Herbal Berpotensi Sebagai Antihipertensi
Herbal Berpotensi Sebagai Antihipertensi
Herbal Berpotensi Sebagai Antihipertensi
Disusun Oleh :
SEKOLAH FARMASI
2014
A. Pendahuluan
I. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan oleh kenaikan tekanan
darah arteri. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan pembuluh
darah meningkat secara kronis. Hipertensi dapat terjadi karena jantuk bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
tubuh. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling signifikan untuk
penyakit kardiovaskular. Kriteria umum yang dikeluarkan oleh American Heart
Association untuk hipertensi pada orang dewasa adalah tekanan darah yang lebih
besar dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada 120/80 mmHg atau dibawah itu
adalah normal, dan tekanan darah antara 121/81 dengan 139/89 menunjukkan pre-
hipertensi. (Martini, Fundamental of Anatomy and Physiology)
II. Prevalensi
Menurut WHO, kenaikan tekanan darah diperkirakan menyebabkan
kematian 7,5 juta kematian, yaitu sekitar 12,8% dari total kematian. Secara
keseluruhan, prevalensi kenaikan tekanan darah pada orang dewasa berumur dua
puluh lima tahun ke atas adalah sekitar 40% pada tahun 2008.
Prevalensi kenaikan tekanan darah, lebih besar pada negara yang memiliki
pendapatan rendah, menengah kebawah, dan menengah keatas. Seluruhnya
memiliki rata-rata sekitar 40%. Prevalensi kenaikan tekanan darah pada negara
dengan pendapatan tinggi lebih rendah yaitu sekitar 35% (WHO).
Gambar 2.1 Grafik Prevalensi Kenaikan Tekanan Darah di Wilayah WHO
III. Patofisiologi
Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Pada kebanyakan pasien hipertensi disebabkan oleh etiologi
patofisiologi yang tidak diketahui. Kondisi ini disebut hipertensi primer.
Hipertensi tipe ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol. Pasien
hipertensi lainnya (dengan persentase yang lebih kecil) mempunyai penyebab
hipertensi yang dapat diketahui. Kondisi ini disebut hipertensi sekunder.
Hipertensi ini dapat terjadi bersamaan dengan kondisi medis lain atau terinduksi
secara endogen. Bila penyebabnya dapat diketahui, hipertensi berpotensial untuk
disebuhkan. (Dipiro,2008)
IV. Faktor Resiko
Faktor Resiko hipertensi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor
resiko yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga
serta faktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok, kebiasaan
mengkonsumsi alkohol, obesitas, pola hidup dan olahraga secara teratur. Resiko
hipertensi dapat dikurangi dengan menghentikan kebiasaan merokok dan
mengkonsumsi alkohol, mengurangi berat badan untuk penderita obesitas,
memperbaiki pola hidup dan berolahraga secara teratur.
V. Terapi Non-Farmakologi
Terapi non-farmakologi untuk penderita hipertensi dapat dilakukan dengan
kombinasi antara penurunan berat badan (bagi pasien kegemukan), membatasi
asupan natrium, olahraga dengan teratur, menghentikan kebiasaan merokok dan
mengurangi konsumsi alkohol. Terapi non-farmakologi ini penting bagi semua
pasien hipertensi.
a. Diuretik
Hidroklorotiazid Furosemid
Spironolakton
Gambar 7.1 Struktur Hidroklorotiazid, Furosemid dan Spironolakton
Gambar 7.10
VIII. Daftar Pustaka Struktur
Brunton L. Laurence, JohnAliskiren
S Lazo, Keith L. Parker. 2006. Goodman & Gilmans
The Pharmacological Basic of Therapeutics 11th edition. Halaman 845-
867
Katzung Betram G, Susan B. Masters, Anthony J. Trevor.2012. Basic and
Clinical Pharmacology 12th edition.McGrawHill : New York
Martini, Nath.2012.Fundamental of Anatomy and Physiology 9th edition.Pearson : USA.
Halaman 718-730
A. Seledri
1. Deskripsi
Seledri (Apium graveolens L) dapat
tumbuh baik di dataran rendah maupun
tinggi dan paling baik pada kisaran suhu
7-16 C. Tanah yang baik untuk areal
penanamannya adalah yang subur dan
gembur dengan pH 5,5-6,8.
Tumbuhan seledri dikategorikan sebagai
sayuran, perkebunan seledri di Indonesia
terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di
Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa
sejuk.
Tanaman ini dikenal sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan
darah. Penelitian tentang tanaman seledri telah berkembang dari herba
hingga bagian tanaman tertentu seperti akar, batang dan daunnya.
2. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Apium
Spesies: Apium graveolens L.
4. Cara Pemakaian :
Ambil seledri yang telah dicuci bersih secukupnya, air matang satu gelas, kemudian blender.
Ambil blenderan seledri dan air tadi, lalu saring. Minum jus seledri yang sudah disaring tersebut
1 kali sehari setelah sarapan. Namun ingat, sebelum minum secara rutin jus seledri ini, sebaiknya
ketahui tensi darah anda. Dan Setelah anda melakukannya selama 1-2 minggu, lakukan tensi
darah kembali dan lihat hasilnya
5. Tinjauan Fitokimia
Daun seledri mengandung banyak vitamin yakni vitamin A, vitamin B1, vitamin B2,
vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin E dan vitamin K yang dapat
digunakan untuk mencegah atau untuk mengobati beberapa penyakit.
6. Uji Praklinis
Studi antihipertensi dilakukan terhadap fraksi etanol air dan etil asetat akar Seledri pada
tikus jantan yang diinduksi hipertensi dengan prednison 1,5 mg/kgbb dalam NaCl 2,5 % selama 2
minggu. Sebanyak 21 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 7 kelompok. Tekanan darah dan laju
jantung diukur dengan alat Biopac System MP 150. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi
etanol air dan etil asetat dapat menurunkan tekanan darah terutama pada dosis 40 mg/kgbb
sebanding dengan Captopril 2,5 mg/kgbb (Siska, dkk., 2011).
7. Uji Klinis
Penelitian dilakukan pada 30 orang pria dewasa dengan mengukur tekanan darah sistol
dan diastol pada posisi duduk dengan metode gabungan, sebelum dan sesudah minum EES sekali
sehari, selama satu minggu. Analisis data dengan uji t berpasangan dan Wilcoxon signed rank
test dengan = 0,05. Tekanan darah sistol sebelum minum ekstrak etanol seledri berkisar antara
100 mmHg dan 123,75 mmHg dengan rerata 116,02 mmHg, sedangkan setelah minum ekstrak
etanol seledri berkisar antara 96,25 mmHg dan 126,00 mmHg dengan rerata 109,40 mmHg.
Rerata tekanan darah sistol setelah minum ekstrak etanol seledri mengalami penurunan sebesar
5,7% (6.62 mmHg) dengan menggunakan uji t berpasangan diperoleh nilai p < 0,001. Tekanan
darah diastol sebelum minum ekstrak etanol seledri berkisar antara 65,00 mmHg dan 88,75
mmHg dengan rerata 74,79 mmHg, sedangkan setelah minum ekstrak etanol seledri berkisar
antara 60,00 mmHg dan 85,00 mmHg dengan rerata 70,20 mmHg.
Dengan demikian, rerata tekanan darah diastole setelah minum ekstrak etanol seledri mengalami
penurunan sebesar 5,95% (4,59 mmHg), dengan menggunakan Wilcoxon signed rank test
diperoleh nilai p < 0,001.
Penurunan tekanan darah terjadi karena dalam seledri mengandung senyawa 3-n-butylphthalide
yang berefek memblok calcium channel, vasodilatasi dan diuretik sehingga tekanan darah akan
menurun.
3-n-butylphthalide
8. Daftar Pustaka
Supari, F. (2002). Lowering blood pressure effect of Apium graviolens ( seledri ) and
Orthosiphon stamineus Benth ( kumis kucing ) in mild and rnoderate hypertension, I(4),
28.
Dewi, Jasaputra, Litanto, 2013, Jurnal Medika Planta, Efek Ekstrak Etanol Seledri
(Apium graveolens L) Terhadap Tekanan Darah Pria Dewasa
Siska, Armenia, Arifin, 2011, Jurnal Bahan Alam Indonesia, Akar Seledri sebagai
Antihipertensi : Efektivitas Fraksi Etanol, Air dan Etil Asetat Pada Tikus Jantan
Hipertensi, 7(6)
B. Mengkudu
1. Deskripsi
Tanaman mengkudu merupakan tanaman
tahunan (perenial) yang berbentuk perdu,
dengan ketinggian antara 3-8 m, batang
tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke
atas serta mempunyai banyak percabangan.
Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah
keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun
tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu
tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong,
dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan
lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat
kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian
atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan
permukaan bagian bawah berwarna hijau agak
pucat.
Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling atau
berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran
daunnya.
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (Kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
4. Cara Pemakaian :
Cara membuat ramuan :
Mengkudu dibuang bijinya, lalu ditumbuk menjadi satu dengan mentimun, disaring dan
diambil airnya. Kemudian diaduk dengan gula aren lalu diberi air panas.
Cara meminumnya : ramuan tersebut diminum 1 gelas pada pagi dan 1 gelas pada sore
hari. Lakukan secara rutin selama 3 hari berturut-turut.
5. Tinjauan Fitokimia
Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting,
tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu
mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis
senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine,
sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens,
phenylalanine, magnesium, dll.
6. Uji Praklinis
Pada penelitian ini ekstrak buah mengkudu dosis 0,6% dan 1,0% secara bermakna
menyebabkan relaksasi dengan mekanisme langsung pada otot polos, bukan melalui endotel.
Kemungkinan mekanisme kerja relaksasi yang langsung pada otot polos adalah sebagai antagonis
reseptor adrenergik-'1 baik yang kompetitif maupun non kompetitif, sehingga sinyal transduksi
melalui protein Gq dan stimulasi enzim PLC seperti tersebut di atas tidak terjadi. Hal ini
mengakibatkan turunnya kontraksi oleh fenilefrin sebagai agonis adrenergik-'1 seperti yang
terlihat pada data penelitian ini.
Alternatif lain kemungkinan dalam ekstrak buah mengkudu terdapat substansi analog
nitric oxide (NO). NO menstimulasi guanilil siklase menjadi guanilat siklase sehingga terjadi
peningkatan cGMP yang selanjutnya mengaktivasi protein kinase G (PKG). PKG menyebabkan
defosforilasi myosin light chain (MLC) dan penurunan kadar Ca 2+ intrasel sehingga kontraksi
tidak terjadi
7. Daftar Pustaka
Iskandar, Y., 2007, Karya Tulis Imilah, Tanaman Obat Yang Berkhasiat Sebagai Antihipertensi,
Unpad, Bandung (not published)
Gilani, A. H., Mandukhail, S., Iqbal, J., Yasinzai, M., & Aziz, N. (2010). Antispasmodic and
vasodilator activities of Morinda citrifolia root extract are mediated through blockade of voltage
dependent calcium channels.
C. Mengkudu
1. Deskripsi
Tanaman mengkudu merupakan tanaman
tahunan (perenial) yang berbentuk perdu,
dengan ketinggian antara 3-8 m, batang
tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke
atas serta mempunyai banyak percabangan.
Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah
keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun
tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu
tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong,
dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan
lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat
kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian
atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan
permukaan bagian bawah berwarna hijau agak
pucat.
Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling atau
berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran
daunnya.
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (Kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
4. Cara Pemakaian :
Cara membuat ramuan :
Mengkudu dibuang bijinya, lalu ditumbuk menjadi satu dengan mentimun, disaring dan
diambil airnya. Kemudian diaduk dengan gula aren lalu diberi air panas.
Cara meminumnya : ramuan tersebut diminum 1 gelas pada pagi dan 1 gelas pada sore
hari. Lakukan secara rutin selama 3 hari berturut-turut.
5. Tinjauan Fitokimia
Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia
dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang
terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa
yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium,
caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine,
magnesium, dll.
6. Uji Praklinis
Pada penelitian ini ekstrak buah mengkudu dosis 0,6% dan 1,0% secara bermakna menyebabkan
relaksasi dengan mekanisme langsung pada otot polos, bukan melalui endotel. Kemungkinan
mekanisme kerja relaksasi yang langsung pada otot polos adalah sebagai antagonis reseptor
adrenergik-'1 baik yang kompetitif maupun non kompetitif, sehingga sinyal transduksi melalui
protein Gq dan stimulasi enzim PLC seperti tersebut di atas tidak terjadi. Hal ini mengakibatkan
turunnya kontraksi oleh fenilefrin sebagai agonis adrenergik-'1 seperti yang terlihat pada data
penelitian ini.
Alternatif lain kemungkinan dalam ekstrak buah mengkudu terdapat substansi analog nitric oxide
(NO). NO menstimulasi guanilil siklase menjadi guanilat siklase sehingga terjadi peningkatan
cGMP yang selanjutnya mengaktivasi protein kinase G (PKG). PKG menyebabkan defosforilasi
myosin light chain (MLC) dan penurunan kadar Ca2+ intrasel sehingga kontraksi tidak terjadi
7. Daftar Pustaka
Iskandar, Y., 2007, Karya Tulis Imilah, Tanaman Obat Yang Berkhasiat Sebagai Antihipertensi,
Unpad, Bandung (not published)
Gilani, A. H., Mandukhail, S., Iqbal, J., Yasinzai, M., & Aziz, N. (2010). Antispasmodic and
vasodilator activities of Morinda citrifolia root extract are mediated through blockade of voltage
dependent calcium channels.
D. Kumis Kucing
1. Deskripsi
Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai
1,5 m, daunnya berbentuk bulat telur,
bunganya berwarna putih seperti kumis
kucing, batangnya berbentuk empat persegi
dan mudah di patahkan.
Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di
tempat-tempat yang tanahnya agak lembab
sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang
ditanam sebagai tanaman hias.
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada
bagian bawah berakar di bagian buku-
bukunya dan tingginya mencapai 2 meter.
Batang bersegi empat agak beralur berbulu
pendek atau gundul. Helai daun berbentuk
bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau
belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya,
ukuran daun panjang 1 10cm dan lebarnya
7.5mm 1.5cm.
Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan
berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai
daun 7 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan
pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga
bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang
dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 27mm, di bagian atas ditutupi oleh
bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 18mm,
panjang bibir 4.5 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih
panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna
coklat gelap, panjang 1.75 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm
sampai 6 mm.
2. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Orthosiphon
Spesies: Orthosiphon stamineus Benth.
4. Cara Pemakaian
Untuk pencegahan atau pengobatan, biasanya daun kumis kucing direbus, kemudian air
rebusannya didinginkan dan diminum. Dapat juga daun kumis kucing dikeringkan dan diseduh
seperti teh yang diminum setiap pagi dan sore.
5. Tinjauan Fitokimia
Tanaman ini mengandung : genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak;
Saponin; Sapofonin; Garam kalium
6. Uji Praklinis
Efek antihipertensi dari kestrak kumis kucing setelah dilakukan pengobatan selama 2 minggu.
Dengan dosis sebagai berikut :
a. Dosis 250 mg/kgbb, 500 mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb dapat menurunkan tekanan darah secara
signifikan
b. Dosis 250 mg/kgbb memberikan efek antihipertensi yang paling optimum.
c. Dosis diatas 250 mg/kgbb tidak memberikan perbedaan penurunan tekanan darah yang
signifikan.
d. Efek antihipertensi dibandingkan dengan irbesartan 20 mg/kgbb.
Menurut Yuliana et al. (2009), ekstrak kumis kucing mempengaruhi adenosine A (1) receptor
antagonists sehingga meningkatkan volume ekskresi urine (diuresis) dan mengurangi tingkat
keasaman serum.
7. Uji Klinis
Fitofarmaka yang mengandung kumis kucing dan seledri mampu menurunkan tekanan darah
sistolik sebesar 24,72 mmHg hampir setara dengan Amlodipine (26,27 mmHg). Penurunan itu
juga terjadi pada tekanan diastolik. Hal ini menunjukkan bahwa kumis kucing dan seledri dapat
digunakan untuk mengontrol tekanan darah ringan dan sedang karena tidak ada perbedaan
terhadap amlodipine sebagai pembandingnya.
8. Daftar Pustaka
Supari, F. (2002). Lowering blood pressure effect of Apium graviolens (seledri) and Orthosiphon
stamineus Benth (kumis kucing) in mild and rnoderate hypertension, I(4), 2
Azizan, N. A., Ahmad, R., Mohamed, K., & Ahmad, M. Z. (2012). The in vivo antihypertensive
effects of standardized methanol extracts of Orthosiphon stamineus on spontaneous
hypertensive rats: A preliminary study, 6(6), 376379. doi:10.5897/AJPP11.362
E. Belimbing Wuluh
1. Deskripsi
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m
dengan batang yang tidak begitu besar
dan mempunyai garis tengah hanya
sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon
buah, kadang tumbuh liar dan
ditemukan dari dataran rendah sampai
500 m dpi. Pohon yang berasal dari
Amerika tropis ini menghendaki tempat
tumbuh tidak ternaungi
dan cukup lembab. Belimbing wuluh
mempunyai batang kasar berbenjol-
benjol,
percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut
halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun
majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun
bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing,
pangkal membundar, tepi rata, panjang
2.10 m, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
2. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Geraniales
Famili: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus: Averrhoa
Spesies: Averrhoa bilimbi L
4. Cara Pemakaian :
Tiga buah dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum setelah makan pagi.
5. Tinjauan Fitokimia
Sifat kimiawi: Rasa asam, sejuk
Efek farmakologi : Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu,
antiradang, peluruh kencing, astringent.
KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam
format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium
sitrat.
6. Uji Praklinis
Uji aktivitas antihipertensi menggunakan modifikasi metode Gilman et al., (1992) dan
Djatmiko et al.,(2001a) dengan hewan uj i kucing dilakukan di Fakultas Kedokteran
Hewan, IPB. Kucing yang digunakan berbobot sekitar 2 kg, sebanyak enam ekor untuk
dua perlakuan. Dosis yang digunakan adalah 4 taraf dosis, yaitu 8,3; 16,6; 25 dan 33
mg/kg bb dengan 3 ulangan. Persiapan larutan uji dengan membuat larutan sesuai pH
darah kucing (5-7). Larutan dibuat isotonis dengan menambahkan gliserin sebagai
emulsifier dengan konsentrasi larutan 40% (air sebagai pelarut). Campuran disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Hewan uji (kucing) dianestesi
menggunakan urethan 25 % dengan dosis 1,75g/kg bb, karena bobot kucing yang dipakai
2 kg, maka dipakai 14 cc. Setelah kucing pingsan lalu diletakkan di meja operasi.
Pertama-tama bulu pada tempat yang akan digunakan untuk proses percobaan
dibersihkan, kemudian vena femoralis pada paha untuk memasukkan kanula sebagai
tempat memasukkan larutan uji. Arteri carotis pada leher dibuka, lalu dimasukkan trakhea
tube yang disambungkan dengan larutan natrium
sitrat dan manometer air raksa. Tekanan darah kucing akan terbaca pada alat kimograf.
Kemudian disuntikkan heparin 0,1 % sebanyak 5 cc untuk mencegah pembekuan darah,
penyuntikan larutan uji sesuai dosis dilakukan pada kanula.
Ekstrak kasar memiliki efek hipotensif yang signifikan lebih rendah dari pada ekstrak
murni. Dosis dengan efek hipotensif tertinggi yaitu dosis 33 mg/kg bb. Pemberian ekstrak
kasar belum mampu menurunkan tekanan darah hewan uji yang hipertensi ke tekanan
darah normal, karena hanya mampu menurunkan tekanan darah 46,5 mmHg, sehingga
tekanan darah hewan uji setelah diberikan ekstrak masih 130,5 mmHg. Pemberian
ekstrak murni dengan dosis 33 mg/kg bb mampu menurunkan tekanan darah 54,5 mmHg.
Hasil penelitian Bipat et al., (2008) pada babi yang telah disuntik dengan epinephrin
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun belimbing wuluh dengan konsentrasi 0,01
mg/ml dan 1 mg/ml menurunkan tekanan darah masing-masing menjadi 151 12 mmHg
dan 127 23 mmHg dari tekanan semula 174 10 mmHg.
7. Daftar Pustaka
Iskandar, Y., 2007, Karya Tulis Imilah, Tanaman Obat Yang Berkhasiat Sebagai Antihipertensi,
Unpad, Bandung (not published)
Hernani, dkk., 2009, Pengeruh Pemberian Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Terhadap Penurunan
Tekanan darah hewan Uji, J. Pascapanen, 6(1), 54-61