Pendidikan - Agama - Buddha - Dan - Budi - Pekerti Siswa Kelas 5 SD PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 128

Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-undang

MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer : Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi
Kurikulum 2013. Buku Siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku
ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
iv, 124 halm. : ilus. ; 29.7 cm

Untuk SD Kelas V
ISBN 978-602-1530-07-8 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-1530-12-2 (jilid 5)

1. Buddha -- Studi dan Pengajaran I. Judul


II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
294.3

Kontributor Naskah : Suyatno dan Pujimin.


Penelaah : Jo Priastana.
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Cetakan Ke - 1, 2014
Disusun dengan huruf Cambria 12 pt

ii Kelas V SD
Kata Pengantar
Kurikulum 2013 dirancang sebagai kendaraan untuk mengantarkan peserta didik
menuju penguasaan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan
ini selaras dengan pandangan dalam agama Buddha bahwa belajar tidak hanya untuk
mengetahui dan mengingat (pariyatti), tetapi juga untuk melaksanakan (patipatti),
dan mencapai penembusan (pativedha). Seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi
tidak berbuat sesuai dengan ajaran, orang yang lengah itu sama seperti gembala yang
menghitung sapi milik orang lain, ia tidak akan memperolah manfaat kehidupan suci.
(Dhp.19).
Untuk memastikan keseimbangan dan keutuhan ketiga ranah tersebut, pendidikan
agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan pembentukan budi pekerti,
yaitu sikap atau perilaku seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan bangsa, serta alam sekitar. Proses pembelajarannya mesti mengantar
mereka dari pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap
kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dalam ungkapan Buddha-
nya, Pengetahuan saja tidak akan membuat orang terbebas dari penderitaan, tetapi ia
juga harus melaksanakannya (Sn. 789).
Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat
itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan yang harus
dilakukan peserta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan
mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian, baik dalam bentuk
ibadah ritual maupun ibadah sosial.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap
peserta didik dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Guru dapat
memperkayanya secara kreatif dengan kegiatan-kegiatan lain, melalui sumber
lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar.
Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapat tanggapan yang
sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan
semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada
tahun ajaran 2014/2015 dan seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama,
buku ini sangat terbuka untuk terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan
untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi itu, kami
mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi
kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun
Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2014


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti iii


Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Daftar Isi

Halaman Hak Cipta ...........................................................................................................ii

Kata Pengantar.................................................................................................................. iii

Daftar isi ..............................................................................................................................iv

Pelajaran 1 Hukum Kebenaran ...................................................................................1

Pelajaran 2 Empat Kebenaran Mulia .....................................................................10

Pelajaran 3 Tiga Corak Keberadaan (Tilakkhana)............................................19

Pelajaran 4 Hukum Karma .........................................................................................29

Pelajaran 5 Hukum Kelahiran Berulang ...............................................................39

Pelajaran 6 Cara Menjadi Bahagia ..........................................................................48

Ulangan Semester 1.......................................................................................................58

Pelajaran 7 Petapa Siddharta Berguru .................................................................63

Pelajaran 8 Petapa Siddharta Menyiksa Diri ......................................................71

Pelajaran 9 Petapa Siddharta dan Mara Penggoda ..........................................79

Pelajaran 10 Berdana ...................................................................................................89

Pelajaran 11 Indahnya Berdana ..............................................................................98

Pelajaran 12 Kepedulian pada Diri Sendiri dan orang lain .................... 106

Ulangan Semester 2.................................................................................................... 115

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 118

Glosarium ...................................................................................................................... 120

iv Kelas V SD
Pelajaran 1


Hukum Kebenaran

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Alam ini sungguh indah. Alam beserta isinya ini berproses


secara teratur sesuai dengan hukumnya masing-masing.
Terdapat berbagai macam benda dan makhluk hidup.
Semua berproses lahir, muncul, terbentuk, tumbuh menjadi
besar, lapuk, tua, dan akhirnya lenyap. Pernahkah kita
berpikir mengapa semua itu terjadi? Tumbuhan, cuaca dan
musim, nasib, pikiran, dan fenomena alam lain memiliki
keunikannya masing-masing. Ayo, kita belajar memahami
semua itu.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 1


Mengamati Gambar

Amati Gambar 1. Kemudian, buatlah pertanyaan untuk memahami gambar!

1. ..................................?

2. ..................................?

3. ..................................?

4. ..................................?

5. ..................................?

Ganbar 1

Amati Gambar 2. Kemudian, buatlah pertanyaan untuk memahami gambar!

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?

Gambar 2

2 Kelas V SD
Amati Gambar 3. Kemudian, buatlah pertanyaan untuk memahami gambar!

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?
Gambar 3

Amati Gambar 4. Kemudian, buatlah pertanyaan untuk memahami gambar!

Gambar 4

Buatlah beberapa pertanyaan untuk membantu memahami Gambar 4.


...............................................................................?
...............................................................................?
...............................................................................?
...............................................................................?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 3


Amati Gambar 5. Kemudian, buatlah pertanyaan untuk memahami gambar!

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?

..................................?
Gambar 5

Ajaran Buddha

Simaklah wacana berikut ini dengan saksama!

Lima Hukum Tertib Semesta


Dalam kitab Niyama-dipani tertulis, Ia yang menjadi sempurna oleh hukum kosmis,
Ia yang mengajarkan hukum tersebut, Ia Sang Pelindung, dengan penghormatan
demikian saya akan menguraikan hukum tersebut. Hukum kosmis adalah hukum
yang mengatur alam semesta beserta isinya. Terdapat lima hukum tertib alam semesta
sehingga dalam agama Buddha disebut Panca-Niyama. Kelima hukum alam tersebut
memiliki fungsinya masing-masing.

4 Kelas V SD
Sumber : www.shareaja.com Gambar 6 : Alam semesta
1. Utu Niyama
Utu Niyama adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, suhu,
angin, hujan, panas, lapuknya bebatuan, gaya gravitasi bumi, berputarnya bumi
dan planet-planet, dan sebagainya. Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini
dipelajari dalam ilmu Kimia dan Fisika. Jadi, fenomena alam seperti hujan, panas,
gempa bumi, gunung meletus, pergeseran lempeng bumi, terbentuknya gunung,
dan sebagainya adalah contoh bekerjanya hukum Utu Niyama.
2. Bija Niyama
Bija Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang pertumbuhan,
perkembangbiakan baik tumbuh-tumbuhan maupun makhluk hidup lainnya
termasuk manusia dan binatang. Proses biji yang tumbuh menjadi tumbuh-
tumbuhan, pembentukan janin, serta pertumbuhan sel adalah contoh bekerjanya
hukum ini. Jika kita menanam biji pepaya, akan tumbuh pohon pepaya dan
menghasilkan buah pepaya. Proses buah pepaya dari bunga, menjadi buah hijau,
kemudian menjadi buah yang matang dan manis adalah contoh bekerjanya hukum
ini. Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini dipelajari sebagai ilmu Botani
dan Biologi.
3. Kamma Niyama
Kamma Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat
suatu perbuatan. Perbuatan dan akibatnya menentukan nasib manusia. Perbuatan
baik maupun buruk dapat dilakukan melalui pikiran, ucapan, dan anggota tubuh
lainnya. Perbuatan baik menyebabkan nasib baik, sedangkan perbuatan buruk
menyebabkan nasib buruk. Hukum ini juga mengatur tentang tanggung jawab etika.
Oleh karena itu, ada kata-kata yang menyatakan, Jika tidak mau dijauhi teman,
jangan berbuat nakal. Jika ingin disayang teman, harus menyayangi teman. Jika
ingin pintar, harus belajar.
4. Citta Niyama
Citta Niyama adalah hukum yang mengatur tentang cara bekerja pikiran dan
kesadaran makhluk hidup. Keunikan, dan keistimewaan pikiran, seperti
kemampuan membaca pikiran orang lain, mengingat kehidupan yang lampau,

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 5


melihat keadan yang akan datang, berbicara dengan orang atau makhluk lain
melalui pikiran, dan sebagainya adalah contoh-contoh cara kerja hukum ini. Hukum
ini dalam ilmu pengetahuan modern dipelajari dalam ilmu Psikologi.
5. Dhamma Niyama
Dhamma Niyama adalah hukum yang mengatur kejadian alam khusus dan istimewa.
Banyak kejadian istimewa di dunia ini, seperti saat kelahiran Pangeran Siddharta,
saat petapa Siddharta menjadi Buddha, dan saat Buddha wafat. Saat kelahiran
Pangeran Siddharta, terjadi peristiwa yang istimewa seperti tumbuh bunga teratai
pada tanah yang diinjak oleh Pangeran Siddharta, serta keanehan bayi Siddharta
yang langsung dapat berbicara beberapa saat setelah lahir dan melangkah tujuh
langkah. Demikian juga peristiwa-peristiwa lain berkenaan dengan kehidupan
Buddha. Ilmu pengetahuan modern umumnya belum bisa mengungkap peristiwa-
peristiwa aneh seperti itu. Ajaran Buddha yang merupakan kerja hukum ini adalah
ajaran tentang kebenaran mutlak seperti Anicca, Dukkha, Anatta, dan Nibbana.
Sekarang kita tahu bahwa semua peristiwa di alam semesta ini tidak terjadi secara
kebetulan, tetapi ada yang mengatur. Yang mengatur bukan sosok makhluk yang maha-
kuasa, bukan juga diatur oleh Buddha, maupun para dewa. Semua peristiwa di alam
semesta ini berproses karena adanya lima hukum alam semesta ini yang disebut Panca-
Niyama. Hukum-hukum ini tidak ada yang menciptakan. Oleh karena itu, hukum-hukum
ini tidak akan musnah, ia akan selalu ada sepanjang masa.
Dari kelima hukum tersebut di atas, ada satu hukum, Citta Niyana, yang sangat
penting bagi kita. Penting karena dengan mengetahui hukum kerja pikiran, kita dapat
mengembangkan pikiran kita menjadi cerdas dan bijaksana. Bagaimana caranya?
Buddha mengajarkan dalam Digha Nikaya III. 219, bahwa seseorang dapat menjadi
cerdas dan bijaksana melalui tiga cara berikut.
1. Kebijaksanaan karena mau membaca, berpikir, dan merenungkan tentang sebab-
akibat, disebut Cintamaya Panna.
2. Kebijaksanaan yang timbul karena bersedia mendengar penjelasan seorang guru,
disebut Sutamaya Panna.
3. Kebijaksanaan yang timbul karena rajin melaksanakan meditasi dalam kehidupan
sehari-hari disebut Bhavanamaya Panna.

Menjadi orang cerdas memang baik, tetapi harus dilengkapi dengan sikap dan
perilaku yang benar. Banyak orang cerdas tetapi sikap dan perilakunya tidak benar
menyebabkan hidupnya susah. Oleh karena itu, mampu menjadi orang yang cerdas,
santun, dan berperilaku benar sangat penting agar kehidupan kita lebih baik. Sikap
yang demikian disebut sebagai sikap orang bijaksana.

Rangkuman
Alam semesta berproses berdasarkan hukum-hukumnya. Terdapat lima hukum
tertib alam semesta, yaitu Utu Niayama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta
Niyama, dan Dhamma Niyama.

6 Kelas V SD
Kecakapan Hidup

Setelah kamu menyimak wacana di atas, tulislah hal-hal yang telah kamu mengerti.
Tulis pula hal-hal yang belum kamu mengerti. Tuliskan pada kolom berikut ini!
No Hal-hal yang telah saya mengerti Hal-hal yang belum saya mengerti

Majulah ke depan kelas, kemudian:


1. Ceritakan hal-hal yang sudah kamu pahami dengan baik.
2. Ceritakan hal-hal yang belum kamu pahami, dan mengapa kamu belum
memahaminya?

Ayo, Bermain

Majulah ke depan kelas atau berdiri di tempatmu. Kemudian, sampaikan pertanyaan


kepada teman-temanmu untuk ditebak tentang apa yang kamu pikirkan. Kamu bisa
memberikan kata kunci tentang kategori apa yang sedang kamu pikirkan. Misalnya,
kamu katakan Makhluk hidup, dsb. Topik sebaiknya berkaitan dengan tema pelajaran
di atas. Permainan ini mirip seperti Indonesia Pintar pada salah satu acara televisi di
Indonesia.
Siapa yang sedang kupikirkan?
Cara bermain:
1. Beri tahu temanmu bahwa kamu sedang memikirkan salah satu contoh peristiwa
alam yang diatur oleh hukum Niyama.
2. Mintalah temanmu untuk menebak apa yang kamu pikirkan.
3. Berilah petunjuk tentang jenis peristiwa alam yang diatur oleh Utu Niyama.
Misalnya, Saya sedang memikirkan sesuatu yang sejuk.
4. Berikan waktu temanmu untuk menebak.
5. Berikan pujian bagi temanmu yang dapat menebak.
6. Lanjutkan permaian pada peserta yang berhasil menebak dengan benar. Demikian
seterusnya hingga semua mendapat giliran.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 7


Refleksi dan Renungan

Refleksi.

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 1.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!

Barangsiapa meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan dengan


jalan berbuat kebajikan, ia akan menerangi dunia ini bagai bulan yang bebas
dari awan.
Dhammapada 173

Pertanyaan Pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa lambang perbuatan jahat pada renungan tersebut?
3. Apa lambang kebaikan pada renungan Dhammapada di atas?
4. Mengapa perbuatan jahat dilambangkan awan yang gelap?
5. Mengapa perbuatan baik dilambangkan rembulan?

8 Kelas V SD
Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Alam semesta diatur oleh suatu hukum yang disebut ....
a. Panca-Dhamma c. Panca-Niyama
b. Pancasila d. Pancabala
2. Kelahiran Pangeran Siddharta dapat berjalan tujuh langkah dan tumbuh bunga
teratai dijelaskan dalam ....
a. Utu Niyama c. Bija Niyama
b. Kamma Niyama d. Dhamma Niyama
3. Pepaya muda berwarna hijau menjadi tua dan matang berwarna merah adalah
contoh bekerjanya hukum ....
a. Utu Niyama c. Bija Niyama
b. Kamma Niyama d. Dhamma Niyama
4. Baik buruk nasib manusia berkaitan dengan perbuatannya. Hal ini adalah contoh
bekerjanya hukum ....
a. Utu Niyama c. Bija Niyama
b. Kamma Niyama d. Dhamma Niyama
5. Kemampuan pikiran untuk mengingat peristiwa yang lampau adalah contoh cara
kerja hukum ....
a. Citta Niyama c. Bija Niyama
b. Kamma Niyama d. Dhamma Niyama

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Apa yang mengatur berjalannya alam ini?
2. Tuliskan 3 cara kamu melestarikan alam!
3. Tuliskan tiga hal yang diatur oleh hukum Bija Niyama!
4. Apa manfaat mempelajari hukum alam ini?
5. Bagaimana cara agar pikiran menjadi cerdas dan bijaksana?

Aspirasi

Berbuat baik dengan cara hidup selaras dengan hukum alam menjadi inspirasi dalam
kehidupan sosial. Tuliskan aspirasimu berkaitan dengan hal-hal yang dapat kamu
ketahui tentang hukum alam. Kemudian, sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan
gurumu untuk ditandatangani. Kembangkan aspirasimu itu dalam kehidupan.

Menyadari kebenaran hukum alam ini, di hadapan Buddha aku bertekad:


Semoga aku dapat menjaga, merawat, mencintai alam ini.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 9


Pelajaran 2

Empat Kebenaran Mulia



Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Buddha mengajarkan tentang empat fakta hidup yang tidak


bisa dibantah dalam Dhammacakkappavattana Sutta. Em-
pat fakta itu ialah
1. Hidup bisa bahagia
2. Ada cara untuk bahagia
3. Hidup bisa menderita
4. Ada sebab penderitaan

10 Kelas V SD
Mengamati Gambar

Amatilah gambar berikut ini dengan saksama


Ungkaplah arti gambar tersebut bersama teman kelompokmu dengan menjawab per-
tanyaan penuntun pada kotak di samping gambar. Presentasikan hasil diskusi kamu di
depan kelas!

1. Gambar apakah ini?


2. Mengapa orang bisa senang/bahagia?
3. Bagaimana untuk bisa senang dan
bahagia?
4. Tulislah sebanyak-banyaknya hal-hal yang
membuat kamu bahagia!

Sumber : www.iyaa.com Gambar 1

1. Gambar apakah ini?


2. Apakah sedih itu?
3. Tulis sebanyak-banyaknya hal-hal yang dapat
membuat kamu sedih.
4. Bagaimana cara terbaik dalam mengatasi
kesedihan?

Sumber : www.dentalroom.web.id
Gambar 2

Ajaran Buddha

Empat Kebenaran Mulia


Empat Kebenaran Mulia adalah ajaran Buddha yang pertama kali disampaikan
kepada lima petapa. Ajaran ini disampaikan dalam khotbah-Nya yang disebut dengan
Dhammaccakkappavattana Sutta, bertempat di Taman Rusa Isipatana kota Benares.
Empat kebenaran ini merupakan ajaran pokok Buddha, Artinya, semua ajaran
Buddha adalah penjelasan lebih lanjut untuk memahami empat ajaran pokok ini.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 11


Buddha menjelaskan tentang Empat Kebenaran Mulia secara urut sebagai berikut:
1. Dukkha
Dukkha artinya ketidakpuasan. Buddha
mengatakan bahwa hidup tidak bisa lepas
dari sakit, sedih, dan kecewa. Sakit, sedih,
dan kecewa umumnya disebut sebagai
penderitaan. Semua itu merupakan bentuk
ketidakpuasan. Apakah ada di antara kalian
yang tidak pernah sedih? Tentu tidak, bukan?
Ya, hal itu menandakan bahwa dukkha
adalah nyata ada bersama kita. Oleh karena
itu, ketika sakit datang, kita harus belajar
Gambar 3 : Anak sedang sakit menerima dan tidak bersedih berlebihan.
Terdapat banyak jenis dukkha yang dialami manusia. Namun, secara umum dukkha
dikelompokkan menjadi dua, yaitu dukkha fisik dan dukkha batin. Dukkha fisik
misalnya sakit gigi, sakit kulit, luka, keseleo, terkilir, sakit perut, dan penyakit
lainnya. Dukkha batin misalnya kecewa, merasa kesal, merasa kesepian, minder,
tidak percaya diri, sedih, dan masih banyak lagi.

2. Sebab Dukkha
Tidak ada satu pun yang terjadi tanpa sebab, demikian juga penderitaan. Contoh-
contoh penderitaan yang dijelaskan pada nomor satu di atas juga dapat diketahui
sebabnya. Apakah kamu bisa menemukan penyebabnya? Ya, misalnya sakit gigi
karena giginya bolong. Gigi bolong karena malas gosok gigi. Sakit kulit bisa karena
malas mandi atau mandinya tidak bersih, dan seterusnya. Lalu, bagaimana halnya
dukkha batin? Apakah dapat ditemukan sebabnya? Tentu, bisa. Untuk itu, simak
cerita singkat berikut ini.
Pada setiap perayaan tahun baru, Adi biasanya mendapat Ang Pau atau hadiah
uang dari kedua orang tuanya. Uang hadiah tersebut biasanya berjumlah banyak.
Setahun kemudian, hari yang ditunggu pun datang, yaitu perayaan tahun baru. Adi
pun mempunyai keinginan berupa harapan mendapatkan uang yang banyak dari
kedua orang tuanya.
Tanpa sepengetahuan Adi, ternyata
usaha orang tuanya sedang mengala-
mi kesulitan sehingga tidak mungkin
memberikan hadiah tahun baru sep-
erti biasanya. Orang tua Adi hanya bisa
memberikan hadiah sedikit. Tentu hal
ini membuat Adi tidak puas sehingga
kecewa dan sedih. Sebaliknya berbeda
dengan Rudi yang tidak pernah ber-
harap mendapatkan ini dan itu dari
orang tuanya, sehingga Rudi pun tidak
pernah merasa kecewa dan sedih ke-
tika orang tuanya tidak mampu mem-
Gambar 4 : Anak sedang bersedih
berikan hadiah yang besar.

12 Kelas V SD
Berdasarkan cerita di atas, Adi sedih dan kecewa sesungguhnya bukan karena
besar kecilnya hadiah uang, tetapi karena Adi mempunyai keinginan mendapatkan
hadiah yang besar dan keinginan itu tidak terpenuhi. Jika Adi tidak berharap, dan
ayahnya hanya mampu memberikan hadiah yang kecil, Adi tidak akan sedih dan
kecewa.

3. Berakhirnya Dukkha
Berakhirnya dukkha terjadi ketika
munculnya kebahagiaan. Buddha
mengajarkan juga, bahwa setiap orang
bisa bahagia. Apakah kamu juga ingin
hidup bahagia? Ya, tentu kita semua
menginginkan hidup yang bahagia.
Akan tetapi, apakah bahagia itu? Secara
umum, orang merasa bahagia ketika
keinginannya terpenuhi. Terpenuhinya
keinginan memang menyenangkan,
Sumber : dokumen pribadi penulis misalnya merayakan ulang tahun
Gambar 5: merayakan ulang tahun bersama bersama orang yang dicintai. Namun
orang tercinta adalah kebahagiaan
memiliki keinginan yang berlebihan
menyebabkan penderitaan.
Berakhirnya dukkha apabila tercapai Nibbana. Kebahagiaan tertinggi dalam agama
Buddha dinamakan Nibbana. Oleh karena itu, Nibbana menjadi tujuan terakhir
umat Buddha. Sebelum meraih kebahagiaan tertinggi, kita juga bisa meraih
kebahagiaan yang lain. Dalam kitab suci Anguttara Nikaya, Buddha menjelaskan
ada empat kebahagiaan yang bisa diraih, yaitu bahagia karena memiliki kekayaan,
bisa menikmati kekayaannya, tidak memiliki hutang, dan memiliki perilaku yang
baik.
Perilaku yang baik sesungguhnya adalah sumber kebahagiaan yang paling penting.
Berperilaku yang baik memungkinkan tiga jenis kebahagiaan lainnya dapat
tercapai. Memiliki uang dan harta, tetapi jika perilakunya buruk, uang dan harta
akan sulit dicapai. Karena bekerja di mana pun dibutuhkan orang-orang yang baik
yang bisa dipercaya. Demikian juga orang yang perilakunya baik akan dipercaya
jika dia memerlukan hutang untuk mengatasi kesulitannya. Jadi, berhutang pun
harus didukung oleh perilaku yang baik.

4. Cara Mengakhiri Dukkha


Cara untuk mengakhiri dukkha dan meraih kebahagiaan (Nibbana) adalah dengan
menjalani hidup dengan benar. Menjalani hidup yang benar ada tiga ciri, yaitu
memiliki Sila, Samadhi, dan Panna. Memiliki Sila artinya ia mampu berucap,
berbuat, dan bekerja yang benar. Memiliki Samadhi artinya ia mampu selalu sadar
dan fokus pada kebaikan yang dilakukan. Memiliki Panna artinya ia mampu menjadi
bijaksana, yaitu bisa berpikir dan berpengertian benar.
Rajin belajar adalah contoh cara hidup yang benar bagi seorang pelajar. Dengan
rajin belajar, kesulitan bisa diatasi. Jika rajin belajar, setiap orang bisa berprestasi.
Ramah tamah dan tidak sombong adalah cara hidup benar agar memiliki banyak

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 13


teman. Menjaga kebersihan badan serta
pakaian adalah cara hidup benar agar
memiliki kesehatan yang baik dan lain
sebagainya. Kalian dapat menemukannya
sendiri.

Gambar 6 : Anak yang rajin belajar

Rangkuman
Empat Kebenaran Mulia adalah pokok ajaran Buddha yang dibabarkan pada
kotbah-Nya yang pertama kali di Taman Rusa Isipatana kepada Lima Orang Petapa
yang disebut Dhammacakkappavattana Sutta.
Empat kebenaran tersebut dapat diringkas menjadi dua yaitu: 1) penjelasan tentang
kebahagiaan dan cara mencapainya, 2) penjelasan tentang ketidakbahagiaan
dan penyebabnya. Manusia bisa berbahagia jika hidup dijalani dengan benar
dengan melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Manusia tidak bahagia
selama hidupnya jika dia dikuasai dan menuruti keinginannya yang didasari oleh
kebodohan.

Kecakapan Hidup

Tugas: Pemecahan Masalah.


Gempa Bumi di Sumatera
Peristiwa bencana alam (gempa
bumi) belakangan ini sering terjadi
di belahan bumi khatulistiwa.
Beberapa bulan yang lalu, pada
tanggal 2 Juli 2013 terjadi gempa di
Sumatera Utara dan Aceh Tengah.
Guncangannya sampai ke negara
Malaysia. Diberitakan per 3 Juli,
jumlah korban tewas resmi versi
pemerintah adalah 29 orang dan
korban cedera 420. Sedikitnya 42
(Sumber : id.wikipedia.org) orang tewas di Kabupaten Bener
Gambar 7 : Kerusakan akibat gempa Meriah dan Aceh Tengah adalah

14 Kelas V SD
wilayah yang paling parah kerusakannya akibat gempa. Di Bener Meriah, 14 orang tewas
dan ratusan lainnya luka-luka. Lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit dan 1.500
rumah hancur di seluruh kabupaten ini. Sekian ratus orang tidur di luar rumah pada
malam hari karena khawatir terjadi gempa susulan. Namun, tenda yang tersedia tidak
mencukupi. Di beberapa kabupaten lain, di Aceh Tengah, 17 orang dilaporkan tewas.
Diberitakan di sebuah masjid di wilayah setempat, runtuh dan menewaskan enam
anak dan 14 orang lainnya terperangkap di dalam masjid. Walaupun tim penyelamat
menggali reruntuhan sepanjang malam 2-3 Juli, tetapi gagal menemukan jenazah anak-
anak tadi. Akibat bencana gempa bumi bukan hanya korban nyawa, korban harta benda,
juga kerusakan rumah warga yang jika dijumlah nilainya bisa ratusan juta rupiah.
Pertanyaan:
1. Apa masalah pokok pada berita di atas?
2. Tulislah berbagai kemungkinan penyebab terjadinya peristiwa itu.
3. Tulislah alternatif-alternatif jalan keluar sehingga masalah tersebut tidak terjadi di
kemudian hari.
4. Kemukakan solusi terbaik atas peristiwa dalam berita di atas.
5. Pesan moral apa saja yang dapat kamu petik dari peristiwa tersebut?

Ayo, Bermain

Permainan Brainstorming
Contoh:

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 15


ANAK YANG RAJIN

Mitta bangun jam lima pagi


Lalu kebaktian pagi baca paritta dan meditasi
Kemudian mandi dan menggosok gigi
Setelah itu mengenakan pakaian seragam batik

Mitta sarapan roti bakar dan minum susu


Ia pergi ke sekolah bersama teman-temannya
Mereka berangkat pagi-pagi benar
Mereka tidak ingin terlambat

Mitta dan teman-temannya anak yang rajin


Mitta naik ke kelas lima
Ia anak yang mandiri
Sepulang sekolah
Berganti pakaian dan membantu ibu

Ungkapkan pendapat kamu dalam sebuah Mind Map seperti contoh di atas dengan
topik Andi Juara Kelas, kemudian buatlah susunan ceritanya!
Peraturan dasar dalam permainan brainstorming:
1. Semua anggota harus menahan diri, tidak menghakimi ide, pendapat, dan gagasan
yang diajukan oleh anggota lain.
2. Pilih seseorang yang dapat menjadi notulen. Notulen bertugas mencatat semua ide,
pendapat ataupun gagasan yang diajukan, walaupun ide tersebut terdengar aneh.
3. Koordinator atau fasilitator (dalam hal ini bisa guru atau teman sebaya) mendorong
untuk membangun ide, pendapat atau gagasan baru atau tambahan dari ide yang
sudah ada.
4. Guru atau pemimpin kelompok mendorong teman-temannya untuk mengeluarkan
pemikiran yang baru, tidak mengulang ide atau pendapat yang sudah ada.

16 Kelas V SD
Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 2.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Segala sesuatu yang berkondisi adalah dukkha. Apabila dengan kebijaksanaan
orang dapat melihat hal ini, ia akan merasa jemu dengan penderitaan. Inilah Jalan
yang membawa pada kesucian.
(Dhammapada 278)

Pertanyaan Pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa arti dukkha dalam renungan Dhammapada di atas?
3. Apakah dukkha menyenangkan?
4. Bagaimana cara kita menghadapi dukkha?
5. Mengapa kita harus belajar bijaksana?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 17


Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Ajaran pokok agama Buddha adalah ....
a. Empat Niyama c. Hukum Karma
b. Empat Kebenaran Mulia d. Tiga Corak Kehidupan
2. Buddha mengajarkan ajaran-Nya yang pertama di ....
a. Taman Rusa Isipatana c. Taman Lumbini
b. Kusinara d. Buddhagaya
3. Kebahagiaan tertinggi dikenal dengan istilah ....
a. Surga c. Nibbana
b. Brahma d. Moksa
4. Hidup akan berbahagia jika dijalani dengan melaksanakan ....
a. Empat Kebenaran Mulia c. Hukum Karma
b. Hukum Niyama d. Jalan Mulia Berunsur Delapan
5. Makin banyak keinginan yang ingin diraih, menyebabkan makin banyak kemung-
kinan merasa ....
a. kecewa c. gagal
b. malas d. cengeng

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Tuliskan empat jenis kebahagiaan yang dijelaskan Buddha dalam Anguttara
Nikaya.
2. Jelaskan apa tujuan Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia!
3. Kamu meminta uang jajan kepada orang tuamu, tetapi tidak diberi karena tidak
punya uang. Apa yang seharusnya kamu lakukan?
4. Mengapa ketika makan kamu tidak boleh rakus?
5. Bagaimana langkah-langkah yang benar dalam mengatasi kesulitan belajar?

Aspirasi

Berbuat baik untuk mengakhiri penderitaan dan meraih kebahagiaan seperti dalam
pembahasan di atas, menjadi inspirasi dalam kehidupan kita. Tuliskan aspirasimu
tentang hal-hal baik yang dapat kamu lakukan. Kemudian, sampaikan aspirasimu kepada
orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan dikembangkan dalam kehidupan.

Menyadari bahaya bersikap malas dan mudah putus asa, aku bertekad:
Aku akan rajin belajar dan pantang putus asa meraih cita-citaku.

18 Kelas V SD
Pelajaran 3

Tiga Ciri Keberadaan (Tilakkhana)

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Segala sesuatu terus berubah (anicca), baik makhluk hidup


maupun benda mati. Pikiran dan jasmani pun demikian.
Perubahan ada yang menimbulkan sedih dan kecewa, tetapi
ada juga yang menimbulkan senang dan bahagia. Umumnya,
orang akan menderita (dukkha) ketika mengalami
perubahan. Akan tetapi sebenarnya ia bisa tidak menderita
jika dia tidak melekat pada masalah yang dialami. Selain
hidup mengalami perubahan, hidup juga tidak bisa sendiri.
Satu dan yang lain saling membutuhkan, saling melengkapi,
tidak ada yang bisa berdiri sendiri (anatta).

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 19


Berikut ini adalah kisah yang berhubungan dengan Tilakkhana. Kisah ini memberi
pelajaran pada kita bahwa hendaknya kita tidak boleh memandang rendah seseorang
karena suatu ketika pernah berbuat salah. Setiap orang pernah berbuat salah serta
berbuat bodoh, tetapi setiap orang pun bisa berubah menjadi baik dan tidak bodoh
lagi. Dengan memahami hukum tiga corak kehidupan (Tilakkhana), kita hendaknya
belajar melihat segala persoalan secara bijak. Sikap yang terpenting adalah hendaknya
kita jangan menunggu perubahan terjadi, tetapi kita harus aktif mengubah kondisi saat
ini dari yang tidak memuaskan, diubah menjadi membahagiakan.
Simaklah kisah berikut ini dengan baik
Kisah Cittahattha Thera
Dhammapada III, 6-7
Dikisahkan, hiduplah seorang
laki-laki yang berasal dari Savatthi.
Ketika mengetahui lembu jantannya
hilang, ia mencarinya ke dalam hutan.
Lembu yang dicarinya tidak juga
diketemukan. Akhirnya, ia merasa
lelah dan sangat lapar. Ia singgah ke
sebuah vihara desa, dengan harapan
di situ ia akan mendapatkan sisa dari
makanan pagi.
Pada saat makan, terpikir olehnya
bahwa ia bekerja sangat keras setiap
hari tetapi tidak mendapatkan cukup
makanan. Kemudian, ia berpikir,
Para bhikkhu itu kelihatannya tak
pernah bekerja tetapi selalu mendapat
makanan yang cukup, bahkan
berlebih. Maka, muncullah sebuah
ide untuk menjadi seorang bhikkhu.

Gambar 1 : Kisah Cittahattha yang berkali-kali menjadi


bhikkhu

Kemudian, ia bertanya kepada para bhikkhu untuk memperoleh izin menjadi


anggota Sangha. Akhirnya, dia diterima menjadi bhikkhu dan menjadi anggota Sangha.
Dia melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang bhikkhu di sebuah vihara yang terdapat
banyak makanan sehingga ia segera menjadi gemuk.
Tetapi, setelah beberapa waktu, ia bosan menjadi bhikkhu dan kembali pada
kehidupan berumah tangga. Beberapa waktu kemudian, ia merasa bahwa kehidupannya
di rumah terlalu sibuk dan ia kembali ke vihara untuk diizinkan menjadi seorang
bhikkhu untuk kedua kalinya. Tetapi untuk kedua kalinya, ia meninggalkan kehidupan
sebagai bhikkhu dan lepas jubah lagi. Proses ini terjadi sebanyak enam kali karena ia
melakukan hanya untuk menuruti kemauannya saja. Atas perbuatannya itu, ia dikenal
dengan nama Cittahattha Thera. Akibatnya, ia tidak pernah berbahagia, baik sebagai
perumah tangga, maupun sebagai seorang bhikkhu.

20 Kelas V SD
Suatu hari, saat hari terakhir tinggal di rumah, ia melihat perubahan pada orang
tuanya. Ia melihat bahwa orang tuanya sebelumnya masih muda, cantik, gagah. Sekarang
mereka menjadi tua, keriput, sakit-sakitan, dan jalannya pun susah sekali serta menjadi
pikun. Ia melihat perubahan pada tubuh jasmani demikian ia pun membayangkan:
Saya telah menjadi seorang bhikkhu beberapa kali selama ini hanya untuk kesenangan
saja, demikian juga ketika tidak menjadi seorang bhikkhu. Saya pun akan mengalami
hal yang sama seperti orang tuaku. Dengan berbuat demi kesenangan berarti alangkah
bodohnya saya selama ini.
Menyadari hal demikian, kemudian ia pun ingin menjadi bhikkhu untuk ketujuh
kalinya. Selama perjalanan, ia pun mengulangi kata-kata semuanya tidak kekal dan
mengalami penderitaan dan semua saling membutuhkan (anicca, dukkha, anatta).
Ia pun dapat meresapi artinya sehingga ia mencapai tingkat kesucian pertama dalam
perjalanan ke vihara.
Setelah tiba di vihara, ia berkata kepada para bhikkhu agar diizinkan diterima
dalam pasamuan Sangha. Para bhikkhu pun menolak dan berkata, Kami tidak dapat
mengizinkanmu lagi menjadi seorang bhikkhu. Kamu berulang kali mencukur rambut
kepalamu sehingga kepalamu seperti sebuah batu yang diasah.
Ia tetap memohon dengan amat sangat agar diizinkan diterima dalam pasamuan
Sangha. Akhirnya, mereka menerimanya menjadi bhikkhu. Dalam beberapa hari,
Bhikkhu Cittahattha mencapai tingkat kesucian tertinggi. Keadaan ini membuat
bhikkhu lain kagum melihat dia dapat tetap tinggal dalam jangka waktu lama di vihara
dan mereka bertanya, Apa sebabnya anda berubah seperti sekarang ini? Beliau
menjawab, Saya pulang ke rumah ketika saya masih memiliki kemelekatan dalam
diri saya, tetapi kemelekatan itu sekarang telah saya lenyapkan. Bhikkhu-bhikkhu
yang tidak percaya kepadanya, menghadap Sang Buddha dan melaporkan hal itu.
Kepada mereka, Sang Buddha berkata, Bhikkhu Cittahattha telah berbicara benar; ia
berpindah-pindah antara rumah dan vihara karena waktu itu pikirannya tidak mantap
dan tidak mengerti Dhamma. Tetapi pada saat ini, Cittahattha telah menjadi seorang
Arahat; ia telah mengatasi kebaikan dan kejahatan.
(Disadur dengan perubahan dari Dhammapada Atthakatha penerbit Vidyasena
Vihara Vidyaloka Sasanaonline 1998-2000).
Pertanyaan:
1. Apakah judul cerita di atas?
2. Siapakah Cittahattha?
3. Di manakah kisah tersebut terjadi?
4. Mengapa Cittahattha keluar masuk menjadi bhikkhu?
5. Bagaimana cara Cittahattha meyakinkan Sangha menerimanya menjadi bhikkhu?
6. Tuliskan satu contoh cara meyakinkan orang lain dan percaya kamu telah berbuat
baik!
7. Nilai-nilai karakter apakah yang dapat kamu tiru pada cerita di atas?
8. Karakter apakah yang tidak boleh kamu tiru pada cerita di atas?

Tugas:
Ceritakan kembali kisah di atas di depan kelas dengan bahasamu sendiri!

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 21


Ajaran Buddha

Tiga Ciri Keberadaan (Tilakkhana)


Buddha mengajarkan tentang tiga ciri keberadaan segala sesuatu di dunia ini dalam
kitab Sutta Pitaka sebagai berikut:
Para Bhikkhu, walau dengan hadirnya Tatthagata atau tanpa hadirnya seorang
Tatthagatha, tetaplah berlaku suatu prinsip, suatu kebenaran yang tidak bisa dibantah
bahwa segala sesuatu yang terbentuk adalah tidak kekal,... tidak memuaskan,...dan
tanpa inti .... (Anguttara Nikaya, Yodhajiva-Vagga, 124)
Tilakkhana artinya tiga ciri keberadaan. Ia juga sering diartikan sebagai tiga corak
umum. Tiga ciri tersebut adalah tiga sifat yang menjadi ciri keberadaan dari segala
sesuatu yang ada di alam semesta, yaitu bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta
selalu bersifat tidak kekal (Anicca), tidak memuaskan atau menimbulkan penderitaan
(Dukkha) dan tanpa inti yang kekal (Anatta).
1. Ciri Selalu Berubah (Anicca)
Perhatikanlah segala sesuatu di sekitarmu,
misalnya tumbuh-tumbuhan. Apakah
pohon kelapa bisa langsung besar dan
berbuah? Tentu tidak, bukan? Apakah
gedung sekolah yang kamu tempati ini
langsung jadi? Apakah kamu bisa langsung
besar seperti sekarang? Apa akibatnya
kalau buah kelapa tidak tumbuh-tumbuh?
Apa akibatnya jika gedung sekolah ini
hanya berupa pondasi? Bagaimana jika
kamu menjadi bayi terus?
Gambar 2 : Proses perkembangan
tumbuh-tumbuhan
Kebenaran tentang sifat selalu berubah berlaku bagi segala sesuatu di dunia ini.
Buah kelapa yang tumbuh menjadi tunas, lalu ditanam dan tumbuh menjadi pohon
kelapa. Pohon tersebut menghasilkan buah kelapa yang lebat, lalu pohon tersebut
menjadi tua dan akhirnya mati. Proses tersebut disebut sebagai perubahan. Jika
buah kelapa tidak berubah menjadi tunas, tidak akan ada pohon kelapa. Jika tidak
ada pohon kelapa, tidak akan ada buah kelapa, dan begitu seterusnya. Dengan
demikian, hukum perubahan penting bagi kehidupan ini.
Gedung sekolah atau gedung-gedung yang lain pun terbentuk melalui proses
perubahan (Anicca). Gedung sekolah mula-mula berupa pondasi batu, kemudian
dibuatlah dinding, dicat, diberi atap, dsb, akhirnya menjadi sebuah gedung sekolah.
Jika proses pembuatan gedung tersebut tidak dilakukan, tidak ada gedung yang
bisa dibuat. Demikian juga, manusia. Bayangkan jika manusia tidak mengalami
perubahan, misalnya tetap menjadi bayi, tidak akan ada anak-anak, dan tidak akan
ada orang dewasa, dan seterusnya.
Perumpamaan-perumpamaan di atas adalah bukti bahwa hukum perubahan
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Jadi, apakah perubahan itu

22 Kelas V SD
menakutkan atau menyenangkan? Hukum Perubahan bersifat netral dan adil karena
ia berlaku bagi semua, baik yang bersifat positif atau pun negatif. Perubahan ke
arah negatif adalah perubahan yang tidak diinginkan sehingga umumnya ditakuti
oleh semua orang. Sebaliknya, perubahan ke arah positif adalah perubahan yang
diharapkan, dan umumnya semua orang senang. Perubahan negatif misalnya
meskipun motor kamu bagus, keren, dan mahal, tetapi karena tidak dirawat, dijaga,
akan cepat rusak dan tidak laku dijual. Sebaliknya, jika motor yang bagus tersebut
dirawat, dijaga, dan digunakan dengan hati-hati, ketika dijual akan tetap mahal.
Perubahan positif misalnya meskipun kamu pada mulanya bodoh, tetapi kemudian
kamu menyadari kebodohanmu sehingga terus semangat belajar pantang kenal
menyerah, pada akhirnya kamu bisa menjadi anak yang paling pandai. Demikian
juga sebaliknya, meskipun kamu pada mulanya tergolong anak yang pandai, tetapi
karena sombong sehingga malas belajar, pada akhirnya kamu menjadi bodoh dan
banyak kesulitan.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, dapat diketahui bahwa hukum perubahan
adalah sesuatu yang tidak mungkin dihindari. Dengan adanya hukum perubahan,
sedikitnya ada empat manfaat bagi kita, yaitu setiap orang bisa mengubahnya lebih
baik di masa depan, memberi rasa tenang karena tiada kesulitan yang tidak dapat
diatasi, mengikis kesombongan karena tiada guna, dan memberi semangat untuk
terus berbuat baik

2. Ciri Tidak Memuaskan


Perhatikan dunia di sekelilingmu. Apakah
ada di antara mereka yang tidak pernah
mengalami penderitaan? Apakah ada di
antara kamu yang tidak pernah menderita?
Ya, semua mengalami bahkan benda mati
sekali pun termasuk mengalami corak
penderitaan ini. Ya, benda mati pun dapat
dikatakan mengalami penderitaan yaitu
ketika dia rusak, hancur, dan tidak indah
lagi seperti semula. Inilah ciri yang ke dua
tentang segala sesuatu di dunia ini.
Gambar 3 : Orang tua sakit dan mati

Menjadi tua umumnya tidak memuaskan. Ia memiliki banyak keterbatasan:


penglihatan menjadi kabur, rambut memutih dan rontok, gigi perlahan tanggal dan
habis semua, ingatan menjadi pikun. Ini adalah ciri di dunia yang harus dilalui oleh
semua orang yang hidup di dunia.
Sakit adalah kenyataan yang juga tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Sakit sangat
tidak memuaskan karena semua menjadi tidak indah. Ketika orang terkena sakit,
makanan menjadi pahit meskipun yang dimakan gula, badan tidak enak meskipun
tidur di kasur yang empuk, serta ketinggalan pelajaran karena tidak bisa sekolah.
Mati adalah kenyataan yang akan dialami oleh semua orang yang menjadi ciri
kehidupan. Kematian umumnya tidak diinginkan. Oleh karena itu, banyak yang
menangisinya ketika hal itu terjadi. Apalagi kematian bagi mereka yang masih
muda, atau merasa belum siap mati.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 23


3. Ciri Tiada Inti yang kekal (Anatta)
Anatta artinya tidak punya inti. Segala
sesuatu terjadi karena adanya beberapa
sebab dan kondisi yang harus dipenuhi.
Contohnya sepeda: manakah yang disebut
inti dari sebuah sepeda? Apakah rodanya,
rantainya, ataukah yang lain? Jadi, sepeda
tidak punya inti, yang ada adalah perpaduan
semua komponen untuk membentuk
sepeda. Belajar juga memerlukan buku,
bantuan guru, sekolah, biaya, dan lain-lain.
Jadi, belajar tidak bisa terjadi tanpa semua
Gambar 4 : sebuah sepeda
itu.
Demikian juga untuk membuat roti, diperlukan bahan-bahan lain seperti tepung,
telur, air, gula, mentega, dll. Manusia tidak bisa membentuk atau membuat roti
tanpa hal itu semua. Artinya, roti pun termasuk sesuatu yang tanpa inti atau tidak
bisa berdiri sendiri alias Anatta. Contoh lain adalah kita tidak bisa hidup sendiri,
kita selalu memerlukan orang lain dan makhluk lain. Misalnya, kita bisa sehat
karena makanan yang disediakan orang tua. Makanan yang disajikan itu berkat
jasa para petani, pedagang, dan alam yang mendukung. Jadi kita sangat bergantung
pada semua yang ada di luar diri kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong
dan egois. Kita harus saling membantu dan mencintai semuanya.

Rangkuman
Segala bentuk, wujud, keadaan, baik makhluk hidup ataupun benda mati adalah
tidak kekal dan senantiasa berubah (Anicca). Segala sesuatu yang tidak kekal
bersifat tidak memuaskan dan menimbulkan penderitaan (Dukkha). Segala
sesuatu tersebut tidak ada yang dapat berdiri sendiri karena tidak memiliki inti
yang kekal (Anatta).

