LAPORAN - P2KP 2015 - Edit - 22022016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 86

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan)
adalah membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan
aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat
penting dan mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan
belum mempertimbangkan kecukupan gizi. Selain itu, pola konsumsi pangan
penduduk Indonesia masih belum seimbang yang ditandai dengan tingginya
konsumsi padi-padian, terutama beras; masih rendahnya konsumsi pangan hewan,
umbi-umbian, serta sayur dan buah; pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal
seperti umbi, jagung, dan sagu masih relatif rendah; kualitas konsumsi pangan
masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih
belum mencapai kondisi ideal. Oleh karenanya diperlukan upaya untuk
menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal
agar hidup sehat, aktif, dan produktif.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun
2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan
penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan
terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian
No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional
dalam implementasinya.
Implementasi dari Perpres dan Permentan tersebut, Kementerian Pertanian
melalui Badan Ketahanan Pangan sejak tahun 2010 meluncurkan program
optimalisasi pemanfatan pekarangan melalui salah satu kegiatan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat untuk mempercepat diversifikasi
pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Program ini sejalan
dengan empat target kunci sukses Kementerian Pertanian yang salah satunya
adalah diversifikasi pangan.

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Sebagai bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Tahun 2010, pada tahun
2014 program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi
Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL),
(2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan
Promosi P2KP. Melalui 3 (tiga) kegiatan besar ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan
yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).
Sehubungan dengan berakhirnya tahun anggaran 2014, maka disusun laporan
pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bentuk tata kepemerintahan yang baik
(good governance).

1.2 Tujuan
Secara umum tujuan kegiatan P2KP adalah untuk memfasilitasi dan
mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan masyarakat yang B2SA yang
diindikasikan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH). Tujuan
khususnya antara lain:
a) Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)
serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras;
b) Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan
dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai
penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi
keluarga; dan
c) Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang
berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

Sedangkan tujuan laporan ini dibuat adalah sebagai bentuk evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan Gerakan P2KP di daerah. Laporan diharapkan
dapat dijadikan acuan bagi pengembangan Gerakan P2KP tahun berikutnya.

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
1.3 Sasaran
Mengacu pada tujuan di atas, sasaran kegiatan P2KP ialah:
a) Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola
konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) serta
menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan
tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal; dan
b) Berkembangnya usaha pengolahan pangan skala UMKM sumber karbohidrat
selain beras dan terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) Tahun 2014 terdiri atas Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui
Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Model Pengembangan Pangan
Pokok Lokal (MP3L), dan Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP).

a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah


Pangan Lestari (KRPL)
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan
wanita untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya
ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan
keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah-buahan, serta budidaya ternak dan
ikan. Hasil pekarangan dapat digunakan sebagai tambahan untuk ketersediaan
sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi
kawasan perumahan warga yang saling berdekatan. Kegiatan ini dapat membentuk
sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam
kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini
dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture), antara lain dengan membangun Kebun Bibit Desa (KBD) dan
mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal
(local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga. Implementasi kegiatan
ini disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL dengan
pendampingan oleh Penyuluh Pendamping P2KP desa dan Pendamping P2KP
kabupaten/kota, serta dikoordinasikan bersama dengan aparat kabupaten/kota.
Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kelompok
wanita dalam membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah
tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam.
Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun di setiap desa untuk memasok kebutuhan
bibit bagi anggota kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta keberlanjutan
kegiatan. Pengembangan Kebun Bibit ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan
kegiatan pembibitan yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Untuk itu,
pengembangan Kebun Bibit pada kegiatan ini harus berkoordinasi dengan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat. Tanaman yang dibudidayakan di
KBD diutamakan tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat
ataupun jenis tanaman baru potensi lokal yang memiliki keunggulan nilai gizi.
Desa pelaksana P2KP juga diarahkan untuk mengembangkan kebun sekolah
di salah satu sekolah (SD/SMP/SMA) yang berlokasi di desa tersebut. Pembinaan
dilakukan oleh pendamping desa P2KP, sejalan dengan pembinaan yang dilakukan
terhadap kelompok wanita P2KP, dan berkoordinasi dengan sekolah yang
bersangkutan. Kebun Bibit yang dikembangkan di desa P2KP juga diarahkan untuk
dapat memasok bibit ke kebun sekolah tersebut.

b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)


Tujuan dari kegiatan MP3L adalah untuk mengembangkan pangan lokal
sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang secara khusus dipersiapkan untuk
mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpendapatan
rendah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan
berbagai instansi terkait yang bertujuan untuk:
i. Mengembangkan beras/nasi non beras sumber karbohidrat yang dapat
disandingkan dengan beras/nasi, berbahan baku sumber pangan lokal;
ii. Mengembalikan kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi
pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan non-beras/non-
4

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
terigu dari sumber pangan lokal; dan
iii. Perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat melalui penurunan konsumsi
beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok selain beras yang diimbangi
dengan konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah.

Pemanfaatan pangan lokal yang bersumber dari aneka umbi, sagu, pisang,
sukun, labu kuning sudah banyak dikembangkan dengan dijadikan tepung. Aneka
tepung ini dapat diolah sebagai pangan pokok mensubstitusi beras dan terigu
sebagai sumber karbohidrat. Melalui teknologi pengolahan pangan dapat
dikembangkan nasi non-beras yang dapat disandingkan dengan nasi beras
sebagai menu makanan sehari-hari serta mendorong dan mengembangkan
penganekaragaman pangan khususnya berbasis aneka tepung berbahan baku lokal
serta pengembangan pengolahan tepung lokal menjadi pangan intermediate.

c) Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan


(P2KP)
Kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP dimaksudkan untuk memasyarakatkan
dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada masyarakat melalui
upaya-upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku, serta
ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi
terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif.

1.5 Lokasi Kegiatan


Kegiatan P2KP Tahun 2015 dilaksanakan dengan sasaran lokasi sebagai
berikut:
a) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL dilaksanakan di
2.294 (dua ribu dua ratus sembilan puluh empat) desa baru pada 328 (tiga ratus
dua puluh delapan) kabupaten/kota dan 1.516 (seribu lima ratus enam belas)
desa lanjutan Tahun 2014 pada 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota di 33
provinsi;
b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan di 4 (empat)
kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam) kabupaten baru
tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 16 (enam belas) provinsi; dan
5

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
c) Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 33 provinsi.

1.6 Metodologi Kegiatan


Gerakan P2KP Tahun 2015 dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan utama yaitu:
a) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dilakukan untuk 2 (dua) kelompok sasaran
yaitu :
a. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2014 yang telah berkembang
dan melaksanakan pemanfaatan pekarangan sebanyak 1.516 (seribu lima
ratus enam belas) desa di 260 (dua ratus enam puluh) kabupaten/kota pada
33 (tiga puluh tiga) provinsi untuk kegiatan pengembangan Kebun Bibit;
b. Kelompok Wanita penerima bantuan tahun 2015 sebanyak 2.294 (dua ribu
dua ratus sembilan puluh empat) desa di 328 (tiga ratus dua puluh delapan)
kabupaten/kota pada 33 (tiga puluh tiga) provinsi dengan kegiatan:
1) Pengembangan pekarangan anggota dan Demplot kelompok;
2) Pengadaan kebun bibit;
3) Pengembangan Kebun Sekolah; dan
4) Pengenalan dan pengembangan menu B2SA dari hasil pekarangan.
b) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L). Inti kegiatan MP3L
dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan
terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok yang B2SA melalui:
1) Bantuan penyediaan alat untuk menghasilkan produk pangan pokok berbahan
baku pangan lokal;
2) Fasilitasi dan pendampingan kepada UMKM untuk mengembangkan bisnis
dan industri berbasis pangan lokal dalam penyediaan bahan pangan pokok
lokal non-beras untuk masyarakat; dan
3) Kajian terhadap produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal, meliputi:
spesifikasi produk, kandungan gizi, daya terima konsumen dan kelembagaan.

Pengalokasian anggaran kegiatan MP3L tahun 2015 adalah untuk


kabupaten/kota yang telah ditetapkan di 16 provinsi, yaitu 4 kabupaten/kota
lanjutan 2014 dan 26 kabupaten baru tahun 2015. Pelaksanaan kegiatan MP3L
didampingi oleh perguruan tinggi setempat yang menangani pengembangan
teknologi pangan. Kerja sama dengan perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk
6

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
membantu dan mendukung Badan/Kantor/Dinas yang menangani Ketahanan
Pangan tingkat provinsi dalam melaksanakan kegiatan P2KP.
c) Sosialisasi dan Promosi P2KP, dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan
seperti gerakan kampanye serta sosialisasi melalui media massa cetak maupun
elektronik, promosi pola pangan B2SA seperti One day No Rice atau
Manggadong di Sumatera Utara dan Mama Selaras di Bangka. Lomba Cipta
Menu Pangan B2SA, pameran diversifikasi pangan fokus pada pengembangan
pangan pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan kampanye kreatif dan
inovatif dalam memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh
formal dan informal yang berpengaruh di masyarakat.

1.7 Dasar Hukum


Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan
untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman;
mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dilakukan antara lain melalui penetapan kaidah penganekaragaman pangan,
pengoptimalan pangan lokal, pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi
usaha pengolahan pangan lokal, pengenalan jenis pangan baru termasuk pangan
lokal yang belum dimanfaatkan, pengembangan diversifikasi usaha tani dan
perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak,
dan ikan; pengoptimalan pemanfaatan lahan termasuk lahan pekarangan;
penguatan usaha mikro, kecil dan menengah di bidang pangan; serta
pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal.
Untuk implementasinya, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber
Daya Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009
tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan menjadi acuan
bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
II. GAMBARAN UMUM KEGIATAN

Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di tingkat


Daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2010. Pada tahun 2010 kegiatan P2KP
diawali dengan pengembangan 2.000 desa dimana terdapat 2.000 kelompok yang
melaksanakan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Tahun 2011 sasaran
kegiatan P2KP dikembangkan menjadi 4.000 desa bahkan dengan adanya dana
APBNP terjadi penambahan 700 desa pelaksana P2KP sehingga akumulasinya
menjadi 4.700 desa. Kegiatan P2KP terus dilaksanakan pada tahun 2012 dengan
menambah jumlah sasaran yakni di 6.000 desa dan pada tahun 2013 bertambah
sasaran menjadi 5.000 desa baru dan 1.280 desa lanjutan, serta ditambahkannya
sekitar 400 desa untuk direktif presiden, sehingga total sasaran kumulatif mencapai
11.400 desa. Pada tahun 2014, sasaran kegiatan P2KP telah berkembang menjadi
1.516 desa baru yang semakin berkembang di tahun 2015 menjadi 2.294 desa baru,
sehingga total sasaran kegiatan P2KP hingga tahun 2015 telah mencapai 9.156
desa di Indonesia. Kegiatan P2KP pada Tahun 2015 dilaksanakan sebagai berikut:

2.1 Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah


Pangan Lestari (KRPL)
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
pembudayaan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman
(B2SA). Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan dana kepada kelompok wanita
untuk pelaksanaan (1) pembangunan demplot sebagai laboratorium/sekolah lapang,
(2) pembangunan kebun bibit desa, (3) pengembangan pekarangan anggota, (4)
pengembangan olahan pangan lokal, (5) pengembangan kebun sekolah. Kegiatan-
kegiatan ini dilaksanakan di bawah arahan petugas pendamping di tingkat
Kabupaten/Kota dalam budidaya dan pengolahan pangan lokal.
Bansos optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL telah diberikan
pada 6.264 kelompok wanita penerima manfaat tahun 2013-2014, kemudian untuk
tahun 2015, bansos diberikan pada 2.294 kelompok wanita manfaat di 328
kabupaten/kota di 33 provinsi yang selanjutnya mendapatkan alokasi tambahan
melalui APBN-P sebanyak 598 kelompok wanita penerima manfaat.
8

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Adapun besaran Bansos yang diberikan kepada kelompok wanita penerima
manfaat tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- yang diperuntukan untuk:
Demplot kelompok: Rp. 5.000.000,-
Pembangunan Kebun Bibit: Rp. 2.000.000,-
Pekarangan anggota: Rp. 8.000.000,-

2.2 Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)


Kegiatan MP3L dilaksanakan untuk mendorong penyediaan bahan pangan
pokok lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan
beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Kegiatan ini merupakan salah satu
kegiatan utama dalam gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP). Keberhasilan gerakan P2KP ditentukan juga oleh ketersediaan aneka
ragam bahan pangan dan perilaku konsumen dalam mengonsumsi aneka ragam
pangan. Efektivitas P2KP akan tercapai apabila upaya internalisasi didukung dan
berjalan beriringan dengan pengembangan usaha pangan lokal.
Komoditas pangan lokal yang dikembangkan dalam kegiatan MP3L
diprioritaskan pada 3 komoditas utama yaitu ubi kayu, jagung, dan sagu. Kegiatan
MP3L di tahun 2015 merupakan lanjutan dari kegiatan MP3L tahun 2014 yang telah
dilaksanakan pada 4 kabupaten/kota dan ditambah 26 kabupaten baru di tahun 2015
yang kesemuanya berada di 16 provinsi. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi
pengolahan pangan pokok lokal, pengemasan produk olahan pangan lokal, serta uji
penerimaan konsumen. Besar anggaran per kabupaten/kota adalah
Rp. 300.000.000,-.

2.3 Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Percepatan Penganekaragaman


Konsumsi Pangan (P2KP)
Kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP dimaksudkan untuk
memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada
masyarakat melalui upaya penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku
serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi
terciptanya pola hidup yang sehat, aktif, dan produktif.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan seperti

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
gerakan/kampanye serta sosialisasi melalui media massa, cetak maupun elektronik,
promosi pola pangan B2SA seperti One day No Rice atau penyelenggaraan
kampanye saat car free day di beberapa kota besar, Lomba Cipta Menu Pangan
B2SA, pameran diversifikasi pangan yang berfokus pada pengembangan pangan
pokok lokal berbasis tepung-tepungan, gerakan/kampanye kreatif dan inovatif dalam
memperkaya citra pangan lokal, serta melalui pelibatan tokoh formal dan informal
yang berpengaruh di masyarakat.
Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP ini umumnya terdiri dari 4 (empat) sub
kegiatan, yaitu:
1) Gerakan dan kampanye P2KP, dapat dilakukan melalui kegiatan:
Advokasi gerakan P2KP kepada tokoh masyarakat dan para pemangku
kepentingan;
Aksi nyata gerakan P2KP secara kreatif dan inovatif bersama-sama
antara pemerintah, akademisi, swasta, LSM, serta masyarakat;
Seminar/lokakarya peningkatan diversifikasi pangan.
2) Lomba Cipta Menu B2SA, dapat dilakukan melalui:
Kerja sama dengan PKK;
Kerja sama dengan akademisi dan organisasi profesi;
Kerja sama dengan pihak swasta.
3) Promosi Media Massa, dengan melakukan:
Pemasangan billboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat umum;
Penyiaran jingle P2KP di radio;
Penayangan iklan layanan masyarakat P2KP di televisi; dsn
Pembuatan dan pengiriman release ke koran/majalah dan media cetak
lainnya.
Penyebaran informasi melalui media sosial di internet.
4) Pameran/Festival Diversifikasi Pangan, dapat dilaksanakan dengan
melakukan:
Promosi pangan pokok lokal;
Penyediaan icip-icip produk olahan pangan pokok lokal;
Demo masak pangan pokok lokal; dan
Promosi miniatur optimalisasi pekarangan.

