Brewster
Brewster
Brewster
BREWSTER
I. Latar Belakang
Polarisasi merupakan proses pembatasan gelombang vektor yang
membentuk suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Tidak
seperti interferensi dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang
transversal dan longitudinal. Efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang
transversal. Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa
cahaya termasuk gelombang transversal.
Pengembangan polarisasi cahaya dalam kehidupan sehari-hari banyak
digunakan. Misalnya aplikasi polarisasi cahaya pada kaca mata tiga dimensi
dalam bidang visual efek perfileman, kacamata pelindung efek ultra violet,
dan masih banyak lainnya. Pada percobaan kali ini, praktikan akan
menggunakan prinsip polarisasi cahaya untuk mengitung indeks bias kaca
preprat dengan menggunakan metode sudut brewster.
II. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari indeks bias kaca dengan menggunakan
metode sudut brewster.
2. Menentukan indeks bias kaca preparat dengan menggunakan metode
sudut brewster.
2 2 2
Mode TM; r = =
2 +2 2
Dimana = sudut datang, dan n = indeks bias sampel menurut metode ini
ditentukan oleh yang membuat r = 0(Pedrotti, 1993).
Pada proses pemantulan dan pembiasan, cahaya dapat terpolarisasi
sebagian atau seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intensitas cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang datang disebut reflektansi (R), sedangkan
perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan cahaya datang
disebut transmitansi (T). Fresnel menyelidiki dan merumuskan suatu
persamaan koefisien refleksi dan koefisien transmisi yang dihasilkan oleh
pemantulan dan pembiasan(Tipler, 1998).
Jenis polarisasi dengan medan listrik E tegak lurus bidang datang dan
medan magnet B sejajar bidang datang disebut transverse electric(TE).
Sebaliknya jika medan listrik E sejajar bidang datang maka jenis polarisasi
ini disebut transverse magnetic (TM). Polarisasi TE yaitu polarisasi dimana
vektor medan listrik berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan
gelombang. Polarisasi TM yaitu polarisasi dimana vektor medan magnetik
berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan gelombang.
Transmitansi dari bahan dapat dicari dengan membandingkan
intensitas sinar laser setelah melalui bahan (It) dengan intensitas sinar laser
sebelum mengenai bahan (Io)
T = 0
sedangkan Reflektansi (R) didefinisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pemantulan dengan intensitas sumber yang dapat ditulis:
R = = (Pedrotti,1993).
B. Langkah Kerja
Diulangi dan diukur intensitasdengan skala 1dan 1/6 dari sudut terkecil
pengukuran sebelumnya
D. Metode Grafik
V. Data Percobaan
1. Data TE (0)
Reflektansi Reflektansi(%)
Sudut Nilai Intensitas (mV) Rata" Intensitas
10 4478,7 4463,3 4449,2 4145,2 4384,1 0,893697477 89,36974769
20 4463,6 4459,4 4454,4 4238,7 4404,025 0,897759182 89,77591822
30 4459,2 4449,4 4444,3 4174,9 4381,95 0,8932592 89,32592
40 4370,1 4449,1 4390,5 4199,4 4352,275 0,88720996 88,72099601
50 4429,7 4425,4 4419,5 3841,5 4279,025 0,872277969 87,22779695
60 4527,2 4517 4370,3 4021,9 4359,1 0,888601234 88,86012343
70 4708,3 4689,1 4659,9 4498,4 4638,925 0,945643477 94,56434771
VII. Kesimpulan
1. Prinsip kerja dari pengukuran indeks bias kaca preparat dengan metode
sudut brewster adalah apabila suatu sumber cahaya mengenai suatu kaca
mka cahaya tersebut sebagian akan diteruskan dan sebagian yang lain
akan dibiaskan. Cahaya yang dibiaskan akan membentuk sudut tertentu
sesuai dengan besar cahaya dari sumber, maka sudut brewster merupakan
sudut yang terbentuk dari sudut datang dan sudut bias yang membentuk
90o. Dari pengukuran sudut brewster diketahui dari intensitas sinar
refleksi yang paling kecil.
2. Indeks bias dari kaca preparat dari percobaan diperoleh sebesar 1, 86743
sedangkan pada literatur diperoleh nilai indeks bias kaca preparat sebesar
1,485-1,755
DISUSUN OLEH :