MASERASI
MASERASI
MASERASI
Ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut
tertentu. Pemikiran metode ekstraksi senyawa bukan atom dipergunakan oleh beberapa faktor, yaitu
sifat jaringan tanaman, sifat kandungan zat aktif serta kelarutan dalam pelarut yang digunakan. Prinsip
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa
non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulai dengan pelarut non polar (n-
heksan), lalu pelarut kepolarannya menengah (diklor metan atau etilasetat) kemudian pelarut bersifat
polar (metanol atau etanol) (Harborne, 1987).
Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk fase yang diekstraksi yaitu ekstraksi
cair-cair dan ekstraksi cair padat, ekstraksi cair padat terdiri dari beberapa cara yaitu maserasi,
perkolasi dan ekstraksi sinambung (Harborne, 1987).
Maserasi
Metode ekstraksi umum digunakan dalam mengisolasi senyawa metabolit sekunder adalah maserasi
(penggunaan pelarut organik). Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan dalam temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan karena dengan perendaman sampel tanaman akan mengakibatkan pemecahan dinding
sel dan membran sel akibat perbedaaan tekanan antara di dalam sel dan di luar sel sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ektraksi senyawa akan
sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut dalam proses
maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam
dalam pelarut tersebut. Secara umum, pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder
(Darwis, 2000; Anonim, 1993).
Hasil yang diperoleh berupa ekstrak kasar yang telah diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator,
dimana seluruh senyawa bahan alam yang terlarut dalam pelarut yang akan digunakan berada dalam
ekstrak kasar tersebut. Selanjutnya ekstrak kasar tersebut akan dapat dipisahkan berdasarkan
komponen-komponen dengan metode fraksinasi partisi dengan menggunakan corong pisah.
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa
instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary vakum
evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi
(pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas
bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat
dibawah titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat.
Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan
biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa
instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang
berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum
evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada
labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah,
sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut
menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga
senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.
DASAR TEORI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Secara umum, tujuan ekstraksi adalah :
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Prinsip maserasi adalah penyarian
zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Rachman, 2009)
Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi, penguapan
pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya adalah pipa vakum, pengontrol,
labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kodensasi (Rahayu, 2009).
Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya
dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat
menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap
naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat
dipisahkan dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009).
Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari
labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap
larutan penyaring akan naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-
molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung
(Ahyari, 2009).
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan ke dalam labu alas bulat
dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian
waterbath dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu
tercapai, labu alas bulat yang telah berisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat
pada ujung rotor yang menghubungkan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa
vakum dijalankan, kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-
8putaran) (Ahyari, 2009).
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada permukaan ekstrak
atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas bulat penampung.
Setelah proses penguapan selesai, Rotary Evaporator dihentikan dengan cara terlebih
dahulu dilakukan pemutaran tombol rotor kearah nol (menghentikan putaran rotor) dan
temperatur pada waterbath di-nol-kan. Pompa vakum dihentikan, kemudian labu alas
bulat dikeluarkan setelah sebelumnya kran pengatur tekanan pada ujung kondensor
dibuka (Ahyari, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Berikut akan disajikan berbagai jenis kertas saring yang memiliki berbagai ukuran
pori yang berbeda-beda serta dari bahan baku yang berbeda pula. Selectron BA 85 :
Bahan solulosa nitrat (0.45 m) Selectron OE 67 : Bahan solulosa asetat (0.45 m)
Selectron GF : Bahan Borosilikat gelas (1 m) Selectra 589/3 : Bahan 95% @
selulosa, linters (- m) Selectra G : Bahan borosilikat gelas (1 m) Macherey-Nagel
640 dd : Bahan 95% @ selulosa, linters ( - m) Millipore HA : Bahan campuran
selulosa ester (0.45 m) Membranfilter Ges : Bahan Solulosa asetat (0.45 m)
Nucleopore : Bahan polikarbonat (0.45 m) Flotronic silver : Bahan perak (0.45 m)
Gelman A : Bahan borosilikat gelas ( 0.3 m dan 1.6 m) Whatman GF/B : Bahan
borosilikat gelas (1.0 m) Whatman GF/C : Bahan borosilikat gelas (1.2 m)
Whatman GF/D : Bahan borosilikat gelas (2.7 m) Whatman GF/F : Bahan borosilikat
gelas (0.7 m) Whatman WTP : Bahan Teflon (0.5 m) - See more at:
http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/karakteristik-dan-jenis-kertas-
saring_17.html#sthash.JSV1Nt2l.dpuf