Rks

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

A.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONTRAK (RK3K)
[Logo & Nama [digunakan untuk usulan penawaran]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. PengendalianOperasional K3

A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalammembuatrencana K3, PPK
memberikanidentifikasiawaldanpenyediajasaharusmenyampaikanpengendal
ianrisikopadasaatpenawaranberdasarkanidentifikasiawaltersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

1
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
halaman : .. / ..

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA BIAYA (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Pekerjaan galian pada saluran Tidak ada 1.
pada kondisi baik

2 Pasangan batu menggunakan Bisa terhimpit batu


type N mortar

1.

1.
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasapada saat penawaran;

2
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. PeraturanPemerintahNomor 50 tahun 2012 tentangPenerapan SMK3;
3. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman sistim menejemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum .

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

3
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan
pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONTRAK (RK3K)
[Logo & Nama [digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. PengendalianOperasional K3
E. PemeriksaandanEvaluasiKinerja K3
F. Tinjauan UlangKinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

4
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan
SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. ORGANISASI K3
Contoh:

Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3

5
PenyediajasawajibmembuatIdentifikasiBahaya, PenilaianRisiko, Skala Prioritas,PengendalianRisiko K3, dan Penanggung
Jawabuntukdiserahkan, dibahas, dandisetujui PPKpadasaatRapatPersiapanPelaksanaanKontrak/Pre Construction Meeting
(PCM) sesuailingkuppekerjaan yang akandilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai
dengan format pada Tabel 1.

6
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : .. / ..

PENILAIAN RISIKO
PENANGGUNG
SKALA PENGENDALIAN
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT JAWAB
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO (Nama Petugas)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1

Dst.

7
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomoruruturaianpekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisidenganidentifikasibahaya yang akantimbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyairisiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapanskalaprioritasditetapkanberdasarkan item
pekerjaan yang mempunyaitingkatrisiko K3 tinggi,
sedangdankecil, denganpenjelasan: prioritas 1
(risikotinggi), prioritas 2 (risikosedang), danprioritas 3
(risikokecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi,
maka item pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama
(peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

8
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. PeraturanPemerintahNomor 50 tahun 2012 tentangPenerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

9
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN SUMBER JANGKA BIAYA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR INDIKATOR MONITORIN PENANGGUN
RISIKO DAYA WAKTU (Rp)
PENCAPAIAN G G JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1

10
SASARAN KHUSUS PROGRAM
PENGENDALIAN SUMBER JANGKA BIAYA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR INDIKATOR MONITORIN PENANGGUN
RISIKO DAYA WAKTU (Rp)
PENCAPAIAN G G JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

11
KetentuanPengisianTabel2.:
Kolom (1) : Nomorurutkegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom(10) : Penanggungjawabpelaksana program
Kolom(11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program

D. PengendalianOperasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihansesuaipengendalianrisiko padacontohTabel2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
dan Penanggung Jawab.

E. PemeriksaandanEvaluasiKinerja K3
Kegiatanpemeriksaandanevaluasikinerja K3 dilakukanmengacupadakegiatan yang
dilaksanakanpadabagianD. (PengendalianOperasional)
berdasarkanupayapengendalianpadabagianC (Perencanaan K3) sesuaidenganuraianTabel
2. (sasarandan program K3).

12
F. TinjauanUlang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan kategori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan
Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan]

( )
Penyedia Jasa

13
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR
BADAN PENAGGULANGAN BENCANA DAERAH
JL.SOEKARNO HATTA
TELP.(0474) -
MALILI 929861

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

KEGIATAN :

DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)


BADAN PENAGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN LUWU TIMUR

PAKET PEKERJAAN :

PENGUATAN TEBING SUNGAI DUSUN LEMBO


HARAPAN DESA PERTASI KENCANA KEC. KALAENA
PERSYARATAN TEKNIS
BAB I
SYARAT SYARAT UMUM

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

PENGUATAN TEBING SUNGAI DUSUN LEMBO HARAPAN DESA PERTASI


KENCANA KEC. KALAENA

1.2. Lingkup Pekerjaan :

a. Pekerjaan Pendahuluan

Pembuatan Direksi Keet dan Bangsal Kerja


Pembersihan Lapangan
Pengukuran dan Pemasangan Patok Ukur
Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek
Pekerjaan Pemasangan Bouwplank
Pembuatan Shop Drawing,Pelaporan ,Back up data dan Asbuilt
Drawing.

b. Pekerjaan Konstruksi

1. Pasangan Proteksi
Galian Tanah
Pasangan Batu Gunung / Kali 1pc : 4 ps
Beton Lantai Mutu K.175
Beton Mutu K.250
Pemasangan Bekisting
Pembesian dengan Besi Polos
Turap Pipa PVC (AW 4 Inchi)

2. Pekerjaan Selesai
Pembersihan sisa sisa galian/material dari lokasi pekerjaan

Pasal 2
PEKERJAAN PENUNJANG PROYEK

2.1. Kantor Kerja Direksi dan Konsultan Pengawas dilokasi Proyek.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 2
Kontraktor harus menyediakan kantor kerja untuk Direksi / Pengawas
dilokasi proyek yang cukup memenuhi syarat ruang kerja

2.2. Perlengkapan Kantor Direksi/ Pengawas.


Sebagai kelengkapan kantor Direksi / Pengawas, Penyedia barang / jasa
harus menyediakan pula :

1 Buah meja tulis dan kursi kerja


1 Buah Papan Tulis (White board) Dan buku catatan .
1 Buah kelender yang masih berlaku.

2.3. Izin Izin


Pengurusan izin izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan sampai selesai , biaya yang timbul karenannya menjadi beban
Penyedia Barang / Jasa.

2.4. Penyediaan dan Mobilisasi Pekerjaan


Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan / alat
alat atau peralatan peralatan lain yang dipandang perlu untuk pelaksanaan
proyek maka hal ini menjadi beban dan kewajiban Penyedia Barang / Jasa.

2.5. Papan Nama Proyek


Penyedia Barang / Jasa harus memasang papan nama proyek minimal berukuran
1 x 1,2 m sebelum pekerjaan dilaksanakan dan pada Papan Nama Proyek
tersebut mencantumkan antara lain :

a. Nama Departemen / Instansi Pemberi Tugas


b. Nama Proyek dan Nama Pekerjaan
c. Sumber Dana dan Tahun Anggaran
d. Harga borongan dan waktu pelaksanaan
e. Nama Konsultan Perencana dan Pengawas
f. Nama Perusahaan Penyedia Barang / Jasa

Pasal 3
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN DOKUMENTASI

3.1. Untuk dapat menentukan patok patok utama bagi pelaksanaan proyek
sebelum memulai pekerjaan penyedia barang / jasa harus mengadakan
pengukuran pengukuran lapangan dan pematokan. Hasil pengukuran harus
dilaporkan kepada Direksi / pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3.2. Patok utama dibuat dari kayu dan diletakkan diluar bangunan serta tidak
boleh berubah selama masa pelaksanaan pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 3
3.3. Untuk Menentukan Posisi Serta Keinginan Rencana di Lapangan , Kontraktor harus
melakukan Pengukuran dilapangan secara teliti dan benar,sesuai dengan kondisi
lapangan seperti ditunjukan dalam gambar.

3.4. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam Gambar dengan hasil
pengukuran, maka kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.

3.5. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan
diluar dan didalam areal / lokasi pekerjaan.

3.6. Segala biaya dikeluarkan baik untuk pengukuran maupun


Dokumentasi ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Barang / jasa

Pasal 4
SARANA KELENGKAPAN PROYEK

4.1. Penyedia barang / jasa harus memperhitungkan adanya fasilitas yang cukup
pada saat pelaksanaan pekerjaan.

4.2. Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya untuk pertolongan pertama


pada kecelakaan harus tersedia selama masa pelaksanaan.

Pasal 5
ASURANSI

5.1. Penyedia barang / jasa harus mengasuransikan tenaga kerja yang dipekerjakan
selama pelaksanaan kepada PERUM ASTEK sesuai ketentuan perundang -
undangan yang berlaku.

5.2. Apabila perlu penyedia barang / jasa harus memperhitungkan pula


biaya asuransi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

Pasal 6
PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

6.1. Persyaratan Teknik ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan -


pelaksanaan pekerjaan (yang disebut proyek) termasuk seluruh bangunan -
bangunan dan pekerjaan pekerjaan lainnya sebagai suatu kesatuan yang
tidak terpisahkan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 4
6.2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis
ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan
ini, dan disesuaikan dengan gambar gambar , keterangan keterangan
tambahan tertulis dan perintah Direksi / Pengawas.

6.3. Standar standar utama yang diapakai adalah standar standar yang
dibuat dan berlaku resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standar yang
dapat diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan
standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan pekerjaan
tersebut atau setidak tidaknya standar dari negara produsen bahan
yang menyangkut pekerjaan tersebut yang diberlakukan.

Pasal 7
PEKERJAAN PENDAHULUAN

7.1. Pekerjaan Pendahuluan yang akan dilaksanakan meliputi :


Pekerjaan Pembersihan
Membersihkan lapangan dari tanaman tanaman ataupun material yang
dapat menghambat pelaksanaan .

Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Menentukan titik titik bowplank kemudian memasangnya sebagai bahan
acuan perletakan bangunan

Penerangan,Pagar dan Tanda Tanda Pengaman


Kontraktor harus menyediakan penerangan didaerah kerja dan tanda
tanda pengaman yang diperlukan.

Bangunan Sementara
Untuk Menjamin Keamanan dan Mutu bahan (termasuk peralatan dan lain
lain yang diperlukan), Kontraktor harus menyiapkan gudang
penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang /
Kerusakan.Kontraktor juga diwajibkan menyediakan barak barak kerja.

Kantor Direksi
Kontraktor harus menyediakan Kantor Direksi Lapangan,yang berdekatan
Dengan Kantor Kontraktor.

Kontraktor menyediakan sarana penerangan dan air bersih


secukupnya,yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan untuk
kantor direksi.

Kontraktor Bertanggung Jawab atas perawatan kantor dan Kelengkapan


Kantor Direksi

Setelah Pekerjaan selesai seluruh bangunan kantor dan Peralatannya


harus diserahkan oleh kontraktor kepada direksi.Kontraktor berkewajiban
untuk membongkar / memindahkan bangunan sesuai petunjuk Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 5
Seluruh pekerjaan pendahuluan dapat dilihat pada Bill Of
Quantity (BQ).

Pasal 8
PERATURAN UMUM PELAKSANAAN KEGIATAN

8.1. Peraturan Umum :


1. Untuk Melaksanakan Pekerjaan Sipil dipakai Peraturan umum yang Lazim
dipakai yang disebut A.V/SU/41.
2. Peraturan peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat,
kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat ini.
Peraturan Peraturan tersebut adalah :
PBI 1971 / NI 2 ( Peraturan Beton Bertulang Indonesia )
PUBI 1982 (Peraturan Umum Bangunan Indonesia)
PNKBI 1980 (Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia)
PUBI 1970 / NI 3 ( Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia )
Peraturan Bahan Bangunan Tahan Gempa Tahun 1984
Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970

3. Peraturan peraturan lain yang yang harus dipenuhi sesuai dengan


ketentuan yang berlaku didaerah setempat.

8.2 Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan :

1. Kontraktor wajib memeriksa dan meneliti semua Gambar,ketentuan dan


syarat syarat sebelum memulai pelaksanaan Pekerjaan.

2. Apabila ada hal-hal yang tidak lazim dilaksanakan,atau bila dilaksanakan


akan menimbulkan bahaya,dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan pengawas atau Direksi untuk persetujuannya.

3. Apabila ada perbedaan antara Gambar rencana dengan Gambar Detail atau
RKS,maka konsultan pengawas atau direksi akan menetapkan kebutuhan
mana yang mengikat (yang harus dilaksanakan),dengan ketentuan
menguntungkan Negara.

4. Pelaksanaan Pembangunan dilaksanakan secara lengkap termasuk


mendatangkan mengangkut dan mengerjakan semua bahan bahan yang
diperlukan,menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal -hal lain
yang dianggap perlu.

5. Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk


menuju pada penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan secara cepat,baik
dan lengkap.

6. Didalam pelaksanaan pekerjaan,misalnya pekerjaan beton


bertulang,Konstruksi Baja,dan pekerjaan struktur lainnya.disamping
pekerjaan pengolahan tanah,baik menurut perhitungan konstruksi dan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 6
gambar gambar konstruksi yang disediakan, Jika diduga terdapat
kekurangan , Kontraktor diwajibkan mengadakan konsultasi dengan
Konsultan pengawas dan Direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.

7. Pihak Kontraktor dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang


mungkin terjadi akibat lokasi kegiatan,dan memperhitungkan didalam
harga yang termuat didalam Surat penawaran,termasuk kehilangan dan
kerusakan bahan / alat.

8. Tanah dan halaman diserahkan dalam pembangunan ini diserahkan pada


kontraktor dalam keadaan sesuai pada saat seperti penjelasan/aanwijzing

.
9. Kontraktor harus sedemikian rupa menjaga ketertiban selama pekerjaan
dilaksanakan,sehingga lokasi dan sekitarnya menjadi tertib,misalnya
pekerjaan pada malam hari , kontraktor harus minta persetujuan kepada
direksi atau konsultan pengawas terlebih dahulu.

10. Pekerjaan Harus diserah terimakan secara lengkap dan sempurna kepada
pemberi tugas / direksi,termasuk perbaikan perbaikan yang timbul akibat
kelalaian pelaksanaan,pembersihan lingkungan dan sebagainya.

8.3 Rencana Kerja

1. Sebelum Memulai melaksanakan pekerjaan , Kontraktor harus menyusun


rencana kerja Secara terperinci,antara lain Jadwal pelaksanaan pekerjaan
(Time Schedule ) , Net Work Planning,yang diajukan kepada Kons ultan
pengawas / direksi selambat lambatnya 1 (Satu) minggu setelah
penunjukan pemenang,untuk mendapatkan persetujuan.
2. Setelah mendapat persetujuan , maka rencana kerja tersebut harus dibuat
dan diserahkan cetakannya kepada konsultan pengawas/direksi mas ing
masing rangkap tiga, dan cetakan lainya harus senatiasa terpajang ditempat
pekerjaan (Direksi Keet) bersama dengan dokumen kontrak.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan , mendatangkan alat alat dan
bahan bantu sesuai dengan rencana kerja, kecual i jika terpaksa menyimpang
karena suatu hal , akan tetapi harus dipertimbangkan secara matang dan
harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan direksi.
4. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/direksi sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu mengenai pelaksanaan pekerjaan.

8.4 Bangsal Kerja , Gudang dan Ruang Rapat Lapangan.

1. Bangsal untuk pekerja dan gudang dibuat pada tempat sekitar


bangunan,sedangkan untuk ruang direksi,ruang konsultan pengawas,dan
ruang rapat lapangan dibuat menyatu dan letaknya akan ditentukan
kemudian oleh konsultan pengawas direksi.
2. Bahan bahan utama dan Bahan bahan tambahan yang seharusnya
mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup
menjamin perlingdungan terhadapnya.
3. Kontraktor harus hadir pada saat rapat lapangan baik yang diadakan secara
periodic setiap minggu dan setiap bulan maupun rapat rapat lainya yang

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 7
diadakan oleh konsultan pengawas dan direksi untuk membicarakan segala
sesuatu mengenai pelaksanaan Pekerjaan.

8.5 Ketentuan Ketentuan lain


Selain Rencana Kerja dan Syarat syarat ini,ketentuan lain yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Gambar Kerja
Gambar gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan Syarat -
syarat ini
Gambar Detail yang diserahkan kemudian oleh pemberi Tugas.
2. Petunjuk
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing) sesuai yang tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
Petunjuk dan Syarat syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh
konsultan pengawas atau direksi.

3. Peraturan
Semua undang undang dan Peraturan peraturan Pemerintah yang berlaku
untuk pelaksanaan Pemborongan bangunan air.

Pasal 9
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

9.1 Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk melaksanakan pekerjaan ini.

9.2 Kontraktor harus membatasi operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak meliputi jalan Masuk, lokasi penyimpanan
bahan bangunan dan Jalur pengangkutan material dibuat oleh kontraktor dengan
persetujuan direksi.

Pasal 10
MATERIAL

10.1 Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
tekniks yang ditentukan.
10.2 Jika Kontraktor mengajukan Bahan lain yang akan digunakan angka mutunya
minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen lelang. Untuk
pemesanan bahan itu harus duberitahukan terlebih dahulu pada direksi yang
meliputi jenis , kualitas dan kuantitas dan bahan yang dipesan untuk mendapat
persetujuan.
10.3 Semua bahan bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan ketentuan umum yang berlaku di indonesia. Mengenai bahan bangunan
serta persyaratan persyaratannya akan dicantumkan pada pasal pasal berikut :
10.4 Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak diperoleh,kontraktor
boleh mengajukan usul perubahan pada direksi sepanjang mutunya paling tidak
sama dengan apa yang disyaratkan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 8
10.5 Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis sepanjang
memenuhi persyaratan teknis dan kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin
mempergunakan produksi dalam negeri.

Pasal 11
SYARAT SYARAT BAHAN

11.1 Air (PUBI / NI 3 )


a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh
mengandung minyak , asam,alkali,garam dan bahan bahan organis dan
bahan bahan lain yang merusak bangunan. Dalam Hal ini harus dinyatakan
dengan hasil test dari laboratorium yang disetujui oleh konsultan pengawas
dan Direksi.
b. Khusus untuk Beton , Jumlah air yang digunakan untuk adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton, yang ditentukan dengan ukuran berat dan
dilakukan dengan tepat.
11.2 Pasir (PUBI 1970 / NI 3 , PBI 1971 2 )
a. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan alas lantai, alas pondasi batu Gunung dan lain lain
harus bersih dan butiran keras.
Pasir laut untuk maksud maksud tersebut tidak diperkenankan.
b. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan dan adukan plesteran harus memenuhi syarat
syarat sebagai berikut :
Butiran butiran harus Tajam,keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
jari.
Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm
Pasir laut tidak bisa digunakan

11.3 Batu Kali


1. Batu Kali harus keras , padat dan tidak boleh mengandung cadas
atau tanah, Diameter Batu 15 30 cm.
2. Batu Kali untuk keperluan yang nampak (pasangan batu muka atau
Pasangan batu plesteran), bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak
Boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk atau berpori.

11.4 Batu Pecah


1. Batu Pecah adalah batu pecah yang harus dapat
Melalui cruser dengan ukuran 2 cm x 3 cm
.

2. Batu Pecah untuk beton harus terdiri dari butir butir yang keras,
Tidak berpori, tidak pecah / hancur , oleh pengaruh cuaca.

3. Split harus cukup bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari
3 %.
4. Ukuran Split yang digunakan tidak boleh lebih dari 2 x 3 cm.

11.5 Portland Cement ( NI 8, PBI 1971 / NI 2 )


1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis ( NI 8 ) dan
Dalam kantong utuh / baru .

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 9
2. Bila digunakan PC yang telah tersimpan lama harus diadakan pengujian
Terlebih dahulu oleh Laboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas.

3. Dalam pengangkutan PC ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak


Menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat yang kering
4. PC yang sudah membatu ( menjadi keras ) tidak boleh dipakai.

Pasal 12
LALU LINTAS

12.1 Dalam Melaksanakan pekerjaan dan Pengangkutan bahan bahan untuk


keperluan pekerjaan, kontraktor harus Berhati hati sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu Lintas atau menimbulkan
kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya. Bila
terjadi kerusakan, kontraktor berkewajiban untuk memperbaikinya.

Pasal 13
CUACA

13.1 Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang dapat
mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan.

BAB II
SPESIFIKASI UMUM

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

1.1 Pemeriksaan Lokasi


Sebelum memulai Pekerjaan , Kontraktor harus meninjau Site untuk
memeriksa keadaan dan situasi yang ada serta bahan bahan yang akan
digunakan.

1.2 Pembersihan Lokasi


Lokasi Site yang akan dibangun dan Daerah sekitarnya harus dibersihkan
dari segala tumbuhan dan benda benda yang tidak diperlukan dan harus
dipersiapkan untuk pekerjaan Galian.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 10
1.3 Pohon pohon dan Tanaman
Kontraktor tidak diperkenankan untuk menebang,m emotong atau merusak
pohon atau tanaman,kecuali yang berada pada daerah yang digali,atau yang
jelas yang ditandai pada gambar untuk disingkirkan.Apabila oleh karena
sesuatu alasan terpaksa harus ditebang atau dipotong, maka kontraktor
harus memperoleh izin secara tertulis terlebih dahulu dari pemberi tugas.
Pohon pohon dan tanaman yang tidak boleh ditebang dan kemungkinan
akan rusak akibat pelaksanaan pekerjaan, harus dilindungi dengan tiang
tiang kayu yang kokoh dan diikat dengan kawat sehingga pohon t ersebut
dapat terlingdungi dengan baik.

1.4 Titik Duga / Titik elevasi


Titik elevasi bangunan ( 0 + 000 ) ditetapkan sama dengan titik elevasi
dasar saluran existing saluran .
Patok patok tetap dan Sumbu sumbu bangunan Drainase akan
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas bersama sama dengan Kontraktor.
Patok patok yang telah terpasang harus dijaga dan dipelihara oleh
kontraktor selama pekerjaan berlangsung . Patok patok tersebut dibuat
dari Kayu yang diberi tanda.
Pengukuran selanjutnya harus dikerjakan oleh Kontraktor atas dasar
sumbu dan patok patok yang tetap yang telah ditentukan.

Pasal 2
PEKERJAAN BOUWPLANK DAN UKURAN UKURAN UTAMA

2.1 Bouwplank harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu


Sewaktu pelaksanaan pekerjaan.

2.2 Bouwplank harus dibuat dari papan kayu Kelas III sekeliling pondasi dengan
ukuran 2.5 x 20 cm, diserut pada bagian atasnya dan dipaku pada patok
patok kayu ukuran 5/7 cm yang dipancangkan kuat kedalam tanah sedalam
minimun 40 cm.

2.3 Pengukuran ukuran ukuran / sumbu sumbu utama pada Bouwplank harus
dilakukan dengan sepengetahuan konsultan pengawas/ direksi dengan
memberikan tanda tanda yang cukup jelas.

2.4 Tanda tanda tersebut harus dijaga dan dipelihara selama pekerjaan
berlangsung.

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

3.1 Kupasan Tanah


Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk peralatan
tanah, harus disesuaikan dengan ketinggian titik Elevasi yang diminta, dan
dilaksanakan sebelum dimulai pekerjaan Bouwplank.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 11
3.2 Galian Tanah
Galian tanah harus dibuat luas, supaya memudahkan untuk bekerja.
Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran yang ada digambar.
Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus dengan segera
memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas / direksi
untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Lereng galian tanah pondasi harus dimiringkan secukupnya untuk menjaga
agar tidak terjadi longsoran.
Bila diperlukan penurapan, maka harus diadakan penurapan atas biaya
kontraktor.
Kelebihan Tanah bekas Galian, harus diangkat / dibuang ketempat
tempat terendah ( masih dalam lokasi pekerjaan ), atau dibuang keluar
bangunan atas petunjuk konsultan pengawas / direksi.
Pada Saat mengali memperhatikan jaringan pipa air Perumahan yang ada
disekitarnya untuk mencegah kerusakan dan pemutusan, dan apabila hal
ini terjadi maka pihak kontraktor harus memperbaikinya.
Penggunaan Alat Excavator direkomendasi untuk melakukan
pekerjaan,untuk megifisienkan waktu pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4
PEKERJAAN URUNGAN TANAH

4.1 Pekerjaan Urugan sisi Pondasi

Pekerjaan Urugan Tanah untuk sisi pondasi harus dilakukan dengan tanah
bersih,bebas dari sampah sampah, akar akar dan dipadatkan sambil
disiram air.

4.2 Urugan Tanah

Urungan Tanah harus tanah berwarna merah kecoklat coklatan yang baik
dan bebas dari kotoran dan akar akar pohon.
Pengurugan lapis demi lapis ( Maksimun 15 cm ) lalu dipadatkan dengan alat
pemadat.
Kontraktor harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan maksimun
dan semua material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan.
Semua timbunan (urungan) baik tanah maupun pasir,harus dipadatkan
minimal 95 % dari kepadatan (kering) maksimun yang dicapai dengan tes
AASHO T/99 79 atau Tes Modified Compaction.
Kontraktor harus memasukkan biaya biaya tersebut,sehingga harga satuan
penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud.
Hasil urugan harus baik dan rata diukur / diperiksa dengan alat ukur
theodelite / Waterpass.

4.3 Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut disesuaikan dengan
Gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 12
Pasal 5
PEKERJAAN PEMASANGAN BATU KALI

5.1 Pasangan Batu Kali


Pasangan batu kali pasangan batu mengunakan spesi ( campuran ) dimana
persyaratan campuran / adukan seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Sebelum pasangan batu kali dipasang,terlebih dahulu harus dibuat Profile
profile Pondasi yang akan dipasang. Yaitu dari kayu terutama pada sudut
sudut galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan yang diinginkan dalam
gambar.
Batu Kali pasangan pondasi,satu sama lain tidak boleh bersentuhan
langsung,harus diikat oleh campuran (spesi)
Didalam pondasi tidak boleh ada ruang kosong (berongga)
Proses pengeringan tidak boleh terlalu cepat.Artinya jika matahari terlalu
terik, maka pondasi yang sedang mengering harus sering dibasahi atau
dilingdungi.
Pasangan pondasi harus menggunakan adukan / campuran 1 pc : 4 Psr wajib
menggunakan Mesin Molen.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON

6.1 Lebar dan tebal lantai mengikuti Gambar Kerja.

6.2 Campuran beton mengunakan Mutu K.175 Untuk sloof dan dinding .

6.3 Campuran beton mengunakan Mutu K.250 Untuk turap

Pasal 7
PEKERJAAN TURAP

7.1 Turap menggunakan pipa PVC AW 4 inchi dan didalam pipa tersebut terdapat
besi dan isiannya menggunakan mutu beton k.250

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 13
BAB III
PERSYARATAN LAIN DAN PERUBAHAN PERUBAHANNYA

Pasal 1
PERYARATAN PERSYARATAN LAIN

1.1 Pemborong / Kontraktor diwajibkan membuat gambar gambar revisi /Shop


Drawing ( bila diperlukan ) serta gambar gambar detail dari pekerjaan
yang dilaksanakan , Gambar gambar tersebut diajukan kepada konsultan
pengawas / direksi untuk disetuju,memberikan penjelasan keterlambatan
pekerjaan disebabkan lokasi pekerjaan tersebut membutuhkan langsiran
material.

Pasal 2
PERUBAHAN DALAM RKS DAN GAMBAR GAMBAR

2.1 Semua ketentuan ketentuan dalam RKS maupun gambar kerja dapat
diubah, ditambahkan atau dihilangkan sesuai kebutuhan dibawah ini,

Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan,akan dilakukan


pada aanwijzing dan dituangkan didalam berita acara.
Perubahan yang dianggap perlu untuk penyelesaian dengan kondisi lapangan
atau menyangkut perubahan Design,dilakukan dengan pemberitahuan secara
tertulis kepada direksi dan konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

Pasal 3
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS) ini, bersama dengan penjelasan
dan daftar isian penawaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan merupakan bagian dari dokumen pemborongan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Spesifikasi Teknis 14

Anda mungkin juga menyukai