Proposal - Rispro - LPDP - Prof Didik Unej Revisi Agustus 2014

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL RISET

Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP)

JUDUL RISET

"PENGEMBANGAN PRODUKSI MASSAL BIOPESTISIDA


NEMATODA ENTOMOPATOGEN DAN BIOFERTILIZER
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN
ORGANIK DI JAWA TIMUR"

KELOMPOK PERISET:

PROF. DR. IR. DIDIK SULISTYANTO (FP-UNEJ)

IR. WAGIYANA, MSi. (FP-UNEJ)

IR. MOH. WILDAN JADMIKO, MP. (FP-UNEJ)

DR. BAMBANG IRAWAN, SE.MBA. (FE-UNEJ)

IR. R.BAGUS ADHIRASA, MMA. (UPTD PROTEKSI TANAMAN JATIM)

CV. PRATAMA PUTRA (MITRA)

IR. MOH. NASIR

PERGURUAN TINGGI:

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan


Kementerian Keuangan
Tahun 2014
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Riset : Pengembangan Produksi Massal Biopestisida


Nematoda entomopatogen dan Biofertilizer untuk meningkatkan
produksi Tanaman Pangan Organik di Jawa Timur
2. Ketua Periset :
a. Nama lengkap : Prof. Dr. Ir. DIDIK SULISTYANTO
b. Jenis Kelamin : Laki laki
c. NIP : 196403231988031002
d. Jabatan Sturktural : Guru Besar
e. Jabatan Fungsional : IV C/ Pembina Utama Muda
f. Lembaga Periset : Fakultas Pertanian, UNIVERSITAS JEMBER
g. Alamat : Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
h. Telp/ Fax : 0331-334054/ Fax. 0331-338422
i. Alamat Rumah : Jl. Karimata V/ E-3, Jember 68121
j. Telp/ Fax/ Email : 0331-321478/ [email protected]
3. Lembaga Mitra : CV. PRATAMA PUTRA
: Jl. Pahlawan 133, Desa Tegalwaru, Kecamatan
Mayang, Jember
4. Anggota Periset :
No NAMA INSTANSI
1 Ir. Wagiyana, MSc. Fakultas Pertanian, UNEJ
2 Ir. Bagus Adhiyaksa UPTD Proteksi Tanaman Surabaya,
Jatim
3 Ir. Moh. Wildan Jatmiko, MP. Fakultas Pertanian, UNEJ
4. Moch. Zainul Yasin Ridhlo Mitra PRATAMA PUTRA
5. Dr. Bambang Irawan, MSc. Fakultas Ekonomi, UNEJ
6. Ir. Moh. Nasir Anggota Mitra PRATAMA PUTRA
5. Pembiayaan :
URAIAN LPDP MITRA
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.023.144.000 Cash Rp. 35.000.000 dan
Tahun Pertama (Tahun I) In Kind Rp. 350.000.000
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.750.000.000 Cash Rp. 75.000.000 dan
Tahun Kedua (Tahun II) In Kind Rp. 350.000.000
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.250.000.000 Cash Rp. 50.000.000 dan
Tahun Ketiga (Tahun IIII) In Kind Rp. 350.000.000

Jember, 22 Agustus 2014

2
Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP)

JUDUL RISET

"PENGEMBANGAN PRODUKSI MASSAL BIOPESTISIDA NEMATODA


ENTOMOPATOGEN DAN BIOFERTILIZER UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK DI JAWA TIMUR"

ABSTRAK
Indonesia masih mengimpor tanaman pangan (padi, kedelai, jagung) baik
yang Non Organik maupun Organik dari luar negeri, produktivitas, dan kualitas
tanaman pangan Indonesia saat ini masih rendah. Hama yang sering di jumpai,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas),
bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Wereng Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng hijau, Nephotettix apicalis dan N.
impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura menyebabkan kerusakan 100% serta
residu pesitisida yang tinggi. Pemakaian insektisida biaya tinggi, tidak ramah
lingkungan dan resistensi hama. Sehingga sampai sekarang hama tanaman
pangan sangat sulit dikendalikan dan resisten terhadap insektisida kimiawi dan
hayati, sehingga sulit dan mahal didapatkan tanaman pangan Organik.
Tahun Pertama (i) koleksi, seleksi agens hayati Nematoda entomopathogen
dari sentra tanaman pangan di Jember, Jatim, (ii) produksi massal biopestisida
Nematoda entomopathogen (NEP) isolat lokal secara in vivo. Biopestisida yang
terbaik diproduksi secara massal dalam media cair dan padat, (iii)
pengembangan teknik produksi massal in vitro dalam media cair dan padat, (iv)
pengembangan teknik bentuk formulasi dan penyimpanan dalam media tepung,
granuler, dan cair, (v) produksi massal pupuk organik dalam bentuk formulai
Granuler, Cair dan Tepung, (vi) Produksi massal Pupuk Organik Plus
Biopestisida Nematoda entomopatogen dalam formulasi Granuler, Tepung dan
Cair.
Tahun Kedua meliputi (i) teknik aplikasi pengendali hayati hama di sentra
tanaman pangan di Jatim, (ii) menyiapkan pendirian sentra produksi tanaman
pangan Organik dan bioinsektisida organik di Jember, Jatim uji multi lokasi dan
efikasi agens hayati hama tanaman pangan di Jember, Jatim (iii) mendirikan
Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik, (iv) Mendirikan Pabrik bioinsektisida
dan Pupuk organik di Jember, Jatim, (v) melatih petani di Jember sebagai
Sentra Tanaman Pangan Organik di Jember,Jatim untuk bisa memproduksi
massal dan formulasi Nematoda dan pupuk organik, (vi) meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian petani tanaman pangan, (vii) mempublikasikan
hasil penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, serta (viii) mendaftarkan
HaKI berupa Paten hasil penelitian.
Tahun Ketiga meliputi (i) melatih petani dan masyarakat Organik untuk
bisa memproduksi Bioinsektisida, Biofertilizer untuk tanaman pangan di Jember
sebagai sentra produksi tanaman pangan Organik di Jatim, serta (iii)
mendirikan Toko Koperasi One Stop Organik Product (OSOP) yang dikelola
masyarakat organik di Jember sebagai sentra tanaman pangan Organik, (iv)
mempublikasikan hasil penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, serta (v)
3
mendaftarkan HaKI hasil penelitian tanaman pangan Organik. Hasil penelitian
menghasilkan pabrik biopestisida dan biofertilizer yang handal, mendirikan
sentra tanaman pangan organik, bisa mengatasi masalah hama secara hayati
sehingga produksivitas dan kualitas tanaman pangan Organik yang bernilai
tawar tinggi di pasaran Nasional dan Internasional dan siap menopang Produksi
Pangan Organik Nasional yang memiliki dampak dan impact dalam
meningkatkan kesejahteraan, ekonomi petani dan perluasan penyerapan tenaga
kerja bagi masyarakat serta meningkatkan perekonomian wilayah.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, angka
sementara produksi padi Jawa Timur pada 2012 adalah sebesar 12,20 juta ton
gabah kering giling. Jumlah ini meningkat 15,34 persen atau sekitar 1,62 juta
ton dibanding produksi padi pada 2012 yang mencapai 10,58 juta ton.
Sedangkan untuk produksi Jagung, angka sementara pada tahun 2012 adalah
sebesar 6,30 juta ton pipilan kering, atau meningkat 15,64 persen dibanding
produksi tahun 2011 yang sebesar 5,44 juta ton pipilan kering.
Peningkatan produksi padi disebabkan karena kenaikan luas panen sebesar
48.920 hektar serta kenaikan produktifitas sebesar 6,85 kuintal per hektar.
Sementara untuk darerah penghasil padi dengan luas panen yang dominan,
tercatat ada di Kabupaten Jember, Jatim. Hama utama tanaman pangan,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T.
incertulas),bergaris(Chilosupressalis) dan merah jambu(Sesamiainferens).Wereng
Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng hijau, Nephotettix apicalis dan N.
impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura merupakan masalah serius yang
menurunkan produksi 80 - 100% serta sangat sulit dikendalikan dengan
insektisida dan telah resisten. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai
100%, apabila tidak dilakukan pengendalian terutama di musim penghujan dan
kemarau. Pengendalian kimiawi lebih sering dilakukan oleh petani tanaman
pangan dibanding pengendalian hayati, karena insektisida kimia mempunyai
daya bunuh cepat, berspektrum luas sehingga segera dapat dilihat hasilnya.
Pengendalian kimiawi dengan insektisida konsentrasi 0,5 - 0,1 % dengan
frekuensi tinggi bahkan dilakukan sampai menjelang panen menyebabkan
residu yang tinggi pada tanaman pangan dan resistensi hama (Sulistyanto D.,
2003, 2010, 2011). Menurut Untung (1993), pengendalian hama tanaman
pangan dengan insektisida disamping memberikan dampak positif juga
4
menimbulkan dampak negatif seperti resistensi, resurgensi, dan letusan hama
tanaman pangan kedua. Disamping itu juga merusak kesehatan manusia dan
lingkungan, yang disebabkan oleh residu yang tinggi. Kasus resistensi yang
serupa juga terjadi terhadap heksakhlorosiklobenzen, toksafen, aldrin, dieldrin
dan endrin. Hasil penelitian Soekarno dkk., (1982) menunjukkan bahwa S.
litura, Agrotis sp. dan Chilo sp. telah resisten terhadap fenvalerat, permetrin dan
sipermetrin (golongan piretroid sintetis) dengan tingkat resistensi yang berbeda-
beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilapharvata lugens, Wereng Hijau,
Penggerek Batang Padi, S. litura hama utama tanaman pangan telah resisten
terhadap beberapa jenis bioinsektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis
(BT), dan insektisida dari golongan fosfor organik dan piretroid sintetis
(Sastrosiswojo dan Setiawati, 1992; Sulistyanto D., 2003, 2010, 2011).
Pemanfaatan nematoda entomopatogen merupakan salah satu alternatif
pemecahannya. Nematoda entomopatogen (NEP) dapat digunakan sebagai
agensia hayati yang efektif untuk mengendalikan serangga hama. Beberapa
keandalan nematoda entomopatogen adalah mempunyai kisaran inang yang
luas, kemampuan untuk aktif mencari inang, tidak berbahaya bagi mamalia dan
manusia. (Ehlers et al, 1993). Nematoda entomopatogen (NEP), Steinernema spp.
dan Heterorhabditis spp. berasosiasi dengan bakteri simbiose Xenorhabdus spp.
dan Photorhabdus spp., famili Enterobacteriaceae (Boemare et al., 1996,
Sulistyanto D., 2010, 2011). Penelitian bio-produksi dan bio-proses untuk
meningkatkan patogenisitas dan virulensi, produksi massal dan formulasi
nematoda entomopatogen, Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. isolat lokal
sebagai pengendali hayati hama tanaman pangan merupakan hal baru
dilakukan di Indonesia. Penelitian nematoda entomopatogen telah banyak
dilaporkan, seperti efektif mengendalikan hama akar tanaman jeruk
(Curculionidae) mencapai 50-60% (Downing et al., 1991), hama jamur
mushroom (Sciaridae) dengan S. feltiae berhasil mengendalikan 51-94% (Grewal
and Richardson, 1993). Hama utama tanaman pangan, Penggerek batang padi
putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis)
dan merahjambu(Sesamiainferens). Wereng Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng
hijau, Nephotettix apicalis dan N. impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura dapat
dikendalikan 80% dan 90% dengan S. carpocapsae, dan H. indicus (Sulistyanto
et al., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011), larva penggerek buah apel,
Holocercus insularis dan Carposia nipponensis (Bedding, 1990), dan hasil
pembiakan massal (bioreaktor) H. bacteriophora berhasil mengendalikan

5
serangga hama Phyllopertha horticola dan Aphodius contaminatus (Coleoptera,
Scarabaeidae) sebesar 65%, 83% dan H. megidis berhasil mencapai 52 dan 70%.
(Sulistyanto and Ehlers, 1996, Sulistyanto, 2010, 2011). Nematoda
entomopatogen isolat lokal dari jenis Steinernema spp. dapat mengendalikan
hama kobis, Plutella xylostella dan Crocidolomia sp. sebesar 80-90% setelah 48
jam aplikasi dengan 100 infektive juvenile/hama di laboratorium (Sulistyanto
et al., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011). Hasil pembiakan massal nematoda
entomopatogen dalam bioreaktor seperti S. feltiae, Heterorhabditis bacteriophora,
H. megidis berhasil untuk mengendalikan hama tanaman strawberry,
Otiorhynchus sulcatus dan hama jamur campignon (Ehlers, 1996).
Perkembangan produksi massal di masa depan akan dititik beratkan pada
teknologi bio-produksi dan bio-proses dalam media cair, yang diharapkan
murah, ekonomis, dan efektif dipergunakan oleh petani. (Ehlers, 1996;
Sulistyanto D., 1997, 2010, 2011).

1.2 Tujuan Khusus

Penelitian RISPRO LPDP bertujuan khusus: (1) mendirikan Pabrik


Biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen isolat lokal, (2)
mendirikan Pabrik Biofertilizer dengan formulasi Granuler, Cair dan tepung, (3)
mendirikan Sentra Produksi Tanaman pangan Organik di sentra Organik
Jember, Jatim untuk Menopang Produksi Pangan Organik Nasional, (4)
menghasilkan pengembangan teknologi produksi massal dan formulasi
biopestisida nematoda entomopatogen dengan biofertilizer yang handal, (5)
mengembangkan teknik formulasi media tepung, cair dan granuler dan teknik
media penyimpanan, (6) meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi petani
dengan melatih petani tanaman pangan di Jember, Jatim untuk bisa
memproduksi massal Nematoda entomopatogen, (7) menghasilkan Teknologi
Tepat Guna (TTG) dalam Pengelolaan Tanaman pangan Terpadu yang ramah
lingkungan, (8) memproduksi tanaman pangan Organik yang kualitas tinggi
dan ramah lingkungan serta aman untuk konsumen, (9) mendirikan Toko
Koperasi One Stop Product Organik di Jember, Sentra Tanaman Pangan Organik
di Jatim, (10) meningkatkan kesejahteraan dn kesehatan petani dan masyarakat
tanaman pangan di Jatim, (11) menghasilkan Paten, HaKI, serta (12) publikasi
Ilmiah pada Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.

6
1.3 Urgensi (Keutamaan) Kegiatan RISPRO LPDP

Pengendalian hama tanaman pangan yang sering dilakukan dengan cara


kimiawi menggunakan insektisida konsentrasi 0,5 - 0,1 % dengan frekuensi
tinggi bahkan dilakukan sampai menjelang panen yang menyebabkan residu
tinggi pada tanaman pangan (Sulistyanto D., 2003, 2010). Di Indonesia pada
tahun 2003 dilaporkan telah terjadi resistensi hama Chilo sp., Penggerek
Batang, Nilapharvata lugens, Wereng Coklat, Nepotetic sp., Wereng Hijau, Agrotis
ipsylon dan S, litura terhadap insektisida dan bioinsektisida Bacillus
thuringiensis (BT). (Sulistyanto dkk., 2003; Sulistyanto, D. 2010). Untuk itu
sangat penting pengendalian hama tanaman pangan yang ramah lingkungan
dengan agens hayati Nematoda dan Jamur entomopatogen isolat lokal dari
Jember, Jatim, Jatim. Produk tanaman pangan di Indonesia masih banyak
tercemar insektisida kimiawi yang membahayakan kesehatan konsumen dan
masyarakat. Produk tanaman pangan Organik masih sangat jarang dan mahal
di pasar tanaman pangan Indonesia, untuk menopang Masterplan Pangan
Organik Nasional sangat perlu dilakukan penelitian dan Action Research di
Jatim untuk mendirikan Pabrik Biopestisida Nematoda entomopatogen dan
Biofertilizer serta Sentra Produksi Tanaman pangan Organik berupa Toko
Koperasi "One Stop Organic Product", di Jember, Jawa Timur yang bisa
menyediakan tanaman pangan Organik dan produksi agens hayati serta pupuk
organik untuk kebutuhan tanaman Pangan Organik Nasional.

Hasil yang dicapai dari keutamaan RISPRO LPDP meliputi: (1) Mendirikan
Pabrik Biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen, (2) mendirikan
Biofertilizer dalam bentuk pupuk organik granuler, tepung dan cair, (3)
Diproduksi secara massal agens hayati Nematoda entomopatogen isolat lokal
yang andal dan efektif di lapang, (4) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) produksi
massal agens hayati nematoda entomopatogen yang efektif, murah dan efisien
baik dari media cair dan padat, formulasi dan media penyimpanannya, (5)
Petani bisa memproduksi sendiri agens hayati bioinsektisida berbahan aktif
Nematoda dan jamur entomopatogen, (6) Diperoleh kualitas dan produksivitas
tanaman pangan Organik yang tinggi dan ramah lingkungan serta aman untuk
petani dan konsumen, (7) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi
Tanaman pangan Organik Nasional untuk menopang Pangan Organik Nasional,
(8) Mendirikan Toko Koperasi One Stop Product Organik di Jember sebagai
Sentra Tanaman Pangan Organik di Jatim, (9) Menghasilkan Paten dan atau
7
HaKI dari hasil penelitian RISPRO LPDP, serta (10) Publikasi Ilmiah pada
Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.

BAB II. STUDI PUSTAKA

Hama Utama tanaman pangan (Padi, Kedelai dn Jagung) Penggerek batang


padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo
supressalis) dan merahjambu(Sesamiainferens). Wereng Coklat, Nilapharvata
lugens, Wereng hijau, Nephotettix apicalis dan N. impicticep.,Agrotis ipsylon dan
S, litura. Pada umumnya serangan ulat ini terjadi secara eksploisif pada musim
kemarau, sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat mencapai 100 % (Cahyono,
1995). Serangannya pada tanaman dapat menimbulkan kerusakan secara
langsung dan menyebabkan terjadinya penurunan hasil bahkan menyebabkan
kematian pada tanaman inang sehingga menimbulkan kerugian ekonomis yang
sangat besar. Pengendalian kimiawi masih dominan dan residu pestisida
menyebabkan hama resisten dan mencemari lingkungan dan kesehatan petani
dan masyarakat.

2.2 Potensi Agens Hayati dalam Pengendalian Hama Tanaman pangan

Pengendalian hayati di dalam konsep dasar Pengendalian Tanaman Terpadu


(PTT) memegang peranan yang sangat penting. Agens hayati yang berpeluang
mempunyai potensi mengendalikan hayati hama utama tanaman pangan:

2.2.1 Nematoda entomopathogen (NEP)

Nematoda entomopatogen (NEP), Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp.


berasosiasi dengan bakteri simbiose Xenorhabdus spp. dan Photorhabdus spp.,
famili Enterobacteriaceae (Boemare et al., 1996, Sulistyanto D. 2010, 2011).
Masing-masing spesies nematoda entomopatogen memiliki hubungan yang
khas, yaitu dengan satu jenis bakteri, walaupun Xenorhabdus dan
Photorhabdus bisa berasosiasi lebih dari satu jenis nematoda entomopatogen
(Akhurst and Boemare, 1990; Ptz et al., 1990). Nematoda entomopatogen
menyimpan sekitar 0 sampai 250 sel bakteri simbioase dalam intestine
(Spiridonov et al., 1991; Sulistyanto et al., 1995). Penetrasi nematoda
entomopatogen kedalam tubuh serangga hama melalui lubang alami, seperti
mulut, anus, trachea, stigma dan atau menembus langsung kutikula (Bedding
and Molyneux, 1992; Sulistyanto and Ehlers, 1997, Sulistyanto D. 2010,
2011). Setelah masuk kedalam tubuh inang, nematoda entomopatogen
8
melepaskan bakteri ke dalam haemolymphe, setelah 24-48 jam serangga inang
mati. Sedangkan penelitian nematoda entomopatogen sebagai agensia hayati di
Dunia telah banyak dilaporkan, seperti untuk mengendalikan hama akar
tanaman jeruk (Curculionidae) mencapai 50-60% (Downing et al., 1991), hama
jamur mushroom (Sciaridae) dengan S. feltiae berhasil mengendalikan 51-94%
(Grewal and Richardson, 1993), hama utama tanaman pangan, Spodoptera litura
dan Helicoverpa sp. dapat dikendalikan 80% dengan S. carpocapsae, H. indicus
serta larva Lepidota sitigma (Sulistyanto et al., 1999, Sulistyanto D. 2010,
2011). Hasil pembiakan massal (bioreaktor) H. bacteriophora berhasil
mengendalikan serangga hama Phyllopertha horticola dan Aphodius
contaminatus (Coleoptera, Scarabaeidae) sebesar 65%, 83% dan H. megidis
berhasil mencapai 52 dan 70%. (Sulistyanto and Ehlers, 1996, Sulistyanto D.
2010, 2011). Nematoda entomopatogen isolat lokal dari jenis Steinernema spp.
dapat mengendalikan hama kubis, Plutella xylostella dan Crocidolomia sp.
sebesar 80-90% setelah 48 jam aplikasi dengan 100 infektive juvenile/hama
(Sulistyanto et al., 1999, Sulistyanto D. 2010, 2011).

2.3 Produksi Massal Agens Hayati Pengendali Hama Tanaman pangan

2.3.1 Produksi Massal Nematoda entomopathogen (NEP)

Penelitian tentang pembiakan massal nematoda entomopatogen telah


banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dibeberapa negara seperti Jepang,
Jerman, Belanda, Indonesia dan Amerika Serikat. Berbagai jenis media yang
dapat menghasilkan nematoda entomopatogen dengan kapasitas produksi besar
terus ditemukan baik berbentuk padat maupun cair. Bedding (1980) membuat
formula media padat untuk memperbanyak nematoda Heterorhabditis spp. yang
terdiri dari homogenat ginjal hewan (60%), lemak (20%) dan air (20%) yang
ditempatkan dalam spon polyurethan. Media yang lain terdiri dari bahan-bahan
yang berasal dari serealia, yeats, serta bahan-bahan siap pakai lainnya telah
diformulasikan. Hasil produksi massal nematoda entomopatogen dalam
bioreaktor seperti S. feltiae, H. bacteriophora, H. megidis berhasil untuk
mengendalikan hama tanaman strawberry, Otiorhynchus sulcatus dan hama
jamur campignon (Ehlers, 1996, Sulistyanto, D. 2010, 2011). Perkembangan
produksi massal di masa depan akan dititik beratkan pada teknologi produksi
dalam media cair, yang lebih murah, ekonomis, dan efektif dipergunakan oleh
petani (Ehlers, 1996; Sulistyanto, D., 1997, 2010, 2011).

9
BAB III. METODE RISET

Research dan Action Research RISPRO LPDP akan dilakukan di 3 (tiga)


Sentra Produksi Tanaman pangan di Jawa Timur, yaitu di Jember, Jatim,
UPTD. Proteksi Tanaman Pangan, Surabaya, Mitra CV Pratama Putra, serta di
laboratorium dan Greenhouse, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

Bagan penelitian RISPRO LPDP selama 3 (tiga) tahun secara utuh dalam
pentahapanya dalam gambar dibawah ini (Gambar 1).

10
ASPEK YANG DITELITI TARGET LUARAN YANG DICAPAI

Tahun I: (i) Isolasi, (ii) Koleksi dan Identifikasi Tahun I: (i) Ditemukan agens hayati yang meliputi
agens hayati Nematoda entomopatogen isolat Nematoda entomopatogen isolat lokal, (ii)
lokal pada hama tanaman pangan,(ii) Diproduksi Massal Biopestisida Nematoda
Pengembangan Teknik Produksi Massal entompatogen, (iii) Diproduksi Massal
Biopestisida dan Biofertilizer (iii) Formulasi Biofertilizer formulasi granuler, Tepung dan Cair,
NEP,dan Pupuk Organik:(iv) Produksi Massal (iv) Diproduksi Massal Bioferlizer PLUS
ematoda entomopatogen pada media padat dan Biopestisida NEP yang Handal, (v) Melatih petani
cair (in vitro), (v) Formulasi Bioferlizier PLUS untuk memproduksi massal Biopestisida NEP, (vi)
Biopestisida ldalam Granuler, Cair dan tepung, Memproduksi massal biopestisida -biofertilizer
(vi) produksi saMas Biofertilizer PLUS
Biopestisida di tanaman Padi di Jatim.
Tahun II: (i) Menghasilkan teknik Aplikasi efektif,
(ii) Petani sudah bisa memproduksi massal
biopestisia dan pupuk organik sendiri, (iii)
Tahun II: (i) Teknik Aplikasi Biofertilizer Plus Mendirikan Sentra Produksi Tanman Pangan
Biopestisida, (ii) Pendirian Sentra Produksi organik, (iv) Mempublikasikan dlm Jurnal
Tanaman Pangan organik, (iii) Pelatihan produksi Internasional, (vi) Mendaftarkan Paten atau HaKI.
Massal Biopestisida pada petani, (iv) Formlasi
Biopestisida NEP dan Biofertilizer Organik, (v)
meningkatkan kesejahteraan petani, (vi) (vii) Diperoleh Formulasi agens hayati dan pupuk
publikasi Ilmiah dan (vi) Pendaftaran HaKI atau organikdalam bentuk Tepung, Cair dan Granuler:
(1) Jamur entomopatogen, Metarizium anisopliae
Tahun III: Uji Multi Lokasi agens hayati NEP,
yang siap dipasarkan, (2) Nematoda
Jamur dan Pupuk Organik di sentra produksi
entomopatogen, Steinernema sp. dan
tanaman pangan organik di Jember, Jatim, (2)
Heterorhabditis sp. isolat lokal yang siap dipasar-
mendirikan pabrik biopestisida Nematoda
entomopatogen skala Industri, (3) Uji Residu Tahun III: (1) Mendirikan sentra poduksi
pestisida pada tanaman tanaman, (4) Efisiensi tanaman pangan Organik di Jember sbg sentra
pengendalian terpadu untuk hama tanaman produksi di Jatim untuk Menopang Masterplan
pangan, dan (5) Pendirian Toko Koperasi One Pangan Organik Nasional, (2). Meningkatkan
Stop Organic Product di 3 Sentra Pangan Organik kesejahteraan dan ekonomi petani tanaman
pangan organik, (3). Pelatihan petani tanaman
pangan dalam produksi massal agens hayati
hama tanaman pangan, (4) mendirikan Pabrik
Biopestisda skala Industri. di Jember sbg sentra
Pangan

HASIL YANG DICAPAI DARI KEGIATAN PENELITIAN RISPRO LPDP,

(1) Menghasilkan dan Mendirikan Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik di Jember,
Jatim untuk Menopang Pangan Organik Nasional,
(2) Mendirikan Pabrik Biopestisida Nematoda entomopatogen dan Pupuk Organik,
(3) Paket teknologi produksi massal biopestisida nematoda dan Biofertilizer yang efektif,
murah dan efisien baik dari media, formulasi dan media penyimpanannya,
(4) Petani bisa memroduksi sendiri agens hayati bioinsektisida berbahan aktif Nematoda dan
jamur entomopatogen dan pupuk Organik,
(5) Menghasilkan Paket Teknologi Tanaman Terpadu (PTT) tanaman Tanaman pangan yang
sesuai dengan kondisi lapang dan Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi
Tanaman pangan Organik Nasional,
(6) Menghasilkan Paten/ HaKI dari hasil penelitian RISPRO LPDP, dan
(7) Publikasi Ilmiah pada Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.

11
Gambar 1. Diagram Sistematika Penelitian dalam Waktu Tiga Tahun
Secara rinci pelaksanaan penelitian diuraikan dalam Tabel berikut:

Tabel 1. Rincian Metode Penelitian Masing-masing Percobaan dalam


Penelitian RISPRO LPDP Tahun Pertama, Kedua dan Ketiga

Rancangan Metode Penelitian Indikator


Pelaksanaan
Penelitian
TAHUN KE I (PERTAMA)

1). Eksplorasi, Koleksi dan eksplorasi Metode Penelitian: Diperoleh dan


Identifikasi dan Nematoda di sentra 1) Karakter dari morfologi Identifikasi agens
Karakterisasi tanaman pangan, infektive juvenile (IJ) dan hayati Nematoda
Nematoda Isolat Jember, Jatim dg jantan, NEP yang sesuai entomopatogen,
Lokal habitat sampel tanah dari 5 kunci determinasi Poinar Steinernema sp. dan
tanaman pangan di titik, 10x acak metode (1979), Sedangkan untuk Heterorhabditis sp.
sentra tanaman transek, baiting ulat G. jantan dilihat pada spicula Isolat Lokal dari
pangan, Jember, mellonela dan T. molitor (alat kelamin jantan) sentra produksi
Jatim, selama 7 hari, NEP dari tanaman pangan di
2). Cross bredding antara
hasil baiting Jember, Jatim
NEP dengan metode Akhurst
diidentifikasi
dan Bedding (1978) dan
Hominick, et al., (1996), NEP
yang berkembang biak
berarti masih dari satu
spesies
2). Screening dan Uji Uji RAL dengan 6 Metode Penelitian Diperoleh Nematoda
Patogenisitas perlakuan dan 5 entomopatogen,
Nematoda entomo- ulangan, agens hayati Konsentrasi NEP 100, 1000, Steinernema sp. dan
patogen, Nematoda entomo- 10.000, 100.000, 1000.000 Heterorhabditis sp.
Steinernema sp. dan patogen, Steinernema IJ/ml, pada larva larva isolat lokal yang
Heterorhabditis sp. sp. dan Heterorhabditis Penggerek batang, Wereng, S. paling patogenik
Isolat Lokal pada sp. pada larva litura. Mortalitas hama pada hama tanaman
hama tanaman Penggerek batang, diamati setelah 24, 48, 72, pangan yang
pangan, larva Wereng, S. litura. 96 jam setelah inokulasi. nantinya diproduksi
Penggerek batang, Dianalisa dg DMRT, Kadaver hama dibedah dan massal.
Wereng, S. litura di prosentase kematian dihitung jumlah NEP untuk
Laboratorium dan hama dg Rumus mengetahui invasion rate
Greenhouse Abbott, 1925 NEP.

12
3). Produksi Massal (1) Tahapan produksi Metode Penelitian (1) Diperoleh
In vitro dan In Vivo massal, isolasi bakteri komposisi media
Nematoda entomo- simbion dlm NBTA 24 (1) Pembiakan massal cair dan padat
patogen, jam, ambil koloni dilakukan secara in vitro (Liquid dan Soild
Steinernema sp. dan tunggal diinokulasi dlm media padat dg metode Culture) untuk
Heterorhabditis sp. YS slma 24 jam, Bedding (1984) yang terdiri: produksi massal
Isolat Lokal tabung erlemeyer 1 l. Nutrient Broth 5 gr; Yeast NEP yang murah,
terseleksi pada diisi media padat dan Extract 14 gr; Tepung cereal efektif dan mudah
Media Padat (Solid cair diisolasi bakteri 110 gr; minyak nabati 110 yang efektif
culture) dan Cair simbion NEP 48 jam, ml, Aquadest 1000 ml; dan kendalikan hama
(Liquid Culture) dan diinokulasi Infektive spon Polyurethan 38 gr. tanaman pangan di
Produksi Massal juvenlie NEP. Panen Media Cair metode Ehlers et lapang.
Pupuk organik setelah 2 minggu pd al., 1996, media kaya
dalam formulasi setiap media biakan protein, relatif murah,ada (2) Diperoleh
Tanah, Granuler massal. dipasaran, seperti minyak Formulasi Pupuk
serta Cair. nabati, tepung kedelai, yeast, organik dan
(2) Tahapan berikutnya beef ekstrak, pepton, khamir, Biopestisida dalam
produksi massal pupuk dan media lainnya. satu kemasan
organik yang sebagai pupuk dan
dicampurkan dengan (2) Produksi massal pupuk biopestisida
Biopestisida nematoda Organik dengan bahan baku Tanaman Pangan.
dalam formulasi Cair, Zeolit, bokasi, dan bahan-
Tanah dan Granuler. bahan organik dicampurkan (3) Didaftarkan
dengan Biopestisida Paten/ HaKI
Nematoda entomopatogen Teknik produksi
dalam formulasi cair, tanah massal NEP sbg
dan granuler. pengendali hayati
hama tanaman
pangan

5). Produksi Massal Tahapan produksi Metode Penelitian Diperoleh komposisi


Biofertilizer dengan massal pupuk organik media cair dan
formulasi Granuler, dlm media cair, Media jagung dengan cara padat (Soild
Cair dan Tepung granuler dan tepung memasak jagung selama 30 Culture) untuk
PLUS Bioinsektisida Plus Bioinsektisida menit. Media yang diperoleh produksi massal
Nematoda Nematoda dari sumber inokulum Jamur
entomopatogen entomopatogen disuspensikan dengan entomopatogen yang
larutan triton 0,01 persen murah, efektif dan
sebanyak 10 ml dan diaduk mudah yang efektif
dengan lidi. Suspensi spora kendalikan hama
jamur 1 ml dlm media tanaman pangan di
jagung. Media jagung 10 lapang
gram dalam tabung reaksi
ditambah triton steril dan
diaduk agar spora lepas.
jagung + spora dalam jagung
dlm plastik dan dibalik agar
spora merata.

6). Analisis Biaya Biaya perunit ini Metode Penelitian Diperoleh berapa
Produksi Massal kemudian dikalikan biaya produksi
Agens Hayati dengan satuan 106 Metode perhitungan Nematoda
sehingga diperoleh menggunakan besaran biaya entomopatogen pada
besar biaya bahan per-nematoda yang media padat dan
baku untuk merupakan modifikasi dari cair untuk efisiensi
memproduksi satu juta metode analisa biaya per- biaya produksi
nematoda (NEP) dan unit sistem akuntansi biaya agens hayati dan
biaya prosuksi massal (Horngren et al. 1994). biaya produksi
pupuk Organik dalam Pupuk organiknya.
formulasi tanah, cair
13
dan granuler.
TAHUN II (KEDUA)

1). Pengembangan Rancangan Acak Metode Penelitian (1) Diperoleh


Teknik Lengkap (RAL) komposisi Formulasi
Penyimpanan dan Faktorial pertama Teknik penyimpanan NEP yang paling efektif
Formulasi Bentuk adalah bentuk isolat lokal terseleksi dari dan baik untuk
Tepung, Granuler formulasi (2 perlakuan) hasil produksi massal pd Nematoda dan
dan Cair Nematoda yaitu powder/serbuk, suhu 4, 10, 20, 32 C Jamur
entomopatogen dan granuler dan dalam media air steril entomopatogen sbg
yang terseleksi dan Faktor kedua adalah dengan perlakuan pengendali hama
Pupuk organik komposisi media (6 Formaldehyde 0,01; 0,02; dan Pupuk
dalam formulasi perlakuan) Zeolit dan 0,05 dan 0,1%. Perlakuan Organiknya untuk
tanah, cair dan Cythosan serta pupuk diulang 5 kali pada setiap tanaman pangan,
granuler. Organik perlakuan suhu (n = 80). (2) Didaftarkan
Bentuk formulasi yaitu Paten/ HaKI
powder/serbuk, dan fomulasi NEP yang
granuler dan faktor kedua efektif dan baik sbg
adalah komposisi media (6 agens hayati hama
perlakuan) Zeolit dan dan pupuk Organik
Cythosan yaitu: (A) Zeolit tanaman pangan di
50% + Cythosan 50%; (B) Indonesia
Zeolit 75% + 25% Cythosan;
(C) Zeolit 100%; (D) Zeolit 25
% + Cythosan 75 % , (E)
Cythosan 100% dan (F)
Formula Spon sebagai
Kontrol
2). Teknik Aplikasi Teknik Aplikasi Metode Penelitian
Biopestisida untuk Biopestisida NEP pada Teknik
hama Tanaman tanaman pangan Meliputi kegiatan penelitian penyemprotan
pangan dan Analisis dlakukan dengan teknik aplikasi Biopestisida secara langsung
Kehilangan Hasil teknik (1) aplikasi yang paling efektif untuk pada hama, pada
Produksi Tanaman langsung, (2) aplikasi mengendalikan hama tanah dan pada
pangan pada tanah, (3) aplikasi tanaman pangan dilapang tanaman yang
pada hama terserang hama
tanaman pangan
3) Pelatihan Petani Pelatihan dilaksanakan Metode Penelitian Pelatihan diikuti 75
tentang Produksi di lapangan dan orang di sentra
Massal dan laboratorium lapang Pelatihan produksi massal produksi tanaman
Formulasi Agens secara sederhana dan formulasi agens hayati pangan, jadi total
hayati Nematoda untuk produksi massal serta pupuk organik dalam 225 petani berhasil
dan Jamur entomo- dan formulasi agens formulasi tanah, cair dan dilatih produksi
patogen serta Pupuk hayati dalam media granuler untuk petani massal dan
organik di sentra padat serta pupuk tanaman pangan di sentra formulasi agens
tanaman pangan di organik dalam produksi di Jember, Jatim hayati serta pupuk
Jember, Jatim formulasi tanah, cair organik dalam
dan granuler formulasi tanah,
cair dan granuler

TAHUN III (KETIGA)

1) Uji Multi Lokasi Uji multilokasi akan Metode Penelitian Diperoleh hasil Uji
Efektifitas Nematoda dilakukan di sentra Multi Lokasi di
dan Jamur tanaman pangan Meliputi kegiatan penelitian Jember, Sentra
entomopatogen serta organik di Jatim yaitu aplikasi Biopestisida dari Produksi tanaman
pupuk organik di Kab. Jember, Jatim memproduksi sendiri sebagai Pangan di Jatim
dalam formulasi pengendali hama serta yang organik
tanah, cair dan pupuk organik dalam

14
granuler di Lapang formulasi tanah, cair dan
granuler untuk tanaman
pangan di Jatim

2). Analisis Residu Analisa Residu Metode Penelitian Diperoleh Data


Pestisida pada pestisida dilaksanakan Residu pestisida
tanaman pangan di UPT Proteksi Meliputi kegiatan penelitian dari hasil panen
Tanaman Pangan menganalisa Residu tanaman pangan
Surabaya Pestisida di Laboratorium dengan perlakuan
Analisis Residu dari tanaman pengendalian hayati
tanaman pangan pada saat dan biofertilizer
panen
3). Efisiensi Dari hubungan antara Metode Penelitian
Pengendalian Hama penurunan berat Kehilangan hasil
Terpadu (PHT) tanaman dan tingkat Meliputi kegiatan penelitian tanaman pangan
untuk hama serangan bisa ditarik menghitung berat basah dan karena seranggan
Tanaman pangan persamaan yang sesuai kering dari beberapa tingkat hama dapat
dan Analisis (fit) dengan diagram serangan hama tanaman dikalkulasi dan
Kehilangan Hasil pencar yang diperoleh. pangan .Dari rumus dihitung
Produksi Tanaman persamaan dapat digunak-an
pangan secara mudah untuk meng-
hitung dugaan kehilangan
hasil.
4) Mendirikan Toko Koperasi dari Metode Penelitian Berdirinya Koperasi
Koperasi "One Stop masyarakat di 3 One Stop Organic
Organic Product" di Kabupaten di Jatim Meliputi kegiatan pendirian product di
3 sentra produksi yang menhasilkan Koperasi One Stop Organic Kabupaten Jember
Tanaman pangan di produk tanaman Product di Kab. Jember, di Jatim yang
Jatim pangan Organik, Bibit Jatim yang berisi Saprotan menjual produk
Organik, Biopestisida Hayati, Produk Organik, tanaman organik,
dan Biofertilizer Bibit Organik, dan produk biopestisida, bibit
Organik lainnya. organik, serta
pupuk organik
dalam formulasi
tanah, cair dan
granuler

Kegiatan penelitian RISPRO LPDP Tahun 2013 akan dilakukan selama 3 (tiga)
tahun yang dijabarkan secara detail dibawah ini:

TAHUN I:

1. Isolasi, Eksplorasi dan Identifikasi NEP Untuk Bahan Penelitian


Eksplorasi dan Koleksi Nematoda entomopatogen (NEP) dilakukan dengan
cara mengambil sample tanah dari 3 lokasi yaitu Jember, Jatim masing-masing
lokasi diambil sampel tanahnya dari 5 titik yang dilakukan lima sampai sepuluh
kali pengambilan secara acak dengan kedalaman 5 - 10 cm dari permukaan tanah
sebanyak 200 gram/baiting dimasukkan umpan ulat, T. molitor dan G. mellonella
sebanyak 20 ekor/gelas, kemudian di panen dan diidentifikasi: 1) Karakter dari
15
morfologi infektive juvenile (IJ) dan jantan, NEP yang sesuai kunci determinasi
Poinar (1979), Sedangkan untuk jantan dilihat pada spicula, 2). Cross bredding
antara NEP dengan metode Akhurst dan Bedding (1978) dan Hominick, et al.,
(1996).

2. Isolasi, Perbanyakan dan Identifikasi Jamur entomopatogen, Isolat Lokal


dari beberapa daerah Sentra Tanaman Pangan di Jawa Timur

Survey dan koleksi jamur entomopatogen akan dilaksanakan di sentra


perkebunan tanaman pangan di Jember, Jatim, Jawa Timur. Isolasi jamur
entomopatogen di habitat tanaman pangan dengan melakukan ekplorasi larva dan
imago serangga hama tanaman pangan yang terinfeksi (ditandai dengan
mumifikasi) pada berbagai lokasi di sentra tanaman pangan. Selanjutnya serangga
hama tanaman pangan yang terinfeksi akan diisolasi cendawan entomopatogen
berdasarkankan Hassanloui et al. (2006). Identifikasi cendawan entomopatogen
dilakukan menggunakan kunci identifikasi cendawan hyphomycetes (Poinar &
Thomas, 1984).

3. Screening dan Uji Patogenisitas Nematoda entomopatogen Isolat Lokal


terhadap hama Tanaman pangan di Laboratorium dan Greenhouse

Uji patogenesitas dilakukan pada hama tanaman pangan, Penggerek Batang


Padi, Wereng, Helocoverpa sp., S. litura, masing-masing serangga uji sebanyak 20
ekor diletakan di dalam petridish yang diberi alas kertas saring kemudian
diinokulasi nemtoda entomopatogen 106 ekor/100 ml hasil screening sebanyak 1
ml. Uji patogenesitas selanjutnya dilakukan dengan Metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan konsentrasi Steinernema sp. dan
Heterorhabditis sp. dengan konsentrasi perlakuan: 102; 103; 104; 105; 106; 107; dan
100 ekor/ 50 ml. Setiap perlakuan diulang sebaya 3 kali pengamatan dilakukan
terhadap mortalitas ulat setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam inokulasi.

Data mortalitas dan mikosis dianalisis dengan Anova dan Duncans multiple Range
Test (DMRT). Persentase mortalitas masing-masing isolat dihitung dengan
menggunakan rumus Abbott (Abbott, 1925).

4. Produksi Massal secara In Vivo dan In Vitro Nematoda entomopatogen


Isolat Lokal Terseleksi pada Media Padat (Solid Culture) dan Cair (Liquid
Culture) serta Kombinasi dengan Pupuk Organik Formulasi Tanah. Cir dan
Granuler

Setelah screening dan uji patogenisitas NEP pada tahun pertama


didapatkan jenis Steinernema sp. dan atau Heterorhabditis sp. isolat lokal paling

16
efektif untuk menggendalikan hama tanaman pangan. Pembiakan massal
dilakukan secara in vitro digunakan metode Bedding (1984) dengan
menggunakan pakan buatan yang terdiri dari: Nutrient Broth 5 gr; Yeast Extract
14 gr; Tepung cereal 110 gr; minyak nabati 110 ml, Aquadest 1000 ml; dan spon
Polyurethan 38 gr. Tahapan produksi massal in vitro media padat yaitu: a). isolasi
bakteri simbiose dalam media NBTA-agar selama 24 jam, b). koloni tunggal yang
primer diinokulasikan dalam media YS (yeast salt) cair selama 24 jam, c). spon
polyurethenae yang mengandung bahan yang kaya protein disterilkan dalam
tabung Erlemeyer 500-1000 ml., d). bakteri simbiose yang primer dan berumur 24
jam diinokulasi dalam spone steril, dan e). nematoda entomopatogen yang
monoxenic (bakteri tunggal) diinokulasikan dan diinkubasi dalam ruang gelap
dengan suhu 25 C selama 3-4 minggu. Bahan produksi massal media cair (liquid
culture) yang dipergunakan adalah yang kaya protein yang murah dan mudah
didapatkan oleh petani di Indonesia, seperti jeroan, ginjal ternak, usus hewan
ternak, minyak nabati, khamir, yeast dan minyak nabati yang murah. Produksi
massal dalam media cair dilakukan dengan teknik fermentasi dengan tabung
Erlemeyer 1000 ml. Bahan-bahan yang akan dipakai dalam penelitian ini meliputi
bahan-bahan yang kaya protein yang mudah, relatif murah, dan ada dipasaran,
seperti minyak nabati, tepung kedelai, yeast, beef ekstrak, pepton, khamir, dan
media lainnya. NEP dari tabung erlemeyer (media strater) dipindahkan kedalam
tabung Erlemeyer (1 ltr.). 2 minggu NEP isolat lokal yang diproduksi dalam media
cair dapat dipanen dan diaplikasikan di lapang untuk menggendalikan hama
tanaman pangan di Sentra Produksi Tanaman pangan, di Jember, Jatim.

Kombinasi formulasi pupuk Organik dengan biopestisida Nematoda


entomopatogen, dalam bentuk tanah, cair dan granuler akan dilakukan demgan
konsetrasi Nematoda entomopatogenn 10.000.000 IJ/500 m2 yang dicampurkan
dalam pupuk organik berbahan utama zeolit, bahan organik, bokasi, dll. Yang
dicampurkan dengan pupuk organik dalam satu media sehingga menghasilkan
Pupuk Organik PLUS.

5. Pengembangan Teknik Penyimpanan dan Bentuk Formulasi Tepung dan


Granuler Nematoda entomopatogen Isolat Lokal dan Pupuk Organik

5.1 Pengembangan Teknik Penyimpanan Nematoda entomopatogen (NEP)

Nematoda entomopatogen dapat disimpan dengan berbagai cara. Teknik


penyimpanan NEP, Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. isolat lokal
terseleksi dari hasil produksi massal pada suhu 4, 10, 20, dan 32 C dalam

17
media air steril dengan perlakuan masing-masing dicampur Formaldehyde
konsentrasi 0,01; 0,02; 0,05 dan 0,1%. Perlakuan diulang 5 kali pada setiap
perlakuan suhu (n = 80). Pengaruh teknik penyimpanan bentuk Formulasi
Tepung, Cair, dan Granuler yang berisi NEP dengan konsentrasi 2 juta IJ/ 300
gram formulasi yang didisimpan suhu kamar (26 C) diamati setelah 1, 2, 4, 8, 12,
24 dan 48 minggu setelah perlakuan.

5.2 Pengembangan Teknik Formulasi Granuler, Tepung dan Cair Biopestisida


berbahan aktif NEP

Nematoda entomopatogen (NEP) memerlukan formulasi yang bagus dan


tahan lama. Formulasi NEP merupakan penelitian baru di Indonesia. Penelitian
ini memakai bahan formulasi dari tanah mineral yang murah dan mudah tersedia
di Indonesia, seperti Antapulgit, Bentonit, Zeolit, Talk, dan Chitosan. Rancangan
penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap faktorial pertama adalah bentuk
formulasi (2 perlakuan) yaitu powder/serbuk, dan granuler dan faktor kedua
adalah komposisi media (6 perlakuan) Zeolit dan Cythosan yaitu: (A) Zeolit 50% +
Cythosan 50%; (B) Zeolit 75% + 25% Cythosan; (C) Zeolit 100%; (D) Zeolit 25 % +
Cythosan 75 % , (E) Cythosan 100% dan (F) Formula Spon sebagai pembanding.
Perlakuan formula A sampai dengan E dibuat sebanyak 200 gr diinokulasi 107 ekor
NEP Heterorhabditis Spp. hasil biakan in vitro di atas. Pengamatan dilakukan
setelah 48 jam inokulasi terhadap nematoda yang hidup dan mati dengan cara
mengambil sampel sebanyak 3 unit pada setiap ulangan perlakuan sebanyak 1 gr
formula yang dibuat, untuk media cair diambil 5 ml. Viabilitas NEP dihitung
dengan membagi jumlah yang hidup dibagi dengan yang mati dikalikan 100%;
Jumlah NEP Heterorhabditis Spp yang paling tinggi viabilitasnya dan berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya merupakan formula terbaik untuk uji lebih
lanjut. Pengamatan persistensi/daya simpan NEP pada formula dilakukan
pengamatan jumlah NEP yang hidup pada penyimpanan 2, 3, 4, dan 5 bulan.
Banyaknya jumlah NEP minimal 107 ekor/ 200 gr yang hidup setelah lebih dari 3
bulan penyimpanan digunakan sebagai indikator formulasi terbaik.

5.3 Pengembangan Teknik Formulasi Granuler, Tepung dan Cair Biofertilizer


Organik

Formulasi pupuk organik dalam media cair, tanah dan granuler akan diujikan dan
digabungkan dengan biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen isolat
lokal dari penelitian sebelumnya, konsentrasi Biopestisida 10.000.000 IJ/ 500 m2

18
yang dicampurkan dalam berbagai formulasi pupuk organik (Cair, Tanah dan
Granuler) dengan jumlah pupuk organik 1000 gram/ perlakuan dan diulang 10x.
Penelitian ini memakai bahan formulasi dari tanah mineral yang murah dan zeolit,
bokasi, dan bahan organik lainnya yang mudah tersedia di Indonesia, seperti
Zeolit, Talk, dan Chitosan. Rancangan penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap
faktorial pertama adalah bentuk formulasi (2 perlakuan) yaitu powder/serbuk, dan
granuler dan faktor kedua adalah komposisi media (6 perlakuan) Zeolit dan
Cythosan yaitu: (A) Pupuk Organik Zeolit 50% + Biopestisida NEP 50%; (B) Zeolit
75% + 25% Biopestisida NEP; (C) Zeolit 100%; (D) Zeolit 25 % + Biopestisida NEP
75 % , (E) Cythosan 100% dan (F) Formula standar sebagai pembanding.
Perlakuan formulasi A sampai dengan E dibuat sebanyak 200 gr diinokulasi 107
ekor NEP Heterorhabditis sp. hasil biakan in vitro di atas. Pengamatan dilakukan
setelah 48 jam inokulasi terhadap nematoda yang hidup dan mati dengan cara
mengambil sampel sebanyak 3 unit pada setiap ulangan perlakuan sebanyak 1000
gr formulasi yang dibuat, untuk media cair diambil 5 ml. Viabilitas NEP dihitung
dengan membagi jumlah yang hidup dibagi dengan yang mati dikalikan 100%;
Jumlah NEP Heterorhabditis sp. yang paling tinggi viabilitasnya dan berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya merupakan formula terbaik untuk uji lebih lanjut.
Pengamatan persistensi/daya simpan NEP pada formula dilakukan pengamatan
jumlah NEP yang hidup pada penyimpanan 2, 3, 4, dan 5 bulan. Banyaknya
jumlah NEP minimal 107 ekor/ 200 gr yang hidup setelah lebih dari 3 bulan
penyimpanan digunakan sebagai indikator formulasi pupuk organik PLUS dengan
biopstisida nematoda entomopatogen yang terbaik.

6. Analisa Biaya Produksi Pembiakan Massal Agens Hayati

Formula media yang paling ekonomis dinilai dari segi pemakaian bahan
baku berbanding dengan hasil tertinggi nematoda dari masing-masing resep
media. Penghitungan menggunakan asumsi bahwa biaya produksi hanya terdiri
dari biaya bahan baku tanpa termasuk biaya-biaya variabel serta biaya biaya tetap
lainnya. Metode perhitungan menggunakan besaran biaya per-nematoda yang
merupakan modifikasi dari metode analisa biaya per-unit pada sistem akuntansi
biaya (Horngren et al. 1994).

Total biaya bahan baku


Biaya per ekor nematoda =
Jumlah nematoda yang dihasilkan

19
Biaya perunit ini kemudian dikalikan dengan satuan 106 sehingga diperoleh
besar biaya bahan baku untuk memproduksi satu juta nematoda.

TAHUN II:

1. Uji patogenisitas Nematoda entomopatogen dan Jamur Beauveria bassiana


terhadap Hama Tanaman Pangan, di Laboratorium, Greenhouse dan Lapang

1.1. Uji Patogenisitas Nematoda dan Jamur entomopatogen di Laboratorium


Larva hama Penggerek Batang Padi, dan S. litura secara individual
diletakkan ke dalam cawan petri yang diisi pasir steril dengan kelembaban 15%
yang sebelumnya diisolasi dengan NEP isolat lokal yang terseleksi dengan
konsentrasi 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 IJ/ml. Perlakuan kontrol diinokulasi
dengan air steril atau YS cair sebanyak 1 ml. Dalam percobaan ini dipergunakan
10 ekor diulang 3 (tiga) kali (=30). Semua perlakuan diinkubasi dalam ruang gelap
dengan suhu 250C. Prosentase kematian larva dihitung 48 jam setelah inokulasi.
Penentuan mortalitas larva hama utama tanaman pangan dilakukan dengan
menggunakan rumus Abott (1925).

1.2. Uji Patogenisitas Nematoda dan Jamur entomopatogen di Greenhouse

Larva 20 serangga hama tanaman pangan Plutella xylosstela, Crocidolomia


binotalis, dan S. litura dalam pot yang ditanami tanaman pangan (umur 20 hari)
dengan pasir steril pada kelembaban 15%, disemprot dengan Steinernema spp. dan
Heterorhabditis spp. isolat lokal terseleksi konsentrasi 200 x 103; 500 x 103; 1 x
106, dan 1,5 x 106 IJ/m2. dan perlakuan jamur B. bassiana konsentrasi yang
berbeda-beda sesuai dengan perlakuan. Perlakuan kontrol disemprot dengan air.
Dalam percobaan 50 pot tanaman pangan berumur 20 hari dan diinokulasi
dengan 20 larva Plutella xylosstela, Crocidolomia binotalis, dan S. litura pada
konsentrasi per perlakuan dan diulang 5 (lima) kali. Pengamatan dilakukan pada
1, 2, 3, 4, 6, 8, dan 12 hari setelah aplikasi. Prosentase kematian hama akibat
nematoda dan jamur entomopatogen di hitung dengan rumus Abbott (1925).

2. Pelatihan Petani Produksi Massal dan Formulasi Nematoda dan Jamur


entomopatogen serta Pupuk Organik secara sederhana di Sentra Produksi
Tanaman Pangan

Pada tahun kedua untuk menopang ketersediaan agens hayati Nematoda


entomopatogen serta Jamur, B. bassiana serta Pupuk Organik sangat perlu sekali
20
melatih petani tanaman pangan di sentra produksi Tanaman pangan supaya
petani bisa memproduksi sendiri agensia hayati dan biofertilizer dengan teknik
produksi massal secara in vivo dan in vitro dalam media padat yang sederhana.
Paket Teknologi tepat guna (TTG) yang dihasilkan dalam penelitian RISPRO LPDP
ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi petani tanaman pangan dan
masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pangan
organik di Indonesia untuk menopang Masterplan Pangan Organik Nasional.
Jumlah petani yang dilatih 75 orang setiap sentra produksi total di sentra
produksi sejumlah 225 orang akan menguasai produksi massal dan formulasi
agens hayati nematoda dan jamur entomopatogen serta pupuk organik dalam
formulasi tanah, cair dan granuler.

3. Uji Multi Lokasi Efektifitas Nematoda dan Jamur entomopatogen serta


Kombinasi Pupuk Organik di Lapang

Berdasarkan hasil pengujian patogenitas di Laboratorium dan Greenhouse


dilanjutkan uji multi lokasi efikasi di Lapang dengan konsentrasi tertentu sesuai
perlakuan nematoda disemprotkan pada hama Penggerek batang, wereng,
Helicoverpa sp., dan S. litura di tanaman pangan. Selanjutnya sebanyak 50 ml
larutan jamur entomopatogen, B. bassiana pada 3 konsentrasi terbaik hasil
pengujian disemprotkan pada tanaman. Pengujian dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan uji Duncan taraf 5%, semua perlakuan diulang 3 kali.
Pengamatan terhadap tingkat mortalitas 2 dan 3 hari. Aplikasi dilakukan dengan
konsentrasi, yaitu 500.000 JI, 750.000 JI dan 1.000.000 JI / m2 pada lahan
tanaman pangan Semua aplikasi dilakukan pada sore hari mulai jam 15.00
sampai 17.00, untuk mengindari dari sinar UV. Pengamatan dilakukan setelah 2,
4, 6, 8, 10, 12 hari setelah aplikasi dengan nematoda dan jamur entomopatogen.
Uji multi lokasi efikasi nematoda dan jamur entomopatogen yang dilaksanakan di
lapang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan persentase kematian
dihitung rumus Abbott (1925). Penelitian disusun dalam Rancangan Acak
Kelompok (RAK) terdiri lima faktor dan diulang lima kali. Penelitian di uji multi
lokasi di 3 sentra tanaman pangan di Jember, Jatim, Jatim. Perlakuan dengan: P1 :
Kontrol, P2 : Perlakuan Bioinsektisida 2 minggu sekali, P3 : Jamur B. bassiana
(aplikasi 1 minggu sekali), P4 : NEP 500.000 IJ/m2 (aplikasi 1 minggu sekali), P5 :
NEP 750.000 IJ/m2 (aplikasi 1 minggu sekali), P6 : NEP 1.000.000 IJ/m2 (aplikasi 1
minggu sekali), P7 : NEP + Jamur B. bassiana (aplikasi 2 minggu sekali).

21
Denah Percobaan Penelitian di Lapang

Denah Percobaan di lapang di 3 sentra tanaman pangan di Jember, Jatim


,Jawa Timur sebagai berikut ini:

Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan


U
1 2 3 4 5

P1 P5 P2 P4 P3

P3 P1 P4 P2 P5

P2 P3 P5 P1 P4

P4 P2 P3 P5 P1

P5 P4 P1 P3 P2

P6 P7 P6 P7 P6

P7 P6 P7 P6 P7

Gambar 2. Denah Percobaan di Lapang Sentra Tanaman pangan

4. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati terdiri dari (1) Populasi hama, (2) Populasi musuh
alami, (3) Prosentase Mortalitas larva, hama utama tanaman pangan (4) Prosentase
tanaman mati, (5) Jumlah rumpun, dan (6) Hasil panen tanaman pangan.
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: (1) Mortalitas larva hama
utama tanaman pangan pada beberapa konsentrasi pengujian, dan (2) Analisis
residu pestisida pada tanaman pangan yang dikendalikan dengan agens hayati.

TAHUN III:

1. Penelitian Kehilangan Hasil dan Residu Pestisida pada Tanaman Pangan

Meliputi kegiatan penelitian menghitung berat basah dan kering dari


beberapa tingkat serangan hama tanaman pangan. Dari hubungan antara
penurunan berat tanaman pangan dan tingkat serangan bisa ditarik persamaan
22
yang sesuai (fit) dengan diagram pencar yang diperoleh. Dari rumus persamaan ini
diharapkan dapat digunakan secara mudah untuk menghitung dugaan kehilangan
hasil oleh hama tanaman pangan. Analisis residu pestisida juga dilakukan untuk
mengetahui kandungan residu pestisida pada tanaman pangan yang dipanen di 3
(tiga) sentra produksi tanaman pangan di Jember, Jatim, Jatim.

2. Uji Residu Pestisida Pada Tanaman Pangan

Analisa Residu pestisida dilaksanakan di UPT Proteksi Tanaman Pangan, Surabaya


Meliputi kegiatan penelitian menganalisa Residu Pestisida di Laboratorium Analisis Residu
dari tanaman pada saat panen pada tanaman Padi, Kedelai dan Jagung dari
produk hasil Organik. Uji residu pestisida akan dilaksanakan di UPTD. Proteksi
Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Jawa Timur.

3. Pendirian Toko Koperasi One Stop Organic Product (OSOP) di Sentra


Produksi Tanaman Pangan Organik, Jatim

Koperasi Organik Tanaman Pangan didirikan oleh masyarakat petani organik di


Kabupaten Jember di Jatim, yang merupakan sentra produksi tanaman pangan
Jatim (BPPS, 2012). Toko Koperasi One Stop organic Product (OSOP) menjual
produk hasil tanaman pangan Organik, Biopestisida Organik, Biofertilizer, dan
semua produk Pertanian yang Organik dan bebas pestisida yang ramah
lingkungan dan sehat.

BAB IV. LUARAN

Luaran penelitian RISPRO LPDP adalah (1) meningkatkan status ekonomi


dan taraf hidup petani tanaman pangan di sentra produksi yaitu di Jember, Jatim,
dengan mendirikan Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik untuk menopang
Produksi Pangan Organik Nasional, (2) menyediakan biopestisida dan biofertilizer
untuk produksi tanaman pangan organik untuk petani dan masyarakat dengan
mendirikan Sentra Produk Agens Hayati Organik yang dihasilkan dan dikelola
petani, UKM, dan Universitas Jember di sentra produksi tanaman pangan organik
di Jatim, (3) perluasan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat untuk
memproduksi massal agens hayati hama tanaman pangan, (4) menghasilkan Paket
Teknologi Tanaman Terpadu (PTT) tanaman pangan yang sesuai dengan kondisi

23
lapang dan Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi Tanaman pangan
Organik Nasional, (5) memperbaiki lingkungan hidup khususnya mengurangi
residu pestisida pada tanaman pangan dan pencemaran lingkungan di sentra
produksi tanaman pangan di Jember, Jawa Timur, (6) meningkatkan kualitas
kesehatan petani dan masyarakat tanaman pangan di sentra produksi tanaman
pangan di Jember, Jawa Timur, dan (7) mendaftarkan ke Menkumham, Dirjen
Paten untuk Paten dan HaKI hasil penelitian RISPRO LPDP, dengan thema "Teknik
Produksi Massal dan Formulasi Agens Hayati Nematoda entomopatogen isolat lokal
Pengendali Hayati hama Tanaman pangan, (8) mendirikan Toko Koperasi One
Stop Organik Product (OSOP) yang dikelola masyarakat organik di sentra
tanaman pangan Organik di Jember, Jatim (9) mempublikasikan hasil penelitian di
Jurnal Nasional dan Internasional, serta (10) mendaftarkan HaKI hasil penelitian
tanaman pangan Organik.

4.2 Luaran kesejahteraan petani tanaman pangan organik meningkat dengan


diukur memakai metode yaitu:

(1) pendapatan petani naik 50-100 % dibandingkan pada tahun sebelumnya


dengan aktifitas petani menanam tanaman pangan organik, memproduksi agens
hayati dan pupuk organik yang meningkatkan produksi dan pendapatan petani
tanaman pangan organik,

(2) pembelian saprodi kimiawi berkurang dengan prosentasi sebagai berikut: (i)
Pada Tahun Pertama pemakaian bahan kimiawi berkurang sebanyak 60%(ii)
Tahun ke Dua pemakaian bahan kimiawai untuk tanaman pangan berkurang
sebanyak 90%; dan (iii) pada Tahun ketiga tidak memakai bahan kimiawi untuk
tanaman pangan baik sebagai pestisida dan fertilizer nya,

(3) petani tanaman pangan organik mengirimkan hasil panen tanaman pangan
organik ke Koperasi One Stop Organic Product (OSOP) yang ada diwilayah sentra
masing-masing serta ke Minimarket seperti Alfa, Carefour, dan Giant Market
sehingga pendapatan petani tanaman pangan organik di Jember meningkat.

4.3 Luaran Ekosistem pertanian tanaman pangan organik meliputi : (i) populasi
musuh alami hama utama pada tanaman pangan meningkat, (ii) lingkungan
terbebas dari residu kimiawi baik dari pupuk kimiawi maupun pestisida kimiawi,

24
(iii) kesehatan petani meningkat dengan berkurangnya polusi kimiawi pada lahan
tanaman pangannya, serta (iv) ekosistem tanaman pangan kembali normal come
back to nature yang tidak bisa dinilai dengan uang.

V. PENDANAAN

Struktur dan Rincian Kebutuhan Bantuan Dana RISPRO

Pendanaan Riset RISPRO LPDP Tahun Pertama sebesar Rp. 1.023.144.000,-

Proporsi Pendanaan Riset


Komponen Jumlah
No LPDP Mitra
Biaya Riset
(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)
1 Gaji/Upah 264.000.000 26% - - 264.000.000 26%

2 Biaya
pembelian 594.979.000 58% 29.748.950 5% 594.979.000 58%
bahan
dan/atau
peralatan
produksi
termasuk
sewa
laboratorium
dan uji pasar
3 Biaya
perjalanan, 112.665.000 11% 5.633.250 5% 112.665.000 11%
seminar
(termasuk
honor
narasumber),
dan publikasi,
Paten/HaKI,
Laporan,
Dokumentasi
4 Biaya
operasional 51.500.000 5% - - 51.500.000 5%
institusi
(management
fee)

25
VI. KONTRIBUSI MITRA RISET INOVATIF PRODUKTIF (RISPRO) LPDP

Pihak Mitra riset RISPRO LPDP tahun 2014 sd 2016 menyatakan sanggup
untuk kontribusi dalam mendukung dan mensukseskan riset RISPRO
LPDP, yaitu:
Nama : Moch. Yasin Zainul Ridho
Jabatan : Pemilik
Nama perusahaan : CV. PRATAMA PUTRA
alamat : Jl. Pahlawan No. 133, Klayu, RT.001, RW.003, Desa
Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Kab. Jember

memiliki komitmen, kemampuan, dan kesanggupan untuk memberikan


dukungan penuh serta kontribusi dalam bekerja sama sebagai mitra riset
dengan topik: Pengembangan Produksi Massal Biopestisida Nematoda
entomopatogen dan Biofertilizer untuk meningkatkan produksi
Tanaman Pangan Organik di Jawa Timur ", peran/kontribusi dan
tanggung jawab dalam kerja sama tersebut dirinci dibawah ini.

Kontribusi Mitra dalam kegiatan penelitian RISPRO LPDP berupa in kind


dan in cash untuk setiap tahunnya mulai 2014, 2015 dan 2016 selama 3
(tiga) tahun, dengan rincian sebagai berikut:

No. KONTRIBUSI MITRA DANA (Rp.) KETERANGAN


IN KIND
1 Gudang Produksi Luas 14 x Rp. 1.450.000.000,- In Kind Selama Tiga
30 m2 sebanyak 2 buah Tahun RISPRO
2 Gudang Produksi Luas 16 x Rp. 1.780.000.000,- In Kind Selama Tiga
50 m2 sebanyak 2 buah Tahun RISPRO
3 Gudang Produksi Luas 6 x Rp. 770.000.000,- In Kind Selama Tiga
30 m2 sebanyak 2 buah Tahun RISPRO
4 Pan Granulator: 4 Unit, Rp. 385.000.000,- In Kind Selama Tiga
diameter 3 meter Tahun RISPRO
5 Dryer diameter 110 x 12 m: Rp. 350.000.000,- In Kind Selama Tiga
1 Unit Tahun RISPRO
6 Spoller diameter 70 x 9 m: Rp. 275.000.000,- In Kind Selama Tiga

26
1 Unit Tahun RISPRO
7 Convester : 2 Unit Rp. 200.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
8 Crusher: 3 unit Rp. 285.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
9 Ayakan screen: 2 unit Rp. 125.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
10 Tungku Pengapian Batu Rp. 380.000.000,- In Kind Selama Tiga
Bara dan Kayu: 1 unit Tahun RISPRO
11 Lahan Uji Coba tanaman Rp. 5.000.000.000,- In Kind Selama Tiga
Pangan: 5 Ha Tahun RISPRO
IN CASH
Dana In Cash Mitra untuk Rp. 35.000.000,- Selama Tahun
RISPRO Tahun Pertama Pertama RISPRO

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Jember, 22 Agustus 2014

Mitra Riset RISPRO LPDP,

Moch. Yasin Zainul Ridho

27
VII. JOB DESK KETUA DAN ANGGOTA PENELITI (RISPRO) LPDP

No Kode a) Nama Lengkap a) Gelar a) a) Unit Kerja


Perso Kesarjanaan Pria/Wanita
nalia b) Bidang Keahlian b) Lembaga
dan Tugas dalam b) b) Alokasi
Penelitian Pendidikan Waktu
Akhir (Jam/mingg
u)

(S1/S2/S3)

1.a 1 Laboratorium
Pengendalian
DIDIK Prof., Dr. Pria Hayati, Fak.
SULISTYANTO Pertanian,
UNEJ

b Identifikasi, isolasi,
uji patogenisitas,
screening, produksi S3 KETUA TIM Universitas
massal biopestisida RISET Jember
Nematoda 30
entomopatogen
isolat lokal, Analisis
Residu Pestisida,

2.a 2 Lab. Ilmu


Hama,
WAGIYANA Ir., MSc Pria Jurusan HPT,
Faperta, UNEJ

b. Produksi massal Magister


Biopestisida dan
Biofertilizer (S2) ANGGOTA Jurusan HPT,
Organik, Uji TIM RISET Faperta, UNEJ
Multilokasi, uji 20
Lapang dan Teknik
Aplikasi
biopestisida,
biofertilizer pada
tanaman pangan

3.a 3 MOH. WILDAN Laboratorium


JATMIKO Pengendalian.
Ir, MSc Pria Hayati, Lab.
Perlindungan
28
Tanaman,Juru
san HPT,
Faperta, UNEJ

b Teknik
penyimpanan,
teknik formulasi, S2 ANGGOTA Universitas
efektifitas dan TIM RISET Jember
persistensi lapang 20
Nematoda
entomopatogen
isolat lokal, Teknik
Aplikasi

4a 4 Ir., MM. Pria UPTD Proteksi


Tanaman
R. BAGUS Pangan, Dinas
ADHIRASA Pertanian,
Surabaya,
Jawa Timur

b Pengendalian Hama
Terpadu (PHT)
Tanaman Pangan di S2 ANGGOTA
Jawa Timur TIM RISET

20

5a. 5 Ir. Pria Pemilik CV.


PRATAMA
MOCH YASIN PUTRA,
ZAINUL RIDHO Jember

b Memproduksi S1
Pupuk Organik
dalam formulasi KETUA
tanah, cair dan MITRA RISET
granuler dalam
skala Industri 20
(2000-4000
ton/bulan)

6a. 6 MOH NASIR Ir. Pria

Uji Aplikasi Pupuk S1 ANGGOTA CV. PRATAMA


Organik PLUS MITRA PUTRA
b dengan Biopestisida Jember, Jatim
Nematoda 20
entomopatogen dan
29
Jamur di Lahan
Tanaman Pangan di
Jember

7.a 7 BAMBANG DR. Pria Fakultas


IRAWAN Ekonomi,
UNEJ

b Analisis Biaya,
Akuntan Keuangan,
Analisa Produksi S3 ANGGOTA
Pabrik Biopestisida TIM RISET
dan Biofertilizer 20

8a. 8 Wanita Lab.


Pengendalian
KHUSNUL SP. Hayati, Unit
PUSPANINGRUM Produksi,
Faperta, UNEJ

Perbanyakan
Galleria mellonela
b dan serangga uji, S1 Teknisi
Produksi Massal 15
dan Formulasi
Biopestisida
Nematoda dan
Jamur
entomopatogen, Uji
Screening Lab, dan
Semi laboratorium

9a 9 Lab. Ilmu
Hama, Unit
NANANG BSc. Teknisi Produksi,
SUMANTRI Faperta, UNEJ
15

Rearing Serangga
Uji, Bakteri Simbion
b NEP, Uji Lapang D3
dan Uji Pupuk
Organik dan
Biopestisida pada
Tanaman Pangan di
Jember, Jatim

30
DAFTAR PUSTAKA

Abbot, W. S. 1925. Methode of computing the effectiveness of an insecticide. J.


Econ. Entomol. 18, 265 267.

Bedding, R. A. 1984. Large scale production, storage and transport of the insect
parasitic nematoda Neoaplectana spp. And Heterorhabditis spp. Ann. Appr.
Biol. 104: 117-120.

Ehler R. U. 1996. Current and future of use nematodes in biocontrol: Practice and
commercial aspects in regard to regulatory policies. Bio. Sci. Technol. 6,
303-316.

Finney, D. J. 1971. Probit Analysis. 3rd ed. Cambridge University Press. Cambridge.
England.

Gaugler, R., Y. Wang, and J. F. Campbell, 1993, Aggressive and evasive behaviors
in Popillia japonica (Coleoptera: Scarabaeidae) larvae: defenses against
entomopathogenic nematode attack, J. Invertebr. Pathol. 64, 193-199.

Kaya, H. K. And R. Gaugler. 1993. Entomopathogenic nematodes. Annu. Rev.


Entomol. 38: 181-206.

Poinar, G. Jr. 1971. Nematodes for Biological Control of Insect. CRC Pre. Boca
Raton. FL.

Roversti, L. And K. V. Deseo. 1990. Compatibility of chemical pesticides with the


entomopathogenic nematodes Steinernema carpocapsae Weisser and S.
Feltiae Filipjev. J. Nematol. 36: 237-245.

Santoso, B. 2006. Organik. Available at: http://dokumen.deptan.go.id. Diakses 8 -


8- 2007.

Setyobudi,B, dan Wagiyana, 2008. Metode dan Formula Untuk Menghasilkan


Biopestisida Berbentuk Granuler dari Bahan Vertisol, Zeolit dan
Steinernema spp. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Lembaga Penelitian
Universitas Jember.

Sulistyanto, D. And R. U. Ehlers. 1996. Efficacy of the entomopathogenic


nematodes H. Megidis and H. Bacteriophora for the control of grubs (P.
Horticola and A. Contaminatus) in Golf Cours Turf. Bio Control Sci. Tech.
6: 247-250.

Sulistyanto, D. 1997. Nematoda entomopatogen Steinernema spp. dan


Heterorhabditis spp.: Prospeknya sebagai Agensia Pengendalian Hayati
Serangga Hama Tumbuhan. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN Veteran -
Jatim. Vol. VII (16), pp.II: 13-22.

Sulistyanto, D. Dan Wagiyana, 1998. Produksi massal bioinsektisida Nematoda


Entomopataogen Heterorhabditis spp dan Steinernema spp isolat lokal
sebagai agens pengendali hayati hama Lepidiota stigma pada tanaman
kopi dan tebu. Laporan Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Sulistyanto, D. dan Zahroin, E., 1999. Pathogenicity of Bacteri complexs of


entomopathogenic Nematodes, Steinernema carpocapsae- Xenorhabdus

31
nematophilus (All strain) as biocontrol of main pests Indonesian Cabbage
crops, Spodoptera litura L. (Lepidoptera: Noctuidae). Thesis.

Sulistyanto, D. dan Syaidah, Z. 1999. Pathogenicity of entomopathogenic


Nematodes, Steinernema carpocapsae (All strain) as biocontrol of main
pests Indonesian Tobacco Plantation, Helicoverpa sp. L. (Lepidoptera:
Noctuidae). Thesis.

Sulistyanto, D. dan Harahap, M. 2000. Characteristic Morphology, Physiology


Bacteria symbiotic Entomopathogenic Nematodes local isolates as
biocontrol of Plutella xyllostella (Lepidoptera: Pyrillidae).

Sulistyanto, D. 2003. Field Efficacy of entomopathogenic nematodes and B.


thuringiensis for the Biological Control of DBM, P. xylostella and
Crocidolomia binotalis in Indonesian Cabbage Crop. Abstract of
IOBC/WPRS European Meeting, Salzau, Kiel, Germany, May, 23-29, 99 pp.

Sulistyanto, D. 2010. Mass Production and Commercial Application of


Entomopathogenic Heterorhabditis and Steinernema. Proceeding of
Internationl Seminar on The Role of Indonesian Students in the Scientific
Development in Indonesia, Eastin Hotel, Bangkok, Thailand. 24-25
September 2010. ISBN. 978-616-90749-0-8. pp. 64-70.

Sulistyanto, D. 2011. Prospect of The Entomopathogenic Nematodes As Biological


Control for The Future in ASEAN countries., Proceedings of International
Seminar on Green Technology, Social Work, and Public Health for the
Development of Indonesia. Ramada Hotel, Bangkok, Thailand. 28-29
October 2011. ISBN. 978-616-90749-1-5. pp.2-13.

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta

Wooding , J.L.and H.K. Kaya, 1988. Steinernematid and Heterrhabditid Nematodes:


a handbook of Biology and Techniques, Southern Cooperative Series
Bulletin 331. Arkansas Agriculture Experiment Station. Fayettivelle,
Arkansas,.

Wang, Y., J. F. Campbell, and R. Gaugler, 1995, Infection of entomopathogenic


nematodes Steinernema glaseri and Heterorhabditis bacteriophora against
Popillia japonica (coleoptera: Scarabaeidae) larvae, J. Invertebr. Pathol. 66,
178-184.

32

Anda mungkin juga menyukai