Rapat Anggota
Rapat Anggota
Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi koperasi. Namun kerap
terjadi para anggota koperasi belum memahami secara persis, apa itu rapat anggota. Anggota
koperasi memiliki peran ganda, selain sebagai pemilik, juga pengguna. Sebagai pemilik
anggotalah yang menentukan arah dan kebijakan umum koperasi. Arah dan kebijakan tersebut
diputuskan dalam rapat anggota.
Kepentingan menghadiri rapat anggota adalah untuk memastikan apakah program kerja koperasi
telah sesuai dengan kepentingan anggota dan dikelola secara baik atau tidak. Jika usaha
koperasi berjalan lancar dan sesuai dengan kepentingan para anggotanya, maka anggota harus
memberi dukungan kepada pengurus. Namun jika ternyata usaha koperasi tidak sesuai dengan
kepentingan anggota dan hanya menguntungkan pengurus saja,maka anggota dapat
membahasnya dalam Rapat Anggota. Jika memang anggota peduli dan menginginkan kemajuan
koperasi demi peningkatan pendapatan anggota, maka Rapat Anggota merupakan sarana yang
paling baik untuk membahas hal-hal tersebut.
Rapat Anggota adalah pertemuan pemilik (anggota) yang diselenggarakan secara demokratis dan
merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat Anggota merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi. Hal ini mempunyai arti bahwa segala
keputusan penting mengenai kehidupan koperasi ditentukan oleh para anggota sendiri (pasal 20-
21). Namun demmikian, kekuasaan Rapat Anggota tidak terbatas.
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi;
menentukan kebijaksanaan umum koperasi; memilih, mengangakat dan memberhentikan
penguru, Badan Pemeriksa dan Dewan Penasihat; menentukan rencana kerja dan rencana
anggaran belanja; dan mengesahkan neraca dan laporan rugi/laba serta kebijaksanaan pengurus
di bidang usaha dan organisasi.
Secara umum dalam Rapat Anggota dibahas :
1. Usaha Koperasi
2. Program kerja, termasuk di dalamnya rencana pendidikan dan pelatihan bagi anggota,
pengurus, pengawas, manajer dan karyawan.
3. RAPB Koperasi
4. Pemilihan pengurus dan pengawas
5. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
6. Kemajuan, hambatan serta permasalahan koperasi
7. Peraturan-peraturan koperasi
8. Keputusan-keputusan penting lainnya
III. Fungsi Manajemen Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan lembaga tertinggi dalam organisasi koperasi. Oleh karena itu Rapat
Anggota itu juga harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terhadap koperasi yang
dimilikinya, yaitu :
A. Perencanaan
1) Menetapkan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai sumber
segala aturan koperasi.
2) Menetapkan rencana kerja dan berbagai kebijaksanaan yang harus dijabarkan lebih lanjut
oleh pengurus.
3) Menambah/memperluas/mengurangi bidang usaha.
4) Menetapkan dan mengubah simpanan wajib anggota tiap bulan.
B. Pengorganisasian
1) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksa dan dewan
penasihat.
2) Menetapkan kebijaksanaan atas usul pengurus yaitu tentang gaji, tunjangan lembur, dan
sebagainya.
3) Meningkatkan kerja sama antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Anggota.
C. Pengarahan
Melimpahkan wewenang kepada pengurus, Badan Pemeriksa dan Panitia-panitia.
D. Pengkoordinasian
1) Menyelenggarakan Rapat Anggota sesuai jadwal.
2) Mengatur aktivitas kerja sesuai dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja.
3) Mengharuskan Pengurus, Badan Pemeriksa untuk bertindak sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
4) Memindahkan karyawan dan tugas yang satu ke tugas lain.
E. Pengawasan
1) Ikut serta melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.
2) Mengesahkan neraca, laporan rugi/laba, dan kebijaksanaan pengurus.
3) Mengadakan penilaian atas rencana kerja yang dibuat pengurus dan pelaksanaannya.
