Landasan Teori Dan Latar Belakang Fotosintesis Dan Amilum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam
tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof,
yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya.
Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan.
Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H 2O dan CO2 menjadi senyawa
organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan
menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen.
Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik H 2O dan
CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis
hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika
ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam
kloroplas.
Selain melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga dapat mendapatkan energi melalui proses
respirasi. Respirasi sel adalah penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana
dengan membebaskan energi. Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk
hidup berlangsung. Senyawa kompleksnya dapat berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Energi
yang didapatkan dari proses respirasi digunakan untuk aktifitas metabolisme tubuh tumbuhan.
Berdasarkan ada tidaknya oksigen, ada dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan anaerob.
Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen, sedangkan rspirasi anaerob adalah
respirasi yang tidak memerlukan oksigen.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut
maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai Building Block. Building
Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa
tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon
untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi
diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu
proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar
kembali untuk menyelenggarakan proses proses kehidupan.
Fotosintesis merupakan contoh anabolisme, yaitu proses-proses penyusunan energi kimia melalui
sintesis senyawa-senyawa organik. Sedangkan respirasi merupakan contoh katabolisme, yaitu
proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik (Subardi, 2009).
B. Tinjauan Pustaka
1. Fotosintesis
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki
kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada
cahaya matahari.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks
dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat
diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan
gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh tumbuhan hijau yang
terjadi pada kloroplas. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap reaksi terang
(fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap (siklus calvin). Reaksi terang terjadi di ganum (grana),
reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO2 dari udara yang akan diubah menjadi
bahan organic dengan bantuan cahaya matahari. Persamaan reaksi fotosintesis adalah :
6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan fotosintesis, hanya pada
radiasi cahaya tampak (380 700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 700),
hijau kuning (510 600 nm), biru ( 410 500 nm), dan violet.

Syarat-syarat terjadinya fortosintesis

Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agari proses fotosintesis dapat terjadi :
1. Tumbuhan berklorofil
2. Cahaya matahari
3. Air tanah (H2O) dan CO2 dari udara
4. Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.

Faktor penentu laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :


1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
2. Respirasi
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa
berenergi tinggi lainnya (Jukri & Heru : 2004). Jadi, respirasi merupakan proses pembongkaran
molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana..
Respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara akan
membentuk karbon dioksida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk membentuk ATP dan
penggabungan inilah yang memungkinkan penyimpanan sebagian energi yang timbul selama
respirasi, tidak hanya hilang sebagai panas. Jadi fungsi utama respirasi adalah menghasilkan
molekul-molekul ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi
aerab dan respirasi anaerob. Untuk membandingkan perbedaan dari kedua jenis respirasi
tersebut, menurut Jukri dan Heru (2004) perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah
sebagai berikut:
Perbedaan
No.
Aerob Anaerob
1. Umumnya terjadi setiap saat Terjadi hanya dalam keadaan khusus
2. Berlangsung secara terus-menerus Terjadi hanya pada fase tertentu saja
3. Energi yang dihasilkan besar Energi yang dihasilkan kecil
4. Tidak menghasilkan senyawa beracun Menghasilkan senyawa beracun
5. Memerlukan oksigen Tidak memerlukan oksigen
6. Hasil akhir berupa CO2 dan H2O Hasil akhir berupa C2H5OH dan CO2
Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel yang berbentuk elips
dan terbungkus oleh membran rangkap. Permukaan luarnya berlubang dan permukaan dalamnya
membentuk tonjolan-tonjolan atau krista yang masuk ke dalam stroma. Jumlah krista bervariasi,
makin aktif sel megadakan respirasi maka makin banyak krista dalam mitokondria.
Tahapan reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:

1. Glikolisis, merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat


2. Daur krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA menjadi CO2,
H2O, dan energi.
Perubahan glukosa menjadi asam piruvat dapat pula terjadi lewat jalur lain yaitu jalur yaitu jalur
pentosa fosfat. Cadangan makanan yang berupa lemak dapat dioksidasi dengan cara dihidrolisis
menjadi asam lemak terlebih dahulu. Asam lemak tersebut kemudian teroksidasi menjadi asam
asetat dan asetil-CoA, kemudian di dalam glioksisom diubah menjadi glioksilat, malat, dan
suksinat.
Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi. Selain
karbohidrad, ada juga glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati. Glukosa dan fruktosa merupakan
bahan dasar bagi pembentukan karbohidrad yang lebih kompleks. Sukrosa (disakarida yang
terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati merupakan bentuk karbohidrad campuran yang penting
dalam sel tumbuhan. Selain sukrosa yang merupakan bentuk senyawa organik utama yang
ditrasportasikan di dalam tubuh tumbuhan. Pati sering terdapat di dalam sel tumbuhan dan
biasanya berfungsi sebagai cadangan karbohidrad simpanan.

Alat Respirasi tumbuhan

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar.
Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada
tumbuhan tertentu, pernapasan melalui alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan bakau
maupun beringin. Berikut ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.
1. Stomata
Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga dan
terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada tumbuhan, sedangkan sel
penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari
gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium di
dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan
masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang berhadapan
dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi terbuka. Sebaliknya,
ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah secara osmosis ke
sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah
sehingga stomata menutup. Lihat Gambar 1.

Gambar 1. Membuka dan menutupnya stomata diatur oleh sel penjaga (guard cell) : stoma
membuka (kiri), stoma menutup (kanan). (Sumber : Campbell et al. 1999)
2. Lentisel
Pada tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan floem
sekunder ada juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan lapisan gabus.
Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri atas sel-sel mati dan
membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima gabus, dan lapisan gabus akan
mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit. Akibatnya, timbul lubang-lubang di batang yang
disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel tetap hidup di dalam batang melalui pertukaran
gas dengan udara luar. Lihat Gambar 2.
3. Rambut Akar
Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat
pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah. Lihat Gambar 4.

Gambar 3. Rambut Akar


4. Alat Pernapasan Khusus
Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat pernapasan khusus.
Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai akar yang tumbuh ke atas
permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut
disebut akar napas.
Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut tumbuh
dari batang dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih menggantung, akar ini menyerap
uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah, akar tersebut berfungsi menyerap
air dan garam mineral. Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng gondok dan kangkung,
batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk menyalurkan oksigen.

Gambar 4. (a) akar pohon bakau (b) akar pohon beringin

Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :


1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada
organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Membuktikan bahwa pati merupakan bentuk simpanan sementara hasil fotosintesis pada
tanaman.
2. Membuktikan bahwa respirasi terjadi pada tumbuhan (makhluk hidup).
D. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Fotosintesis
a. Bahan : Etanol, aquadest, kalium Iodida (KI) dan daun.
b. Alat : Ketas karbon/kertas timah, selotip, hot plate, gelas kimia, pinset dan kertas tisu.
2. Respirasi
a. Bahan : Kecambah kacang hijau, kecambah kedelai, phenol red dan larutan gula.
b. Alat : Kerikil, kertas tisu, tabung reaksi, rak tabung, skrup, kertas saring dan karet gelang.
E. Prosedur Kerja
Adapun langkah langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Fotosintesis
a. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
b. Daun tanaman yang masih muda dan yang sedang ditentukan pada satu tanaman yang sama.
c. Separuh daun bagian ujung ditutup dengan kertas karbon/kertas timah dengan bantuan
selotip. Dibiarkan selama 1 minggu.
d. Etanol dipanaskan hingga mendidih dengan menggunakan hot plate.
e. Setelah 1minggu daun dipetik dan kertas karbon/kertas timah dibuka pada saat digunakan.
f. Daun dimasukkan pada etanol yang telah mendidih menggunakan pinset hingga agak layu.
g. Daun dicuci dengan aquadest.
h. Daun direndam dalam larutan Kalium Iodida (KI) selama 5 menit.
i. Daun dibilas lagi dengan aquadest kemudian ditiriskan dengan kertas tisu.
j. Perubahan yang terjadi diamati pada bagian daun yang semula ditutup kertas karbon/kertas
timah dengan yang tidak.
2. Respirasi
a. Tabung reaksi sebanyak 4 buah diletakkan pada rak.
b. Tabung reaksi diisi dengan 20 tetes phenol red.
c. Skrup dimasukkan sampai menyentuh dasar tabung reaksi.
d. Tabung reaksi 1 sampai 4 diberi tanda dengan kertas label.
e. Tabung reaksi 1 diisi dengan 20 kecambah hijau, tabung reaksi 2 diisi 20 kecambah kacang
kedelai, tabung reaksi 3 diisi kerikil 5 butir dan tabung reaksi 4 diisi dengan kertas tissue yang
dicelupkan kelarutan gula.
f. Tabung reaksi kemudian ditutup dengan kertas saring dan diikat dengan karet gelang.
g. Setelah ditunggu beberapa menit, dicatat tabung reaksi mana yang lebih dulu terjadi
perubahan warna dari merah menjadi kuning.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagi berikut :
1. Fotosintesis
a. Setelah dibuka dari penutupnya, warna daun yang semula hijau terlihat menjadi lebih kuning
(terang). Sedangkan pada bagian daun yang tidak ditutup, warna hijau daun tetap terjaga.
b. Setelah dicelupkan didalam alkohol dan larutan Kalium Iodida (KI), bagian daun yang
ditutupi kertas karbon, warna daunnya menjadi semakin pudar sehingga terlihat transparan. Hal
ini membuktikan bahwa pada bagian daun yang tertutup tidak mengalami fotosintesis karena
tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Setelah dicelupkan didalam alkohol dan larutan Kalium Iodida (KI), bagian daun yang
dibiarkan terbuka, warna daunnya tetap hijau. Hal ini membuktikan bahwa pada bagian tersebut
terjadi peristiwa fotosintesis karena terkena sinar matari langsung.
d. Kesimpulan dari percobaan ini adalah peristiwa fotosintesis hanya terjadi pada bagian daun
yang terkena sinar matahari langsung, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Sedangkan
pada bagian daun yang ditutupi kertas karbon, tidak terjadi fotosintesis sehingga warnanya
menjadi lebih kuning (transparan).
2. Respirasi
No. Tabung reaksi Waktu (menit) Keterangan
1. Kecambah kacang hijau 7 menit Merah menjadi kuning
2. Kecambah kedelai 12 menit Merah menjadi kuning
3. Kerikil - Tidak mengalami perubahan
4. Kertas tissue - Tidak mengalami perubahan

1. Tabung reaksi yang lebih cepat mengalami perubahan warna merah menjadi kuning
adalah tabung reaksi 1 yang berisi kecambah kacang hijau.

2. Pada tabung 1 dan 2 terjadi perbedaan waktu yaitu tabung 1selama 7 menit dan tabung 2
selama 12 menit. Hal ini dikarenakan pada tabung 1 dan 2 diisi dengan kecambah yang
memiliki ukuran biji kecambah yang berbeda-beda.

3. Tabung reaksi yang mengalami perubahan warna dari merah menjadi kunging hanya
terjadi pada tabung 1 dan 2, sedangkan pada tabung 3 dan 4 tidak terjadi perubahan
warna apapun.

4. Kesimpulan dari percobaan ini adalah peristiwa respirasi yang ditandai dengan adanya
perubahan warna pada tabung reaksi hanya terjadi pada tumbuhan (makhluk hidup) yaitu
pada kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai. Sedangkan pada benda mati (kerikil
dan kertas tiisu) tidak mengalami respirasi karena tidak mengalami perubahan warna
apapun.

G. Pembahasan
1. Fotosintesis
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa kegiatan menutup sebagian daun dengan
kertas karbon, sedangkan sebagiannya lagi dibiarkan tetap terbuka merupakan suatu cara untuk
mengetahui ada tidaknya proses fotosintesis yang terjadi daun tersebut.
Ternyata, pada saat akan digunakan (setelah dibiarkan selam 1 minggu), bagian daun yang
ditutupi dengan kertas karbon dengan bantuan selotif tersebut mengalami perubahan pada warna
daunnya yaitu dari warna hijau menjadi sedikit lebih kuning dan terlihat layu. Sedangkan pada
bagian daun yang dibiarkan terbuka, warna daun tetap hijau dan terlihat segar.
Kemudian, setelah daun tersebut dicelupkan pada etanol yang sebelumnya telah dipanaskan
hingga mendidih dan direndam dalam larutan Kalium Iodida (KI), perbedaan antara bagian daun
yang tertutup dan terbuka terlihat semakin mencolok. Pada bagian daun yang ditutupi dengan
kertas karbon, warna daunnya menjadi semakin pudar dan transparan. Sedangkan, pada bagian
daun yang tidak ditutupi dengan kertas karbon (terbuka), meskipun mengalami sedikit perubahan
pada permukaan daunnya, warna tetap lebih hijau jika dibandingkan dengan bagian daun yang
tertutup.
Hal ini ternyata disebabkan oleh pengaruh proses fotosintesis yang hanya terjadi pada bagian
daun yang terkena sinar matahari langsung. Pada daun yang ditutupi dengan kertas karbon tidak
terjadi fotosintesis, sehingga warna daunnya menjadi lebih kuning dan sedikit layu. Sedangkan,
pada bagian daun terbuka, terjadi proses fotosintesis, sehingga warna daunnya tetap hijau dan
segar.
2. Respirasi
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa proses respirasi dapat dibuktikan dengan
adanya perubahan warna pada masing-masing tabung reaksi setelah diberi phenol red, yaitu dari
warna merah menjadi kuning.
Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup, dalam percobaan kali ini yaitu pada
kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai, yaitu pada tabung 1 yang diisi dengan kecambah
kacang hijau, perubahan warna dari merah menjadi kuning baru terjadi setelah 7 menit dan
tabung 2 yang diisi dengan kecambah kedelai, perubahan warna dari merah menjadi kuning
terjadi setelah 12 menit. Sedangkan, pada benda mati (kerikil dan kertas tisu) tidak terjadi
peristiwa respirasi karena tidak terjadinya perubahan warna sama sekali pada tabung 3 dan 4.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Tumbuhan harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
2. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan
proses sintesi karbohidrat.
3. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar.
4. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida.
5. Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh tumbuhan hijau yang
terjadi pada kloroplas.
6. Persamaan reaksi fotosintesis adalah : 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
7. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi) dan tahap
reaksi gelap (siklus calvin).
8. Reaksi terang terjadi di granum (grana), sedangka reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
9. Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa
berenergi tinggi lainnya.
10. Persamaan reaksi respirasi adalah C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
11.Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi
aerab dan respirasi anaerob.
12. Respirasi aerob adalah respirasi yang terjadi dengan adanya oksigen, sedangkan reaksi
anaerob adalah respirasi yang terjadi tanpa adanya oksigen.
13. Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel yang berbentuk
elips dan terbungkus oleh membran rangkap.
14. Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi.
15. Alat-alat respirasi (pernapasan) tumbuhan terdiri dari stomata, lentisel, rambut akar dan alat
pernafasan khusus yang dimiliki oleh tumbuhan tertentu.
16. Fotosintesis merupakan contoh anabolisme, yaitu proses-proses penyusunan energi kimia
melalui sintesis senyawa-senyawa organik.
17. Respirasi merupakan contoh katabolisme, yaitu proses penguraian dan pembebasan energi
dari senyawa-senyawa organik.
18. Peristiwa fotosintesis hanya terjadi pada bagian daun yang terkena sinar matahari langsung,
sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Sedangkan pada bagian daun yang
tertutup, tidak terjadi fotosintesis sehingga warnanya menjadi lebih kuning (transparan).
19. Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N A.,J.B. Reece, & L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj. dari:
Biology.5th ed. oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga.
D.A. Pratiwi (2006) Biologi untuk Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Subardi, dkk. 2009. Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari
proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat
anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat
dalam kloroplas (Kimball, 2002).
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk yang
dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku
adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari fotosintesis. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya
akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa (Kimball, 2001).
Fotosintesis dapat terjadi pada bagian hijau tumbuhan, akan tetapi pada tumbuhan darat
yang khusus hanya daun dengan bagian permukaan yang luas dan kloroplas yang banyak yang
merupakan pusat proses dari fotosintesis. Karbondioksida yang digunakan pada fotosintesis
diperoleh dari atmosfer yang biasanya mengandung gas ini sekitar 0,03 persen volume (Kimball,
2002).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang pastor dan ahli kimia berkebangsaan Inggris,
menyinggung O2 (walaupun zat yang disebutnya sebagai udara yang tidak mudah terbakar ini
belum dikenal sebagai molekul) ketika ia menemukan bahwa tumbuhan hijau dapat memperbarui
udara yang kotor akibat pernapasan hewan. Kemudian, seorang dokter berkebangsaan Belanda,
Jan Ingenhousz, memperlihatkan bahwa cahaya diperlukan untuk memurnikan udara tersebut. Ia
menemukan bahwa tumbuhan juga mengotori udara pada keadaan gelap. Pada tahun 1782, Jean
Senebier memperlihatkan bahwa adanya gas beracun yang dihasilkan oleh hewan dan tumbuhan
pada keadaan gelap (CO2) memacu produksi udara murni (O 2) saat ada cahaya. Jadi pada saat
itu, keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukkan (Salisbury,2005).
Setiap makhluk hidup mengadakan pertukaran zat atau metabolisme, yakni mengambil atau
mengasimilasikan zat makanan dan membuang sisa sisa (sampah) yang tidak diperlukan lagi.
Metabolisme juga berarti serentetan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup. Penyusunan
atau pengambilan zat makanan atau proses sintesis disebut anabolisme (fotosintesis), sedangkan
penggunaan atau pembongkaran zat makanan atau reaksi penguraian bahan organik kompleks
menjadi bahan organik yang lebih sederhana dinamakan katabolisme (respirasi). Energi hasil
katabolisme sebagian digunakan untuk sintesis makromolekul, seperti misalnya asam nukleat,
lipida atau polisakarida (Waluyo, 2005).
Praktikum kali ini akan melakukan percobaan tentang fotosintesis. Fotosintesis adalah
suatu proses biologi kompleks. Proses fotosintesis menggunakan energi cahaya yang dapat
dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Fotosintesis memerlukan CO2 dan
H2O untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Karbohidrat yang pertama kali
terbentuk adalah glukosa. Proses ini dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor seperti suhu,
cahaya, kadar oksigen, kadar air (H2O), unsur hara dan unsur daun (Kimball, 2002).

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan
oksigen, mengamati pengaruh cahaya dan CO 2 terhadap pembentukan oksigen pada proses
fotosintesis, untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi
perlakuan cahaya matahari berbeda, serta untuk mengukur jumlah CO 2 yang dibebaskan selama
respirasi dan menghitung respiratory quotient(RQ)-nya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H 2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun suatu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil berfungsi apabila
ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 2006).
Sebagai makhluk hidup yang tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk yang dapat
mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah
rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa (Kimball, 2001).
Padatumbuhanterutamatumbuhantingkattinggiuntukmemperolehmakanansebagaikebutuhan
pokoknya agar tetapbertahanhidup, tumbuhantersebutharusmelakukansuatu proses yang
dinamakan proses sintesiskarbohidrat yang terjadidibagiandaunsatutumbuhan yang
memilikiklorofilmenggunakancahayamatahari. Cahayamataharimerupakansumberenergi yang
diperlukantumbuhanuntuk proses tersebut.
Tanpaadanyacahayamataharitumbuhantidakakanmampumelakukan proses fotosintesis,
halinidisebabkanklorofil yang
beradadidalamdauntidakdapatmenggunakancahayamataharikarenaklorofilhanyaakanberfungsibil
aadacahayamatahari(Kimball, 2002).
Tumbuhan yang mampu menghasilkan sendiri zat-zat organik (yang diperlukan untuk
proses biologis dalam tubuh) dan zat anorganik dengan menggunakan energi cahaya disebut
foto-autotrof. Istilah yang umum untuk tumbuhan yang menghasilkan sendiri zat organik disebut
autotrof. Terdapat organisme yang mampu menghasilkan zat organik yang dibutuhkan dengan
menggunakan zat organik, dengan energi kimia kemosintesis terjadi pada organisme autotrof,
tepatnya kemo-autotrof yang mampu menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat
anorganik dengan pertolongan energi kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia adalah energi
yang diperoleh dari suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan
kemosintesis dapat dijumpai pada mikroorganisme dan bakteri autotrof (Ridwan, 2012).
Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elektromagnetik di
spektrum kasat mata. Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari warna
merah sampai violet, tidak seluruh panjang gelombang unsur dapat diserap dengan baik secara
merata oleh klorofil. Klorofil berfungsi menyerap cahaya matahari. Tenaga eksitansi yang
diperoleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang
dibebaskan ke atmosfer, peristiwa ini disebut peristiwa fotolisis air . Oleh karena itu proses
fotosintesis pada tumbuhan dibedakan atas reaksi terang dan reaksi gelap, yaitu :
1. Reaksi Terang
Cahaya
Reaksi terangfotosintesisataufotolisis air ataureaksi Hill merupakan reaksi pengikatan energi
cahaya oleh klorofil yang berlangsung di grana yangdilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem
merupakan unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari dalam rantai transfor elektron
pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks anten pusat reaksi dan akseptor elektron. Energi
cahaya (foton) memicu reaksi fotokimiawi pada molekul pigmen dan menghasilkan senyawa
kaya energi (ATP dan NADPH) dengan pelepasan molekul oksigen (Supeni ,2006).
Klorofil
2H2O 2NADPH2 + O2
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolusa
Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung di stroma.
CO2 + NADPH2 2NADP + CH2O + H2O
reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RBP untuk membentukmolekul PGA.
b. Reduksi : PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi : pembentukan kembali RBP (Supeni , 2006).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan
untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Klorofil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari

Peristiwa fotosintesis ini berlangsung bila ada klorofil dan cahaya yang cukup. Klorofil
terdapat sebagai butiran hijau yang berada dalam kloroplas dan umumnya kloroplas ini
berbentuk oval, dengan bahan dasar disebut stroma sedangkan butiran-butiran yang terdapat
didalamnya disebut grana. Pada klorofil terdapat rangkaian disebut dengan fitil yang dapat
terlepas menjadi fitol (C20H39OH). Jika air dan pengaruh enzim klorofilisasi (Salisbury, 2005).
Selain itu, laju fotosintesis dipengaruhi oleh hal-hal seperti suhu, CO 2, dan cahaya.
Pengaruh suhu sangat jelas yaitu semakin tinggi suhu maka fotosintesis akan berlangsung
semakin cepat. CO2 dalam kloroplas stroma dipindahkan oleh RBP karboksilasi reaksi dan
gradien CO2 masuk melalui dinding kloroplas, sitosol, membran sel, dan dinding sel ke luar
lingkungan sel melalui stroma ke udara luar (Salisbury, 2005).
Respirasi dalam biologi adalahproses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui
pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup.
Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.
Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah
pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga
satuan terkecilsel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak selalu melibatkan oksigen
(Ryan,2011).
Katabolisme merupakan reaksi kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan
nutrien, disebut juga reaksi disimilasi atau reaksi peruraian. Bila sel merombak ikatan-ikatan
kimiawi tertentu selama metabolisme, energi yang dilepaskan menjadi tersedia untuk
melangsungkan kerja biologis. Selama sel masih hidup, kerja ini bersifat ekstensif dan beragam.
Mikrobe heterotrofik nonfotosintetik memperoleh energinya dari proses oksidasi (pengusiran
elektron atau atom hidrogen) senyawa senyawa anorganik. Mikrobe fotosintetik memperoleh
energinya dari cahaya (Wardhanu, 2009).
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Respirasi aerob
Dalam pernapasan aerob, mikrobe menggunakan glukosa atau zat organik yang lain sebagai
substrat untuk dioksidasikan menjadi karbondioksida dan air, sedangkan mikrobenya sendiri
memperoleh energi. Menurut penelitian, energi yang terlepas sebagai hasil pembakaran 1 gram
mol glukosa adalah 675 kkal, sumber lain mengatakan 686 atau 689 kkal(Waluyo, 2005).
Persamaan kimia pernapasan aerob yang sempurna dengan menggunakan glukosa sebagai
substrat sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 CO2 + 6H2O + 675 kkal
Respirasi aerob terdiri atas 3 tahap yaitu :
1. Glikolisis (terjadi di sitoplasma), adalah proses pemecahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2
molekul asam piruvat (3 C), 2 ATP , dan 2 NADH (akseptor ion H).
2. Siklus Krebs (terjadi di mitokondria). Sebelum memasuki siklus Krebs, 2 molekul asam piruvat
(3 C) akan mengalami dekarboksilase asam piruvat/pengurangan atom C dari asam piruvat
menjadi 2 molekul asetil koenzim-A (2 C), 2 molekul CO2 dan 2 NADH.Selanjutnya 2 molekul
asetil ko-A (2 C) akan memasuki siklus Krebs dan dipecah menjadi 4 molekul CO 2 (1 atom C), 6
NADH, 2 ATP dan 2 FADH2.
3. Sistem Transfer Elektron Respirasi (terjadi di membran dalam mitokondria)
Pada sistem transfer elektron respirasi terjadi transfer elektron / ion H yang terikat pada NADH
dan FADH2 (akseptor elektron) melalui sistem membran mitokondria ,dibantu enzim yang
disertai pembentukan H2O (hasil reaksi ion H dengan O2) dan pembebasan energi ATP.Untuk
setiap molekul NADH mentransfer elektronnya pada O2 , dibebaskan 3 ATP (jadi 10 NADH
membebaskan 30 ATP), sedangkan untuk setiap molekul FADH2 mentransfer elektronnya pada
O2 membebaskan 2 ATP (jadi 2 FADH2 membebaskan 4 ATP) (Waluyo, 2005).
2. Respirasi anaerob
Beberapa mikrobe dapat hidup tanpa menggunakan oksigen bebas, bahkan ada mikrobe
yang malahan mati jika terkena udara bebas. Ada juga mikrobe yang tidak menggunakan oksigen
bebas, meskipun gas ini tersedia baginya, contohnya adalah Streptococcus lactis. mikrobe ini
tidak dapat memanfaatkan oksigen bebas karena tidak mempunyai enzim untuk mereduksikan
oksigen tersebut. Louis Pasteur adalah orang yang pertama kali mengetahui tentang adanya
pernapasan anaerob itu. Pengetahuan ini dia dapatkan dengan percobaan fermentasi (Waluyo,
2005).
Umumnya substrat untuk respirasi adalah zat yang tertimbun dalam jumlah yang relatif
banyak dalam sel tumbuhan. Karbohidrat merupakan substrat utama respirasi dalam sel-sel
tumbuhan tinggi. Substrat untuk respirasi yang paling penting di antara karbohidrat adalah
sukrosa dan pati. Sukrosa (suatu disakarida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati
(polimer dari glukosa) adalah bentuk karbohidrat yang disimpan dalam sel tumbuhan. Sukrosa
dan juga fruktosa dan glukosa merupakan gula dapat larut utama dalam sel tumbuhan. Selain itu,
sukrosa merupakan bentuk bahan organik utama yang diangkut dalam tubuh tumbuhan. Glukosa
biasanya dianggap sebagai titik awal untuk metabolisme respirasi karbohidrat. dalam beberapa
jaringan tumbuhan, selain karbohidrat, senyawa lain kadang - kadang dapat berperan sebagai
substrat respirasi(Iriawati, 2004).

II.TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun.jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung
karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan co2 dan h2o. Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya
terhadap proses fotosintesis juga berbeda (salisbury, 1995).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat
berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari
oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena
menggunakan zat zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik.
Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut
dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan
energi yang berasal dari cahaya matahari(kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida
serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh
oksigen (o2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau
pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari(kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya.
Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik,
seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam
sel-selnya (kimball, 1992).

untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat
dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari
yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan jkj untuk memperoleh hasil dan data
yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (ellis, 1986).

yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).

sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan
juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi
terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat
(glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan
menghasilkan energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas
sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).

kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-
baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengn fungsi dari enzim
memperbat enzim atau dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat
hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (lovelles, 1997).

sistem pernapasan adalah pertukaran gas o 2 dan co2 dalam tubuh organisme dan bertujuan
mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat rendah
o2 langsung berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah trakea, kalajengking dengan paru-
paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-paru, kulit dan rongga mulut, reptile dengan paru-
paru, dll (panduan primagama).
Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses menghirup oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada manusia bisa memiliki gangguan seperti penyakit infeksi
saluran pernapasan akut atau yang disebut juga (ispa), hal ini merupakan salah satu masalah kesehatan
di indonesia karena masih tingginya angka kejadian ispa terutama pada anak balita. Untuk mencegahnya
bisa digunakan sanitasi rumah, yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembapan,
padatan hunian, penerangan alami, kontruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana
pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih ( nindya, sulistyorini, 2005).