Kecakapan Hidup

Persahabatan Rini dan Rita


Rita dan Rini adalah teman sekolah sejak masih di kelas 1 Sekolah Dasar. Rita
meskipun berasal dari keluarga sederhana, dia tidak minder dan selalu ceria berteman
dengan siapa pun di kelasnya. Prestasi sekolahnya tergolong biasa-biasa saja. Dia selalu
berada di bawah Rini dalam hal peringkat kelas. Rini adalah teman baik Rita. Dia selalu
menjadi motivasi Rita untuk selalu giat belajar sehingga pandai seperti halnya Rini.
Rini selalu hormat, patuh, dan senang membantu orang tua sehingga selalu disayang
orang tua dan juga menjadi contoh bagi teman-temannya.

24 Kelas V SD
Suatu hari, kesehatan Rini terganggu. Dia sakit dan harus dirawat di rumah sakit
selama seminggu. Keadaan ini menyebabkan Rini tidak bisa belajar dan mengikuti
Ulangan Semester sehingga harus mengikuti ulangan susulan. Pada saat pembagian
rapor, prestasi Rini pun di bawah Rita. Meskipun demikian, Rini tidak bersedih karena
dia menyadari segala sesuatu tidak ada yang kekal, demikian juga prestasinya. Rini
sadar keadaannya yang sakit menyebabkan belajarnya tidak optimal. Dia pun bertekad
akan giat belajar lagi ketika sembuh nanti. Rita, sahabat baik Rini, juga tidak menjadi
sombong karena dia menyadari bahwa prestasinya suatu saat bisa saja turun. Rita
pun tak lupa memberi motivasi agar Rini tetap semangat dan menjadi juara seperti
semula.

Pertanyaan:
1. Sifat-sifat baik apakah yang patut kamu contoh dari cerita di atas?
2. Hal-hal apakah yang membuat Rini berprestasi?
3. Bentuk kesadaran apakah yang patut kamu contoh dari Rini dan Rita?
4. Apakah prestasi Rini dan Rita sesuatu yang ajaib? Mengapa?
5. Apa yang menyebabkan Rini dan Rita bersahabat baik?

Ayo, Bermain

Judul: Seandainya Saya tidak Beruntung


Tugas:
1. Tulislah nama kamu di kertas dengan menggunakan tangan yang biasa kamu
pakai.
2. Gunakan tanganmu yang lain untuk menulis nama kamu di atas kertas yang
berbeda.
3. Gunakan pula, kaki kanan, kaki kiri, dan mulut secara bergantian untuk menulis
nama kamu di kertas yang berbeda.
4. Manakah yang paling sulit kamu lakukan dalam menulis?
5. Apa sebabnya kamu kesulitan? Bagaimana agar kesulitan dapat diatasi?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 25


Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 3.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian, yang telah
mengatasi keadaan baik dan buruk, di dalam diri orang yang selalu sadar seperti
itu tidak ada lagi ketakutan.
Dhammapada 39.

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa penyebab tidak bijaksana (pandai) dalam syair itu?
3. Mengapa kita harus mengenal ajaran yang benar?
4. Siapa orang-orang yang tidak memiliki rasa takut menurut syair itu?
5. Mengapa orang yang bebas dari kebencian bebas dari rasa takut?

26 Kelas V SD
Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Proses kelapa menjadi tunas, tumbuh dan menjadi pohon kelapa adalah contoh
hukum kebenaran tentang adanya ....
a. perubahan c. tiada inti
b. penderitaan d. perbedaan
2. Adanya hukum perubahan, menuntut setiap orang untuk ... nasibnya.
a. menunggu c. mengubah
b. merancang d. melihat
3. Ketidakmampuan menghadapi perubahan berpotensi menimbulkan ....
a. suka cita c. duka cita
b. kebingungan d. keengganan
4. Bersikap sombong sangat merugikan karena keberhasilan seseorang sangat
bergantung pada ....
a. diri sendiri c. orang tua
b. teman d. banyak faktor
5. Kebenaran tentang tiada diri artinya adalah ....
a. segala sesuatu saling membutuhkan dan saling melengkapi
b. segala sesuatu telah diatur dan dirancang oleh yang membuat
c. segala sesuatu bergantung pada Yang Mahakuasa
d. segala sesuatu muncul dengan sendirinya

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Bagaimana sikap kamu seharusnya ketika mainan kesayangan kamu rusak?
2. Apa yang harus kamu lakukan agar tidak bersedih ketika mengalami perubahan
buruk?
3. Bagaimana caranya agar perubahan yang kamu alami senantiasa membuat
bahagia?
4. Pelajaran apa yang kamu petik dalam pelajaran tentang Anatta?
5. Ketika kamu berhasil dalam suatu lomba, siapa saja yang berjasa atas keberhasilan
itu?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 27


Aspirasi

Berbuat baik untuk mengubah kehidupan yang buruk menjadi baik seperti dalam
pembahasan di atas, menjadi inspirasi dalam kehidupan kita. Tuliskan aspirasimu
tentang hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mengubah nasib kamu lebih baik lagi.
Kemudian, sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangani
dan dikembangkan dalam kehidupan.

Menyadari bahwa segala sesuatu berubah aku bertekad:


Saya akan mengubah kehidupanku menjadi lebih baik lagi.

28 Kelas V SD
Pelajaran 4

Hukum Karma

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Amatilah manusia di sekeliling kamu. Apakah yang kamu


temukan? Semua memiliki keunikan masing-masing,
bukan? Tidak ada yang sama baik fisik ataupun mental.
Mengapa demikian? Itu semua terkait erat dengan karma
mereka masing-masing. Apakah karma itu? Ayo, kita cari
tahu penyebabnya di topik tentang Karma ini.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 29


Berikut ini adalah kisah yang berhubungan dengan konsep Hukum Karma. Kisah
ini memberi pelajaran pada kita bahwa hendaknya kita tidak boleh sombong, karena
kesombongan menyebabkan timbulnya kemalasan, dan kegagalan. Kegagalan sangat
tidak disukai oleh siapa pun. Kita harus selalu sadar bahwa setiap perbuatan baik
maupun buruk akan kembali pada pemiliknya.
Simaklah kisah berikut ini dengan baik

Kisah Ibra yang Sombong


Ibra adalah nama panggilan
bagi seekor kuda zebra yang
gagah dan memiliki banyak
kemampuan yang mengagumkan.
Dia terkenal sangat cepat dalam
berlari sehingga selalu menang
dalam pertandingan lari. Aku
punya banyak waktu, demikian
yang selalu dikatakan Ibra. Setiap
ikut pertandingan, dia selalu
datang paling akhir. Tetapi, dia
selalu menang. Pulang sekolah,
dia selalu bermain-main dulu.
Gambar 1 : Zebra yang banyak kemampuan
Namun begitu, dia selalu tiba di
rumah pada waktunya.
Ketika dia berenang di laut dengan teman-temannya, dia membiarkan dirinya
terbawa ombak sampai ke tengah. Tetapi dalam sekejap mata dia bisa tiba kembali di
pantai. Ya, dengan kakinya yang panjang dan langkah-langkahnya yang ringan, dia
selalu menjadi juara. Ibra si kuda zebra sangat bangga dan dia menjadi agak sombong.
Dia sering sekali mengatakan, Aku? O, Aku punya banyak waktu. Aku bisa berjalan
cepat.
Pada suatu hari, Ibra harus bepergian ke kota naik kereta api. Teman-temannya
mengantarnya ke stasiun. Sambil menunggu kereta, mereka bergurau dan tertawa-tawa.
Seperti biasanya di antara teman-temannya, Si Ibra yang paling banyak membual. Tidak
lama kemudian terdengar oleh mereka, Jes! Jes! Jes! Tuit! Tuit! Tuit! Nah, keretanya
datang. Silahkan naik, kata kondektur.
Si Ibra masih saja berdiri di peron. Ah, masih ada waktu, katanya pada teman-
temannya. Kepala stasiun mengangkat tanda keberangkatan kereta, lalu meniup
peluitnya.
Cepat naik, kata Si Angu alias Si Burung Bangau sambil mendorong Ibra agar segera
naik kereta.
Ah sebentar lagi! kata Ibra agak jengkel. Aku kan masih punya banyak waktu.
Jes! Jes! Jes! Tuit! Tuit! Tuit! Kereta mulai bergerak. Mula-mula sangat pelan. Jes! Jes!
Jes! Tuit! Tuit! Tuit! Lalu bertambah cepat. Jes! Jes! Jes! Tuit! Tuit! Tuit! ... dan makin
cepat. Barulah Si Ibra mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temannya, lalu
melompat mengejar kereta yang telah berlari cepat. Ibra pun berlari dengan cepatnya.
Tetapi, bagaimanapun cepatnya Ibra lari, dia tidak bisa mengejar kereta itu.

30 Kelas V SD
Ibra si Kuda Zebra menjadi sangat jengkel. Dia mencoba berlari lebih cepat lagi.
Tetapi kereta itu tetap lebih cepat dari dia. Tiba-tiba cerobong asap di atas kereta
lokomotif mulai mengeluarkan asap. Asap hitam itu masuk ke hidung dan mata Si Ibra.
Ibra meringis karena marahnya. Terpaksa dia berhenti dan terbatuk-batuk sambil
menggosok-gosok matanya. Yah, sekarang tidak mungkin lagi bisa mengejar kereta
api. Dengan kepala tertunduk, Ibra berjalan pulang ke rumah. Baru sekali ini dia kalah
dan dia marah, jengkel, kecewa. Karena Ibra marah-marah terus selama seminggu,
akibatnya teman-temannya tidak ada yang berani mendekat dan mengajaknya bicara.
Ibra kehilangan teman-teman baiknya.
Pada akhirnya, Ibra tersadar atas sikap dan perilakunya selama ini yang tidak benar.
Setelah menyadari semua itu, akhirnya Ibra menjadi lebih menghargai waktu. Dia pun
kembali ceria, bermain dan bergurau dengan teman-temannya. Ibra sejak saat itu tidak
lagi berkata, Aku punya banyak waktu.
(Disadur dengan perubahan dari buku Kumpulan Dongeng Binatang 1 hlm 23-24
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005)

Pertanyaan:
1. Apakah judul cerita di atas?
2. Siapakah Ibra?
3. Di manakah kisah tersebut terjadi?
4. Mengapa Ibra cenderung sombong?
5. Bagaimana cara terbaik mengikis sifat sombong?
6. Nilai-nilai karakter apakah yang dapat kamu tiru pada cerita di atas?
7. Karakter apakah yang tidak boleh kamu tiru pada cerita di atas?
8. Tuliskan pesan-pesan moral dalam cerita di atas.

Tugas:
Ceritakan kembali kisah di atas di depan kelas dengan bahasamu sendiri!

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 31


Ajaran Buddha
Hukum Karma
Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya III : 415O, Bhikkhu! Kehendak berbuat
(cetena) itulah yang dinamakan Karma.
Hukum Karma atau Kamma adalah ajaran Buddha yang menjelaskan tentang sebab
akibat perbuatan. Setiap perbuatan terikat oleh hukum sebab akibat. Artinya setiap
perbuatan baik akibatnya baik, dan perbuatan buruk akibatnya buruk. Bagaimanakah
jika ada orang yang berbuat baik tetapi didasari niat yang buruk? Jika ada perbuatan
yang demikian maka meskipun perbuatan tersebut terlihat baik, tetapi niatnya buruk
maka tidak dapat disebut sebagai perbuatan baik. Jadi, perbuatan dapat disebut sebagai
perbuatan baik jika dilakukan dengan cara-cara yang baik dan didasari oleh niat yang
baik pula.
Perbuatan ada dua jenis yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk. Kedua jenis
perbuatan tersebut dapat melalui tiga cara yaitu melalui pikiran, ucapan, dan jasmani.
Perbuatan baik dapat kita lakukan melalui
pikiran. Pikiran yang baik disebut juga
kehendak atau niat yang baik. Misalnya,
berpikir ingin membahagiakan orang tua. Hal
ini timbul karena adanya niat yang baik, yaitu
niat yang berdasarkan cinta kasih pada orang
tua. Tanpa rasa cinta, tidak mungkin timbul
pikiran baik berupa keinginan membahagiakan
orang tua. Keinginan membahagiakan orang
tua berdampak pada perilaku baik yang lain,
Gambar 2 : anak yang memikirkan untuk misalnya menjadi anak yang rajin belajar, rajin
memberi hadiah ulang tahun mama
membantu orang tua, sayang kepada adik
dan kakak, dan sebagainya. Karena rangkaian kebajikan tersebut, kita dapat menjadi
anak yang berprestasi, disayang orang tua, disayang adik, dan kakak sehingga hidup
kita bahagia bersama keluarga. Pikiran baik yang lain contohnya adalah jujur, simpati,
welas asih, sabar, pikiran tenang seimbang, peduli, toleransi, menghargai orang lain,
tenggang rasa, perhatian pada sesama, dan lain-lain.
Perbuatan baik melalui ucapan juga
disebabkan oleh niat atau kehendak yang baik.
Ucapan yang baik adalah ucapan yang benar,
bermanfaat, tepat waktu, dan menimbulkan
kedamaian bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat banyak contoh ucapan yang baik
misalnya memberi nasihat, berucap jujur,
berucap sopan, membaca paritta, berucap
lemah lembut, mengatakan yang berguna, dan
lain-lain. Ucapan yang baik akan berakibat baik
pula. Misalnya karena memberi nasihat yang
benar maka dihormati; karena berucap jujur Gambar 3 : anak yang sedang berbicara
sopan pada guru
maka jadi orang yang dipercaya; karena rajin

32 Kelas V SD
baca paritta, dicintai para dewa; karena berucap sopan, kita dihargai orang lain. Dengan
berucap baik, kita akan mendapatkan pujian, dihormati, dan dipercaya orang lain.
Perbuatan baik melalui jasmani dapat ter-
jadi jika dilandasi niat atau kehendak yang
baik. Perbuatan baik melalui jasmani misal-
nya mencuci piring sendiri setelah makan,
membantu ibu merapikan tempat tidur, men-
gambil makanan secukupnya dan dihabiskan,
membuang sampah pada tempatnya, memberi
dana, menolong teman yang terjatuh, dan lain
sebagainya. Perbuatan baik akan membawa
kebahagiaan dan kemuliaan seseorang.
Sumber : koleksi penulis
Gambar 4 : Mencucui piring sendiri setelah
makan adalah contoh berbuat baik

Perbuatan yang harus kita kembangkan adalah perbuatan baik. Perbuatan baik
sangat bermanfaat untuk membuat masa depan kita bahagia. Ini ibarat tabungan emas
atau uang yang kita kumpulkan sehari-hari. Ibarat semut yang rajin mengumpulkan
makanan baik di masa sulit maupun di masa banyak makanan. Oleh karena itu, semut
tidak pernah kekurangan makanan. Demikian pula hendaknya kita. Hendaknya kita
rajin menabung mengumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya, baik di kala susah
maupun senang. Tabungan karma baik ini akan sangat menolong di saat kita susah.
Karena itu, banyaklah berbuat baik agar masa depan kita menjadi bahagia.
Perbuatan yang harus kita hindari adalah perbuatan buruk. Perbuatan buruk akan
merusak masa depan kita. Ini ibarat orang yang makan makanan yang enak tetapi tidak
sehat. Makanan yang enak dan tidak sehat tidak dapat dirasakan langsung akibatnya.
Ia akan dirasakan kelak dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga perbuatan
buruk. Perbuatan buruk yang dilakukan biasanya sangat menyenangkan dan akibatnya
pun tidak dirasakan segera. Contohnya adalah malas belajar. Malas belajar umumnya
sangat menyenangkan bagi sebagian orang, karena ia merasa terbebas dari beban
untuk sesaat. Tetapi akibat buruk dari kemalasan akan dirasakan kelak dikemudian
hari. Akibat malas belajar maka dia tidak memiliki pengetahuan atau menjadi bodoh
sehingga menghadapi ujian tidak bisa menjawab soa-soal ujian atau ulangan, dan
mengakibatkan nilainya hancur. Demikian seterusnya buah penderitaan akibat malas
menjadi berantai, dan berkepanjangan.
Tidak semua perbuatan dapat disebut
karma karena hanya perbuatan yang didasari
niat atau kehendak saja yang dapat disebut
karma. Jadi jika suatu perbuatan terjadi tanpa
disengaja atau tanpa disadari maka tidak
akan menimbulkan akibat apapun. Misalnya
perbuatan yang terjadi saat tidur yang dikenal
dengan istilah mengigau seperti ngomong
sendiri, berjalan-jalan dan lain-lain.

Gambar 5 : anak yang mengigau jalan-jalan

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 33


Ajaran tentang karma ini mengajarkan bahwa perbuatan sangat menentukan masa
depan seseorang. Misalnya, mengapa ada yang pandai dan ada yang sangat bodoh?
Tentu kita tahu, bahwa rajin belajar adalah penyebab sumber kepandaian. Malas
adalah penyebab seseorang menjadi bodoh. Mengapa ada orang yang disayang dan
dibenci teman-temannya? Ini pun buah dari karmanya. Karena berperilaku baik, dia
disayang. Sebaliknya, karena berperilaku buruk, dibenci. Jadi, bahagia dan tidaknya
seseorang bukan karena nasib yang telah ditakdirkan, tetapi semua berhubungan
dengan perbuatan masing-masing. Tindakan mencari-cari kesalahan orang lain adalah
tidak perlu.

Rangkumann

Hukum Karma adalah konsep ajaran Buddha yang menjelaskan tentang sebab
dan akibat perbuatan. Tidak semua perbuatan dapat disebut karma karena hanya
perbuatan yang dilandasi oleh niat saja yang disebut karma. Perbuatan yang
sengaja dilakukan ada dua, yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk. Perbuatan
dapat disebut sebagai karma baik jika dilakukan dengan dilandasi niat yang baik,
sedangkan perbuatan disebut sebagai karma buruk jika dilandasi oleh niat yang
buruk. Perbuatan baik maupun buruk dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
melalui pikiran, ucapan, dan jasmani.

Kecakapan Hidup

Boddhisattva Gadis Kecil


Hiduplah seorang gadis kecil
yang tinggal di bawah jembatan
yang kumuh. Ia tinggal bersama
seorang ibu yang sudah tua renta
sehingga tidak dapat mencarikan
makanan untuk anaknya. Makan
enak dan tidur yang nyaman han-
yalah impian belaka yang tidak
akan pernah didapatkan seumur
hidupnya. Bisa makan nasi sehari
sekali dan tidur tanpa diganggu
petugas keamanan merupakan
kebahagiaan baginya. Namun,
apakah hanya sebatas itu keba-
Gambar 6 : gadis kecil yang cantik dan sederhana yang sedang hagiaan yang diharapkan gadis
memberi nasi bungkus kepada gelandangan cilik itu?

34 Kelas V SD
Setiap pagi, setelah membersihkan wajah, gadis kecil itu pergi ke pelataran parkir
di sebuah kantor dengan membawa sebuah ember dan beberapa kain yang sudah
lusuh. Setelah sampai di sana, ia menyapa seorang satpam yang menjaga kantor
tersebut dan melemparkan senyum manis. Satpam tersebut membalas senyuman dan
membiarkannya masuk. Kemudian, si Gadis segera menghampiri barisan mobil-mobil
mewah dan meletakkan embernya. Ia membasahi sepotong kain dan dengan cekatan
membersihkan semua badan mobil sampai mengkilap. Ia membersihkan mobil-mobil
tersebut dengan hati-hati agar tidak membuat goresan. Semua mobil yang ada di sana
ia bersihkan sampai siang hari.
Kemudian, ia langsung pulang meletakkan embernya dan pergi ke sebuah rumah kecil
untuk mengambil sekeranjang kue. Lalu ia pergi ke sebuah sekolah di sekitar daerah
tersebut untuk menjajakan kue-kue yang ia bawa hingga sore hari. Setelah kue-kue itu
habis terjual, ia segera kembali ke pelataran parkir yang setiap pagi di kunjunginya.
Ia menunggu para pemilik mobil keluar dari kantor dan menyapa mereka dengan
senyuman.
Para pemilik mobil sudah tahu bahwa mobil mereka selalu dibersihkan setiap
pagi oleh gadis cilik tersebut. Mereka selalu menyiapkan uang seribu rupiah untuk
diberikan kepada gadis manis yang sudah membersihkan mobil mereka. Setelah
mendapatkan uang, ia segera pergi mengembalikan keranjang kue dan membayar
hasil penjualan hari itu. Kemudian pemiliknya memberikannya uang lima ribu rupiah.
Gadis cilik itu segera pergi ke sebuah rumah makan sederhana untuk membeli tiga
bungkus nasi. Dalam perjalanan pulang, ia mampir ke sudut jalan dan memberikan
sebungkus nasi kepada seorang pengemis tua yang sudah tidak mampu berdiri.
Kemudian, ia pulang ke rumah untuk menikmati dua nasi bungkus bersama ibunya.

Pada hari minggu, tidak ada kantor dan sekolah yang buka. Biasanya ia pergi ke sebuah
vihara kecil bersama ibunya dengan menggunakan pakaian terbaik yang ia miliki.
Mereka mengikuti kebaktian dan mendanakan seluruh sisa uang yang didapatkan oleh
gadis kecil itu selama enam hari. Setelah kebaktian selesai dan para umat sudah pulang,
si Gadis Kecil dan ibunya bersama-sama pengurus vihara membersihkan vihara tersebut
hingga malam hari dan kemudian kembali ke rumah mereka di bawah jembatan.
Begitulah kehidupan yang dijalani si Gadis Kecil bersama ibunya. Tindakan yang ia
lakukan memang kelihatan bukan hal yang besar. Uang yang ia danakan tidak seberapa.
Pakaian yang ia pakai pun hanya pakaian lusuh yang bersih. Sebungkus nasi yang setiap
hari ia berikan kepada pengemis pun bisa kita beli dan kita danakan kepada pengemis.
Tapi apakah kita telah melakukannya?
Setiap pagi ia melemparkan senyum kepada orang-orang di kantor tersebut sehingga
mereka yang punya banyak masalah pun bisa terhibur sejenak dengan membalas
senyuman gadis kecil itu. Uang yang ia danakan meskipun hanya beberapa ribu,
tetapi merupakan seluruh uang yang ia miliki. Pakaian lusuh yang ia pakai ke vihara
merupakan pakaian tersopan yang ia miliki. Sebungkus nasi yang selalu ia danakan
kepada pengemis merupakan hasil keringatnya setiap hari. Meskipun apa yang ia
lakukan kelihatan sepele, tetapi memberikan hasil yang besar bagi orang lain.
Saat ini banyak orang memiliki harta yang lebih daripada harta yang gadis kecil itu
miliki. Renungkanlah kebaikan apa saja yang sudah kita lakukan selama ini. Apakah
dengan kelebihan yang saat ini kita miliki kita mampu berbuat seperti yang dilakukan
gadis itu? Menjadi boddhisattva di zaman sekarang tidak perlu muluk-muluk. Kita

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 35


dapat melakukan hal-hal kecil untuk membantu orang lain. Apa yang setiap hari
dilakukan gadis cilik itu dapat dikatakan sebagai tindakan Bodhisattva. Ia dapat
melewati kehidupan ini dengan selalu berbuat baik yang disertai dengan semangat dan
kesabaran yang kuat. Semoga mulai detik ini kita mau bertekad untuk mengembangkan
jiwa Bodhisattva dalam diri kita meskipun dimulai dari hal-hal yang kecil.
(Disadur dengan perubahan dari cerita yang dikisahkan oleh Jimmy Lobianto
22 Mei 2010)

Pertanyaan:
1. Kecakapan hidup apa yang dimiliki Si Gadis Kecil?
2. Mengapa Si Gadis Kecil disebut sebagai Boddhisattva?
3. Menurut kamu apa yang seharusnya kita tiru dari keteladanan Si Gadis Kecil?
4. Maukah kamu mengembangkan jiwa Bodhisattva? Bagaimana caranya?
5. Tuliskan kecakapan-kecakapan hidup yang pernah kamu lakukan untuk menolong
orang lain.

Ayo, Bermain

Judul : Apel Perbuatan Baik


Tujuan : Meningkatkan rasa tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang
lain.
Cara bermain:
1. Jiplak dan kemudian potong gambar dua apel merah dan satu apel putih pada
sebuah karton.
2. Tempelkan apel putih ke salah satu apel merah. Lem bagian tepi atas saja dari apel
merah yang satu lagi ke bagian putih dari kedua apel yang sebelumnya dilem menjadi
satu. Hasilnya adalah sebuah kartu yang membuka ke atas untuk menunjukkan
bagian putihnya.
3. Tuliskan namamu di bagian depan apel kertas warna merah.
4. Tuliskan satu perbuatan baik yang telah kamu lakukan pada apel kertas yang
berwarna putih.
5. Kumpulkan apel perbuatan baik ini setiap akhir pembelajaran agama untuk dinilai
kepribadianmu di akhir semester.

36 Kelas V SD
Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 4.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha ini.
Seseorang yang menghukum mereka yang tidak bersalah, akan segera
memperoleh salah satu di antara sepuluh keadaan yaitu mengalami penderitaan
hebat, kecelakaan, luka berat, sakit berat, atau bahkan hilang ingatan. Ditindak
oleh raja, atau mendapat tuduhan yang berat, atau kehilangan sanak saudara,
atau harta kekayaannya habis. Rumahnya musnah terbakar; dan setelah
tubuhnya hancur, akan terlahir kembali di alam neraka.
Dhammapada 137, 138, 139, 140.

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa penyebab kondisi-kondisi buruk sesuai syair tersebut?
3. Mengapa kita harus selalu berbuat baik?
4. Siapa orang-orang yang akan terlahir dalam kondisi buruk?
5. Mengapa berbuat buruk pada orang yang baik dan tidak bersalah akibatnya berat?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 37


Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Hukum Karma dapat dimengerti juga sebagai hukum ....
a. agama Buddha c. perbuatan
b. penderitaan d. perbedaan
2. Perbuatan menurut sifatnya ada dua, yaitu ....
a. baik dan buruk c. besar dan kecil
b. tinggi dan rendah d. sempit dan lebar
3. Perbuatan baik sangat berguna untuk membuat masa depan ....
a. istimewa c. bijaksana
b. bahagia d. terpusat
4. Belajar mencuci piring sesudah makan adalah contoh perbuatan baik melalui ....
a. ucapan c. pikiran
b. niat d. jasmani
5. Suka makan makanan tidak sehat berakibat ....
a. cepat sakit c. mudah sakit
b. jarang sakit d. hampir sakit

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Apa yang dimaksud perbuatan baik?
2. Apa yang dimaksud perbuatan buruk?
3. Mengapa kita harus mengembangkan perbuatan baik?
4. Apa bahayanya banyak berbuat buruk?
5. Bagaimana caranya agar kita tidak kekurangan karma baik?

Aspirasi

Berbuat banyak kebaikan untuk masa depan yang cerah seperti dalam pembahasan
di atas menjadi inspirasi kita. Dengan pemahaman yang benar tentang konsep Hukum
Karma ini, tuliskan aspirasimu di buku tugas. Kemudian, sampaikan aspirasimu kepada
orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan dikembangkan dalam kehidupan.

Menyadari bahwa bahayanya perbuatan buruk:


Saya bertekad akan melakukan kebaikan minimal satu dalam sehari.

38 Kelas V SD
Pelajaran 5

Hukum Kelahiran Berulang

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Kehidupan itu memiliki tiga waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan
masa yang akan datang. Masa lalu seseorang sangat menentukan
masa kini, dan masa kini akan menentukan masa yang akan datang.
Berdasarkan tiga kategori waktu tersebut, kita dapat menyakini
adanya kelahiran kita di masa lalu, dan kelahiran di masa yang akan
datang. Ini artinya kehidupan kita bukan hanya yang sekarang ini
saja, tetapi juga kita pernah hidup di masa lalu, pun di masa yang
akan datang. Kelahiran berulang ini disebut Punarbhava.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 39


Simaklah kisah berikut ini dengan baik

Kisah Kalayakkhini
Dhammapada I, 5
Alkisah ada sepasang suami istri
yang tidak kunjung dikaruniai anak.
Sang istri karena takut diceraikan oleh
suaminya, ia menganjurkan suaminya
untuk menikah lagi dengan wanita lain
yang dipilih olehnya sendiri. Suaminya
menyetujui dan tak berapa lama kemu-
dian istri kedua itu mengandung.
Ketika istri pertama mengetahui
bahwa istri kedua hamil, ia menjadi
tidak senang. Dikirimkannya makanan
yang telah diberi racun sehingga istri
kedua itu keguguran. Demikian pula
pada kehamilan yang kedua. Pada
kehamilannya yang ketiga, istri kedua
itu tidak memberi tahu kepada istri
pertama. Karena kondisi fisiknya
kehamilan itu diketahui juga oleh istri
pertama. Berbagai cara dicoba oleh istri
pertama agar kandungan istri kedua itu
gugur lagi. Akibat perbuatan itu
akhirnya istri kedua pun meninggal
Gambar 1 : Kisah kelahiran berulang Kalayakkhini dunia pada saat persalinan. Sebelum
meninggal, wanita malang itu dengan
hati yang dipenuhi kebencian bersumpah untuk membalas dendam kepada istri
pertama. Sejak saat itu permusuhan pun dimulai.
Pada kelahiran berikutnya, istri pertama dan istri kedua terlahir sebagai seekor ayam
betina dan seekor kucing. Keduanya selalu bermusuhan, kucing selalu memakan telur-
telur ayam betina sehingga ayam pun dendam. Setelah mati, sang ayam lahir sebagai
seekor macan tutul dan sang kucing lahir sebagai seekor rusa betina. Sang macan selalu
makan anak rusa setiap kali sang rusa betina melahirkan. Akhirnya, pada waktu zaman
Buddha, istri pertama terlahir sebagai seorang wanita perumah tangga di Kota Savatthi
dan istri kedua lahir sebagai peri yang bernama Kali.
Suatu ketika sang peri (Kalayakkhini) terlihat sedang mengejar-ngejar wanita terse-
but dengan bayinya. Ketika wanita itu mendengar bahwa Buddha sedang membabar-
kan Dhamma di Vihara Jetavana, ia berlari ke sana dan meletakkan bayinya di kaki
Buddha sambil memohon perlindungan. Adapun peri tertahan di depan pintu vihara
oleh dewa penjaga vihara. Akhirnya, peri diperkenankan masuk, dan kedua wanita itu
diberi nasihat oleh Buddha.
Buddha pun menceritakan asal mula permusuhan mereka pada kehidupan yang
lampau. Mereka telah dipertemukan untuk melihat bahwa kebencian hanya dapat
menyebabkan kebencian yang makin berlarut-larut, tetapi kebencian akan berakhir

40 Kelas V SD
melalui persahabatan, kasih sayang, saling pengertian, dan niat baik. Kemudian Buddha
mengucapkan Dhammapada syair 5 berikut ini:
Kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian. Tetapi,
kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.
Kedua wanita itu akhirnya menyadari kesalahan mereka, keduanya berdamai,
dan permusuhan itu berakhir. Buddha kemudian meminta kepada wanita itu untuk
menyerahkan anaknya untuk digendong peri. Takut akan keselamatan anaknya, wanita
itu ragu-ragu. Tetapi, karena keyakinannya yang kuat terhadap Buddha, ia segera
menyerahkan anaknya kepada peri. Peri menerima anak itu dengan hangat. Anak itu
dicium dan dibelainya dengan penuh kasih sayang, bagaikan anaknya sendiri. Setelah
puas, anak itu pun dikembalikan ke ibunya. Demikianlah, pada akhirnya mereka berdua
hidup rukun dan saling mengasihi.
Pertanyaan:
1. Apakah judul cerita di atas?
2. Siapakah Kalayakkhini?
3. Di manakah kisah tersebut disampaikan?
4. Mengapa kedua wanita itu saling bermusuhan?
5. Bagiamana cara Buddha mengakhiri permusuhan kedua wanita itu?
6. Tuliskan satu contoh cara membalas kebencian dengan cinta kasih!
7. Nilai-nilai karakter apakah yang dapat kamu tiru pada cerita di atas?
8. Karakter apakah yang tidak boleh kamu tiru pada cerita di atas?

Tugas:
Ceritakan kembali kisah di atas di depan kelas dengan bahasamu sendiri!

Ajaran Buddha
Tumimbal Lahir
Ajaran tumimbal lahir dapat kita baca dalam Mahasaccaka Sutta Majjhima Nikaya
36 pada saat Buddha mencapai pencerahan sebagai berikut.
Aku mengingat kembali kehidupan-kehidupanku yang lampau, yaitu satu kelahiran,
dua, tiga, empat, lima, sepuluh, dua puluh, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus
ribu kelahiran..demikianlah aku mengingat kembali kehidupan-kehidupanku yang
lampau, terperinci berserta ciri-cirinya. Inilah pengetahuan sejati pertama yang kucapai
pada malam jaga pertama ..
Aku melihat makhluk-makhluk mati dan lahir kembali, yang hina dan yang mulia,
yang cantik dan yang buruk, yang bahagia dan yang malang. Aku melihat bagaimana
makhluk-makhluk itu melanjutkan kehidupannya sesuai dengan perbuatan-
perbuatannya. Inilah pengetahuan sejati kedua yang kucapai pada malam jaga kedua
..

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 41


Tumimbal lahir sering juga
disebut dengan kelahiran berulang.
Setiap makhluk hidup mengalami
kelahiran yang berulang kali. Buddha
mengajarkan bahwa kehidupan ini
tidaklah hanya sekarang saja, tetapi telah
berlangsung sebelum yang sekarang
dan akan masih terus berlanjut selama
sebab-sebab yang membuat terlahir
kembali belum diputuskan. Tumimbal
lahir dapat dibuktikan dengan cara
mengingat peristiwa-peristiwa masa
lalu. Pertama-tama dengan mengingat
peristiwa hari ini, kemudian mengingat
(Sumber : Life of The Buddha hlm 246) peristiwa hari-hari yang kemarin,
Gambar 2 : Kisah seorang pengemis yang lahir di alam minggu kemarin, bulan kemarin,
dewa setelah berdana kepada Anurudha Thera tahun kemarin, dan seterusnya hingga
peristiwa di kehidupan sebelumnya. Namun, tidak semua orang mampu melakukan hal
ini karena setiap orang memiliki kualitas batin yang berbeda-beda. Makin baik kualitas
batin seseorang, kemampuan untuk melihat kebenaran adanya kelahiran kembali akan
terwujud.
Tidak semua orang dapat melihat kelahiran pada kehidupan yang lampau. Mengapa?
karena pikiran manusia dipenuhi oleh lima kekotoran batin yaitu kesenangan indera,
niat buruk, malas, gelisah, dan keragu-raguan. Hal ini dapat diibaratkan seperti cermin
yang tidak memantulkan wujud jika tertutupi debu, demikian juga pikiran manusia
tidak akan mampu melihat masa lalu dan kelahiran sebelumnya selama batinnya masih
kotor. Ketidakmampuan manusia melihat kelahirannya yang lampau diibaratkan juga
seperti manusia yang tidak dapat melihat bintang-bintang di langit pada siang hari.
Bintang-bintang tidak kelihatan bukan karena mereka itu tidak ada di langit, tetapi
karena sinar bintang itu kalah oleh sinar matahari. Sama halnya manusia yang tidak
dapat mengingat kehidupan sebelumnya karena pikirannya masih dipenuhi oleh
kotoran batin.
Siapakah contoh manusia yang mampu mengingat kelahirannya di kehidupan-
kehidupan sebelumnya? Contohnya adalah Buddha dan juga para siswa Buddha. Buddha
sering bercerita kepada para siswa tentang kehidupan lalu-Nya sebagai Bodhisattva.
Meskipun seseorang tidak mampu melihat kehidupan di masa lampau ataupun
kehidupan di masa yang akan datang, orang dapat mempercayai kebenaran tumimbal
lahir ini dengan tiga alasan berikut.
1. Jika kita mempercayai adanya hidup di masa kini dan masa yang akan datang adalah
logis (masuk akal) jika kita percaya adanya kehidupan di masa yang lampau.
2. Adanya keanekaragaman kelahiran bayi yang luar biasa di dunia ini.
Misalnya Vitaly Nechaev merupakan bocah cerdas yang sejak usia 3 tahun mulai
gemar membaca dan tidak mau berhenti membaca. Diakui sebagai seorang ahli
sejarah di Ukraina dan menjadi dosen Universitas Nasional Cherkasy pada usia 9
tahun; Kim Ung-Yong seorang jenius dari Korea pada umur 4 tahun. Dia sudah bisa
membaca huruf Jepang, Korea, Jerman, Inggris. Pada umur 5 tahun, dia mampu
memecahkan masalah pada soal kalkulus. Masih banyak lagi orang-orang hebat

42 Kelas V SD
di dunia. Jika bukan kumpulan perbuatannya (karma) di kehidupan lampau, tidak
mungkin ia dapat sepandai itu. Kenyataannya siapa pun dapat pandai jika berjuang
dan belajar terlebih dahulu. Ada yang berjuang dan belajar slama bertahun-tahun
bahkan dalam berbagai macam kehidupan. Tidak ada orang yang pandai dengan
mendadak atau tanpa sebab sama sekali.

(Sumber : http://peoplecheck.de/s/vitally+nechaev) (Sumber : nbnl.globalehelming.com)


Gambar 3 : Vitally Nechaev yang sedang mengajar Gambar 4: Kim Ung-Young

3. Adanya keanehan bayi lahir dengan memiliki


cacat fisik, atau cacat mental sejak lahir. Ini
mengindikasikan adanya sebab-sebab yang
dilakukannya pada kehidupan yang lampau.
Siapa yang menentukan di mana kita akan
terlahir kembali? Diri kita sendirilah yang
menentukan. Di mana kita akan terlahir kembali
bergantung pada perbuatan (karma) yang kita
lakukan. Amal dan perbuatan kitalah yang akan
menuntun kita terlahir di alam-alam tersebut.
Jika amal perbuatan kita selalu buruk, besar
kemungkinan kita akan terlahir di alam-alam
sengsara misalnya menjadi binatang, hantu, atau
gambar 5 : anak yang cacat fisik sejak pun lahir di neraka. Amal perbuatan yang baik
lahir akan menuntun kita terlahir kembali di alam-
alam yang menyenangkan seperti lahir sebagai
dewa di alam surga. Karena itu, marilah kita terus berbuat baik agar kita bisa terus
bahagia dan lebih bahagia lagi serta terhindar dari kelahiran di alam-alam yang
sengsara.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 43


Rangkuman

Punarbhava artinya kelahiran berulang atau tumimbal lahir. Buddha menyatakan


dalam Mahasaccaka Sutta bahwa Beliau melihat dengan jelas kelahiran-kelahiran
sebelumnya dalam satu kehidupan, dua kehidupan, dan seterusnya hingga banyak
sekali kehidupan.
Kelahiran berulang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi orang yang telah
memiliki kemampuan mata batin akan mampu melihat kehidupan dan kelahiran
pada waktu lampau maupun yang akan datang. Bagi mereka yang tidak memiliki
mata batin, dapat mempercayai kebenaran kelahiran berulang melalui penalaran
tentang tiga masa waktu, serta melihat sebab-akibat perbuatan yang berpengaruh
pada perbedaan-perbedaan fisik maupun mental setiap orang di dunia ini.

Kecakapan Hidup

Menetapkan Tujuan (Goal Setting)

Prosedur pelaksanaan dalam aktivitas ini adalah, seperti berikut.


1. Tuliskan tujuan apa yang hendak kamu capai dalam kurun waktu tertentu.
2. Lihat contoh cara menetapkan tujuan, dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut dalam kurun waktu tertentu.
3. Laksanakan berbagai kegiatan yang telah disusun secara bertahap untuk mencapai
tujuan.
4. Laporkan setiap perkembangan yang telah dilakukan, dan bertanya meminta
pendapat serta bimbingan guru jika mengalami kendala.
5. Kumpulkan jika semua telah dilaksanakan untuk dinilai.

Contoh:
Tujuan saya belajar Agama Buddha minggu ini adalah: Memahami kebenaran tentang
kelahiran berulang
Agar tujuan saya tercapai, saya telah menyusun aktivitas selama seminggu dalam
tabel berikut ini:
Kegiatan untuk mencapai
No Hari, tanggal Pelaksanaan Keterangan
tujuan
1 Senin, ..... Membaca buku pelajaran Sudah/Belum
2 Selasa, ...... Meringkas bacaan Sudah/Belum
3 Rabu, ..... Mencatat kata-kata yang Sudah/Belum
sulit

44 Kelas V SD
4 Kamis, ..... Membuat pertanyaan untuk Sudah/Belum
ditanyakan kepada teman,
guru, maupun orang tua
5 Jumat, ..... Membaca cerita tentang Sudah/Belum
kelahiran kembali
6 Sabtu, ..... Nonton film tentang Sudah/Belum
kelahiran kembali
7 Minggu, ..... Pergi ke vihara dan bertanya Sudah/Belum
tentang kelahiran kembali
kepada kakak pembina

Kolom keterangan diisi penjelasan tentang alasan belum dilaksanakannya jadwal


kegiatan yang telah ditetapkan.
Kamu dapat menyusun berbagai kegiatan berbeda dalam rangka menetapkan berbagai
tujuan yang diinginkan dengan menggunakan langkah-langkah dan format seperti di
atas.

Ayo, Bermain

Permainan: Kaleng Perbuatan Baik


Buatlah kotak kaleng yang dihias secantik mungkin untuk mengumpulkan catatan
perbuatan baik yang telah kamu lakukan dalam seminggu sebagai berikut.
Bahan : Kaleng atau wadah yang dihias, potongan-potongan kertas ukuran
KTP, Alat tulis (pensil/pulpen/spidol).
Cara bermain : 1. Tuliskan kata Aku Bisa di bagian luar kaleng atau wadah.
2. Tuliskan satu jenis perbuatan baik yang telah dilakukan pada kartu
yang tersedia, kemudian dimasukkan kembali ke kaleng Demikian
seterusnya hingga kaleng penuh dengan tas tabung perbuatan
baik selama seminggu.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 45


Refleksi dan Renungan

Refleksi.

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 5.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian tulislah pesan apa
yang dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Orang yang arif tidak akan berbuat jahat demi kepentingan sendiri ataupun
orang lain; ia tidak akan memperoleh kekayaan, pangkat atau keberhasilan
dengan cara yang tidak benar. Orang seperti itulah yang sebenarnya luhur,
bijaksana, dan berbudi.
Dhammapada 84.

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa sebabnya orang disebut arif?
3. Mengapa kita harus belajar menjadi orang berbudi?
4. Siapa orang-orang yang dapat disebut luhur, bijaksana, dan berbudi?
5. Apa akibatnya jika memperoleh kekayaan dengan cara-cara yang tidak benar?

46 Kelas V SD
Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Hukum Punarbhava dapat disebut juga sebagai hukum ....
a. kelahiran lampau c. kelahiran berulang
b. perayaan kelahiran d. kelahiran istimewa
2. Kelahiran masa kini dipengaruhi oleh ....
a. kehidupan masa lampau c. kehidupan akan datang
b. kehidupan ayah ibu d. kehidupan orang lain
3. Anak bayi yang terlahir cerdas disebabkan karena ... pada kehidupan lampau.
a. keturunan c. rajin bekerja
b. giat belajar d. senang bernyanyi
4. Jika masa kini hidup seseorang makmur, banyak rejeki karena di kehidupan lampau
senang ....
a. berdana c. belajar
b. meditasi d. menyanyi
5. Jika masa kini orang senang meditasi, di masa yang akan datang memiliki ....
a. umur panjang c. kecantikan
b. kesehatan d. kebijaksanaan

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Apa yang dimaksud dengan tiga waktu?
2. Apa sebabnya seseorang memiliki kecantikan dan panjang umur?
3. Mengapa setiap orang berbeda-beda satu dengan yang lainnya?
4. Apa pahala jika senang belajar Dhamma?
5. Bagaimana caranya agar hidup yang akan datang memiliki kesehatan yang baik?

Aspirasi

Berbuat baik untuk kelahiran yang akan datang, menjadi inspirasi dalam kehidupan
ini. Tuliskan aspirasimu tentang hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk kelahiran
yang akan datang lebih baik. Kemudian sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan
gurumu untuk ditandatangani dan dikembangkan dalam kehidupan.

Menyadari bahwa kelahiran berulang adalah benar adanya:


Saya bertekad untuk memperbaiki masa depanku dengan giat belajar.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 47


Pelajaran 6

Cara Menjadi Bahagia

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Buddha telah memberi tahu kita tentang fakta bahwa sesungguhnya


hidup kita bisa bahagia. Hidup bahagia dapat diraih dengan cara-cara
hidup yang benar. Cara untuk mencapai kebahagiaan sejati adalah dengan
melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Apakah itu? Mari kita simak
dalam rangkaian penjelasan berikut ini.

48 Kelas V SD
Agar paham tentang kebenaran Jalan Mulia Berunsur Delapan, berikut ini disajikan
kisah tentang akibat bila tidak memiliki pengetahuan yang benar.

Simaklah kisah berikut ini dengan baik


Akibat Ketidaktahuan
Pada suatu sore, dua ekor landak
yaitu Edak dan Egel pergi ke kebun
buah-buahan. Mereka hendak
memakan buah pir yang berjatuhan.
Edak dan Egel pun berjalan berhati-
hati. Meskipun demikian, terdengar
juga bunyi ranting terinjak kaki
mereka. Kadang-kadang mereka juga
menendang-nendang kerikil.
Siapa itu? Tiba-tiba terdengar
suara marah. Edak dan Egel terkejut
sekali sehingga duri-duri mereka
berdiri.
Cepat lari! kata Edak ketakutan.
Itu pasti Anjing galak. Tetapi Egel
tidak mendengarnya. Dia sudah lari
lebih dulu. Dengan terengah-engah,
kedua sahabat itu sampai di luar
Gambar 1 : Landak kebun.
Uf! keluh si Egel. Sayang, ya, buah pirnya. Tetapi untung juga Serigala tidak
berhasil menangkap kita. Seumur hidup aku belum pernah sekaget tadi, kata Egel.
Tadi itu Serigala? tanya Edak. Duri-durinya tegak lagi karena dia ketakutan.
Aku tidak melihatnya. Tetapi aku mengenali suaranya, jawab Egel. Ayo ke rumahku
saja. Aku masih punya makanan.
Tidak terima kasih. Aku sudah tidak kepingin makan lagi, kata Edak. Kedua sahabat
itu lalu pulang ke rumah masing-masing, dan bermimpi dikejar-kejar seekor Serigala
besar.
Seandainya mereka tidak ketakutan berlebihan, sesungguhnya mereka akan tahu
bahwa yang bersuara tadi hanyalah seekor Tikus Tanah tua. Mereka tentu akan bisa
menikmati buah pir yang berjatuhan di kebun itu. Demikianlah, akibat ketidak-tahuan,
mereka menjadi ketakutan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti.
Dengan demikian, kita bisa paham bahwa ketidaktahuan sangat merugikan bagi siapa
pun. Karena itu, kita hendaknya membuang ketidaktahuan itu dengan cara banyak
belajar tanpa putus asa.
Kisah ini menjelaskan kepada kita bahwa ketidaktahuan menyebabkan timbulnya
pikiran yang keliru. Pikiran yang keliru menyebabkan perbuatan yang tidak benar.
Perbuatan tidak benar menimbulkan ketidakbahagiaan. Ketidaktahuan harus dikikis
dengan berusaha yang benar. Usaha yang benar adalah bila disertai perhatian dan
konsentrasi yang benar. Dalam kisah tadi, seandainya si Edak dan Egel penuh perhatian,

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 49


dan kosentrasi, tidak akan timbul pengertian yang salah, yaitu Tikus disangka Serigala,
yang menyebabkan mereka ketakutan tanpa alasan.
(Disadur dengan perubahan dari buku Kumpulan Dongeng Binatang 1, hlm 20)

Pertanyaan:
1. Apakah judul cerita di atas?
2. Siapakah Edak dan Egel?
3. Di manakah kisah tersebut terjadi?
4. Mengapa kedua binatang itu ketakutan?
5. Bagiamana cara terbaik menghilangkan rasa takut?
6. Tuliskan tigsa contoh cara agar kamu bisa bahagia?
7. Nilai-nilai karakter apakah yang dapat kamu tiru pada cerita di atas?
8. Karakter apakah yang tidak boleh kamu tiru pada cerita di atas?

Tugas:
Ceritakan kembali kisah di atas di depan kelas dengan bahasamu sendiri!

Ajaran Buddha

Cara Menjadi Bahagia


Cara menjadi bahagia berdasarkan aja-
ran Buddha adalah dengan melaksana-
kan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dalam
Dhammapada 273, Buddha menyatakan
bahwa, Di antara semua jalan, Jalan Mu-
lia Berunsur Delapan adalah jalan yang
terbaik, ...
Selanjutnya dalam ayat 275, Buddha me-
nyatakan bahwa, Dengan mengikuti Jalan
ini, engaku dapat mengakhiri penderitaan.
.... Jalan Mulia Berunsur Delapan ini dapat
diibaratkan seperti peta yang berfungsi
sebagai petunjuk arah, yaitu arah menca-
pai kebahagiaan sejati. Apakah Jalan Mulia
Berunsur Delapan itu?
Gambar 2 : Jalan Mulia Berunsur Delapan

50 Kelas V SD
a. Pengertian Benar
Pengertian benar adalah mengerti
sebagaimana apa adanya. Bagi seorang
pelajar, pengertian benar adalah tahu
tentang tugas dan kewajiban sebagai
pelajar. Tugas pokok seorang pelajar
adalah belajar, maka kewajiban seorang
pelajar adalah belajar. Jika seorang
pelajar sibuk bermain game, nonton TV,
sampai lupa tugas dan kewajibannya
berarti belum memiliki pengertian
benar. Karena itu pengertian benar
Gambar 3 : siswa yang tahu akan tugas- harus terus dikembangkan.
nya sebagai pelajar

b. Pikiran Benar
Pikiran benar adalah pikiran yang penuh
kebajikan. Pikiran yang penuh cinta
kasih, bebas dari rasa egois. Pikiran
yang selalu diliputi keinginan untuk
selalu rajin, jujur, penuh semangat,
berani bertanggung jawab, menghargai
perbedaan dan pikiran positif lainnya
juga termasuk dalam pikiran benar.
Pikiran benar sangat penting karena
dengan pikiran benar maka ucapan dan
perbuatan yang dilakukan pun akan
Gambar 4 : siswa yang berpikir ingin
ikut benar.
membantu ayah dan ibu.

c. Ucapan Benar
Ucapan benar adalah ucapan yang
berguna dan disampaikan secara
sopan dan santun serta tepat
waktu. Ucapan harus dilakukan
dengan sopan dan santun agar tidak
menyakiti hati orang lain. Ucapan
yang berguna misalnya berdiskusi
tentang cara-cara merayakan Waisak
yang baik dan benar. Sebaliknya
ucapan yang tidak berguna termasuk
sebagai ucapan yang tidak benar,
misalnya bergunjing membicarakan Gambar 5 : siswa yang sedang menghibur
kejelekan orang lain, membual dan temannya yang tidak naik kelas
sejenisnya.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 51


d. Perbuatan Benar
Perbuatan benar adalah perbuatan
yang berguna dan tidak merugikan
siapa pun. Belajar sungguh-sungguh
adalah contoh perbuatan benar,
karena dengan belajar sungguh-
sungguh kesuksesan akan tercapai.
Menolong orang yang kesusahan
adalah perbuatan benar karena akan
membuahkan persaudaraan dan kasih
sayang dari orang lain. Antri ketika
masuk kelas adalah bentuk perbuatan
benar, karena mengondisikan Gambar 6 : siswa yang sedang
ketertiban dan kedamaian. Menjalankan mengerjakan piket kelas
piket kelas adalah perbuatan benar
karena kelas menjadi bersih, rapi dan sehat. Demikianlah, perbuatan benar
dapat dikembangkan di segala tempat, baik di rumah, sekolah, maupun tempat-
tempat lainnya.
e. Mata Pencaharian Benar
Mata pencaharian benar artinya
mencari nafkah dengan cara-cara yang
benar. Mencari nafkah yang benar
adalah nafkah yang diperoleh dengan
cara-cara yang halal, tidak merugikan
makhluk lain. Nafkah yang diperoleh
dengan tidak melanggar Pancasila
Buddhis adalah mata pencaharian
yang benar. Seorang pelajar belum
mencari nafkah, tetapi dalam hal ini
Gambar 7 : siswa yang sedang membantu dapat diartikan sebagai cara-cara
ayah berjualan kue memperoleh sesuatu dengan cara yang
benar. Misalnya, mendapatkan uang
saku dengan cara yang benar. Dalam hal memperoleh nilai yang tinggi, seorang
pelajar hendaknya memperolehnya dengan cara-cara yang benar yaitu hasil
dari belajar yang giat dan tekun, bukan hasil menyontek.
f. Daya Upaya Benar
Daya upaya benar artinya berupaya
sekuat tenaga untuk menjadi orang
yang lebih baik. Usaha-usaha untuk
menjadi orang yang lebih baik dapat
dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya, sekuat tenaga harus berbuat
baik meskipun ada yang menghina
dan mencelanya. Berbuat baik harus
selalu dilatih karena jika tidak berlatih
berbuat baik, akan sulit untuk menjadi
Gambar 8 : siswa yang rajin merapikan
tempat tidur setiap pagi
orang baik. Berbeda dengan perbuatan
buruk. Berbuat buruk meskipun tidak

52 Kelas V SD
latihan, ia mudah dilakukan. Oleh karena itu, agar tidak terjebak pada perbuatan
buruk, kita harus terus melatih diri berbuat banyak kebajikan. Inilah daya upaya
yang benar untuk memperbaiki diri agar hidup kita lebih baik di masa depan.
g. Perhatian Benar
Perhatian benar artinya selalu sadar dan
waspada tentang apa yang kita pikirkan,
ucapkan, dan lakukan. Perhatian
benar sangat diperlukan dalam segala
kegiatan. Misalnya dalam belajar
membaca. Ketika membaca tanpa
disertai perhatian yang benar, maka apa
yang dibaca menjadi keliru. Demikian
juga ketika mendengar, mendengarkan
penjelasan guru tanpa perhatian akan
berakibat ketidaktahuan informasi.
Demikian juga ketika mengendarai Gambar 9 : siswa yang sedang menyimak
kendaraan, berjalan, maupun aktivitas penjelasan guru
lainnya bila tidak disertai perhatian
yang benar maka akan berakibat buruk. Menyadari pentingnya perhatian benar
ini, sudah selayaknyalah kita terus menjaga perhatian benar ini dalam segala
aktivitas yang kita lakukan.

h. Konsentrasi Benar
Konsentrasi benar berarti menjaga
pikiran untuk bisa berkonsentrasi.
Pikiran yang penuh konsentrasi adalah
pikiran yang penuh perhatian dan dijaga
dengan usaha yang benar. Kosentrasi
yang baik dan benar membuat kita
lebih mudah memahami segala sesuatu.
Konsentrasi benar membuat kita lebih
damai karena kita dapat terhindar dari
perilaku yang salah.

Gambar 10 : siswa yang sedang duduk hening

Rangkuman

Cara untuk menjadi orang yang berbahagia adalah dengan mempraktikkan


Jalan Mulia Berunsur Delapan dalam kehidupan kita sehari-hari. Jalan Mulia
Berunsur Delapan terdiri atas Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar,
Perbuatan Benar, Mata Pencaharian Benar, Daya Upaya Benar, Perhatian Benar,
dan Konsentrasi Benar.
Jalan ini adalah jalan yang terbaik di antara semua jalan. Jalan ini adalah satu-
satunya jalan menuju kebahagiaan sejati (Nibbana). Dengan mengikuti Jalan ini,
siapa pun akan dapat mengakhiri penderitaan.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 53


Kecakapan Hidup

Mempraktikan Jalan
Kerjakan tabel Mempraktikkan Jalan berikut ini dengan memberi tanda centang
pada kolom pilihan Selalu, Sering, Kadang-kadang, atau Tidak Pernah sesuai
keadaan kamu yang sebenarnya.
Jawaban
No Pertanyaan
Selalu Sering Kadang Tidak
1 Apakah kamu mengerti
tugas dan kewajiban
kamu sebagai pelajar dan
melaksanakannya?
2 Apakah kamu sudah bisa
membedakan benar dan
salah, serta baik dan
buruk?
3 Apakah kamu sudah
berlatih berbicara yang
benar, jujur, dan sopan?
4 Apakah kamu sudah
berbuat baik?
5 Apakah kamu mencapai
prestasi dengan cara-cara
yang benar?
6 Apakah kamu selalu
berusaha menjadi anak
yang baik?
7 Apakah kamu sudah
memperhatikan dengan
saksama ketika melakukan
sesuatu?
8 Apakah kamu sudah
berlatih meditasi?

Jika jawaban kamu masih banyak Tidak atau Kadang, kamu harus terus berlatih
memperbaiki diri. Jika jawaban kamu sudah banyak Selalu atau Sering selamat,
kamu telah berhasil Mempraktikkan Jalan. Kembangkan terus agar kamu tetap hidup
bahagia.

54 Kelas V SD
Ayo, Bermain

Huruf Misterius
Permainan Huruf Misterius adalah permainan untuk menguji ketelitian dan kejelian
kamu. Permainan ini juga untuk menguji kemampuan menyusun sesuatu yang baru
berdasarkan pengalaman yang kamu miliki. Perhatikan petunjuk permainannya.
Temukan huruf yang tepat dalam tabel di bawah ini dengan membaca kode kombinasi
angka dan huruf pada soal.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A C F F H H O A V Y
B H E Z D L Q Z W X
C W W F W F I W W W
D P F N F Q Z F F F
E X X W X T W X B X
F Z Z Z G W P Z W Z
G Q F X W Z X F Q U
H F K Z P X Z M X W
I V Z S X R W Q Z Z

1. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
D1 B2 D3 F4 B2 I5 E5 C6 A7 D3 E8 B2 D3 A7 I5
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
G9 A1 A7 H4 A7 D3 B2 D3 A7 I5
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
D1 B2 I5 E8 G9 A7 E5 A7 D3 E8 A7 C6 H2
4. ... ... ... ... ... ... ... ...
H7 B2 B4 C6 E5 A7 I3 C6

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 55


Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 6.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Hendaklah ia menjaga ucapan dan mengendalikan pikiran dengan baik serta
tidak melakukan perbuatan jahat melalui jasmani. Hendaklah ia memikirkan
tiga saluran perbuatan ini, memenangkan Jalan yang telah dibabarkan oleh
Para Suci.
Dhammapada 281

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa sebabnya orang dianjurkan menjaga ucapan dan mengendalikan pikiran?
3. Apa yang dimaksud menjaga ucapan?
4. Siapa orang-orang yang dapat mencapai Jalan?
5. Apa akibatnya jika hidup tidak sesuai Jalan?

56 Kelas V SD
Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Kebahagiaan sejati dapat diraih dengan melakasanakan ....
a. ajaran Buddha c. Hukum Karma
b. Jalan Tengah d. Empat Kebenaran
2. Pemikiran yang penuh welas asih adalah contoh pelaksanaan ....
a. pengertian benar c. pikiran benar
b. ucapan benar d. perbuatan benar
3. Contoh berkata benar kepada kedua orang tua adalah ....
a. Siap Bos! c. Siap Coy!
b. Siap Bro! d. Baik, Bu.
4. Perbuatan benar ketika makan adalah ....
a. makan tanpa sisa c. mencuci piring
b. memilih-milih makanan d. menyisakan makanan
5. Meraih prestasi dengan belajar sungguh-sungguh adalah ....
a. daya upaya benar c. pengertian benar
b. konsentrasi benar d. meditasi benar

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Apa yang dimaksud pengertian benar?
2. Mengapa kita harus memiliki pengertian yang benar?
3. Bagaimana cara melakukan perhatian benar dalam belajar?
4. Bagaimana cara berdaya upaya benar untuk menjadi juara kelas?
5. Bagaimana cara berucap benar ketika berbicara dengan orang tua?

Aspirasi

Setelah kamu mempelajari tentang konsep Jalan Mulia Berunsur Delapan ini,
tuliskan aspirasimu di buku tugas. Kemudian sampaikan aspirasimu kepada orang tua
dan gurumu untuk ditandatangani dan dinilai.

Menyadari bahwa kebahagiaan dapat diraih,


Saya bertekad untuk belajar berbuat baik, bermeditasi, dan menjadi bijak.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 57


Ulangan Semester 1
I. Pilihlah jawaban, a, b, c, atau d yang paling tepat!
1. Ajaran Buddha tentang Lima Hukum Semesta terdapat dalam kitab ....
a. Niyama-dipani c. Abhidhamma
b. Dhammapada d. Udana

2. Utu Niyama dalam Ilmu pengetahuan modern dipelajari sebagai ....


a. Ilmu Bumi c. Geografi
b. Ilmu Pengetahuan Sosial d. Ilmu Kimia Fisika

3. Hukum tertib semesta berkenaan dengan tumbuh kembangnya pepohonan dalam


ilmu modern dipelajari sebagai ilmu ....
a. Geografi c. Botani
b. Biologi d. Geologi

4. Hukum yang mengatur tertib bekerjanya pikiran dalam agama Buddha adalah ....
a. Uttu Niyama c. Dhamma Niyama
b. Citta Niayama d. Bija Niyama

5. Kebenaran tentang fakta adanya dukkha adalah kebenaran yang harus....


a.
dimengerti c. dilenyapkan
b.
dijalani d. dibiarkan

6. Tercapainya Nibbana juga berarti ....


a. munculnya dukkha c. lenyapnya dukkha
b. hadirnya dukkha d. diterimanya dukkha

7. Lenyapnya dukkha akan tercapai bila melaksanakan ....


a. dukkha c. lenyapnya dukkha
b. sebab dukkha d. Jalan Mulia Berunsur Delapan

8. Dukkha terus muncul jika, masih ada ....


a.
sakit c. kebodohan
b.
kehidupan d. kecewa

9. Ketika ingin memiliki sepeda baru, tetapi orang tua tidak bisa membeli, biasanya
muncul kesedihan. Penyebab kesedihan dalam hal ini sesungguhnya adalah ....
a. ingin beli sepeda c. tidak mampu beli
b. sepedanya mahal d. belum bisa naik sepeda

10. Agar tidak muncul banyak kekecewaan jalan terbaik adalah dengan cara....
a. mengurangi keinginan c. menghilangkan keinginan
b. menghitung keinginan d. menjumlah keinginan

11. Kita tidak bisa menyalahkan orang ketika berbuat salah selamanya, karena ....
a. bisa berubah baik c. dilarang agama
b. berakibat masuk neraka d. dilarang negara

58 Kelas V SD
12. Kisah Cittahattha adalah contoh perubahan berupa ....
a. baik menjadi buruk c. buruk menjadi baik
b. cantik menjadi jelek d. jelek menjadi cantik

13. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk menjadi baik atau buruk, ini
dimungkinkan karena adanya hukum ....
a. karma c. anatta
b. anicca d. niyama

14. Setiap orang saling membutuhkan, saling bergantung satu sama lain. Ini adalah
fakta tentang hukum ....
a. karma c. anatta
b. anicca d. niyama

15. Tidak ada yang perlu disombongkan ketika kita berhasil meraih prestasi, karena....
a. prestasi tidak dapat diraih tanpa bantuan orang lain
b. prestasi adalah pemberian yang maha kuasa
c. prestasi adalah hasil kerja keras dan keuletan pribadi
d. prestasi adalah keberhasilan yang biasa saja

16. Ajaran Buddha yang menjelaskan tentang sebab akibat perbuatan adalah ....
a. Lima Niyama c. Tiga Ciri Keberadaan
b. Hukum Karma d. Empat Kebenaran Mulia

17. Perbuatan dapat disebut sebagai karma baik bila ....


a. berdasarkan niat c. didasarkan pada niat baik
b. tidak didasari niat d. didasarkan niat tidak baik

18. Hukum karma disebut adil karena ....


a. diajarkan Buddha c. tidak bisa dibantah
b. berlaku bagi umat Buddha d. tidak memihak

19. Pikiran yang damai dapat terwujud jika pikiran tersebut dipenuhi ....
a. cinta kasih c. pilih kasih
b. kerinduan d. harapan

20. Kecanduan game adalah karma buruk yang akan menimbulkan sifat ....
a. pemarah c. jengeng
b. pemalas d. egois

21. Manusia dapat terlahir di alam binatang bila perbuatannya selalu didasari oleh ....
a. kebodohan c. kebencian
b. keserakahan d. iri hati

22. Terlahir sebagai manusia yang pendek umur akibat kehidupan lalu suka melakukan
....
a. pencurian c. bohong
b. ucapan kasar d. pembunuhan

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 59


23. Kalayakkhini terlahir sebagai peri, dengan kekuatan ....
a. kebodohan c. kebencian
b. keserakahan d. iri hati

24. Kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan ....


a.
kebodohan c. kebencian
b.
keserakahan d. iri hati

25. Terlahir di surga menjadi dewa, karena berhasil melaksanakan ... dengan baik.
a. Sila ` c. Samadhi
b. Dana d. Metta

26. Memahami kebenaran sebagaimana adanya adalah contoh memiliki ....


a. pandangan benar c. ucapan benar
b. pikiran benar d. perbuatan benar

27. Mata pencaharian yang sesuai dengan ajaran Buddha adalah ....
a. dagang racun c. menjual pakaian
b. menjual daging d. menjual senjata

28. Siswa Buddha yang baik belajar melaksanakan daya upaya benar untuk menjadi
....
a. orang kaya c. orang berguna
b. terkenal d. dihormati

29. Meskipun memiliki pembantu, kita dapat berbuat benar setelah bangun tidur
dengan cara ....
a. mencuci piring c. merapikan tempat tidur
b. membantu ibu di dapur d. memakai baju sendiri

30. Uang saku yang diberikan orang tua kita, agar menjadi berkah sebaiknya ....
a. dibelikan mainan kesukaan c. mentraktir teman-teman
b. didanakan semua d. ditabung dan didanakan

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Tuliskan tiga contoh peristiwa yang terjadi berdasarkan hukum Uttu Niyama!
2. Jelaskan fungsi hukum Kamma Niyama!
3. Bagaimana cara kita agar hidup sesuai hukum alam (Niyama)?
4. Mengapa memiliki perilaku yang baik merupakan bentuk kebahagiaan?
5. Bagaimana langkah-langkah agar dapat mengakhiri dukkha sesuai ajaran Buddha?
6. Mengapa dikatakan bahwa dengan adanya hukum perubahan dapat memberikan
harapan bagi kita?
7. Mengapa apa pun yang kita miliki tidak kekal?
8. Apa yang menyebabkan seseorang menjadi hina dan mulia?

60 Kelas V SD
9. Apa sikap terbaik ketika sedang memetik karma buruk?
10. Mengapa tanpa sengaja menginjak semut dan mati tidak disebut karma?
11. Apa alasan kita percaya hukum kelahiran kembali?
12. Dimana makhluk-mahkluk dapat terlahir kembali?
13. Tuliskan tiga contoh ucapan benar!
14. Tuliskan tiga contoh perhatian yang benar!
15. Bagaimana cara agar dapat meraih prestasi dengan benar?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 61


Pelajaran 7

Petapa Siddharta Berguru

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Petapa Siddharta adalah seorang Pangeran yang berasal dari


suku Sakya. Setelah melepaskan pakaian kebesaran sebagai
Putra Mahkota dan mengenakan jubah sebagai seorang
petapa, Beliau berguru pada orang bijaksana hingga mencapai
kemampuan memahami cara meditasi dan sebab kehidupan
yang baik dan buruk. Karena belum memuaskan dengan apa
yang Ia cari, akhirnya Ia meninggalkan guru-guru-Nya. Dalam
mencari guru yang pandai, Petapa Siddharta bertemu dengan
seorang raja yang agung bernama Bimbisara. Nah, bagaimana
Petapa Siddharta mencari guru yang bijaksana?

62 Kelas V SD
Simaklah kisah berikut ini dengan baik
Anak Desa yang Pintar
Sari seorang anak desa. Dia tinggal
di sebuah desa terpencil yang jauh
dari kota. Desa tempat tinggal Sari
dikelilingi oleh pesawahan, dan
hutan tempat orang-orang desa
mencari kayu bakar. Sebuah sungai
berair jernih mengalir di pinggir
sawah. Sungai itu tempat Sari dan
orang-orang desa mencuci piring,
pakaian. dan juga tempat mandi
yang menyegarkan. Ikan-ikan kecil
terlihat berenang dengan lincah di
Gambar 1 : Anak desa yang rajin bersekolah
dalam air. Sari dan teman-temannya
sering berusaha menangkap ikan-ikan itu. Tapi ikan-ikan itu sangat gesit menghindar.
Sulit untuk ditangkap.
Di desa Sari belum ada sekolah. Oleh karena itu, Sari bersekolah di desa tetangga.
Jarak tempat tinggal Sari dengan sekolahnya sejauh dua kilometer. Setiap hari Sari dan
anak-anak lain dari desanya berjalan kaki menuju sekolah. Mereka harus melewati
hutan kecil dan pematang sawah agar sampai di sekolah. Bila musim hujan tiba Sari
dan teman-temannya berpayung daun pisang menuju sekolah. Sepatu dan kaus kaki
harus dilepas dan dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak basah. Walau turun
hujan, Sari dan kawan-kawannya tetap semangat ke sekolah
Setiba di sekolah, mereka masuk ke kelas masing-masing. Sari masuk ke kelas
lima. Gedung sekolah Sari sudah mulai lapuk. Atapnya banyak yang bocor. Meja dan
bangkunya reyot dan banyak coret-coretan. Lantainya pecah-pecah. Debu mengendap
di sela-sela pecahan lantai. Saat angin bertiup, debu itu terangkat dan terbang ke udara.
Kalau masuk ke dalam hidung, akan menyebabkan bersin-bersin.
Suatu hari Pak Budi mengumumkan bahwa akan diadakan lomba Cerdas Tangkas
antar-SD di kecamatan. Guru-guru akan memilih murid yang paling pintar dari anak
kelas lima dan kelas enam untuk mengikuti Cerdas Tangkas itu. Murid yang terpilih
harus mempersiapkan diri. Mereka harus lebih banyak belajar dan berlatih mengerjakan
soal. Lomba Cerdas Tangkas itu akan diadakan dua bulan lagi. Untuk itu, siswa yang
terpilih nanti harus mempersiapkan diri dengan baik.
Percuma kita mengikuti Cerdas Tangkas itu. Kita pasti tak akan bisa menang, kata
Jono saat jam istirahat. Jono, Sari, dan kawan-kawannya sedang mencari ubi di bekas
ladang dekat sekolah. Ubi itu akan mereka bakar. Jono dan banyak temannya adalah
anak orang miskin. Mereka tidak punya uang jajan. Makanya untuk mengganjal perut,
mereka mencari ubi.
Kenapa kau bilang begitu, Jon? tanya Arwin.
Ya, jelas kita tidak akan sanggup mengalahkan sekolah lain. Gedung sekolah mereka
bagus, buku-bukunya lengkap. Banyak dari mereka anak orang kaya. Mereka pintar-
pintar. Melihat mereka saja kita sudah minder duluan, jelas Jono. Kawan-kawannya
mengangguk menyetujui pendapat Jono.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 63


Selama ini kita memang tidak pernah menang. Kita selalu jadi urutan terbawah
setiap lomba Cerdas Tangkas, timpal Rendi.
Makanya kita harus belajar lebih giat agar bisa menang, sahut Sari.
Tidak mungkin kita bisa mengalahkan sekolah lain, Sar. Mereka jauh lebih dalam
segala hal. Lihat sekolah kita, sebentar lagi mungkin ambruk, kata Jono. Sari terdiam.
Percuma kalau membantah. Tapi dalam hati Sari bertekad, kalau dia terpilih jadi peserta
lomba Cerdas Tangkas itu, Sari akan berusaha melakukan yang terbaik.
Keesokan harinya Pak Budi mengumumkan bahwa yang akan mengikuti Cerdas
Tangkas dari sekolah mereka adalah Erna dan Ani dari kelas enam, serta Sari yang
masih kelas lima.
Ayo, tepuk tangan, dong. Kasih semangat buat teman kita yang mau bertanding, seru
Pak Budi. Murid-murid bertepuk tangan dengan enggan. Tidak ada dukungan semangat.
Mereka merasa sekolah mereka sudah kalah lebih dulu sebelum bertanding. Melihat itu
Sari, Erna, dan Ani tersenyum kecut. Walaupun begitu mereka berjanji akan berusaha
sebaik-baiknya. Ketiga murid yang terpilih itu berlatih sungguh-sungguh. Mereka rajin
mengerjakan soal-soal pelajaran. Guru-guru juga membantu dan mendukung dengan
baik. Pak Budi sering memberikan semangat membuat Sari, Erna, dan Ani makin rajin
dan bertekad melakukan yang terbaik.
Saat pertandingan tiba. Sari, Erna, dan Ani sudah siap menjawab setiap pertanyaan.
Peserta dari sekolah lain juga tampak siap di samping mereka. Pertanyaan demi
pertanyaan dilontarkan. Sari, Erna, dan Ani berusaha menjawab dengan gesit dan
benar. Tapi peserta dari sekolah lain juga tidak mau kalah. Terjadi susul menyusul
dalam perolehan angka. Tapi akhirnya Sari, Erna, dan Ani berhasil mengumpulkan
angka terbanyak. Mereka bersorak kegirangan. Lalu berpelukan penuh rasa syukur dan
bangga. Sari, Erna, dan Ani berhasil keluar sebagai juara pertama.
Ketika teman-teman mereka yang lain mendengar kabar kemenangan itu, banyak
yang tidak percaya. Tapi ketika keesokan harinya, Kepala Sekolah mengumumkan secara
resmi, semua murid bersorak kegirangan dan bertepuk tangan. Mereka menyalami
Sari, Erna, dan Ani.
Hebat kalian, puji Jono sambil menyalami ketiga temannya yang pintar itu.
Makanya tidak boleh menyerah sebelum melakukan usaha terbaik, sahut Sari.
Benar, Sar. Mulai sekarang aku akan belajar dengan rajin walaupun sekolah kita
lebih jelek dari sekolah lain, janji Jono.
Berkat kemenangan dalam lomba Cerdas Tangkas itu, sekolah mereka jadi terkenal.
Pada suatu hari, Bupati datang berkunjung. Bupati memberi selamat atas kemenangan
sekolah itu dalam lomba Cerdas Tangkas. Bupati juga memerintahkan agar sekolah
itu diperbaiki dan jalan-jalan desa diaspal. Setelah diperbaiki, sekolah itu jadi tampak
megah dan indah. Sari dan kawan-kawannya makin rajin datang ke sekolah dan belajar
dengan giat. Jalan-jalan desa juga sudah diaspal. Dengan demikian, jalan itu sudah bisa
dilalui kendaraan. Sari dan kawan-kawannya tidak perlu lagi berjalan kaki ke sekolah.
Sekarang mereka sudah naik angkutan desa. Betapa senangnya hati Sari.
~Disadur dari harian Analisa 18 Des 2011

64 Kelas V SD
Pertanyaan:
1. Apa lomba yang diikuti oleh anak-anak SD?
2. Mengapa mereka sempat minder?
3. Siapa yang memberi semangat mereka?
4. Apa yang membuat mereka bisa menjadi juara?
5. Bagaimana perasaan anak-anak saat diumumkan oleh kepala sekolah?
6. Nilai-nilai karakter apakah yang dapat kamu tiru pada cerita di atas?

Tugas:
Ceritakan kembali kisah di atas dengan bahasamu sendiri.

Ajaran Buddha

Masa Petapa Siddharta Berguru


A. Pertemuan dengan Raja Bimbisara
Amatilah gambar di bawah ini. Diskusikan dengan temanmu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dengan benar!

Kalau tawaranku tidak diterima,


yah, apa boleh buat. Tetapi harap
Anda berjanji untuk terlebih dulu
mengunjungi Rajagaha apabila
kelak berhasil menemukan obat
tersebut.

Gambar 2 : Pertemuan Petapa Siddharta dengan Raja Bimbisara

1. Gambar di atas menceritakan kejadian apa?


2. Bagaimana pengaruhnya terhadap kebiasaan orang yang hidup di lingkungan
seperti ini?
3. Bagaimana kisah cerita pertemuan mereka?
4. Dapatkah hal tersebut terjadi pada kehidupan sekarang?
5. Apa pengaruh lingkungan sekitarmu terhadap perkembangan dirimu sendiri?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 65


B. Berguru pada Alara Kalama
Setelah bertemu dengan Raja Bim-
bisra, Petapa Siddharta melanjutkan
perjalanan untuk mencari kebahagiaan
tertinggi (Nibbna). Dalam perjalanan
tersebut, Beliau tiba di tempat kediaman
seorang guru agama bernama Alara dari
suku Klma.
Sesampainya di tempat kediaman Alara
Kalama, Petapa Siddharta mengajukan
permohonan, O Sahabat, engkau yang be-
rasal dari suku Klma, Aku ingin men-
jalani kehidupan suci sesuai caramu.
Alara mengabulkan permohonan itu den-
Sumber : www.paasurrey.wordpress.com gan mengucapkan kata-kata dukungan
Gambar 3 : Petapa Siddhata berguru pada Alara yang tulus, O Sahabat mulia, mari ber-
kalama. gabung bersama kami! Dengan cara yang
kami jalani, seseorang yang tekun akan dapat memahami pandangan gurunya
dalam waktu singkat dan dapat mempertahankan kebahagiaan.
Dengan kecerdasan-Nya, Petapa Siddharta dapat dengan mudah mempelajari
dan mempraktikkan ajaran Alara. Hanya dengan mengulangi kata-kata guru-Nya
dengan sedikit gerakan bibir, Petapa Siddharta mencapai tahap di mana Beliau
dapat mengatakan, Aku telah mengerti! Ia membuat pernyataan, Aku telah
mengerti! Aku telah melihat ajarannya! dan pemimpin aliran beserta siswa-siswa
lainnya menerima pernyataan-Nya.
Alara berkata dengan penuh kegembiraan, Kami telah menyaksikan dengan
mata kepala sendiri seorang petapa yang sangat cerdas seperti diri-Mu. Adalah
keuntungan besar bagi kami, Sahabat! Di dunia yang dikuasai oleh pikiran jahat
sifat iri hati (iss) yaitu rasa cemburu yang disebabkan oleh kesejahteraan dan
keberuntungan orang lain. Alara si pemimpin aliran, sebagai seorang mulia yang
bebas dari rasa iri hati, secara terbuka mengungkapkan pujian terhadap Petapa
Siddharta yang memiliki kecerdasan, cepat belajar yang tiada bandingnya. Sebagai
seorang yang memiliki kejujuran dan keinginan untuk memuji mereka yang patut
dipuji (chanda), dialah Alara, guru mulia yang memiliki kebijaksanaan tanpa cela
yang patut diteladani.
Setelah berusaha dan berhasil mencapai meditasi tingkat tinggi. Mula-mula berdiam
dalam pencapaian itu dan menikmatinya. Beliau melihat dengan jelas kekurangan
yang terdapat dalam pencapaian tersebut, yaitu tidak dapat membebaskan dari
lingkaran penderitaan. Beliau menjadi tidak tertarik dalam melatih pencapaian
ini. Karena pencapaian ini tidak dapat membebaskan dari penderitaan (Nibbana).
Beliau tidak tertarik lagi dan pamit meninggalkan Alara Kalama sebagai guru
pertamanya.
C. Beguru pada Udaka Ramaputta
Setelah meninggalkan guru pertamanya yaitu Alara Kalama, Beliau pergi
mengembara hingga akhirnya tiba di tempat kediaman seorang pemimpin
sebuah aliran lain, Udaka putra Rma (Uddakka Ramaputta). Beliau mengajukan

66 Kelas V SD
permohonan ingin menjalani kehidupan
suci sesuai caranya. Permohonan
tersebut diterima dengan baik. Jika
ajaran-ajaran ini dipraktikkan dengan
sungguh-sungguh dengan tekun, akan
memungkinkan dalam waktu singkat
menguasai kekuatan batin luar biasa
(abhinn). Bila mengikuti cara dan
pandangan guru (cariya-vda) akan
hidup berbahagia. Dengan cerdas dan
Sumber: www.paasurrey.wordpress.com
ulet Petapa Siddharta tidak membuang-
Gambar 4 : Petapa Siddhata berguru dengan Uddaka
buang waktu untuk mempelajari ajaran-
Ramaputra
ajaran dan mempraktikkan latihan
sehingga dalam waktu singkat Petapa
Siddharta mampu mengerti dengan jelas ajaran Uddakka Ramaputta. Hal ini diakui
oleh Uddakka dan siswa-siswa lainnya.
Petapa Siddharta mendekati Udaka si pemimpin aliran dan bertanya, O Sahabat,
sampai sejauh manakah ayahmu, Rma guru besar, mengatakan mengenai
penembusan ajarannya oleh dirinya? Uddakka menjawab bahwa ayahnya telah
mencapai Jhna tingkat tinggi yang disebut tingkat pencerapan pun bukan
tidak pencerapan (Nevasannvsannyatana Jhna). Petapa Siddharta berkata,
Sahabat, Aku juga telah mencapai tingkat tersebut dan berdiam di sana penuh
kebahagiaan.
Sebagai seorang mulia yang telah bebas dari noda batin iri hati (iss) dan sifat egois
(micchariya), Uddakka Ramaputta telah menyaksikan sendiri bahwa ada seorang
petapa yang sangat cerdas seperti Petapa Siddharta, sehingga Uddakka berkata,
Keuntungan besar bagi kami, memiliki Sahabat seperti Anda! Akhirnya, Uddakka
Ramaputta menyerahkan seluruh kelompok aliran tersebut kepada Petapa
Siddharta dan mengangkat-Nya sebagai guru bagi kelompoknya.
Pencapaian meditasi tingkat tinggi yang disebut tahap pencerapan pun dilihat
dengan jelas oleh Petapa Siddharta bahwa hal ini masih berada dalam lingkaran
penderitaan. Pencapaian ini tidak dapat mengakhiri lingkaran penderitaan dari usia
tua, sakit, dan kematian. Akhirnya, Beliau pun meninggalkan Uddakka Ramaputta
karena pencapaiannya hanyalah sebatas di alam duniawi yang belum terbebaskan
dari bahaya kelahiran, usia tua, dan kematian.

Rangkuman

Petapa Siddharta (disebut juga Petapa Gotama) berguru kepada Alara Kalama
dan Uddakka Ramaputta. Karena cerdas dan tekun dalam belajar, dalam waktu
singkat sudah dapat menyamai kepandaian gurunya dan dapat menyerap ajaran
tentang cara meditasi tinggi. Meskipun demikian karena apa yang dipelajari dan
dicapainya belum bisa mengatasi usia tua, sakit dan mati, Beliau pun meninggalkan
kedua gurunya tersebut.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 67


Kecakapan Hidup

Setelah kamu menyimak cerita di atas, diskusikan dengan temanmu. Majulah ke


depan kelas, kemudian:
1. Ceritakan hal-hal yang sudah kamu pahami dengan baik!
2. Ceritakan bagaimana perilaku Petapa Siddharta kepada guru!
3. Ceritakan apa yang harus kamu lakukan dalam belajar kepada guru!

Tugas:
1. Simak jawaban teman atau gurumu dan catat pada lembar kerjamu!
2. Tulislah pengalaman hidupmu di buku tugasmu untuk diberitahukan kepada orang
tua dan gurumu untuk dinilai!

Kegiatan
Catatlah hal-hal yang utama berhubungan dengan masa berguru Petapa Siddharta
dengan Alara Kalama!
1. Sikap Petapa Siddharta terhadap gurunya
2. Sikap Alara Kalama ketika Petapa Siddharta mengerti ajarannya
3. Pengakuan para siswa Alara Kalama dengan pencapaian Petapa Siddharta
4. Perasan Alara Kalama setelah ditinggalkan Petapa Siddharta:
5. Sikap kamu bila sudah mengerti pelajaran yang diberikan gurumu.

Ayo, Asah Otak

Teka Teki Silang


Carilah jawaban pernyataaan di bawah ini dengan menuliskannya pada kotak teka-
teki!

Pertanyaan Menurun Pertanyaan Mendatar


1. Tuhan Yang Maha Esa 1. Sifat egios
dalam agama Buddha 2. Nama lain Pohon Bodhi
2. . Kasih
3. Nama kitab suci nikaya
3. Istilah meditasi
4. Beramal 4. Alara .
5. Lawan Karma (istilah 5. Raja Magadha
dalam Islam)

68 Kelas V SD
1

2
1

3 4
2

Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 7.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 69


Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa
yang dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Jangan bergaul dengan orang jahat, jangan bergaul dengan orang berbudi
rendah; tetapi bergaullah dengan sahabat yang baik, bergaullah dengan orang
yang berbudi luhur.
(Dhammapada78)

Pertanyaan Pelacak.
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa yang dimaksud orang berbudi rendah dalam renungan Dhammapada di atas?
3. Apa ciri-ciri orang baik dan orang jahat dalam agama Buddha?
4. Mengapa harus bergaul dengan orang berbudi luhur?
5. Apa akibat dari bergaul dengan orang jahat?

Penilaian
Jawablah dengan benar!
1. Apa yang dicapai Petapa Siddharta saat berguru dengan Alara Kalama dan Uddakka
Ramaputta?
2. Tuliskan 2 hal yang dialami jika kamu berguru dengan orang yang bijaksana!
3. Jelaskan, mengapa Petapa Siddharta meninggalkan Alara Kalama!
4. Apa manfaat kamu mempelajari kisah perjalanan Petapa Siddharta berguru kepada
Alara Kalama?
5. Mengapa Petapa Siddharta tidak mau menggantikan gurunya?
6. Mengapa Petapa Siddharta tidak mau menggantikan Uddakka Ramaputta?
7. Mengapa Petapa Siddharta harus meninggalkan para guru-gurunya?
8. Mengapa seseorang yang sudah mencapai kemampuan abhinna belum mencapai
nibbana?

Aspirasi

Setelah kamu mempelajari tentang masa Petapa Siddharta berguru ini, tuliskan
aspirasimu tentang hal-hal yang dapat kamu lakukan di buku tugas. Kemudian sampaikan
aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan dinilai.

Menyadari bahwa tiada keberhasilan tanpa giat belajar dan bekerja, dihadapan
Buddha aku bertekad: Semoga aku dapat rajin dan disiplin menuntut ilmu.

70 Kelas V SD
Pelajaran 8

Petapa Siddharta Menyiksa Diri

Duduk Hening

Ayo kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Setelah Petapa Siddharta mengetahui cara penyiksaan diri


sangat menyakitkan bahkan dapat menimbulkan kematian,
Beliau menghentikan cara yang salah. Beliau berhenti setelah
mendapat inspirasi dari serombongan penyanyi ronggeng.
Demikian juga halnya dalam belajar atau melakukan apa pun
dalam kehidupan ini. Sesuatu yang dilakukan dengan cara yang
berlebihan akan menimbulkan kegagalan, bukan kesuksesan.
Contohnya, makan. Bila makan berlebihan akan mengakibatkan
sakit perut atau kegemukan, bila kekurangan akan kelaparan
dan kurus seperti orang kurang gizi. Anak-anak, pernahkah
kamu mendengar cerita penyiksaan diri Petapa Siddharta?
Setelah kamu mengamati gambar di bawah ini, diskusikan
dengan temanmu.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 71


Amatilah gambar di bawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan
benar!

Sumber : www.buddhasiddhartha.blogspot.com Gambar 2 : Mengumbar hawa nafsu


Gambar 1 : Bertapa menyiksa diri

Pertanyaan:
1. Gambar 1 di atas melukiskan apa?
2. Gambar 2 di atas melukiskan tentang apa?
3. Bagaimana pengaruhnya terhadap kebiasaan orang yang hidup di lingkungan
seperti ini?
4. Apa yang sedang mereka lakukan?
5. Pada Gambar 1, dapatkah hal tersebut terjadi pada kehidupan sekarang?
6. Apa pengaruh lingkungan sekitarmu terhadap perkembangan dirimu sendiri?
7. Diantara kedua gambar tersebut, manakah yang baik menurut kamu?
8. Jika kedua gambar di atas salah jika dilakukan dalam kehidupan sekarang, cara
bagaimana yang baik untuk mencapai pencerahan hidup?

72 Kelas V SD
Ajaran Buddha

Petapa Siddharta Menyiksa Diri


A. Bertapa Bersama Lima Petapa
Petapa Siddharta pergi ke Senanigama
di Uruvela. Di tempat inilah Petapa
Siddharta bersama-sama dengan lima
orang petapa, yaitu Kondanna, Bhaddiya,
Vappa, Mahanama, dan Assaji berlatih
dalam berbagai cara penyiksaan diri.
Mereka melatih diri dengan menjemur di
bawah terik matahari pada siang hari dan
Gambar 3 : Petapa Siddharta menyiksa diri pada waktu tengah malam berendam di
sungai dalam waktu yang lama. Karena masih saja belum berhasil, Petapa Siddharta
lalu melakukan latihan yang lebih berat lagi.
Ia merapatkan giginya dan menekan kuat-kuat langit-langit mulutnya sehingga
keringat mengucur ke luar dari ketiak-ketiaknya. Demikian hebat sakit yang
dideritanya sehingga dapat diumpamakan sebagai orang kuat yang gagah perkasa
memegang seorang yang lemah di kepala atau lehernya dan menekan dengan
sekuat tenaga.
Dengan sakit yang demikian hebat yang diderita tubuhnya, ia berusaha agar
batinnya jangan melekat, selalu waspada, tenang dan teguh serta ulet dalam
usahanya. Setelah berusaha beberapa lama dan melihat bahwa usaha ini tidak
membawanya ke Penerangan Agung, Ia berhenti dan mencoba cara yang lain. Ia
kemudian sedikit demi sedikit menahan napasnya sampai napasnya tidak lagi
melalui hidung atau mulut, tetapi dengan mengeluarkan suara mendesis yang
mengerikan melalui lubang telinga. Kemudian, timbul rasa sakit yang hebat sekali
di kepala dan di perut disusul dengan panas yang menjalar ke seluruh tubuh.
Selanjutnya, Ia berpuasa dan tidak makan apa-apa sampai berhari-hari atau
mengurangi makannya sedikit demi sedikit sampai hanya makan hanya beberapa
butir nasi satu hari. Tentu saja kesehatannya memburuk dan badannya kurus
sekali. Kalau perutnya ditekan, tulang punggungnya dapat dipegang dan kalau
punggungnya ditekan, perutnya dapat dipegang. Ia merupakan tengkorak hidup
dengan tulang-tulang dilapisi kulit dan dagingnya sudah tidak ada lagi. Warna
kulitnya berubah menjadi hitam dan rambutnya banyak yang rontok. Kalau berdiri,
tidak bisa diam karena kakinya gemetaran.

B. Bertemu Penyanyi Ronggeng dan Meninggalkan Cara Bertapa Menyiksa Diri


Pada suatu hari, serombongan penari ronggeng lewat dekat gubuk Petapa
Siddharta. Sambil berjalan mereka bergurau dan bergembira. Seorang di antara
mereka menyanyi dengan syair sebagai berikut.
Kalau tali gitar ditarik terlalu keras, talinya putus, lagunya hilang.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 73


Kalau ditarik terlalu kendur, ia tak dapat mengeluarkan suara.
Suaranya tidak boleh terlalu rendah atau keras.
Orang yang memainkannya yang harus pandai menimbang dan mengiranya.
Mendengar nyanyian itu, Petapa Siddharta mengangkat kepalanya dan
memandang dengan heran kepada
rombongan penyanyi ronggeng tersebut.
Dalam hatinya Ia berkata:
Sungguh aneh keadaan di dunia ini bahwa
seorang Bodhisattva (calon Buddha) mesti
menerima pelajaran dari seorang penari
ronggeng. Karena bodoh, Aku telah menarik
demikian keras tali penghidupan sehingga
hampir-hampir saja putus. Memang
seharusnya Aku tidak boleh menarik tali itu
terlalu keras atau terlalu kendur.
Mendengar syair lagu dari serombongan
(sumber : passurey.wordpress.com) penyanyi ronggeng tersebut, Petapa
Gambar 4 : petapa siddharta mendengar lagu
dari penyanyi ronggeng Siddharta kemudian menyadari bahwa cara
ini tidak membawanya ke Penerangan Agung.
Secara tiba-tiba timbul dalam batinnya, tiga buah perumpamaan yang sebelumnya tak
pernah terpikir. Beliau berpikir;
Pertama:
Kalau sekiranya sepotong kayu diletakkan di dalam air dan seorang membawa
sepotong kayu lain (yang biasa digunakan untuk membuat api dengan menggosok-
gosoknya) dan ia pikir: Aku ingin membuat api, aku ingin mendapatkan hawa
panas. Maka, orang ini tidak mungkin dapat membuat api dari kayu yang basah
dan ia hanya akan memperoleh keletihan dan kesedihan. Begitu pula para petapa
dan brahmana yang masih terikat kepada kesenangan nafsu-nafsu indra dan
batinnya masih ingin menikmatinya pasti tak
akan berhasil.
Kedua:
Kalau sekiranya sepotong kayu basah
diletakkan di tanah yang kering dan seorang
membawa sepotong kayu lain (yang biasa
digunakan untuk membuat api dengan
menggosok-gosoknya) dan ia pikir: Aku
ingin membuat api, aku ingin mendapatkan
hawa panas. Maka orang ini tidak mungkin
dapat membuat api dari kayu yang basah itu
dan ia hanya akan memperoleh keletihan
dan kesedihan. Begitu pula para petapa dan
brahmana yang masih terikat kepada
kesenangan nafsu-nafsu indera dan batinya
masih ingin Cara menikmatinya pasti juga
(sumber : survival.indonesia.wordpress.com) tak akan berhasil.
Gambar 5 : Cara membuat api dari kayu

74 Kelas V SD
Ketiga:
Kalau sekiranya sepotong kayu kering diletakkan di tanah yang kering dan seorang
membawa sepotong kayu lain (yang biasa digunakan untuk membuat api dengan
menggosok-gosoknya) dan ia pikir: Aku ingin membuat api, aku ingin mendapatkan
hawa panas. Maka, orang ini pasti dapat membuat api dari kayu yang kering itu.
Begitu pula para petapa dan brahmana yang tidak terikat kepada kesenangan
nafsu-nafsu indra dan batinnya juga tidak terikat lagi, petapa dan brahmana itu
berada dalam keadaan yang baik sekali untuk memperoleh Penerangan Agung.
Setelah merenungkan tiga perumpamaan tersebut Petapa Siddharta mengambil
keputusan untuk mengakhiri puasa. Sehabis mandi di sungai dan ingin kembali ke
gubuknya, Petapa Siddharta terjatuh pingsan di pinggir sungai. Waktu siuman, Ia
sudah tidak bisa lagi berdiri. Untung pada waktu itu lewat seorang penggembala
kambing bernama Nanda yang melihatnya sedang tergeletak kehabisan tenaga
di tepi sungai. Dengan cepat ia memberikan susu kambing sehingga dengan
perlahan-lahan tenaga Petapa Siddharta pulih kembali dan Ia dapat melanjutkan
perjalanannya ke gubuk tempat Ia bertapa. Sejak hari itu, Petapa Siddharta diberi
makan air tajin (air rebusan beras yang agak kental) untuk mengembalikan
kekuatan dan kesehatannya. Dalam waktu yang tidak lama, Petapa Siddharta sudah
dapat makan makanan yang lain sehingga kesehatannya pulih kembali.

Rangkuman

Petapa Siddharta bertapa dengan cara menyiksa diri ternyata belum mendapatkan
apa yang dicita-citakan. Justru dengan cara demikian, Petapa Siddharta hampir
saja menemui ajalnya. Akhirnya melalui perenungan yang mendalam yang
terinspirasi dari nyanyian serombongan penari ronggeng, Petapa Siddharta
mengambil keputusan untuk mengakhiri cara bertapa menyiksa diri. Petapa
Siddharta bertapa dengan jalan tengah, yaitu dengan tetap makan untuk menjaga
kondisi kesehatan tubuh.

Kecakapan Hidup

Kehidupan ini tidak bisa dijalani dengan keras, tetapi harus dijalani dengan tidak
berlebihan (jalan tengah). Jasmani sebagai penopang jiwa perlu dijaga kesehatannya.
Bila jasmani sehat, kuat, dan segar, usaha untuk mencapai tujuan akan lebih baik
dan mudah. Demikian juga batin atau pikiran perlu dijaga untuk menopang jasmani
sehingga dapat berpikir sehat.
Setelah mempelajari dan memahami kisah Petapa Siddharta menyiksa diri:
1. majulah ke depan kelas. Ceritakan apa yang kamu pahami;
2. tulislah pengalaman hidupmu di buku tugasmu untuk diberitahukan kepada orang
tua dan gurumu untuk dinilai!

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 75


Ayo, Bernyanyi

Ayo Bernyanyi

Enam Tahun Sengsara


Cipt. Bhikkhu Saddha Nyano
Enam tahun sengsara di hutan Uruvela
Sang Pangeran Siddharta melawan mara bahya
Hati siapa tak pedih badan kurus sekali
Hampir saja Bliau mati karna menyiksa diri
Waktu malam yang sunyi di bawah pohon Bodhi
Buddha sudah membasmi hawa nafsunya hati
Bulan waisak purnama waktu itu jam seblas
Beliau dapati Dhamma untuk manusia bebas
Hanya diri sendiri Buddha sudah dapati
Kebenaran sejati untuk dunia ini
Setlah dapati Dhamma pun mengenal Nibbana
Siddharta jadi Buddha yang mencurahkan berkah

Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Lagu ini mengisahkan tentang apa?
2. Bagaimana sikap kamu bila diungkapkan dalam lagu tersebut?
3. Bagaimana perasaanmu setelah menyanyikan lagu itu?
4. Apa pesan lagu Enam Tahun Sengsara bagi dirimu?

76 Kelas V SD
Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 8.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali
pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat
menaklukkan dirinya sendiri.
Dhammapada 103

Pertanyaan Pelacak:
1. Apa arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa yang dimaksud musuh dalam renungan Dhammapada di atas?
3. Apa yang dimaksud dari musuh terbesar adalah diri sendiri?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 77


Penilaian

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!


1. Jelaskan mengapa Petapa Siddharta akhirnya meninggalkan cara bertapa yang
ekstrim (sangat keras)!
2. Jelaskan tiga macam perumpamaan yang mengakibatkan Petapa Siddharta
meninggalkan cara penyiksaan diri!
3. Jelaskan peranan penyanyi ronggeng dalam kaitannya dengan penyadaran bahwa
dengan cara menyiksa diri itu salah!
4. Mengapa kelima petapa meninggalkan Petapa Siddharta?
5. Siapa yang menyadarkan Petapa Siddharta sehingga meninggalkan cara bertapa
menyiksa diri?

Aspirasi

Kamu telah mempelajari tentang masa Petapa Siddharta menyiksa diri hingga
menyadari kesalahan-Nya. Bahwa pencerahan bukan datang dari orang besar atau
berkedudukan, tetapi rakyat jelata juga mampu memberikan pencerahan dalam
bentuk pengalaman hidup. Tuntunan bukan dilihat dari orang yang menuntunnya,
tetapi lihat dahulu baik-buruk dilihat dari isi wejangan itu sekalipun datang dari orang
kecil. Tuliskan aspirasimu hal-hal yang dapat kamu lakukan di buku tugas. Kemudian,
sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan
dinilai.

Menyadari bahwa tiada perjuangan yang sia-sia, dihadapan Buddha aku bertekad:
Semoga aku dapat menjalankan tugas dan kewajibanku dengan baik.

78 Kelas V SD
Pelajaran 9

Petapa Siddharta dan Mara Penggoda

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Setiap orang pernah bermimpi. Mimpi dapat diartikan sebagai


bunga tidur atau gambaran kehidupan yang akan terjadi. Bagi
orang biasa, mimpi belum tentu dapat menjadi kenyataan.
Biasanya seseorang bermimpi sesuai dengan pikiran atau batin
saat itu. Sebagai contoh, orang yang selalu berpikir buruk,
bisa bermimpi yang buruk dan menakutkan. Bila pikirannya
baik, bisa bermimpi hal-hal yang menyenangkan. Seorang yang
Agung, mimpi merupakan sesuatu tanda yang akan terjadi pada
dirinya. Orang yang Agung penuh welas asih dan kedamaian,
yang dimaksud adalah Boddhisattva Siddharta. Beliau bermimpi
lima hal yang berhubungan dengan pencapaian kesempurnaan
Beliau. Oleh sebab itu, berdoalah sebelum tidur agar pikiran kita
tenang, damai, dan bahagia sehingga tidak bermimpi buruk.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 79


Amati gambar di bawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan
jujur.
1. Apa yang sedang dilakukan anak
tersebut?
2. Kepada siapa dia berdoa?
3. Apa akibatnya jika sebelum tidur
tidak berdoa?
4. Bagaimana doa sebelum tidur dan
setelah bangun tidur?
5. Apakah kamu juga selalu berdoa
sebelum tidur?
6. Praktikkan cara berdoa kepada
teman-temanmu dengan maju di
depan kelas!
Gambar 1 : Anak sedang berdoa sebelum tidura

Ajaran Buddha

A. Mimpi Agung Boddhisattva Siddharta


Pada malam sebelum pertemuan dengan Sujata, Petapa Siddharta mengalami lima
Mimpi Agung berikut.
1. Beliau tidur terlentang di atas dunia. Dunia tampak bagaikan tempat tidur
besar dengan Gunung Himalaya sebagai bantalnya.
Tangan kirinya tercelup dalam samudera timur, yang
kanan di barat dan kakinya di selatan. Ini menyatakan
Penerangan Sempurna oleh Tathagatha, yang diartikan
akan menguasai dunia.

Gambar 2 : Bodhisattva mimpi


tidur terlentang di atas dunia

2. Saat tidur ada sebuah tanaman bernama Tiriya tumbuh dari pusarnya,
membesar menjulang tinggi dan menyentuh angkasa.
Ini diartikan bahwa adalah Jalan Utama Beruas Delapan
untuk mencapai Penerangan Sempurna

Gambar 3 : Bodhisattva
mimpi perutnya tumbuh
tanaman

80 Kelas V SD
3. Banyak cacing putih berkepala hitam merayap naik ke lututnya dan meliputinya.
Ini diartikan di kelak kemudian hari banyak para perumah
tangga berjubah putih yang datang untuk berlindung
kepada Tathagatha menjadi pengikut-Nya.

Gambar 4 : Boddhisattva
diliputi cacing
4. Empat burung yang berbeda warna datang dari empat penjuru dan menjatuhkan
diri di kakinya serta menjadi putih sama sekali. Mereka
adalah keempat kasta yang meninggalkan hidup
berkeluarga untuk melaksanakan ajaran Tathagata dan
mencapai pembebasan abadi. Artinya, suatu saat nanti
Buddha mengajarkan Dhamma kepada siapa saja tanpa
memandang kasta atau golongan. Siapa saja boleh dan
bisa mempelajari Dhamma hingga mencapai Pencerahan
Agung.
Gambar 5 : Boddhisattva
diliputi burung-burung
5. Beliau berjalan di gunung yang penuh dengan kotoran binatang (pupuk) tanpa
terkotori olehnya. Itulah Tathagata, yang menerima
sesuatu yang dibutuhkan, tetapi menikmatinya tanpa
melekat pada hal-hal itu.

Gambar 6 Petapa
Siddharta berjalan di atas
pegunungan

B. Pertemuan dengan Sujuta


Setelah menyiksa diri selama 6 tahun,
Petapa Siddharta mencuci mangkoknya di
tepi sungai setelah ditolong oleh seorang
gembala domba, dengan memberi makan
bubur. Namun, lima kawannya yang
bersama-sama bertapa merasa kecewa
sekali karena dengan berhenti berpuasa,
Petapa Siddharta dianggap telah gagal
dalam petapaannya dan tidak mungkin
akan mencapai Penerangan Sempurna.
Sumber: www.thedhama.com Mereka meninggalkan petapa Agung.
Gambar 7 : Sujata mempersembahkan
makanan Petapa Siddharta akhirnya meninggalkan lima
petapa dan menuju Taman Rusa di Benares.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 81


Setelah pulih, Petapa Siddharta bertekad akan melanjutkan pertapaan di hutan
dekat sungai. Di tempat itu tinggal pula seorang wanita muda kaya raya bernama
Sujata. Sujata ingin berkaul kepada dewa pohon karena permohonannya supaya
diberi seorang anak laki-laki terkabul. Hari itu Sujata mengirim pelayannya untuk
membersihkan tempat di bawah pohon tempat ia akan mempersembahkan
makanan yang lezat-lezat kepada dewa pohon. Ia agak terkejut waktu pelayannya
tergesa-gesa kembali dan memberitahukan: O, Nyonya, dewa pohon itu sendiri
telah datang dari kayangan untuk menerima langsung persembahan Nyonya. Beliau
sekarang sedang duduk bermeditasi di bawah pohon. Alangkah beruntungnya
bahwa dewa pohon berkenan untuk menerima sendiri persembahan Nyonya.
Sujata gembira sekali mendengar berita tersebut. Setelah makanan selesai
dimasak, berangkatlah Sujata ke hutan. Sujata merasa kagum melihat dewa pohon
dengan wajah yang agung sedang duduk bermeditasi. Ia tidak tahu, bahwa orang
yang dikira sebagai dewa pohon sebenarnya adalah Petapa Siddharta. Dengan
hati-hati, makanan ditempatkan di mangkuk dan dengan hormat dipersembahkan
kepada Petapa Siddharta yang dikira Sujata sebagai dewa pohon.
Petapa Siddharta menyambut persembahan ini. Setelah habis makan, terjadilah
percakapan antara Petapa Siddharta dengan Sujata seperti di bawah ini.
Dengan maksud apakah engkau membawa makanan ini?
Tuanku yang terpuja, makanan yang telah aku persembahkan kepada tuanku
adalah cetusan terima kasihku karena Tuan telah meluluskan permohonanku agar
dapat diberi seorang anak laki-laki.
Kemudian, Petapa Siddharta menyikap kain yang menutup kepala bayi dan
meletakkan tangannya di dahinya sambil memberi berkah:
Semoga berkah dan keberuntungan selalu menjadi milikmu. Semoga beban
hidup akan engkau terima dengan ringan. Aku bukanlah dewa pohon, tetapi seorang
putra raja yang telah enam tahun menjadi petapa untuk mencari sinar terang yang
dapat dipakai untuk memberi penerangan kepada manusia yang berada dalam
kegelapan. Aku yakin dalam waktu dekat ini aku akan memperoleh sinar terang itu.
Dalam hal ini persembahan makanmu telah banyak membantu, karena sekarang
badanku menjadi kuat dan segar kembali. Karena itu, dengan persembahanmu ini,
engkau akan mendapat berkah yang sangat besar. Tetapi, adikku yang baik, coba
katakan apakah engkau sekarang bahagia dan apakah penghidupan yang disertai
cinta saja sudah memuaskan?
Tuanku yang terpuja, karena aku tidak menuntut banyak, hatiku dengan mudah
mendapat kepuasan. Sedikit tetesan air hujan sudah cukup untuk memenuhi
mangkuk bunga lily, meskipun belum cukup untuk membuat tanah menjadi basah.
Aku sudah merasa bahagia dapat memandang wajah suamiku yang sabar atau
melihat senyum bayi ini. Setiap hari dengan senang hati aku mengurus rumah
tangga, memasak, memberi sesajen kepada para dewata, menyambut suamiku
yang baru pulang dari pekerjaan, apalagi sekarang dengan dilahirkannya seorang
anak laki-laki yang menurut buku-buku suci akan membawa berkah kalau kami
kelak meninggal dunia. Juga aku tahu bahwa kebaikan datang dari perbuatan baik
dan kemalangan datang dari perbuatan jahat yang berlaku bagi pada semua orang
dan pada setiap waktu, sebab buah yang manis muncul dari pohon yang baik dan
buah yang pahit keluar dari pohon yang penuh racun. Apakah yang harus ditakuti

82 Kelas V SD
oleh orang yang berkelakuan baik kalau nanti tiba saatnya mesti mati?
Mendengar penjelasan Sujata itu, Petapa Siddharta menjawab:
Kau sudah mengajar kepada orang yang seharusnya menjadi gurumu. Dalam
penjelasanmu yang sederhana itu terdapat sari kebajikan yang lebih nyata dari
kebajikan yang tinggi: meskipun engkau tidak belajar apa-apa namun engkau tahu
jalan kebenaran dan menyebar keharumanmu ke seluruh pelosok. Sebagaimana
engkau sudah mendapat kepuasan, semoga Aku pun mendapatkan apa yang Aku
cari. Aku, yang engkau pandang sebagai seorang dewa, minta didoakan supaya Aku
dapat berhasil melaksanakan cita-cita-Ku.
Semoga Tuanku berhasil mencapai cita-cita Tuanku sebagaimana aku mencapai
cita-citaku.
Petapa Siddharta kemudian melanjutkan perjalanannya dengan membawa
mangkuk kosong. Ia menuju ke tepi Sungai Neranjara dalam perjalanannya ke Gaya.
Tiba di tepi sungai, Petapa Siddharta melempar mangkuknya ke tengah sungai
dengan berkata:
Kalau memang waktunya sudah tiba, mangkuk ini akan mengalir melawan arus
dan bukan mengikuti arus.
Satu keajaiban terjadi karena mangkuk itu ternyata mengalir melawan arus.

C. Godaan Mara
Setelah pertemuan-Nya dengan Sujata, Petapa Siddharta meneruskan
perjalanannya di Gaya. Ia memilih tempat untuk bermeditasi di bawah pohon
Bodhi kemudian mempersiapkan tempat duduk di sebelah timur pohon itu dengan
rumput kering yang diterima dari pemotong rumput bernama Sotthiya. Di tempat
itulah, Petapa Siddharta duduk bermeditasi dengan wajah menghadap ke timur
dengan tekad yang bulat. Ia kemudian berkata dalam hati:
Dengan disaksikan oleh bumi, meskipun kulitku, urat-uratku, dan tulang-
tulangku akan musnah dan darahku habis menguap, aku bertekad untuk tidak
bangun dari tempat ini sebelum memperoleh Penerangan Agung dan mencapai
Nibbana.
Kemudian, Petapa Siddharta melakukan meditasi Anapanasati, yaitu meditasi
dengan menggunakan objek keluar dan masuknya napas. Tidak seberapa lama
pikiran-pikiran yang tidak baik
mengganggu batinnya, seperti
keinginan kepada benda-benda
duniawi; tidak menyukai penghidupan
suci yang bersih dan baik, perasaan
lapar dan haus yang luar biasa;
keinginan yang sangat dan melekat
kepada benda-benda; malas dan tidak
suka mengerjakan apa-apa; takut
terhadap jin-jin, hantu-hantu jahat;
keragu-raguan, kebodohan, keras
Sumber : www.tjoaputra.com kepala, keserakahan; keinginan untuk
Gambar 8 : Petapa Siddharta digoda Mara

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 83


dipuji dan dihormati dan hanya melakukan hal-hal yang membuat dirinya terkenal;
tinggi hati dan memandang rendah kepada orang lain.
Perjuangan hebat dalam batin Petapa Siddharta melawan keinginan dan nafsu-
nafsu tidak baik, digambarkan sebagai perjuangan melawan dewa Mara yang jahat.
Mara menakut-nakuti, menggoda dengan janji-janji kenikmatan duniawi. Akan
tetapi, Petapa Siddharta tetap diam dan tak tergoyahkan.
Pada saat itu muncul Mara, dewa hawa nafsu, yang bermaksud menghalang-
halangi Petapa Siddharta memperoleh Penerangan Agung, disertai balatentaranya
yang mahabesar. Balatentara itu kedepan, kekanan, dan kekiri lebarnya 12 league
dan kebelakang sampai ke ujung cakrawala, sedangkan tingginya 9 league. Mara
sendiri membawa berbagai macam senjata dan duduk di atas gajah Girimekhala
yang tingginya 150 league. Melihat balatentara yang demikian besar datang semua
dewa yang sedang berkumpul di sekeliling Petapa Siddharta, seperti Maha-Brahma,
Sakka, Rajanaga Mahakala, dan lain-lain, cepat-cepat menyingkir dari tempat itu.
Petapa Siddharta ditinggal
sendirian dengan hanya berlindung
kepada sepuluh kesempurnaan
kebajikan (Paramita) yang sejak lama
dilatihnya. Semua usaha Mara untuk
menakut-nakuti Petapa Siddharta
dengan hujan besar disertai angin
kencang dan halilintar yang berbunyi
tak henti-hentinya diikuti dengan
Sumber : www. Sumber:www.tjoaputra.com pemandangan-pemandangan lain
Gambar 9 : Petapa Siddharta digoda mara yang mengerikan ternyata gagal
yang berubah bantuk
semua. Akhirnya, Mara menyambit
dengan Cakkavudha yang ternyata berubah menjadi payung yang dengan tenang
bergantung dan melindungi kepala Petapa Siddharta.
Di sinilah tiga orang anak Mara yaitu,
Tanha, Arati, dan Raga masih berusaha
untuk mengganggu-Nya. Mereka me-
nampakkan diri sebagai tiga orang gadis
yang elok dan menggiurkan yang den-
gan berbagai macam tarian yang erotis
(penuh nafsu birahi), diiringi nyanyian
yang merdu dan bisikan yang mema-
bukkan berusaha untuk merayu dan
menarik perhatian Buddha. Tetapi Bud-
Sumber : www.tjoaputra.com dha memejamkan mata-Nya dan tidak
Gambar 10 : Petapa Siddharts digoda
mara yang berubah bantuk wanita cantik mau melihat sehingga akhirnya tiga
anak mara itu meninggalkan Buddha.
Bumi telah menjadi saksi, bahwa Petapa Siddharta lulus dari semua percobaan
dan layak untuk menjadi Buddha. Gajah Girimekhala berlutut di hadapan Petapa
Siddharta dan Mara menghilang, lari bersama-sama dengan balatentaranya. Para
dewa yang menyingkir sewaktu Mara tiba dengan balatentaranya datang kembali
dan semua bersuka cita dengan keberhasilan Petapa Siddharta.

84 Kelas V SD
Setelah berhasil mengalahkan Mara, Petapa Siddharta memperoleh kebijaksanaan-
kebijaksanaan, sebagai berikut.

