Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Pernapasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan Sistem pernapasan atau sistem respirasi

adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem
pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di
mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai
variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki
sistem pernapasan.
Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai berikut :
Trakeotomi

Teknologi Trakeotomi Pernapasan

Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan.
Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan penyumbatan pada
saluran pernapasannya.
Pulmotor

Pulmotor alat bantu pernapasan


Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan pada
orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock karena sengatan
listrik.
Spirometer

Spirometer teknologi pernafasan


Spirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang serta
untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.
Oxygen catheter

Oxygen catheter
Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke dalam
lubang hidung.
20 Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia
Sistem pernapasan pada manusia adalah salah satu sistem organ yang sangat penting. Karena
jika manusia tidak bernapas selama beberapa menit, maka dia akan mati. Sama seperti sistem
organ yang lain, sistem pernapasan pada manusia juga bisa mengalami gangguan atau
kelainan yang mempengaruhi sistem itu sendiri. Nah, apa sajakah penyakit pada sistem
pernapasan pada manusia? Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Faringitis

Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus
pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan
rasa sakit saat menelan dan rasa kering di kerongkongan.

2. Asma

Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti
debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional
untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara
yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-paru tidak dapat
menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus
yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh
hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara.
Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Kelainan ini tidak
menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat
kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres
(tekanan psikologis).

Hampir separuh jumlah penderita mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan
yang terlalu sensitif terhadap debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut
mempengaruhi timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.

Asma adalah penyakit sistem pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di
tahun 2010, penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari jumlah seluruh
penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga jika ada salah satu anggota
keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak perlu panik.

Gejala penyakit Asma antara lain:

1. Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.


2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal.
3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.
4. Badan terlihat letih dan lesu serta kurang bersemangat.
5. Rasa sesak dan berat di dada.
6. Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
7. Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin.
8. Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu, atau jenis makanan tertentu.
9. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
10. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik.

Apabila gejala-gejala tersebut muncul, maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan
untuk melakukan pernapasan dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang
mengakibatkan penyempitan pada saluran pernapasan.

Saat serangan asma terjadi, biasanya penderita kronis diberikan obat semprot yang
mengandung epinefrine atau isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat terjadi
serangan asma. Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan, namun diinjeksikan
(disuntik) ke dalam tubuh penderita.

Jika tidak ada epinefrine, penderita dapat ditolong sementara dengan memberikan minuman
hangat atau menghirup uap air panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar
dari kipas angin untuk membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin tidak
dapat dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini dapat dikontrol agar
gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.

Cara mencegah penyakit Asma:

1. Jangan tinggal ditempat yang kotor yang sudah kotor karna polusi
2. Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
3. Selalu memakai baju hangat dan selendang leher saat cuaca sedang dingin
4. Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan napas panjang bila
napas tidak kuat.

Sekitar 50 % penderita asma melakukan terapi pengobatan alternatif, namun belum cukup bukti
yang memastikan bahwa terapi-terapi tersebut efektif mengobati asma.

3. Influenza (Flu)

Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek,
hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu
penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit
kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit
berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang sistem pernapasan pada
manusia di seluruh dunia. Flu diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae.
Gejala umum flu adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat,
disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun
ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat
keterbatasan fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara
bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat
berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain
seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus influenza
dengan jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus
influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel
hidung yang melayang di udara terutama di ruangan tertutup.

Pengobatan terbaik flu adalah istirahat karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh karena kelelahan. Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu
meringankan gejala flu. Vitamin C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk membantu tubuh
meningkatkan kekebalan tubuh.

Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat
3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang berat,
menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah
(pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan penyebarannya tidak
secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan saja. Perbedaan dari
virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test
secara genetik.

Obat analgesik dan asetaminofen bisa diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa
menyerang orang dewasa dan anak kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya. Hanya saja kini
ketakutan akan flu menjadi lebih tinggi, terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai awal
tahun 2000-an, dan ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu Spanyol yang
pernah menjadi epidemi di tahun 1980-an.

Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang
terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak
50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel
permukaan di rongga hidung dan saluran nafas.

Tanda-tanda gejala flu yang tidak biasa ini hampir sama dengan flu biasa, namun dengan
intensitas yang lebih tinggi. Pada kasus flu burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-
tiba. Badan bisa menggigil hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus ditangani
secepatnya oleh medis.

Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan
menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke
sel yang baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan
menyebar melalui udara.

Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului
oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran
kemerahan pada tenggorokan.

Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh memiliki
kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan
tubuh degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula.
Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah.

4. Emfisema

Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-
paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas
alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan
sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan
elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:

1. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
2. Sesak dada
3. Batuk kronis
4. Kelelahan
5. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang
biasa digunakan penderita sesak napas.

Cara mencegah penyakit Emfisema:

1. Penderita adalah perokok aktif, berhenti merokok dapat membantu mencegah penderita
dari penyakit ini.
2. Jika emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah perkembangan penyakit.
Pengobatan didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau berat.
3. Perlakuan termasuk menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan
kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok
juga sangat penting.

5. Bronkitis

Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara
itu,pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-
paru.Laringitis adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan
pada sinus atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena
berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat terjadi
karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga
terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum adalah batuk-batuk,
demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis dapat dikenali melalui gejala-gejala
berikut ini.

1. Batuk berdahak.
2. Sering sesak napas.
3. Flu yang berkepanjangan.
4. Mengi.
5. Tubuh mudah lelah.
6. Pembengkakan pada pergelangan kaki.
7. Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir.
8. Kepala terasa sakit.
9. Penglihatan tampak kabur.
6. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat
asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat
silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap
di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Penyakit yang disebabkan oleh Asbestosis diantaranya:

1. Plakpleura (kalsifikasi)
2. Mesoteliome maligna
3. Efusi pleura

Cara mencegah penyakit Asebstosis:

1. Kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja


2. Para pekerja yang berhubungan dengan Asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok
7. Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus
paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya
kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit
sinusitis.

1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.


2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
3. Sering bersin.
4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan.
5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.

Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,
menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.

8. Tuberculosis (TBC)

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah
paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru).
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil.
Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik
kecil pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan
paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan:

1. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara
paru-paru
2. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan
membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru

TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri
tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila
penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang
manjadi active tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh
tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru.

Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam
dahak pernah didapati bercak darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan
sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat malam, dan
sesak nafas.

Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis, dan
hampir sepertiga orang yang terinfeksi berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan
8,8 juta kasus baru tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan
kematian.

Di Indonesia, kurang lebih ada 500.000 kasus baru TB setiap tahunnya. Sepertiganya
meninggal dunia. Besarnya jumlah kematian akibat TB membuat Indonesia menduduki
peringkat tiga jumlah dan kasus kematian penderita TB yang merupakan penyakti menular ini.

TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi.
Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 15 tahun, sehingga
pada usia 12 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
2. Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
3. Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang
lebih 6 bulan tidak boleh putus.

Penularan TB paling banyak dan paling mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang
pertama kali diserang tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru.
Tuberkulosis dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup luas
di paru-paru.

Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh, mulai dari sistem saraf, sistem getah
bening, hingga tulang dan persendian. Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis
milier.Orang-orang yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna
narkotika, para petugas medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit.
Resiko penularan pada orang yang merokok lebih besar dua kali lipat daripada orang yang tidak
merokok. Demikian juga dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes melitus,
resiko penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.

Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh penderita TB banyak mengandung bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak dengan kekebalan tubuh belum sempurna sangat
rentan terhadap penularan TB, terlebih jika mereka berada dalam satu lingkungan penderita TB.
Untuk pencegahan penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang wajib
selain hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.

Pengobatan yang rutin dan berhasil minimal memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran
dan ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit
diberantas. Pengobatan yang umum digunakan melawan tuberkulosis adalah menggukan
antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin.

Orang dengan penyakit tuberkulosis aktif biasannya diberikan dua macam pengobatan
antibiotik, hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tinggkat
penularan penyakitsistem pernapasan manusia tuberkulosis sangat tinggi karena rendahnya
kualitas lingkungan.

Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kualitas udara yang buruk memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga
harus dijauhkan dari anak-anak.

9. Pneumonia

Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan


olehDiplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender
sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau
peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi inflame dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia
atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau
terlalu banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria
streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan
mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun),
akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia
penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan
merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk
batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita
Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan
sputum.Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti,
namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit
Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para
penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang
pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan
Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan
tubuh (Immun) yang lemah.
2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran
pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila
riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat
berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan
tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan
tindakan ventilator (alat bantu nafas) endotracheal tube sangat beresiko terkena Pneumonia.
Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah
kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator)
maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani
apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai
masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah
menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga
menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena
penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus
berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan
gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain:

1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik.


Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau
hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika
tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama
dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian
intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan
tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan
pemberian antijamur.

Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala.
Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat
penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan
secresi mucossa (riak/dahak) di paru-paru.

10. Dipteri

Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan
oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan
selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.
11. Renitis

Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan
banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis
antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa
timbul karena alergi atau faktor lain.

12. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem
pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini
sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan
influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.

Perubahan suhu yang ekstrim terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh
menurun. Namun kadang virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200
jenis virus dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah
rinovirus. Selain itu masihada juga coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan
enterovirus.

Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari jenis Stafilokokus,
Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan
berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus),
dan demam (atau suhu badan terasa meningkat tidak seperti biasanya).

Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah, pada
kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan
mengeluarkan darah, dan pernafasan berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat, gejala-
gejalanya berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan pernafasan
berbunyi keras.

Bentuk-bentuk ISPA antara adalah rhinitis (radang pada lubang mukos hidung),
rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan faringitis (radang pada faring), epiglotitis (radang pada
laring atas), laringitis, laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan trakeaitis (radang
pada trakea).

Rhinitis, faringitis, dan laringitis kadang disebut sebagai flu biasa. Semua radang tersebut
terjadi di sistem pernapasan manusia bagian atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan
antibiotik walupun virus penyebab ISPA dapat hilang dengan sendirinya seiring perbaikan
kekebalan tubuh penderita.

Pemberian antibiotik adalah untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus
ISPA dimana ingus dan dahak sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan pada
penderita karena dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik
juga dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita ISPA.Infeksi
berlangsung kurang lebih 14 hari.

Setelah itu penderita secara umum akan normal kembali. Namun penderita dengan kelainan
maupun komplikasi akan mendapat ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita memang
harus memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA merupakan penyakit ringan
dan biasa, namun bagi anak apalagi bayi, penyakit ini merupakan ancaman serius yang dapat
menyebabkan kematian.

ISPA mudah menyerang anak-anak karena kekebalan tubuh yang belum sempurna. Sekitar 40
% - 60 % pasien anak ke Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang
dari dua bulan sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia
belum sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.

13. Kanker Paru-Paru

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus
tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu
pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker
paru-paru dan kerusakan paru-paru.

Gejala-gejala umum penderita kanker paru-paru :

1. Pembekakan di wajah atau di leher


2. Napas sesak dan pendek-pendek
3. Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
4. Kelelahan kronis
5. Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin banyak
6. Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak jelas
7. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
8. Suara serak/parau
14. SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae. Virus ini menginfeksi saluran
pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah,
disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi
antara lain rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya
lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi terhadap
suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.

15. Rinitis

Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis
juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.
Produksi lendir meningkat.

16. Laringitis

Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya
antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
17. Legionnaries

Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia.


Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.

18. Tonsilitis

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna
kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran
pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran
pernapasan. Adapun gejala-gelaja tonsilitis adalah sebagai berikut.

1. Tenggorokan terasa sakit.


2. Terasa sakit saat menelan.
3. Tubuh mengalami demam tinggi.
4. Sering mengalami muntah
5. Mengalami kesulitan saat bernapas
6. Tidur mendengkur
7. Nafsu makan menurun
8. Timbul bau tidak sedap pada mulut
9. Timbul nyeri di sekitar otot
19. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan
oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus
terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom
(enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:

1. Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi
akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon
dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan,
nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba cepat.
Tekanan darah terukur meningkat.
2. Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang
tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan
tekanan darah turun.
3. Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat kita amati berupa
adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan
relaksasi spingter.
4. Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut
jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati.
20. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat
menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat
menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan
menurunkan kapasitas kerja otot.

Anda mungkin juga menyukai