LPJ Pasien Safety Resiko Jatuh

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PELAKSANAAN PATIENT SAFETY (RESIKO JATUH)


DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS

Disusun oleh :
RIZKI DWI CAHYANINGRUM
1611040095

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit
infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri
dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan
dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber
best practices yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41%
petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan
injury, dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya.
Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan
bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian
lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami
stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan
otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan
dikalangan petugas rumah sakit systems.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan. (Depkes RI, 2006).
Patient safety dirumah sakit merupakan serangkaian aktifitas kegiatan yang wajib
dilakukan oleh tim atau departemen instalasi patient safety (keselamatan pasien)
dirumah sakit yang merupakan tuntutan kulalitas sekaligus persyaratan administrasi
rumah sakit dalam menuju akreditasi. Hampir setiap tindakan medis menyimpan
potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah
pasien dan staff Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi
terjadinya kesalahan medis (medical errors). Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),
dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena underlying disease atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi
dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak
menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah
tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap
pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode
penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak
layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan
follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan
berkomunikasi, kegagalan alat atau sistem yang lain. Dalam kenyataannya masalah
medical error dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung
es, yang hanya terlihat sedikit dibagian puncaknya namun besar diakarnya.

B; Tujuan
Patient safety bertujuan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.

C; Manfaat
Patient safety bermanfaat bagi :
1; Ruang Dahlia
Dapat membedakan dan menempatkan 6 pilar sesuai dengan fungsi dan tugas
masing-masing dari 6 pilar yang dapat bermanfaat baik bagi perawat maupun bagi
pengunjung atau pasien atau keluarga pasien.
2; Mahasiswa
Untuk membedakan dan mengetahui makna dari 6 pilar yang telah ditetapkan
sebagai akreditasi rumah sakit.

BAB II
KAJIAN TEORI
PATIENT SAFETY (RESIKO JATUH)
A; Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. (Depkes RI, 2006).
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan.

B; Enam International Patient Safety Goals (IPSG) versi Joint Commision


International 2011
1; Identifikasi pasien dengan benar atau tepat
Indikator melakukan identifikasi secara benar :

a; Pasien indentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama


pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar.
b; Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, tranfusi darah
atau produk lainnya.
c; Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.
d; Pasien didentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur
lainnya.
e; Setiap pasien yang masuk rawat dipasangkan gelang identitas pasien.
f; Ada 3 identitas yaitu menggunakan NAMA, TEMPAT LAHIR dan NO
RM yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap
memperhatikan data pada gelang identitas pasien.Gelang identifikasi apa
saja yang digunakan di rumah sakit.
- Gelang identitas
Pasien laki-laki : BIRU MUDA
Pasien perempuan : MERAH MUDA
- Gelang pasien resiko jatuh : KUNING
- Gelang alergi : MERAH
Langkah-langkah :
- Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
sebelum melakukan prosedur dengan pertanyaan terbuka, contoh :
tolong sebutkan tanggal lahir bapak.
- Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi
secara verbal.
- Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama identitas pasien dapat
ditanyakan kepada penunggu / pengantar pasien.
- Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, gelang identitas harus
diperiksa kecocokannya dengan rekam medik oleh dua orang staf.

2; Meningkatkan komunikasi efektif


Cara komunikasi yang efektif di rumah sakit:
a; Perawat menggunakan tehnik SBAR (Situation- Background-
Assessment- Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
- Situation : kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
- Background : informasi penting apa berhubungan dengan kondisi
pasien terkini.
- Assessment : hasil pengkajian kondisi pasien terkini
- Recommendation : apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat itu.
b; Komunikasi Verbal
- Intruksi / laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh
penerima intruksi.
- Untuk istilah yang sulit atau obat-obatan kategori LASA (Look
Alike Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut
penghurup misalnya : UBRETID.

3; Meningkatkan keamanan obat-obat dengan tindakan keperawatan


kewaspadaan tinggi
Obat-obat yang termasuk HIGH ALERT medication :
a; Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3%.
b; NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound
Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengaranya mirip.
Pengelolaan High Alert Medication :
a; Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi
penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan High
Alert.
b; NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di
Unit Pearawatan Intensif (ICU).
c; Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
mematikan bahwa elektrolit pekat disimpan dilokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
d; Obat diberi penandaan yang jelas baerupa stiker warna merah
bertuliskan High Alert dan khusus untuk elektrolit pekat, harus
ditempelkan stiker yang dituliskan Elektolit pekat, harus diencerkan
sebelum diberikan.
e; Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
f; Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien
tanpa pengawasan.
g; Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi.

4; Memastikan benar lokasi operasi, benar prosedur, dan benar pasien


Indikator keselamatan Operasi :
a; Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi
operasi dan mengikutsertakan pasin dalam proses penandaan.
b; Menggunakan cheklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang
tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, serta seluruh peralatan
yang dibutuhkan tersedia benar dan berfungsi.
c; Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out
sesaat sebelum prosedur time out sesaat sebelum prosedur operasi
dimulai.
Prosedur penandaan lokasi yang akan dioperasi:
a; Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah
operator/ orang yang akan melakukan tindakan.
b; Operator yang membuat tanda itu hadir pada operasi tersebut.
c; Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan
ke ruang dimana operasi akan dilakukan.
d; Tanda berupa X dititik yang akan dioperasi.

5; Mengurangi resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan


Indikator usaha menurunkan Infeksi Nosokomial :
a; Menggunakan panduan hand hiegini terbaru yang diakui umum.
b; Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
c; Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan
tangan pada 5 momen yang telah ditemukan,yakni :
1; Sebelum kontak dengan pasien
2; Sesudah kontak dengan pasien
3; Sebelum tindakan asepsis
4; Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5; Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu:
a; Handwash dengan air mengalir.
Waktunya : 40-60 detik
b; Handrub dengan gel berbasis alkohol.
Waktunya : 20-30 detik

6; Mengurangi resiko bahaya akibat pasien jatuh


Indikator usaha menurunkan resiko cedera karena jatuh:
a; Semua pasien baru dinilai resiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan dan
lainnya.
b; Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat resiko
jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga
lainnya.
Langkah-langkah :
a; Seluruh pasien rawat inap dinilai resiko jatuhnya dengan menggunakan
checklist penilaian resiko.
b; Pasien anak memakai formulir checklist penilaian resiko pasien anak,
skala humpty dumpty.
c; Pasien dewasa memakai formulir : skala jatuh morse.
d; Pasien geriatric memakai formulir :penilaian resiko jatuh pada pasien
geriatri.
e; Pengkajian resiko di ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi atau
pengobatan.

BAB III
PERENCANAAN

A; INSTRUMENT PENILAIAN
Dari hasil pengkajian/observasi didapatkan hasil:

Tabel 3.1
Pelaksanaan Patient Safety (Resiko Jatuh)
Ruang Dahlia RSUD Banyumas
Periode 1 3 Februari 2017

Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
1 2 3 Jumlah
1. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a Perawat melakukan assessment awal resiko pasien jatuh. 3
b Perawat memasang pengaman tempat tidur pasien. 3
c Ada side rail di setiap tempat tidur. 3
d Saat tidur side rail terpasang. 3
e Kamar mandi terpasang side rail. - - - 0
f Perawat memberikan tanda berwarna kuning pada gelang untuk - - - 0
pasien dengan resiko jatuh.
Prosentase 12/18x100= 66,7%
Sumber : Hasil Pengkajian di Ruang Dahlia RSUD Banyumas pada tanggal 1-3 Februari
2017
Analisa Data:
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan patient safety (resiko jatuh) di
Ruang Dahlia dalam kategori kurang dengan prosentase 66,7%, hanya ada beberapa
yang perlu dilakukan perbaikan lagi khususnya pada kamar mandi tidak terpasang
side rail dan perawat belum memberikan tanda berwarna kuning pada gelang untuk
pasien resiko jatuh.
B; POA (PLAN OF ACTION)
Berdasarkan dari hasil POA kelompok kami didapatkan data masalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Plan Of Action (POA)


Praktek Manajemen Keperawatan Mahasiswa Ners UMP Di Ruang Dahlia
No Masalah Prioritas Sub masalah Tujuan Rencana kegiatan Sasaran Waktu PJ Anggaran

1. Patient safety 3 Belum optimalnyaSetelah dilakukan Koordinasi dengan kepala Karu 9 Februari 2017 Rizki Dwi Rp. 50.000
pelaksanaan sasaranimplementasi, diharapkan ruang. Katim Cahyaningrum
9 Februari 2017
keselamatan pasienpelaksanaaan sasaran Cari literatur Perawat 9 Februari 2017
resiko jatuh (66,7%). keselamatan pasien resiko Susun materi dan ruangan

jatuh sesuai dengan SOP yang pedoman patient safety Mahasiswa

ada. pelaksanaan sasaran


10 Februari 2017
Dapat meningkat 30% dari keselamatan pasien resiko
(66,7%-95%) jatuh
Kriteria hasil: Konsultasi kepada kepala 10 Februari 2017
Menggunakan panduan
ruang, perseptor dan
patient safety. 13-15 Februari
Dilaksanakan penandaan fasilitator
Sosialisasi kepada perawat 2017
pada setiap terdapat Implementasi role play
pasien dengan resiko jatuh 20-22 Februari
patient safety pelaksanaan
2017
sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh 20-22 Februari
Evaluasi pelaksanaan 2017
sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh.
Dokumentasi pelaksanaan
sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh.

Sumber : Plan of action Mahasiswa Ners UMP stase manajemen 2017


Berdasarkan tabel POA (Plan Of Action) tentang masalah pelaksanaan
patient safety (resiko jatuh) yaitu belum optimalnya pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien resiko jatuh (66,7%). Dari masalah tersebut kelompok kami
menargetkan setelah dilakukan implementasi, diharapkan pelaksanaaan sasaran
keselamatan pasien resiko jatuh sesuai dengan SOP yang ada dapat meningkat
30% dari (66,7%-95%).
Dengan kriteria hasil:
1; Menggunakan panduan patient safety.
2; Dilaksanakan penandaan pada setiap terdapat pasien dengan resiko jatuh.

Adapun rencana yang akan kami lakukan untuk menaikkan prosentase, kami
menyusun rencana kegiatan sebagai berikut:
1; Koordinasi kepala ruang.
2; Cari literatur
3; Susun materi dan pedoman patient safety
4; Konsultasi kepada fasilitator / perseptor.
5; Sosialisasi pada perawat
6; Implementasi pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh
7; Evaluasi pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh.
8; Dokumentasi pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh.

Kami merencanakan kegiatan dan menyusun waktu kegiatan yang sudah


ditentukan oleh kami. Serta memberikan tugas ini kepada Rizki Dwi
Cahyaningrum sebagai penanggung jawab dari kegiatan. Yang pertama kami
lakukan koordinasi dengan kepala ruang tanggal 9 Februari 2017, kami koordinasi
dengan pak Bambang di Ruang Dahlia, setelah kami koordinasi dengan kepala
ruang, kami mencari literatur tentang patient safety (resiko jatuh) di ruang Dahlia
tanggal 9 Februari 2017. Setelah literatur didapatkan kami menyusun materi
tentang pelaksanaan patient safety (resiko jatuh) waktu pelaksanaan tanggal 9
Februari 2017. Kemudian setelah materi terkumpul kami mengkonsultasikan
kepada kepala ruang dan pembimbing waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari
2017. Setelah konsultasi materi dan sudah benar kami mensosialisasikan dengan
perawat di Ruang Dahlia waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Kemudian
kami melakukan roleplay patient safety (resiko jatuh) di Ruang Dahlia tanggal 13-
15 Februari 2017. Kemudian kami mengevaluasi dan mendokumentasi
pelaksanaan patient safety (resiko jatuh) tanggal 20-22 Februari 2017.

C; PERENCANAAN
Berdasarkan hasil pengkajian hasil dari pelaksanaan patient safety (resiko
jatuh) di Ruang Dahlia 83,33%. Tujuan target pelaksanaan patient safety (resiko
jatuh) yang diharapkan di Ruang Dahlia 100%. Adapun perencanaan yang akan
kami lakukan untuk menaikkan prosentase perencanaan kegiatan yang kami susun
hasil Plan Of Action (POA), berikut ini adalah laporan pelaksanaan kegiatan di
Ruang Dahlia RSUD Banyumas.

1; Patient safety (resiko jatuh)


Belum optimalnya : pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko
jatuh
a; Schedule

Tabel 3.3
Schedule Kegiatan Patient Safety Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
Resiko Jatuh Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas 9 Januari25 Februari 2017
TANGGAL
NO. URAIAN KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Koordinasi dengan kepala X
ruang
2. Mencari literatur tentang X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
3. Susun materi dan pedoman X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
4. Konsultasi kepada kepala X
ruang, perseptor dan
fasilitator
5. Sosialisasi kepada perawat X
6. Implementasi role play X X X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
7. Evaluasi pelaksanaan sasaran X X X
keselamatan pasien resiko
jatuh.
8. Dokumentasi pelaksanaan X X X
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh

Berdasarkan uraian kegiatan patient safety pelaksanaan sasaran


keselamatan pasien resiko jatuh yang kami susun diantaranya melakukan
koordinasi dengan kepala ruang tanggal 9 Februari 2017, kami koordinasi dengan
pak Bambang di Ruang Dahlia, setelah kami koordinasi dengan kepala ruang,
kami mencari literatur tentang patient safety (resiko jatuh) di ruang Dahlia tanggal
9 Februari 2017. Setelah literatur didapatkan kami menyusun materi tentang
pelaksanaan patient safety (resiko jatuh) waktu pelaksanaan tanggal 9 Februari
2017. Kemudian setelah materi terkumpul kami mengkonsultasikan kepada kepala
ruang dan pembimbing waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Setelah
konsultasi materi dan sudah benar kami mensosialisasikan dengan perawat di
Ruang Dahlia waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Kemudian kami
melakukan roleplay patient safety (resiko jatuh) di Ruang Dahlia tanggal 13-15
Februari 2017. Kemudian kami mengevaluasi dan mendokumentasi pelaksanaan
patient safety (resiko jatuh) tanggal 20-22 Februari 2017.

b; Instrumen

Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
Juml
1. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a; Perawat melakukan assessment awal resiko pasien jatuh.
b; Perawat memasang pengaman tempat tidur pasien.
c; Ada side rail di setiap tempat tidur.
d; Saat tidur side rail terpasang.
e; Kamar mandi terpasang side rail.
f; Perawat memberikan tanda berwarna kuning pada gelang untuk
pasien dengan resiko jatuh.
Prosentase

BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A; PELAKSANAAN
Dari tabel diatas dapat disimpulkan untuk kegiatan patient safety
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh yang kami lakukan
diantaranya koordinasi dengan kepala ruang tanggal 9 Februari 2017, kami
koordinasi dengan pak Bambang di Ruang Dahlia, setelah kami koordinasi dengan
kepala ruang, kami mencari literatur tentang patient safety (resiko jatuh) di ruang
Dahlia tanggal 9 Februari 2017. Setelah literatur didapatkan kami menyusun materi
tentang pelaksanaan patient safety (resiko jatuh) waktu pelaksanaan tanggal 9
Februari 2017. Kemudian setelah materi terkumpul kami mengkonsultasikan
kepada kepala ruang dan pembimbing waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017.
Setelah konsultasi materi dan sudah benar kami mensosialisasikan dengan perawat
di Ruang Dahlia waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Kemudian kami
melakukan roleplay patient safety (resiko jatuh) di Ruang Dahlia tanggal 13-15
Februari 2017. Kemudian kami mengevaluasi dan mendokumentasi pelaksanaan
patient safety (resiko jatuh) tanggal 20-22 Februari 2017.
Berdasarkan Plan Of Action (POA) yang telah disusun, berikut ini adalah
laporan pelaksanaan kegiatan di Ruang Dahlia RSUD Banyumas.

1; Patient safety (resiko jatuh)


Belum optimalnya : pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh
a; Schedule
Tabel 4.1
Schedule Kegiatan Patient Safety Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
Resiko Jatuh Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas 9 Januari25 Februari 2017
TANGGAL
NO. URAIAN KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Koordinasi dengan kepala X
ruang
2. Mencari literatur tentang X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
3. Susun materi dan pedoman X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
4. Konsultasi kepada kepala X
ruang, perseptor dan
fasilitator
5. Sosialisasi kepada perawat X
6. Implementasi role play X X X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
7. Evaluasi pelaksanaan sasaran X X X
keselamatan pasien resiko
jatuh.
8. Dokumentasi pelaksanaan X X X
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh

2; Implementasi
Implementasi POA (Plan Of Action) patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien resiko jatuh dilakukan sesuai jadwal yang di
buat. Adapun tahap-tahap yang kelompok lalui yaitu:
1; POA patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko
jatuh pada tanggal 10 Februari 2017 dilakukan sosilisasi patient safety
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh kepada perawat
ruangan pada saat rapat ruangan di Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
Saat sosialisasi perawat dapat mengikuti dengan baik.

B; EVALUASI
1; Evaluasi pelaksanaan
Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh sudah terlaksana
dengan kategori baik. Perawat dapat memahami dan melakukan patient safety
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh dengan benar dan tepat.

Tabel 4.2
Pelaksanaan Patient Safety (Resiko Jatuh)
Ruang Dahlia RSUD Banyumas
Periode 20 22 Februari 2017
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
20 21 22 Jumlah
1. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a; Perawat melakukan assessment awal resiko pasien jatuh. 3
b; Perawat memasang pengaman tempat tidur pasien. 3
c; Ada side rail di setiap tempat tidur. 3
d; Saat tidur side rail terpasang. 3
e; Kamar mandi terpasang side rail. - - - 0
f; Perawat memberikan tanda berwarna kuning pada gelang 3
untuk pasien dengan resiko jatuh.
Prosentase 15/18x100= 83,33%
Sumber: Data Observasi Ruang Dahlia RSUD Banyumas 20-22 Februari 2017
a; Hasil

Pelaksanaan POA patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan


pasien resiko jatuh di Ruang Dahlia dalam kategori baik dengan
prosentase 83,33%, hanya ada beberapa yang perlu dilakukan perbaikan
lagi khususnya pada kamar mandi tidak terpasang side rail. Hasil setelah
dilakukan sosialisasi dan demonstrasi dapat mengaplikasikan dengan
optimal.

C; FAKTOR PENDUKUNG
1; Faktor pendukung patient safety yaitu :
a; Adanya motivasi dari pihak KaRu untuk mengoptimalkan patient safety.
b; Komunikasi yang baik antara mahasiswa dan perawat Ruang Dahlia.
c; Fasilitas mengenai patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh sudah tersedia.
d; Sudah sering dilakukan sosialisasi patient safety pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien resiko jatuh kepada perawat dan mahasiswa.
2; Faktor penghambat patient safety yaitu:
a; Kurangnya kesadaran petugas akan pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh sudah tersedia.

D; KESINAMBUNGAN
Berdasarkan POA yang sudah disusun dari 8 yang sudah dilakukan semua
berjalan sesuai dengan rencana. Diantaranya seperti koordinasi dengan kepala
ruang tanggal 9 Februari 2017, kami koordinasi dengan pak Bambang di Ruang
Dahlia, setelah kami koordinasi dengan kepala ruang, kami mencari literatur
tentang patient safety (resiko jatuh) di ruang Dahlia tanggal 9 Februari 2017.
Setelah literatur didapatkan kami menyusun materi tentang pelaksanaan patient
safety (resiko jatuh) waktu pelaksanaan tanggal 9 Februari 2017. Kemudian setelah
materi terkumpul kami mengkonsultasikan kepada kepala ruang dan pembimbing
waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Setelah konsultasi materi dan sudah
benar kami mensosialisasikan dengan perawat di Ruang Dahlia waktu pelaksanaan
tanggal 10 Februari 2017. Kemudian kami melakukan roleplay patient safety
(resiko jatuh) di Ruang Dahlia tanggal 13-15 Februari 2017. Kemudian kami
mengevaluasi dan mendokumentasi pelaksanaan patient safety (resiko jatuh)
tanggal 20-22 Februari 2017.

BAB V
PENUTUP

A; KESIMPULAN
Hasil implementasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien resiko jatuh berjalan dengan lancar dan dilaksanakan dengan
optimal di Ruang Dahlia ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan prosentase
pelaksanaanya yang awalnya 66,7% meningkat menjadi 83,33%. Hal ini
membuktikan bahwa petugas kesehatan di Ruang Dahlia dapat bekerja sama
dengan baik selama kegiatan berlangsung.

B; SARAN
1; Diharapkan untuk petugas kesehatan yang ada di Ruang Dahlia untuk tetap
melakukan sasaran keselamatan pasien resiko jatuh meskipun sudah tidak ada
mahasiswa praktek.
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC: 220-234.

Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Marr, H. dan Giebing, H. 2001. Penjamin Kualitas dalam Keperawatan.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai