Makalah Farmakologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI

DISUSUN OLEH :
1. Oxis Setianingsih
2. Rois Satun Nangimah
3. Septi Dwi Cahyani
4. Siska Rahmawati
5. Suryanto
6. Yogas Dwi Anjasmara
7. Sandi Febri Anggara
8. Wahyu Erisandi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alla SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing,
sehingga kami dapat menyelasikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran


dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan
doanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah
ini dan dapat mengetahui tentang sejarah kesehatan dunia dan Indonesia. Makalah
ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.

Pringsewu, 19 Maret 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


2.2 Pengertian Farmakologi ..................................................................... 2
2.2 Rute Pemberian Obat Atau Jalur Pemberian Obat ............................. 2
2.3 Mekanisme Obat ................................................................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10


3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis.
Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari pengaruh
kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui,
neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan hepar.
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi
semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan
efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai
dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit
diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus
berlatih care untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham betul akan
pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan
minimal.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. apa Pengertian konsep farmakologi ?
2. bagaimana rute pemberian obat
3. bagaimana mekanismes obat
4. macam-macam Bentuk Obat dan Tujuan Penggunaannya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep dasar
farmakologi secara umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Farmakologi


Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengtahuan), sehingga secara harpiah farmakologi berarti ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada system biologi. Disamping itu juga mempelajari asal
usul (sumber ) obat , sifat fisika kimia, cara pembuatan , efek biokimiawi dan
fisiologi yang di timbulkan , nasib obat dalam tubuh,dan kegunaan obat dalam
terapi.
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi , dan
menurut WHO , obat adalah yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik atau
psikis.sedangkan menurut kebijakan obat nasional (konas) obat adalah bahan atau
sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi
atau kondisi patologi dalam rangka penentapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan,pemulihan dari rasa sakit ,gejala sakit ,dan /atau penyakit,untuk
meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi.
Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua
jenis :
a. Farmakodinamik : efek obat terhadap tubuh
b. Farmakokinetik : bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan proses
ADME (adsorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi).

2.2 Rute Pemberian Obat Atau Jalur Pemberian Obat


Terdapat dua rute pemberian obat yang utama yaitu enteral dan parental.
Selain enteral dan parental juga ada rute pemberian obat dengan jalur lain.
1. Enteral
Berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI), Kerugian dari
pemberian melalui jalur ini adalah absorpsinya lambat, tidak dapat diberikan pada
pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan.

2
Berikut ini merupakan macam-macam rute pemberian obat secara enteral,
yaitu :
a. Oral yaitu pemberian suatu obat melalui mulut, pemberian melalui oral
merupakan jalur pemberian obat paling banyak digunakan karena paling
murah ,paling mudah, dan paling aman.
Beberapa obat diabsorbsi di lambung, tetapi duodenum (usus duabelasjari)
merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik dikarenakan permukaan
absorbsinya lebih besar.
Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi,
adanya makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan
lambung sehingga obat dihancurkan oleh asam.
b. Sublingualadalah pemberian obat dengan penempatan dibawah lidah,
sehingga memungkinkan obat tersebut berdifusi kedalam anyaman kapiler
dan secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Keuntungan dari
pemberian obat secara sublingual adalah obat tidak diinaktivasi oleh
metabolisme.
c. Rektal adalah pemberian obat melalui dubur (anus). Kelebihan pemberian
obat ini ialah mencegah penghancuran obat oleh enzim usus atau pH rendah
di lambung. Pada rute ini juga berguna jika obat menginduksi muntah ketika
diberikan secara oral atau jika penderita sedang muntah-muntah.

2. Parental
Pemberian parental digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui
saluran cerna, pemberian obat ini juga digunakan untuk pasien yang tidak sadar.
Tiga rute parental yang utama yaitu :
a. Intravaskular : suntikan intravena (IV) adalah cara pemberian parental yang
paling sering dilakukan. Dengan dilakukan IV menghindari first pass oleh
hati. Pada rute ini digunakan untuk :
- Pemberian suatu efek yang cepat
- Pemberian yang kontinu
- Volume besar

3
- Obat-obat yang menyebabkan kerusakan jaringan lokal bila diberikan
melalui cara lain.
b. Intramuskular (IM) : pemberian obat secara intramuscular berupa larutan
dalam air dan dalam bentuk ester (preparat depo). Absorbsi obat-obat dalam
bentuk larutan air (aquaeous) berlangsung cepat, sedangkan absorbsi
preparat-preparat depo berlangsung secara lambat.
c. Subkutan (SC) : rute pemberian obat ini seperti suntikan intramuskular,
memerlukan absorbsi lebih lambat dibandingkan intravena.

3. Jalur Lain
a. Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas
dari saluran nafas dan epitel paru-paru.Cara pengobatan ini digunakan untuk obat-
obat berupa gas.Rute pengobatan ini efektif bagi penderita dengan keluhan-
keluhan pernafasan.
b. Intranasal
Intranasal ini biasa dgunakan dengan cara mengisap.
c. Topikal
Pemberian obat secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan
untuk pengobatan.Selain pemberian topikal untuk mendapatkan efek lokal pada
kulit atau membran mukosa, penggunaan suatu obat hampir selalu melibatkan
transfer obat kedalam aliran darah.Tetapi, meskipun tempat kerja obat tersebut
berbeda-beda, namun bisa saja terjadi adsorbsi kedalam aliran darah, dan dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Absorbsi kedalam darah dipengaruhi
secara bermakna oleh cara pemberian.
d. Transdemal
Rute pemberian obat ini mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada
kulit.Kecepatan absorbsi tergantung pada sifat fisik kulit.Cara pemberian ini
paling sering digunakan untuk pengiriman lambat.

4
Tabel keuntungan dari macam-macam rute pemberian obat :
Keuntungan dan kerugian dari jalur pemberian obat
Deskripsi Keuntungan Kerugian
Aerosol Langsung masuk ke paru- Iritasi pada mukosa
Partikel halus atau paru paru-paru atau saluran
tetesan yang di hirup pernapasan, memerlukan
alat khusus,pasien harus
sadar
Bukal Tidak sukar , tidak perlu Tidak dapat untuk obat
Obat diletakan diantar steril dan efeknya cepat yang rasanya tidak enak,
pipi dengan gusi obat dapat terjadi iritasi di
diabsorpsi menembus mulut , pasien harus
membrane sadar ,dan hanya
bermanfaat untuk obat
yang sangat nonpolar
Inhalasi Pemberian dapat terus- Hanya berguna untuk
Obat bentuk gas menerus walaupun pasien obat yang dapat
diinhalasi tidak sadar berbentuk gas pada suhu
kamar ,dapat terjadi
iritasi pada saluran
pernafasan
Intramuskular Absorpsi cepat, dapat Perlu prosedur steril,
Obat diinjeksikan ke diberikan pada pasien sakit, dapat terjadi iritasi
dalam otot sadar di tempat injeksi
Intravena Obat cepat masuk dan Perlu prosedur steril,
Obat dimasukkan ke biovailabilitas 100% sakit, dapat terjadi iritasi
dalam vena ditempat injeksi, resiko
terjadi kadar obat yang
tinggi kalau diberikan
terlalu cepat
Oral Mudah, ekonomis, tidak Rasanya tidak enak
Obat ditelan dan perlu steril dapat mengurangi

5
diabsorpsi di lambung kepatuhan, kemungkinan
atau usus halus dapat . menimbulkan
iritasi lambung dan usus,
menginduksi mual, dan
pasien harus dalam
keadaan sadar obat ini
dapat mengalami
metabolism lintas
pertama dan absorpsi
dapat terganggu dengan
adanya makanan

2.3 Mekanisme Obat


Mekanisme obat meliputi 3 fase yaitu fase farmasetik , fase farmakokinetik ,
dan fase farmakodinamik.
1. Fase Farmasetik
Pada fase farmasetik ini sediaan yang sering dipakai adalah sediaan padat
atau cair. Untuk dapat diabsorpsikan harus dapat melarutkan dalam tempat
absorpsinya. Jadi obat bentuk tablet untuk dapat diabsorpsikan harus mengalami
proses-proses seperti pecah (terdegradasi) menjadi granul, lalu granul-granul
terpecahkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, berikutnya terjadi
pelepasan zat aktif dari zat pembawa (tambahan), berikutnya zat aktif terdisolusi
(larut) dan diabsorpsi.
Sediaan obat yang cepat larut, secara teoritis akan lebih cepat diabsorpsi dan
cepat menimbulkan relative. Urutan kecepatan melarutkan atau kecepatan absorsi
dari beberapa sediaan obat adalah sebagai berikut.
LARUTAN > SUSPENSI > SERBUK > KAPSUL >TABLET > TABLET
SALUT.
2. Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajaria bsorpsi
,distribusi,metabolisme, dan ekskresi(ADME) obat dari dalam tubuh. Atau
mempelajari pengaruh tubuh terhadapa obat.

6
Absorbsi
Absorpsi adalah proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi
sistemik(pembuluh darah). Kecepatan obat tergantung dari kecepatan obat
melarutkan pada tempat absorpsi , derajad ionisasi, pH tempat absorpsi dan
sirkulasi darah di tempat obat melarutkan.
a. Transpor obat dari saluran cerna
Obat-obat dapat diabsorbsi dari saluran cerna dengan cara difusi pasif
dan transpor aktif.
1) Difusi pasif
Tenaga dari penggerak difusi pasif dari suatu obat adalah
perbedaan konsentrasi yang melewati suatu membran yang
memisahkan dua kompartemen tubuh, obat tersebut bergerak dari
suatu bagian yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya yang
rendah. Sebagian besar obat masuk kedalam tubuh dengan mekanisme
ini.
2) Transpor aktif
Cara masuk obat ini melibatkan protein-protein karier terutama
yang terentang pada membran sel. Transpor aktif mampu membawa
obat melawan suatu concentration-gradient, yaitu dari bagian yang
konsentrasi rendah ke bagian yang konsentrasinya tinggi. Pada proses
menunjukkan titik jenuh suatu kecepatan maksimum pada kadar
substrat yang tinggi ketika ikatan ke enzim tersebut sudah maksimal.
Kecepatan obat tergantung dari kecepatan obat melarutkan pada
tempat absorpsi , derajad ionisasi, pH tempat absorpsi dan sirkulasi
darah di tempat obat melarutkan.
- Kelarutan
Untuk dapat di absorpsi, obat dapat melarut atau dalam bentuk,
yang sudah terlarut. Sehingga kecepatan melarut dari suatu obat
akan sangat menentukan kecepatan absorpsi.untuk itu , sediaan
obat, obat padat sebaiknya di minum dengan cairan yang cukup
untuk membantu mempercepat kelarutan obat.

7
- pH
pH adalah derajad keasaman atau kebasaan jika zat berada dalam
bentuk larutan. Obat yang terlarut dapat berupa ion atau non ion.
Bentuk non ion relative lebih mudah larut dalam lemak sehingga
lebih mudah menembus membrane , karena sebagian besar
membrane sel tersusun dari lemak.kelarutan obat menembus
membrane dipengaruhi oleh pH obat dalam larutan dan pH dari
lingkungan obat berada. Obat yang bersifat asam lemah akan
mudah menembus membrane sel pada suasana asam. Karena
dalam suasanaasam , obat relative tidak terionisasi atau bentuk
ionnya sedikit sehingga lebih mudah menembus membrane sel.
Sebagai contoh aspirin (suatu obat yang bersifat asam) akan lebih
mudah menembus membrane lambung yang relative asam jika
dibandingkan dengan pH usus halus. Jika pH obat berubah (di
tambah buffer) atau pH lambung beruban karna pemberian
antasida(basa) absorpsi aspirin akan melambat. Sebaiknya obat
yang bersifat basa lemah akan mudah di absorpsi di usus halus
karena juga relative tidak ter ionisasi.
a. Tempat absorpsi
Obat dapat diabsorpsi pada berbagai tempat , misalnya
dikulit, membrane mukosa , lambung , dan usus halus. Namun
demikian , untuk obat oral absorpsi banyak berlangsung di
usus halus karena paling luas permukaannya. Begitu pula obat
yang diberikan melalui nhalasi di absorpsi sangat cepat karena
epithelium paru-paru juga sangat luas.
Absorpsi obat yang menembus lapisan sel tunggal (tipis),
seperti pada epithelium intestinal akan lebih cepat jika
dibandingkan kalau menembus membrane kulit yang berlapis-
lapis .karena kecepatan absorpsi berbanding lurus dengan luas
membrane dan berbanding terbalik dengan tebal membrane.

8
b. Sirkulasi darah
Obat umumnya diberikan pada daerah yang kaya akan
sirkulasi darah (vaskularisasi). Misalnya pemberian melalui
sublingual akan lebih cepat di absorpsi jika di bandingkan
dengan kalau diberikan melalui sub kutan. Karena sirkulasi
darah di subkutan lebih sedikit dibandingkan disublingual.
Selain itu aliran darah secara keseluruhan juga
berpengaruh pada absorpsi obat. Sebagai contoh , obat yang
diberikan pada pasien yang syok , absorpsinya akan melambat
atau tidak konstan.
b. Distribusi
Distribusi adalah penyebaran obat dari pembulu darah kejaringan atau
tempat kerjanya.Kecepatan distribusi di pengaruhi oleh permeabilitas
membrane kapiler terhadap molekul obat. Karena membrane kapiler
kebanyakan terdiri dari lemak, obat yang mudah larut dalam lemak juga
akan mudah terdistribusi. Factor lain yang mempengaruhi distribusi
adalah fungsi kardiovaskuler , ikatan obat dengan protein plasma , dan
adanya hambatan fisiologi tertentu.
Volume distribusi obat adalah suatu volume cairan, yang secara hifotesis,
tempat obat tersebar didalamnya.
c. Metabolisme
Metabolisme atau biotransformasi ialah reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologi yang di katalisis oleh enzim menjadi
metabolitnya.
Proses metabolisme mengubah obat-obat lipofilik mejadi produk yang
bersifat lebih polar dan mudah diekresi.
Lokasi utama pada proses metabolisme adalah hati tetapi pada obat-obat
tertentu dapat mengalami biotransformasi dalam jaringan lain seperti
pada ginjal dan usus.
Beberapa obat yang pada awalnya berbentuk senyawa tidak aktif harus
dimetabolisme menjadi bentuk aktif.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda,
begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga
mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai perawat kita semua
harus bisa memahami tentang obat

3.2 Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu
waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk
kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan
yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat
tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang
atau melebihi batasnya

10
DAFTAR PUSTAKA

Mycek,Mery J. 2001.Farmakologi Ulasan Bergambar.Jakarta:Widyamedika.


Neal M.J.2006.At a Glance Farmakologi Madis edisi kelima.Jakarta:Erlangga.
Priyanto,dkk.2010.Farmakologi dasar.Depok:Leskonfi.
Kusmiyati, Yuni. 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya
Retna, Eni A dan Tri Sunarsih. 2009. KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha
Medika
Anief, Moh. Drs, Apt. Ilmu Farmasi. 1984. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Potter, Perry, 2006. Fundamental Keperawatan: Volume 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth., Edisi 8, EGC : Jakarta
http://ekorudianta.blogspot.com/2015/05/makalah-farmakologi.html

11

Anda mungkin juga menyukai