Asuhan Kebidanan Ginekologi
Asuhan Kebidanan Ginekologi
Asuhan Kebidanan Ginekologi
RESUME GINEKOLOGI
DISUSUN OLEH:
DWI UTAMI
NPM: 1426030062
DOSEN PENGAMPUH:
Violita Siska Mutiara, S.St, M.Kes
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Onkologi
a. Pengertian
Ginekologi onkologi adalah cabang ilmu kesehatan yang berkaitan
dengan operasi dan pengawasan semua aspek dari pengobatan kanker
pada organ reproduksi wanita (kecuali payudara).
Onkologi, yang berarti massal atau tumor, dan akhiran''-logi'', yang
berarti "studi tentang" adalah cabang kedokteran yang berhubungan
dengan tumor (kanker).
Onkologi adalah sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat
kanker. Dokter yang mendalami onkologi disebut onkolog. Istilah ini
berasal dari bahasa yunani: onkos (), yang berarti massa atau tumor
dan akhiran -ology, yang berarti "mempelajari".
b. Macam-macam onkologi
Onkologis dapat dibagi menjadi jenis perawatan yang disediakan:
Onkologi radiasi: orang yang mengkhususkan dalam perawatan
kanker dengan radiasi, sebuah proses yang disebut radioterapi.
Bedah onkologi adalah orang yang ahli dalam pembuangan tumor,
yang dimiliki oleh bagian :
1. Bedah
2. Tht-kl
3. Obsgyn
4. Mata
Onkologi medis adalah orang yang menggunakan pengobatan atau
kemoterapi untuk merawat kanker.
c. Onkologi pada payudara
a) Fibro adenoma (fam)
1. Pengertian
Fibroadenoma mammae (fam) adalah suatu kelainan
struktur anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan,
atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda
(r.sjamsuhidajat, 1998 : 541).
Fam adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara
dengan konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan dari jaringan
sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan
berbatas tegas (soelarto r, 1995 : 355 ).
Fam adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk
mengetahui adanya keganasan (sylvia a. Price, 1995 : 1141 )
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering
terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan
fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada
di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur
(mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma
ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga sering
disebut sebagai breast mouse. Banyak terjadi pada wanita usia
20 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan
pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang
bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang
dapat digerakkan.
2. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti
apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae,
namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini
diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa
tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat
jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau
tumor ganas.
1) Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif.
2) Genetik : payudara.
3) Faktor-faktor predisposisi :
Usia : < 30 tahun
Jenis kelamin
Geografi
Pekerjaan
Hereditas
Diet
Stress
Lesi prekanker
3. Epidemologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia
muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun.
Berdasarkan laporan dari nsw breats cancer institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25
tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari western breast services
alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara
15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih
tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.
4. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering
ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari
jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan
stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar
dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran
yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik
yaitu :
1) Fibroadenoma pericanaliculare adalah kelenjar berbentuk
bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2) Fibroadenoma intracanaliculare adalah jaringan ikat
mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang- panjang (tidak teratur) dengan lumen
yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak
pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
5. Klasifikasi
Fibroadeno mammae dibedakan menjadi 3 macam:
1) Common fibroadenoma
2) Giant fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
3) Juvenile fibroadenoma pada remaja.
6. Gambaran klinis
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-
abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih,
kenyal.
1) Ada bagian yang menonjol ke permukaan
2) Ada penekanan pada jaringan sekitar
3) Ada batas yang tegas
4) Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul fibroadenoma
raksasa (giant fibroadenoma)
5) Memiliki kapsul dan soliter
6) Benjolan dapat digerakkan
7) Pertumbuhannya lambat
8) Mudah diangkat dengan lokal surgery
9) Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan
7. Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
1) Pemeriksaan fisik (phisycal examination),
2) Mammography atau ultrasound,
3) Fine needle aspiration cytology (fnac).
Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan
yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu
dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis,
mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita
dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita
usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya
digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila
menggunakan mammography. Pada fnac kita akan mengambil
sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa
sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut
kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim
(jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel
kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
2) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar
yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang
(intrakanalikuler).
3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau
kolumnar pendek uniform.
b) Kista sarcoma filodes
1. Pengertian
Kista sarcoma filodes (tumor filodes) adalah fibroadenoma
yang tumbuh meliputi seluruh mammae.tumor filodes juga
merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup
(invasive) secara lokal dan dapat menjadi ganas (10-15%) dan
(80-95%) jinak.pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan
dalam ukuran yang besar.tumor ini timbul biasanya pada umur
35-40tahun, tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4
cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan
membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Nama kista sarcoma filodes berasal dari muller (1838)
karena mengandung kista-kista besar diantaranya banyak sekali
jaringan ikat sehingga waktu itu diduga sarkoma.di permukaan
tumor terdapat banyak jaringan sperti lembaran-lembaran buku
(phyllon).
2. Etiologi
Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan
fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat
memiliki kedua lesi dan gambaran histologis, kedua lesi
mungkin terlihat pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor
filodes berkembang dari fibroadenoma atau keduanya
berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat
muncul de novo, tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah
mempelajari pertanyaan ini dengan analisis klonal dalam tiga
kasus dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh
berurutan dari pasien yang sama. Pada masing-masing kasus,
kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel inaktif yang
sama. Mereka berargumen dengan meyakinkan bahwa tumor
filodes memiliki asal yang sama dengan fibroadenoma,
fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi tumor filodes.
3. Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan
oleh fibroadenoma. Tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat,
terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan
terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu
neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local
dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan
dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat
pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45
tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan
dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat
payudara menjadi besar (bengkak).
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara
yang paling sering terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari
tumor payudara.tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam
dan biasanya bergerak secara bebas.tumor ini adalah tumor yang
relatif besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang >
30 cm pernah dilaporkan.
4. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala dari kista sarcoma filodes yaitu:
1) Kulit di atas tumor mengkiiap, regang, tipis, merah dan
pembuluh-pembuluh balik melebar & panas.
2) Jarang terjadi mestastasis (pembesaran kelenjar regional)
hal ini yang menjadi petunjuk untuk membedakan tumor ini
dari kanker karena jarang sekali kita menemukan kanker
payudara dengan ukuran diameter 10 15 cm yang tidak
bermestastasis dan menginfiltrasi kulit atau toraks.
3) Tumor tumbuh cepat, nekrosis dan radang pada kulit.
4) Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan
biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor
yang relatif besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm.
5. Gambaran klinis
Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk
setiap 40 fibroadenoma. Distribusi usia luas, dari 10-90 pada
seri haagensen dari 84 pasien, namun dengan mayoritas antara
35 dan 55 tahun. Tumor bilateral sangat jarang, meskipun
sebuah kasus luar biasa dari tiga buah tumor terpisah pada
jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga payudara normal
telah dilaporkan. Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia
20 tahun, ketika muncul untuk memberikan reaksi terutama
dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak histologis. Juga
telah dijelaskan dalam kelenjar mirip mammae di vulva,
payudara pria dan di prostat dan vesikula seminalis.
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran
besar sebelum pasien datang, namun tumor-tumor tidak menetap
dalam arti karsinoma besar.hal ini disebabkan mereka khususnya
tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar
payudara, atau seluruhnya, dan menimbulkan tekanan ulserasi di
kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas pada
dinding dada.
6. Penatalaksanaan
Tindakan:
1) Karena potensi ganas dan lebih radikal dari
fibroadenoma,biasanya dilakukan mastektomi,dengan
pengangkatan fasia pektoralis.
2) Pascabedah diberi radiasi.
3) Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur
20, semuanya harus diterapi dengan enukleasi, karena
mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.
4) Terapi bedah
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides,
melakukan eksisi luas normal, dengan lingkaran jaringan
normal.tidak terdapat aturan tentang besarnya batas.
Namun, batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5
cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan.
Lesi tidak seharusnya dikupas keluar, seperti yang
mungkin dilakukan dengan fibroadenoma, atau angka
rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.
Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk
menghindarkan hasil kosmetik yang memuaskan
dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau
tanpa rekonstruksi, adalah sebuah alternatif.
Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum
dibenarkan.
Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk
nodus yang dicurigai secara klinis. Namun, sebenarnya
semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
c) Kanker payudara
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel
ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu
tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas
tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (erik t, 2005, hal : 39-40)
2. Etiologi
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang
diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok
faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko akan
membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk
mencegah kanker payudara.
Faktor predisposisi terjadinya carcinoma:
1) Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan
sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan
terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu.
Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin
merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya
merokok dan konsumsi alkohol kronik.
2) Usia
secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring
pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi
somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma
ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai
penuaan juga mungkin berperan.
3) Hereditas
saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat
tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi
herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga
kategori.
Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen
mutannya akan sangat meningkatkan risiko terjangkitnya
kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan
pola pewarisan dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe
penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon,
payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat
dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya
keterkaitan gen brca1 dan brca2 dengan kanker payudara
dan ovarium familial. Sindrom resesif autosomal gangguan
perbaikan dna. Selain kelainan prakanker yang diwariskan
secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif
autosomal secara kolektif memperlihatkan cirri instabilitas
kromosom atau dna (kumar dkk, 2007).
Menurut (price dan wilson, 2006) faktor- faktor risiko
karsinoma payudara diantaranya mencakup:
1) Usia
2) Lokasi geografis
3) Ras
4) Status sosioekonomi
5) Status perkawinan
6) Paritas, riwayat menstruasi
7) Riwayat keluarga
8) Bentuk tubuh
9) Penyakit payudara lain
10) Terpajan radiasi
11) Kanker primer kedua
3. Jenis
Klasifikasi pada kanker payudara yaitu :
1) Tumor primer (t)
Tx : tumor primer tidak dapat ditentukan
To : tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba
tumor.
T1 : tumor < 2 cm
- T1a : tumor < 0,5 cm
- T1b : tumor 0,5 1 cm
- T1c : tumor 1 2 cm
T2 : tumor 2 5 cm
T3 : tumor diatas 5 cm
T4 : tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran
langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a : melekat pada dinding dada
T4b : edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
T4c : t4a dan t4b
T4d : mastitis karsinomatosis
2) Nodus limfe regional (n)
Nx : pembesaran kelenjar regional tidak dapat
ditentukan
N0 : tidak teraba kelenjar axial.
N1 : teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang
tidak melekat.
N2 : teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang
melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan
sekitarnya.
N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
3) Metastas jauh (m)
Mx : metastase jauh tidak dapat ditemukan
M0 : tidak ada metastase jauh
M1 : terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar
subklavikula
3. Serviks uteri
Robekan serviks bisa menimbulkan pendarahan banyak,
khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat itu terdapat ramus
desendens dari arteria uterina. Perlukaan pada serviks uteri sering
diakibatkan oleh tindakan-tindakan pada persalinan buatan dengan
pembukaan yang belum lengkap. Selain itu, penyebab lain robekan
serviks ialah partus presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim kuat
dan sering sehingga janin di dorong keluar, kadang-kadang sebelum
pembukaan lengkap.
Pada robekan servik yang berbentuk melingkar, diperiksa dahulu
apakah sebagian besar dari servik sudah lepas atau tidak. Jika belum
lepas, bagian yang belum lepas itu, dipotong dari servik, jika yang
lepas hanya sebagian kecil saja itu dijahit lagi pada serviks.
Perlukaan dirawat untuk menghentikan perdarahan.
4. Korpus uteri
Perlukaan yang paling beraat pada waktu persalinan adalah
robekan uterus. Lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen
bawah uterus. Robekan bisa terjasi pada tempat yang lemah pada
dinding uterus, misalnya pada parut bekas seksio sesareaatau bekas
miomektomi.
Secara anatomik, robekan uterus dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu :
1) Robekan inkomplet; mengenai endometrium dan miometrium
tetapi perimetrium masih utuh
2) Robekan komplet ; mengenai endometrium, miometrium,
perimetrium sehingga terjadi hubungan langsung antara karum
uteri dan rongga perut.
5. Inkontinensia urine
Ketidak mampuan menahan air kencing atau inkontinensia urine
mempunyai berbagai sebab yang dapat dikembalikan pada spingter
vesika urinariayang tidak berfungsih baik, atau pada fistula urin.
Inkontinensia urine dapatdibagi dalam beberapa tingkat untuk
memudahkan membuat diagnosis da terapinya.
Tingkat i:adanya air kemih keluar meskipun sedikit pada waktu
batuk atau bersin, atau ketawa, atau kerja berat
Tingkat ii : telah keluar air kemih bila kerja ringan, naik
tangga, atau jalan-jalan.
Tingkat iii : terus keluar air kemih tidak tergantung dari berat
ringannya bekerja, malahan pada berbaring juga keluar air kemih.
Inkontinensia urine tingkat 1 dan 2 dinamika pula stress-
incontinence. Untuk membuat diagnosis yang tepat, agar
pengobatannya juga tepat maka perlu difikirkan hal-hal yang telah
diuraian diatas. Dengan anamnesis terarah pemerikaan-pemeriksaan
yang rumit dan memakan waktu dan biaya dapat dhindrkan.
6. Fistula urine
Tiap penderita fistula urine seharusnya dianggap sebagai
manusia yang amat menderita dan harus dikasihani. Bila kebersihan
kurang atau tidak ada maka mudah timbul vulvitis dan vaginitis .
Pada vulva dan sekitar anus timbul eksoriasi, ulserasi, dan
kondiloma. Pada fistula lama kulit disekitarnya menjadi tebal dan
kaku. Air kencing yang terus-menerus mengalir menimbulkan bau
pesing dan genitalia eksterna selalu basah. Penderita ini tidak dapat
berfungsi lagi sebagai wanita dan mengalami tekanan lahir batin.
Haidnya tidak jarang berbulan-bulan tidak datang, atau penderita
terus mengalami amenore sekunder. Keadaan demikian ini harus
segera ditangani. Sekurang-kurangnya suami isteri perlu diberi
penerangan dan pengertian bahwa penyakitnya dapat ditangani. Bila
tidak maka perceraian niscaya terjadi.
D. Penyakit imunologi
AIDS DAN HIV
a. Definisi
Adalah penyakit yang dianggap sebagai penyakit menular seksual paling
mematikan. Diketahui sebagai virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, yang biasanya dikenal sebagai aids. Katarteristiknya adalah
melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mampu melindungi
diri dari penyakit atau infeksi. Hal ini membuat pasien sangat rentan
terhadap penyakit dan tidak mampu melawan kanker. Ini juga merupakan
penyakit progresif yang akan mempengaruhi seseorang sepanjang
hidupnya, meskipun dengan pengobatan yang tepat orang yang terinfeksi
bisa hidup normal.
b. Epidemologi
Dinas kesehatan kabupaten lingga kembali menemukan lima warga
positif terjangkit penyakit hiv/aids. Kini total warga yang terjangkit virus
yang mematikan tersebut selama periode 2011-2012 sebanyak 16 orang.
Kepala bidang pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan
(p2pl) dinkes lingga, rosmalisa mengatakan kelompok usia yang
menderita penyakit tersebut rata-rata berumur 15-45 tahun.
Rinciannya, enam penderita berusia 30-40 tahun, empat orang
berumur 25-29 tahun. Satu orang berusia di bawah 15 tahun dan dua
pengidap lainnya berusia 45 tahun serta dua orang lainnya berusia 20-24
tahun. Semua penderita di dominasi kaum perempuan sebanyak 13 orang.
Sisanya tiga orang lainnya adalah laki-laki.penyakit hiv.
c. Faktor penyebab penularan
a) Hubungan seks
b) Transfusi darah
c) Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum
tindik).
d) Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa
menyusu.i
d. Langkah-langkah pencegahan
a) Hindari seks bebas
b) Jangan berganti-ganti pasangan seksual
c) Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi
jangan menjadi donor darah
d) Seorang ibu yang didiagnosa positif hiv sebaiknya jangan hamil.
e) Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
f) Jauhi narkoba.
E. Pengertian
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang
mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit
infeksi. Pada tahun 1546, girolamo fracastoro mengajukan teori
kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat
yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu
lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
Pada tahun 1798, edward jenner mengamati bahwa seseorang dapat
terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi
sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah
vaksin cacar.dengan ditemukannya mkroskop maka kemajuan dalam bidang
makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit
infeksi. Selain itu peneliti perancis, charles richet dan paul portier (1901)
menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan
menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah
keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah
anafilaksis (tanpa pencegahan).
Pada tahun 1873 charles blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu
penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa
ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari lalu pada tahun 1911-
1914, noon dan freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara
terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit.
Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi
terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.
Pada tahun 1923, cooke dan coca mengajukan konsep atopi (strange
disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai
manifestasi sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi
diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam
kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.
H. Rujukan ginekologi
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA