman pengeboran.
Setelah proses pengeboran, mesin bor dipindahkan ke lokasi pengeboran lainnya atau
menunggu sampai proses peledakan lubang bor tersebut selesai. Pemindahan mesin
bor untuk jarak lebih dari 500 meter diangkut dengan alat bantu yang disebut mesin
lowboy.
2. Peledakan

Setelah lubang bor dibuat, juru ledak akan memeriksa setiap lubang bor untuk
memastikan kedalaman lubang tersebut sebelum dilakukan pengisian bahan peledak
(explosive). Setelah lubang disetujui, lubang diisi dengan primer (detonator+booster)
dan bahan peledak sesuai dengan kandungan air di dalamnya.

3. Penggalian

Proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali atau shovel untuk
menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa bijih atau batuan
penutup.

Ada dua jenis shovel yang digunakan dalam operasi penambangan tambang tembaga:
yaitu:
a. Shovel listrik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan tenaga listrik.
b. Shovel hidraulik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan sistem hidraulik.

Ada dua metode proses penggalian, yaitu:

9
a. Single side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima muatan,
truk berada pada satu sisi shovel. Dengan demikian ketika salah satu truk sedang
diberi muatan, truk kedua dalam posisi antri atau pre-spot. Hidraulik shovel
umumnya menggunakan metode single side loading dan dilakukan di sisi kiri shovel.
Shovel listrik dilakukan bila loading area hanya bisa untuk maneuver satu truk saja.
b. Double side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika menerima muatan,
truk berada pada kedua sisi shovel sehingga ketika salah satu truk sedang diberi
muatan, truk kedua berada pada posisi menerima muatan di sisi lain. Metode ini pada
umumnya diterapkan untuk shovel listrik dengan lebar area loading yang memenuhi
syarat dua kali radius putar truk yang ditugaskan di shovel tersebut.

4. Pengangkutan

Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke dalam alat angkut
yang dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck). Setelah dilakukan pengisian
oleh shovel, truk akan menuju ke tempat pembuangan yang telah ditentukan sesuai
dengan materialnya. Jika truk mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang
ke crusher bijih atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan
penutup, material akan dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling
System) atau ke overburden pump.
5. Penggerusan bijih atau batuan

Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan
yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi
tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan
menjadi salah satu yang terbesar.

10
II.5. Pengolahan Bijih Tembaga

Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu:

A. Pengapungan (flotasi)

Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih kemudian
digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke
dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam
campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang
mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak
dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke
permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-
partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
B. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada
suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada pada
saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida. Mineral -
Tembaga 12

Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II)
silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut.
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan
masih mengandung sedikit besi(II) sulfide
C. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara dipanaskan
dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)

11
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab
mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
D. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian
dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni)
dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit
larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga
di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.

II.6. Kegunaan Tembaga

1. Logam Tembaga, kegunaan:


a. Sebagai campuran untuk membuat perunggu (Cu 90% dan Sn10%) untuk membuat
patung, indutri arloji, atau ornamen
b. Sebagai campuran untuk membuat monel (Ni 70% dan Cu 30%)
c. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk komponen
pesawat
d. Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
e. Sebagai campuran untuk membuat kuningan (Cu 70% dan Zn 30%) untuk
membuat aksesoris, alat musik, atau ornamen
f. Sebagai campuran membuat kupronikel, (Cu 75% dan Ni 25%) untuk membuat
uang koin logam (contoh logam Amerika) dan logam-logam senjata mengandung
tembaga

12
g. Alat-alat listrik seperti, kabel istrik, kumparan dinamo dan komponen berbagai alat
elektronik, alnico, pipa, motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik
rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial,
tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, kawat, pematrian, alat-alat dapur
h. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian kapal
i. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol
menjadi metanal.

2. Senyawa Tembaga, kegunaan:


a. Tembaga (II) Oksida (CuO), sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh
dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen dan rayon
b. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan
memberikan warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif dalam
radiator
c. Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta,
untuk menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minya, dan fotografi
serta pengawet kayu dan katali
d. Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak digunakan untuk
mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah jamur pada sayur dan buah
e. Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH membentuk ion kompleks cupri
tetramin (dikenal sebagai larutan schweitser), digunakan untuk melarutkan selulosa
pada pembuatan rayon (sutera buatan).

II.7 Pengertian Timah (Sn)

Timah adalah sebuah unsur kimia yang memiliki simbol Sn dan nomor atom 50.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin. Kata Tin diambil dari nama Dewa
bangsa Etruscan Tinia. Nama latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini
berhubungan dengan kata stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan

13
kata dripping yang artinya menjadi cair/ basah, penggunaan kata ini dihubungkan
dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
diketahui.Timah merupakan logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang
rendah, dapat ditempa ("malleable"), mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik
yang tinggi, relatif lunak, tahan karat dan memiliki titik leleh yang rendah dan
memilki struktur kristal yang tinggi. Jika struktur ini dipatahkan, terdengar suara
yang sering disebut (tangisan timah) ketika sebatang unsur ini dibengkokkan.
Bentuk timah :

Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan, timah
abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2 derajat Celcius
menjadi timah putih (timah beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah
didinginkan sampai suhu 13,2 derajat Celcius, ia pelan-pelan berubah dari putih
menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan oleh ketidakmurnian (impurities) seperti
aluminium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimoni atau bismut.
Timah abu-abu memiliki sedikit kegunaan. Timah dapat dipoles sangat licin dan
digunakan untuk menyelimuti logam lain untuk mencegah korosi dan aksi kimia.
Lapisan tipis timah pada baja digunakan untuk membuat makanan tahan lama.
Campuran logam timah sangat penting. Solder lunak, perunggu, logam babbit, logam
bel, logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor adalah beberapa
campuran logam yang mengandung timah.
Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan air keran, tetapi mudah
terserang oleh asam yang kuat, alkali dan garam asam. Oksigen dalam suatu solusi
dapat mempercepat aksi serangan kimia-kimia tersebut. Jika dipanaskan dalam udara,
timah membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate salts dengan oksida.
Garam yang paling penting adalah klorida, yang digunakan sebagai agen reduksi.
Garam timah yang disemprotkan pada gelas digunakan untuk membuat lapisan
konduktor listrik. Aplikasi ini telah dipakai untuk kaca mobil yang tahan beku.

14
Kebanyakan kaca jendela sekarang ini dibuat dengan mengapungkan gelas cair di
dalam timah cair untuk membentuk permukaan datar (proses Pilkington).
Baru-baru ini, campuran logam kristal timah-niobium menjadi superkonduktor pada
suhu sangat rendah, menjadikannya sebagai bahan konstruksi magnet superkonduktif
yang menjanjikan. Magnet tersebut, yang terbuat oleh kawat timah-niobium memiliki
berat hanya beberapa kilogram tetapi dengan baterai yang kecil dapat memproduksi
medan magnet hampir sama dengan kekuatan 100 ton elektromagnet yang dijalankan
dengan sumber listrik yang besar.

II.8 Tempat Timah (Sn) di Bumi

Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama, yaitu
cassiterite. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi
diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite
atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO 2, dengan
kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang
mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite
(Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan
cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan
mineral logam yang lain seperti perak.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana
timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga
50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit
alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk
bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau.
Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-
batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau
istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka

15
sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi
cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi
dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar,
Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari
Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.

Cassiterite

Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2.


Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu
perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber
mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di
alluvial atau aluvium.

Stannite

Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah
Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi
timah. Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30%
belerang. Stannite berwarna biru hingga abu-abu.

16
Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan
besi. Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal
pinakoidal triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk
nyatanya adalah gulungan dari lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu
metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kali ditemukan di Bolivia pada tahun
1893.

II.9 Sifat Timah (Sn)

Sifat Umum Timah (Sn)


Timah merupakan logam perak keputih-putihan,
ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi,
Dalam keadaan normal (13 160 C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah
dibentuk.
Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya
untuk mencegah karat.

Sifat Fisik Timah (Sn)


Keadaan benda : Padat
Titik lebur : 505.08 K (449.47 F)
Titik didih : 2875 K (4716 F)
Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Volume molar : 16.29 10-6 m3/mol
Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
Kalor jenis : 27,112 J/molK
Panas fusi : 7,03 kJ/mol
Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K

17
Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

Sifat Mekanik Timah (Sn)


Kekuatan tariknya rendah, sekitar 2000 psi
Modulus Youngnya adalah 5,9-7,8 x 10^6 psi
Kekuatan Mohs 1,8 atau Brinell 5,0 (1000 kg, 10 mm)

Sifat Kimia Timah (Sn)


Bobot atom : 118.710 sma
berat jenis : 7,3 g/cm3
Jari-jari atom : 145 (145) pm
Jari-jari kovalen : 141 pm
Jari-jari van der Waals : 217 pm
Konfigurasi elektron : [Kr]4d10 5s2 5p2
Elektron per tingkat energi : 2, 8, 18, 18, 4
Bilangan oksidasi : 4,2, -4
Nomor atom : 50
Nomor massa : 118,71
Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
Jari-jari atom : 140 pm
Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm
Jari-jari van der waals : 217 pm
Struktur kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
Konduktifitas termal : 66,8 W/mK
Timah merupakan logam lunah, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik. Timah
tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan
oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap

18
korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan
garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen
dalam larutan.
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut
timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen
seperti diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil
pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
Timah larut dalam HCl, HNO 3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam
asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH
dan KOH.
Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung
memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

II.10 Senyawaan Timah (Sn)

Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO 2, Stanat, timah klorida, timah
hidrida, dan timah sulfide.

Senyawaan Organotin :
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang
dibangun dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn.
Contoh beberapa senyawa organotin ini adalah:
Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan
tributil.
Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan
PVC.
Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.

19
Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan
fungisida.
Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.
dll
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode
yang lain adalah dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium
dengan tmah halide ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah
halide dengan senyawaan organo-aluminium.

Timah Oksida :
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini
merupakan oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO 2
memiliki struktur kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom
oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO 2
larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:
SnO2 + 6HI -> H2SnI6 + 2H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2
digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa
aromatic, dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.

Timah(II) Klorida :
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil.
SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCl -> SnCl2 + H2

20
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl 2 membentuk rantai
yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor
SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai
sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai antioksidan.

Timah(IV) Klorida :
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia
dengan rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak
berwarna dan akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl 4
dipergunakan sebagai senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk
memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.

Timah Sulfida :
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah(II)sulfide dan
ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan
mereaksikan belerang, SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl

Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai
mineral berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan
penambahan H2S pada larutan senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai
ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.

Timah Hidrida :
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH 4.
Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAlH4.
Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen.
Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.

21
Stanat :
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah K4SnO4
atau Mg2SnO4.
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak
terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO 2. Istilah stanat juga
dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.

II.11 Cara Memperoleh Timah (Sn)

Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan
urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari
endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.

II.12 Cara Memproduksi Timah (Sn)

Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari
jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan
untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya
0,015% untuk biji timah berupa bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan
dan kemudian dipisahkan dari material-material yang tidak diperlukan, adakalanya
biji yang telah dihancurkan dilewatkan dalam floating tank dan titambahkan zat
kimia tertentu sehingga biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan
mudah.

22
Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik
sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi.
Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan
hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam
bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir
untuk menghilangkan impuritasnya kemudian material dipanaskan pada suhu 1400
C. Karbon bereaksi dengan CO 2 yang ada didalam furnace membentuk CO, CO ini
kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk timah dan karbondioksida. Logam
timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian bawah furnace untuk diproses lebih
lanjut. Untuk memperoleh timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat
dilakukan dengan menggunakan proses elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah
yang diperoleh bisa mencapai 99,8%.

II.13 Dampak Dari Timah (Sn)

Timah juga terdapat dalam beberapa makanan. Jumlah timah yang sedikit dalam
makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di Amerika Serikat adalah 300
mg/kg.
Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun biologi (biocides) dan perlu
ditangani secara hati-hati.

II.14 Paduan Timah (Sn)

Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai
paduan logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga.
Logam timah juga sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri.
Contoh-contoh paduan antara tembaga dan timah adalah:

23
Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony,
bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau
peralatan rumah tangga.
Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar
12%.
Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
Perunggu adalah paduan tembaga dan timah.
o Mutu komersial biasanya mengandung timah 3-8% untuk produk tempa dan
sampai dengan 12% untuk produk cor.
o Gunmetals adalah perunggu, yang juga mengandung seng

Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale
dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan
untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.

Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah
merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh
superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.

Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63%
timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder
banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik.

Pembuatan Senyawa Organotin


Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan
hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan

24
senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic,
sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain
sebagainya.

Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan


Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah
satu senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor
dan dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah.
Senyawa SnF2 merupakan aditif yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan
timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja
senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan katalis.

25
BAB 3
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Tembaga dan Timah ini merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.dan
merupakan bahan logam yang sangat popular untuk berbagai jenis ke butuhan ,baik
untuk industrialisasi ,kesehatan ,militer,kerajinan dan lain-lain
Penggunaan tembaga dan timah dapat dilacak sampai 10,000 tahun yang lalu. Sebelum
tembaga, diperkirakan hanya besi dan emas, logam yang terlebih dahulu digunakan
manusia,termasuk mungkin kerajinan tembaga untuk keperluan alat rumah tangga di
dalam nya

III.2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan kami sebagai penyusun
makalah ini meminta kepada teman teman sekalian untuk memberikan masukan agar
makalah ini dapat digunakan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai