Dinda LBM 1 Muskulo
Dinda LBM 1 Muskulo
Dinda LBM 1 Muskulo
a. Otot polos : yang tidak dapat dipengaruhi kehendak. Gerakan yang tidak dipengaruhi kehendak ini terlihat pada
menegaknya rambut dan menutup dan membukanya selaput pelangi mata.
Sifat otot polos :
1. Gelap dan tak tampak garis melintang
2. Berkontraksi pelan-pelan
3. Tidak cepat lelah
4. Bekerja diluar kehendak
5. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang
terelongasi
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0.5 mm pada uterus orang hamil
Kontraksinya kuat dan lamban
Aktin
Molekul aktin terdiri dari dua jenis,yaitu (1) aktin-G,dan (2)aktif-F.Aktin-G merupakan
protein globular dengan berat molekul 42.000.Pada aktin-G terdapat tempat melekat
molekul lainnya,molekul myosin, tropomiosin, troponin I dan ATP. Aktin-F merupakan
protein fibrous yang berfungsi sebagai kerangka dari fllamen aktin.
Tropomiosin
Molekul tropomiosin terdiri dari dua rantai helikx yang masin-masing mempunyai
berat molekul 35.000. Molekul ini berhubungan dengan aktin-F,dan berjalan seperti
spiral mengelilingi aktin-F. Dalam keadaan istirahat molekul tropomiosin terletak
pada bagian atas filament aktin yang aktif.Hal inilah yang mencegah interaksi antara
molekul aktin dan myosin sehingga tidak terjadi kontraksi.
Troponin
Troponin terdiri atas 3 jenis protein,yaitu:
1.Troponin-T (TN-T)
2.Troponin-C (TN-C)
3.Troponin-I (TN-I)
Setiap troponin terikat dengan tropomiosin kompleks.
Miosin
Filamen myosin terdiri dari lebih 200 molekul myosin dengan berat molekul
480.000.Molekul myosin terdiri dari 6 rantai polipeptida yang terdiri dari 2 rantai
berat (heavy chains) dan 4 rantai ringan (light chains). Rantai berat ini akan
membentuk kepala myosin (myosin head) yang akan berinteraksi dengan aktin, serta
melakukan hidrolisis ATP. Rantai ringan membentuk kepala myosin membantu
mengatur kontraksi otot.
(Guyton, 2008)
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali
pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik.
Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang
meningkatkan aktivitas miofibril.
b. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan
kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi
unit motor berganda dan summasi bergelombang).
c. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
d. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.
e. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga
kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
http://eprints.undip.ac.id/29136/3/Bab_2.pdf
4. Macam macam kontraksi otot
Isotonik
alam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi isotonic adalah ketika lengan seseorang
mengangkat dumble.
Untuk dapat mengangkat dumble dari posisi lengan lururs menjadi lengan ditekuk, otot biceps
brachii berkontraksi dalam pola kerja isotonic. Isotonik diartikan sebagai pola kontraksi yang berpegang
pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran otot berubah/memendek. Kontraksi isotonil juga
disebut kontraksi konsentris atau dinamis.
Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas anterior. Otot ini mempunyai origo di tulang
scapula, tepatnya adalah di prosesesus coracoideus dan supra glenoidalis scapula. Sedang insersisnya
ada di tulang radius (tuberositas radial). Ketika berkontraksi isotonic maka lengan bawah akan terangkat
ke atas atau fleksi lengan terjadi.
Isometrik
Isometrik
Dalam olahraga, menggenggam raket tenis merupakan salah satu contoh kontraksi isometric otot lengan
bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mempertahankan agar raket tidak lepas. Musculus fleksor
digitorum superficialis dan profondus adalah otot yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah.
Keduanya memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan insersinya ada
pada basic phalangea I dan II.
Dalam memegang raket tenis, otot ini mula-mula berkontraksi secara isotonic yang menghasilkan fleksi
pada jari-jari tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometric yang menghasilkan dipertahankannya
fleksi jari-jari untuk menggenggam gagang raket.
Disebut isometric di ambil dari istilah Iso yang artinya tetap dan metric yang menggambarkan
ukuran. Kontraksi isometric adalah kontraksi di mana otot tidak mengalami perubahan ukuran.
Secara fisiologis kontraksi yang terjadi pada m fleksor digitorum profondus dan sublimis pada sarcomere
dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar Kontraksi Isometrik
Kontraksi Eksentrik
Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonic, maka jika
dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi eksentrik, sebagai mana gambar di
bawah ini.
Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brabchii harus
bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut-serabut otot bergeser keluar dari
pusat / centranya. Secara fisiologis, mekanisme yang terjadi pada biceps brachii dalam sarcomere adalah
:
Pada awal kontraksi A, otot biceps brachii tidak dalam panjang normal. Ia dalam posisi
memendek, selanjutnya otot ini dengan menahan beban menuju posisi B. Dalam menuju posisi
B, kepala-kepala myosin bekerja back power stroke dari tropinin satu ke tropinin yang lain ke
arah lateral. Sampai pada akhirnya biceps brachii terulur pada posisi C.
Jadi kontraksi eksentrik kerja kepala myosin tidak menarik aktin tertapi melepaskanaktin dengan
penahanan. Dalam kondisi ini tegangan dikembangkan dikembangkan bersamaan dengan
memanjangnya otot.
Kontraksi Isokinetik
Dasar pola kontraksi isokinetik adalah pola isotonic, yakni otot mengalami pemendekan. Perbedaan
yang nyata ada;ah :
1. Bila pada kontraksi isotonic setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama, pada
kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.
2. Bila pada kontraksi isotonic kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata, pada
kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.
Pada setiap sudut lintasan, kontraksi isokinetik akan terjadi tegangan maksimal, sedang isotonic tidak
terlalu maksimal. Pada setiap sudut lintasan, kontraksi isokinetik akan melawan pembebanan secara
proporsional dengan kekuatannya, sedangkan isotonic tidak terlalu proporsional. Pada kontraksi
isokinetik kecepatan geraknya selalu tetap, sedang isotonic kecepatan geraknya tidak tetap. Untuk
latihan isokinetik memerlukan alat khusus yang dapat melaporkan besarnya beban yang diangkat setiap
sudut ;intasan, pembebanan pada latihan isotonic hanya dapat diukur dalam bentuk beban luar. Sampai
saat ini program latihan isokinetik dipandang sebagai cara yang paling baik.
Secara fisiologis kontraksi ini tidak jauh berbeda, kepala myosin secara serempak menarik aktin ke pusat
sarcomere. Prinsip perbedaan terletak pada jumlah kepala myosin yang menarik aktin. Dalam kontraksi
isokinetik tahanan beban secara proporsional sesuai dengan jumlah kepla miosinyang memungkinkan
dapat pasangan. Secara total kepala myosin akan mengadakan power stroke menarik aktin. Konsekuensi
dari kontraksi ini memerlukan energy yang sangat besar. Efek dari pembebanan yang proporsional
menyebabkan gerak dengan kecepatan konstan. Inilah mengapa untuk melaksanakan kontraksi
isokinetik dalam kegiatan olahraga tidak mungkindapat dilakukan kecuali dengan alat yang canggih.
Kontraksi Plyometrik
Pada dasar pola kontraksi plyometrik adalah pola isotonic, yakni otot mengalami pemendekan kea rah
pusat sarcomere dengan didahului tarikan pemanjangan. Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini
diwujudkan dalam kerja yang meledak (melempar, meloncat, dsb).
Disebut plyometrik dari istilah plyo dan metric. Plyo berarti berlapis-lapis, sedangkan mettrik artinya
ukuran panjang. Sehingga plyometrik artinya suatu kontraksi yang mempunyai lapisan-lapisan kecepatan
gerak pada setiap perubahanukuran panjang. Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter
pertama, kedua dan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek (tidak sama).
Kajian fisiologis dalam kerja plyometrik menjelaskan bahwa di dalam otot ada berkas otot yang dikenal
sebagai muscle spindle. Fungsi utama muscle spindle adalah mengawasi otot bila terjadi rangsangan
yang melewati batas maksimal, dan sekaligus merespon untuk segera kembali dalam panjang normal
dengan aksi berkontraksi secara mendadak (stretch reflex). Kajian secara detail belum ditemukan, hanay
diduga saat otot dipanjangkan melebihi panjang normal, otot berkontraksi secara isometric artinya tidak
ada perubahan posisi actomyosin. Pemanjangan dalam kondisi isometric tersebut dapat dilaksanakan
akibat dari tangki kepala myosin (meromyosin) yang meregang.
Pengembalian regangan dari meromyosin inilah yang menyebabkan otot dapat berkontraksi dengan
kecepatan berlapis-lapis. Untuk dapat bekerja secara cepat beban yang ditanggung harus ringan sampai
sedang.
Ganong WF, 1987, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran. Jakarta ECG
Sistem gerak pada manusia dibedakan menjadi 2 macam yaitu: sistem gerak aktif, dan sistem gerak pasif.
1. Sistem Gerak Aktif (Sistem Gerak Otot)
Otot merupakan alat gerak aktif. Menurut cara kerjanya, otot
dibedakan menjadi otot sinergis dan otot antagonis. Otot sinergis adalah
dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya sama. Misalnya, otot-otot antara
tulang rusuk yang bekerja sama saat terjadi pengambilan dan
pengembusan nafas.
Sedangkan otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Misalkan, otot bisap, dan otot trisep. Kedua otot tersebut
dapat menimbulkan dua gerakan yaitu;
a. Gerak fleksi : terjadi karena otot bisep berkontraksi, sedangkan otot
trisep relaksasi.
b. Gerak ekstensi: terjadikarena otot trisep berkontraksi, sedangkan otot
bisep berelaksasi.
2. Sistem Gerak Pasif (Sistem gerak Tulang)
Tulang disebut juga sebagai alat gerak pasif. Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian.
a. Tipe persendian
1) Diartosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerak yang sangat bebas. Diartosis dibedakan
menjadi beberapa jenis, diantaranya:
a) Sendi engsel, persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah. Sebagai contoh: persendian
pada tulang siku dan lutut.
b) Sendi pelana, persendian yang memungkinkan gerakan kedua arah. Sebagai contoh: persendian antar tulang
ibu jari dengan tulang telapk tangan.
c) Sendi putar, persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga menimbulkan gerak rotasi.
Sebagai contoh: persendian antara lengan atas dengan lengan bawah.
d) Sendi peluru, persendian ulang yang gerakannya paling bebas diantara persendian yang lainnya, yaitu dapat
bergerak ke segala arah. Sebagai contoh: persendian antara tulang lengan atas dengan gelang bahu.
e) Sendi luncur, persendian yang memungkinkan pergerakan badan melengkung ke depan, ke belakang, dan
memutar. Sebagai contoh; persendian pada pergelangan kaki.
f) Sendi geser, persendian yang gerakannya hanya menggeser. Sebagai contoh: persendian pada hubungan antar
ruas-ruas tulang belakang.
2) Sinartrosis
Sinartrosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya pergerakan. sebagai contoh: hubungan antar
ruas tulang belakang, hubungan antar tulang rusuk dengan tulang dada, dan hubungan antar sendi tulang
tengkorak.
b. Macam-macam gerak berdasarkan tipe persendian
1) Fleksi dan Ekstensi
Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi merupakan gerak
meluruskan. Sebagai contoh: gerak pada siku, lutut, ruas-ruas jari dan bahu.
Ganong's Review of Medical Physiology, 23rd Edition (LANGE Basic Science)by Kim E. Barrett,
Susan M.
Karena informasi mengenai tipe IIc masih terbatas dan hanya merupakan 1-3% dari komposisi
tipe serabut otot (Wilmore, Costill, Kenney, 2008), maka tipe ini tidak akan dibahas di sini.
Secara mikroskopis, serabut tipe II mempunyai mitokondriaand mioglobin dalam jumlah yg
lebih sedikit dibanding dengan serabut otot lambat, vaskularisasinya juga lebih sedikit sehingga
dalam penglihatan mikroskopis tampak pucat warnanya. Diameter serabutnya lebih besar.
Serabut tipe II menggunakan metabolisme anaerobik untuk menghasilkan energi, yang artinya
pembentukan energinya terjadi sangat cepat, sehingga serabut ini baik untuk aktivitas dengan
ledakan kuat dan cepat dalam waktu yang singkat, seperti yang dilakukan oleh seorang
sprinter. Secara umum, serabuttipe II menghasilkan gaya yang sama per kontraksinya seperti
tipe I, tetapi tipe II dapat melakukannya dalam waktu yang singkat. Serabut tipe II mudah lelah.
Serabut tipe II mempunyai nilai ambang yang lebih tinggi terhadap ion Calsium dan respons
tenaga lebih tinggi (Quinn, 2007).
Tipe IIa
Tipe ini juga dikenal sebagai tipe intermediate fast-twitch fibers. Tipe ini dapat menggunakan
kedua metabolisme aerobik dan anaerobik untuk menghasilkan energi, secara hampir
sama. Jadi, tipe ini adalah kombinasi daritipe I dan tipe II.
TipeIIb
Tipe ini menggunakan metabolisme anaerobik untuk menghasilkan energinya. Tipeini unggul
dalam menghasilkan kecepatan dan ledakan kuat dan tingkat kekuatan dan kecepatan kontraksi
yang tinggi dibanding dengan semuajenis serabut otot, tetapi ia memiliki tingkat kelelahan yang
lebih cepat, sehingga aktivitasnya tidak dapat berlangsung lama (Quinn, 2007).
Journal Serabut Otot Cepat, Serabut Otot Lambat dan perbedaannya,
JuaninaDoroles.H.N
FISOLOGI TULANG
Tulang memberikan topangan dan bentuk tubuh
Pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian sebagai
pengungkit.
Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ - organ lunak yang ada dalam tubuh
Pembentukan sel darah ( hematopoiesis ). Sumsusm tulang merah, yang ditemukan
pada orang dewasa dalamtulangsternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipih dan
kranium, pada bagian ujung tulang panjang,merupakan tempat produksi sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosirt.
Tempat penyimpanan mineral ( Sloane, 2003 )
FISIOLOGI PERSENDIAN
mempermudah gerakan antara kedua ujung-ujung tulang
berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah memanjang ( Sloane, 2003 )
FISIOLOGI SARAF
sensorik/aferen
Berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaituotak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson darisaraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
motorik/eferen
Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan selsaraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendekberhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapatsangat panjang.
asosiasi/intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukandi dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yangada di dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf intermediet menerima impuls darireseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya
9. Macam-macam gerak