Bab II Fs Adaro Keadaan Umum

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi

45 juta ton pertahun

BAB II
KEADAAN UMUM

2.1 LOKASI DAN LUAS WILAYAH

Dengan terbentuknya Kabupaten baru yaitu Balangan dengan ibukotanya di Paringin,


maka tambang batubara PT. ADARO pada waktu ini terletak di dua Kabupaten yaitu
Balangan dan Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Total luas Kuasa Pertambangan
Eksploitasi PT. ADARO adalah 35.520 Ha yang terbagi menjadi tiga area penambangan
yaitu Paringin, Tutupan dan Wara. Luas area Paringin 10.920 Ha, Wara 13.370 Ha dan
Tutupan adalah 10.010 Ha.

Pola penyebaran lapisan batubara di daerah Tutupan memanjang sampai 15 km dengan


arah timurlaut baratdaya. Berdasarkan pada kegiatan eksplorasi daerah Tutupan
dibagi menjadi 4 bagian yaitu Tutupan bagian Selatan, Tengah, Utara dan Timur.
Daerah Wara dibagi menjadi 2 area yaitu Wara 1 dan Wara 2, sedangkan Paringin di
bagi menjadi Paringin Selatan dan Paringin Utara.

2.2 KESAMPAIAN DAERAH

Untuk mencapai lokasi tambang PT. ADARO sangat mudah karena tidak jauh dari jalan
Trans Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin Balikpapan, dimana pada km 18
dari kota Tanjung terdapat jembatan layang, yang mana dibagian bawahnya dilintasi
jalan angkut batubara dari tambang Tutupan menuju Kelanis, tempat pelabuhan khusus
pemuatan batubara di tepi sungai Barito (Foto 2.1)

Selain jalan darat PT. ADARO bekerja sama dengan PELITA air services, menyediakan
tranportasi udara dari Banjarmasin ke bandara Warukin di Tanjung, khusus untuk
karyawan

adaro II - 1 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Gambar 2.1 Layout Tambang Tutupan Juli 2007


ada

adaro II - 2 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Gambar 2.2 Area tambang Wara

adaro II - 3 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Gambar 2.3 Area Tambang Paringin Utara

adaro II - 4 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Foto 2-1 Jembatan Layang Tutupan

PT. ADARO dan Kontraktor. Penerbangan dari Banjarmasin ke Tanjung dilakukan 1


2x penerbangan, dengan lama penerbangan 45 menit. Bandara Warukin terletak +/- 3
km dari jembatan layang PT. ADARO.

Dari jembatan layang sampai ke lokasi tambang berjarak kurang lebih 3 Km, dimana
pada waktu ini area tambang Tutupan mencapai panjang 10 km meliputi daerah
Tutupan bagian selatan sampai ke bagian tengah. Jarak ujung selatan dari tambang
Tutupan dengan jalan trans Kalimantan hanya berkisar 1,759.km (gambar 2.1). Kantor
tambang PT. ADARO terletak di dekat area tambang Tutupan berjarak +/- 11 km dari
jalan layang. Begitu juga dengan kontraktor dan sub-kontraktor penambangan berada
disepanjang jalan angkut batubara.

adaro II - 5 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

2.3 KEADAAN LINGKUNGAN

Areal operasional PT. ADARO secara administratif pemerintahan daerah meliputi 8


Kecamatan, di 4 Kabupaten dan 2 Propinsi, yaitu :

1. Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Propinsi Kalimantan Selatan


2. Kecamatan Murung Pudak, Tanta, Tanjung, Muara Harus, Kelua, Kabupaten
Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan.
3. Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah
4. Kecamatan Banua Lima, Kabupaten Barito Timur, Propinsi Kalimantan Tengah.

