BluePrint STIKes BP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Perencanaan Jangka Panjang Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Putera Banjar, yang disebut Cetak Biru (Blueprint) 2016 - 2020. Blueprint teknologi
informasi ini merupakan edisi pertama bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera
Banjar yang diharapkan mampu memberikan arah dan langkah dalam mencapai cita-cita
dalam pemanfaatan TI secara utuh dalam kurun waktu tersebut.
Berdasarkan sebuah proses yang partisipatif bersama dari para civitas akademika;
Jurusan, Lembaga, Bagian dan Unit-unit sehingga dihasilkanlah suatu pedoman yang
memberikan kesamaan pola pikir, visi dan misi dalam pemanfaatan teknologi informasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar berharap Cetak Biru (Blueprint)
yang dirancang untuk jangka waktu yang cukup panjang yaitu 4 tahun dapat menjadi langkah
besar untuk pengembangan teknologi informasi yang akan dilakukan serta diharapkan dapat
berjalan lebih baik lagi, lebih terstuktur, lebih terukur dan tepat sasaran.
Blueprint teknologi informasi 2010-2014 ini merupakan dokumen yang bersifat
dinamis, sehingga isinya akan selalu dimutakhirkan sesuai perkembangan dan pelaksanaan
dilapangan oleh karenanya dukungan dari berbagai pihak, terutama civitas akademika sangat
diharapkan.
Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dalam penyusunan blueprint teknologi informasi ini, yaitu para
pimpinan dari Jurusan, Lembaga, Bagian dan Unit-unit. Penghargaan yang tinggi saya
sampaikan kepada para anggota tim penyusun dan tim perumus dari blueprint teknologi
informasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar 2010- 2014 ini. Semoga kerja
keras kita menjadi pemicu bagi semua pihak untuk bergerak mencapai terwujudnya Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar Berstandar Internasional dengan
Pemanfaatan Teknologi Informasi yang Tepat Terstruktur, Terukur dan Tepat
Sasaran.

Banjar, November 2016


Ketua STIKes Bina Putera Banjar
1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Kegagalan Implementasi Teknologi Informasi / TI dalam Business Process
Sekolah Tinggi bukan akibat faktor teknis namun lebih kepada permasalahan
non-teknis (faktor manusia, proses dan organisasi kerja)
Curry, J. R. (2002). The Organizational Challenge: IT and Revolution in Higher Education
Dari kutipan di atas maka harus dipahami sepenuhnya seperti apa Sekolah Tinggi
sebagai sebuah organisasi kerja. Sekolah Tinggi digolongkan ke dalam bentuk organisasi
yang loosely coupled worlds dimana hubungan antar bagian cukup renggang. Dalam bentuk
organisasi seperti ini, anggotanya belajar dan berubah dengan cara imitasi. Semua akan
berjalan dengan baik jika rasa saling percaya tumbuh, sehingga civitas akademika harus
dipandang sebagai manusia dan bukan mesin produksi, dimana hubungan informal antar
anggota organisasi menjadi sangat penting. Selain itu, Sekolah Tinggi tergolong dalam
industri quasi-commercial. Selain memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat,
juga menerapkan prinsip-prinsip manajemen industri komersial untuk mendapatkan dana
sebagai pendukung keberlangsungan hidup Sekolah Tinggi.
Dengan bentuk organisasi seperti yang diuraikan di atas, adanya kegagalan atau pernah
terjadi kegagalan dalam implementasi TI dalam Sekolah Tinggi akan dipandang negatif oleh
banyak pihak, antara lain:
1. Dengan cara manual, business process masih bisa berjalan.
2. Sebagai cost center dan cost redundant.
3. Semua harus sesuai dengan prosedur/kaku.
4. Mengurangi keterlibatan banyak pihak/orang.
5. Mengurangi pendapatan diluar gaji.
Banyak pihak yang menjadi resistan dalam implementasi TI, akibatnya transformasi
business process yang diharapkan dengan TI berakselerasi dengan cepat justru akan
mengalami kemandekan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan peranan dan dorongan yang
kuat dari pimpinan Sekolah Tinggi atau Rektor dan organisasi pengelola TI yang dapat
melakukan pengelolaan TI yang terarah, terstruktur dan selaras dengan kebutuhan organisasi.
Jika TI merupakan kebutuhan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar,
maka sudah sepatutnya setiap pihak mendukung implementasi TI dalam business process
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar. Bentuk dukungan, komitmen,
perencanaan, tujuan, arsitektur dan pengelolaan TI dalam organisasi untuk mencapai visi dan
misi Sekolah Tinggi dituangkan ke dalam TI Blueprint Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Putera Banjar.

1.2. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar
1.3. Visi dan Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar
Visi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar adalah Menghasilkan
Lulusan Insan Kesehatan Yang Berkompeten Beretika Dan Mampu Menjawab
Tantangan Zaman 2020 Dengan STIKes Bina Putera Banjar harus menjadi center of
excellence yang berfungsi sebagai agen pendorong penggunaan SDM berkelanjutan dan
mampu menjawab tantangan zaman dalam bidang Kesehatan. Sehingga perlu
dikembangkan perangkat keilmuan yang memungkinkan mahasiswa untuk berfikir
kritis, cerdas, dan universal tentang ilmu pengetahuan kesehatan dan teknologi.
Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar adalah:
1) Meningkatkan mutu pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran
2) Melaksanakan pengabdian masyarakat dan ikut serta program pemerintah dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3) Melakukan penelitian untuk dijadikan evidence based praktice dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan
Tujuan STIKes Bina Putera Banjar adalah:
1) Menyiapkan peserta didik dengan mengembangkan sistem dan metode pembelajaran
berbasis student centre learning (SCL)
2) Meningkatkan layanan kepada mahasiswa dalam bimbingan dan konseling,
pembinaan softskill dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat
3) Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pendidikan serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
Sasaran dan strategi pencapaiannya
1) Meningkatnya kualitas pendidikan akademik dan profesi kesehatan yang didukung
oleh kurikulum yang relevan, fasilitas pendidikan dan dosen berkualitas untuk
memenuhi tuntutan lulusan yang kompeten.
2) Meningkatnya mitra kerjasama sebagai jejaring perluasan lahan praktek atau
kerjasama penguatan sumber daya pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tuntutan
kompetensi lulusan, tenaga dosen dan non kependidikan sehingga mampu menjawab
tantangan global.
Sasaran pencapaian strategis yang ingin dicapai oleh STIKes Bina Putera Banjar dalam
5 tahun kedepan untuk mencapai daya saing dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Sasaran bidang akademik
1) Pendidikan
(1) Meningkatkan mutu pendidikan program studi dilingkungan, terakreditasi
sesuai dengan standar nasional. Peningkatan mutu diukur berdasarkan tingkat
akreditasi BAN-PT
(2) Tersusun dan terselenggaranya kurikulum yang dinamis dan memenuhi
relevansi pendidikan keperawatan dan kesehatan terkini. Outcome pendidikan
berupa pengakuan kompetensi
(3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas dosen pengelola seluruh kurikulum
program studi baik dalam hal mutu akademik maupun dalam mutu
kependidikan. Peningkatan Kuantitas dan kualitas dosen diukur dengan rasio
dosen : mahasiswa. Peningkatan mutu dosen diukur melalui peningkatan
proporsi strata pendidikan akademik dan atau profesional serta pengakuan
melalui sertifikasi dosen.
(4) Meningkatkan mutu proses belajar mengajar program studi menyangkut mutu
perancangan, pembelajran dan evaluasi hasil belajar. Mutu proses belajar
mengajar diukur melalui kualitas output lulusan seperti Indeks Prestasi,
Jumlah lulusan dan lama studi. Targetnya tersedianya modul untuk seluruh
mata kuliah, rata-rata IPK minimal 3, serta lulus uji kompetensi 100%.
2) Penelitian
(1) Menjadi sentra penelitian berstandar
(2) Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian yang ditandai dengan
meningkatnya manfaat hasil-hasil penelitian tepat guna untuk diaplikasikan
pada pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat. Meningkatnya karya
ilmiah dan publikasi pada tingkat nasional ataupun international.
3) Pengabdian kepada masyarakat
(1) Meningkatnya jumlah dan mutu pengabdian masyarakat baik dalam
pendidikan maupun pelayanan terhadap masyarakat dibidang keperawatan
(2) Menjadi pelopor pemberdayaan kader kesehatan desa dalam penanganan
masalah keperawatan dan kedaruratan medik tingkat dasar.
2. Sasaran Bidang organisasi dan manajemen
1) Tersusunnya organisasi yang lebih otonom, efektif, efisien dan produktif
2) Terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen/tata kelola yang sehat, terbuka
kondusif, transparan dan akuntabel
3) Berkembangnya kemampuan pengelola anggaran berbasis kinerja yang efektif
dan efisien
4) Terselengaranya pola pengembangan Sumber Daya Manusia yang mengacu pada
Merit-Based Recruitmen dan Reward-Punishment yang terukur dengan jujur dan
objektif
5) Terciptanya sistem pengembangan infrastruktur yang terpadu
6) Terselenggaranya sistem informasi dan manajemen berbasis teknologi informasi.
3. Sasaran bidang kemahasiswaan dan alumni
1) Meningkatkan mutu kegiatan kemasiswaan dan kemampuan penalaran
mahasiswa berfikir kreatif dan kritis
2) Meningkatkan kuantitas dan mutu pengembangan minat dan bakat mahasiswa
untuk mendudkung pengembangan diri
3) Meningkatkan kesejahteraaan spiritual dan moral mahasiswa
4) Meniingkatkan pemahaman dan toleransi keberagaman budaya dilingkungan
mahasiswa
5) Meningkatkan peran serta alumni dalam pengembangan diri dan almamater
4. Sasaran bidang kerjasama institusional
Terciptanya kerjasama yang mampu dengan efektif mengoptimalkan networking dan
resource sharing untuk pengembangan jejaring lahan belajar bagi rogram studibaik
dalam dan luar negeri dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing
dibidang pengembangan institusi, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

1.4. Tujuan
Tujuan dari keberadaan TI Blueprint tidak terlepas dari pijakan pada kebijakan yang
ada yaitu pada bidang-bidang pengajaran dan pembelajaran, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, administrasi keuangan dan knowledge based system management. Sehingga akan
menghasilkan sistem Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang bersifat transparan, akuntabilitas,
efisiensi, dan memiliki efektifitas tinggi.
Hal tersebut selaras dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor:
41/PER/M.KOMINFO/11/2007, yang memuat tentang panduan Tata Kelola Teknologi
Informasi dan Komunikasi dibuat berdasarkan pada kepentingan penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan publik memerlukan good governance yang akan
menjamin transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan.
Adapun tujuan dari keberadaan TI Blueprint STIKes Bina Putera Banjar adalah sebagai
berikut:
1. Penyelaras dan akselerator TI dengan transformasi organisasi.
2. Sebagai acuan pembangunan TI dalam 4 tahun ke depan.
3. Menciptakan competitive advantage melalui implementasi TI.
4. Peningkatan TI Literacy civitas akademika STIKes Bina Putera Banjar.
5. Mendorong TI menjadi enabler bagi berbagai usaha peningkatan kualitas, efektivitas,
efisiensi dan akuntabilitas di sekolah tinggi.
6. Peningkatan integrasi sistem, data dan layanan sehingga dapat meningkatkan koherensi
dengan layanan akademik dan manajemen secara keseluruhan.
7. Perkuatan dan integrasi jaringan baik di lingkungan kampus STIKes Bina Putera Banjar
maupun koneksifitas dengan pihak lain.
8. Mengedepankan pelayanan klien (client service) sebagai ujung tombak pelayanan.
Pelayanan klien ini meliputi layanan pelanggan (helpdesk), training, pelayanan
pemeliharaan hardware dan software serta student internet service.
9. Perkuatan layanan dan penyebaran infomasi berbasis website yang komprehensif dan
berbasis pada kebutuhan layanan dan informasi pengguna.

2. Ikhtisar Hasil Audit


Audit sebuah TI saat ini adalah sebuah keharusan. Audit perlu dilakukan agar
seperangkat komponen TI mampu memenuhi syarat IT Governance. Audit adalah cara untuk
melakukan pengujian terhadap TI yang ada di dalam organisasi untuk mengetahui apakah TI
yang dimiliki telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi, menguji performa TI dan
untuk mendeteksi resiko-resiko dan efek potensial yang mungkin timbul.
Dalam blueprint TI STIKes Bina Putera Banjar ini dilakukan audit terhadap (1)
arsitektur TI dan (2) tatakelola TI.
2.1. Hasil Audit Arsitektur TI
Audit pada arsitektur TI STIKes Bina Putera Banjar dibagi dalam 3 (tiga) kriteria,
dimana setiap kriteria masing-masing memiliki aktifitas bisnis yang menunjang.
Kriteria dan aktifitas tersebut terdiri atas :
1. Peranan Teknologi Informasi; terdiri atas aktifitas :
a) Sistem Informasi Akademik (SIA).
b) E-learning.
c) Sistem Informasi Kepegawaian.
d) Sistem Informasi Perpustakaan Digital (Digital Library).
e) Manajemen Korporat (Manajemen dan Organisasi)
2. Pendukung; terdiri atas aktifitas :
a) Informasi website dan e-Administrasi lainnya.
b) Layanan Beasiswa.
3. Infrastruktur; terdiri atas aktifitas :
a) Akses dan Konektifitas.
b) Pengelolaan Keamanan TI.
c) Kebijakan dan Manajemen Jaringan.
d) DC & DRC (Data Center and Disaster Recovery Center).
Berikut disampaikan ikhtisar hasil audit arsitektur TI di lingkungan STIKes Bina Putera
Banjar berdasarkan kriteria diatas.
KRITERIA ANALISA UMUM
1. Peranan TI
1.1. Core Service Sistem 1. Kondisi eksisting dukungan layanan TI :
Informasi Akademik a. Data akademik diolah dengan sistem-sistem
yang terpisah
b. STIKes Bina Putera Banjar masih dalam
pembuatan dan pengembangan sistem
akademik berbasis web, dikembangkan
dengan Bahasa Pemrograman php.
c. Sistem yang sedang dibangun tersentralisasi,
mengolah data registrasi, KRS, dan nilai
mahasiswa.
d. Pada level Jurusan, data akademik diolah
dengan cara manual dan masih menggunakan
software open source spreadsheet biasa.
e. Ada sistem sistem portal kampus berbasis
web.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI :
a. Kesimpulan umum: Dukungan infrastruktur
yang cukup mapan meliputi jaringan internet
kampus dan koneksi jaringan telkom speedy
dengan kecepatan mencapai 10 Mpbs.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Kecukupan infrastruktur jaringan wire-
line berupa FO.
Jaringan wireless Wi-Fi.
Kekurangan perangkat keras server, dan
laboratorium komputer.
SDM TI minim.
Komitmen pimpinan yang mendukung ke
arah penerapan TI.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. TI secara umum belum menjadi sarana utama
di dalam setiap aspek layanan akademik.
b. Masih banyak mahasiswa, karyawan dan
dosen yang belum melek TI.
c. Sistem SIA dengan KRS on-line masih
menjadi barang asing bagi kampus sehingga
masih proses pembuatan dan pengembangan.
d. Kurangnya SDM TI.
e. Belum tersedianya SDM TI yang cukup pada
level Jurusan dan unit.
1.2. Core Service e-Learning 1. Kondisi eksiting dukungan layanan TI:
Belum ada dan masih tahap pembuatan.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
Adanya jaringan internet yang cukup.
Adanya perangkat lunak dan keras untuk
membangun dan mengembangkan sistem e-
learning.
Adanya SDM yang membantu
mengembangkan sistem e-learning.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. Beberapa dosen dan mahasiswa masih awam
dalam menerapkan sistem e-learning.
b. Tidak adanya konten/modul lokal yang
dikembangakan sebagai basis layanan e-
learning.
1.3. Core Service 1. Kondisi eksiting dukungan layanan TI:
Sistem Informasi a. Data kepegawaian diolah dengan sistem
Kepegawaian terpisah antara lain dengan pengolahan
spreadsheet.
b. Tidak memiliki sistem kepegawaian berbasis
web.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: memiliki jaringan
internet.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Cukup infrastruktur hardware dan
software.
adanya SDM pengembang dan operator.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. Operator masih sangat terbiasa dengan sistem
kepegawaian manual.
b. Sulit menerima adopsi sistem perangkat
lunak yang baru.
c. Tidak ada pendukungan dana untuk
pembangunan dan pengembangan sistem.

1.4. Core Service 4. Kondisi eksiting dukungan layanan TI:


Perpustakaan Digital a. Tersedia perangkat hardware komputer.
(Digital Library) b. Tersedia laporan tugas akhir digital.
5. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: keberadaan perpustakaan
digital dapat mendukung peningkatan kualitas
akademik lulusan.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Tersedia akses koneksi internet
Adanya dukungan hardware perangkat
komputer
Adanya bank data digital yang berisi
laporan tugas akhir.
6. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. Kualitas dan Kuantitas SDM pustakawan
yang sangat minim.
b. Pustakawan yang melek TI.
c. Kurangnya dukungan pendanaan untuk
proses konversi data digital laporan tugas
akhir.
1.5. Manajemen Korporat 1. Kondisi eksisting dukungan layanan TI:
(Manajemen dan Kesimpulan umum: Tidak adanya struktur
Organisasi) pengelola TI.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
Kesimpulan umum: Tidak adanya struktur
pengelola TI.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. Struktur tidak integrated.
b. Struktur belum menyentuh di semua lini
bagian IT.
2 Pendukung
2.1. Informasi Web Site dan e- 1. Kondisi eksisting dukungan layanan TI:
Administrasi lainnya a. Website official http://www.stikesbp.ac.id.
b. Pengolahan administrasi dengan aplikasi
spreed sheet umum.
c. Sistem surat menyurat untuk aliran perintah
dan disposisi masih manual.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: dukungan jaringan LAN
di dalam gedung serta intranet Kampus.
b. Analisa kecukupan layanan :
Komitmen pimpinan
dukungan SDM
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan
pendukung:
a. Kurang dalam penyempurnaan sistem
prosedur.
b. Kurang dalam penyempurnaan
pengembangan sistem.
2.2. Layanan Beasiswa 1. Kondisi eksisting dukungan layanan TI:
Kesimpulan umum: Tidak ada beasiswa
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: dukungan jaringan LAN
di dalam gedung serta internet kampus.
b. Analisa kecukupan layanan:
Komitmen pimpinan.
Dukungan SDM pengguna.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan
pendukung:
a. Tidak ada sosialisasi.
b. Tidak ada penyempurnaan sistem prosedur.
c. Tidak ada dalam penyempurnaan
pengembangan sistem.
3 Infrastuktur
3.1. Akses dan 1. Kondisi eksisting dukungan layanan TI (akan
Konektifitas lebih baik jika diuraikan komponen-komponen
pembentuk akses dan konektifitas seperti link
internet (internasional dan lokal), kampus,
distribution, access layer):
a. Jaringan LAN dalam gedung.
b. Jaringan LAN wireless WiFi.
c. Akses interne 10 Mbps.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: dukungan infrastruktur
jaringan, hardware, software dan sumber
daya manusia yang sangat minim.
b. Analisa kecukupan layanan:
Kurangnya teknologi.
Tidak ada komitmen pengembangan.
Tidak adanya pendanaan.
3. Analisa penyebab (jika dirasakan masih kurang
optimal atau belum memenuhi kebutuhan)
Kesimpulan Umum: Kurangnya kesadaran dalam
pentingnya teknologi informasi.
3.2. Pengelolaan Keamanan TI 1. Kondisi eksiting dukungan layanan TI:
a. Masih mengandalkan sistem firewall
windows.
b. Menggunakan sistem keamanan anti virus
komersial dan unlicensed.
2. Analisa kecukupan dukungan layanan TI:
a. Kesimpulan umum: tidak dukungan
keamanan hardware dan software.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Kurang SDM TI jaringan tentang
keamanan jaringan dari penyusupan.
Kurang SDM pengembang dan pengelola
aplikasi mengenai keamanan sistem
informasi
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI:
a. Update teknologi minim.
b. Tidak ada training SDM tentang keamanan
sistem jaringan dan sistem informasi.
3.3. Kebijakan dan 1. Kondisi eksisting kebijakan dan manajemen
Manajemen jaringan:
Jaringan a. Kebijakan jalur lalu lintas data dan
pembebasan kecepatan akses.
b. Otomatis IP Publik.
2. Analisa kecukupan:
a. Kesimpulan umum: Kebijakan manajemen
jaringan masih belum sempurna, beberapa hal
mengenai petunjuk pelaksanaan perlu dibuat
dan disempurnakan.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Kurang SDM administrasi jaringan dan
teknisi.
Kurang sarana prasarana.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya layanan TI.
a. Tidak ada Training manajemen jaringan.
b. Tenaga teknisi jaringan masih banyak yang
volunteer
3.4. DC & DRC (Data 1. Kondisi eksisting fasilitas DC/DRC:
Center & Disaster a. Tidak memiliki ruang server.
Recovery Center) b. Belum ada DC dan DRC.
2. Analisa kecukupan DC/DRC:
a. Kesimpulan umum: tidak ada.
b. Analisa kecukupan pada aspek-aspek
penyusun:
Keinginan untuk mewujudkan DC dan
DRC yang sangat tinggi
Perencanaan pendanaan.
3. Analisa penyebab kurang optimalnya DC/DRC.
a. Kurangnya perencanaan untuk pembangunan
DC dan DRC.
b. Komitmen masih kurang.
c. Pendanaan masih kurang.

2.2. Hasil Audit Tatakelola TI


Audit pada tatakelola TI STIKes Bina Putera Banjar dibagi dalam 2 (dua) kriteria,
dimana setiap kriteria masing-masing memiliki aktifitas bisnis yang menunjang. Kriteria dan
aktifitas tersebut terdiri atas :
1. Tinjauan Organisasi; terdiri atas aktifitas :
a) Posisi pengelola TI.
b) Penanggung Jawab Lab. Komputer
2. Program Tatakelola; terdiri atas aktifitas :
a) Arah pengembangan TI.
Berikut disampaikan ikhtisar hasil audit tatakelola TI dilingkungan Universitas
Mulawarman berdasarkan kriteria diatas.
KRITERIA ANALISA UMUM
1. Tinjauan Organisasi
1.1. Posisi Pengelola TI 1. Posisi Organisasi saat ini (menguraikan posisi
dan pola relasi dan pertanggung jawaban)
a. Pengelola TI bertanggung jawab kepada
Ketua STIKes BP Banjar melalui Pembantu
Ketua Bidang Akademik.
b. Biro Perencanaan, Kerjasama dan SI
bertanggung jawab kepada Ketua STIKes BP
Banjar melalui Pembantu Ketua Bidang
Perencanaan, Kerjsama dan Sistem Informasi.
2. Hambatan-hambatan terkait posisi dalam struktur
organisasi
a. Belum ada posisi pengelola TI di dalam
struktural STIKes Bina Putera Banjar.
b. Belum dibentuknya UPT. Puskom
1.2. Penanggung Jawab 1. Bertanggung jawab mengelola dan memaintance
Lab.Komputer komputer di laboratorium.
2 Program Tatakelola
2.1. Arah Pengembangan TI 1. Dokumen yang terkait dengan arah
pengembangan organisasi ke depan
a. Usulan pembentukan struktur pengelola TI.
b. Usulan program jangka pendek dan jangka
panjang yang tertuang di dalam uraian
tupoksi ICT Center.

3. Rekomendasi
Blueprint ini bertujuan untuk mengarahkan TI dan memastikan pencapaian kinerja
sesuai dengan tujuan yang diinginkan, antara lain :
a) TI menjadi searah dengan kebijakan STIKes Bina Putera Banjar dan mempunyai manfaat
yang dijanjikan dapat terealisasi.
b) TI memungkinkan STIKes Bina Putera Banjar memanfaatkan peluang dan
memaksimalkan layanan terhadap civitas akademika dan pihak luar.
c) Sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab.
d) TI berkaitan erat dengan resiko yang harus diatur dengan baik.
Kesesuaian dalam pencapaian pengembangan implementasi blueprint STIKes Bina
Putera Banjar menurut tingkatan sebagai berikut :
a) Tahap pertama, pengembangan mengarah kepada internally-networked publicservice
provider.
b) Tahap kedua, pengembangan mengarah kepada externally-networked publicservice
provider.
c) Tahap ketiga, pengembangan mengarah kepada externally-networked economic
development oriented.
Dalam rangka pencapaian tersebut blueprint TI menghasilkan rekomendasi yang
memuat skala prioritas pengembangan berdasarkan dari hasil telaahan terhadap audit
arsitektur TI dan tatakelola TI.
3.1. Rekomendasi Jangka Pendek
Tahap ini akan lebih banyak bekerja dalam proses sosialisasi blueprint TI kepada
civitas akademika dan bagian-bagian yang terkait dengan pengembangan TI tersebut. Dengan
kegiatan ini, diharapkan akan diperoleh kesamaan visi, semangat dan kesadaran untuk secara
bersama mencapai STIKes Bina Putera Banjar Mulawarman berstandar nasional maupun
internasional.
I. Segera Dibentuk Team TI
II. Sosialisasi blueprint TI STIKes Bina Putera Banjar
Adapun kerangka sosialisasi blueprint TI STIKes Bina Putera Banjar sebagai berikut :
1) Tujuan diadakannya sosialisasi.
a. Memahami standart kualitas blueprint TI STIKes Bina Putera Banjar.
b. Memperoleh masukan dari civitas akademika untuk pengembangan strategi
peningkatan rangking STIKes Bina Putera Banjar.
c. Tergeraknya civitas akademika untuk meningkatkan kualitas STIKes Bina
Putera Banjar berstandar nasional dan internasional.
d. Terbukanya ruang partisipasi stakeholder STIKes Bina Putera Banjar terhadap
usaha pencapaian rangking STIKes Bina Putera Banjar di tingkat nasional dan
internasional.
e. Memahami kedudukan, tugas dan fungsi serta kinerja unit-unit, bagian-bagian
pelaksana terkait usaha peningkatan standar rangking STIKes Bina Putera
Banjar.
2) Deskripsi materi sosialisasi; terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu:
a. Kebijakan TI STIKes Bina Putera Banjar (IT Strategis)
b. Ruang lingkup, indikator, penilaian dan rencana pencapaian TI STIKes Bina
Putera Banjar.
c. Perangkat Lunak Legal (Licence) dan Free Open Source Software
d. WEB-O-METRIC : Kinerja dan rencana peningkatan.
e. Unit ICT terkait : Tugas , Fungsi dan Kinerja.

III. Arsitektur TI
A. Peranan
1. Sistem Informasi Akademik (SIA)
Implementasi SIA secepatnya dilaksanakan dengan menerapkan pilot project
terhadap BAAK Jurusan yang menjadi pilihan. Implementasi ini diharapkan
dapat memberikan umpan balik terhadap asset sistem yang telah dibeli sehingga
kegunaannya menjadi bersesuaian dengan keperluan STIKes Bina Putera
Banjar.
2. Manajemen Kelas Mahasiswa
Bagian dari SIA salah satunya adalah melakukan manajemen kelas untuk
mahasiswa termasuk di dalamnya adalah pengaturan jadwal pengajaran dosen
mahasiswa, administrasi dosen mahasiswa. Kedepan, pembagian kelas akan
disediakan opsi tambahan berupa pembagian kelas yang didasarkan pada proses
klaster (analisa clustering) yang berbahan dasar prestasi mahasiswa semester
sebelumnya.
3. Pembangunan dan Pelaksanaan Sistem Registrasi Online
Pembangunan sistem registrasi online akan dilaksanakan pada musim registrasi
periode angkatan tahun 2017-2018. Selama ini pelaksanaan registrasi
mahasiswa masih dilakukan secara manual.
Pembangunan sistem registrasi online ini harus dilaksanakan untuk membantu
kinerja biro Akademik STIKes Bina Putera Banjar dalam mendata mahasiswa
yang aktif. Pelaksanaan registrasi online ini dapat dikatakan berjalan baik,
dengan tahap awal membagi pelaksanaan registrasi per Jurusan. Tempat yang
dijadikan site registrasi berada di area kampus.
Pelaksanaan registrasi online ini juga memanfaatkan infrastruktur yang telah
ada yaitu bandwidth sebesar 10 Mbps.

B. Pendukung
1. Sistem Mahasiswa Online
Pembangunan Sistem Informasi Mahasiswa secara online diperlukan untuk
memudahkan mahasiswa dalam mengakses informasi akademik dan kegiatan
kampus.
Selain itu pembangunan Sistem Informasi Mahasiswa secara online merupakan
aplikasi berbasis web yang digunakan untuk menyimpan data-data mahasiswa,
data akademika, informasi lowongan pekerjaan serta media dalam memberikan
saran dan masukan kepada STIKes Bina Putera Banjar.
Pengembangan Sistem Website Resmi STIKes Bina Putera Banjar
Saat ini masih tahap pengembangan untuk fitur-fitur akademik.
1. Mastar Data
a. Fakultas
b. Jurusan
c. Ruang kuliah
d. Konsentrasi
e. Dosen
f. Mahasiswa
2. Akademik
a. Tahun ajaran
b. Kurikulum
c. Mata kuliah
d. Jadwal kuliah
e. Jadwal ujian
f. Bobot nilai
g. KRS
h. KHS
Sistem yang berbasis web ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memungkinkan mahasiswa untuk memperbaharui data, informasi dan
kontak dengan mudah.
b. Memungkinkan mahasiswa mendapatkan informasi kegiatan atau hal yang
dibutuhkan dengan mudah. Sangat dimungkinkan sistem yang dibangun
dapat dibuat "customizable" dengan seperti konsep "My Account".
c. Kemudahan administrasi untuk membuat berita dan publikasi event.
Perluasan Website (layanan digital, layanan unit)
Saat ini web www.stikesbp.ac.id lebih diorientasikan ke sisi internal STIKes BP
Banjar sebagai kepanjangan dari sistem desktop yang ada di STIKes BP Banjar
untuk akses sistem informasi.
Terdapat 3 jenis layanan website yang sedang dikembangkan yaitu:
1. Portal informasi umum yang memanfaatkan www.stikesbp.ac.id sebagai
media menyebaran informasi yang komprehensif yang dikelola secara
koordinatif oleh, Bagian Publikasi STIKes BP Banjar.
2. Portal layanan digital yang akan mengantarkan pengguna kepada layanan
khusus seperti Sistem Informasi Akademik (SIA) www.aka.stikesbp.ac.id .
Perpustakaan dan repository (karya akademik), e-Learning.
C. Infrastruktur
1. Long range Wi-Fi
Kebutuhan akses internet akan semakin tinggi seiring dengan makin tingginya
penerapan layanan digital berbasis komunikasi. Penggunaan dial-up tidak lagi
ekonomis karena pengguna akhir harus membayar pulsa telpon dan beli modem,
pihak STIKes Bina Putera Banjar juga harus menyediakan banyak line telepon
yang tentu saja ada konsekuensi biayanya.
Penggunaan Wi-Fi dengan jangkauan yang luas akan bisa menyelesaikan
masalah akses ini.
2. Otentikasi Users
Saat ini otentikasi users dilakukan dengan berdasar password yang merupakan
otentikasi 1 faktor. Metode ini kedepan sudah tidak memadai lagi, bahkan
ditinggalkan oleh kalangan perbankan untuk transaksi finansial. Tren masa
depan, akan digunakan otentikasi 2 faktor yang lebih aman yang memerlukan
token khusus / kalkulator khusus semacam yang dipakai di transaksi finansial.
Hal ini akan sangat bermanfaat sekali bila diterapkan di unit tertentu atau modul
tertentu yang dirasa sensitif seperti transaksi nilai, transaksi keuangan, dan
sejenisnya di STIKes Bina Putera Banjar.
3. Disaster Recovery Plan
Disaster Recovery Plan merupakan hal yang sangat vital, karena bencana adalah
suatu hal yang tidak direncanakan dan dapat terjadi kapan saja. Hal ini sangat
bermanfaat jika data yang ada sudah sangat banyak baik dari sisi ukuran
kapasitas maupun macam ragam datanya.
Kondisi STIKes Bina Putera Banjar saat ini salah satu upaya untuk disaster
recovery adalah backup harian dan mingguan dengan media backup di simpan
di lokasi yang sama dengan media penyimpanan yang berbeda.
Disaster Recovery Plan Pada masa yang akan datang diharapkan bahwa
Disaster Recovery Plan yang ada pada badan sistem informasi STIKes Bina
Putera Banjar bisa menerapkan skema tersebut.
Dalam rekomendasi jangka pendek ini, diharapkan dokumentasi tentang
perlakuan yang harus dilakukan jika terjadi disaster dapat terbuat.
Penutup

Kesiapan dan kesigapan STIKes Bina Putera Banjar dalam merespon perubahan akan
memperkuat posisi STIKes Bina Putera Banjar menjadi institusi pendidikan yang mampu
menghasilkan keluaran yang berkualitas sehingga mampu berdiri setara dalam pergaulan
masyarakat di daerah, nasional bahkan dunia, ikut berperan aktif dalam menggerakkan roda
ekonomi dan pembangunan bangsa, dan menghasilkan karya yang mampu mendorong
peningkatan keunggulan bangsa terutama di bidang kesehatan.
Pengelolaan tersebut menjadi semangat dasar STIKes Bina Putera Banjar sebagai pusat
keilmuan di bidang ilmu kesehatan. Hal itu sejalan dengan kondisi kompetisi global yang
menuntut STIKes Bina Putera Banjar untuk secara kontinyu melakukan perbaikan program
pendidikannya agar berorientasi pada stakeholders.
Harapan besar dengan adanya blueprint TI 2016-2020 ini dapat menjadi arah, panduan
dalam mengembangkan TI di lingkungan STIKes Bina Putera Banjar. Terutama yang
menjadi pusat perhatian adalah bagian rekomendasi-rekomendasi jangka pendek. Sehingga
apa yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai