Makalah Sistem Rem Inova
Makalah Sistem Rem Inova
Makalah Sistem Rem Inova
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Rem
Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda.
Karena gerak roda menjadi lambat, secara otomatis gerak kendaraan menjadi lambat. Energi
kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena
gesekan. Pada rem regeneratif, sebagian energi ini juga dapat dipulihkan dan disimpan dalam
rodagila (flywheel), kapasitor, atau diubah menjadi arus bolak balik oleh suatu alternator,
selanjutnya dilalukan melalui suatu penyearah (rectifier) dan disimpan dalam baterai untuk
penggunaan lain.
Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat dua kecepatan (E = mv2). Ini berarti
bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat dua kali, ia memiliki empat kali lebih
banyak energi. Rem harus membuang empat kali lebih banyak energi untuk menghentikannya
dan konsekuensinya, jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih jauh.
BAB II
PEMBAHASAN
Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun setelah mobil bermesin pertama dibuat, timbul
kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis Renault disebut sebagai salah satu pionir rem
teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di dalamnya, membuat sistem pengereman ini
sangat efektif di zamannya.
Masih di tahun sama, William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem baru yakni
cakram. Modelnya lebih sederhana dan mampu membuang panas lebih cepat.
Sayangnya, konsep itubelum bisa diterima di masanya. Bentuk rem terbuka membuat
debu mudah mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum diperlukan rem yang mampu
melepas panas secara cepat. Alhasil, hampir semua mobil di dunia menggunakan rem
teromol.
B. Perkembangan Teknologi
Memasuki era 1910-an, kegilaan orang akan balap mulai berkembang. Sistem rem
pun lantas mengalami lompatan signifikan di 1918 ketika Malcolm Loughead, salah satu
pendiri Lockheed Aircraft Corporation menemukan sistem hidraulis.
Memanfaatkan hukum bejana dari Bernoulli, Sistem rem hidraulis memungkinkan
kita mengerem dengan tenaga injakan pedal lebih sedikit.
Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia otomotif
pasca Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah pabrikan mobil
teringat kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem cakram. Chrysler pun
menjadi pabrikan pertama yang mengaplikasikan rem cakram yang digabung dengan sistem
hidraulis.
Sejak saat itu perkembangan teknologi rem agak tersendat karena sudah dianggap
memadai. Butuh sekitar 20 tahun untuk menyadari bahwa sistem pengereman mobil memiliki
cacat bawaan yang mengerikan.
Saat direm keras hingga mengunci, mobil tidak akan bisa dikendalikan sama sekali.
Fenomena ini merenggut banyak nyawa sampai akhirnya ABS ditemukan.ABS di keempat
roda yang dikendalikan penuh oleh komputer pertama kali hadir di Mercedes Benz S-Class
pada 1978. Dan era pengereman modern berbasis komputer pun dimulai.
Peranti elektronik lantas banyak memainkan peranan penting dalam memaksimalkan
sistem rem. Kehadiran EBD (Electronic Brake- Force Distribution) makin menyempurnakan
ABS dengan membagi daya pengereman sesuai kebu tuhan masing-masing roda.
Bahkan memasuki 1990an, sistem pengerem an dipakai sebagai salah satu perangkat
penunjang sistem kontrol kestabilan. Saat mobil tidak terkendali, komputer akan
mengaktifkan rem secara individual untuk mengembalikan posisi mobil.
Dan sekarang, kita ting gal menikmati hasil jerih payah para penemu teknologi rem.
Berkendara pun semakin nyaman dan aman.
Tipe rem berdasarkan bentuknya
Dilihat dari bentuk dan cara kerjanya, ada 4 jenis rem yang dikenal dan diaplikasi di berbagai
jenis kendaraan.
1.CAKRAM
Rem ini berbentuk piringan dengan sepatu rem menjepit piringannya. Rem ini
sekarang paling populer karena sanggup melepas panas dengan cepat. Tapi ia memiliki
kelemahan, yakni butuh daya tekan kampas rem yang lebih kuat untuk menghasilkan friksi
seperti rem teromol.
2.TEROMOL
Mengapa rem teromol tak pernah usang? Hal itu karena jenis ini memiliki keunggulan
pada daya pengeremannya nan hebat. makanya rem teromol banyak digunakan di kendaraan
berat seperti truk atau bus. Kemampuan melepas panasnya memang tak sebaik cakram, tapi
konstruksi tertutup membuatnya lebih terlindung dari kotoran.
3.MESIN
Sering disebut juga dengan engine braking, rem ini memanfaatkan gesekan mekanikal
dan hambatan tekanan silinder untuk memperlambat mobil saat pedal gas dilepas. Mengingat
kecilnya efek pengereman ini, makanya fungsi engine braking hanya sebatas membantu
kinerja sistem rem utama.
4.ELEKTROMAGNETIK
Bila pada sistem rem cakram dan teromol, energi kinetik diubah menjadi energi
panas, sistem elektromagnetik mengubah energi kinetik menjadi listrik. Caranya dengan
memanfaatkan putaran roda untuk memutar dinamo yang menghasilkan listrik. Hambatan
dari medan magnet dinamo inilah yang juga melambatkan kendaraan. biasanya sistem ini ada
sebagai pendukung di mobil listrik.
C. Fungsi Rem
Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin
Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir
Fungsi Rem :
Rem kaki :
Rem tangan :
Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan
Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda
Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir )
Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi )
Cara Kerja Rem cakram Tidak Bekerja tidak terjadi pengereman balok rem ( pad ) tidak
menekan piringan torak tidak tertekan Tekanan hidraulis tidak ada Bekerja piringan
1. Tongkat
2. Batang tarik
3. Penyetel
4. Pengimbang
5. Kabel
Tongkat rem tangan ditarik dan gaya tarik diteruskan ke tuas penghubung Roda blokir
2. Kanvas rem
3. Anchor
4. Tromol
5. Mur Penyetel tuas rem Tongkat rem tangan ditarik dan gaya tarik diteruskan ke
Putaran roda tertahan propller blokir tromol terjepit kanvas rem terjadi
pengereman.propeller
1. Getar. Saat diinjak terasa getaran pada pedal rem dan makin parah ketika ditekan pada
kecepatan tinggi. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah
tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan mencoba bubut cakram atau tromol. Biasanya
pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm yang dianggap aman. Biaya bubut pun bervariasi
antara Rp 100-300 ribu. Akan tetapi kalau kondisinya sudah parah atau goresannya sudah
terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.
2. Mbagel. Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi
mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan
injakan pedal. kalu berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
3. Tidak Pakem. Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu
berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan
asbesnya sudah berkurang (Atasi dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya
piringan atau teromol tidak tergerus) atau piston rem yang sudah macet (selidiki setiap roda
dan bagian mana saja yang sudah apkir)
4. Lari Kiri Atau Kanan. Hal ini disebabkan karena piston salah satu roda macet.
5. Rem Dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis
6. Rem Dikocok/Dipompa. Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan
kemasukan angin. Coba cek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah
atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah bleeding untuk mengeluarkan angin
palsu
Yang harus diperhatikan adalah bagian disc break dan tromol, dan memeriksa kualitas
minyak rem, saluran rem, dan kampas rem itu sendiri. Untuk minyak rem, biasanya
harus diganti atau dibersihkan setelah mobil menempuh 10.000 km. Perhatikan bagian
ini dengan seksama supaya tidak kosong, dan perhatikan perbandingan antara bagian
depan dan belakang (2:1). Bagian depan mendapat porsi lebih besar sebab paling
sering digunakan saat mobil direm.
Langkah berikut adalah memeriksa kampas rem apakah masih dalam kondisi baik
atau tidak. Caranya, lepaskan roda dengan kunci, perhatikan bagian disc break dan
lepas pegangan kampas rem dengan alat martil atau obeng. Bila kampas rem kotor,
gunakan amplas/sikat/kuas untuk membersihkannya. Semakin bersih kampas rem,
semakin bagus dan kuat fungsinya. Berikan gemuk/pelumas pada bagian besi
penahannya, namun hindari supaya tidak terkena bagian sepatu rem. Pasang kembali
kampas, dan kancingkan.
Hal terakhir yang harus diperhatikan supaya rem senantiasa berfungsi dengan baik
adalah perawatan yang teratur. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, usahakan
supaya minyak diganti setiap mencapai 10.000 km, sedangkan untuk kampas biasanya
antara 20-25.000 km untuk tipe otomatis dan 40.000 km untuk tipe manual. Jangan
lupa untuk mengecek kondisi minyak rem setiap dua minggu sekali.
LAMPIRAN
Sistem Rem Mobil
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
Ini merupakan penggambaran secara sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar di muka.
Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak
rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada
model rem piringan).
Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang
dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk
menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka
sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
(lihat
Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan
dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber
hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum
yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak
piston ke posisi semula.
Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh
karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar
daripada di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup
pengimbang (katup proporsional). Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.
odel katup pengimbang
penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar di atas).
Rem model tromol
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan
yaitu backing plate, silinder roda, sepatu rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan
sepatu rem.
1) Backing plate
Backing plate
dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada
backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau
dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua
arah
b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu
arah
Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat
4) Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat
dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
memperlihatkan salah satu tipe tromol rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada
tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan
dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti
ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak,
sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)
dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret
searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut
leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya
dorong pada sepatu rem, disebut sebagai
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling
shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama.