Ni Made Ayu Larashati
Ni Made Ayu Larashati
Ni Made Ayu Larashati
TEORI-TEORI EVOLUSI
Oleh:
NI MADE AYU LARASHATI
163112620120102
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa makhluk hidup penghuni planet bumi kita sangat
beranekaragam yang tertampak dari struktur tubuh, fungsi-fungsi tubuh, dan perilaku setiap
jenis (spesies) makhluk. Walaupun di antara jenis-jenis makhluk hidup itu beranekaragam,
namun kemiripan dalam hal-hal tertentu masih juga terlihat. Berlandaskan pada kenyataan
yang demikian ini para ilmuwan mencoba untuk menafsirkan bahwa jenis-jenis yang
beraneka-ragam itu terlihat pola yang sama, sehingga diduga berasal dari moyang yang sama.
Dengan kata lain, antara jenis satu dengan yang lain ada hubungan kekerabatan. Pendapat ini
merupakan paham dalam teori evolusi.
Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori yang dikaji atau dipelajari oleh
Biologi. Teori ini sebenarnya telah dipersoalkan sejak perkembangan ilmu di masa Romawi
dan Yunani kuno, namun secara ilmiah terori ini baru dikemukakan oleh Charles Robert
Darwin yang ditulis dalam buku yang berjudul : The Origin of Species diterbitkan 24
Nopember 1859. Secara garis besar teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada di
dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk yang telah ada
sebelumnya, baik yang menyangkut struktur maupun fungsi, secara turun-temurun dari
generasi ke generasi. Dengan demikian, perubahan yang merupakan hasil perkembangan itu
berlangsung dalam waktu yang amat panjang, yaitu jutaan tahun seiring dengan evolusi alam
semesta.
Walaupun para ahli telah mengemukakan pemikirannya tentang teori evolusi, namun
teori evolusi masih banyak dipertentangkan hingga saat ini. Dan nampaknya belum ada satu
pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan
makhluk hidup. Terlebih lagi jika penentang itu berasal dari tokoh agama, sehinga untuk lebih
menetralisasi (memperlunak) agar pertentangan tidak lebih meruncing paham evolusi sering
juga disebut sebagai Hipotesis Evolusi, yang kebenarannya masih perlu diuji lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian evolusi.
2. Untuk dapat mengetahui teori-teori evolusi dari para ahli.
3. Untuk dapat menganalisis perbandingan teori evolusi Lamarck, Weismann, dan Darwin.
4. Untuk dapat menjelaskan mekanisme evolusi.
5. Untuk mengetahui bukti evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN EVOLUSI
Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yakni evolvere yang
artinya membuka gulungan atau membuka lapisan, kemudian bahasa itu diserap dalam
bahasa inggris menjadi evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Istilah evolusi
digunakan pertama kali dalam pengertian ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang
Geologis berkebangsaan Skotlandia bernama Charles Lyell. Selanjutnya, Charles Darwin
kemudian menggunakan istilah ini satu kali dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul
The Origin of Species (Asal Mula Spesies) pada tahun 1859. Dalam buku itu Charles Darwin
juga menjelaskan bahwa setiap spesies sebenarnya berasal dari sekumpulan gen yang sama.
Teori inilah yang mengawali masa biologi modern dan satu-satunya teori yang dapat
menjelaskan tentang keanekaragaman hayati di dunia ini. Istilah ini kemudian dipopulerkan
oleh Herbert Spencer dan ahli biologi lainnya (Saputra, 2011).
Evolusi juga dapat diartiakan sebagai suatu proses perubahan atau perkembangan
secara bertahap atau perlahan. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur
dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang kompleks
dan beragam. Perubahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; perubahan
progresif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yaitu perubahan struktur dan fungsi
makhluk hidup dari kondisi sederhana menuju kondisi yang maju atau modern untuk dapat
bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju
kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga
dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga
makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup.
Evolusi juga dapat dikatakan sebagai perubahan sifat yang diturunkan dari generasi ke
generasi selanjutnya. Sifat-sifat yang muncul adalah sifat genetik yang mampu dipertahankan
setelah melalui proses adaptasi, seleksi, dan mutasi. Sifat baru muncul ketika sebuah populasi
berpindah dari suatu habitat dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru atau sifat baru
juga bisa muncul karena adanya perkawinan dari individu yang berbeda. Dalam proses
adaptasi akan tersisa individu yang bisa beradaptasi dan bisa bertahan di habitat baru,
sedangkan yang tidak mampu beradaptasi dan bertahan maka individu itu akan mati/punah.
Suatu perubahan disebut evolusi apabila memenuhi kriteria: harus terjadi pada populasi,
bersifat selektif, terjadi perubahan frekuensi gen pada populasi bahan evolusi, frekuensi gen
yang tetap pada populasi hasil evolusi, dan memakan waktu yang lama (Asterisma, 2013).
2. TEORI-TEORI EVOLUSI MENURUT PARA AHLI
Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut
berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi
genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan
hibridisasi. Teori tentang evolusi merupakan teori yang tetap hangat dipertentangkan hingga
saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum satupun
teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan
makhluk hidup. Sejak abad ke-6 sebelum masehi, para ahli sudah mencoba mengemukakan
pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia, misalnya
(Memet, 2013):
1. Aristoteles (384322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori
evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam,
maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. Anaximander (500 SM)
Filsuf Yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander mempercayai
bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke barat.
3. Empedocles (495-435 SM)
Empedocles adalah filsuf Yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari
lumpur dan tumbuhan, kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Empedocles,
makhluk-makhluk pertama memilki bentuk seperti monster. Bentuk makhluk-makhluk
ini berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki bentuk paling baik yang mampu
bertahan hidup. Pemikiran Empledocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang
merupakan mekanisme penting dalam evolusi.
4. Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu
kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi atau
perubahan. Paham ini dianut berdasar pada keyakinan agama, juga berdasarkan
keterangan Aristoteles. Teori kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya
banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman.Misalnya masa hidup
dinosaurus tidak bersamaan dengan masa hidup manusia.
5. James Hutton (Teori Gradualisme)
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli Geologi Swedia bernama James Hutton ( 1726
1797). Paham tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan
tetapi pasti.Tetapi teori gradualisme ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang
meyakinkan.
6. Erasmus Darwin (1731-1802)
Ia menulis prosa berjudul Zoonomia yang intinya menyatakan kehidupan itu berawal dari
asal mula yang sama dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya.
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.
7. Sir Charles Lyell (1797-1875) (Teori Uniformitarianisme)
Lyell adalah seorang ahli geologi Skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi
terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya
bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih
berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles of Geology. Hasil
karnya ini mempengaruhi pemikiran Charles Darwin, dan Lyell menjadi salah satu
pendukung Darwin di kemudian hari.
8. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Malthus adalah ahli ekonomi Inggris dengan bukunya Essay on the Principle of
Population, yang intinya menyatakan tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan
bahan makanan. Selanjutnya, muncullah kata-kata yang digunakan oleh Darwin, yaitu
perjuangan untuk hidup (struggle for life)
9. George Cuvier (1769-1832) (Teori Katastropisme)
Menyatakan bahwa pada setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda. Teori ini
disebut katastropisme.
10. Count De Buffon (1707 1788)
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar
diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.
Setelah masa itu, bermunculan pendapat para ahli biologi lain. Mereka menyatakan
bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam
waktu yang lama. Perubahan-perubahan itu menyebabkan munculnya sifat-sifat baru. Sifat
baru ini pada mulanya hanya penunjukkan sedikit penyimpangan dari moyangnya. Akan
tetapi, pada generasi selanjutnya penyimpangan-penyimpangan itu semakin banyak sehingga
muncul spesies baru. Hal itu kemudian dasar teori evolusi. Beberapa tokoh pencetus teori
evolusi adalah (Niamullah, 2012):
A. Jean Baptise de Lamarck (1744 1829)
Seorang ahli biologi kebangsaan Perancis yang membuat suatu teori tentang
makhluk hidup sederhana dan yang modern memiliki suatu hubungan asal-muasal. J.B
Lamarck mengungkapkan bahwa makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat
perkembangan kehidupan, sedang manusia berada di puncak perkembangan tersebut.
Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk hidup yang lebih tinggi tingkat
kesempurnaannya di masa yang akan datang. Proses perkembangan tersebut menurut
Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan
struktur tubuh (anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh
kebiasaan tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan akan
berkembang sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use
and disuse) (Suryati, 2009). Selanjutnya teori Lamarck dikenal dengan paham Use And
Diuse dari buku Philosophie Zoologique. Dalam bukunya, Lamarck menjelaskan
teorinya dengan intisari sebagai berikut.
- Makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang
sempurna/modern dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
- Makhluk hidup akan senantiasa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya dengan menggunakan organ tubuhnya.
- Organ tubuh yang sering dipakai atau digunakan akan berkembang ke taraf yang
lebih baik, sedangkan organ yang jarang ataupun tidak pernah digunakan akan
menghilang.
- Perubahan organ tubuh akan diwariskan dan diturunkan ke generasi berikutnya
atau keturunannya.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek
dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan
makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap
hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan
mati dan perlahan- lahan mengalami kepunahan.
B. Alfred Russel Wallace
Alfred Russel Wallace (1823-1913) mengembangkan suatu teori seleksi alam
yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin. Teori evolusi Wallace
berasal dari hasil ekspedisi ke daerah bekas jajahan Inggris di Malaysia, kemudian
Borneo (Kalimantan), Sulawesi, dan Maluku. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
fauna di Indonesia Barat berbeda dengan Indonesia Timur. Pengamatan yang lain tentang
hukum alam yaitu terjadinya persaingan antara individu intra maupun interspesies atau
survival of the fittest.
Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang
merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch
yang hidup di tanah (Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang
teradaptasi untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus
pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat
untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok ketiga adalah
kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan paruhnya
untuk menangkap serangga.
Dua teori utama Darwin merupakan hasil pengamatan Darwin sebagai berikut:
Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial fertilisasi yang besar
sehingga ukuran populasinya akan meningkat secara eksponensial bila setiap
individu yang dilahirkan berhasil melakukan percobaan.
Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali fluktuasi
musiman.
Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas.
Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri
tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya. Setelah
Darwin menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke Inggris, ia banyak
mempelajari geologi, terutama tentang fosil. Buku yang berpengaruh besar
terhadap Darwin adalah Principles of Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan
Charles Lyell. Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:
1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada
batuan yang lebih tua.
2) Perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan.
Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia
di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An
Essay on The Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa
kenaikan jumlah penduduk cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi
pangan. Oleh karena itu, timbul masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri
dari bahaya kelaparan.
4. MEKANISME EVOLUSI
Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu spesies.
Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan sebagai
pembeda antara individu yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang
terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut variasi. Individu yang
mengalami variasi disebut varian. Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda
dari asal-usulnya, keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga
spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari asal usulnya, dengan demikian muncul
varian. Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen.
Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada individu.
Mutasi gen adalah perubahan susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakan
mekanisme evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi
berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet
mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga
jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya spesies tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi
gen dari suatu spesies. Pemunculan mutasi gen seakan-akan terjadi secara spontan,
misalnya di antara seribu biji yang normal ditemukan satu biji yang tidak normal. Biji
yang tidak normal tersebut menghasilkan embrio yang abnormal. Hal ini terjadi melalui
mutasi gen sehingga laju mutasi spontan pada biji tersebut dikatakan 1:1.000 atau 103.
Laju mutasi suatu spesies adalah angka-angka yang menunjukkan jumlah gen-gen yang
bermutasi di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu spesies
(Memet, 2013).
Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa, mengakibatkan
individu-individu yang hidup pada masa-masa tersebut mengalami perubahan pula.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa spesies-spesies yang hidup dari
masa ke masa mengalami perubahan-perubahan. Demikianlah yang menjadi dasar
terjadinya evolusi. Evolusi juga didukung adanya faktor-faktor sebagai berikut (Memet,
2013).
1. Seleksi Alam
Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya
makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang mampu bertahan hidup dan berkembang
biak, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal melanjutkan
kehidupannya.
2. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan spesies-spesies ke tempat-tempat baru. Perpindahan
tersebut menghasilkan pola kehidupan baru yang mendukung terjadinya perubahan
pada spesies-spesies tersebut. Pada tempat yang baru generasi-generasi yang muncul
akan berbeda dari spesies-spesies nenek moyang asal-usulnya.
3. Rekombinasi Gen
Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan perubahan frekuensi
gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas
baru. Varietas baru ini terjadi akibat pembuahan atau penyerbukan dari individu lain
sehingga terjadi rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh
perkawinan silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi
memungkinkan adanya variasi baru. Apabila varietas-varietas baru yang terbentuk
menempati daerah yang sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya
interhibridisasi, dua varietas baru tersebut akan mengalami perubahan-perubahan
yang pada akhirnya akan menjadi dua spesies yang berbeda.
Charles Darwin menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan makhluk hidup
masa lampau, yang menunjukkan suatu perkembangan yang terus menerus secara
evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai contoh perkembangan
makhluk hidup secara palaentologik.
Gambar: Evolusi Kuda
Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium, termasuk
kelompok Eohippus, yang muncul dari Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa. Nenek
moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleher pendek dan mempunyai kaki depan yang
berbeda dengan kaki belakang, kaki depan jumlah jari kakinya empat dan kaki belakang
jumlah jarinya hanya tiga; jari keempat dan kelima masih ada tapi kecil sekali. Pada
oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada Eohippus, yakni sekitar 24 inci.
Kaki depan dan kaki belakang semua berjari 3. Pada Miocene dijumpai adanya
Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah pemakan daun dan yang kemudian
adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene muncul apa yang disebut Pliohippus yang
jari sampingnya sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek
moyang kuda yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan kuda secara evolusi
seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-cabang.
Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan Merychippus seperti
disebut di atas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak berkembang dan akhirnya
punah.
b. Petunjuk adanya Evolusi berupa Anatomi Komparatif
Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah adanya
fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata
mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang sama
pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban fungsi
tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat bahwa
peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan evolusi konvergen. Suatu
peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari beberapa bentuk
berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama untuk jangka waktu yang sangat
lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah homologi struktur ekstrimitas anterior
beberapa hewan vertebrata (gambar)
B. Saran
Manusia bisa mengembangkan maksud dari evolusi itu dan juga ikut berperan dalam
menggali evolusi di muka bumi ini yang mana kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal
yang belum jelas dan dapat di buktikan secara langsung. Oleh karena itu teori teori
tentang evolusi janganlah dijdikan sebuah momen untuk berperang pemikiran karena
akan menimbulkan perpecahan. Dalam perjalanannya perlu dilakukan penemuan
penemuan untuk mendukung adanya teori evolusi yang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, T., 2013, Teori Evolusi Charles Darwin, (online), available: http://www.biologi-
sel.com/2013/09/teori-evolusi-charles-darwin.html, (23 Februari 2016).
BSCS. 2002. Biology, an Ecological Approach. Ninth Edition. Iowa: Kendall / Hunt
Publishing Company.
BSCS. 2006. Biology, A Molecular Approach. Ninth edition. NewYork: Mc Graw Hill.
Campbell, N. A., J. B. Reece and L.G. Mitchell. 1999. Biology. Fifth Edition. NewYork:
Addison Wesley Longman, Inc.
Darwin, Charles. 2007. Penerjemah: Tim UNAS. The origin of Species Asal-usul Spesies.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Etty Indriati. (2009). Warisan Budaya dan Manusia Purba Indonesia Sangiran.
Yogyakarta : P T Citra Aji Parama.
Firmansyah, R., Mawardi, A., dan Riandi, U., 2007, Mudah dan Aktif Belajar Biologi,
Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Futuyma, Douglas J. (2005). Evolution. Massachusetts, USA : Sinauer Associates, Inc
Publisher.
Henuhili, V., dkk. 2012. Diktat Kuliah Evolusi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Zihlman, Adrienne L. (1982). The Human Evolution Coloring Book. New York : Harper
Collins Publisher.