Panduan LBK
Panduan LBK
Panduan LBK
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Sebagian besar penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) khususnya penyandang cacat berada di daerah
pendesaan, jauh dari pelayanan rehabilitas, untuk itu maka
Loka Bina Karya (LKB) sebagai salah satu alternative
pelayanan kesejahteraan social berada pada wilayah
kabupaten/kota yang relative mudah untuk dijangkau.
2. Penyelenggaraan Loka Bina Karya ditekankan pada
pemanfaatan potensi/kemampuan yang ada pada wilayah
setempat terutama sumber daya maupun dukungan masyarat.
3. Dengan dilaksanakan Otonomi Daerah dimana
penyelenggaraan kagiatan pembangunan di bidang
kesejahteraan social menjadi kewenangan daerah, maka
diperlukan adanya Panduan Penyelenggaraan Loka Bina
Karya.
4. Hal-hal yang belum termuat dalam Panduan ini yang
memerlukan penjelasan lebih rinci akan diberikan
kesempatan kepada daerah untuk megnatur lebih lanjut
dengan mengeluarkan atau menerbitkan petuntuk teknik yang
sesuai dengan kondisi atau kekhusussan daerah setempat.
B. PENGERTIAN
Loka bina karya, adalah salah satu sarana pelayanan dan
rehabilitas social bagi penyandang masalah kesejahteraan
social khususnya penyandang cacat melalui
penyeelenggaraan kegiatan bimbingan social dan
keterampilan kerja agar mereka dapat meleksanakan fungsi
sosialnya bagi terwujudnya kesamaan mereka dalam segala
aspek kehidupan dan penghidupan dalam masyarakat.
C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1974 tentang
ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan Sosial
2. Undang-undang Nomor : 4 Tahun 1997, tentang
penyandang Cacat.
3. Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Undang-undang Nomor : 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keungan pusat dan Daerah
5. Peraturan pemerintah Nomor : 43 tahun 1997, tentang
upaya peningkatan Kesejahteraan social penyandang
cacat
6. Peraturan pemerintah Nomor : 25 tahun 2000, tentang
kewenangan pemerintah dan provinsi
7. Keputusan menteri Sosial Nomor : 06/HUK/2001,tahun
2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
social
BAB II
A. TUJUAN
B. TUGAS
1. Menyelenggarakan pelayaana dan rehabilitasi social kepada
penyandang cacat
2. Memfasilitasi kegiatan Usaha Kesejahteraan social
C. FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas tersebut, LBK melaksanakan fungsi-
fungsi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi social meliputi
penyuluhan dan bimbingan social, pelatihan keterampilan
kerja, penyaluran dan bimbingan lanjut
2. Menyelenggaran kegiatan usaha ekonomis produktif yang
bersifat koperatif.
3. Menyediakan data dan informasi tentang upaya peningkatan
kesejahteraan social penyandang cacat
4. Menyediakan fasilitas usaha kesejahteraan social
5. Menunjang kegiatan unit pelayanan social keliling
D. SASARAN
1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
a. Penyandamng cacat
b. Penyandang masalah kesejahteraan Sosial lainnya
2. Keluarga Penyandang Cacat
3. Masyarakat
a. Masyarakat /keluarga disekitar LBK
b. organisasi Sosial (orsos) yang ada di wilayah
kabupaten /kota
c. Dunia Usaha.
BAB III
PELAKSANAAN
A. PENGORGANISASIAN
1. LBK merupakan suatu pengorganisasian kegiatan pelayanan
dan rehabilitasi social yang bersifat non structural (fleksibel
dan dinamis) sesuai dengan kebutuhan setempat, berorientasi
pada tujuan.
2. Untuk melaksanakan kegiatan LBK, dibentuk TIM Pengelola
LBK, dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu petugas yang
menangani :
a. Administrasi
b. Pelatihan keterampilan (instruktur/pelatih)
c. Penyuluhan dan bimbingan social
d. Umum.
3. Tim Pengelola LBK terdiri dari :
a. Penanggung jawab pengelola
Merupakan tenaga fungsional dengan kemampuan
pekerja social, dan untuk ini diharapkan seorang Petugas
atau yang ditunjuk.
b. Pembantu pengelola
Terdiri dari personil part-time, tetapi dianjurkan Petugas
Sosial/Kader RBM/Karang Taruna/ORSOS, dan diadakan
sesuai kebutuhan, yaitu :
1) Staf administrasi
Sebagai tenaga ketata-usahaan dan pendataan, yang
merupakan tenaga dengan kemampuan administrasi
sederhana
2) Instruktur/Pelatih
Diadakan sesuai kebutuhan, bila perlu tenaga part-
time atau perbantuan untuk melaksanakan pelatihan
praktis.
3) Petugas yang melaksanakan penyuluhan dan
bimbingan social.
4) Pembantu umum
Diadakan sesuai dengan kebutuhan, bagi perbantuan
kegiatan-kegiatan tenaga tersebut diatas.
4. Berdasarkan sesuai dengan kebutuhan, bagi perbantuan
kegiatan-kegiatan tenaga tersebut diatas.
a. Ketua Pengelola (Manager LBK).
b. Petugas Tata Usaha, mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan :
1) Administrasi dan data.
2) Umum
c. Petugas bimbingan, mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan :
1) Bimbingan keterampilan
2) Bimbingan dan penyuluhan social.
3) Bimbingan usaha ekonomis produktif.
5. Organisasi Tim Pengelola LBK.
Ketua LBK
Petugas
Tata Usaha
Ketua LBK
Pengelola LBK menjadi kewenangan dan tanggung jawab
Pemuda Kabupaten/Kota setempat.
B. KEGIATAN
1. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
a. Rekrutmen, merupakan proses seleksi calon klien Loka
Bina Karya, meliputi :
1) Pendekatan awal
2) Penyuluhan
3) Motivasi
4) Seleksi
b. Assesmen (Pencandraan)
Proses pencandraan terhadap penyandang cacat untuk
mengetahui.
1) Kemampuan fisik, social, psikologis dan
keterampilan (derajat dan jenis kecacatan,
kemampuan intelegensi, relasi social, kepribadian dan
lain-lain).
2) Minat, bakat dan kemampuan keterampilan terhadap
satu jenis keterampilan tertentu.
c. Bimbingan social, keterampilan dan usaha/kerja
1) Bimbingan social : proses perubahan sikap, mental,
dan prilaku penyandang cacat melalui bimbingan
relasi social, kelompok, integrasi masyarakat dan
lain-lain, agar mau dan mampu mengikuti kegiatan
pelatihan di Loka Bina Karya.
2) Bimbingan keterampilan : proses pemberian jenis
keterampilan sesuai dengan kemampuan keterampilan
klien.
3) Bimbingan kerja / usaha, meliputi :
a) Perencanaan usaha/ kerja
b) Produksi barang/ jasa
c) Pemasaran
d) Pengelola hasil usaha/ kerja
d. Penyaluran, merupakan proses penyiapan dan
penempatan klien Loka Bina pada lapangan kerja baik
melalui perorangan maupun kelompok, perusahaan dan
lain-lain, keluarga, atau intitusi pelayanan lainnya
(rujukan), misalnya :
1) Bila LBK disuatu tempat tidak mampu memberikan
pelayanan rehabilitas kepada suatu kasus penyandang
masalah social, maka LBK tersebut merujuk atau
mengirimkan kasus tersebut ke instansi atau fasilitas
pelayanan yang sesuai dengna permasalahannya,
antara lain :
a) Adanya penyandang cacat tubuh yang
memerlukan pelayanan rehabilitas yang lebih atau
lebih lanjut, maka penyandang cacat tersebut
dikirim ke Panti-panti social Bina Daksa, atau ke
Pusat Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa
(PRVBD) Cibinong.
b) Adanya penyandang cacat yang memerlukan
pertolongan atau perawatan medis, maka
penyandang cacat tersebut dikirimkan ke Rumah
Sakit atau fasilitas kesehatan yang sesua
c) Adanya penyandang cacat yang memerlukan
pendidikan luar biasa, maka penyandang cacat
tersebut dikirimkan ke Sekolah Luar Biasa.
d) Adanya penyandang cacat yang membutuhkan
latihan ketrampilan yang lebih maju dan
kemungkinan dapat diintegrasikan dengan system
pelatihan bagi warga non cacat, maka
penyandang cacat tersebut dirujuk misalnya ke
tempat pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK (
Balai Latihan Kerja) dari jajaran Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2) LBK juga menerima rujukan bagi kasus-kasus
permasalahan kesejahteraan social, yang terjadi di
desa-desa yang menjadi cukupan kerjanya, termasuk
menerima rujukan atau tindak lanjut dari hasil kerja
misalnya hasil kerja UPSK/RBM di desa-desa yang
menjadi cakupan kerja LBK tersebut.
e. Bimbingan lanjut
Proses pemantapan dan pengembangan penyandang cacat
yang telah disalurkan agar penyandang cacat mampu
melaksanakan fungsi sosialnya dan mewujudkan
kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan di masyarakat.
Bimbingan lanjut dilaksanakan melalui :
1) Penyandang cacat, dengan kegiatan meliputi :
a) Monitoring
b) Bimbingan pemantapan usaha/kerja
c) Pemberian kesempatan berkonsultasi.
d) Realisasi rujukan pelayanan.
e) Realisasi bantuan/stimulant usaha/kerja, seperti :
Pembentukan KUBE, wira usaha, kerja dalam
keluarga dan lain-lain.
f) Pembinaan pemanfaatan bantuan
2) Keluarga, dengan kegiatan meliputi :
a) Bimbingan pedampingan penyandang cacat
b) Pemberian kesempatan berkonsultasi
3) Masyarakat
a) Dorongan untuk menerima dan mendayagunakan
potensi penyandang cacat eks peserta
b) Memberikan peranan social dalam masyarakat.
4) Pemerintah Daerah
Memfasilitasi akses terhadap schame pengembangan
usaha/kerja.
2. Fasilitas penunjuang untuk penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
a. Penyediaan data dan informasi Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
b. Menunjang kegiatan TKSM dan petugas social
Diharapkan para petugas social dan Kader RBM ataupun
TKSM, dapat memanfaatkan LKB sebagai tempat atau
terminal kegiatan-kegiatannya.
c. Menunjang kegiatan kepemudaan dan kemasyarakatan
lainnya.
Diharapkan LBK dapat juga digunakan sebagai pusat
kegiatan-kegiatan kepemudaan atau Karang Taruna di
desa-desa wilayah cakupan kerjanya. Termasuk bagi
remaja dan pemuda yang berada di wilayah cakupan
LBK tersebut yang mekasanakan kegiatan kesejahteraan
social.
d. Menunjang kegiatan UPSK
Diharapkan LBK dapat membantu UPSK pada saat
kegiatan UPSK dilaksanakan di desa-desa wilayah
cakupan LBK, antara lain dengan menyediakan fasilitas
LBK sebagai terminal atau bila perlu LBK menjadi pos
komando kegiatan UPSK.
Jumlah : 864 m2
4
2 3
4
11
9
5
12
6 6 7
8
Keterangan :
Agar tercipta suasana yang sejuk dan asri perlu dibuat taman
disekitar bangunan Loka Bina Karya.
2. Peralatan Pelatihan
a. Peralatan pelatihan kerja yang tersedia di LBK yang
merupakan peralatan bengkel kerja (Workshop),
komposisinya disesuaikan dengan pasaran kerja,
khususnya lapangan kerja yang tersedia di lingkungan
desa-desa wilayah kabupaten stempat.
b. Selain peralatan pelatihan kerja yang ada pada pasaran
kerja secara umum, juga secara khusus dapat disediakan
peralatan kerja bagi usaha-usaha yang sederhana yang ada
didesa/kabupaten.
c. Dengan memperhatikan lapangan kerja yagn ada dan
pemasaran produksinya, maka masing-masing LBK
mengupayakan jenis-jenis penyediaan peralatan
pelatihannya masing-masing.
3. Perlengkapan
a. Kantor
Untuk kelancaran pekerjaan perkantoran, administrasi
dan logistik LBK, maka LBK perlu diperlengkapi dengan
:
1) Meja/kursi kantor sesuai kebutuhan personil kerjanya.
2) Peralatan penyimpanan surat/arsip/dokumen kantor
berbentuk lemari dokumen/buku/uang dan
sebagainya.
3) Peralatan pendukung pekerjaan kantor, antara lain rak
buku, dan sebagainya.
4) Alat tulis kantor
Untuk mendukung pekerjaan tulis menulis, maka
diperlukan alat tulis kantor yang antar lain terdiri dari:
a) Mesin ketik dan pendukungnya.
b) Kertas tulis, kertas ketik, buku tulis, map surat
dan sejenisnya.
c) Pensil, kapur tulis dan sejenisnya
d) Bila mungkin juga perangkat computer dan
pendukungnya.
b. Rumah Tangga
Peralatan rumah tangga, yang terdiri dari meja/kursi
tamu, lemari umum, peralatan dapur kecil, peralatan
makan seperlunya, alat pembersih ruangan dan lain
sejenisnya.
D. BIAYA
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan LBK diharapkan adanya
dana yang bersumber dari :
1. Sumber dana :
a. Pemerintah Daerah (APBD)
b. Bantuan Pemerintah Pusat
c. Bantuan Masyarakat termasuk dunia usaha.
d. Hasil usaha dan usaha lainnya yang sah
e. Bantuan Luar Negeri
f. Sponsorsip.
2. Komponen kegiatan yang perlu dibiayai, sesuai dengan
kegiatan yang ada dalam LBK.
3. Pengelolaan dan akuntabilitas.
a. Pemanfaatan dana dengan efisien tepat, manfaat, dan
transparan.
b. Pertanggung jawaban sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
MEKANISME KERJA
A. KOORDINASI
B. TATA KERJA