10

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui


Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL tahun 2015
dilaksanakan di 2.294 desa baru pada 328 kabupaten/kota dan 1.515 desa
lanjutan tahun 2014 pada 259 kabupaten/kota di 33 provinsi.
Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan
Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) Tahun 2013 - 2015

Sasaran Desa
Tahun/Jml Kab-kota
No Provinsi
2015 2015 Total P2KP
2013 2014 2015 2013 2014 2015
(APBN-P) (APBN-P) (2013-2015)
1 DKI Jakarta 6 4 0 0 36 8 0 0 44
2 Jawa Barat 26 11 14 3 328 66 84 68 546
3 Jawa Tengah 35 24 32 0 632 146 254 74 1.106
4 DI. Yogyakarta 5 2 2 1 46 12 12 16 86
5 Jawa Timur 38 25 29 2 450 150 220 80 900
6 Aceh 23 11 15 0 213 66 100 0 379
7 Sumatera Utara 33 15 27 1 353 86 188 26 653
8 Sumatera Barat 19 13 19 0 211 72 130 12 425
9 Riau 12 6 9 0 93 36 58 16 203
10 Jambi 11 9 8 0 107 54 62 0 223
11 Sumatera Selatan 15 8 10 0 148 42 72 20 282
12 Lampung 14 7 12 1 139 42 86 16 283
13 Kalimantan Barat 14 7 7 5 94 40 38 42 214
14 Kalimantan Tengah 14 6 12 1 122 34 80 24 260
15 Kalimantan Selatan 13 7 13 0 160 42 94 28 324
16 Kalimantan Timur 13 1 3 2 87 6 18 16 127
17 Sulawesi Utara 15 9 9 0 170 50 70 0 290
18 Sulawesi Tengah 11 9 11 0 119 56 76 0 251
19 Sulawesi Selatan 24 20 24 0 290 126 188 46 650
20 Sulawesi Tenggara 12 8 7 0 151 54 54 0 259
21 Maluku 10 4 3 0 81 24 18 0 123
22 Bali 8 6 2 1 49 36 12 22 119
Nusa Tenggara
190
23 Barat 10 6 10 0 82 36 72 0
Nusa Tenggara
208
24 Timur 21 8 7 0 116 50 42 0
25 Papua 19 3 6 3 68 18 36 18 140
26 Bengkulu 10 5 8 0 57 28 52 22 159

11

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Sasaran Desa
Tahun/Jml Kab-kota
No Provinsi
2015 2015 Total P2KP
2013 2014 2015 2013 2014 2015
(APBN-P) (APBN-P) (2013-2015)
27 Maluku Utara 9 3 1 0 48 14 6 0 68
28 Banten 8 4 6 0 72 20 30 12 134
29 Bangka Belitung 7 6 6 0 23 34 34 0 91
30 Gorontalo 6 2 5 0 42 12 30 0 84
31 Kepulauan Riau 7 1 5 0 46 6 30 0 82
32 Papua Barat 11 4 1 0 67 18 6 18 109
33 Sulawesi Barat 5 5 5 0 48 32 42 0 122
34 Kalimantan Utara 0 4 0 24 24
TOTAL INDONESIA 484 259 328 24 4.748 1.516 2.294 598 9.160

3.1.1 Provinsi Aceh


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 100 yang cakupan wilayahnya di
15 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 66
desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Aceh.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial


Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Aceh
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Aceh Besar 1 1 12 6 18
2 Kab. Pidie 1 1 1 10 6 6 22
3 Kab. Aceh Utara 1 1 1 8 6 6 20
4 Kab. Aceh Timur 1 1 8 6 14
5 Kab. Aceh Selatan 1 1 10 6 16
6 Kab. Aceh Barat 1 12 12
7 Kab. Aceh Tengah 1 1 8 6 14
8 Kab. Aceh Tenggara * 1 1 1 10 6 10 26
9 Kab. Simeulue * 1 1 9 6 15
10 Kab. Aceh Singkil * 1 1 1 14 6 10 30
11 Kab. Bireun 1 1 8 6 14
12 Kab. Aceh Barat Daya 1 1 12 6 18
13 Kab. Gayo Lues 1 1 1 10 6 6 22
14 Kab. Aceh Jaya 1 1 10 12 22
15 Kab. Nagan Raya 1 1 10 6 16
16 Kab. Aceh Tamiang 1 1 6 6 12

12

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
17 Kab. Bener Meriah 1 1 1 8 6 6 20
18 Kab. Pidie Jaya 1 1 1 10 6 6 22
19 Kota Sulubussalam 1 1 8 4 12
20 Kota Banda Aceh 1 1 8 4 12
21 Kota Langsa 1 6 6
22 Kota Lhokseumawe 1 8 8
23 Kota Sabang 1 8 8
Total 23 11 15 0 213 66 100 0 379
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Secara umum kondisi daerah Aceh sangat potensial untuk


pengembangan berbagai tanaman produktif, misalnya tanaman sayur-
sayuran terutama di daerah Kabupaten Bener Meriah dan Aceh
Tengah. Sementara itu, Kabupaten Aceh Singkil sangat potensial
untuk pengembangan pangan lokal yaitu sagu.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
KRPL di Provinsi Aceh antara lain:
Tingkat pengetahuan pengurus dan anggota kelompok yang
masih terbatas dan kurang memahami tertib administrasi
dalam hal pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan. Hal
ini disebabkan kelompok ini merupakan kelompok wanita tani
baru.
Pengetahuan anggota kelompok yang terbatas tentang teknik
budidaya tanaman pangan/pekarangan maupun budidaya
ternak dan ikan.
Kondisi pekarangan, baik rumah anggota kelompok maupun
sekolah yang belum memiliki pagar untuk melindungi tanaman
budidaya dari gangguan hewan ternak, sehingga memerlukan
biaya tambahan untuk pembuatan pagar tanaman.
Kurangnya partisipasi sebagian anggota kelompok dalam
menghadiri pertemuan secara rutin.
Masih sulitnya mengubah pola konsumsi berdasarkan pola
pangan harapan karena karakteristik budaya dan kebiasaan
makan di daerah.

13

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut, antara lain:
Melakukan pembinaan dan pengawalan serta pembelajaran
tertib administrasi kelompok dan pertanggungjawaban
penggunaan dana bantuan serta pelaporan.
Melakukan bimbingan dan pengawalan secara rutin terhadap
pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh pendamping desa
maupun penyuluh dari Kabupaten/Kota.
Membuat pagar sederhana dari kayu, bambu, dan jaring.
Mengedukasi ibu-ibu secara terus-menerus tentang pola
konsumsi berdasarkan kaidah B2SA.

b. Kegiatan Promosi P2KP


Guna mendukung gerakan Percepatan dan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) selain melalui kegiatan optimalisasi
pemanfaatan pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) juga dilakukan kegiatan promosi P2KP
melalui media elektronik dan media cetak. Promosi melalui media
elektronik dilakukan dalam bentuk Kampanye P2KP yang disiarkan
dan ditayangkan melalui Radio, TV Aceh, dan LED Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan. Untuk media cetak dilakukan melalui
koran dan baliho.

3.1.2 Provinsi Sumatera Utara


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL
sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk
tahun 2015 sebanyak 214 (188 dari APBN dan 26 dari APBN-P) yang
cakupan wilayahnya di 28 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan
2014 terdapat 86 desa/kelurahan/kelompok lama di 15 kabupaten/kota
di Sumatera Utara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

14

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tabel 3. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep
KRPL di Provinsi Sumatera Utara
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Deli Serdang 1 1 16 12 28
2 Kab. Langkat 1 1 1 8 6 6 6 26
3 Kab. Tapanuli Tengah 1 1 1 10 6 6 22
4 Kab. Simalungun 1 1 1 14 6 6 26
5 Kab. Labuhan Batu 1 1 8 6 14
6 Kab. Dairi 1 1 16 6 22
7 Kab. Tapanuli Utara 1 1 1 6 6 6 18
8 Kab. Tapanuli Selatan 1 1 10 12 22
9 Kab. Asahan * 1 1 1 16 6 10 32
10 Kab. Nias 1 1 10 12 22
11 Kab. Toba Samosir * 1 1 1 16 6 10 32
12 Kab. Mandailing Natal * 1 1 1 16 6 6 28
13 Kab. Nias Selatan 1 1 10 6 16
14 Kab. Pakpak Bharat 1 1 1 10 6 6 22
15 Kab. Humbang 1 1 1 5 6 6 17
Hasundutan
16 Kab. Samosir * 1 1 1 16 8 10 34
17 Kab. Serdang Bedagai * 1 1 18 6 24
18 Kab. Batubara 1 1 14 6 6 26
19 Kab. Padang Lawas 1 1 5 6 11
20 Kab. Padang Lawas 1 1 8 6 14
Utara
21 Kab. Labuhan Batu Utara 1 1 8 6 14
22 Kab. Nias Utara 1 8 8
23 Kab. Nias Barat 1 1 5 6 11
24 Kota Medan 1 1 18 4 22
25 Kota Pematang Siantar 1 1 14 6 20
26 Kota Padang Sidempuan 1 1 12 4 16
27 Kab. Tanah Karo 1 1 10 12 22
28 Kab. Labuhan Batu 1 1 5 6 11
Selatan
29 Kota Binjai 1 1 8 4 4 16
30 Kota Gunung Sitoli 1 1 1 8 4 4 16
31 Kota Sibolga 1 4 4
32 Kota Tanjung Balai 1 1 5 4 4 13
33 Kota Tebing Tinggi 1 1 1 16 4 4 24
34 Kota Medan 1 1 18 4 653
33 15 27 1 353 86 188 26 28
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

Sejalan dengan pencapaian sasaran P2KP yakni mendorong


peningkatan pola konsumsi pangan yang semakin beragam, bergizi,
berimbang dan aman yang dicerminkan oleh peningkatan skor PPH
serta menurunnya konsumsi beras maka Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan berbagai kegiatan
sosialisasi dan promosi yang telah dilaksanakan melalui pencetakan

15

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
poster, leaflet, banner, baliho, tayangan di media elektronik,
pemberitaan di media cetak serta melalui pameran pameran yang
diikuti oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun promosi yang telah dilaksanakan antara lain:
1. Promosi melalui Media Elektronik.
Berita Lomba Cipta B2SA dan Hari Pangan Sedunia ke 35
Tingkat Provinsi TH. 2015 di TVRI Medan dan I News serta
Radio Sindo
2. Promosi melalui Media Cetak.
Memasang iklan tentang ajakan penggunaan Tepung Mocaf.
Pemberitaan dan ulasan tentang Manggadong di berbagai
media cetak.
Ulasan tentang Gerakan One Day No Rice
3. Promosi Media Luar.
Pemasangan baliho.
Pembuatan banner, leaflet dan brosur.
Sosialisasi ke Kabupaten / Kota.
Sosialisasi kepada penyuluh dan TP. PKK.
Sosialisasi kepada Kasubbag Umum dan Pengelola Kantin
seluruh SKPD Provinsi Sumatera Utara tentang Gerakan One
Day no Rice agar mengimplementasikan Surat Edaran Gubernur
Sumatera Utara Nomor ; 501/1508/Tahun 2014 tanggal 25
Februari 2014 tentang Pelaksanaan Gerakan Satu Hari Tanpa
Nasi( One Day No Rice) di Provinsi Sumatera Utara yang
dilaksanakan setiap hari selasa pada setiap minggunya dengan
dipelopori oleh PNS untuk tidak menyajikan makanan dari beras
dan Terigu pada kantin/kantin SKPD setiap selasa dan
menggantinya dengan bahan pangan lokal . Pada kesempatan
ini juga telah diberikan buku resep olahan pangan lokal agar
dapat menjadi acuan dalam pelaksanaannya
Monitoring Pelaksanaan kegiatan One Day No Rice di semua
SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Demontrasi pengolahan Tepung Mocaf dan Ubi Jalar.
16

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Sosialisasi kepada Mahasiswa dan Anak Sekolah.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara telah
melaksanakan sosialisasi Kegiatan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan tingkat Provinsi Tahun
2015 pada bulan Maret 2015.
Melaksanakan Pelatihan Penyusunan Pola Pangan Harapan
dan pembekalan Survey PPH bagi aparat dan pendamping
Kab/Kota dan Desa pada tanggal 29 dan 30 Maret 2015
Pelatihan Bertanam Dengan Metode Hidroponik bagi kelompok
KRPL dan pendamping
Melaksanakan Kampanye/Sosialisasi One Day No Rice kepada
Kelompok KRPL pada tgl 15 s/d 16 Desember 2015

3.1.3 Provinsi Sumatera Barat


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 142 (130 dari APBN dan 12 dari APBN-P)
yang cakupan wilayahnya di 19 kabupaten/kota. Sedangkan untuk
lanjutan 2014 terdapat 72 desa/kelurahan/kelompok lama di 13
kabupaten/kota di Sumatera Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial Kegiatan
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep
KRPL di Provinsi Sumatera Barat

Tahun Sasaran Jumlah Desa


No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Agam 1 1 14 12 26
2 Kab. Pasaman* 1 1 1 12 6 10 28
3 Kab. Lima Puluh Kota 1 1 14 12 26
4 Kab. Solok 1 1 1 18 6 6 6 36
5 Kab. Padang Pariaman 1 1 1 9 6 6 21
6 Kab. Pesisir Selatan * 1 1 1 16 8 6 6 36
7 Kab. Tanah Datar 1 1 1 10 6 6 22
8 Kab. Kepulauan 1 1 4 6 10
Mentawai
9 Kab. Dharmasraya 1 1 1 7 6 6 19
10 Kab. Solok Selatan 1 1 12 12 24
11 Kab. Pasaman Barat 1 1 1 8 6 6 20

17

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
12 Kab. Sijunjung * 1 1 1 16 8 6 30
13 Kota Sawahlunto 1 1 8 8 16
14 Kota Padang Panjang 1 1 1 10 4 4 18
15 Kota Solok 1 1 1 10 4 4 18
16 Kota Padang 1 1 1 10 4 4 18
17 Kota Payakumbuh 1 1 1 12 4 4 20
18 Kota Pariaman 1 1 1 10 4 4 18
19 Kota Bukit Tinggi 1 1 11 8 19
Total Kabupaten 19 13 19 0 211 72 130 12 425
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan


di lapangan, antara lain:
a. Sebagian Petugas Penyuluh Pendamping tidak berada di bawah
koordinasi Kantor Ketahanan Pangan sehingga menyulitkan untuk
berkoordinasi serta penyuluh ini banyak dibebani dengan berbagai
program dari Kementerian Pertanian.
b. Keterbatasan jumlah staf di Kabupaten/Kota sehingga menyulitkan
untuk pembinaan dan monitoring-evaluasi ke lapangan.
c. Masih ada sebagian lokasi dari kebun bibit di Kabupaten yang tidak
berkembang karena musim kemarau panjang.
d. Untuk melaksanakan kegiatan P2KP diperlukan duungan dari
gubernur, bupati/walikota untuk dukungan anggaran
pendampingan dana APBD II paling lambat tahun 2015.
e. Keberhasilan kegiatan P2KP sangat tergantung dari
pemberdayaan pendamping dalam memberikan motivasi ke
kelompok penerima bantuan.

Untuk menghadapi permasalahan yang ada, beberapa upaya


yang telah dilakukan adalah:
a. Melaksanakan pertemuan koordinasi, sosialisasi dan monev
dengan mengundang aparat tingkat Provinsi dan kabupaten/kota
yang menangani kegiatan P2KP, serta melibatkan aparat
nagari/kelurahan setempat secara berkala.
b. Diharapkan peran serta dan partisipasi masyarakat dan stake

18

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
holder terkait untuk lebih maksimal dalam membina kelompok
wanita tani sehingga akan memperlihatkan hasil dalam rangka
perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap pola konsumsi
pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
c. Perlunya sosialisasi yang berkesinambungan untuk memberikan
pencerahan kepada KWT agar selalu mengupayakan lahan
pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga disamping untuk
peningkatan pendapatan.

3.1.4 Provinsi Sumatera Selatan


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 142 (72 dari APBN dan 20 dari APBN-P)
yang cakupan wilayahnya di 10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk
lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 8
kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 5. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Lahat 1 1 11 12 23
2 Kab. Musi Banyuasin * 1 1 1 14 6 10 6 36
3 Kab. Musi Rawas * 1 1 1 14 6 10 30
4 Kab. Muara Enim 1 1 1 11 6 6 23
5 Kab. Ogan Komering 1 14 14
Ilir (OKI)
6 Kab. Ogan Komering 1 1 1 10 6 6 22
Ulu (OKU)
7 Kab. Banyuasin 1 1 14 6 6 26
8 Kab. OKU Timur 1 1 7 6 13
9 Kab. OKU Selatan 1 1 9 6 15
10 Kab. Ogan Ilir 1 1 9 6 15
11 Kab. Empat Lawang 1 1 7 6 13
12 Kota Palembang 1 1 7 4 4 15
13 Kota Prabumulih 1 1 7 4 11
14 Kota Pagar Alam 1 1 7 4 11
15 Kota Lubuk Linggau 1 1 7 4 4 15
Total Kabupaten 15 8 10 0 148 42 72 20 282
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

19

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
di lapangan, antara lain:
a. Terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan pemahaman
kelompok wanita tentang pengelolaan pemanfaatan pekarangan
dan administrasi kelompok yang baik.
b. Masih kurangnya tingkat kesadaran kelompok wanita maupun
masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan rumah untuk
memenuhi gizi keluarga.
c. Terbatasnya pengetahuan pendamping desa/penyuluh dalam
membimbing kelompok wanita.

Beberapa hal yang dilakukan untuk mengantisipasi


permasalahan yang dihadapi adalah:
a. Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada kelompok
wanita dan masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan
pekarangan untuk penyediaan pangan dan memenuhi gizi
keluarga.
b. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan memotivasi kelompok
wanita dan masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan
pekarangan.
c. Meningkatkan pengetahuan SDM pendamping desa/penyuluh
melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan lain-lain.

3.1.5 Provinsi Bangka Belitung


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 34 yang cakupan wilayahnya di 6
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 34
desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Bangka
Belitung. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

20

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tabel 6. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bangka Belitung
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Belitung 1 1 2 6 8
2 Kab. Bangka 1 1 1 6 6 6 18
3 Kab. Bangka Barat 1 1 2 6 8
4 Kab. Bangka Tengah 1 1 1 3 6 6 15
5 Kab. Bangka Selatan 1 1 1 4 6 6 16
6 Kab. Belitung Timur 1 1 1 3 6 6 15
7 Kota Pangkal Pinang 1 1 1 3 4 4 11
8 Total Kabupaten 7 6 6 0 23 34 34 0 91
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan


di lapangan, antara lain:
1) Keterlambatan Pencairan Dana Bansos;
Pencairan dana Bansos seyogyanya masa pencairannya paling
lama pada Bulan Juni 2015, namun pencairan paling awal pada
periode Bulan Juli sehingga agak mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan yang sudah di jadwalkan oleh kelompok di lapangan;
Pencairan dana Bansos KRPL umumnya jatuh pada saat musim
kemarau sehingga menjadi kendala untuk untuk pelaksanaan
kebun bibit, pekarangan individu dan demplot kelompok;
Perubahan RKKA yang sudah di susun oleh kelompok, misalnya
adanya rencana baru yang di usulkan dan di pandang perlu oleh
anggota dan masyarakat sekitar sehingga menyebabkan RKKA
yang sudah ada harus di revisi kembali;
2) Pendamping desa/kelurahan kurang memahami konsep KRPL;
3) Kurangnya Pro Aktif dari anggota KRPL di beberapa kelompok
suatu kabupaten/kota;
4) Pemanfaatan lahan pekarangan oleh perorangan atau kelompok
masih sebatas pelaksanaan kegiatan semata, belum berorentasi
untuk mengembangkannya menjadi usaha perorangan atau
kelompok;
5) Belum optimalnya usaha pengembangan pangan alternatif di lahan
pekarangan baik tanaman palawija maupun umbi-umbian;
21

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
6) Kebiasaan serta mental masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang umumnya merupakan daerah pertambangan sudah
terbiasa ngelimbang atau ngendulang timah, juga merupakan salah
satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena di Bangka
Belitung khususnya ibu-ibu rumah tangga yang profesinya selain
dari pegawai swasta atau PNS, selain ngurusi keluarga dirumah
juga diselingi dengan pekerjaan ngendulang timah yang hanya
dilakukan beberapa jam dan dijual langsung menghasilkan uang,
sementara bercocok tanam dibutuhkan waktu yang relatip lebih
lama untuk menghasilkan.

Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang


dihadapi adalah:
1) Adanya koordinasi yang baik antara Provinsi dan Pusat secara
berkesinambungan;
Aparatur pemerintahan mulai dari Provisi, Kabupaten/Kota
kecamatan hingga desa harus peran aktif khususnya dalam
menentukan proses calon penerima/calon lokasi kegiatan P2KP
bagi penerima manfaat, sehingga kelompok wanita yang sudah
ditentukan/dibentuk dapat segera di SK-kan baik ditingkat desa,
kabupaten dan provinsi;
Seluruh pengurus, anggota kelompok dan penyuluh harus aktif
dan bersama-sama dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan
Kebutuhan Anggaran (RKKA). Kegiatan yang hendak
dilaksanakan serta kebutuhan barang yang akan di pakai
haruslah di sesuaikan dengan keadaan setempat, agar tepat
guna dan bernilai guna;
2) Selain pelatihan diadakan jadwal pertemuan rutin antara
Pendamping Desa/Kelurahan dengan Pendamping
Kabupaten/Kota membahas tentang Kegiatan KRPL,
permasalahan dan solusinya;
3) Memotivasi anggota kelompok, selain pertemuan rutin diadakan
juga arisan kelompok KRPL;

22

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
4) Penyuluh harus dapat memotivasi para pengurus dan anggota
kelompok untuk dapat memanfaatkan pekarangan mereka menjadi
suatu usaha individu atau kelompok yang dapat menambah
pemasukan bagi rumah tangga mereka;
5) Memotivasi anggota agar lebih kreatif dan membuat percontohan
untuk kelompok dalam usaha meningkatkan pengetahuan anggota
dalam komoditas umbi-umbian;
6) Penyuluh beserta aparat provinsi dan kabupaten/kota bersama-
sama mengajak masyarakat khususnya kelompok wanita untuk
sedikit demi sedikit untuk lebih mendalami serta mengupayakan
pemanfaatan pekarangan sebagai modal utama bagi keluarga
memenuhi akan kebutuhan gizi keluarganya.

3.1.6 Provinsi Lampung


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 102 (86 dari APBN dan 16 dari APBN-P)
yang cakupan wilayahnya di 12 kabupaten/kota. Sedangkan untuk
lanjutan 2014 terdapat 42 desa/kelurahan/kelompok lama di 7
kabupaten/kota di Lampung. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Lampung
N Tahun Sasaran Jumlah Desa
Prov/Kab/Kota
o 2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Lampung Selatan * 1 1 1 14 6 6 6 32
2 Kab. Lampung Tengah 1 1 1 9 6 6 21
3 Kab. Lampung Utara 1 1 1 12 6 6 24
4 Kab. Lampung Barat 1 1 12 6 6 24
5 Kab. Tulang Bawang 1 1 1 9 6 6 21
6 Kab. Tanggamus * 1 1 1 14 6 6 26
7 Kab. Lampung Timur 1 11 11
8 Kab. Way Kanan 1 1 10 6 16
9 Kab. Pesawaran 1 1 9 12 21
10 Kab. Pringsewu 1 1 1 7 6 6 19
11 Kab. Mesuji 1 1 7 12 19
12 Kab. Tlg Bawang Barat 1 1 1 7 6 6 19
13 Kota Bandar Lampung 1 1 10 4 14

23

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
N Tahun Sasaran Jumlah Desa
Prov/Kab/Kota
o 2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
14 Kota Metro 1 1 8 8 16
15 Kab. Pesisir Barat
Total Kabupaten 14 7 12 1 139 42 86 16 283
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Secara teknis kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari tidak ada


kendala, karena konsep pemanfaatan pekarangan ini telah lama
dikenal oleh masyarakat, dan pendamping desa juga merupakan
tenaga penyuluh lapangan setempat yang telah banyak dikenal
masyarakat dan bergaul akrab dengan warga, hanya terganjal
masalah antara lain :
1. Kebiasaan warga yang menanam sayuran tidak didepan rumah,
melainkan disamping atau dibelakang rumah. Dan manajeman
pengolahan kebun bibit yang belum tepat sehingga seringkali bibit
tidak optimal dikarenakan sudah terlalu besar belum ditanam
dipekarangan dan ketersediaan bibit yang tidak sesuai dengan
waktu tanam. Penanaman ini pun terkendala dengan cuaca/musin
yang kurang pas untuk bercocok tanam, sementara untuk
penyiraman terkendala dengan ketersediaan air.
2. Dalam melaksanakan pendampingan kepada kelompok penerima
manfaat pendamping desa dan pengurus kelompok merasakan
kurangnya pemahaman mereka akan kegiatan ini secara teknis
akibat kurang adanya pelatihan kepada pendamping desa dan
pengurus kelompok.
3. Secara administrasi terdapat beberapa kendala seperti adanya
pergantian/mutasi pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) baik di Provinsi maupun
Kab/Kota, adanya pemotongan anggaran dan Dekonsentrasi (DK)
maupun Tugas Pembantuan (TP) disaat kelompok telah
ditetapkan serta ketidakharmonisan aparat kampung dengan
kelompok wanita penerima bansos karena berbagai kepentingan,
perspektif anggota kelompok wanita.

24

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
4. Pengurus kelompok belum terampil dalam pembukuan
administrasi kelompok dan kesulitan dalam pemasaran pangan
lokal yang mereka miliki sehingga kelompok ragu bahkan enggan
untuk memproduksi kembali.
5. Dengan luas dan jauhnya letak desa penerima manfaat P2KP
serta terbatasnya petugas/pendamping baik provinsi maupun di
13 Kab/kota se Provinsi Lampung menyebabkan kurang
optimalnya proses identifikasi/verifikasi calon penerima manfaat,
pembinaan, monitoring dan evaluasi penerima manfaat P2KP.

3.1.7 Provinsi Bengkulu


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 74 (52 dari APBN dan 22 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 8 kabupaten/kota. Sedangkan
untuk lanjutan 2014 terdapat 28 desa/kelurahan/kelompok lama di 5
kabupaten/kota di Bengkulu. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bengkulu
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Bengkulu Utara * 1 1 1 11 6 8 25
2 Kab. Bengkulu Selatan 1 1 1 8 6 6 20
3 Kab. Rejang Lebong 1 1 3 6 9
4 Kab. Seluma 1 1 6 6 12
5 Kab. Kaur * 1 1 1 9 6 8 23
6 Kab. Muko - Muko 1 1 6 6 6 18
7 Kab. Lebong 1 1 3 6 6 15
8 Kab. Kepahiang 1 1 3 6 6 15
9 Kab. Bengkulu Tengah 1 1 5 6 11
10 Kota Bengkulu 1 1 3 4 4 11
11 Total Kabupaten 10 5 8 0 57 28 52 22 159
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan


di lapangan, antara lain:
a. Verifikasi dan penetapan CPCL belum tepat waktu, yaitu pada

25

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
bulan April, dimana seharusnya dilakukan pada bulan Januari-
Februari.
b. Penetapan penyuluh pendamping belum tepat waktu
c. Dukungan program/kegiatan dari instalasi lintas sektor belum
optimal.
d. Pembinaan oleh pendamping masih belum maksimal karena
berbagai hal: tidak berasal dari daerah setempat, tidak tinggal di
lokasi binaan, dan bahkan SDM dan pendamping sangat terbatas.
e. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten masih terbatas,
karena masih kurangnya personil, biaya, dan lain-lain.
f. Pengembangan komoditas dalam pemanfaatan lahan pekarangan
ada yang kurang berhasil karena adanya serangan hama/penyakit,
dan lain-lain, dan menyebabkan tanaman mati, tetapi tanpa diikuti
berita acara atau laporan.
g. Kurangnya perencanaan usaha kelompok dan analisis kelayakan
usaha.
h. Sebagian besar kelompok belum mengolah umbi-umbian menjadi
tepung-tepungan karena belum adanya permintaan yang kontinyu
dan masih kurangnya minat masyarakat untuk mengolah makanan
dari bahan yang berbasis pangan lokal.
i. Hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan masih banyak yang
belum dimanfaatkan untuk pengembangan B2SA bagi anak-anak
sekolah.
j. Pemanfaatan lahan pekarangan ada yang masih belum optimal
k. Masih kurangnya dukungan dana dari APBD I maupun APBD II.

Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang


dihadapi adalah:
a. Verifikasi dan penetapan CPCL tepat waktu pada bulan Januari-
Februari.
b. Penetapan penyuluh pendamping tepat waktu pada Januari-
Februari.
c. Koordinasi program kegiatan dengan instansi lintas sector perlu

26

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
ditingkatkan terkait dengan perlunya persepsi yang sama.
d. Pembinaan oleh aparat provinsi dan kabupaten perlu terus
ditingkatkan.
e. Pendamping diupayakan tinggal di lokasi binaan, atau dari
penduduk setempat.
f. Perlu adanya pelatihan baik bagi pendamping maupun anggota
kelompok.
g. Tanaman yang mati seharusnya dibuatkan berita acara atau
laporan serta perencanaan usaha kelompok.
h. Perlu ditingkatkan hasil kegiatan pembuatan tepung-tepungan.
i. Identifikasi lahan pekarangan yang akan dijadikan kebun
pekarangan kelompok dan sosialisasi.

3.1.8 Provinsi Jambi


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 62 yang cakupan wilayahnya di 8
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 54
desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Jambi. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jambi
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Batanghari 1 1 1 8 6 6 20
2 Kab. Tanjung Jabung 1 1 1 10 6 6 22
Barat
3 Kab. Bungo * 1 1 1 13 6 10 29
4 Kab. Sarolangun 1 1 8 6 14
5 Kab. Kerinci * 1 1 1 12 6 10 28
6 Kab. Merangin 1 1 8 6 14
7 Kab. Tanjung Jabung 1 1 1 13 6 6 25
Timur *
8 Kab. Tebo 1 1 8 6 14
9 Kab. Muaro Jambi * 1 1 1 11 8 10 29
10 Kota Jambi 1 1 8 4 12
11 Kota Sungai Penuh 1 1 8 8 16
Total Kabupaten 11 9 8 0 107 54 62 0 223
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

27

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan, antara lain:
a. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan sangat berdampak pada
tidak adanya perubahan pola konsumsi di rumah tangga
kelompok sasaran.
b. Kondisi di lapangan belum memperhatikan bagaimana supaya
keberadaan tanaman dan ternak yang mereka pelihara tetap
berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang dalam
memenuhi kebutuhan pangan anggota keluarganya.
c. Kecenderungan pemahaman anggota kelompok yang masih
berorientasi pada kegiatan proyek yang habis satu tahun
anggaran merupakan salah satu penyebab bahwa kegiatan yang
didanai tahun 2013 tidak berlanjut/lestari.
d. Ketergantungan anggota kelompok terhadap bantuan yang
disalurkan dan kurangnya pembinaan oleh beberapa pendamping
juga menjadi penyebab kurang maksimalnya pelaksanaan
optimalisasi pemanfaatan pekarangan anggota.
e. Anggota KWT belum terbiasa menjual kelebihan hasil
pekarangannya untuk dijadikan sebagai tambahan penghasilan,
sehingga berdampak pada kurangnya semangat dalam
mengelola kegiatan serta kebingungan dalam melanjutkan
kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
f. Secara teknis, masih ada beberapa kelompok di Kabupaten/Kota
yang belum memperhatikan letak bangunan kebun bibit, tinggi
bangunan green house KBD serta presentase naungan (ukuran
paranet) sehngga pertumbuhan bibit di green house banyak yang
tumbuh dalam kondisi abnormal, vigor rendah dan mengalami
etiolasi akibat kurangnya pencahayaan.

28

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Beberapa antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang
dihadapi adalah:
a. Pembenahan administrasi pertanggungjawaban, pembukuan
keuangan yang mengacu pada Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
Anggaran (RKKA) yang masih perlu diperbaiki.
b. Kelompok-kelompok sasaran yang belum merealisasikan
kegiatan sesuai dengan ketentuan dalam pedoman pelaksanaan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, supaya
memperbaikinya dengan dana yang ada atau menambah dari
swadaya kelompok.
c. Sangat diperlukan perubahan pola pengelolaan agar seluruh
rangkaian kegiatan P2KP melalui Konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) dapat berlanjut dan berkesinambungan.
d. Diperlukan keseriusan aparat dalam memahami konsep dan
ketentuan KRPL yang ada untuk mensukseskan pelaksanaan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3.1.9 Provinsi Banten


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Dengan konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL
sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk
tahun 2015 sebanyak 40 (30 dari APBN dan 10 dari APBN-P) yang
cakupan wilayahnya di 6 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan
2014 terdapat 20 desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota
di Banten. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial


Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Banten
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Serang 1 1 9 6 15
2 Kab. Pandeglang * 1 1 1 13 6 6 6 31
3 Kab. Lebak 1 1 1 10 6 6 4 26
4 Kab. Tangerang 1 10 10
5 Kota Tangerang 1 1 6 4 10

29

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
6 Kota Serang 1 1 8 4 12
7 Kota Tangerang 1 1 10 4 14
Selatan
8 Kota Cilegon 1 1 1 6 4 4 14
9 Total Kabupaten 8 4 6 0 72 20 30 10 132
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat permasalahan-permasalahan


yang dihadapi, antara lain:
Secara struktural lembaga ketahanan pangan belum terbentuk di
seluruh kabupaten/kota. Di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang
sudah terbentuk belum didukung dengan sumberdaya manusia yang
proporsional dan profesional. Keadaan ini berdampak pada
kurangnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah terhadap
program diversifikasi pangan.
Pemahaman pangan lokal sebagai pangan alternative disamping
beras belum secara utuh dipahami sebagai pangan yang punya
potensi ekonomi dan social yang berdampak positif terhadap
produktivitas petani lokal
Ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah masih dirasakan
sebagai kebutuhan, hal ini berdampak terhadap rasa memiliki pada
program yang diluncurkan belum optimal
Jumlah penerima bantuan jauh lebih besar dibandingkan dengan
kekuatan anggaran yang dimiliki sehingga proses seleksi calon
penerima harus lebih obyektif
Perbedaan visi, misi dan kekuatan anggaran antara provinsi dan
kabupaten/kota berdampak pada sulitnya sinkronisasi dan
penyamaan program.
Ada beberapa kegiatan P2KP yang tidak terserap dikarenakan
keterbatasan waktu, efisiensi anggaran dan penyesuaian tarif
Standar Biaya Umum APBN 2015
.Kelompok wanita beranggotakan minimal 15 rumah tangga,
berdomisili ada yang tidak berdekatan sehingga tidak membentuk
kawasan
30

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Masih terlihat lahan kosong di sekitar kawasan.
Semua memiliki kelembagaan yang sah, struktur organisasi yang
jelas dan diketahui kepala desa namun belum berbadan hukum
(akte Notaris), saran masuk anggota koperasi KWT Ketapang.
Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit dan demplot kelompok
(tidak menyewa) ada yang belum memiliki surat
pengesahan/persetujuan penggunaan lahan milik orang lain Mampu
mengelola keuangan kelompok dan melaksanakan kegiatan secara
berkesinambungan (bagaimana dg rak dan polybagnya sdh kosong
baru berumur 3 bulan)
Pembuatan KBD yang salah terutama atapnya (asbes), nama
bangunan ada yang bukan KBD, KBD kosong.
Masih ada Demplot yang kosong (sekali panen kmd ditinggalkan).
Polybag dan rak vertikultur banyak yang kosong (baru 2 bulan).

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP


Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Promosi P2KP yang dilakukan
antara lain :
1. Promosi Iklan layanan masyarakat dalam rangka Percepatan
Diversifikasi Pangan melalui media
2. Pencetakan Media Promosi dalam rangka Percepatan Diversifikasi
Pangan
3. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Berbasis Pangan Lokal
4. Promosi P2KP melalui Pameran meliputi :
Pameran Pangan Lokal di acara HUT Banten
Pameran Pangan Lokal dalam rangka Festival Anyer di Tanjung
Tum Anyer
Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia
Pameran Gelar Pangan Nusantara
Pameran Pameran Lokal lain nya

5. Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (


P2KP )

31

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Koordinasi Percepatan Diversifikasi Pangan
Bintek Percepatan Diversifikasi Pangan
Sosialisai P2KP di lembaga formal dan non formal

3.1.10 Provinsi Jawa Barat


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 152 (84 dari APBN dan 68 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 17 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 66
desa/kelurahan/kelompok lama di 11 kabupaten/kota di Jawa
Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Barat

Tahun Sasaran Jumlah Desa


No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Bogor 1 1 14 6 6 26
2 Kab. Sukabumi* 1 1 1 10 6 10 26
3 Kab. Cianjur 1 1 1 12 6 6 24
4 Kab. Bekasi 1 1 12 6 18
5 Kab. Karawang 1 12 12
6 Kab. Purwakarta 1 1 1 12 6 6 24
7 Kab. Subang 1 1 12 6 6 24
8 Kab. Bandung 1 1 1 12 6 6 6 30
9 Kab. Sumedang 1 1 14 6 20
10 Kab. Garut 1 1 18 6 24
11 Kab. Tasikmalaya 1 1 12 6 6 24
12 Kab. Ciamis * 1 1 14 6 20
13 Kab. Cirebon * 1 1 1 16 6 6 6 34
14 Kab. Kuningan 1 1 10 6 16
15 Kab. Indramayu * 1 1 1 20 8 6 6 40
16 Kab. Majalengka 1 1 12 6 6 24
17 Kab. Bandung Barat 1 1 14 6 6 26
18 Kota Bandung 1 1 12 4 16
19 Kota Bogor * 1 1 14 4 18
20 Kota Sukabumi 1 10 10
21 Kota Tasikmalaya 1 1 12 4 16
22 Kota Banjar 1 1 10 4 14
23 Kota Bekasi 1 1 10 4 14
24 Kota Cimahi 1 10 10
25 Kota Cirebon 1 1 12 8 4 24
32

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
26 Kota Depok 1 12 12
Total Kabupaten 26 11 14 3 328 66 84 68 546
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi P2KP
Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Jawa Barat dilakukan melalui
kegiatan pameran baik di tingkat provinsi maupun nasional serta
lomba cipta menu.

