Sistem Kelistrikan Dalam Tubuh
Sistem Kelistrikan Dalam Tubuh
Sistem Kelistrikan Dalam Tubuh
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak, jantung,
ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan berbagai jaringan lainnya.
Semuanya bekerja berdasar sistem kelistrikan. Karena itu kita bisa mengukur tegangan listrik di
bagian tubuh mana pun yang kita mau. Semuanya ada tegangan listriknya. Bahkan setiap sel di
tubuh kita memiliki tegangan antara -90 mvolt pada saat rileks sampai 40 mvott pada saat
beraktifitas.
Tubuh kita boleh disebut sebagai sistem elektromagnetik. Sebab, kelistrikan sangat erat
kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan. Sebagaimana jantung
ataupun bagian-bagian lain di tubuh kita.
SISTEM SYARAF
1. Bermyelin :
Banyak terdapat pada manusia. Suatu insulator yang baik, kemampuan mengaliri listrik
sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke simpul yang lain.
2. Tanpa Myelin :
Akson tanpa myelin diameter 1 mm kecepetan 20 -50 m/s.
Akson bermyelin diameter 1 m kecepatan 100 m/s.
Untuk menentukan natural rate dihitung dari mulai depolarisasi spontan sampai nilai
ambang setelah repolarisasi. Yang mempengaruhi :
Ada sekumpulan sel utama yang secara spontan menghasilkan potensial aksi yang akan
dengan cepat mendepolarisasi sel otot miokardium yang sedang mengalami istirahat Pace
Maker / perintis jantung.
ELEKTRODA
1. Dapat disterilkan.
2. Tidak mengandung racun.
Biasanya Perak ( Ag ) ditutupi lapisan tipis perak Chlorida ( AgCl ). Perbedaan potensial
sebesar 0,80 0,34 = 0,46 V, dijumpai apabila kedua elektroda disambungkan pada kedua tangan
penderita.
Macam Elektroda
2. Elektroda Mikropipet.
Dibuat dari gelas dgn diameter 0.5 m. Untuk mengukur potensial biolistrik di
dekat/dalam sebuah sel.
Sistem kelistrikan dalam tubuh manusia sesuai konsep ilmiah dapat memancarkan cahaya
(aura). Sistem kelistrikan ini dibagi menjadi generator-generator energi yang disebut sebagai
cakra. Ada 7 cakra utama yang banyak dipelajari, dan terletak di sepanjang ubun-ubun turun ke
arah tulang belakang, sampai ke tulang ekor.
Ke tujuh cakra utama itu dikenal sebagai Cakra Mahkota, letaknya di ubun-ubun, Cakra
Tenggorok di leher, Cakra Jantung di sekitar jantung, Cakra Solar Pleksus ada di atas pusar,
Cakra Seks ada di bawah pusar, dan Cakra Dasar di tulang ekor.
Cakra ini dipersepsi sebagai wilayah tubuh yang menjadi pusat pembangkitan energi. lni
memang konsep Kedokteran Timur. Sebagaimana Tusuk Jarum. Bahwa titik-titik tertentu di
dalam tubuh manusia memiliki kemampuan menghasilkan energi atau terkait dengan sistem
energial secara holistik. Dan secara ilmiah, memang telah bisa dibuktikan adanya tegangan listrik
diantara organ-organ tertentu di dalam tubuh manusia seperti yang telah dijelaskan diatas.
Ke tujuh cakra utama itu secara empirik telah dibuktikan fungsi dan pengaruhnya.
Meskipun masih perlu diteliti terus secara lebih mendalam. Di antaranya, cakra dasar adalah
cakra yang disebut-sebut sangat berpengaruh pada munculnya warna merah pada aura seseorang.
Padahal sebagaimana kita ketahui, warna merah adalah warna yang menunjukkan sifat-
sifat emosional, jiwa yang tertekan, ketergesa-gesaan, perhatian pada dunia fisik secara
berlebihan, dan keberanian mengambil resiko. Maka berarti cakra dasar adalah cakra yang
bertanggung jawab terhadap munculnya sifat-sifat tersebut.
Cakra kedua adalah cakra Seks. Cakra ini dikenal sebagai pusat munculnya warna jingga
alias oranye. Disinilah pusat kreatifitas fisik. Warna jingga yang dominan menunjukkan sifat
ketertarikan pada penampilan diri secara fisik. Baik diri sendiri maupun orang lain.
Orang yang memiliki warna jingga suka berdandan dan menjadi pusat perhatian. Ia senang
bergaul dan bersifat hedonistik alias suka bersenang-senang.
Cakra ketiga disebut Cakra Solar pleksus, letaknya di atas pusar. Ia adalah pusat energi
yang bertanggungjawab terhadap munculnya warna kuning. Warna ini menunjukkan sifat-sifat
egoistik dan ambisi. Orang yang memiliki warna kuning memiliki ambisi dan cita-cita kuat untuk
menjadi penguasa. Energik dan cerdik. Tapi warna ini juga berkait erat dengan tingkat stress
yang tinggi.
Cakra ke empat adalah Cakra Jantung, bertanggungjawab terhadap munculnya warna
hijau. Di sini muncul getaran-getaran halus yang berkait dengan sifat-sifat lemah lembut. Rasa
empati dan kasih sayang, muncul dari generator energi di sini.
Cakra ke lima adalah Cakra Tenggorokan. lnilah cakra penghasil warna biru. Jika cakra
ini aktif, maka tubuh kita akan didominasi warna biru. Warna ini erat kaitannya dengan keilmuan
dan rasionatitas. Perlumbuhan dan progresifitas. Keinginan mencari realitas hakikat. Makna
hidup.
Cakra ke enam berada di kening. Sering disebut sebagai Cakra Mata Ketiga. Generator
energi ini menghasilkan warna nila. Ia menggambarkan munculnya intuisi dan spiritualitas pada
pemilik aura tersebut. Ia semakin tertarik kepada realitas-realitas di 'dunia dalam'. Inner cosmos.
Hal-hal gaib.
Cakra ke tujuh berada di ubun-ubun, menghasilkan warna ungu. Warna ini menunjukkan
intensitas spiritualitas yang tinggi. Perhatiamya kepada hal-hal yang bersifat duniawi sangat
rendah. Ia lebih tertarik kepada meditasi, tafakur, berdzikir, menyendiri, mencari hubungan
dengan Tuhan, dan hal-hal yang bersifat spiritual.
Warna ini sering juga muncul pada para seniman yang sedang asyik menuangkan karya-
karyanya. Atau pada para ilmuwan yang sedang asyik meneliti rahasia alam. Membuka tabir
keilmuan semesta.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap aktifitas
seseorang akan mempengaruhi terhadap pancaran gelombang elektomagnetik yang ditimbulkan
dari dalam tubuhnya. Pancaran cahaya tertinggi adalah bagi mereka yang senantiasa
meningkatkan kualitas spiritualitasnya karena pada dasarnya manusia memiliki dimensi cahaya
yang bersemayam sebagai ruh. Ruh inilah unsur ketuhanan yang melekat pada setiap manusia.
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS. Al-
Hijr: 29).
Potensi ruh yang ada pada setiap manusia sesungguhnya dapat membangkitkan energi
listrik dalam tubuhnya. Jantung sebagai generator utama penentu kualitas cahaya yang
dipancarkan keluar. Cahaya itulah yang dimaksud sebagai cahaya iman.
Allah SWT. berfirman dalam surat ke 66, At-Tahrim ayat : 8
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahriim: 8).
Ayat tersebut memberi gambaran kepada kita bahwa dengan adanya sistem kelistrikan
dalam tubuh, maka seseorang dapat meningkatkan kualitas cahaya tubuhnya dengan
memperbanyak ibadah dan amal shaleh.
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka):
"Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". (QS. Al-Hadiid: 12).
Sekalipun ayat diatas menjelaskan tentang keadaan orang beriman di surga tapi pada
hakekatnya adalah manifestasi dari apa yang dilakukan di dunia. Cahaya hang terpancar dari
dalam tubuh manusia hanya dapat di lihat dengan alat bantu teknologi yang dikembangkan saat
ini.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh
berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga.
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia dan merupakan fenomena sel.
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.
Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem
saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.
Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris.
Dalam biolistrik terdapat beberapa hukum, yaitu Hukum Joule dan Hukum Ohm
Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh tebagi menjadi 9, yaitu:
1) Sistem Syaraf dan Neuron
2) Kelistrikan Saraf
3) Perambata Potensial Aksi
4) Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
5) Kelistrikan Otot Jantung
6) Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
7) Elektroda
8) Isyarat Listrik Tubuh
9) Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung
DAFTAR PUSTAKA
http://strengthlive1899.blogspot.com/2012/11/makalah-kimia-keperawatan-1-bio-listrik.html
http://mustikadewi.student.esaunggul.ac.id/2012/12/05/tugas-online-iii-fisika-kelistrikan-dan-
kemagnetan-dalam-tubuh-manusia/