2.3.1 Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tabalong pada tahun 1990 yakni sebelum dibuka
tambang batubara PT. ADARO sebanyak 151.835 jiwa, pada tahun 1999 terjadi
peningkatan menjadi 173.259 jiwa dan pada tahun 2006 jumlah penduduknya mencapai
188.827 jiwa. Kabupaten Balangan merupakan pecahan dari Kabupaten Hulu Sungai
Utara dan dibentuk pada tahun 2002 dengan jumlah penduduk 98,417 jiwa dan pada
tahun 2006 sudah mencapai 100.956 jiwa.

Jika dilihat dari sex ratio ternyata jumlah penduduk laki laki lebih kecil dari pada
penduduk perempuan. Untuk kabupaten Tabalong pada tahun 1999 jumlah penduduk
laki laki adalah 83.962 sedangkan perempuan 89.297. Pada tahun 2006 untuk
Kabupaten Tabalong menunjukan penduduk laki laki berjumlah 94.033 sedangkan
perempuan 94.794, terjadi penurunan sex ratio, sebagai akibat terjadinya migrasi tenaga
kerja laki-laki dari luar daerah. Kabupaten Balangan pada tahun 2002 komposisinya
adalah penduduk laki laki 48.605 sedangkan perempuan 49.808, sedangkan pada tahun
2006 laki laki 50.056 jiwa dan perempuan 50.900 jiwa.

Sebagian besar dari penduduk kabupaten Tabalong dan Balangan beragama islam
dimana jumlahnya mencapai 97%, sedangkan sisanya beragama Katholik, Protestan,
Hindu dan Budha.

adaro II - 6 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Sarana pendidikan yang tersedia di dua kabupaten ini terdiri dari SD, SLTP dan
SMU/SMK, walaupun penyebarannya tidak merata. Untuk tingkat Kecamatan sarana
pendidikkan umumnya sampai tingkat SLTP. Untuk SMU/SMK umumnya terdapat di
kecamatan yang lokasinya disekitar ibukota kabupaten.

Mata pencaharian penduduk sangat beragam antara lain, bidang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, jasa dan
perdagangan. Pertanian merupakan mata pencaharian penduduk terbesar yang
mencapai 59,45%, disusul oleh perdagangan 14,87% dan Jasa 13,19% sedangkan
pertambangan dan galian hanya berkisar 2,89%.

2.3.2 Flora Dan Fauna


A. Flora
Pada umumnya tipe vegetasi yang ditemukan di daerah Tambang ADARO terdiri dari
tipe vegetasi hutan sekunder, kebun rakyat, asosiasi alang-alang halaban, dan vegetasi
semak belukar. Disamping itu di bekas area disposal dilakukan reklamasi dan revegetasi
dengan tanaman Sengon, Akasia, Bambu, Cemara, Eucalyptus, Gamal, Jati Putih, Waru
dan lain-lain. Sedangkan di area in pit dump ditanam Kelapa Sawit dan Legum.
Sebagian area Tutupan dan Wara tumpang tindih dengan perkebunan karet dan sawit
milik PT. Cakung Permata Nusa dengan total luas 3880 Ha.

B. Fauna
Kehidupan satwa liar sangat erat kaitannya dengan vegetasi tempat satwa tersebut
hidup. Dari sehi habitatnya, maka habitas satwa tinggal dapat dibedakan menjadi
wilayah di sekitar areal tambang an di luar areal tambang, yaitu sepanjang Hauling Road
hingga Kelanis. Satwa liar yang teramati disekitar areal tambang dan Hauling Road
hingga Kelanis terdiri atas kelompok Aves, Mamalia, Reptilia dan Amphibi. Contoh
Fauna yang teramati antara lain :
1. Aves : Punai, Kipasan Merah, Cuit Kuning, Keruang, Belibis, Kutilang.
2. Mamalia : Babi Hutan, Monyet Ekor Panjang, Lutung, Bajing dan Payau
3. Reptilia : Ular Tadung, Ular Daun, Ular Sawah, Kadal, Biawak
4. Amphibi : Katak Hijau, Katak Coklat

adaro II - 7 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

2.3.3 Sosial Ekonomi Dan Budaya

Kegiatan Pertanian merupakan salah satu aktivitas perekonomian yang banyak ditekuni
oleh penduduk di daerah ini. Aktivitas tersebut meliputi pertanian bahan makanan,
perkebunan, kehutanan, perikanan dan pertenakan. Bahan makanan diproduksi melalui
pertanian padi sawah dan palawija, terutama oleh para pemukim transmigrasi.

Kegiatan perkebunan meliputi komoditi karet, kelapa sawit, coklat dan beberapa jenis
komoditi lain. Kehiatan perkebunan diusahakan sebagai perkebunan milik negara,
perkebunan swasta dan perkebunan rakyat. Kegiatan pada sub-sektor kehutanan
diantaranya menghasilkan komoditi kayu gelondongan dari jenis kayu meranti, kayu
indah, kayu rimba campuran, kayu olahan, rotan dan damar.

Kegiatan perikanan, aktivitas terbanyak yang dilakukan masyarakat adalah kegiatan


penangkapan ikan di rawa dan sungai. Kegiatan peternakan umumnya kerbau yang
dilepas pada areal rawa-rawa di sepanjang hauling road. Kegiatan peternakan lainnya
yang dilakukan masyarakat diantaranya ternak sapi, kambing, domba, ayam dan itik.

Sebagian masyarakat terjun dalam industri kecil dan rumah tangga untuk kegiatan
pengolahan makanan dan minuman, perkayuan dan industri barang galian bukan logam,

Karakteristik sosial budaya masyarakat tercemin dari adat istiadat dan tata nilai yang
berlaku dalam tatanan kehidupan masyarakat tersebut. Masyarakat di wilayah ini terdiri
dari berbagai suku, seperti Banjar, Dayak, Jawa, Bugis, Sunda dan Madura.

Pola kepemimpinan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat terdiri atas


kepemimpinan formal dan informal. Pemimpin formal adalah kepala desa atau dalam
bahasa Banjar disebut dengan Pambakal. Sedangkan tokoh informal adalah pemuka
agama islam atau tuan guru dan tetuha atau kepala adat khusus untuk suku dayak.

Adat istiadat yang berlaku dalam masing-masing komunitas diwarnai oleh budaya etnik
yang diwariskan secara turun temurun. Dalam kehidupan bermasyakat adat istiadat
yang masih banyak dilakukan adalah berbagai kegiatan upacara yang menandai

adaro II - 8 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

kehidupan, seperti upacara untuk menyambut kelahiran, perkawinan dan kematian dari
anggota komunitasnya. Khusus untuk suku Dayak setiap selesai panen mereka
mengadakan upacara Balian, sebagai salah satu bentuk rasa terima kasih mereka
kepada Yang Maha Kuasa.

2.3.4 Iklim

Dari hasil pengamatan curah hujan di tambang Tutupan selama 5 tahun terakhir bisa
dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini :

Dari tabel terlihat periode musim hujan terjadi pada bulan November sampi Juni
sedangkan musim panas hanya pada bulan Juli sampai september. Walaupun musim
panas pada periode Juli September hujan masih turun dengan intensitas 60 120 mm
per bulan. Dalam periode 5 tahun terakhir hanya pada tahun 2004, intensitas hujan bisa
turun sampai , < 20 mm perbulan yaitu pada bulan Agustus dan Oktober.

Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan Desember sampai Maret, dengan
intensitas > 400 mm per bulan dengan hari hujan berkisar antara 15 sampai dengan 25
hari. Ada indikasi intensitas curah hujan dari tahun ke tahun semakin tinggi, bahkan
pada tahun 2004 intensitas curah hujan mencapai 4.204 mm pertahun, dengan curah
hujan tertinggi pada bulan Maret dengan Intensitas mencapai 600 mm pertahun.

2.4 TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

Topografi areal Tutupan, merupakan daerah perbukitan yang membujur dengan arah
timurlaut baratdaya, dengan variasi ketinggian antara 100 187 meter dari
permukaan laut. Di lokasi ini kemiringan perbukitan dibedakan menjadi 3 daerah
kemiringan lereng. Yaitu daerah berombak dengan kemiringan lereng 3 8%, daerah
bergelombang dengan kemiringan lereng 8 -16%, dan daerah berbukit dengan
kemiringan lereng 16 21%. Penggunaan lahan daerah tersebut umumnya berupa
kebun karet, alang-alang dan semak belukar.

adaro II - 9 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 juta ton pertahun

Tabel 2.1 Curah Hujan Di Daerah Tutupan Tahun 2002 - 2007

JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOV DES TOTAL HARIAN (MM)
TAHUN
31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 YEAR MAKS TGL

2002 488.50 390.50 456.50 316.50 187.50 158.50 52.50 25.00 45.00 46.50 244.00 392.50 2,803.50 173.00 15/01/02
2003 249.50 322.00 513.50 332.00 141.00 101.50 63.00 134.00 112.50 135.00 442.00 370.50 2,916.50 76.50 11/08/03
2004 614.00 372.50 461.50 228.00 268.00 174.00 163.00 7.00 81.00 18.00 417.00 668.50 3,472.50 88.00 22/02/04
2005 528.00 301.00 600.50 374.00 376.30 275.00 200.50 63.00 126.50 298.00 474.80 586.80 4,204.40 87.00 21/04/05
2006 276.45 388.95 486.00 373.70 277.72 384.90 98.50 105.00 122.50 61.50 176.80 452.50 3,204.52 77.60 10/11/06
2007 647.10 631.25 289.40 582.10 416.90 336.60 165.75 3,069.10 157.00 05/05/07
MAKS 647.10 631.25 600.50 582.10 416.90 384.90 200.50 134.00 126.50 298.00 474.80 668.50 4204.40 173.00 15/01/02
AVG. 467.26 401.03 467.90 367.72 277.90 238.42 123.88 66.80 97.50 111.80 350.92 494.16

CURAH HUJAN RATA RATA (MM) / HARI


TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2002 15.76 13.95 14.73 10.55 6.05 5.28 1.69 0.81 1.50 1.50 8.13 12.66
2003 8.05 11.50 16.56 11.07 4.55 3.38 2.03 4.32 3.75 4.35 14.73 11.95
2004 19.81 13.30 14.89 7.60 8.65 5.80 5.26 0.23 2.70 0.58 13.90 21.56
2005 17.03 10.75 19.37 12.47 12.14 9.17 6.47 2.03 4.22 9.61 15.83 18.93
2006 8.92 13.89 15.68 12.46 8.96 12.83 3.18 3.39 4.08 1.98 5.89 14.60
2007 20.87 22.54 9.34 19.40 13.45 11.22 5.35

HARI-HARI HUJAN / BULAN TOTAL


TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES HARI
2002 20 17 22 21 11 10 5 3 4 4 12 19 148
2003 18 18 18 21 11 7 6 8 11 12 20 19 169
2004 28 15 20 13 15 10 10 1 6 1 18 25 162
2005 21 20 21 20 16 13 9 4 7 13 17 25 186
2006 15 20 19 19 18 15 6 4 8 4 15 21 164
2007 25 23 24 25 15 19 17 148

adaro II - 10 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 juta ton pertahun

Daerah Tutupan bagian selatan dan tengah pada waktu ini merupakan daerah tambang,
yang terdiri dari lubang tambang, disposal atau external waste dump yang berada diluar
lubang tambang, settling pond atau kolam pengendapan, workshop kontraktor, Gudang
bahan peledak, kantor lapangan PT. ADARO Indonesia dan kontraktor tambang
(gambar 2.1).

Pada lobang tambang bentuk morfologinya terdiri dari teras teras dengan ketinggian
setiap teras 12 - 48 meter dan lebar 5 meter sedangkan kemiringan setiap teras adalah
30 - 60. Perbedaan ketinggian antara permukaan tambang dengan dasar lobang
tambang ada yang sudah mencapai 162 meter, dimana dasar tambang sekarang sudah
ada yang mencapai level - 96 meter.

Penimbunan kembali lobang tambang telah dilakukan pada bagian selatan dari tambang
Tutupan. Pada waktu ini penimbunan sudah sampai pada level + 84 mRL atau 132
meter dari dasar tambang untuk area ST 2, dan 108 mRL atau 24 meter untuk T-300

Elevasi waste dump diluar lobang tambang berkisar antara 102 mRL sampai 138 mRL.
atau 22 m sampai 58 m dari permukaan tanah asli. Sebagian dari lokasi ini telah
direklamasi dengan tanaman yang telah ditentukan oleh dokumen ANDAL.

Wara terletak dibagian baratlaut daerah Tutupan, dengan pola penyebaran lapisan
batubara hampir parallel dengan batubara Tutupan,dimana secara geologis kedua
daerah ini dipisahkan oleh Sesar Naik Dahai.

Morfologi daerah ini relatip datar sedikit bergelombang dengan elevasi berkisar antara
60 dan 72 meter. Dibagian tengah Blok Wara 1 terdapat bekas area tambang yang
dibuka pada tahun 1995 1998 dengan total produksi 529 ribu ton. Luas area tambang
ini +/- 40 Ha.

Paringin Utara (North Paringin) terletak dibagian utara tambang Paringin dimana
batubara di daerah Paringin Utara merupakan kelanjutan dari tambang Paringin.
Morfologi di daerah ini merupakan perbukitan rendah dengan elevasi berkisar antara 75
dan 105 meter.

adaro II - 11 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

2.5 KEGIATAN EKSPLORASI

Aktivitas eksplorasi dan penyelidikan geologi di daerah Tutupan dimulai tahun 1983 oleh
ENADIMSA, konsultan eksplorasi dari Spanyol yang ditunjuk oleh PT. ADARO
INDONESIA, kegiatan ini berlanjut sampai tahun 2004, dengan berbagai macam
program dan tujuan. Rincian kegiatan eksplorasi dari tahun 1983 sampai 2004 dapat
diringkas seperti dibawah ini :

2.5.1 Tutupan

1983 - 1986
ENADIMSA melakukan aktivitas eksplorasi sebagai berikut :
- Pemetaan geologi
- Pembuatan paritan
- Pemboran
- Pengambilan contoh batubara dan analisis
- Pemetaan topografi fotogrameter dan fotografi udara
- Analisis dan evaluasi geoteknik
- Survei resistivity

1989 - 1990
ADARO Asminco, dengan aktivitas eksplorasi sebagai berkut :
- Pemetaan geologi
- Pemboran di Tutupan Selatan
- Pengambilan contoh batubara dan analisis

1992
ADARO Asminco, melakukan program ekplorasi sebagai berikut :
- Pembuatan paritan di Tutupan Selatan dan Tengah
- Pengambilan contoh batubara dan analisis

adaro II - 12 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

1993
ADARO - Asminco Norwest, melakukan kegiatan eksplorasi untuk pembuatan studi
kelayakan daerah Tutupan :
- Pemboran di Tutupan Selatan dan Tengah
- Pengambilan contoh batubara dari pemboran inti dan analisis
- Analisis dan evaluasi geoteknik

1994
ADARO - Asminco Marston & Marston, melakukan kegiatan pemboran :
- Di daerah Tutupan Tengah

1995 - 1996
ADARO Asminco, melakukan kegiatan pemetaan singkapan detail :
- Di daerah Tutupan Selatan dan Tutupan Ujung Utara
- Pengambilan contoh batubara pada singkapan dan analisis.

1996
ADARO Asminco Marston & Marston, melakukan re-interpretasi model geologi
dengan mengadakan :
- Pemboran di daerah Tutupan Selatan dan Tutupan Tengah
- Pembuatan paritan
- Pengambilan contoh batubara dan analisis.

1997 1998
ADARO Asminco, melakukan penambahan data untuk menyempurnakan
perencanaan tambang dan mendukung rencana peningkatan produksi sampai 24 juta
ton pertahun. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Pemboran infill
- Pengambilan dan analisis contoh batubara
- Penyelidikan Geotehnik dan Hidrologi

adaro II - 13 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

2002 2004
ADARO melakukan pemboran in fill di daerah Tutupan untuk menambah data dan
menyempurnakan model geologi. Penambahan data ini disesuaikan dengan rencana
penambangan yang semakin dalam +/- 200 meter dari permukaan tanah asli.

Dalam kegiatan eksplorasi ini daerah Tutupan dapat dibagi menjadi :


- Tutupan Selatan
- Tutupan Tengah
- Tutupan Utara

Kegiatan pemboran umumnya menggunakan unit mesin bor Mayhew 1000 atau Bourne
1000 dan juga menggunakan unit bor kecil Jackro atau Power rig untuk daerah daerah
yang pencapaiannya relatif sulit. Pada waktu ditangani oleh ENADIMSA alat bor yang
digunakan adalah Longyear dan YBM.

Semua lubang bor di logging geofisika dengan menggunakan parameter gamma ray dan
density.

Ringkasan program pemboran di daerah Tutupan seperti pada tabel 2.2 dibawah ini :

2.5.2 Wara

Daerah Wara, dibagi dua menjadi Wara 1 dan Wara - 2. Pemboran di daerah Wara -1
dilakukan pada tahun 1982 1986 oleh ENADIMSA dan tahun 1996 1999 oleh
ADARO/ASMINCO. Total jumlah lubang bor adalah 102 lubang bor open holes dan 10
lubang core dengan total kedalaman 9.561 meter. Pemboran dengan menggunakan
metoda lintasan dengan jarak +/- 500 meter. Pada tahun 2006 dilakukan pemboran
coring dengan total kedalaman 544 meter. Pada tahun 2007 dilakukan pemboran
dengan Jacro yang terdiri dari 70 lubang open hole dan 4 lubang coring dengan total
kedalaman 9.202 meter (lihat tabel 2.2)

adaro II - 14 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Di daerah Wara 2 pemboran dilakukan pada tahun 1997 yang dilakukan oleh ADAR0
& ASMINCO. Pemboran dilakukan dengan menggunakan metoda lintasan dengan
panjang 1 2 Km dengan jarak antara lintasan 150 300 meter. Jumlah lokasi lubang
adalah bor 61 open holes dan 8 core dengan total kedalaman 4.535 meter. Pada tahun
2007 dilakukan pemboran 39 lubang open hole dengan total kedalaman 2.844 meter
(lihat 2.2).

Berbeda dengan Wara 1, di Wara 2 lapisan batubara ditemukan didekat permukaan


bahkan ada yang kedalamannya hanya 20 meter. Disamping itu lapisan batubara di
daerah ini mempunyai kemiringan 0 - 10 dibandingkan dengan di Wara 1 yang
mencapai 45.
Semua lubang bor di logging geofisika dengan menggunakan parameter gamma ray dan
density.

2.5.3 Paringin Utara

Pemboran eksplorasi di daerah ini dilakukan pada tahun 1996 1999 oleh ADARO &
ASMINCO, dan tahun 2005 oleh ADARO. Jumlah lokasi lubang bor di daerah ini
mencapai 117 lubang dengan total kedalaman 11.478 meter. Pada periode tahun 2006
=- 2007 dilakukan pemboran di 44 lubang open holes dan 15 coring dengan total
kedalaman 6.765 meter (tabel 2.2). Batubara di daerah ini membentuk sinklin asimetris,
dimana pada sayap bagian barat kemiringan lapisan cukup besar.

Semua lubang bor di logging geofisika dengan menggunakan parameter gamma ray dan
density.

Jumlah conto yang diambil dari lobang bor cukup banyak karena ketebalan lapisan
batubara ada yang mencapai 60 meter, dimana conto diambil per tiga meter. Kualitas
batubara umumnya konsisten, dimana dalam satu lapisan jarang ditemukan lapisan
pengotor.

Penjelasan mengenai kualitas batubara akan dibahas pada Bab 3, Sub-Bab : Kualitas
Batubara Tutupan.

adaro II - 15 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Tabel 2.2 Ringkasan Program Eksplorasi PT. ADARO

Lokasi Open Hole Meter Core Hole Meter Total


TUTUPAN

Tutupan Selatan 911 73,251 132 16,889 90,140

Tutupan Tengah 995 88,528 102 13,103 101,631

Tutupan Utara 630 63,710 61 4,253 67,963

Sub Total 2,536 225,489 295 34,245 259,735


WARA

Wara1 172 17,498 23 1,809 19,307

Wara2 100 7,050 8 330 7,379

Sub Total 272 24,548 31 2,138 26,686


PARINGIN

North Paringin 161 17,460 15 784 18,243

Sub Total 161 17,460 15 784 18,243

Total 2,969 267,497 341 37,167 304,664

Tujuan utama dari program pemboran eksplorasi adalah untuk meningkatan status
Sumberdaya menjadi Cadangan. Pemboran ini dilakukan di area yang kerapatan
lobang bor masih terlalu jauh untuk mendapatkan model geologi yang baik, dan bisa
dibuat disain tambang, antara lain :
a. Tutupan
b. Wara I
c. Wara II
Sebagai contoh untuk program eksplorasi 2005 2007 di daerah Tutupan program
pemboran bisa meningkatkan cadangan terbukti sampai 54%, yang berasal dari
peningkatan cadangan terkira menjadi terbukti dan kedalaman batubara yang bisa
ditambang di daerah Tutupan bertambah dari: 485,832 juta ton pada awal 2005,
menjadi 749,981 juta ton pada akhir 2007 termasuk 104,981 juta ton yang ditambang
pada periode 2005 2007.

adaro II - 16 envirocoal
Kajian Kelayakan Peningkatan Kapasitas Produksi
45 Juta Ton Pertahun

Perhitungan sumberdaya selalu mengikuti perkembangan hasil eksplorasi, dimana


dengan adanya penambahan data eksplorasi maka jumlah sumberdaya akan berubah.
Cadangan berubah mengikuti harga jual batubara dan biaya penambangan. Apabila
harga batubara terus meningkat, sedangkan biaya penambangan tetap akan
menambah cadangan yang layak tambang. Sebaliknya harga tetap sedangkan biaya
operasi naik, maka cadangan akan berkurang.

Hal tersebut tergambar dari cadangan batubara daerah Tutupan pada akhir tahun
2005 yang dihitung berdasarkan pada SR 3,04 atau sampai kedalaman maksimum
sampai 204 mRl, yang berjumlah 485,832 juta ton. Sedangkan menurut FS 45 juta,
yang mengacu pada data 31 desember 2007, dengan nilai SR rata-rata 4,03 dengan
kedalaman maksimum sampai 204 mRl, jumlah cadangan yang masih saleble
adalah 645 juta ton.

Penambahan cadangan pada kurun waktu 2005 2007 adalah sebesar 264,149 juta
ton sedangkan batubara yang ditambang pada kurun waktu yang sama dari daerah
Tutupan adalah sebesar 104,981 juta ton. Perbedaan ini disebabkan terjadi
peningkatan batas perhitungan dari SR rata-rata 3,04 menjadi 4,03, dikarenakan
kenaikan harga jual lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya biaya penambangan.

Untuk meningkat jumlah cadangan tersebut dikeluarkan biaya sebesar US$


1.657.042,42 untuk kegiatan pemboran pada periode waktu 2004 2007, dengan
demikian biaya yang diperlukan untuk meningkatkan cadangan batubara adalah US$
6,27 per-ton.

adaro II - 17 envirocoal

Anda mungkin juga menyukai