3.1.11 Provinsi DKI Jakarta


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Tidak ada desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 8
desa/kelurahan/kelompok lama di 4 kabupaten/kota di DKI Jakarta.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi DKI Jakarta
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kepulauan Seribu 1 6 6
2 Jakarta Selatan 1 1 6 2 8
3 Jakarta Barat 1 6 6
4 Jakarta Pusat 1 1 6 2 8
5 Jakarta Timur 1 1 6 2 8
6 Jakarta Utara 1 1 6 2 8
7 Total Kabupaten 6 4 0 36 8 44
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi P2KP
Kegiatan promosi P2KP di Provinsi DKI Jakarta dilakukan melalui
Gerakan atau Kampanye P2KP di seluruh wilayah Kota
Administrasi, Lomba Cipta Menu B2SA, Pameran P2KP,
pembuatan poster, backdrop dan banner serta sosialisai Pola
Konsumsi Pangan B2SA di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
seluruh wilayah Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta.

33

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
c. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan P2KP antara lain sebagai berikut:
i. Kurangnya sosialisasi, promosi dan edukasi kepada, masyarakat
luas tentang Program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan terutama kepada para ibu-ibu, anggota PKK,
ibu-ibu anggota pengajian dan lain-lain.
ii. Kurangnya kesadaran masyarakat tentangmenu makanan yang
Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman terhadap tingkat
kesehatan individu dan masyarakat.
iii. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya
mengembangkan pangan lokal yang bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat
iv. Kurangnya kesadaran terhadap pengetahuan gizi dan menu
seimbang
v. Musim kemarau yang cukup panjang sampai bulan September,
sehingga kegiatan lanjutan P2KP tahun 2013 agak terhambat,
banyak tanaman yang mati, demplot dabn KBD kurang berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
Dari berbagai permasalahan yang dihadapi, beberapa upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
i. Perlunya peningkatan dan percepatan dukungan terhadap
upaya sosialisasi, promosi dan edukasi yang terus-menerus
kepada individu dan kelompok sasaran dalam memperkenalkan
program P2KP dengan segala aktivitas pendukungnya.
ii. Memberikan pengertian, himbauan dan ajakan kepada seluruh
anggota masyarakat dengan berbagai metoda penyuluhan
dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang menu
makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
iii. Mengupayakan dan menghimbau teru-menerus tentang
pengembangan pangan lokal khususnya pada masyarakat
Provinsi DKI Jakarta

34

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
iv. Melakukan sosialisasi program P2KP pada tingkat kelurahan
sampai kepada tingkat masyarakat

3.1.12 Provinsi Jawa Tengah


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 328 (254 dari APBN dan 74 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 32 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 146
desa/kelurahan/kelompok lama di 24 kabupaten/kota di Jawa
Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi Jawa Tengah
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Semarang 1 1 1 20 6 6 6 38
2 Kab. Kendal 1 1 20 12 32
3 Kab. Demak 1 1 1 18 6 6 30
4 Kab. Grobogan * 1 1 1 22 8 10 6 46
5 Kab. Pekalongan 1 1 40 12 52
6 Kab. Batang 1 1 25 6 31
7 Kab. Tegal 1 1 1 25 6 6 6 43
8 Kab. Brebes * 1 1 1 22 6 10 38
9 Kab. Pati 1 1 20 12 32
10 Kab. Kudus 1 1 1 16 6 6 28
11 Kab. Pemalang 1 1 1 25 6 6 37
12 Kab. Jepara 1 1 16 12 28
13 Kab. Rembang 1 1 1 20 6 6 6 38
14 Kab. Blora 1 1 1 20 6 6 6 38
15 Kab. Banyumas * 1 1 1 18 8 10 6 42
16 Kab. Cilacap 1 1 20 6 6 32
17 Kab. Purbalingga * 1 1 1 22 6 10 6 44
18 Kab. Banjarnegara 1 1 1 14 6 6 6 32
19 Kab. Magelang * 1 1 1 22 8 10 40
20 Kab. Temanggung 1 1 1 14 6 6 26
21 Kab. Wonosobo 1 1 1 14 6 6 26
22 Kab. Purworejo* 1 1 20 6 26
23 Kab. Kebumen * 1 1 1 22 6 10 38
24 Kab. Klaten 1 1 16 6 22
25 Kab. Boyolali 1 1 14 12 26
26 Kab. Sragen * 1 1 1 20 6 10 6 42
27 Kab. Sukoharjo * 1 1 1 20 6 10 36

35

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
28 Kab. Karanganyar 1 1 18 12 6 36
29 Kab. Wonogiri * 1 1 1 22 8 10 40
30 Kota Semarang 1 1 14 4 4 22
31 Kota Salatiga 1 1 1 7 4 4 15
32 Kota Magelang 1 1 6 4 10
33 Kota Pekalongan 1 1 1 10 4 4 18
34 Kota Tegal 1 1 5 4 4 13
35 Kota Surakarta 1 1 5 4 9
Total Kabupaten 35 24 32 0 632 146 254 74 1.106
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)


Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dilaksanakan
di 4 (empat) kabupaten di tahun 2016. Lokasi Kegiatan Model
Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L) Provinsi Jawa
Tengah yaitu:
Kelompok Mutiara Baru
Desa Plumbon, Kec. Karangsambung, Kab. Kebumen
Kelompok Bimo Caf
Desa Johunut. Kec. Paranggupito, Kab. Wonogiri
Kelompok Purwo Mandiri
Desa Purwosari, Kec.Wonoboyo, Kab. Temanggung
Kelompok Pondok Pesantren Darur Rudwan Alfadholi
Desa Ngablak, Kecamatan Cluak Kabupaten Pati.
Kelompok Maju Jaya
Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Purwodadi
c. Sosialisasi dan Promosi P2KP
Promosi Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan melalui penyelenggraan acara Gerakan Percepatan
Konsumsi Pangan juga melalui pembuatan Leaflet, Billboard dan
Banner, Promosi melalui Audio visual, siaran radio, dan Pameran.

36

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.1.13 Provinsi DI. Yogyakarta
a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 12
desa/kelurahan/kelompok lama di 2 kabupaten/kota di DI
Yogyakarta. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi D.I Yogyakarta
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Bantul 1 1 10 6 16
2 Kab. Sleman 1 1 10 6 16
3 Kab. Gunung Kidul * 1 1 1 10 6 6 22
4 Kab. Kulonprogo 1 1 8 6 10 24
5 Kota Yogyakarta 1 8 8
6 Total Kabupaten 5 2 2 1 46 12 12 16 86
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan


pengembangan KRPL di DI. Yogyakarta antara lain sebagai
berikut:
i. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima
manfaat untuk melaksanakan pemanfaatan pakarangan melalui
konsep KRPL masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila pendampingan tidak intensif, kecenderungan untuk tidak
melanjutkan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan setelah
tanaman (terutama tanaman sayuran) mereka panen masih ada,
sehingga di beberapa kelompok wanita penerima manfaat P2KP
terutama kelompok yang sudah berjalan 2 tahun tidak terlihat
sebaik pada saat pelaksanaan kegiatan P2KP tahun pertama.
ii. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP
dibeberapa kelompok wanita masih belum optimal, hal ini terlihat
dari aktifitas pemanfaatan pekarangan model KRPL yang mulai

37

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
menurun dibanding tahun pertama ketika kelompok wanita
melaksanakan kegiatan.
iii. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik
iv. Musim kemarau yang panjang, mengganggu proses kegiatan
pemanfaatan di kelompok, sehingga terdapat beberapa
kelompok wanita tani yang menunda penanaman di pekarangan,
menunggu setelah ada hujan.

Untuk itu upaya-upaya uang dilakukan untuk mengatasi


permasalahan tersebut antara lain dengan:
i. Mengoptimalkan kegiatan pertemuan kelompok untuk
membahas masalah/kegiatan optimalisasi pemanfaatan
pekarangan dimasing-masing kelompok
ii. Mengoptimalkan pembinaan/pendampingan terhadap kelompok
wanita penerima manfaat P2KP oleh penyuluh
pertanian/pendamping P2KP desa
iii. Melakukan koordinasi rutin dengan penyuluh
pertanian/pendamping desa P2KP di masing-masing
kabupaten/kota dan dalam setiap pertemuan masing-masing
penyuluh dimintai laporan hasil pembinaan maupun
perkembangan kelompok yang dalam binaannya.

b. Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal (MP3L)


Kegiatan MP3L tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan tahun
2014, dengan lokasi unit percontohan yang berada di UKM
SRIOCA, yang berlokasi di Dusun Tulung, Desa Srihardono,
Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan MP3L di DI. Yogyakarta menghadapi berbagai
permasalahan, antara lain:
a. Kapasitas/kemampuan alat (ekstruder) maupun tenaga kerja
pengelola MP3L masih sangat terbatas, sehingga belum mampu
memenuhi permintaan pasar dan apabila dimasa mendatang
harus mengimbangi Raskin masih dirasa berat, karena dengan
38

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
kemampuan yang terbatas harus memenuhi kebutuhan pangan
RTS di Kabupaten Bantul, khususnya RTS di Kecamatan
Pundong.
b. Biaya kemasan untuk produk pangan MP3L masih cukup tinggi,
sehingga akan menambah harga pangan dimaksud, hal ini
dikarenakan biaya cetak kemasan masih mahal dan jumlah
cetaknya masih dalam jumlah terbatas.
c. Belum semua produk tepung tapioka yang dihasilkan di
Kabupaten Bantul kualitasnya baik sebagai bahan pembuatan
mie kering di lokasi MP3L, sehingga tidak menutup
kemungkinan pengelola MP3L menggunakan tepung tapioka
dari luar Kabupaten Bantul agar kualitas produk mie kering bisa
diterima masyarakat konsumen.
d. Produk pangan MP3L berupa Mie SRIOCA belum mempunyai
hak patent/ hak cipta, sehingga bisa terjadi merk tersebut
dimanfaatkan/digunakan pelaku usaha lain.

Dari permasalahn-permasalahan yang ada tersebut, beberapa


upaya yang dilakukan adalah:
a. Meningkatkan kapasitas alat yang diimbangi dengan
kemampuan tenaga kerja (menambah alat yang berdaya
produksi lebih tinggi) yang diharapkan bisa difasilitasi
Pemerintah Kabupaten Bantul atau Pemerintah Provinsi DIY
melalui Dinas Perindagkopdan UKM dan meningkatkan
ketrampilan tenaga kerja yang ada di unit percontohan MP3L.
b. Perlunya unit percontohan MP3L difasilitasi alat pembuat
kemasan yang harganya terjangkau, sehingga nantinya bisa
memperoleh kemasan dengan harga lebih murah,
c. Perlu adanya peran serta instansi terkait termasuk Pemerintah
Kabupaten Bantul dalam memberikan fasilitasi, pendampingan
kepada UKM SRIOCA selaku pengelola MP3L, baik fasilitasi
modal, peralatan, dan pembinaan termasuk memperjuangkan
hak patent produk MP3L.
39

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
d. Perlu peningkatan kualitas tepung tapioka yang dihasilkan oleh
para pelaku usaha produsen tepung tapioka di Kabupaten
Bantul sebagai bahan baku pembuatan mie kering produk
MP3L, sehingga UKM SRIOCA dapat memanfaatkan tepung
tapioka yang ada di Kabupaten Bantul
e. Perlu dipikirkan oleh Pemerintah kabupaten melalui instansi
yang berwenang untuk mendaftarkan hak cipta/hak paten mie
SRIOCA.

c. Promosi dan Sosialisasi P2KP


Kegiatan promosi yang telah dilaksanakan oleh Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan DIY adalah :
A. Gerakan atau Kampanye P2KP
Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP yahun 2015 di DIY
telah dilaksanakan dengan dana APBD 2015, berupa Gerakan
Pola Konsumsi Pangan Berimbang, Bergizi Seimbang dan
Aman (B2SA), pada tanggal 6 - 7 Mei 2015 yang
diselenggarakan di 4 kabupaten dan kota (kerjasama antara
BKPP DIY dengan Badan/Dinas/Kantor yang menangani fungsi
dan tugas ketahanan pangan di kabupaten/kota di DIY dan TP
PKK kabupaten/kota )
B. Lomba Cipta Menu B2SA
Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui :
1. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan
Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015
di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.
Kusumanegara No.2 Yogyakarta
2. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan
Sedunia (HPS) XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal
17 November 2015 di Palembang, Sumatera Selatan
3. Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam
rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal

40

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
5 September 2015 di Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2 Yogyakarta
C. Pameran P2KP
Kegiatan pameran telah dilaksanakan melalui :
1. Pameran Pangan Nusantara, pada tanggal 9 s/d. 12 Mei
2015 di Jogja Expo Centre (JEC) Jl. Janti Yogyakarta
2. Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian DIY, pada
tanggal bulan Juli 2015 di komplek Pertanian Jl.
Gondosuli No.6 Yogyakarta
3. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV
DIY pada tanggal 4 s/d. 6 September 2015 di Komplek
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.
Kusumanegara No.2 Yogyakarta
4. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV
Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 s/d. 20 Oktober
2015 di Palembang, Sumatera Selatan

3.1.14 Provinsi Jawa Timur


a. Optimalisasi pemanfaatkan pekarangan melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 28 (12 dari APBN dan 16 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 12
desa/kelurahan/kelompok lama di 2 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 15. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Jawa Timur
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Gresik 1 1 8 6 6 20
2 Kab. Mojokerto 1 1 1 10 6 6 6 28
3 Kab. Sidoarjo 1 10 10
4 Kab. Jombang 1 1 1 12 6 6 24
5 Kab. Sampang 1 1 12 6 18

41

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
6 Kab. Pamekasan 1 1 12 12 24
7 Kab. Sumenep 1 1 12 6 18
8 Kab. Bangkalan * 1 1 14 8 6 28
9 Kab. Bondowoso * 1 1 1 16 8 10 6 40
10 Kab. Situbondo * 1 1 1 16 6 10 6 38
11 Kab. Banyuwangi * 1 1 1 16 8 10 6 40
12 Kab. Jember 1 1 12 6 18
13 Kab. Malang 1 1 1 12 6 6 24
14 Kab. Pasuruan 1 1 10 6 16
15 Kab. Probolinggo * 1 1 1 14 8 8 30
16 Kab. Lumajang * 1 1 1 14 6 10 30
17 Kab. Kediri 1 1 10 12 22
18 Kab. Tulungagung 1 1 24 12 36
19 Kab. Nganjuk 1 1 1 10 6 6 6 28
20 Kab. Trenggalek 1 1 12 6 6 24
21 Kab. Blitar * 1 1 1 14 8 6 28
22 Kab. Madiun * 1 1 1 12 6 10 28
23 Kab. Ngawi * 1 1 1 12 6 10 28
24 Kab. Magetan 1 1 14 6 20
25 Kab. Ponorogo * 1 1 1 18 8 10 36
26 Kab. Pacitan * 1 1 1 14 8 10 6 38
27 Kab. Bojonegoro 1 1 14 6 20
28 Kab. Tuban 1 1 12 12 24
29 Kab. Lamongan 1 1 1 12 6 6 6 30
30 Kota Batu 1 1 1 8 4 4 16
31 Kota Blitar 1 1 8 4 12
32 Kota Madiun 1 1 1 0 4 4 4 12
33 Kota Malang 1 1 8 4 12
34 Kota Pasuruan 1 1 1 10 4 4 18
35 Kota Probolinggo 1 1 8 4 12
36 Kota Surabaya 1 1 10 4 14
37 Kota Mojokerto 1 1 8 4 4 16
38 Kota Kediri 1 1 1 12 4 4 20
Total Kabupaten 38 25 29 2 450 150 220 80 900
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

3.1.15 Provinsi Bali


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 34 (12 dari APBN dan 22 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 3 kabupaten/kota. Sedangkan
untuk lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6
kabupaten/kota di Bali. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

42

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tabel 16. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Bali
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Buleleng 1 1 6 6 12
2 Kab. Jembrana 1 1 4 6 10
3 Kab. Klungkung 1 1 7 6 6 19
4 Kab. Gianyar 1 1 4 6 10
5 Kab. Karangasem * 1 1 9 6 6 21
6 Kab. Bangli * 1 1 9 6 6 21
7 Kab. Badung 1 1 4 6 10
8 Kab. Tabanan 1 1 6 6 12
9 Kota Denpasar 1 0 4 4
Total Kabupaten 8 6 2 1 49 36 12 22 119
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL


dilaksanakan dengan kegiatan (1) pengadaan kebun bibit desa, (2)
pengembangan pekarangan anggota dan demplot kelompok, (3)
pengembangan kebun sekolah, dan (4) pengenalan dan
pengembangan menu B2SA. Dalam pelaksanaannya, permasalahan
yang dihadapi antara lain sebagai berikut:
a. Cuaca panas dan kemarau yang berkepanjangan sehingga
kesulitan mendapatkan air.
b. Masih adanya anggota KWT yang kurang paham tentang budidaya
tanaman dan pemupukan yang baik.
c. Masih kurangnya pemahaman dan peran aktif anggota dalam
pemanfaatan pekarangannya.
d. Kurangnya kesadaran masyarakat/anggota kelompok tentang
pentingnya mengkonsumsi pangan dengan menu B2SA.
e. Kurangnya kesadaran dan kemampuan anggota KWT untuk
menyebarluaskan kegiatan P2KP/KRPL.

3.1.16 Provinsi Nusa Tenggara Barat


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok

43

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
baru untuk tahun 2015 sebanyak 72 yang cakupan wilayahnya di
10 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 36
desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Nusa
Tenggara Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial


Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara
Barat
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Lombok Barat 1 1 6 12 18
2 Kab. Lombok Tengah 1 1 1 6 6 6 18
3 Kab. Lombok Timur * 1 1 1 11 6 6 23
4 Kab. Bima * 1 1 1 9 6 10 25
5 Kab. Sumbawa 1 1 1 8 6 6 20
6 Kab. Dompu * 1 1 1 10 6 6 22
7 Kab. Sumbawa Barat 1 1 1 11 6 6 23
8 Kab. Lombok Utara 1 1 4 12 16
9 Kota Mataram 1 1 8 4 12
10 Kota Bima 1 1 9 4 13
Total Kabupaten 10 6 10 0 82 36 72 0 190
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan P2KP di


lapangan antara lain:
i. Masyarakat di lokasi program P2KP Provinsi NTB umumnya
memiliki tingkat pengetahuan dan kesadaran yang rendah dalam
pemanfaatan pekarangan
ii. Tingkat keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan
masyarakat yang masih rendah
iii. Rendahnya pengetahuan dan ketrampilan pengurus kelompok
dalam manajemen dan pengadministrasian kelompok.
iv. Kurangnya kemampuan penyuluh pendamping P2KP dalam
kegiatan P2KP.
b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)
Kegiatan MP3L di Provinsi NTB dilaksanakan di Kabupaten
Lombok Timur dengan komoditas ubi kayu sebagai bahan bakunya
dan Kabupaten Dompu dengan komoditas jagung sebagai bahan

44

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
bakunya. Produk yang telah dihasilkan adalah Beras Sasambo.
c. Promosi dan sosialisasi P2KP
Kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di Provinsi NTB
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti pameran-pameran
produk pangan olahan yang berasal dari bahan baku lokal serta
menjalin kerjasama dengan tim penggerak PKK untuk mendukung
seluruh kegiatan P2KP.

3.1.17 Provinsi Nusa Tenggara Timur


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 7
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 50
desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Nusa Tenggara
Timur. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi Nusa Tenggara Timur
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Kupang 1 2 2
2 Kab. Belu * 1 12 12
3 Kab. Timor Tengah 1 12 12
Utara *
4 Kab. Timor Tengah 1 3 3
Selatan
5 Kab. Alor * 1 12 12
6 Kab. Sikka * 1 1 3 6 9
7 Kab. Flores Timur 1 1 4 6 6 16
8 Kab. Ende * 1 1 6 6 12
9 Kab. Ngada 1 1 1 7 6 13
10 Kab. Manggarai * 1 1 12 6 18
11 Kab. Sumba Timur * 1 12 12
12 Kab. Sumba Barat 1 1 3 6 9
13 Kab. Lembata * 1 1 12 8 20
14 Kab. Rote Ndao 1 1 1 6 7
15 Kab.Manggarai Barat 1 1 2 6 8
16 Kab. Nagekeo 1 1 1 2 6 6 14
17 Kab. Sumba Tengah 1 1 2 6 8
18 Kab. Sumba Barat Daya 1 1 1 4 6 10
19 Kab. Manggarai Timur 1 1 1
20 Kota Kupang 1 2 2
21 Kab. Sabu Raijua 1 2 2
45

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
22 Kab. Malaka 1 6 6
23 Total Kabupaten 21 9 7 0 116 50 42 0 208
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di


lapangan antara lain:
1. Belum semua kabupaten menyusun petunjuk teknis kegiatan
sehingga permasalahan teknis lapangan sering menjadi kendala
dalam proses pelaksanaan kegiatan.
2. Hal yang telah diatur di dalam Pedoman dan atau Petunjuk
Pelaksanaan (misalnya pelaporan : sesuai dengan ketentuan dari
kelompok/desa ke Kabupaten per bulan, dari Kabupaten ke
Provinsi per triwulan dan dari Provinsi ke Pusat per semester)
belum semua dilaksanakan dan ditindaklanjuti ditingkat
Kabupaten maupun tingkat kelompok.
3. Pembukuan/administrasi kelompok belum tertata dengan baik.
4. Sumber daya manusia yang dimiliki terbilang lemah, dimana
sebagian besar anggota kelompok hanya lulusan Sekolah Dasar
maupun tidak bersekolah sehingga penyerapan teknologi masih
jauh dari harapan. Rendahnya SDM ini sangat berpengaruh
terhadap pencapaian program secara optimal.
5. Pendampingan dari petugas pendamping masih sangat kurang
disebabkan karena para petugas pendamping sebagian besar
tidak menetap di Desa sehingga tidak dilakukannya
pendampingan dengan baik. Dengan demikian anggota kelompok
tidak mengetahui secara pasti kegiatan apa yang akan dilakukan
atau dengan kata lain anggota melakukan kegiatan secara
otodidak sejauh pengetahuan dan kemampuan anggota. Hal ini
yang turut menjadi alasan kegiatan tidak berjalan dengan baik.
6. Pemanfaatan lahan pekarangan/demplot belum optimal karena
terbatasnya sumber air.
7. Ada sebagian anggota kelompok yang tidak mengkonsumsi jenis

46

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
sayuran dan buah tertentu terkait adat istiadat.
8. Belum optimal peran pendamping terhadap pelaksanaan kegiatan
di setiap kelompok pelaksana.
9. Belum optimal pelaksanaan pendampingan oleh petugas di
tingkat kabupaten karena terbatasnya sarana parasarana dan
pelaksanaan tugas rangkap.
10. Belum semua kelompok terjangkau listrik sehingga alat
pengolahan yang menggunakan listrik tidak dapat
dioperasionalkan.
Upaya pemecahan permasalahan tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
1. Kabupaten wajib menyusun petunjuk teknis kegiatan sehingga
mengakomodir jalan keluar dari permasalahan teknis di lapangan
sehingga tidak menjadi kendala dalam operasionalisasi kegiatan
lebih lanjut.
2. Semua komponen yang terlibat dalam kegiatan P2KP/KRPL mulai
dari kelompok, pendamping dan penanggungjawa kegiatan di
tingka kabupaten harus mentaati aturan yang telah ditetapkan di
dalam Pedoman/Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan.
3. Perlu adanya pendampingan yang intensif dan pelatihan
pembukuan bagi kelompok.
4. Diperlukan suatu pelatihan sehingga dapat menunjang SDM dari
anggota pelaksana sehingga dapat menyerap
pengetahuan/teknologi dalam pelaksanaan kegiatan.
5. Perlu adanya kesadaran dari para petugas pendamping dalam
melaksanakan tugasnya untuk mendampingi pelaksanaan
kegiatan oleh anggota kelompok. Dengan adanya kesadaran
untuk menampingi secara kontinyu maka diharapkan agar
anggota kelompo dapat difasilitasi dengan pengetahuan yang
baik dalam menjalankan kegiatan program;
6. Penggunaan mulsa pada areal pertanaman dan atau menyiram
tanaman dengan sistem irigasi tetes.

47

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
7. Terkait adat istiadat dari beberapa masyarakat maka diharapkan
agar masyarakat tersebut dapat menanam jneis sayuran dan
buah yang lain untuk dapat dikonsumsi. Sedangkan jenis
sayuran/buah yang dipantang/pamali dapat ditanam yang
kemudian hasilnya dijual pada konsumen. Dengan demikian
maka akan mendapatkan keuntungan pendapatan bagi keluarga
dan juga perubahan status gizi bagi anggota keluarga.
8. Melakukan koordinasi dan pendekatan dengan pendamping,
koordiantor kecamatan melalui tim teknis kabupaten.
9. Monitoring dan pembinaan perlu ditingkatkan dengan dukungan
dana APBD II.
10. Operasionalisasi alat perlu dimusyawarahkan dengan baik.

3.1.18 Provinsi Kalimantan Timur


Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru
untuk tahun 2015 sebanyak 34 (18 dari APBN dan 16 dari APBN-P)
yang cakupan wilayahnya di 5 kabupaten/kota. Sedangkan untuk
lanjutan 2014 terdapat 36 desa/kelurahan/kelompok lama di 6
kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 19. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Timur
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Paser 1 1 6 6 12
2 Kab. Berau 1 1 8 6 14
3 Kab. Kutai Barat 1 1 6 6 12
4 Kab. Kutai Timur 1 1 10 6 16
5 Kab. Penajem Paser 1 6 6
Utara
6 Kab. Kutai Kertanegara 1 1 10 6 6 22
7 Kota Samarinda 1 1 3 4 7
8 Kota Balikpapan 1 6 6
9 Kota Bontang 1 6 6
Total Kabupaten 9 1 3 2 61 6 18 16 101
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

48

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan antara lain:
a. Jauhnya transportasi penerima bantuan sosial (bansos) sehingga
pengurusan pembuatan rekening, pembukuan kelompok dan
penyampaian kegiatan kerja sering terlambat.
b. Kemampuan teknis mengenai benih, mempersiapkan media
tanaman terbatas, sehingga pertumbuhan tanaman tidak seram
c. Faktor alam , seperti banjir dan kemarau menjadi kendala dalam
proses penanaman.
d. Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tantang menu
B2SA
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada antara lain:
a. Aparat Kabupaten sebagai kepanjangantangan dari provinsi
sebagai pelaksana turun langsung ke kelompok penerima manfaat
sehingga dalam pengurusan berkas dapat sesuai dengan rencana
dan jadwal.
b. Melakukan pelatihan teknis budidaya tanaman dalam pot,
khususnya komoditas sayuran bagi kelompok wanita sebagai bekal
melaksanakan kegiatan P2KP.
c. Pendamping Kab/Kota lebih aktip lagi memberikan penyuluhan
maupun sosialisasi kepada kelompoknya.
d. Kampanye / promosi maupun sosialisasi memakan pangan yang
berbahan baku lokal khas daerah setempat maupun menu B2SA.

3.1.19 Provinsi Kalimantan Selatan


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 122 (94 dari APBN dan 28 dari
APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 13 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 42
49

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
desa/kelurahan/kelompok lama di 7 kabupaten/kota di Kalimantan
Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan
Selatan
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Banjar 1 1 12 6 18
2 Kab. Tanah Laut * 1 1 1 15 6 10 6 37
3 Kab. Tapin * 1 1 1 15 6 10 31
4 Kab. Hulu Sungai 1 1 10 6 16
Selatan
5 Kab. Hulu Sungai 1 1 1 13 6 6 25
Tengah
6 Kab. Barito Kuala * 1 1 1 13 6 6 25
7 Kab. Tabalong * 1 1 1 15 6 10 31
8 Kab. Kota Baru * 1 1 1 12 6 10 6 34
9 Kab. Hulu Sungai Utara 1 1 8 6 14
10 Kab. Tanah Bumbu 1 1 1 12 6 6 6 30
11 Kab. Balangan 1 1 14 6 20
12 Kota Banjar Baru 1 1 11 4 4 19
13 Kota Banjarmasin 1 1 10 8 6 24
Total Kabupaten 13 7 13 0 160 42 94 28 324
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP


Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan
Selatan dilaksanakan melalui kegiatan lomba cipta menu B2SA,
pameran peringatan Hari Pangan Sedunia, seminar, serta
pemberian makanan pangan lokal ke SD/MI pada 13
kabupaten/kota.

c. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya


Permasalahan yang terdapat di lapangan antara lain adalah:
i. Tidak semua anggota memanfaatkan lahan pekarangan untuk
tanaman pangan/horti, pemeliharaan ternak/unggas dan
pemeliharaan ikan (belum terintegrasi)
ii. Setelah 1 2 kali pertanaman lahan kurang dimanfaatkan/tidak
dilakukan penanaman kembali karena kurangnya peran aparat
desa, petugas pendamping dalam memotivasi dan

50

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
menggerakkan kelompok/masyarakat
iii. Sebagian kelompok ada kebun bibit desa lebih berfungsi untuk
membesarkan tanaman daripada untuk pembuatan bibit
tanaman, sehingga bibit tanaman di KBD tidak selalu tersedia
iv. Ada sebagian pelaksanaan demplot sebagai percontohan tidak
berkelanjutan
v. Sebagian besar kelompok belum mengembangkan pengolahan
hasil dan belum ada pengembangan kelompok baik di desa itu
sendiri maupun ke desa lain
vi. Umumnya buku administrasi sudah ada, tetapi belum diisi
sesuai dengan perkembangan kegiatan dan laporan secara
berjenjang belum berjalan dengan baik
vii. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukan sebagian besar
kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) masih
menghadapi berbagai permasalahan yang memerlukan kerja
keras untuk bisa mencapai target program konsumsi pangan
yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
viii. Permasalahan dan tantangan dalam mengembangkan
konsumsi pangan terutama pada pola kebiasaan (budaya)
masyarakat yang masih belum terbiasa mengkonsumsi sayur
dan buah serta umbi-umbian, demikian pula dalam
mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah/porsi yang
seimbang
ix. Faktor ketersediaan kelompok pangan juga mempengaruhi
pola konsumsi, karena jenis pangan yang banyak tersedia dan
terjangkau daya beli di wilayah tertentu akan sangat besar
dikonsumsi seperti beras dan jenis sayuran daun singkong,
kacang panjang, kangkung, terong, tomat dan buah pisang.
Dalam pelaksanaanya berbagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang ada antara lain dengan:
i. Secara bertahap lahan pekarangan dimanfaatkan secara
terintegrasi

51

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
ii. Pemanfaatan pekarangan dilaksanakan secara terus
menerus/berkelanjutan dengan melibatkan peran BKP, Kepala
Desa, Tim penggerak PKK dan Tokoh Masyarakat
iii. Kebun Bibit Desa dikelola bersama oleh kelompok sehingga
dapat berfungsi dalam penyediaan bibit tanaman
iv. Demplot dilaksanakan dengan dukungan keluarga
v. Perlu pengembangan pengolahan pangan lokal atau
peningkatan wawasan bagi petugas dan KWT serta
penyebaran informasi/sosialisasi oleh petugas, aparat desa,
PKK, tokoh masyarakat dan pendampingan harus lebih intensif
dan cintinue
vi. Tertib administrasi, pencatatan dan pelaporan yang baik
merupakan hal yang tidak bisa diabaikan untuk pencapaian
tujuan dan sasaran yang maksimal, untuk itu kerjasama aparat
dan kelompok penerima manfaat dalam pelaporan dan
pencatatan adalah sangat penting dan merupakan titik kritis
kegiatan dan pembuatan laporan harus sesuai ketentuan
vii. Keterpaduan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi agar
ditingkatkan melalui kegiatan dan pertemuan baik antar SKPD
terkait di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi
viii. Kegiatan penyuluhan pola konsumsi pangan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman perlu ditingkatkan baik pada
kelompok wanita pelaksana kegiatan P2KP maupun
masyarakat umum.
ix. Perlunya meningkatkan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan
Pekarangan sehingga masyarakat menyadari bahwa lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan menjadi sumber pangan
seperti sayur dan buah serta protein dan gizi bagi keluarga.

3.1.20 Provinsi Kalimantan Tengah


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
52

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
baru untuk tahun 2015 sebanyak 104 yang cakupan wilayahnya di
13 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 34
desa/kelurahan/kelompok lama di 6 kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan
Tengah
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Kapuas 1 1 12 6 18
2 Kab. Barito Utara * 1 1 1 10 6 10 26
3 Kab. Barito Selatan 1 1 1 9 6 6 21
4 Kab. Kotawaringin 1 1 11 6 6 23
Timur
5 Kab. Kotawaringin Barat 1 1 1 6 6 6 18
6 Kab. Katingan 1 1 8 6 14
7 Kab. Seruyan 1 1 8 12 20
8 Kab. Sukamara 1 1 8 6 6 20
9 Kab. Lamandau 1 1 8 6 6 20
10 Kab. Gunung Mas 1 1 8 6 14
11 Kab. Pulang Pisau 1 1 1 9 6 6 21
12 Kab. Murung Raya 1 1 8 6 14
13 Kab. Barito Timur 1 1 11 6 17
14 Kota Palangkaraya 1 1 1 6 4 4 14
14 Total Kabupaten 14 6 12 1 122 34 80 24 260
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

3.1.21 Provinsi Kalimantan Utara


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015
merupakan alokasi dana APBN-P. Sasaran
desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 24
yang cakupan wilayahnya di 4 kabupaten/kota. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 22. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui
Konsep KRPL di Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Bulungan 1 1 8 6 14
2 Kab. Nunukan 1 0 6 6
3 Kab. Malinau 1 1 6 6 12
4 Kab. Tana Tidung 1 1 6 6 12
53

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
5 Kota Tarakan 1 6 6
5 Total Kabupaten 4 4 26 0 24 50
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

b. Sosialisasi dan Promosi P2KP


Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015
mendapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
1. Promosi melalui Brosur/Leaflet dan Buklet Pangan Lokal
Pembuatan Leaflet dengan judul Ayo Manfaatkan Pekarangan
Untuk Ketahanan Pangan Keluarga dan "Waspadalah
Terhadap Keamanan Pangan Segar Siap Santap" serta buklet
"Ayo Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, dan
Aman"
Leaflet dan buklet tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu
bahan/materi dalam pameran Peringatan Hari Pangan Sedunia
(HPS) ke 35 Tingkat Nasional di Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan.
2. Pameran dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu:
a. Pameran dalam rangka Festival Pangan Nusantara Tingkat
Nasional di Padang Provinsi Sumatera Barat tanggal 15 s.d
18 September 2015.
b. Pameran dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia
(HPS) ke 35 Tingkat Nasional di Palembang Provinsi
Sumatera Selatan tanggal 17 s.d 20 Oktober 2015.
3. Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) Tingkat Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015.
Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam
rangka memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
ke - 35 Tingkat Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12
Agustus 2015 bertempat di Hotel Kaltara, Tanjung Selor.

54

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.1.22 Provinsi Sulawesi Tenggara
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 yang cakupan wilayahnya di 7
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 54
desa/kelurahan/kelompok lama di 8 kabupaten/kota di Sulawesi
Tenggara. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 23. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi Sulawesi Tenggara
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Buton * 1 1 15 8 23
2 Kab. Muna * 1 1 1 15 8 10 33
3 Kab. Kolaka * 1 1 1 15 6 10 31
4 Kab. Konawe Selatan * 1 1 15 8 23
5 Kab. Bombana 1 1 12 6 18
6 Kab. Wakatobi 1 1 12 6 18
7 Kab. Kolaka Utara 1 1 12 6 18
8 Kab. Konawe * 1 1 1 15 6 10 31
9 Kab. Konawe Utara 1 1 10 6 16
10 Kab. Buton Utara 1 1 10 6 16
11 Kota Bau-bau 1 1 10 4 14
12 Kota Kendari 1 1 10 8 18
Total Kabupaten 12 8 7 0 151 54 54 0 259
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal


Kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan 12
kabupaten/kota dengan bahan pangan lokal berupa sagu dan
umbi-umbian. Adapun produk yang dihasilkan berupa tepung
Sinonggi, Kasuami, Kambose dan Kabuto.
c. Promosi P2KP
Kegiatan promosi P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan
dalam bentuk pembuatan brosur/leaflet pangan lokal dengan judul
Kearifan Lokal Sulawesi Tenggara, pameran-pameran serta
melalui lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman
(B2SA).

55

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
d. Permasalahan
Pada pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tenggara
terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain:
i. Belum semua lokasi KRPL mencirikan kawasan
ii. Demplot pekarangan belum mencirikan Laboratorium lapang
(LL) dan pekarangan percontohan. Keragaman tanaman pada
demplot belum optimal, masih didominasi sayuran.
iii. Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) tidak dilakukan secara
intensif. Tidak dibuat daftar hadir dan catatan kegiatan
pertemuan.
iv. Kemampuan SDM kelompok wanita tani masih terbatas.
v. Pendampingan kurang optimal, sebagian pendamping tidak
berdomisili di lokasi KRPL
vi. Pengembangan pekarangan anggota belum merata.
Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga
belum optimal.
vii. Laporan P2KP (semester dan akhir tahun) sangat terlambat. Isi
laporan kurang informatif.

3.1.23 Provinsi Sulawesi Tengah


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 76 yang cakupan wilayahnya di
11 kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 56
desa/kelurahan/kelompok lama di 9 kabupaten/kota di Sulawesi
Tengah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 24. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Poso * 1 1 1 13 6 6 25
2 Kab. Donggala * 1 1 1 15 6 6 27
3 Kab. Toli-Toli 1 1 1 8 6 6 20
4 Kab. Banggai * 1 1 1 13 6 10 29
56

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
5 Kab. Buol 1 1 8 6 14
6 Kab. Morowali * 1 1 1 13 6 10 29
7 Kab. Banggai 1 1 1 13 8 6 27
Kepulauan *
8 Kab. Parigi Moutong * 1 1 1 13 6 10 29
9 Kab. Tojo Una Una 1 1 1 8 6 6 20
10 Kab. Sigi 1 1 1 7 6 4 17
11 Kota Palu 1 1 8 6 14
12 Total Kabupaten 11 9 11 0 119 56 76 0 251
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

b. Promosi dan Sosialisasi P2KP


Kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di Provinsi Sulawesi
Tengah dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan, antara lain
dengan:
i. Gerakan atau Kampanye P2KP
Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan
dalam bentuk sebagai berikut :
Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal, hal ini kemudian
ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota dengan menerbitkan
Peraturan Bupati/Walikota.
Gelar Kuliner Pangan Lokal, yang diikuti oleh
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah dan UMKM se Kota
Palu, yang dilaksanakan dihalaman TVRI Palu, pada
tanggal 12 April 2015.
Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi
Seimbang dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi
Tengah Pada tanggal 7 oktober 2015 yang bertepatan
dengan Peringatan Upacara Puncak Hari Pangan Sedunia
(HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang
diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil kecamatan
Banawa Kabupaten Donggala.

57

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
ii. Lomba Cipta Menu B2SA
Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan
Aman dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota, Tingkat Provinsi sampai Tingkat Nasional
melalui momen Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).
Kegiatan ini bekerjasama dengan Tim penggerak PKK.
iii. Penayangan Iklan Di Media Massa
Dalam rangka Mensosialisasikan Makan Makan Beragam,
Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), bekerjasama dengan
TVRI Stasiun Palu, mengadakan Talk Show, Dialog Interaktif
dan Penayangan Iklan.
Bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palu, mendirikan
tempat pemasangan Iklan/baliho di pinggir jalan yang strategis
di Kota Palu, sehingga dapat memasang iklan/baliho dengan
mudah dan biaya murah sepanjang tahun.
iv. Pameran P2KP
Pameran Percepatan Penganekaragaman Konsumsi pangan
(P2KP) di Sulawesi Tengah, dilaksanakan melalui momen Hari
Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah di
Kabupaten Donggala dan Tingkat Nasional , dilaksanakan di
Palembang Provinsi Sumatera Selatan serta Gelar Pangan
Nusantara di Padang Sumatera Barat, Dengan pembuatan
bahan pameran seperti leaflet, poster, brosur, spanduk dan
baliho yang bertemakan P2KP.
Selain Pameran HPS juga mengikuti Pameran-pameran yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah,
seperti : Sulteng Expo yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya
dan Sail Tomini Tahun 2015 di Kabupaten Parigi Moutong.
v. Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan B2SA
Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang
dan Aman (B2SA) di Sulawesi Tengah dilaksanakan melalui
Workhsop Pola Konsumsi Pangan B2SA yang melibatkan
PKK/Dasawisma dan Aparat Kabupaten/Kota.
58

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
c. Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya
Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Provinsi Sulawesi Tengah
terdapat beberapa masalah/hambatan sebagai berikut:
i. Jenis tanaman kurang bervariasi
ii. Masih banyak yang belum mengembangkan sumber protein
hewani (kolam ikan, ayam, itik, dll)
iii. Demplot kurang terurus dan jenis tanaman tidak bervariasi
iv. Kebun bibit kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik
v. Masih banyak menggunakan polybag untuk menanam
meskipun lahan tersedia cukup luas
vi. Belum memanfaatkan barang-barang bekas untuk media
tanam tergantung pada polybag
vii. Di beberapa tempat tidak membangun fisik kebun bibit,
pembibitan dilakukan langsung di lahan
viii. Tanaman diganggu oleh ternak
ix. Kelompok kurang aktif (beberapa anggota hanya aktif di awal
kegiatan)
x. Masalah kekurangan air karena musim kemarau

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan


masalah/hambatan yang terjadi antara lain dengan:
i. Mengoptimalkan pemanfaatan Kebun Bibit Desa agar kegiatan
Optimalisasi pemanfaatan Pekarangan berlangsung secara
berkelanjutan (lestari).
ii. Mengintensifkan peran pendamping desa dalam melakukan
pendampingan terhadap kelompok wanita penerima manfaat
kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
iii. Mengoptimalkan peran demplot sebagai Laboratorium
Lapangan bagi kelompok wanita penerima manfaat, dalam
melakukan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

59

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.1.24 Provinsi Sulawesi Utara
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran
desa/kelurahan/kelompok baru untuk tahun 2015 sebanyak 70
yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota. Sedangkan
untuk lanjutan 2014 terdapat 50 desa/kelurahan/kelompok lama
di 9 kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 25. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Utara
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Minahasa * 1 1 1 13 6 10 29
2 Kab. Bolaang Mongondow * 1 1 1 13 6 10 29
3 Kab. Kepulauan Sangihe * 1 15 15
4 Kab. Kepulauan Talaud * 1 1 15 6 21
5 Kab. Minahasa Selatan * 1 1 1 13 6 10 29
6 Kab. Minahasa Utara 1 1 10 6 16
7 Kab. Minahasa Tenggara * 1 1 1 13 6 10 29
Kab. Bolaang Mangondow 1 1 1 13 6 10 29
8
Utara *
Kab. Bolaang Mongondow 1 10 10
9
Selatan
Kab. Bolaang Mongondow 1 1 1 10 6 6 22
10
Timur
11 Kota Tomohon 1 10 10
12 Kota Kotamobagu 1 1 1 10 4 4 18
Kab. Kep. Siau Tagulandang 1 5 5
13
Biaro
14 Kota Bitung 1 1 10 4 14
15 Kota Manado 1 1 10 4 14
Total Kabupaten 15 9 9 0 170 50 70 0 290
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :


a) Proses pendampingan belum optimal sehingga kelompok penerima
manfaat kurang termotivasi dalam melaksanakan kegiatan P2KP;
b) Kurangnya minat sebagian anggota kelompok untuk
memanfaatkan lahan pekarangannya dan minimnya pengetahuan
tentang bercocok tanam;

60

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
c) Kurangnya kesadaran, pengetahuan dan pemanfaatan kelompok
dalam usaha bercocok tanam komoditi pertanian dan pekarangan;
d) Belum terlaksananya pemberdayaan di kelompok sehingga segala
kegiatan terkadang lambat untuk memberikan hasil sesuai dengan
apa yang diharapkan;
e) Adanya musim kemarau yang berkepanjangan sehingga banyak
tanaman yang mati.
f) Pelaporan yang tidak kontinu.

Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan


masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:
a) Memotivasi kelompok untuk memanfaatkan lahan pekarangan dan
sekaligus memberikan pengetahuan tentang cara bercocok tanam
yang baik dan benar
b) Memonitoring kehadiran penyuluh pendamping dengan
berkoordinasi dengan badan penyuluhan setempat
c) Melakukan upaya berkesinambungan program dan tetap diarahkan
untuk memberdayakan kelembagaan scara penuh sehingga
anggota kelompok dapat tumbuh dan berkembang
d) Melakukan monitoring kegiatan P2KP dengan memberikan
kewenangan kelembagaan desa dan aparat desa
e) Mempercepat pemanfaatan dana yang telah dicairkan.

3.1.25 Provinsi Sulawesi Selatan


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 234 (188 dari dana APBN dan 46
dari dana APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 24
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 126
desa/kelurahan/kelompok lama di 20 kabupaten/kota di Sulawesi
Selatan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

61

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tabel 26. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Pinrang * 1 1 1 17 8 10 35
2 Kab. Gowa 1 1 8 12 20
3 Kab. Wajo * 1 1 1 17 6 8 31
4 Kab. Bone * 1 1 1 14 6 6 6 32
5 Kab. Tana Toraja 1 1 1 8 6 6 6 26
6 Kab. Maros * 1 1 1 15 8 10 33
7 Kab. Luwu 1 1 8 6 14
8 Kab. Sinjai * 1 1 1 14 6 8 28
9 Kab. Bulukumba * 1 1 1 15 6 10 31
10 Kab. Bantaeng * 1 1 1 13 6 10 29
11 Kab. Jeneponto 1 1 1 9 6 6 6 27
12 Kab. Selayar 1 1 1 8 6 6 20
13 Kab. Takalar * 1 1 1 14 8 6 6 34
14 Kab. Barru 1 1 1 10 6 6 6 28
15 Kab. Sidenreng Rappang * 1 1 1 14 8 10 32
16 Kab. Pangkep * 1 1 1 13 6 6 6 31
17 Kab. Soppeng * 1 1 1 14 6 10 30
18 Kab. Enrekang 1 1 1 11 6 6 6 29
19 Kab. Luwu Utara * 1 1 1 15 6 10 31
20 Kab. Luwu Timur * 1 1 1 15 6 8 29
21 Kab. Toraja Utara 1 1 1 8 6 6 20
22 Kota Pare-Pare 1 1 8 8 16
23 Kota Palopo * 1 1 1 14 4 10 28
24 Kota Makassar 1 1 8 4 4 16
Total Kabupaten 24 20 24 0 290 126 188 46 650
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Kegiatan promosi P2KP di provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dalam


bentuk pembuatan leaflet, pameran festival dan demontrasi pangan
lokal serta promosi makanan khas daerah/pangan lokal dalam rangka
HPS. Kemudian untuk kegiatan MP3L di Provinsi Sulawesi Selatan
terdapat di kabupaten Jeneponto dengan komoditi jagung yang diolah
menjadi beras jagung, tepung jagung dan dedak jagung.
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP ini diantaranya
adalah:
a. Kesadaran anggota kelompok umumnya masih sangat kurang
untuk memanfaatkan pekarangan
b. Pada musim kemarau banyak tanaman mengalami kematian,
karena kekurangan air

62

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
c. Adanya hama yang menyebabkan tanaman pekarangan tidak
bisa optimal atau gagal panen.
d. Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah tentang
pentingnya mengkonsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang
dan aman (B2SA)
e. Masih terbatasnya keterampilan anggota dalam hal pengolahan
pangan lokal.
f. Rendahnya akses pemasaran untuk hasil produk kelompok baik
pangan olahan maupun yang belum diolah.
g. Masih terbatasnya produk yang dihsilkan oleh kelompok, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas
h. Kampanye dan sosialisasi tentang gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan masih sangat kurang
i. Kelompok MP3L masih sangat kekurangan modal usaha untuk
mengembangkan usahanya.
Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain dengan:
a. Pembinaan secara rutin oleh penyuluh pendamping desa dan
kabupaten serta aparat masing-masing kabupaten pelaksana
kegiatan P2KP
b. Perbaikan drainase pekarangan pada lokasi P2KP masing-
masing KWT dan dilakukan pemberian naungan dari terpal plastic
agar dapat menekan jumalah air yang masuk dalam kebun bibit.
c. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi pangan
beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)
d. Mengupayakan system pemasaran produk melalui satu pintu
e. Mendorong kelompok untuk membangun kemandirian kelompok

3.1.26 Provinsi Sulawesi Barat


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 42 yang cakupan wilayahnya di 5
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 32
63

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
desa/kelurahan/kelompok lama di 5 kabupaten/kota di Sulawesi
Barat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 27. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Sulawesi Barat
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Majene * 1 1 1 11 6 10 27
2 Kab. Mamuju 1 1 1 8 6 6 20
3 Kab. Mamuju Utara 1 1 1 8 6 6 20
4 Kab. Polewali Mandar * 1 1 1 10 6 10 26
5 Kab. Mamasa * 1 1 1 11 8 10 29
6 Total Kabupaten 5 5 5 0 48 32 42 0 122
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 2015

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan P2KP di Provinsi


Sulawesi Barat diantaranya adalah:
1. Terjadinya kemarau yang panjang membuat tanaman
mengalami kekeringan.
2. Adanya serangan penyakit pada tanaman sayuran
3. Kurangnya perhatian anggota kelompok dalam mengganti
tanaman yang sudah kurang produktif
4. Partisipasi seluruh anggota kelompok kurang aktif di kebun
bibit.
Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan antara lain
dengan:
1. Memberikan motivasi kepada anggota kelompok untuk tetap
memelihara tanamannya dengan menyiram tanaman secara
rutin.
2. Melakukan bimbingan teknis pembuatan pestisida nabati untuk
dilakukan penyemprotan secara rutin.
3. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pergantian
tanaman agar tanaman dapat tersedia secara
berkesinambungan.
4. Dibuat jadwal kegiatan anggota secara bergantian melakukan
pengelolaankebun bibit.

64

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.1.27 Provinsi Papua
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan
KRPL sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok
baru untuk tahun 2015 sebanyak 54 (36 dari dana APBN dan 18
dari dana APBN-P) yang cakupan wilayahnya di 9 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 18
desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Papua.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 28. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provisi Papua
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Jayapura * 1 1 8 6 14
2 Kab. Biak Numfor 1 4 4
3 Kab. Yapen Waropen 1 1 4 6 10
4 Kab. Merauke 1 1 2 6 8
5 Kab. Jayawijaya * 1 1 6 6 12
6 Kab. Paniai 1 2 2
7 Kab. Nabire * 1 1 6 6 12
8 Kab. Puncak Jaya 1 0 6 6
9 Kab. Mimika * 1 1 4 6 10
10 Kab. Mappi 1 1 3 6 9
11 Kab. Boven Digul 1 2 2
12 Kab. Sarmi 1 3 3
13 Kab. Keerom 1 1 4 6 10
14 Kab. Tolikara 1 1 2 6 8
15 Kab. Pegunungan Bintang 1 2 2
16 Kab. Waropen 1 2 2
17 Kab. Yahukimo 1 1 3 6 9
18 Kab. Yalimo 0 0
19 Kota Jayapura 1 6 6
20 Kab. Asmat 1 3 3
21 Kab. Mamberamo Raya 0 0
22 Kab. Supiori 1 2 2
23 Kab. Puncak 0 0
24 Kab. Dogiyai 1 0 6 6
25 Kab. Deiyai 0 0
26 Kab. Intan Jaya 0 0
27 Kab. Lanny Jaya 0 0
28 Kab. Mamberamo Tengah 0 0
29 Kab. Nduga 0 0
Total Kabupaten 19 3 6 3 68 18 36 18 140
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

65

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP di Provinsi Papua dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan sosialisasi, pembuatan roll banner elektrik dan
leaflet serta penayangan spot iklan layanan masyarakat di stasiun
Jayapura Televisi (JayaTV) Papua.

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:


1. Kesadaran anggota untuk mengolah lahan secara terus-menerus
masih kurang.
2. Waktu tanam sulit untuk disinkronkan dengan curah hujan yang tidak
menentu
3. Adanya serangan hama dan penyakit pada pertanaman
4. Rendahnya inovasi dan kreatifitas petugas lapangan
5. Kurangnya koordinasi antara petugas kabupaten dan petugas
lapangan
Upaya yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan memecahkan
masalah yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah:
1. Penyampaian informasi secara berkesinambungan akan pentingnya
penngolahan lahan
2. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas lapang
3. Peningkatan koordinasi sesama pelaksana kegiatan

3.1.28 Provinsi Maluku Utara


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL
sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk
tahun 2015 sebanyak 6 yang cakupan wilayahnya di 1 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 14 desa/kelurahan/kelompok
lama di 3 kabupaten/kota di Maluku Utara. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:

Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial


66

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Maluku Utara
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Halmahera Tengah * 1 7 7
2 Kab. Halmahera Utara * 1 7 7
3 Kab. Halmahera Selatan * 1 7 7
4 Kab. Kepulauan Sula * 1 7 7
5 Kab. Halmahera Timur * 1 7 7
6 Kab. Halmahera Barat * 1 7 7
7 Kab. Pulau Morotai 1 1 1 2 6 6 14
8 Kota Tidore Kepulauan 1 1 2 4 6
9 Kota Ternate 1 1 2 4 6
Total Kabupaten 9 3 1 0 48 14 6 0 68
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :


a. Kurangnya partisipasi dari beberapa anggota kelompok.
b. Minimnya anggaran penunjang kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan
pekarangan
c. Terjadinya musim kemarau panjang yang berpengaruh terhadap
ketersediaan air
d. Masyarakat yang mayoritas petani perkebunan sehingga dalam
perawatan tanaman semusim dirasakan terlalu menyita waktu
e. Alih fungsi lahan pekarangan dari bertanam sayuran menjadi
tempat atau lantai jemur cengkeh dan pala

3.1.29 Provinsi Riau


a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui konsep KRPL
Kegiatan P2KP tahun 2015 merupakan pengembangan kegiatan KRPL
sejak tahun 2010-2014. Sasaran desa/kelurahan/kelompok baru untuk
tahun 2015 sebanyak 58 yang cakupan wilayahnya di 9
kabupaten/kota. Sedangkan untuk lanjutan 2014 terdapat 14
desa/kelurahan/kelompok lama di 3 kabupaten/kota di Riau. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:

67

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Tabel 29. Rekapitulasi Data Penerima Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Melalui Konsep KRPL di Provinsi Riau
Tahun Sasaran Jumlah Desa
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2015 APBN-P 2013 2014 2015 2015 APBN-P Total
1 Kab. Kampar 1 1 8 6 14
2 Kab. Bengkalis * 1 1 8 6 6 12
3 Kab. Indragiri Hulu 1 1 8 6
4 Kab. Indragiri Hilir * 1 11 11
5 Kab. Pelalawan * 1 1 1 11 6 10 27
6 Kab. Rokan Hulu * 1 1 1 11 6 10 27
7 Kab. Rokan Hilir 1 1 1 6 6 6 18
8 Kab. Siak 1 1 6 6 6 18
9 Kab. Kuantan Singingi 1 1 1 6 6 6 18
10 Kab. Kep. Meranti 1 1 6 6 12
11 Kota Pekanbaru 1 1 6 4 4 14
12 Kota Dumai 1 1 6 4 10
Total Kabupaten 12 6 9 0 93 36 58 16 181
Ket: * penerima Dana Tugas Pembantuan Tahun 2013 - 2015

Permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan adalah :


a. Anggota kelompok kurang memahami sistem administrasi
kelompok dan keuangan, sehingga administrasi masih memerlukan
perbaikan.
b. Beberapa kelompok memiliki demplot yang terlalu luas, sehingga
agak kurang terawat.
c. Kebun Bibit Desa belum dimanfaatkan secara maksimal dan jenis
tanaman yang dibibitkan kurang bervariasi
d. Beberapa Petugas Pendamping Desa P2KP tidak berdomisisli di
desa kelompok, sehingga pengawasan yang dilakukan tidak
berlangsung secara kontinu.
e. Desa pelaksana kegiatan P2KP mengalami kekurangan air akibat
kemarau panjang, sehingga terjadi pergeseran jadwal tanam.
Sedangkan di akhir tahun ada beberapa desa yang terkena banjir
karena musim hujan.
f. Adanya bencana asap yang membuat kegiatan tidak dapat
terlaksana sesuai dengan jadwal dan perencanaan.
g. Pada praktek menu belum menggunakan prinsip B2SA dan masih
berorientasi untuk membuat makanan selingan.
68

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
h. Kelompok penerima manfaat belum mendapatkan pengetahuan
kewirausahaan sehingga mengalami sedikit kesulitan dalam
menjalankan usaha mikro/kecil skala rumah tangga.
i. Masih kurangnya kualitas laporan pendamping desa tentang
kegiatan P2KP KRPL di desa binaannya.

Beberapa solusi yang dilaksanakan dalam mengatasi masalah tersebut


antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
administrasi kelompok dan administrasi keuangan.
b. Pembenahan administrasi kelompok dan keuangan.
c. Luas demplot disesuaikan dengan luas ideal yaitu 36 m2 dan
pembagian jadwal/piket untuk perawatan demplot ke masing-
masing anggota.
d. Kebun bibit agar difungsikan secara maksimal dan berkelanjutan
sehingga tidak terjadi kekosongan.
e. Menambah variasi jenis tanaman. Tidak hanya terfokus pada
sayuran tetapi juga sumber karbohidrat seperti umbi-umbian,
jagung, tanaman obat dan rempah, dan sebagainya.
f. Pembinaan dan pemantauan yang lebih intensif dari pendamping
desa.
g. Mengatur pola tanam dan sistem pengairan agar masalah
ketersediaan air dan banjir tidak lagi menjadi kendala pada
pelaksanaan kegiatan ini.
h. Pemasangan pompa air dangkal.
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tentang
kewirausahaan usaha mikro/kecil skala rumah tangga bekerjasama
dengan instansi terkait.
j. Agar pendamping desa P2KP KRPL dalam membuat laporan
kegiatan disesuaikan dengan real di lapangan setiap bulannya
sehingga dari laporan tersebut dapat dilihat perkembangan
kegiatan dan perkembangan kelompok.

69

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.2 Pelaksanaan Kegiatan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)
Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) rencananya dilaksanakan
di 4 (empat) kabupaten/kota lanjutan tahun 2014 dan 26 (dua puluh enam)
kabupaten baru tahun 2015 yang keseluruhannya terdapat di 17 (tujuh belas)
provinsi. Berikut rincian lokasi MP3L lanjutan 2014 dan lokasi baru 2015:
Tabel 30. Lokasi MP3L Lanjutan Tahun 2014
No Provinsi Kabupaten Komoditas Produk
1 Jawa Barat Cirebon Ubi kayu Mie
Indramayu Ubi Kayu Beras Analog,
mie mocaf
2 Jawa Tengah Pati Ubi Kayu Beras Analog,mie, macaroni
3 D.I. Bantul Ubi Kayu Mie, Tiwul instan
Yogyakarta

Tabel 31. Lokasi MP3L Baru Tahun 2015


No Provinsi Kabupaten Komoditas Produk
a Buru Selatan Sagu,
(TP) Hotong Tepung sagu
b Seram Bagian
Barat (TP) Sagu
1 Maluku
c Seram Bagian
Timur (TP) Sagu
d Maluku Jagung, Ubi
Tenggara Barat Kayu Beras Jagung, moccaf
Tepung sagu, mie
2 Sulawesi Utara Sangihe Sagu sagu
3 Jawa Tengah Grobogan Ubi Kayu Beras Analog
4 Jawa Barat Kota Cimahi Ubi Kayu Rasi, mie
a Sinonggi, tepung sagu
5 Sulawesi Tenggara Kota Kendari Sagu kering, mie
b Buton Ubi Kayu Tepung kaopi kering
a Tepung sagu kering,
Luwu Utara Sagu kapurung
6 Sulawesi Selatan
b Enrekang Jagung Beras jagung
c Luwu Tepung sagu kering
7 Bangka Belitung Bangka Ubi Kayu Beras Aruk
a Manggarai
Barat Sorgum Beras Jagung
8 NTT b Sikka (TP) Ubi Kayu Tiwul
c Ngada Jagung Mie Talas
d Kupang Jagung Beras Jagung
a Tepung sagu kering,
9 Papua
Kota Jayapura Sagu mie

70

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
b Tepung sagu kering,
Yapen Sagu papeda instan
c Tepung sagu kering,
Jayapura Sagu mie,makaroni
Lakse instan, beras
10 Kepulauan Riau Lingga Sagu analog
Beras singkong, tiwul,
11 Lampung Tulangbawang Ubi Kayu mie
Kepulauan sagu lemak, sagu
12 Riau Meranti Sagu rendang, mie
Beras jagung, mie,
13 Sumatera Barat Agam makaroni
Kota
14 Sumatera Selatan Palembang Jagung Beras jagung
Tepung sagu kering,
15 Papua Barat Sorong Selatan Sagu mie sagu

Secara umum pelaksanaan kegiatan MP3L telah berjalan dengan


cukup baik. Dari total 21 kab/kota, ada satu kabupaten yang tidak
melaksanakan kegiatan dikarenakan ada kebijakan penghematan anggaran.
Produk MP3L yang telah dihasilkan oleh masing-masing daerah telah
diujicobakan kepada masyarakat setempat untuk mengetahui respon dan
tingkat kesukaan masyarakat dalam mengkonsumsi produk tersebut. Dari hasil
yang dilaporkan sebagian masyarakat dapat menerima produk tersebut dengan
baik untuk dikonsumsi. Namun kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
membeli produk tersebut masih rendah. Hal ini dikarenakan dari sisi harga
produk-produk MP3L tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan
beras. Selain itu, produk-produk MP3L yang dihasilkan juga telah dipromosikan
melalui berbagai event pameran baik di daerah maupun di pusat.
Dari segi teknologi pengolahan, produk MP3L yang dihasilkan telah
menggunakan teknologi mulai dari yang sederhana hingga yang modern. Untuk
memproduksi beras analog khususnya, kelompok telah mendapatkan bantuan
berupa alat pencetak butiran beras atau extruder dimana desain dan
rancangannya merupakan hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam penggunanaan alat tersebut pada
awalnya kelompok mengalami kesulitan, namun setelah diberi arahan dan
pelatihan akhirnya alat tersebut dapat berfungsi dan digunakan dengan baik.
Perkembangan pelaksanaan kegiatan MP3L di beberapa kabupaten:

71

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
3.2.1 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatera Selatan
Beberapa kelompok berkembang dengan pesat dalam bentuk home
industry. Misalnya produk Bayam Raja yang sudah dipasarkan di
minimarket Alfamart. Ada pula produk Rasbi-Q yaitu sejenis beras
olahan dari ubi kayu yang pengembangannya adalah hasil kerjasama
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dan Universitas
Sriwijaya.
3.2.2 Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat
Hasil produk olahannya adalah beras analog yang dinamakan beras
Getsam (Getek Sagu Mentawai) artinya Beras Talas Sagu Mentawai.
Beras Getsam ini diproduksi oleh Kelompok Tani Bangkit. Kelompok
tani ini berproduksi dengan jam kerja 4 jam/hari karena para anggota
kelompoknya juga masih bekerja (bercocok tanam) di ladang.
Produktivitas Kelompok Tani Bangkit selama 4 jam/hari ini dapat
menghasilkan 24 kg tepung getsam, 46 kg tepung sagu, 30 kg tepung
talas, dan 20 kg tepung pisang.
3.2.3 Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
Di Provinsi Sulawesi Tengah, Model Pengembangan Pangan Pokok
Lokal (MP3L) dilaksanakan di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala
dengan mengembangkan komoditas jagung. Kelompok penerima
manfaat adalah KWT/UKM Anyelir yang mengembangkan beras jagung,
tepung jagung dan mi jagung. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini
didukung oleh Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah, dan dari
perguruan tinggi yaitu Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.
3.2.4 Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kegiatan MP3L di Provinsi DI. Yogyakarta pada tahun 2014
dilaksanakan di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, dengan produk
olahan dari ubi kayu. Hasil olahan berupa mie basah dan mie penthil
berbahan baku tepung tapioka. Dalam pelaksanaannya, kegiatan MP3L
ini didukung oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi DI
Yogyakarta, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten Bantul, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Pusat Kajian
72

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Makanan Tradisiona (PKMT) UGM, dan UPT LIPI Yogyakarta. Lokasi
unit percontohan adalah UKM SRIOCA yang beralamat di Dusun
Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Percepatan


Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
Sosialisasi dan promosi P2KP dilaksanakan di 34 provinsi dengan
berbagai macam kegiatan, seperti: (1) promosi media cetak/elektronik, (2)
pameran, serta (3) kampanye/gerakan kreatif inovatif tentang diversifikasi
pangan. Adapun besaran dana promosi dan sosialisasi dari APBN sebesar 100
juta per provinsi. Dari rencana 34 provinsi yang dialokasikan dana kegiatan
sosialisasi dan promosi P2KP. Selain dari dana APBN guna mendukung
kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP di daerah juga diperlukan adanya
dukungan APBD khususnya dari pemerintah Kabupaten/Kota.
Kegiatan sosialisasi dan promosi P2KP dimaksudkan untuk
memasyarakatkan dan membudayakan pola konsumsi yang beragam, bergizi,
seimbang dan aman (B2SA) kepada masyarakat melalui upaya-upaya
penyebarluasan informasi, penyadaran sikap dan perilaku serta ajakan untuk
memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya
pola hidup sehat, aktif, dan produktif. Secara umum, sosialisasi dan promosi
kegiatan P2KP dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut:
a. Gerakan atau kampanye P2KP
Kegiatan gerakan atau kampanye P2KP dilaksanakan melalui berbagai
macam kegiatan di daerah, antara lain:
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
- menu/pangan lokal setiap acara-acara rapat ataupun pertemuan yang
diselenggaran oleh Badan atau Dinas di lingkungan Pemerintahan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
- peyediaan icip-icip produk olahan pada setiap pameran pangan
- demo masak pangan lokal saat pameran
Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan kampanye kreatif dan inovatif antara lain melalui gerakan
P2KP seperti One Day No Rice.
73

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
- Pelibatan pemimpin/tokoh formal dan informal sebagai bentuk advokasi
terhadap gerakan P2KP
- Pelaksanaan gerakan dan kampanye P2KP dilakukan melalui aneka
perlombaan, seminar, maupun penyuluhan di berbagai tingkatan.
Provinsi Jawa Tengah
- Kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal diikuti oleh 400 orang dan
dilakukan 2 (dua) kali di Kab. Kebumen dan Kab. Semarang, yang
dihadiri dari unsur Pemerintah, Pemerintah Kabupaten dan Unsur
Pendidikan dari Kabupaten, yang dihadiri oleh Bapak Bupati dari
masing masing daerah yaitu Bupati Kebumen dan Bupati Semarang.
Provinsi NTB
- Melakukan kesepakatan antara Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara
Barat untuk mendorong implementasi pelaksanaan kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di seluruh Wilayah
Nusa Tenggara Barat.
- Menghimbau melalui Edaran Gubernur kepada seluruh SKPD, Instansi
vertikal, tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan
dan rumah tangga untuk memanfaatkan halaman kantor dan rumah
dengan menanam sayuran, buah-buahan dan tanaman obat keluarga
sebagai implementasi pelaksanaan kegiatan Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) dan HATINYA PKK untuk mendukung Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan menekan laju inflasi.
Provinsi Sulawesi Tengah
Gerakan atau kampanye Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan (P2KP) di Sulawesi Tengah di laksanakan dalam bentuk sebagai
berikut :
Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal,
hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota dengan
menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota.

74

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Gelar Kuliner Pangan Lokal, yang diikuti oleh Kabupaten/Kota se-
Sulawesi Tengah dan UMKM se Kota Palu, yang dilaksanakan
dihalaman TVRI Palu, pada tanggal 12 April 2015.
Pencanangan Gerakan Makan Makanan Beragam, Bergizi Seimbang
dan Aman (B2SA) oleh Gubernur Sulawesi Tengah Pada tanggal 7
oktober 2015 yang bertepatan dengan Peringatan Upacara Puncak
Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang
diselenggarakan di Kelurahan Kabongan Kecil kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala.
b. Lomba cipta menu Beragam, bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
Lomba cipta menu B2SA merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan
oleh badan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Tim penggerak PKK
secara berjenjang dari tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi sampai
tingkat nasional. Puncak kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA di tingkat
nasional dilaksanakan pada momen peringatan hari Pangan Nasional
(HPS). Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA tersebut dilaksanakan di semua
provinsi, beberapa diantaranya:
1) Aceh
LCM di Aceh dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Agustus 2015 di
Sabang dan dibuka secara resmi oleh Walikota Sabang yang dalam hal
ini diwakili oleh Asisten yang diikuti oleh 20 kabupaten/kota se provinsi
Aceh.
2) Sumatera Utara
Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan
pada tanggal 30 September 2015 di Halaman Kantor Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Utara. Lomba diikuti oleh 26 Kabupaten/Kota
yang dibuka oleh Bapak Plt. Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pada
lomba ini, Kabupaten Deli Serdang memperoleh juara umum dan menjadi
wakil Provinsi Sumatera Utara pada lomba cipta menu tingkat nasional
yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan.Pada acara ini juga
sekaligus dilaksanakan Hari Pangan Sedunia ke 35 dan Hari Krida
Pertanian Ke 43 Tingkat Provinsi Sumatera Utara.
3) Sumatera Barat
75

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Sumatera Barat telah
dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di halaman Kantor Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini diikuti oleh
utusan TP-PKK 17 kabupaten/kota dari 19 kabupaten/kota yang ada di
Sumatera Barat. Dua kabupaten/kota tidak bisa mengikuti lomba ini
karena sesuatu hal. Penyelenggaraan kegiatan Lomba Cipta Menu ini
bersamaan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXV.
Adapun yang tampil sebagai pemenang pada lomba tahun ini adalah TP-
PKK Kabupaten Tanah Datar sekaligus ditetapkan sebagai wakil
Sumatera Barat mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Nasional
Tahun 2016.

4) Kepulauan Riau
Kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA dalam Peringatan Hari Pangan
Sedunia XXXV bertujuan mengenalkan menu lokal Provinsi Kepulauan
Riau. Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan peserta dari
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau berhasil membawa pulang
juara kategori menu beragam pada Lomba Cipta Menu tersebut
5) Lampung
Lomba Cipta Menu (LCM) B2SA tingkat Provinsi Lampung dilaksanakan
pada tanggal 12 Oktober 2015 di Bandar Lampung dengan tema Mari
Kita Manfaatkan Potensi Pangan Lokal Untuk mewujudkan Kedaulatan
Pangan. Pemenang LCM pada tahun 2015 adalah: Juara I, Kab.Tulang
Bawang Barat; Juara II, Kab. Lampung Utara; Juara III, Kota Metro;
Harapan I, Kab. Lampung Timur; Harapan II, Kab. Lampung Tengah;
Harapan III, Kab. Pringsewu. Pemenang LCM tahun 2015 masing-masing
mendapat Tropy dan Uang senilai masing-masing Rp. 3.800.000 untuk
Juara I, Rp. 3.300.000 Juara II, Rp. 2.800.000 Juara III, Rp. 2.300.000
Harapan I, Rp. 1.800.000 Harapan II dan Rp. 1.500.000 untuk
Harapan III.
6) Bali
Kegiatan Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi Bali diikuti oleh unggulan
TP-PKK dari 9 (sembilan) Kab/Kota se Bali. Untuk Lomba di Tingkat
76

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Provinsi dilaksanakan di Kalangan Angsoka, Art Center Denpasar pada
hari Minggu, tanggal 9 Agustus 2015. Dari hasil penilaian oleh Tim Juri
terdapat 5 (lima) Pemenang yaitu Pemenang I, TP-PKK Kota Denpasar;
Pemenang II, TP-PKK Kab. Gianyar; Pemenang III, TP-PKK Kab.
Badung; dan Juara Favorit adalah TP-PKK Kab. Tabanan.

7) DI. Yogyakarta
Kegiatan ini telah dilaksanakan melalui :
a. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS)
XXXV DIY pada tanggal 4 September 2015 di Komplek Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Kusumanegara No.2
Yogyakarta
b. Lomba Cipta Menu B2SA dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS)
XXXV Tahun 2015 tingkat Nasional, tanggal 17 November 2015 di
Palembang, Sumatera Selatan
c. Lomba Cipta Menu Berbahan Dasar Tepung Umbi dalam rangka Hari
Pangan Sedunia (HPS) XXXV DIY pada tanggal 5 September 2015 di
Komplek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl.
Kusumanegara No.2 Yogyakarta
8) Nusa Tenggara Timur
Kegiatan Pameran Tingkat Provinsi (Pameran Pangan Lokal) telah
dilaksanakan secara rutin setiap tahun sejak Tahun 2001. Pada tahun
2015 kembali digelar Pameran Pangan Lokal Tingkat Provinsi NTT
bekerjasama dengan TP PKK Provinsi yang ke-14, yang diselenggarakan
pada tanggal 09 12 Juni 2015 di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Melalui penyelenggaraan Pameran Pangan Lokal telah ditetapkan
pemenang dan pemberian penghargaan/hadiah sebagai motivasi bagi
pemenang Lomba Cipta Menu B2SA Berbasis Sumberdaya Lokal,
pemenang I yaitu TP PKK Kabupaten Ende.
9) Sulawesi Barat
Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA)
dilakukan di tingkat provinsi dan di tingkat nasional. Lomba Cipta Menu
B2SA di tingkat Provinsi dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Utara
77

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
dengan mengusung tema Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang
dan Aman Berbasis Sumberdaya Lokal. Lomba Cipta Menu tingkat
Provinsi ini diikuti oleh Tim Penggerak PKK 6 Kabupaten se Sulawesi
Barat dan dimenangkan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Majene.
10) Sulawesi Tengah
Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan tahun 2015
tingkat Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan di Kabupaten Donggala,
dengan susunan pemenang sebagai berikut
Juara I : Kabupaten Tojo Unauna
Juara II : Kabupaten Sigi
Juara III : Kabupaten Parigi Moutong
Harapan I : Kabupaten Donggala
Harapan II : Kabupaten Poso
Harapan III : Kabupaten Buol
11) Sulawesi Tenggara
Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka memeriahkan
Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -35 Tingkat Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Pulau Bokori
kabupaten Konawe yang dirangkaikan dengan Gala Dinner Vestifal
Keraton tingkat ASEAN. Peserta Lomba Cipta Menu adalah Tim
Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan dari seluruh kab/kota
yang menampilkan makanan khas masing-masing daerah. Juara umum
pada LCM 2015 adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Kolaka yang
akan mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada Lomba Cipta Menu
Tingkat Nasional Tahun 2015.
12) Sulawesi Utara
Lomba Cipta Menu, kegiatan lomba dilaksanakan bersamaan dengan
acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV tingkat Provinsi
Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2015
bertempat di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado.
13) Kalimantan Selatan
Lomba Cipta Menu B2SA tingkat Provinsi dilaksanakan pada tanggal 29

78

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Juli 2015 yang bertempat di Halaman Saraba Kawa Kantor Bupati
Kabupaten Tabalong dengan urutan juara sebagai berikut :
a. Juara I Kabupaten Tapin
b. Juara II Kabupaten Hulu Sungai Utara
c. Juara III Kabupaten Banjar
d. Juara Harapan I Kabupaten Tabalong
e. Juara Harapan II Kabupaten Tanah Laut
f. Juara Harapan III Kabupaten Tanah Bumbu
g. Juara Favorit I Kabupaten Kotabaru
h. Juara Favorit II Kota Banjarbaru
14) Kalimantan Utara
Promosi melalui Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan dalam rangka
memeriahkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke - 35 Tingkat
Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 12 Agustus 2015 bertempat di
Hotel Kaltara, Tanjung Selor dengan pemenang sebagai juara umum
adalah Tim Penggerak PKK kabupaten Bulungan yang berhak mewakili
Provinsi Kalimantan Utara pada Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional
bahkan berhasil meraih juara III pada lomba bertaraf nasional tersebut.
c. Promosi media massa
Promosi kegiatan P2KP juga dilakukan melalui media massa, baik
itu media cetak maupun elektronik. Melalui media cetak, kegiatan promosi
dilakukan dengan pembuatan leaflet, banner dan baliho yang bertemakan
P2KP. Sedangkan untuk media elektronik dilakukan dengan penayangan
iklan layanan masyarakat di radio maupun televisi lokal daerah masing-
masing. Pemasangan bilboard/baliho gerakan P2KP di tempat-tempat
umum maupun jalan-jalan protokol.
Promosi di media massa dilakukan untuk menyebarkan informasi
secara luas kepada masyarakat. Promosi di media massa biasanya
dilakukan dalam bentuk iklan bekerjasama dengan stasiun televisi dan radio
lokal di masing-masing daerah. Selain dalam bentuk iklan, promosi kegiatan
P2KP di media massa juga dilakukan dalam bentuk siaran program acara
baik di televisi maupun radio seperti yang dilaksanakan oleh Provinsi
Sumatera Barat dengan menayangkan acara Peringatan Hari Pangan
79

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Sedunia XXXV i-News TV dengan tema Pemberdayaan Petani Sebagai
Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan dan Provinsi Kalimantan
Selatan melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin selama
6 bulan dengan 3 kali sehari penyiaran yaitu jam 10.24, 13.45 dan 17.15.
d. Promosi media cetak
Selain melalui media massa, Promosi juga dilakukan dalam bentuk
cetakan (peta/brosur/leaflet/booklet/baliho/banner). Contohnya seperti di
Provinsi Sumatera Barat yang melakukan promosi media cetak melalui
pembuatan brosur, leaflet dan banner. Brosur yang telah dicetak dan
didistribusikan kepada masyarakat antara lain: Budidaya Sayuran di
Pekarangan untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Keluarga, Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) dan Pengolahan Hasil Pekarangan sebagai Sumber
Konsumsi Pangan Keluarga, Bercocok Tanam Jambu Biji untuk Memenuhi
Kebutuhan Vitamin Keluarga, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Beragam Bergizi Seimbang dan Aman.

80

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
Promosi Leaflet dengan judul 3 Cara Praktis Bercocok Tanam di Lahan
Sempit, Hidup Sehat, Aktif Dengan Mengkonsumsi Buah & Sayur,
Mengapa Perlu Konsumsi Pangan B2SA?.
e. Pameran diversifikasi pangan
Pameran diversifikasi pangan dilakukan melalui berbagai event pameran
baik yang diadakan di pusat maupun daerah. Dalam pameran-pameran
tersebut, setiap daerah menampilkan berbagai komoditas pangan lokal
maupun produk olahannya. Kegiatan pameran diversifikasi pangan yang
dilaksanakan di beberapa daerah diadakan pada peringatan-peringatan hari
besar atau pada saat ulang tahun daerah tersebut.
f. Gelar Pangan Nusantara
Kegiatan Gelar Pangan Nusantara (GPN) merupakan kegiatan dari Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang nantinya akan menjadi
agenda tahunan. Gelar Pangan Nusantara yang pertama ini dilaksanakan di
Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 15 s/d 18 September 2015 bertempat
di Lapangan Tarandam, Padang Sumatera Barat dengan tema Pangan
Lokal Sebagai Kekuatan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan. Gelar
Pangan Nusantara Tahun 2015 diikuti oleh seluruh badan/kantor/instansi
yang menangani ketahanan pangan di 28 provinsi, SKPD, dan seluruh
kabupaten/kota di Sumatera Barat, serta pemerhati pangan lokal dan
peserta lain yang terkait dan mendukung pengembangan pangan lokal.
g. Sosialisasi menu B2SA
Kegiatan sosialisasi menu B2SA terus dilakukan baik di pusat maupun
daerah. Sosialisasi menu B2SA dilaksanakan dalam bentuk seminar,
workshop, bintek maupun pelatihan. Selain itu, sosialisasi menu B2SA juga
dilakukan pada siswa-siswa SD/MI melalui kegiatan pemberian makanan
pangan lokal. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan
berbagai jenis pangan lokal di daerah masing-masing serta beragam jenis
sumber pangan yang ada kepada siswa SD/MI.
81

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
82

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

1. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan kegiatan P2KP diantaranya


adalah:
a. Kesadaran anggota di beberapa kelompok wanita tani penerima manfaat
untuk melaksanakan pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL
masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pendampingan terhadap kelompok penerima manfaat P2KP masih belum
optimal.
c. Tertib administrasi pemanfaatan dana bansos masih belum baik.
d. Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak materi promosi yang belum
bisa disosialisasikan baik melalui media cetak maupun elektronik.
e. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait, calon peserta pameran dengan
penyelenggara sehingga pelaksanaan pameran kurang optimal.
f. Kurangnya waktu publikasi dan promosi oleh penyelenggara sehingga
pengunjung pameran kurang maksimal.
g. Kurangnya tempat penyimpanan barang sehingga barang yang dipasarkan
di pameran harus dibawa pulang setiap hari.
h. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian masih kurang
optimal, khususnya dalam hal pengembangan teknologi pangan lokal.
i. Tingkat konsumsi pangan lokal masih rendah, sementara tingkat konsumsi
beras masyarakat masih tinggi.
j. Faktor sosial budaya yang menganggap pangan lokal sebagai pangan
inferior.
k. Potensi pangan lokal belum dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya
pangan lokal melimpah, tetapi teknologi pengolahan pangan lokal masih
minim.
l. Hasil olahan yang sudah dicoba diolah dan dipasarkan oleh anggota KWT
terkendala dalam hal pemasarannya, dan hanya dijual di lingkungan
terbatas serta bisnisnya kurang berkembang dengan baik.
m. Kurang terampilnya anggota kelompok P2KP dalam mengembangkan
olahan pangan lokal.

83

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
n. Industri pangan lokal belum dikembangkan secara maksimal.
o. Akses pasar belum terbuka luas.
p. Pengembangan pangan lokal belum merata.
2. Upaya pemecahan permasalahan untuk menunjang suksesnya pelaksanaan
kegiatan promosi dan sosialisasi P2KP, maka perlu dilakukan berbagai upaya,
antara lain:
a. Peningkatan koordinasi dan kerjasama berbagai pihak, baik itu pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah guna mendukung kegiatan promosi dan
sosialisasi P2KP.
b. Penambahan anggaran untuk kegiatan promosi dan sosialisasi kegiatan
P2KP.
c. Publikasi dan persiapan penyelenggaraan kegiatan pameran dilaksanakan
lebih awal.
d. Fasilitasi tempat penyimpanan dan penitipan barang-barang pameran
peserta.
e. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu
dilanjutkan.
f. Masyarakat perlu melestarikan pola pangan lokal non beras, sesuai
budaya dan kearifan lokal setempat.
g. Pendampingan dan penyuluhan terhadap penerima manfaat P2KP perlu
dilakukan secara intens baik dalam kegiatan optimalisasi pemanfaatan
pekarangan maupun dalam kegiatan pengolahan pangan lokal.
h. Pengembangan ragam budidaya pangan lokal sumber karbohidrat perlu
ditingkatkan.
i. Penggunaan dan penerapan teknologi untuk mengolah sumber pangan
lokal.
j. Peningkatan kapasitas dan frekuensi pendamping dan anggota kelompok
P2KP dalam pengolahan pangan lokal.
k. Peningkatan frekuensi sosialisasi dan promosi hasil olahan pangan pokok
lokal, dan menghasilkan produk olahan pangan pokok lokal dengan
standar kualitas yang baik dan bisa diterima oleh konsumen umum.
l. Mengadakan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan anggota
tentang umbi-umbian dan teknik pengolahannya melalui praktek langsung.
84

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
m. Gerakan One Day No Rice perlu terus dikampanyekan dan diterapkan
secara masif oleh setiap pimpinan daerah.
n. Kuliner dari bahan pangan lokal perlu dipromosikan lebih intens.
o. Sosialisasi kepada pelajar SD, SMP, SMA mengenai pola konsumsi
pangan B2SA, sehingga mereka dapat menjadi pelopor gerakan P2KP
bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
p. Mendorong pengembangan bisnis dan industri pangan lokal baik dari sisi
penyediaannya, pengolahan, hingga penyajiannya.

85

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016
V. PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep


Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tahun 2015 telah berjalan dengan baik.
Indikatornya adalah peningkatan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan dan
penurunan tingkat konsumsi beras. Melalui pendampingan yang intensif dan
pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD), kegiatan ini diharapkan dapat berjalan
secara berkelanjutan.
Pelaksanaan kegiatan MP3L sudah dapat menghasilkan produk-produk
inovatif berbahan baku pangan lokal. Kegiatan MP3L yang bersinergi dengan
Perguruan Tinggi setempat maupun lembaga-lembaga penelitian lainnya (Litbang
Kementan, LIPI, BPPT) dalam kegiatan penelitian dan pengembangan produk
olahan pangan lokal tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah
produk yang dihasilkan juga diharapkan dapat memberikan peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Sosialisasi dan promosi P2KP perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan
melibatkan kerjasama lintas sektor, baik dari Pemerintah, akademisi, swasta, LSM
dan masyarakat.
Kegiatan KRPL ini telah memberikan banyak manfaat bagi rumah tangga
anggota KWT yang melaksanakannya, yaitu:
Kemudahan mengakses pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi keluarga.
Pemanfaatan pekarangan tidak hanya menghemat uang belanja, tapi juga
menghemat biaya transportasi ke pasar.
Mereka juga bisa menjual kelebihan hasil pekarangannya untuk menambah
penghasilan.
Membantu pelestarian lingkungan karena adanya upaya pemanfaatan limbah
rumah tangga untuk wadah/pot tanaman seperti kaleng bekas, botol
minuman, sabut kelapa, dan lain-lain. Limbah organik rumah tangga seperti
air cucian beras dan kompos dari sisa-sisa potongan sayuran pun dapat
digunakan untuk menyiram dan memupuk tanaman.

86

Laporan Akhir Tahun P2KP


2016

Anda mungkin juga menyukai