Dasar Teori
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Fotosintesis merupakan aktifitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh organism
fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis dapat diartikan suatu proses penyusunan
zat karbohidrat dengan cahaya sebagai energinya. Hanya organisme yang mempunyai pigmen
fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah yang mampu menangkap
energi dari cahaya. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini adalah karbohidrat
(Cn(H2O)n) yang berasal dari molekul CO2 dan H2O. Sebagai hasil sampingan adalah molekul
O2. Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
cahaya
6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
pigmen. f.s
Cahaya yang dapat dipergunakan dalam fotosintesis ini mempunyai syarat kualitas
(jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Dalam kondisinormal, cahaya
matahari memenuhi semua syarat itu, sehingga secara alami, cahaya matahari merupakan
sumber energi bagi fotosintesis. Pigmen fotosintetik,sebagai penangkap energi cahaya matahari,
berupa klorofil dan atau karotenoid. CO2 dan H2O sebagai substrat fotosintesis dapat berasal
dari sisa oksidasi dalam jaringan fotosintetik. Selain itu, CO2 dapat pula diambil dari atmosfir
melalui proses difusi melalui stomata, sedangkan H 2O diambil dari lingkungan melalui proses
absorbsi di akar atau bagian penyerapan lainnya (Suyitno Al, 2003).
Glukosa sebagai hasil utama fotosintesis segera ditranslokasikan ke bagian tubuh
tumbuhan yang lain atau ditranslokasikan ke dalam jeringan penimbun dan diubah menjadi 40
amilum. Bila laju fotosintesis tinggi, sebagian dari karbohidrat yang terbentuk dalam fotosintesis
ini diendapkan dalam kloroplas sebagai amilum. Oksigen sebagai hasil sampingan fotosintesis,
dilepaskan ke atmosfer sebagai gas atau sebagian dimanfaatkan pada respirasi dalam sel di mana
fotosintesis itu terjadi (Suyitno Al, 2003).
Proses fotosintesis begitu komplek karena banyak faktor (internal maupun eksternal)
berpengaruh. Misalnya struktur daun, struktur perakaran, kondisi cahaya,kondisi air tanah (untuk
tumbuhan yang hidup dengan medium tanah), kondisi atmosfer,dan sebagainya.
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat
yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,
1986).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida,dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak
berfotosintesis.Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau
yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta direspirasikan/desimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu
bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya
untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik
serta asimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup
cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis.
Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di
mana zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik
karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar menjadi
energi kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi kimia menjadi energi
kerja pada peristiwa pernafasan dalam tubuh tumbuhan merupakan rangkaian
proses kehidupan di dunia ini (Dwijoseputro, 1994).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan
CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Kimball,
2002).
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang
mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof.
Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya
komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari
udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya,
foto cahaya reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam
pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen) (Kimball, 1999).
Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam
molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah
menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul
yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan
hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun
molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan
bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain
yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak.
Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam
ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam
proses-proses di dalam tubuh (Kimball, 1999).
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar
penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut
kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas
adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan
mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh
bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan
buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum
aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya
menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-
rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi (Kimball, 2002).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam
kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi
kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap
merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian
rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Air melalui reaksi terang akan dipecah
(fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari
pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide
adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak
melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine
triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap
(siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon
tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam
senyawa karbon tersebut (Kimball, 2002).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang
paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk
membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada
didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya
akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,1986).
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian
dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan
kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum
(Malcome, 1990).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang
menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis
merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme.
Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan
baku karbondioksida dan air (Malcome, 1990).
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat
pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel
jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein
integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil
b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap
cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap
fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap
cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Dwidjoseputro, 1986).
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya
kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir
yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam
klorofil, yaitu (Dwidjoseputro, 1986):
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai
inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di
mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang
disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan
pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya
disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Dwidjoseputro, 1994).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil (Kimball, 2002):
1. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang diharapkan
kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada
daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau
kekuning-kuningan.
3. Oksigen
4. Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5. Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu conditionsinc qua
non(kehausan) Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis kepada tumbuhan.
6. Air
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi
dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali,
membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan
mengalami klorosis juga.
8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik
untukpembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik
ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis (Kimball,
2002):
1. Intensitas cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotointat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang
berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen
lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna
kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah
(Wirahadikusumah, 1985).
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang
hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk
melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang
tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna
hitam yang menunjukkan adanya amilum (Wirahadikusumah, 1985).
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan
tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu
ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz
menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen (Kimball, 2002).
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis
harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam
penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang
berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel
mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons
berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel
penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula
pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari
pengeringan dan infeksi (Kimball, 2002).

Anda mungkin juga menyukai