MASERASI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MASERASI

MaseraSi merupakan cara eksrtraksi yang sederhana.


Istilah maseration berasal dari bahasa laitin macere, yang artiya merendam jadi. Jadi
masserasi dapat diartikan sebagai proses dimana obat yang sudah halus dapat
memungkinkan untuk direndam dalam mesntrum sampai meresap dan melunakan susunan
sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (ansel, 1989).
Ekstrak adalah sediaan cair yang dibuat deangan cara m yaitu direngekstraksi
bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (non polar) atau setengah air
, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku
resmi kefarmasian (Depkes RI,1995)
2.3.1 Prinsip Kerja Metode Maserasi
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar
terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing sel. Isi
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didala sel dengan diluar
sel. Larutan yang konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut
dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi
keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989).
Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15 o-20o C dalam waktu selama 3
hari sampai bahan-bahan yang larut , melarut (Ansel, 1989). Pada umumnya maserasi
dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok,
dimasukan kedalam bejan kemudian dituangi dangan 75 bagian cairan penyari, ditutup
dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk.
Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada ampas ditambah cairan penyari secukupnya,
diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup
dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan
dipisahkan.
2.3.2 Pelarut Yang Digunakan Dalam Metode Maserasi
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air, etanol,
etanol-air atau eter. Etanol dipertimbangkan seba gai penyari karena lebih selektif,
kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas
yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit

Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin,


kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak, malam , tanin dan
saponin hanya sedikit larut. Dengan demikian zat pengganggu yang terlarut hanya
terbatas. Untuk meningkatkan penyarian biasanya menggunakan campuran
etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang
disari (Meyna,s.dkk. Laporan praktikum galenika maserasi curcuma aerugenusa. F-mipa
Universitas Sebelas Maret hal.3)

2.2.1 Sifat kelarutan Flavonoida


Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Tetapi harus diingat, bila
dibiarkan dalam larutan basa, dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai.
Karena mempunyai sejumlah gugus hidroksi, atau suatu gula, flavonoida merupakan senyawa
polar, maka umumnya flavonoida cukup larut dalam pelarut polar seperti Etanol, Metanol,
Butanol, Aseton, Dimetilsulfoksida (DMSO), Dimetilformamida (DMF), Air dan lain-lain.
Adanya gula yang terikat pada flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung
menyebabkan flavonoida lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut
yang disebut diatas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida.
Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol
yang termetoksilasa cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti Eter dan Kloroform.
(Markham, 1988)

eknik Ekstraksi Senyawa

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut
tertentu. Pemikiran metode ekstraksi senyawa bukan atom dipergunakan oleh beberapa faktor, yaitu
sifat jaringan tanaman, sifat kandungan zat aktif serta kelarutan dalam pelarut yang digunakan. Prinsip
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa
non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulai dengan pelarut non polar (n-
heksan), lalu pelarut kepolarannya menengah (diklor metan atau etilasetat) kemudian pelarut bersifat
polar (metanol atau etanol) (Harborne, 1987).

Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk fase yang diekstraksi yaitu ekstraksi
cair-cair dan ekstraksi cair padat, ekstraksi cair padat terdiri dari beberapa cara yaitu maserasi,
perkolasi dan ekstraksi sinambung (Harborne, 1987).

Maserasi

Metode ekstraksi umum digunakan dalam mengisolasi senyawa metabolit sekunder adalah maserasi
(penggunaan pelarut organik). Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan dalam temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan karena dengan perendaman sampel tanaman akan mengakibatkan pemecahan dinding
sel dan membran sel akibat perbedaaan tekanan antara di dalam sel dan di luar sel sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ektraksi senyawa akan
sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut dalam proses
maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam
dalam pelarut tersebut. Secara umum, pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder
(Darwis, 2000; Anonim, 1993).

Hasil yang diperoleh berupa ekstrak kasar yang telah diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator,
dimana seluruh senyawa bahan alam yang terlarut dalam pelarut yang akan digunakan berada dalam
ekstrak kasar tersebut. Selanjutnya ekstrak kasar tersebut akan dapat dipisahkan berdasarkan
komponen-komponen dengan metode fraksinasi partisi dengan menggunakan corong pisah.

Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa
instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary vakum
evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi
(pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas
bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat
dibawah titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat.
Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan
biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa
instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang
berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum
evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada
labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah,
sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut
menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga
senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

DASAR TEORI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Secara umum, tujuan ekstraksi adalah :

1. Senyawa kimia sesuai dengan kebutuhan

2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,


misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin

3. Organisme yang digunakan dalam pengobatan tradisional, dan


biasanya dibuat dengan cara dididihkan dalam air

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi dalam menguji organisme untuk


mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus
(Rachman, 2009).

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Prinsip maserasi adalah penyarian
zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Rachman, 2009)

Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi, penguapan
pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya adalah pipa vakum, pengontrol,
labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kodensasi (Rahayu, 2009).
Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya
dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat
menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap
naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat
dipisahkan dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009).

Gambar 1. Rotary evaporator (tampak depan) Gambar 2. Rotary


evaporator(tampak atas)

Ekstraksi menggunakan rotary evaporator dapat digunakan pada bahan makanan


seperti pandan. Pandan merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki beraroma
wangi. Pandan mempunyai akar tunjang besar, daunnya roset rapat. Daunnya dapat
berkhasiat sebagai penambah nafsu makan karena kandungan alkaloida, saponin, dan
flavonoida. Selain itu dapat digunakan untuk pewarna makanan karena memiliki klorofil
yang berwarna hijau dan juga mengandung minyak atsiri. Klorofil merupakan pigmen
fotosintesis pada tumbuhan yang dapat menyerap cahaya merah, biru, ungu dan
merefleksikan cahaya hijau. Klorofil banyak terdapat pada daun dan merupakan ciri
tumbuhan autotrof (Anonim, 2009).

Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari
labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap
larutan penyaring akan naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-
molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung
(Ahyari, 2009).

Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan ke dalam labu alas bulat
dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian
waterbath dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu
tercapai, labu alas bulat yang telah berisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat
pada ujung rotor yang menghubungkan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa
vakum dijalankan, kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-
8putaran) (Ahyari, 2009).

Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada permukaan ekstrak
atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas bulat penampung.
Setelah proses penguapan selesai, Rotary Evaporator dihentikan dengan cara terlebih
dahulu dilakukan pemutaran tombol rotor kearah nol (menghentikan putaran rotor) dan
temperatur pada waterbath di-nol-kan. Pompa vakum dihentikan, kemudian labu alas
bulat dikeluarkan setelah sebelumnya kran pengatur tekanan pada ujung kondensor
dibuka (Ahyari, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pandan. http://id.wikipedia.com. 28 Oktober 2010.


Ahyari, J. 2009. Rotary Evaporator. http://blogkita.info.com. 28 Oktober 2010.
Rachman, D. 2009. Jenis-Jenis Ekstraksi. http://www.blogpribadi.com. 28 Oktober
2010.
Rahayu, S.S. 2009. Proses evaporasi. http://www.chem-is-try.org. 28 Oktober 2010

Berikut akan disajikan berbagai jenis kertas saring yang memiliki berbagai ukuran
pori yang berbeda-beda serta dari bahan baku yang berbeda pula. Selectron BA 85 :
Bahan solulosa nitrat (0.45 m) Selectron OE 67 : Bahan solulosa asetat (0.45 m)
Selectron GF : Bahan Borosilikat gelas (1 m) Selectra 589/3 : Bahan 95% @
selulosa, linters (- m) Selectra G : Bahan borosilikat gelas (1 m) Macherey-Nagel
640 dd : Bahan 95% @ selulosa, linters ( - m) Millipore HA : Bahan campuran
selulosa ester (0.45 m) Membranfilter Ges : Bahan Solulosa asetat (0.45 m)
Nucleopore : Bahan polikarbonat (0.45 m) Flotronic silver : Bahan perak (0.45 m)
Gelman A : Bahan borosilikat gelas ( 0.3 m dan 1.6 m) Whatman GF/B : Bahan
borosilikat gelas (1.0 m) Whatman GF/C : Bahan borosilikat gelas (1.2 m)
Whatman GF/D : Bahan borosilikat gelas (2.7 m) Whatman GF/F : Bahan borosilikat
gelas (0.7 m) Whatman WTP : Bahan Teflon (0.5 m) - See more at:
http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/karakteristik-dan-jenis-kertas-
saring_17.html#sthash.JSV1Nt2l.dpuf

Anda mungkin juga menyukai