Proposal - Rispro - LPDP - Prof Didik Unej Revisi Agustus 2014
Proposal - Rispro - LPDP - Prof Didik Unej Revisi Agustus 2014
Proposal - Rispro - LPDP - Prof Didik Unej Revisi Agustus 2014
JUDUL RISET
KELOMPOK PERISET:
PERGURUAN TINGGI:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2
Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif
JUDUL RISET
ABSTRAK
Indonesia masih mengimpor tanaman pangan (padi, kedelai, jagung) baik
yang Non Organik maupun Organik dari luar negeri, produktivitas, dan kualitas
tanaman pangan Indonesia saat ini masih rendah. Hama yang sering di jumpai,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas),
bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Wereng Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng hijau, Nephotettix apicalis dan N.
impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura menyebabkan kerusakan 100% serta
residu pesitisida yang tinggi. Pemakaian insektisida biaya tinggi, tidak ramah
lingkungan dan resistensi hama. Sehingga sampai sekarang hama tanaman
pangan sangat sulit dikendalikan dan resisten terhadap insektisida kimiawi dan
hayati, sehingga sulit dan mahal didapatkan tanaman pangan Organik.
Tahun Pertama (i) koleksi, seleksi agens hayati Nematoda entomopathogen
dari sentra tanaman pangan di Jember, Jatim, (ii) produksi massal biopestisida
Nematoda entomopathogen (NEP) isolat lokal secara in vivo. Biopestisida yang
terbaik diproduksi secara massal dalam media cair dan padat, (iii)
pengembangan teknik produksi massal in vitro dalam media cair dan padat, (iv)
pengembangan teknik bentuk formulasi dan penyimpanan dalam media tepung,
granuler, dan cair, (v) produksi massal pupuk organik dalam bentuk formulai
Granuler, Cair dan Tepung, (vi) Produksi massal Pupuk Organik Plus
Biopestisida Nematoda entomopatogen dalam formulasi Granuler, Tepung dan
Cair.
Tahun Kedua meliputi (i) teknik aplikasi pengendali hayati hama di sentra
tanaman pangan di Jatim, (ii) menyiapkan pendirian sentra produksi tanaman
pangan Organik dan bioinsektisida organik di Jember, Jatim uji multi lokasi dan
efikasi agens hayati hama tanaman pangan di Jember, Jatim (iii) mendirikan
Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik, (iv) Mendirikan Pabrik bioinsektisida
dan Pupuk organik di Jember, Jatim, (v) melatih petani di Jember sebagai
Sentra Tanaman Pangan Organik di Jember,Jatim untuk bisa memproduksi
massal dan formulasi Nematoda dan pupuk organik, (vi) meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian petani tanaman pangan, (vii) mempublikasikan
hasil penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, serta (viii) mendaftarkan
HaKI berupa Paten hasil penelitian.
Tahun Ketiga meliputi (i) melatih petani dan masyarakat Organik untuk
bisa memproduksi Bioinsektisida, Biofertilizer untuk tanaman pangan di Jember
sebagai sentra produksi tanaman pangan Organik di Jatim, serta (iii)
mendirikan Toko Koperasi One Stop Organik Product (OSOP) yang dikelola
masyarakat organik di Jember sebagai sentra tanaman pangan Organik, (iv)
mempublikasikan hasil penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, serta (v)
3
mendaftarkan HaKI hasil penelitian tanaman pangan Organik. Hasil penelitian
menghasilkan pabrik biopestisida dan biofertilizer yang handal, mendirikan
sentra tanaman pangan organik, bisa mengatasi masalah hama secara hayati
sehingga produksivitas dan kualitas tanaman pangan Organik yang bernilai
tawar tinggi di pasaran Nasional dan Internasional dan siap menopang Produksi
Pangan Organik Nasional yang memiliki dampak dan impact dalam
meningkatkan kesejahteraan, ekonomi petani dan perluasan penyerapan tenaga
kerja bagi masyarakat serta meningkatkan perekonomian wilayah.
BAB I. PENDAHULUAN
Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, angka
sementara produksi padi Jawa Timur pada 2012 adalah sebesar 12,20 juta ton
gabah kering giling. Jumlah ini meningkat 15,34 persen atau sekitar 1,62 juta
ton dibanding produksi padi pada 2012 yang mencapai 10,58 juta ton.
Sedangkan untuk produksi Jagung, angka sementara pada tahun 2012 adalah
sebesar 6,30 juta ton pipilan kering, atau meningkat 15,64 persen dibanding
produksi tahun 2011 yang sebesar 5,44 juta ton pipilan kering.
Peningkatan produksi padi disebabkan karena kenaikan luas panen sebesar
48.920 hektar serta kenaikan produktifitas sebesar 6,85 kuintal per hektar.
Sementara untuk darerah penghasil padi dengan luas panen yang dominan,
tercatat ada di Kabupaten Jember, Jatim. Hama utama tanaman pangan,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T.
incertulas),bergaris(Chilosupressalis) dan merah jambu(Sesamiainferens).Wereng
Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng hijau, Nephotettix apicalis dan N.
impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura merupakan masalah serius yang
menurunkan produksi 80 - 100% serta sangat sulit dikendalikan dengan
insektisida dan telah resisten. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai
100%, apabila tidak dilakukan pengendalian terutama di musim penghujan dan
kemarau. Pengendalian kimiawi lebih sering dilakukan oleh petani tanaman
pangan dibanding pengendalian hayati, karena insektisida kimia mempunyai
daya bunuh cepat, berspektrum luas sehingga segera dapat dilihat hasilnya.
Pengendalian kimiawi dengan insektisida konsentrasi 0,5 - 0,1 % dengan
frekuensi tinggi bahkan dilakukan sampai menjelang panen menyebabkan
residu yang tinggi pada tanaman pangan dan resistensi hama (Sulistyanto D.,
2003, 2010, 2011). Menurut Untung (1993), pengendalian hama tanaman
pangan dengan insektisida disamping memberikan dampak positif juga
4
menimbulkan dampak negatif seperti resistensi, resurgensi, dan letusan hama
tanaman pangan kedua. Disamping itu juga merusak kesehatan manusia dan
lingkungan, yang disebabkan oleh residu yang tinggi. Kasus resistensi yang
serupa juga terjadi terhadap heksakhlorosiklobenzen, toksafen, aldrin, dieldrin
dan endrin. Hasil penelitian Soekarno dkk., (1982) menunjukkan bahwa S.
litura, Agrotis sp. dan Chilo sp. telah resisten terhadap fenvalerat, permetrin dan
sipermetrin (golongan piretroid sintetis) dengan tingkat resistensi yang berbeda-
beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilapharvata lugens, Wereng Hijau,
Penggerek Batang Padi, S. litura hama utama tanaman pangan telah resisten
terhadap beberapa jenis bioinsektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis
(BT), dan insektisida dari golongan fosfor organik dan piretroid sintetis
(Sastrosiswojo dan Setiawati, 1992; Sulistyanto D., 2003, 2010, 2011).
Pemanfaatan nematoda entomopatogen merupakan salah satu alternatif
pemecahannya. Nematoda entomopatogen (NEP) dapat digunakan sebagai
agensia hayati yang efektif untuk mengendalikan serangga hama. Beberapa
keandalan nematoda entomopatogen adalah mempunyai kisaran inang yang
luas, kemampuan untuk aktif mencari inang, tidak berbahaya bagi mamalia dan
manusia. (Ehlers et al, 1993). Nematoda entomopatogen (NEP), Steinernema spp.
dan Heterorhabditis spp. berasosiasi dengan bakteri simbiose Xenorhabdus spp.
dan Photorhabdus spp., famili Enterobacteriaceae (Boemare et al., 1996,
Sulistyanto D., 2010, 2011). Penelitian bio-produksi dan bio-proses untuk
meningkatkan patogenisitas dan virulensi, produksi massal dan formulasi
nematoda entomopatogen, Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp. isolat lokal
sebagai pengendali hayati hama tanaman pangan merupakan hal baru
dilakukan di Indonesia. Penelitian nematoda entomopatogen telah banyak
dilaporkan, seperti efektif mengendalikan hama akar tanaman jeruk
(Curculionidae) mencapai 50-60% (Downing et al., 1991), hama jamur
mushroom (Sciaridae) dengan S. feltiae berhasil mengendalikan 51-94% (Grewal
and Richardson, 1993). Hama utama tanaman pangan, Penggerek batang padi
putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis)
dan merahjambu(Sesamiainferens). Wereng Coklat, Nilapharvata lugens, Wereng
hijau, Nephotettix apicalis dan N. impicticep.,Agrotis ipsylon dan S, litura dapat
dikendalikan 80% dan 90% dengan S. carpocapsae, dan H. indicus (Sulistyanto
et al., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011), larva penggerek buah apel,
Holocercus insularis dan Carposia nipponensis (Bedding, 1990), dan hasil
pembiakan massal (bioreaktor) H. bacteriophora berhasil mengendalikan
5
serangga hama Phyllopertha horticola dan Aphodius contaminatus (Coleoptera,
Scarabaeidae) sebesar 65%, 83% dan H. megidis berhasil mencapai 52 dan 70%.
(Sulistyanto and Ehlers, 1996, Sulistyanto, 2010, 2011). Nematoda
entomopatogen isolat lokal dari jenis Steinernema spp. dapat mengendalikan
hama kobis, Plutella xylostella dan Crocidolomia sp. sebesar 80-90% setelah 48
jam aplikasi dengan 100 infektive juvenile/hama di laboratorium (Sulistyanto
et al., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011). Hasil pembiakan massal nematoda
entomopatogen dalam bioreaktor seperti S. feltiae, Heterorhabditis bacteriophora,
H. megidis berhasil untuk mengendalikan hama tanaman strawberry,
Otiorhynchus sulcatus dan hama jamur campignon (Ehlers, 1996).
Perkembangan produksi massal di masa depan akan dititik beratkan pada
teknologi bio-produksi dan bio-proses dalam media cair, yang diharapkan
murah, ekonomis, dan efektif dipergunakan oleh petani. (Ehlers, 1996;
Sulistyanto D., 1997, 2010, 2011).
6
1.3 Urgensi (Keutamaan) Kegiatan RISPRO LPDP
Hasil yang dicapai dari keutamaan RISPRO LPDP meliputi: (1) Mendirikan
Pabrik Biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen, (2) mendirikan
Biofertilizer dalam bentuk pupuk organik granuler, tepung dan cair, (3)
Diproduksi secara massal agens hayati Nematoda entomopatogen isolat lokal
yang andal dan efektif di lapang, (4) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) produksi
massal agens hayati nematoda entomopatogen yang efektif, murah dan efisien
baik dari media cair dan padat, formulasi dan media penyimpanannya, (5)
Petani bisa memproduksi sendiri agens hayati bioinsektisida berbahan aktif
Nematoda dan jamur entomopatogen, (6) Diperoleh kualitas dan produksivitas
tanaman pangan Organik yang tinggi dan ramah lingkungan serta aman untuk
petani dan konsumen, (7) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi
Tanaman pangan Organik Nasional untuk menopang Pangan Organik Nasional,
(8) Mendirikan Toko Koperasi One Stop Product Organik di Jember sebagai
Sentra Tanaman Pangan Organik di Jatim, (9) Menghasilkan Paten dan atau
7
HaKI dari hasil penelitian RISPRO LPDP, serta (10) Publikasi Ilmiah pada
Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.
9
BAB III. METODE RISET
Bagan penelitian RISPRO LPDP selama 3 (tiga) tahun secara utuh dalam
pentahapanya dalam gambar dibawah ini (Gambar 1).
10
ASPEK YANG DITELITI TARGET LUARAN YANG DICAPAI
Tahun I: (i) Isolasi, (ii) Koleksi dan Identifikasi Tahun I: (i) Ditemukan agens hayati yang meliputi
agens hayati Nematoda entomopatogen isolat Nematoda entomopatogen isolat lokal, (ii)
lokal pada hama tanaman pangan,(ii) Diproduksi Massal Biopestisida Nematoda
Pengembangan Teknik Produksi Massal entompatogen, (iii) Diproduksi Massal
Biopestisida dan Biofertilizer (iii) Formulasi Biofertilizer formulasi granuler, Tepung dan Cair,
NEP,dan Pupuk Organik:(iv) Produksi Massal (iv) Diproduksi Massal Bioferlizer PLUS
ematoda entomopatogen pada media padat dan Biopestisida NEP yang Handal, (v) Melatih petani
cair (in vitro), (v) Formulasi Bioferlizier PLUS untuk memproduksi massal Biopestisida NEP, (vi)
Biopestisida ldalam Granuler, Cair dan tepung, Memproduksi massal biopestisida -biofertilizer
(vi) produksi saMas Biofertilizer PLUS
Biopestisida di tanaman Padi di Jatim.
Tahun II: (i) Menghasilkan teknik Aplikasi efektif,
(ii) Petani sudah bisa memproduksi massal
biopestisia dan pupuk organik sendiri, (iii)
Tahun II: (i) Teknik Aplikasi Biofertilizer Plus Mendirikan Sentra Produksi Tanman Pangan
Biopestisida, (ii) Pendirian Sentra Produksi organik, (iv) Mempublikasikan dlm Jurnal
Tanaman Pangan organik, (iii) Pelatihan produksi Internasional, (vi) Mendaftarkan Paten atau HaKI.
Massal Biopestisida pada petani, (iv) Formlasi
Biopestisida NEP dan Biofertilizer Organik, (v)
meningkatkan kesejahteraan petani, (vi) (vii) Diperoleh Formulasi agens hayati dan pupuk
publikasi Ilmiah dan (vi) Pendaftaran HaKI atau organikdalam bentuk Tepung, Cair dan Granuler:
(1) Jamur entomopatogen, Metarizium anisopliae
Tahun III: Uji Multi Lokasi agens hayati NEP,
yang siap dipasarkan, (2) Nematoda
Jamur dan Pupuk Organik di sentra produksi
entomopatogen, Steinernema sp. dan
tanaman pangan organik di Jember, Jatim, (2)
Heterorhabditis sp. isolat lokal yang siap dipasar-
mendirikan pabrik biopestisida Nematoda
entomopatogen skala Industri, (3) Uji Residu Tahun III: (1) Mendirikan sentra poduksi
pestisida pada tanaman tanaman, (4) Efisiensi tanaman pangan Organik di Jember sbg sentra
pengendalian terpadu untuk hama tanaman produksi di Jatim untuk Menopang Masterplan
pangan, dan (5) Pendirian Toko Koperasi One Pangan Organik Nasional, (2). Meningkatkan
Stop Organic Product di 3 Sentra Pangan Organik kesejahteraan dan ekonomi petani tanaman
pangan organik, (3). Pelatihan petani tanaman
pangan dalam produksi massal agens hayati
hama tanaman pangan, (4) mendirikan Pabrik
Biopestisda skala Industri. di Jember sbg sentra
Pangan
(1) Menghasilkan dan Mendirikan Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik di Jember,
Jatim untuk Menopang Pangan Organik Nasional,
(2) Mendirikan Pabrik Biopestisida Nematoda entomopatogen dan Pupuk Organik,
(3) Paket teknologi produksi massal biopestisida nematoda dan Biofertilizer yang efektif,
murah dan efisien baik dari media, formulasi dan media penyimpanannya,
(4) Petani bisa memroduksi sendiri agens hayati bioinsektisida berbahan aktif Nematoda dan
jamur entomopatogen dan pupuk Organik,
(5) Menghasilkan Paket Teknologi Tanaman Terpadu (PTT) tanaman Tanaman pangan yang
sesuai dengan kondisi lapang dan Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi
Tanaman pangan Organik Nasional,
(6) Menghasilkan Paten/ HaKI dari hasil penelitian RISPRO LPDP, dan
(7) Publikasi Ilmiah pada Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.
11
Gambar 1. Diagram Sistematika Penelitian dalam Waktu Tiga Tahun
Secara rinci pelaksanaan penelitian diuraikan dalam Tabel berikut:
12
3). Produksi Massal (1) Tahapan produksi Metode Penelitian (1) Diperoleh
In vitro dan In Vivo massal, isolasi bakteri komposisi media
Nematoda entomo- simbion dlm NBTA 24 (1) Pembiakan massal cair dan padat
patogen, jam, ambil koloni dilakukan secara in vitro (Liquid dan Soild
Steinernema sp. dan tunggal diinokulasi dlm media padat dg metode Culture) untuk
Heterorhabditis sp. YS slma 24 jam, Bedding (1984) yang terdiri: produksi massal
Isolat Lokal tabung erlemeyer 1 l. Nutrient Broth 5 gr; Yeast NEP yang murah,
terseleksi pada diisi media padat dan Extract 14 gr; Tepung cereal efektif dan mudah
Media Padat (Solid cair diisolasi bakteri 110 gr; minyak nabati 110 yang efektif
culture) dan Cair simbion NEP 48 jam, ml, Aquadest 1000 ml; dan kendalikan hama
(Liquid Culture) dan diinokulasi Infektive spon Polyurethan 38 gr. tanaman pangan di
Produksi Massal juvenlie NEP. Panen Media Cair metode Ehlers et lapang.
Pupuk organik setelah 2 minggu pd al., 1996, media kaya
dalam formulasi setiap media biakan protein, relatif murah,ada (2) Diperoleh
Tanah, Granuler massal. dipasaran, seperti minyak Formulasi Pupuk
serta Cair. nabati, tepung kedelai, yeast, organik dan
(2) Tahapan berikutnya beef ekstrak, pepton, khamir, Biopestisida dalam
produksi massal pupuk dan media lainnya. satu kemasan
organik yang sebagai pupuk dan
dicampurkan dengan (2) Produksi massal pupuk biopestisida
Biopestisida nematoda Organik dengan bahan baku Tanaman Pangan.
dalam formulasi Cair, Zeolit, bokasi, dan bahan-
Tanah dan Granuler. bahan organik dicampurkan (3) Didaftarkan
dengan Biopestisida Paten/ HaKI
Nematoda entomopatogen Teknik produksi
dalam formulasi cair, tanah massal NEP sbg
dan granuler. pengendali hayati
hama tanaman
pangan
6). Analisis Biaya Biaya perunit ini Metode Penelitian Diperoleh berapa
Produksi Massal kemudian dikalikan biaya produksi
Agens Hayati dengan satuan 106 Metode perhitungan Nematoda
sehingga diperoleh menggunakan besaran biaya entomopatogen pada
besar biaya bahan per-nematoda yang media padat dan
baku untuk merupakan modifikasi dari cair untuk efisiensi
memproduksi satu juta metode analisa biaya per- biaya produksi
nematoda (NEP) dan unit sistem akuntansi biaya agens hayati dan
biaya prosuksi massal (Horngren et al. 1994). biaya produksi
pupuk Organik dalam Pupuk organiknya.
formulasi tanah, cair
13
dan granuler.
TAHUN II (KEDUA)
1) Uji Multi Lokasi Uji multilokasi akan Metode Penelitian Diperoleh hasil Uji
Efektifitas Nematoda dilakukan di sentra Multi Lokasi di
dan Jamur tanaman pangan Meliputi kegiatan penelitian Jember, Sentra
entomopatogen serta organik di Jatim yaitu aplikasi Biopestisida dari Produksi tanaman
pupuk organik di Kab. Jember, Jatim memproduksi sendiri sebagai Pangan di Jatim
dalam formulasi pengendali hama serta yang organik
tanah, cair dan pupuk organik dalam
14
granuler di Lapang formulasi tanah, cair dan
granuler untuk tanaman
pangan di Jatim
Kegiatan penelitian RISPRO LPDP Tahun 2013 akan dilakukan selama 3 (tiga)
tahun yang dijabarkan secara detail dibawah ini:
TAHUN I:
Data mortalitas dan mikosis dianalisis dengan Anova dan Duncans multiple Range
Test (DMRT). Persentase mortalitas masing-masing isolat dihitung dengan
menggunakan rumus Abbott (Abbott, 1925).
16
efektif untuk menggendalikan hama tanaman pangan. Pembiakan massal
dilakukan secara in vitro digunakan metode Bedding (1984) dengan
menggunakan pakan buatan yang terdiri dari: Nutrient Broth 5 gr; Yeast Extract
14 gr; Tepung cereal 110 gr; minyak nabati 110 ml, Aquadest 1000 ml; dan spon
Polyurethan 38 gr. Tahapan produksi massal in vitro media padat yaitu: a). isolasi
bakteri simbiose dalam media NBTA-agar selama 24 jam, b). koloni tunggal yang
primer diinokulasikan dalam media YS (yeast salt) cair selama 24 jam, c). spon
polyurethenae yang mengandung bahan yang kaya protein disterilkan dalam
tabung Erlemeyer 500-1000 ml., d). bakteri simbiose yang primer dan berumur 24
jam diinokulasi dalam spone steril, dan e). nematoda entomopatogen yang
monoxenic (bakteri tunggal) diinokulasikan dan diinkubasi dalam ruang gelap
dengan suhu 25 C selama 3-4 minggu. Bahan produksi massal media cair (liquid
culture) yang dipergunakan adalah yang kaya protein yang murah dan mudah
didapatkan oleh petani di Indonesia, seperti jeroan, ginjal ternak, usus hewan
ternak, minyak nabati, khamir, yeast dan minyak nabati yang murah. Produksi
massal dalam media cair dilakukan dengan teknik fermentasi dengan tabung
Erlemeyer 1000 ml. Bahan-bahan yang akan dipakai dalam penelitian ini meliputi
bahan-bahan yang kaya protein yang mudah, relatif murah, dan ada dipasaran,
seperti minyak nabati, tepung kedelai, yeast, beef ekstrak, pepton, khamir, dan
media lainnya. NEP dari tabung erlemeyer (media strater) dipindahkan kedalam
tabung Erlemeyer (1 ltr.). 2 minggu NEP isolat lokal yang diproduksi dalam media
cair dapat dipanen dan diaplikasikan di lapang untuk menggendalikan hama
tanaman pangan di Sentra Produksi Tanaman pangan, di Jember, Jatim.
17
media air steril dengan perlakuan masing-masing dicampur Formaldehyde
konsentrasi 0,01; 0,02; 0,05 dan 0,1%. Perlakuan diulang 5 kali pada setiap
perlakuan suhu (n = 80). Pengaruh teknik penyimpanan bentuk Formulasi
Tepung, Cair, dan Granuler yang berisi NEP dengan konsentrasi 2 juta IJ/ 300
gram formulasi yang didisimpan suhu kamar (26 C) diamati setelah 1, 2, 4, 8, 12,
24 dan 48 minggu setelah perlakuan.
Formulasi pupuk organik dalam media cair, tanah dan granuler akan diujikan dan
digabungkan dengan biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen isolat
lokal dari penelitian sebelumnya, konsentrasi Biopestisida 10.000.000 IJ/ 500 m2
18
yang dicampurkan dalam berbagai formulasi pupuk organik (Cair, Tanah dan
Granuler) dengan jumlah pupuk organik 1000 gram/ perlakuan dan diulang 10x.
Penelitian ini memakai bahan formulasi dari tanah mineral yang murah dan zeolit,
bokasi, dan bahan organik lainnya yang mudah tersedia di Indonesia, seperti
Zeolit, Talk, dan Chitosan. Rancangan penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap
faktorial pertama adalah bentuk formulasi (2 perlakuan) yaitu powder/serbuk, dan
granuler dan faktor kedua adalah komposisi media (6 perlakuan) Zeolit dan
Cythosan yaitu: (A) Pupuk Organik Zeolit 50% + Biopestisida NEP 50%; (B) Zeolit
75% + 25% Biopestisida NEP; (C) Zeolit 100%; (D) Zeolit 25 % + Biopestisida NEP
75 % , (E) Cythosan 100% dan (F) Formula standar sebagai pembanding.
Perlakuan formulasi A sampai dengan E dibuat sebanyak 200 gr diinokulasi 107
ekor NEP Heterorhabditis sp. hasil biakan in vitro di atas. Pengamatan dilakukan
setelah 48 jam inokulasi terhadap nematoda yang hidup dan mati dengan cara
mengambil sampel sebanyak 3 unit pada setiap ulangan perlakuan sebanyak 1000
gr formulasi yang dibuat, untuk media cair diambil 5 ml. Viabilitas NEP dihitung
dengan membagi jumlah yang hidup dibagi dengan yang mati dikalikan 100%;
Jumlah NEP Heterorhabditis sp. yang paling tinggi viabilitasnya dan berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya merupakan formula terbaik untuk uji lebih lanjut.
Pengamatan persistensi/daya simpan NEP pada formula dilakukan pengamatan
jumlah NEP yang hidup pada penyimpanan 2, 3, 4, dan 5 bulan. Banyaknya
jumlah NEP minimal 107 ekor/ 200 gr yang hidup setelah lebih dari 3 bulan
penyimpanan digunakan sebagai indikator formulasi pupuk organik PLUS dengan
biopstisida nematoda entomopatogen yang terbaik.
Formula media yang paling ekonomis dinilai dari segi pemakaian bahan
baku berbanding dengan hasil tertinggi nematoda dari masing-masing resep
media. Penghitungan menggunakan asumsi bahwa biaya produksi hanya terdiri
dari biaya bahan baku tanpa termasuk biaya-biaya variabel serta biaya biaya tetap
lainnya. Metode perhitungan menggunakan besaran biaya per-nematoda yang
merupakan modifikasi dari metode analisa biaya per-unit pada sistem akuntansi
biaya (Horngren et al. 1994).
19
Biaya perunit ini kemudian dikalikan dengan satuan 106 sehingga diperoleh
besar biaya bahan baku untuk memproduksi satu juta nematoda.
TAHUN II:
21
Denah Percobaan Penelitian di Lapang
P1 P5 P2 P4 P3
P3 P1 P4 P2 P5
P2 P3 P5 P1 P4
P4 P2 P3 P5 P1
P5 P4 P1 P3 P2
P6 P7 P6 P7 P6
P7 P6 P7 P6 P7
4. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati terdiri dari (1) Populasi hama, (2) Populasi musuh
alami, (3) Prosentase Mortalitas larva, hama utama tanaman pangan (4) Prosentase
tanaman mati, (5) Jumlah rumpun, dan (6) Hasil panen tanaman pangan.
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: (1) Mortalitas larva hama
utama tanaman pangan pada beberapa konsentrasi pengujian, dan (2) Analisis
residu pestisida pada tanaman pangan yang dikendalikan dengan agens hayati.
TAHUN III:
23
lapang dan Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi Tanaman pangan
Organik Nasional, (5) memperbaiki lingkungan hidup khususnya mengurangi
residu pestisida pada tanaman pangan dan pencemaran lingkungan di sentra
produksi tanaman pangan di Jember, Jawa Timur, (6) meningkatkan kualitas
kesehatan petani dan masyarakat tanaman pangan di sentra produksi tanaman
pangan di Jember, Jawa Timur, dan (7) mendaftarkan ke Menkumham, Dirjen
Paten untuk Paten dan HaKI hasil penelitian RISPRO LPDP, dengan thema "Teknik
Produksi Massal dan Formulasi Agens Hayati Nematoda entomopatogen isolat lokal
Pengendali Hayati hama Tanaman pangan, (8) mendirikan Toko Koperasi One
Stop Organik Product (OSOP) yang dikelola masyarakat organik di sentra
tanaman pangan Organik di Jember, Jatim (9) mempublikasikan hasil penelitian di
Jurnal Nasional dan Internasional, serta (10) mendaftarkan HaKI hasil penelitian
tanaman pangan Organik.
(2) pembelian saprodi kimiawi berkurang dengan prosentasi sebagai berikut: (i)
Pada Tahun Pertama pemakaian bahan kimiawi berkurang sebanyak 60%(ii)
Tahun ke Dua pemakaian bahan kimiawai untuk tanaman pangan berkurang
sebanyak 90%; dan (iii) pada Tahun ketiga tidak memakai bahan kimiawi untuk
tanaman pangan baik sebagai pestisida dan fertilizer nya,
(3) petani tanaman pangan organik mengirimkan hasil panen tanaman pangan
organik ke Koperasi One Stop Organic Product (OSOP) yang ada diwilayah sentra
masing-masing serta ke Minimarket seperti Alfa, Carefour, dan Giant Market
sehingga pendapatan petani tanaman pangan organik di Jember meningkat.
4.3 Luaran Ekosistem pertanian tanaman pangan organik meliputi : (i) populasi
musuh alami hama utama pada tanaman pangan meningkat, (ii) lingkungan
terbebas dari residu kimiawi baik dari pupuk kimiawi maupun pestisida kimiawi,
24
(iii) kesehatan petani meningkat dengan berkurangnya polusi kimiawi pada lahan
tanaman pangannya, serta (iv) ekosistem tanaman pangan kembali normal come
back to nature yang tidak bisa dinilai dengan uang.
V. PENDANAAN
2 Biaya
pembelian 594.979.000 58% 29.748.950 5% 594.979.000 58%
bahan
dan/atau
peralatan
produksi
termasuk
sewa
laboratorium
dan uji pasar
3 Biaya
perjalanan, 112.665.000 11% 5.633.250 5% 112.665.000 11%
seminar
(termasuk
honor
narasumber),
dan publikasi,
Paten/HaKI,
Laporan,
Dokumentasi
4 Biaya
operasional 51.500.000 5% - - 51.500.000 5%
institusi
(management
fee)
25
VI. KONTRIBUSI MITRA RISET INOVATIF PRODUKTIF (RISPRO) LPDP
Pihak Mitra riset RISPRO LPDP tahun 2014 sd 2016 menyatakan sanggup
untuk kontribusi dalam mendukung dan mensukseskan riset RISPRO
LPDP, yaitu:
Nama : Moch. Yasin Zainul Ridho
Jabatan : Pemilik
Nama perusahaan : CV. PRATAMA PUTRA
alamat : Jl. Pahlawan No. 133, Klayu, RT.001, RW.003, Desa
Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Kab. Jember
26
1 Unit Tahun RISPRO
7 Convester : 2 Unit Rp. 200.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
8 Crusher: 3 unit Rp. 285.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
9 Ayakan screen: 2 unit Rp. 125.000.000,- In Kind Selama Tiga
Tahun RISPRO
10 Tungku Pengapian Batu Rp. 380.000.000,- In Kind Selama Tiga
Bara dan Kayu: 1 unit Tahun RISPRO
11 Lahan Uji Coba tanaman Rp. 5.000.000.000,- In Kind Selama Tiga
Pangan: 5 Ha Tahun RISPRO
IN CASH
Dana In Cash Mitra untuk Rp. 35.000.000,- Selama Tahun
RISPRO Tahun Pertama Pertama RISPRO
27
VII. JOB DESK KETUA DAN ANGGOTA PENELITI (RISPRO) LPDP
(S1/S2/S3)
1.a 1 Laboratorium
Pengendalian
DIDIK Prof., Dr. Pria Hayati, Fak.
SULISTYANTO Pertanian,
UNEJ
b Identifikasi, isolasi,
uji patogenisitas,
screening, produksi S3 KETUA TIM Universitas
massal biopestisida RISET Jember
Nematoda 30
entomopatogen
isolat lokal, Analisis
Residu Pestisida,
b Teknik
penyimpanan,
teknik formulasi, S2 ANGGOTA Universitas
efektifitas dan TIM RISET Jember
persistensi lapang 20
Nematoda
entomopatogen
isolat lokal, Teknik
Aplikasi
b Pengendalian Hama
Terpadu (PHT)
Tanaman Pangan di S2 ANGGOTA
Jawa Timur TIM RISET
20
b Memproduksi S1
Pupuk Organik
dalam formulasi KETUA
tanah, cair dan MITRA RISET
granuler dalam
skala Industri 20
(2000-4000
ton/bulan)
b Analisis Biaya,
Akuntan Keuangan,
Analisa Produksi S3 ANGGOTA
Pabrik Biopestisida TIM RISET
dan Biofertilizer 20
Perbanyakan
Galleria mellonela
b dan serangga uji, S1 Teknisi
Produksi Massal 15
dan Formulasi
Biopestisida
Nematoda dan
Jamur
entomopatogen, Uji
Screening Lab, dan
Semi laboratorium
9a 9 Lab. Ilmu
Hama, Unit
NANANG BSc. Teknisi Produksi,
SUMANTRI Faperta, UNEJ
15
Rearing Serangga
Uji, Bakteri Simbion
b NEP, Uji Lapang D3
dan Uji Pupuk
Organik dan
Biopestisida pada
Tanaman Pangan di
Jember, Jatim
30
DAFTAR PUSTAKA
Bedding, R. A. 1984. Large scale production, storage and transport of the insect
parasitic nematoda Neoaplectana spp. And Heterorhabditis spp. Ann. Appr.
Biol. 104: 117-120.
Ehler R. U. 1996. Current and future of use nematodes in biocontrol: Practice and
commercial aspects in regard to regulatory policies. Bio. Sci. Technol. 6,
303-316.
Finney, D. J. 1971. Probit Analysis. 3rd ed. Cambridge University Press. Cambridge.
England.
Gaugler, R., Y. Wang, and J. F. Campbell, 1993, Aggressive and evasive behaviors
in Popillia japonica (Coleoptera: Scarabaeidae) larvae: defenses against
entomopathogenic nematode attack, J. Invertebr. Pathol. 64, 193-199.
Poinar, G. Jr. 1971. Nematodes for Biological Control of Insect. CRC Pre. Boca
Raton. FL.
31
nematophilus (All strain) as biocontrol of main pests Indonesian Cabbage
crops, Spodoptera litura L. (Lepidoptera: Noctuidae). Thesis.
32