4) Memintakan pertanggung jawaban pengurus jika terjadi kerugian dalam koperasi.
Rapat Anggota harus diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Oleh karena itu
sering juga disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Khusus koperasi primer harus sudah
menyelenggarakan RAT paling lambat 3 bulan sesudah tutup buku, sedangkan bagi koperasi
yang lebih tinggi (gabungan/pusat/induk koperasi) paling lambat 6 bulan.
RAT harus diadakan untuk pengesahan neraca dan perhitungan rugi/laba, pertanggungjawaban
pengurus dan pembahasan rencana kerja serta anggaran belanja untuk tahun yang akan datang.
Selain RAT, rapat anggota dapat diadakan sewaktu-waktu, bila ada suatu masalah yang penting.
Rapat khusus(= di luar rapat tahunan) dapat diadakan atas kehendak / permintaan pengurus,
anggota atau pejabat Jawatan Koperasi.
Keputusan Rapat Khusus sah apabila yang hadir sudah mencapai korum (quorum). Besar
kecilnya korum disesuaikan dengan besar kecilnya jumlah anggota dan biasanya ditetapkan
dalam AD/ART Koperasi. Apabila Rapat Khusus ditujuakan untuk mengubah Anggaran Dasar,
maka harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya
harus disetujui oleh suara terbanyak dari jumlah suara yang hadir. Sedangkan Rapat Khusus yang
ditujukan untuk pembubaran Koperasi harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota, dan keputusannya harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari suara yang hadir.
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Koperasi serta AD/ART, maka yang berhak hadir
dalam Rapat Anggota adalah:
1. Para anggota yang terdaftar dalam Buku Daftar Anggota
2. Pengurus, Pengawas, dan Dewan Penasihat
3. Pejabat dari OPD bidang koperasi atau Kementrian Koperasi, dewan koperasi, serta pejabat
lain yang erat hubungannya dengan perkembangan perkoperasian, untuk memberi pandangan
masukan, atau bimbingan.
Rapat Anggota dapat dijadikan sarana komunikasi efektif dari seluruh komponen koperasi,
sehingga pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dipersiapkan sebaik mungkin agar
mencapai tujuan dan sasarannya.
Beberapa rencana penyelenggaraan Rapat Anggota yaitu:
1. Membentuk panitia jauh persiapan sebelum pelaksanaan rapat, sehingga dapat bekerja
secermat dan sebaik mungkin. Koperasi perlu mencari dan memilih orang-orang yang
mempunyai potensi, penuh inisiatif, kreatif, jujur untuk mempersiapkan penyelenggaraan rapat
anggota.
2. Membuat persiapan/rencana yang baik, meliputi:
Waktu penyelenggaraan rapat: pemilihan waktu penyelenggaraan rapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi memungkinkan kegiatan usaha anggota tidak terganggu, misalnya penentuan
waktu diambil siang atau malam hari.
Susunan dan jenis acara rapat: menentukan jenis acara sedapat mungkin dapat menarik minat
anggota untuk hadir sehingga anggota mau menghadirinya. Rapat Anggota mencakup hal-hal
pokok yang dibicarakan dalam Rapat Anggota dan menyangkut kepentingan anggota baik
usahanya maupun minatnya.
Biaya rapat: menghitung dan menentukan pengeluaran sesuai dengan kemampuan. Biaya
yang dibutuhkan untuk rapat menyangkut biaya korespondensi, bahan laporan, dokumentasi,
undangan, makan, minum, dan akomodasi, transportasi, peralatan, dan lain-lain.
Undangan rapat disampaikan kepada para anggota sedini mungkin jauh hari sebelum acara
rapat anggota dan mengingatkannya kembali satu atau dua hari sebelum pelaksanaannya agar
tidak lupa untuk menghadiri rapat anggota.
3. Jika memungkinkan dan tersedia, akan lebih baik mengundang seorang pembicara sebagai
bahan masukan demi kemajuan Koperasi. Dapat berasal dari Dinas/Kementrian koperasi,
gerakan koperasi, atau dari Perguruan Tinggi terdekat.
Keputusan Rapat Anggota sedapat mungkin diambil berdasarka mufakat. Tetapi hal ini tidak
selalu terjadi. Kalau tidak tercapai kata mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
sesuai dengan bentuk demokrasi yang lazim.
Setiap anggota koperasi mempunyai hak bicara. Saran/usul mereka tidak dapat menentukan
keputusan rapat. Jika dalam Rapat Anggota diadakan pemungutan suara, masing-masing anggota
mempunyai satu suara (one man one vote), tanpa melihat besaran nilai modal yang disetornya.
Bagi koperasi yang penting adalah anggota-anggotanya. Dalam koperasi yang anggotanya adalah
badan usaha Koperasi, perimbangan suara dilakukan menurut jumlah anggota manusia yang
terhimpun oleh koperasi masing-masing menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi.
Rapat Anggota Biasa adalah Rapat Anggota yang diselenggarakan oleh Koperasi yang sifatnya
rutin sekali dalam satu tahun. Rapat Anggota Tahunan. Undang-Undang No 25 tahun 1992 (Pasal
26 ayat 1) Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun. Rapat Anggota
tahunan Koperasi bersifat wajib diselenggarakan secara periodik pada akhir tutup tahun buku.
Karena merupakan Rapat Anggota adalah forum kekuasaan tertinggi Koperasi yang antara lain :
1. Mendengarkan dan menilai pertanggungjawaban Pengurus, Pengawas dan pertisipasi
anggota dalam tahun buku yang telah lalu;
2. Menetapkan kebijaksanaan pengurus dalam tahun buku yang akan datang;
3. Menetapkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja dalam tahun buku yang akan
datang.
Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan harus dilaksanakan tepat pada waktunya sesuai Petunjuk
Pelaksanaan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 2, Rapat Anggota untuk mengesahkan
pertanggungjawaban pengurus diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
lampau. Demi menjaga sifat kerahasiaan dari urusan intern Koperasi tanpa mengurangi sifat
terbukanya kepada para anggota-anggota Koperasi sendiri, acara RAT diatur sebagai berikut :
1. Bagian umum yang bersifat terbuka selain untuk anggota, pejabat,pengurus dan juga bisa
dihadiri oleh para undangan lainnya yang acara pokoknya berisi sambutan-sambutan umum,
amanat (jika ada) tanpa secara langsung membicarakan masalah-masalah intern Koperasi atau
kebijaksanaan pengurus dan pengawas.
2. Bagian internal koperasi (bagian intern), setelah acara umum diselesaikan dilanjutkan
istirahat sambil memberikan kesempatan bagi para undangan meninggalkan ruangan rapat.
Selanjutnya rapat merupakan rapat intern koperasi yang merupakan Rapat Anggota Tahunan
yang sebenarnya membahas pertanggung jawaban Pengurus, laporan pengawas, serta
evaluasi/penilaian pejabat serta kinerja atau rencana usaha yang dijalankan oleh Koperasi.
Cerminan pokok manajemen Koperasi yang baik adalah dengan adanya program kerja Koperasi
yang disusun oleh pengurus dan disahkan oleh Rapat Anggota. Program Koperasi dimaksud
berupa suatu rencana kerja dan rencan anggaran pendapatan dan belanja yang merupakan
landasan bagi pelaksanaan operasional. Pelaksanaan Rapat Anggota untuk mangesahkan rencana
anggaran pendapatan dan belanja dapat dilakukan tersendiri atau secara terpisah dari Rapat
Anggota Tahunan ataupun merupakan bagian acara di dalam RAT.
Selain itu, Rapat anggota biasa dapat pula diadakan dalam rangka memilih pengurus dan
pengawas Koperasi atau rapatnya disebut rapat anggota pemilihan Pengurus dan pengawas.
Rapat Anggota ini juga dapat dilaksanakan secara tersendiri yaitu dalam hal adanya kasus pada
Koperasi, dengan tujuan untuk menyelamatkan Koperasi perlu segera dilaksanakan Rapat
Anggota. Sedangkan apabila keadaan Koperasi berjalan baik tetapi masa jabatan
Pengurus/pengawas sudah habis, maka pemilihan pengurus dan pengawas dilaksanakan dalam
RAT secara tersendiri.
Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 27 ayat (2)
dinyatakan Rapat Anggota Luar Biasa dapat didasarkan atas permintaan sejumlah anggota
koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.
Dalam keadaan luar biasa pejabat berwenang mengadakan Rapat Anggota, menentukan acaranya
dan melaksanakan pembicaraan, yang dimaksud dengan keadaan luar biasa antara lain misalnya:
1. Keadaan di mana Pengurus tidak mampu atau tidak bersedia mengadakan Rapat Anggota .
2. Pengurus tidak ada lagi
3. Keadaan darurat
Selanjutnya yang dimaksud dengan keadaan istimewa/ luar biasa adalah :
1. Apabila biaya untuk mengadakan rapat yaitu tidak mungkin dipukul atau sangat
memberatkan Koperasi atau
2. Apabila keadaan Negara atau karena Peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa, baik pusat
maupun setempat tidak memungkinkan mengadakan rapat anggota atau
3. Apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan demi kelancaran usaha Koperasi dan
atau karena untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar sebagian besar anggota tidak bisa
meninggalkan pekerjaan, dengan ketentuan bahwa segala keputusan Rapat Anggota yang
diadakan menurut ketentuan tersebut hanya sah bila keputusan itu menguntungkan anggota dan
atau untuk menyelamatkan perusahaan Koperasi.
Pada tahap persiapan rapat anggota luar biasa harus diperhatikan hal-hal yang akan mendukung
pelaksanaan kegiatan tersebut, yaitu:
1. Pembentukan panitia rapat anggota luar biasa yang terdiri atas perwakilan anggota (jika
pengurus demisioner, namun jika pengurus masih aktif maka salah seorang pengurus dapat
dijadikan sebagai panitia)
2. Menentukan waktu, tempat dan peserta rapat anggota luar biasa, bisa merupakan perwakilan
ataupun jika anggotanya sedikit dan dimungkinkan untuk dihadirkan semua maka anggota harus
hadir dalam rapat anggota luar biasa ini
3. Materi rapat harus disampaikan sebelum rapat deselenggarakan, termasuk alasan
dilaksanakannya rapat anggota luar biasa.
Dalam rapat anggota luar biasa pimpinan rapat membuat notulensi hasil dan proses rapat.
Notulensi rapat mendeskripsikan secara lengkap kondisi rapat anggota tengah berlangsung
beserta hasilnya. Notulensi ini sebagai dokumentasi rapat anggota yang menjadi laporan pada
pelaksanaan rapat anggota berikutnya. Setiap kejadian yang terjadi dalam forum rapat anggota
terekam dengan lengkap, baik dan runtut sesuai kronologisnya. Notulensi rapat dan
dokumentasinya diperlukan untuk mempermudah peserta rapat anggota mengevaluasi kualitas
rapat, dan hasil notulensi wajib dilaporkan kepada seluruh anggota koperasi agar segenap
anggota koperasi dapat mengetahui secara persis kegiatan yang terjadi selama rapat walaupun
anggota tidak ikut serta rapat anggota luar biasa. Jika permasalahan yang terjadi berkaitan
dengan proses hukum dan pihak ketiga, maka penyebaran informasi (notulensi) dapat juga
dilakukan melalui media massa, baik media cetak ataupun elektronik.
Dalam penyelesaian keputusan rapat anggota luar biasa ini terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Keputusan yang dihasilkan dari rapat anggota luar biasa harus dilaksanakan secepat
mungkin, jika terjadi pergantian pengurus maka hasil keputusan rapat anggota luar biasa
merupakan tanggung jawab pengurus baru.
2. Jika keputusan yang dihasilkan tidak dapat diselesaikan melalui forum rapat anggota maka
anggota berhak mengajukan proses penyelesaian kepada pihak Pembina koperasi yaitu lembaga
gerakan koperasi atau pemerintah.
3. Jika permasalahan yang terjadi berkaitan dengan keterlibatan hukum yang tidak dapat
diselesaikan dalam forum rapat anggota, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui pengadilan
apakah perdata ataupun pidana sesuai hukum yang berlaku.
Anggota mempersiapkan diri sebelum mengikuti rapat anggota. Caranya dengan mempelajari
laporan pengurus dan pengawas serta program kerja. Agenda Rapat Anggota berikut isinya
disusun oleh pengurus atau komite (panitia). Isi agenda berdasarkan ketentuan dalam AD, ART
atau peraturan khusus. Kemudian angenda tersebut diajukan dalam Rapat Anggota untuk dibahas
dan disahkan. Agenda Rapat Anggota disesuaikan dengan kebutuhan koperasi yang
bersangkutan.
Susunan acara dan agenda Rapat Anggota ;
A. Ucapan selamat datang :
Pengurus menyampaikan ucapan selamat datang secara singkat kepada para peserta yang hadir.
Pengurus menyampaikan kepentingan Rapat Anggota dan memandu jalannya rapat.
Pengurus mamenadu pemilihan pimpinan rapat. Pimpinan rapat minimal terdiri dari seorang
ketua dan seorang notulis, yang bertugas memimpin dan mencatat jalannya rapat. Pimpinan rapat
berasal dari anggota (bukan pengurus, pengawas, atau pejabat) dan dipilih secara demokratis
dalam Rapat Anggota. Pengurus dan atau pengawas boleh mengusulkan calon pimpinan rapat.
Pimpinan rapat menghitung jumlah anggota yang hadir. Kemudian membandingkannya dengan
jumlah anggota yang terdaftar dalam buku anggota. Setelah itu memeriksa kehadiran anggota
dalam rapat anggota tersebut dan melakukan pengecekan kecukupan kehadiran anggota untuk
mengetahui keadaan rapat anggota telah memenuhi kuorum atau tidak. Bila tidak/belum
memenuhi kuorum, maka perlu melihat kembali tata tertib dan harus mengacu kepada aturan
yang telah ditetapkan dalam AD, ART atau peraturan khusus.
Agenda rapat masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat boleh menambahi atau mengurangi
berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak bertentangan dengan AD, ART atau
peraturan khusus yang berlaku di Koperasi. Pengesahan agenda rapat dipimpin leh pimpinan
rapat.
Tata tertib yang diajukan dalam rapat anggota masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat
boleh menambahi atau menguranginya berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak
bertentangan dengan AD, ART atau peraturan khusus. Pengesahan agenda rapat dipimpin oleh
pimpinan rapat.
Risalah rapat adalah berita acara Rapat Anggota tahun sebelumnya. Isinya tentang keputusan dan
kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Anggota. Risalah Rapat Anggota dibacakan oleh
pimpinan rapat. Risalah ini dapat dijadikan acuan oleh peserta dalam rangka mengevaluasi hasil
kerja pengurus dan pengawas.
G. Laporan pertanggungjawaban :
Pengurus menyampaikan realisasi program kerja tahun sebelumnya, biasanya disampaikan oleh
ketua atau sekretaris. Penyampaian laporan dilakukan singkat dan jelas.
Laporan pengawas
Pengawas menyampaikan hasil pengawas mereka terhadap kinerja pengurus yang berhubungan
dengan pelaksanaan program kerja, kondisi keuangan dan realisasi anggaran koperasi.
Penyampaian singkat dan jelas.
Tanggapan laporan
Anggota memberikan tanggapan atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
sehingga terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Waktu
yang diberikan untuk tanggapan anggota selayaknya mencukupi. Agar pembicaraan lancar maka
pimpinan rapat harus bisa mangatur lalu lintas diskusi dengan baik. Pimpinan rapat memberikan
kesempatan kepada semua anggota atau kelompok secra adil dan merata untuk menyampaikan
pandangan dan pendapatnya, sehingga aspirasi anggota dapat tersampaikan secara baik dan
benar.
H. Pengesahan Laporan
Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang laporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas, dengan pilihan :
1) Diterima
2) Diterima dengan catatan
3) Ditolak
Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan langsung. Jika diterima dengan catatan,
maka pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera memperbaiki laporan
pertanggung jawaban mereka. Perbaikannya disampaikan kepada semua anggota. Bila ditolak,
maka pengurus atau pengawas harus dapat mempertanggung jawabkannya, maka Rapat Anggota
boleh memberhentikan pengurus atau pengawas dengan tidak terhormat, walaupun masa
baktinya belum selesai. Apabila diperlukan dapat diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku.
Pengurus menyampaikan program kerja tahun berjalan. Program kerja tersebut masih dalam
rancangan. Program kerja biasanya disampaikan langsung oleh ketua atau sekretaris.
Penyampaian program ini singkat dan jelas.
Pengurus menyampaikan RAPBK tahun berjalan. RAPBK tersebut masih dalam bentuk
rancangan. RAPBK biasanya disampaikan oleh bendahara atau dapat dibantu oleh manajer
koperasi. Penyampaian RAPBK ini dengan singkat dan jelas.
Pengawas menyampaikan program kerja yang akan dilakukan dalam tahun berjalan. Program ini
mencakup pengawasan terhadap program kerja, keuangan, organisasi, dan usaha. Penyampaian
program kerja singkat dan jelas.
J. Tanggapan rencana kerja
Anggota memberikan tanggapan terhadap program kerja serta RAPBK yang disampaikan oleh
pengurus dan pengawas hingga terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat disampaikan secara
lisan atau tertulis. Waktu yang diberikan untuk tanggapan anggota sebaiknya mencukupi.
Anggota dapat menyampaikan tanggapannya secara bebas dan leluasa, tanpa harus ada rasa
tertekan, takut ataupun rasa bersalah, mengingat kedaulatan koperasi terletak dalam Rapat
Anggota. Masa depan koperasi dan anggota dibicarakannya adalah Rapat Anggota, karena
anggota adalah pemilik koperasi.
K. Pengesahan rencana kerja
Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang rencana kerja yang telah disampaikan dan
dibahas dengan pilihan:
1) Diterima
2) Diterima dengan catatan
3) Ditolak
Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan lansung. Jika diterima dengan catatan,
maka pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera memperbaikinya sesuai
usulan dan pendapat yang telah diperbaiki. Hasil perbaikannya disampaikan kepada semua
anggota. Bila ditolak, maka pengurus dan atau pengawas harus dapat memperbaiki secara total
(seluruh rencana kerja), sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Hasil perbaikannya
disampaikan kepada seluruh Anggota.
L. Pemilihan pengurus dan pengawas
Pergantian pengurus dan atau pengawas sebaiknya tidak dilaksanakan secara serentak, karena di
khawatirkan terjadi kegoncangan manajemen. Misalnya jumlah pengurus ada 5 orang, dengan
periode 4 tahun. Pergantian (pemilihan) 3 orang pengurus dilakukan di tahun 2010 dan 2 orang
sisanya tahun 2012, sehingga kesinambungan program, kebijakan dan alternative lain adalah
dibedakannya masa bakti pengurus dan pengawas. Misalnya masa bakti pengurus 4 tahun dan
pengawasan 3 tahun.
Pemiliha pengurus dan pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting). Cara
pemilihan dengan system formatur sebaiknya dihindari, karena cenderung kurang demokratis.
M. Pengesahan pengurus dan atau pengawas, serta pengucapan janji
Pimpinan rapat atas persetujuan Rapat Anggota mengesahkan pengurus atau pengawas terpilih.
Setelah disahkan pengurus dan pengawas yang terpilih mengucapkan janji dihadapan Rapat
Anggota.
N. Hal-hal lain
Dalam Rapat Anggota, peserta dapat membahas hal-hal lain, seperti AD, ART, peratutran khusus
lainnya masa depan koperasi atau informasi yang harus diketahui anggota.
O. Pembacaan keputusan-keputusan rapat
Pimpinan rapat membacakan keputusan-keputusan rapat. Peserta rapat diberi kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
P. Penutupan
Pimpinan rapat menutup rapat. Salah satu agenda penutupan adalah sambutan pengurus atau
pengawas terpilih.
Pemilihan pengurus atau pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting) cenderung
lebih demokratis dibandingkan dengan formatur. Akan tetapi, voting seperti ini tidak hanya
pemilihan pengurus atau pengawas saja, juga dapat digunakan pada pengesahan AD, ART,
pertauran khusus atau ketepatan-ketepatan lainnya.
3. Pimpinan rapat menanyakan kesediaan calon pengurus atau pengawas. Bagi yang tidak
bersedia, namanya dicoret dari daftar calon, dengan sebelumnya memberikan alasan yang
jelas.
4. Bila jumlah pengurus atau pengawas yang akan dipilih 3 orang, maka harus dicari lagi
sampai mendapatkan 3 orang. Bila calonnya hanya 3 orang, maka tidak perlu dilakukan
pemungutan suara. Ketiga calon tersebut langsung dikukuhkan menjadi pengurus atau
pengawas.
Bila jumlah calon lebih dari yang diperlukan maka semua calon diberi kesempatan untuk
kampanye. Mereka menyampaikan program dan komitmennya bila kelak terpilih menjadi
pengurus atau pengawas.
Pimpinan rapat membagikan kertas suara dengan menjelaskan tentang bahasan kertas
suara dan cara pemilihannya. Kemudian meminta peserta untuk menuliskan nama
pemilihan mereka diatas kertas suara secara tertutup. Bila jumlah pengurus atau
pengawas yang akan dipilih tiga orang maka peserta harus menuliskan tiga nama yang
berbeda diantara beberapa calon yang ada.
Pimpinan rapat mengumpulkan kertas suara yang telah diisi oleh peserta.
Pimpinan rapat mengitung jumlah kertas suara yang masuk, dibandingkan dengan jumlah
peserta Rapat Anggota yang terdaftar secara sah. Pemungutan suara harus diulang sampai
jumlahnya sama.
Pimpinan rapat menghitung perolehan suara setiap calon dengan menghitung perolehan
suara setiap calon, dengan menghitung satu persatu kertas suara dimulai, pimpinan rapat
meminta beberapa orang anggota untuk menjadi saksi atas sah atau tidaknya kertas suara
yang masuk. Notulis mencatat dipapan tulis tentang perolehan suara masing-masing
calon.
Kemungkinan kertas suara yang masuk adalah :
1) Sah
2) Abstain (tidak ada pilihan)
3) Tidak sah indikatornya: kertas suara rusak, palsu, diisi tidak sesuai ketentuan dan lain-lain.
Notulis menuliskan urutan perolehan suara, dari yang terbanyak sampai yang terkecil Jika
jumlah pengurus atau pengawas yang diperlukan tiga orang, maka yang ditetapkan adalah urutan
nomor 1 sampai dengan 3.
Pembagian tugas di antara pengurus atau pengawas ada dua cara :
1) Susunannya diserahkan kepada hasil musyawarah ketiga calon terpilih
2) Peraih suara terbanyak otomatis jadi ketua. Posisi lainnya diserahkan kepada musyawarah
kedua calon sisanya dan ketua terpilih.