Materi SSM Angkatan 80'an

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Sastra Percintaan

Sastra percintaan adalah sastra yang unsurnya lebih mementingkan fungsi rekreatif,
yaitu memberikan rasa senang serta menghibur pembaca karena cara penyampaiannya sederhana
dan mudah dipahami. Sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia sebagai unsur
yang paling dominan. Karena cinta adalah bagian dari perasaan yang paling menarik, maka
lambat laun istilah ini mengalami penyempitan makna.
Sastra percintaan ini muncul karena angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan
Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan
sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan
perlindungan dari militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada
presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap
provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung
ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal
waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan
kesenian Indonesia.Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan
pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang
sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan.
Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup
yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur
sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997. Contoh karya sastra percintaan antara lain (1)
Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel "Kawinnya Juminten" (1985), (2) Lupus - 28
novel (1986-2007), (3) Burung burung manyar karya A. Tohari, (4) Film yang bertemakan
percintaan remaja yaitu Gita Cinta dari SMA, banyak mempunyai penggemar baik dikalangan
muda maupun tua.
Ciri-ciri :
Ditempatkannya cinta (pada lawan jenis) sebagai kebenaran yang mutlak.
Kisah cinta dalam tema dianggap sebagai sesuatu yang suci dan abadi, tak terpisahkan
oleh apapun.
Di akhir cerita, tokoh utama akan menikah, atau minimal menjadi sepasang kekasih yang
bahagia. Atau kalau pun keduanya menikah dengan orang lain, keluarganya tidak akan
bahagia karena tidak didasari oleh cinta.
Sastra Populer

Sastra yang unsurnya lebih mementingkan fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa
senang serta menghibur pembaca karena cara penyampaiannya sederhana dan mudah dipahami
atau sastra yang populer pada masanya dan banyak pembacanya, khususnya pembaca di
kalangan remaja. Sastra populer tidak menampilkan permasalahn hidup secara intens. Sebab jika
demikian, sastra populer akan menjai berat dan berubah menjadi sastra serius ( Nurgianto, 1981:
18 ). Tidak mengherankan jika sastra pop remaja mulai mewabah pada akhir tahun 80-an. Akan
tetapi, kehadiran sastra pop remaja ini menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran seperti remaja
yang dapat terjerumus ke dalam sifat sastra pop yang dianggap hanya menghibur (dulce).
Sastra pop remaja dicap hanya menunjukkan keglamoran hidup tanpa pergulatan pemikiran dan
nilai-nilai kehidupan yang dapat dipelajari (utile), juga materialis karena banyak di antaranya
yang mengincar untuk diangkat ke layar lebar atau televisi. Orang-orang yang membaca sastra
pop remaja ini dicap sebagai orang berselera rendah. Tingkat pendidikan sastra di Indonesia yang
memprihatinkan dikecam sebagai penyebab makin banyaknya masyarakat berselera rendah ini.
Contoh karya sastra (1) Lupus (Hilman), (2) Hanya Dia yang Ku Cinta, (3) Perempuan yang Ku
Sayang, (4) Barong (Montinggo Busye), dan (5) Klise merah Jambu (Mira W).

Ciri-ciri :

Banyak dikritik
Sebuah karya sastra (seperti novel) jika tidak dikritik habis-habisan oleh kritikus sastra
maka bisa dipastikan bahwa karya tersebut tidak akan laku. Hal ini berarti bahwa untuk
menaikkan popularitas sebuah karya sastra diperlukan banyak kritikan baik positif dan
bahkan negatif karena hal ini akan memancing curiosity of public untuk membeli karya
sastra tersebut.
Komersial
Sastra populer cenderung dibuat untuk mendapatkan keuntungan dari penjualannya saja.
Oleh karena itu, sastra populer sama sekali tidak menampilkan hakikat karya sastra itu
sendiri melainkan hanya mengejar untung saja. Hakikat karya sastra yang dimaksud
disini seperti pesan moral yang bisa disampaikan ke masyarakat, refleksi sosial budaya
dan sebagainya.

Situational
Karya-karya sastra populer hanya terkenal sementara saja. Jika ada karya yang muncul
setelahnya maka cenderung karya sastra sebelumnya itu akan tenggelam. Itulah sebabnya
terkadang film-film yang akan di launching bersamaan dengan film-film lain akan
menunda jadwalnya karena dikhawatirkan competitornya akan menarik lebih banyak
perhatian publik.
Kontemporer
Kontemporer dalam sastra adalah perpaduan berbagai unsur gaya kepenulisan dalam
sebuah karya sastra. Dalam hal ini karya sastra berupa gabungan unsur klasik dan unsur
modern seperti halnya film The Gulliver's Travel yang novelnya ditulis pada zaman
klasik Inggris namun dimodifikasi dengan kondisi sekarang.
Over fictional
Sastra populer saat ini dibuat dengan imajinasi yang sangat tinggi dan jauh dari kesan
peristiwa-peristiwa yang lazim terjadi di dunia nyata.
Sastra Feminis

Merupakan kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam


masyarakat, baik di tempat kerja dan rumah tangga (Sugihastuti). Sastra yang mengarahkan
fokus analisisnya pada perempuan. Jika selama ini dianggap dengan sendirinya bahwa yang
mewakili pembaca dan pencipta dalam sastra Barat ialah laki-laki, kritik sastra feminis
menunjukkan bahwa perempuan membawa persepsi dan harapan ke dalam pengalaman
sastranya.
Feminisme lahir dengan tujuan mencari keseimbangan antara laki-laki dengan
perempuan.Memasuki dekade 1970-an pengarang perempuan mulai menjelajahi ranah sastra.
Kebanyakan dari mereka mulai menulis novel. Hal ini ditandai dengan lahirnya novel-novel
yang menghadirkan tokoh-tokoh perempuan yang tidak lagi digambarkan sebagai makhluk yang
lemah dan pasrah pada keadaan. Para tokoh perempuan dituliskan menjadi pribadi yang kuat,
memiliki pendirian, bahkan berani menyuarakan sikapnya meskipun masih juga penggambaran
perempuan yang bersifat lemah dalam menghadapi berbagai masalah. Ramainya para pengarang
perempuan yang mewarnai khazanah kesusastraan Indonesia dikarenakan pemikiran bahwa
perempuan tentu lebih memahami kondisi perasaan yang dialami oleh kaumnya selain tentunya
alasan komersil dan desakan dari penerbit untuk menerbitkan karya-karya mereka. Hal tersebut
dapat dapat dimaklumi sebab pada masa itu masyarakat sangat menyukai karya-karya mereka
karena dirasa lebih menyentuh perasaan, baik remaja maupun dewasa.
Ciri Ciri :

Tokoh perempuan dituliskan menjadi pribadi yang kuat.


Pengarang perempuan lebih berani dan terbuka dalam bersikap.
Ramainya para pengarang perempuan yang mewarnai khazanah kesusastraan Indonesia.
Karakteristik Angkatan 80-90

No Karakteristik Bukti Pustaka


1. Genre yang muncul prosa, Contoh sajak yang muncul pada angkatan 80-90an :
puisi, drama, sajak, film, kritik, Ada (1976) karya Eka Budianta
Bel (1977) karya Eka Budianta
dan esai.
Rel (1978) karya Eka Budianta
Sumpah WTS (1983) karya F. Rahardi
Abad yang Berlari (1984) karya Afrizal
Makna
Bunga Kecubung (1985) karya Soni Farid
Maulana
Balada Sarinah (1985) karya Diah Hadaning
Contoh novel yang muncul pada angkatan 80-90an :
Roro Mendut (1983) karya JB Mangunwijaya
Balada Becak (1985) karya JB Mangunwijaya
Lusi Lindri (1987) karya JB Mangunwijaya
Bekisar Merah (1994) karya Ahmad Tohari
Jantera Bianglala (1986) karya Ahmad Tohari
Contoh puisi yang muncul pada angkatan 80-90an :
Putih, putih, putih
2. Puisi yang dihasilkan bercorak Pada karya 99untuk Tuhanku karya Emha Ainun
spiritual religius. Najib yang berceritakan tentang kesadaran jiwa akan
kehadiran Allah dalam diri kita, serta pelaburan kita
ke dalam Allah. Para sastrawan lain menanamkan
religi yang sakral dan mata air penulisan, menjadikan
kegiatan kesenian sebagai sentra untuk beribadah.
Mereka membawa iman, cahaya, cinta kasih di dalam
sanjak-sanjak. Contohnya yaitu para karya Aku
Cukup dengan Engkau Saja hasil karya Ahmadun Y.
Herfanda. Contoh lainya misal Kubakar Cintaku
karya Emba Ainun Najib dan puisiPutih, Putih,
Putih puisi ini bertema religius (keagamaan). Larik
Putih, Putih, Putih adalah simbol kesucian yang
mengacu pada warna jilbab kaum muslimah.Penyair
menyebutkan kata-kata Padang Mashyar atau padang
penantian di depan pintu gerbang janji keabadian,
untuk mengajak kita merenungkan bahwa semua
manusia akan berkumpul di Padang Mahsyar setelah
hari kiamat untuk menjalani pengadilan.Semua
tampak Putih, Putih, Putih yang bisa mengacu pada
arwah yang berkumpul di padang itu. Di padang
Mashyar itu, penyair membayangkan seribu jilbab,
bahkan bermilyar-milyar jilbab. Padang itu menjadi
lautan putih dan lautan cinta kasih. Penyair
membayangkan seolah-olah seribu galaksi atau
hamparan jiwa sucibersujudPutih,
Putih, Putih. Dalam suasana hening penyair
membayangkan alam rayajagat segala jagatbintang-
bintang dan ruan kosong mendengarkan panggilan itu.
Panggilan yang disebut oleh penyair adalah panggilan
dari Tuhan di Padang mashyar dengan suara yang
didengar oleh telinga seratus abad. Tuhan bersabda
Wahai jiwa beningwahai muthmainahkembalilah pada
Tuhanmu / Masuklah ke pihak-Ku / Masuklah
sorgaku / Wahai telaga /yang bening / hingga tiada.
Manusia yang suci dan Mutmainah berhak atas sorga
dalam keabadian.
3. Novel yang dihasilkan Novel yang dihasilkan pada angkatan 80-90an antara
mendapat pengaruh kuat dari lain Pada Sebuah Kapal, La Barka, Pertemuan Dua
budaya barat, dimana tokoh Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang
utamanya mempunyai konflik menonjol pada novel-novel yang tersebut adalah
dengan pemikiran timur dan kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh
mengalahkan tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran
antagonisnya. timur.
4. Bahasa yang digunakan Buktinya pada kutipan-kutipan percakapan pada novel
realistis, bahasa yang ada lupus seperti berikut :
dimasyarakat dan romantis. Sewaktu mereka diminta mengirimkan foto mereka
menolak dengan alasan mereka pemalu dan tidak suka
dipublikasikan, Kasihan, nanti orang lain pada
minder karena kalah ganteng begitu kilah mereka.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang realistis, dan bahasa
kehidupan sehari-hari.
Dalam karya Mira W yang berjudul Luruh Kuncup
Sebelum Berbunga terdapat kutipan romantis yaitu :
Tiap malam Pinta minta bisa lihat lagi. Tapi
malam ini Pinta minta yang lain. Kalau Tuhan
cuma mau mengabulkan satu permintaan saja,
tolong kabulkan permintaan Pinta! Jangan
permintaan Ari! Ari selalu berdoa supaya Pinta
bisa lihat lagi. Tapi Pinta sudah lama buta. Buta
terus juga nggak apa-apa. Sama saja
5. Karya sastra yang dihasilkan Karya sastra angkatan 80-90an yaitu novel Kubah
mengangkat masalah konsep karya Imam Tohari memuat kritik sosial dan
kehidupan sosial masyarakat politik. Novel ini dibuat untuk mengkritik kebobrokan
yang memuat kritik sosial, pemerintahan orde baru penuh dengan makar di
politik, dan budaya. mana-mana. Novel ini menceritakan Karman, seorang
bekas tahanan politik akibat makar di tahun 1965.
Penyebabnya adalah kekecewaan atas penolakan
pinangan atas Rifah. Ia terjerumus ke aliran Marxisme
yang notabene atheis. Berhari-hari ia dikejar polisi,
sampai akhirnya ia tertangkap. Selama dua belas
tahun ia terisolasi dari dunia luar. Keluar dari tahanan,
ia berusaha merubah paradigma masyarakat Pegaten
dengan membuat kubah masjid di sana.
6. Para sastrawan menggunakan Dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan
konsep improvisasi. bobot maksimal serta baru dari konsep yang
menentang pada satu kehidupan. Para sastrawan
mengikuti perkembangan zaman yang dituntut adanya
keberanian dan kreativitas untuk berkarya.
7. Dalam karya sastra terdapat Banyak pengarang dalam karya sastranya menerapkan
konsepsi pembebasan kata dari konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya,
pengertian aslinya contohnya yaitu : Puisi putih, putih, putih.
8. Konvensional : tokoh Buktinya pada karya-karya Mira W, contohnya novel
antagonis selalu kalah Luruh Kuncup Sebelum Berbunga, pada novel
tersebut tokoh antagonisnya kalah dengan tokoh
protagonisnya. Bukti lainya juga ada pada novel
Sepolos Cinta Dini, Dini tokoh protagonis dalam
novel tersebut mengalahkan tokoh antagonisnya.
9. Banyak Sastrawan wanita yang Karya sastra dengan pengarang wanita seperti Mira
menonjol W. , Nh. Dini, dan marga T banyak disukai. Tokoh
utama mereka kebanyakan perempuan dengan cerita
bersifat romantisme. Tokoh lainya yaitu :
Djenar Maesa Ayu
Ariyanti
Ike Soepomo
10. Banyaknya roman percintaan Contohnya yaitu :
Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel
"Kawinnya Juminten" (1985)
Lupus - 28 novel (1986-2007)
Burung burung manyar karya A. Tohari
Film yang bertemakan percintaan remaja yaitu
Gita Cinta dari SMA, banyak mempunyai
penggemar baik dikalangan muda maupun tua.
Luruh Kuncu Sebelum Berbunga karya Mira
W
Sepolos Cinta Dini karya Mira W

Anda mungkin juga menyukai