Waktu Jenis Kebijaksanaan
Pukul 18.00-22.00 (Waktu Kebijaksanaan untuk dapat
melihat dengan terang kelahiran-
Jaga Pertama) kelahirannya yang lampau
(Pubbeni-vasanussatinana).
Pukul 22.00-02.00 (Waktu Kebijaksanaan untuk dapat
Jaga Kedua) melihat dengan terang kematian
dan tumimbal lahir makhluk-
makhluk sesuai dengan karmanya
Pukul 02.00-04.00 (Waktu
(Cutupapatanana).
Jaga Ketiga) Kebijaksanaan untuk dapat
menyingkirkan secara menyeluruh
semua kotoran batin yang halus
sekali (Asavakkhayana).

Dengan demikian, Ia mengerti sebab dari semua keburukan dan juga mengerti cara
untuk menghilangkannya. Ia telah menjadi orang yang paling bijaksana dalam dunia
yang dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan kepadanya. Sekarang Ia dapat
menjawab cara untuk mengakhiri penderitaan, kesedihan, usia tua, dan kematian.
Batinnya menjadi tenang sekali dan penuh kedamaian karena sekarang Ia mengerti
semua persoalan hidup dan menjadi Buddha.

Rangkuman

- Sebelum tidur sebaiknya berdoalah agar bisa tidur dengan nyenyak dan
bermimpi indah dan semoga semua makhluk berbahagia
- Pangeran Siddharta bermimpi tentang lima hal yang merupakan tanda-
tanda akan diraihnya Penerangan Sempurna oleh Boddhisattva Siddharta
- Tekad dan upaya yang dilakukan oleh Petapa Siddharta dalam usaha
mencapai kebuddhaan melalui proses yang panjang dengan berbagai
godaan Mara
- Mara datang dengan berbagai bentuk yang menakutkan, dengan senjata
yang beraneka ragam.
- Semua usaha Mara sia-sia. Pada akhirnya, Beliau mencapai pencerahan
dan menjadi manusia suci yang telah terbebas dari segala nafsu. (mencapai
Penerangan Sempurna).

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 85


Kecakapan Hidup

Meraih Sukses
Tercapainya kebuddhaan oleh Petapa Siddharta adalah sebuah kesuksesan besar
bagi-Nya. Melalui perjuangan yang panjang dan penuh tantangan, Beliau mampu lewati
dan akhirnya sukses. Berdasarkan inspirasi sukses yang dicapai Petapa Siddharta,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan presentasikan di depan kelas.
1. Apa definisi sukses menurut kamu?
2. Apa impian kesuksesan kalian?
3. Bagaimana tahap-tahap yang harus kamu lakukan untuk meraih sukses?
4. Godaan-godaan apa yang selalu menghambat kamu untuk meraih sukses?
5. Apa yang kamu lakukan dalam menghadapi godaan?
6. Nilai-nilai apa yang harus kamu pegang untuk meraih sukses?
7. Apa yang kamu lakukan setelah meraih sukses?

Ayo, Bernyanyi

Anak-anak, setelah Petapa Siddharta bebas dari Mara dan meperoleh Pencerahan
Agung sehingga memekikkan kemenangan-Nya atas segala godaan.
Mari bersama-sama menyanyikan lagu Pekik Kemenangan

Pekik Kemenangan

Melalui banyak kelahiran


Dalam samsara
Mengembaralah aku mencari
Tapi tak menemukan pembuat rumah ini
Menyedihkan, kehidupan yang berulang-ulang
O, pembuat rumah kamu tak terlihat
Reff:
Kau tak akan membuat rumah lagi
Karena rakit-rakitmu patah
Balok utamamu telah dihancurkan
Batin mencapai keadaan tanpa syarat
Tercapailah akhir dari pada tanha

86 Kelas V SD
Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 9.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Berbahagialah mereka yang bisa merasa puas.Berbahagialah mereka yang
dapat mendengar dan melihat kesunyataan. Berbahagialah mereka yang
bersimpati kepada makhluk-makhluk lain di dunia ini. Berbahagialah yang
hidup di dunia dengan tidak melekat pada apa pun dan mengatasi hawa nafsu.
Lenyapnya Sang Aku merupakah berkah tertinggi.

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan di atas?
2. Apa sebabnya dikatakan bahwa mereka yang bahagia adalah yang merasa puas?
3. Apa yang dimaksud mampu mendengar dan melihat kesunyataan?
4. Siapa orang-orang yang berbahagia pada syair di atas?
5. Apa akibatnya jika hidup melekat pada sang Aku?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 87


Penilaian

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!


1. Bagaimana cara agar bisa bermimpi yang tidak menakutkan?
2. Apa makna mimpi Boddhisattva tentang Banyak burung datang dari berbagai arah
dan kemudian bulunya berubah menjadi putih?
3. Bagaimana perasaanmu jika bermimpi yang buruk?
4. Apakah kamu yakin bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan? Jelaskan!
5. Apakah ada perbedaan mimpi orang biasa dan mimpi seorang Bodhisattva?
6. Mengapa Sujata mempersembahkan makan kepada dewa pohon?
7. Bagaimana perasaan Sujata setelah yang diberi persembahan adalah bukan dewa
pohon?
8. Siapa yang membuat Petapa Siddharta tersadar dari bertapa cara ekstrim?
9. Mengapa Petapa Siddharta memilih makan dalam bertapa?
10. Bagaimana sikap para petapa setelah melihat Siddharta berhenti menyiksa diri?
11. Apa yang dimaksud dengan mara?
12. Mengapa para dewa Sakka pergi meninggalkan Petapa Siddharta?
13. Dengan senjata apa Petapa Siddharta mengalahkan Mara?
14. Dalam wujud apa saja Mara mengoda dan menyerang Petapa Siddharta?
15. Apa yang dicapai Petapa Siddharta setelah mengalahkan Mara?

Aspirasi

Setelah kamu mempelajari tentang mimpi agung Boddhisattva. Apakah mimpimu


bisa menjadi kenyataan seperti Boddhisattva? Tuliskan aspirasimu hal-hal yang dapat
kamu lakukan di buku tugas. Kemudian sampaikan aspirasimu kepada orang tua dan
gurumu untuk ditandatangani dan dinilai.
Sifat dermawan Sujata bisa menjadi teladan bagi semua orang. Ketulusan yang
diberikan kepada Petapa Agung, yang disangka dewa pohon tidak membuat kecewa
Sujuta. Tuliskan aspirasimu hal-hal yang dapat kamu ketahui tentang kerendahan hati
dan lakukan di buku tugas. Berjuang terus tanpa lelah walaupun rintangan (godaan)
terus mengganggumu. Kejar impianmu tanpa merasa takut, berusaha terus, lawanlah
kebodohan, kebencian, dan keserakahan yang ada dalam dirimu. Kemudian sampaikan
aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan dinilai.
Perhatikan contoh kalimat aspirasi ini!

Menyadari bahwa sipap pun berhak meraih cita-citanya:


Saya bertekad untuk berjuang keras untuk meraih mimpiku.

88 Kelas V SD
Pelajaran 10

Berdana

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Berdana sangat bermanfaat untuk diri sendiri ataupun makhluk


lain. Berdana dapat berupa materi, pengetahuan, memaafkan,
bekerja dan berkorban untuk bangsa dan negara, melakukan
pelimpahan jasa, merawat orang tua kita yang sakit. Itu semua
adalah dana. Merawat orang tua yang sakit sama halnya
merawat seorang Buddha.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 89


Amatilah gambar di bawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan
benar!

Sumber : www.dhammavijja.web.id
Sumber : www. dhammavijja.web.id Gambar 2 : Memberi sumbangan kepada
Gambar 1 : Cara memberi dana pengemis

Pertanyaan:
1. Apa yang kamu tahu dari Gambar 1?
2. Apa yang terjadi pada Gambar 2?
3. Apakah kamu sering melihat seperti Gambar 2?
4. Apa yang kamu rasakan dan lakukan bila melihat kejadian pada Gambar 2?
5. Mengapa terjadi begitu?

Ajaran Buddha

A. Pengertian Dana
Secara umum, dana adalah memberikan sesuatu untuk membantu orang lain yang
memerlukan. Perbuatan demikian sering disebut beramal. Dana adalah pemberian
yang tulus ikhlas untuk menolong orang lain. Artinya, memberikan pertolongan
tanpa pamrih baik berupa materi, tenaga, yang tidak dipaksakan dengan harapan
setelah berdana akan mendapat pahala.
Pengertian berdana yang diajarkan Buddha Gotama adalah merupakan cara untuk
menunjang menyembuhkan penyakit batin manusia yang disebut keserakahan
(lobha). Pengertian dana dalam agama Buddha bukan hanya berbentuk materi,
tetapi bisa pula berupa bantuan, pengorbanan, dan pemberian maaf. Dianjurkan
umat manusia untuk banyak berdana karena untuk mengimbangi karma buruknya
yang sekarang sedang berbuah. Jadi kita salah jika mengatakan bahwa orang
miskin tidak perlu berdana. Perlu diketahui bahwa nilai serta manfaat suatu dana
tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya dana itu saja, tetapi juga ditentukan
oleh kesungguhan hati atau kehendak kita pada saat akan berdana (pubba cetana),
sewaktu berdana (munca cetana), dan saat sesudah berdana (apara cetana), serta

90 Kelas V SD
faktor-faktor lainnya lagi. Jika ketiga tahapan tersebut kita lakukan dengan hati
yang bahagia, akan makin besar pulalah nilai dana tersebut. Sebaliknya, jika kita
lakukan dengan penyesalan, nilai dari dana itu pun akan berkurang.
B. Macam-Macam Dana
Menurut bentuk yang didanakan, dana terbagi menjadi 4 bagian, seperti berikut.
1. Amisa Dana
Artinya berdana berupa benda (barang) atau materi. Contoh: berdana uang,
pakaian, makanan, obat-obatan, dan lain-lain.
2. Dhamma Dana
Artinya memberi bantuan ilmu pengeta-
huan baik tentang ajaran Buddha mau-
pun ilmu pengetahuan yang lain. Contoh:
seorang bhikkhu mengajarkan tentang
ajaran Buddha, seorang guru yang mem-
beri ilmu pengetahuan bahasa, Matemati-
ka, IPA, IPS, 0lahraga, Kesenian, dan ilmu-
ilmu lain kepada siswa-siswanya, orang
tua mengajar anak-anaknya tentang ket-
Gambar 3 : guru yang sedang mengajar erampilan hidup.
3. Abhaya Dana
Artinya berdana dengan memaafkan, yaitu berupa ampunan (pemberian
maaf) dan tidak membenci. Juga dalam hal ini termasuk memberikan rasa
aman kepada makhluk lain dari mara bahaya. Contoh, memaafkan teman yang
bersalah kepada kita; membebaskan makhluk lain yang sedang menderita,
misalnya menolong anjing yang sedang kejepit kayu, dan lain-lain. Berdana
dengan cara memberi rasa aman kepada makhluk lain dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat
asusila, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukan.
4. Mahati Dana
Mahati dana adalah dana dalam bentuk pengorbanan atas kesenangan sendiri,
bahkan mengorbankan jiwa dan raga. Dana mengorbankan diri sendiri . Contoh:
Anton sedang bermain layang-layang. Tiba-tiba ibunya memanggilnya. Anton
dimintai tolong untuk membelikan garam di warung. Anton yang sedang asyik
bermain bersama teman-temannya harus merelakan kesenangannya itu untuk
membantu ibunya yang kerepotan sedang memasak. Contoh lain, Pangeran
Siddharta rela mengorbankan kesenangannya demi kebahagiaan semua
makhluk. Semua kesenangan duniawi, keindahan, kesejahteraan, kemasyuran,
semua ditinggalkan.

C. Tujuan dan Pahala Berdana


Tujuan berdana yang paling hakiki dalam agama Buddha sebenarnya adalah
belajar melepaskan keterikatan. Menolong orang adalah cara-cara untuk melepas
keterikatan. Seseorang yang tertolong akan berbahagia, tetapi orang yang menolong
sesungguhnya lebih bahagia lagi karena ia mampu berbagi dan sekaligus belajar
melepas keterikatan terhadap sesuatu yang dicintainya.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 91


Sungguh tidak mudah untuk bisa berlatih me-
lepas ketika kita berdana. Dengan pengertian
melepas, kita tidak lagi mengharapkan apa-
apa ketika berdana. Umumnya semua orang
biasanya mengharapkan sesuatu dalam ber-
dana, baik itu harapan agar kelak memperoleh
kekayaan, memperoleh kesehatan, umur pan-
jang bahkan mengharapkan setelah berdana,
nama kita menjadi harum dan dikenal orang.
Gambar 4 : siswa yang menolong temannya
mengalami kesulitan belajar.

Berdana dengan pengertian seperti di atas tidaklah salah. Namun, jika kita
menginginkan berdana yang berkualitas, yang bermutu, sedikit demi sedikit saat
berdana, kita harus mengubah pikiran dari berdana dengan pamrih menjadi latihan
melepas. Latihan berdana dengan baik dan benar tersebut termasuk latihan yang
tidak mudah. Saat melepas, kita berusaha bebas dari kemelekatan terhadap apa
yang kita danakan. Dengan pengertian melepas, kita mampu memberikan hal-hal
yang terbaik yang kita miliki untuk didanakan.
Pahala dana sering dibatasi pada kehidupan bahagia
di alam surga. Sesungguhnya, pahala dana tidak
hanya mengacu pada kehidupan mendatang saja,
tetapi juga mencakup kehidupan sekarang ini. Ada
beberapa manfaat yang dapat kita ambil kalau kita
banyak berdana dalam kehidupan kita sekarang ini.
Manfaat yang dapat kita petik, yaitu: mengurangi
sifat serakah (lobha), berlatih melepaskan sesuatu
milik kita dengan wajar, melatih diri agar tidak
terlalu melekat pada sesuatu. Dalam kehidupan
yang akan datang, kita nanti terlahirkan kembali
Gambar 5 : siswa yang rajin berdana di alam yang menyenangkan, kita akan mendapat
dan terlahir di sorga
berkah atas perbuatan baik kita. Dalam Anumodana
Gatha, disebutkan bahwa dana dapat memberikan manfaat, yaitu ayu vanno
sukham balam yang artinya mendapat berkah usia panjang, wajah tampan/cantik,
bahagia, dan kuat.
Besar kecilnya pahala dari dana yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Ia tidak dapat dilihat dan diukur hanya dari besarnya harga barang yang
dipersembahkan. Faktor-faktor yang memengaruhi pahala berdana secara umum
ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern artinya keadaan batin si
pemberi dana ketika berdana dilakukan dengan pengertian benar, keyakinan
yang mantap, kehendak yang tulus, perasaan ikhlas, cinta dan kasih sayang,
simpati. Faktor ekstern artinya pengaruh dari luar, dalam hal ini berkaitan dengan
beberapa hal misalnya bentuk dana itu sendiri apakah halal, bermanfaat, bersih,
membahayakan atau tidak, waktu memberi apakah tepat atau tidak, orang yang
diberi apakah berkualitas atau tidak.

92 Kelas V SD
Rangkuman

Dana secara umum


umum sering
sering diartikan
diartikansecara
secarasempit
sempitsebagai
sebagaiuang
uangsemata.
semata.Dalam
Dalam
agama Buddha, dana artinya memberi atas dasar kemurahan hati.
Buddha Dana artinya memberi atas dasar kemurahan hati. Dana dapatDana dapat
diberikan dengan berbagai
berbagai bentuk,
bentuk, mulai
mulai dari
dari yang
yangberbentuk
berbentukmateri,
materi,ilmu
ilmu
pengetahuan, melindungi makhluk lain, sampai dalam bentuk pengorbanan.
makhluk lain, sampai dalam bentuk pengorbanan.
Tujuan berdana
berdanaadalah
adalah untuk belajar
untuk melepan
belajar keterikatan
melepan kepada
keterikatan sesuatusesuatu
kepada yang
dimilikinya. Berdana akan memberikan pahala yang besar bila faktor-faktor
yang dimilikinya. Berdana akan memberikan pahala yang besar bila faktor-
pendukungnya
faktor dipenuhi.
pendukungnya Faktor-faktor
dipenuhi. yangyang
Faktor-faktor memengaruhi
mempenguri besar
besarkecilnya
kecilnya
pahala berdana adalah
adalah faktor batin orang yang bersangkutan, bentuk danayang
faktor batin orang yang bersangkutan, bentuk dana yang
diberikan, waktu berdana, dan kualitas
dalam berdana, orang
sampai yangkualitas
dengan menerima dana.
orang yang menerima
dana.

Kecakapan Hidup

Lembar kerja kelompok


Dana Kehidupan
Pada waktu memperingati hari Waisak
2553 BE tahun 2009, di TMII diadakan
kegiatan donor darah. Pak Sulan mengikuti
kegiatan donor darah tersebut. Pak Sulan
mengisi formulir peserta donor darah,
kemudian mengecek HB dan tensinya.
Setelah dinyatakan memenuhi persyaratan
sebagai pendonor, Pak Sulan berbaring pada
tempat tidur yang telah disediakan dan
darahnya diambil oleh petugas PMI melalui
jarum dan selang.
Sumber : foto dokumen penulis
Gambar 6 : berdana kehidupan dengan berdonor darah
Donor darah tidak akan membuat orang sakit atau meninggal. Donor darah justru
akan menyelamatkan nyawa orang lain. Karena itu, donor darah juga merupakan salah
satu jenis dana, yaitu dana kehidupan. Jadi dengan melakukan donor darah, berarti
juga telah melakukan karma baik karena telah memberi kehidupan pada orang lain.
Kita tidak boleh takut untuk berdonor darah. Setelah besar nanti anak-anak dapat
melakukan donor darah.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 93


Tulislah tangggapan kelompok mengenai kegiatan donor darah:
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................

Ayo, Bermain

Suatu ketika, Cinta akan berdonor darah ke PMI. Ayo, bantu Cinta menuju PMI, ya!

Rumah Cinta

Sumber : gambar materi lembar kerja SMB PJBS Jakarta Gambar 7

94 Kelas V SD
Untuk menuju ke PMI, Cinta melalui jalan apa saja ya?
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 10.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 95


Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa
yang dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Jangan meremehkan kebajikan walaupun kecil, dengan berkata: Perbuatan
bajik tidak akan membawa akibat. Bagaikan sebuah tempayan akan terisi penuh
oleh air yang dijatuhkan setetes demi setetes, demikian pula orang bijaksana
sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kebajikan.
Dhammapada 122, 281

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa sebabnya kita tidak boleh meremehkan perbuatan baik meskipun kecil?
3. Apa yang dimaksud setetes demi setetes dalam syair di atas?
4. Siapa orang-orang bijaksana dalam syair itu?
5. Apa akibatnya jika hidup meremehkan perbuatan baik?

Penilaian
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Dana dalam agama Buddha diartikan ....
a. kemurahan hati c. harta benda
b. uang d. biaya
2. Berdana melatih diri untuk menjadi ....
a. terpuji
c. murah hati
b. terkenal d. terhormat
3. Dana materi yang masih pantas diberikan adalah ....
a. baju bekas layak pakai c. botol bekas
b. makanan siswa d. pensil bekas
4. Membantu teman keluar dari kesulitan mengerjakan PR adalah dana ....
a. materi c. tenaga
b. memaafkan d. pengetahuan
5. Melindungi adik dari bahaya adalah contoh dana ....
a. amisedana c. abhaya dana
b. mahatidana d. dhammadana

96 Kelas V SD
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!
1. Apa yang dimaksud berdana yang benar?
2. Mengapa kita harus belajar berdana?
3. Bagaimana cara melakukan dana yang baik?
4. Bagaimana cara melakukan abhaya dana?
5. Bagaimana cara melakukan dhammadana bagi seorang pelajar?

Aspirasi

Menyadari bahwa berdana sangat penting:


Saya bertekad untuk belajar berdana materi dan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 97


Pelajaran 11

Indahnya Berdana

Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Berdana merupakan langkah pertama bagi orang yang ingin


melakukan kebaikan dan menanam karma baik dalam hidup.
Dengan berdana, seseorang akan dapat mengurangi sifat
mementingkan diri sendiri. Berdana akan memberikan buah
yang menyenangkan di kemudian hari bagi si pembuatnya.

98 Kelas V SD
Amati gambar di bawah ini. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:


Sumber : www. alifbraja.wordpress.com
Gambar 2 : Buddha menolong orang sakit

Sumber : www.lifestyle.kompasiana.com
Gambar 1 : Kasih sayang anak kepada orang tua

Pertanyaan dan Tugas:


1. Peristiwa apa yang tampak pada gambar 1 dan 2?
2. Apa yang mereka lakukan?
3. Apakah hal itu termasuk dana?
4. Bagaimana hubungan kita dengan gambar dimaksud?
5. Diskusikan bersama temanmu untuk membuat sebuah cerita berdasarkan
gambar!

Ajaran Buddha

A. Cara-Cara Berdana
Dalam Anguttara Nikaya Vol. III, 48 Bud-
dha bersabda:
Oh, para bhikhu, kelima hal ini adalah
dana dari seorang yang baik. Apakah keli-
ma hal itu ? Ia berdana dengan keyakinan ;
ia berdana dengan hormat; ia berdana te-
pat pada waktunya; dengan hati ikhlas;
dan ia berdana tanpa merugikan dirinya
sendiri ataupun pihak lain.
Sumber : www.wurajhan-eka.blogspot.com
Gambar. 3 : Umat memberi dana kepada bhikkhu

Berdana hendaknya selalu diingat faktor-faktor ini agar kita memperoleh buah
karma yang terbaik mutunya. Cara-cara yang memengaruhi hasil berdana adalah
seperti berikut.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 99


1. Dana yang diberikan adalah pemberian yang diperoleh dengan cara-cara yang
sesuai dengan Dhamma.
2. Dana diberikan kepada orang yang layak menerima.
3. Sebelum diserahkan, dana telah dipersiapkan dan direncanakan dengan pikiran
yang baik.
4. Pada waktu dana diserahkan, disertai dengan pikiran ikhlas, rela, dan penuh
kebahagiaan serta tanpa ikatan.
5. Sesudah diserahkan lalu pada hari-hari selanjutnya munculkan dan kembang-
kan pikiran-pikiran baik.
Dana yang diberikan dengan baik yang akan memperoleh pahala yang besar. Ber-
dana yang diberikan dengan keyakinan yang benar, di samping akan memperoleh
kemakamuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah, ia juga akan memper-
oleh wajah yang elok, cantik, tampan bagaikan keindahan bunga teratai.
Seseorang yang berdana dengan penuh hormat, tidak hanya menghasilkan kemak-
muran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah. Ia juga akan memiliki anak, is-
tri/suami, para pesuruh dan pegawainya akan mendengarkan kata-katanya dengan
sabar dan patuh. Mereka akan melayaninya dengan hati yang penuh pengertian.
Berdana yang tepat waktu menghasilkan kemakmuran, kekayaan, dan harta ber-
limpah ditambah lagi dengan keberuntungan yang akan datang padanya tepat pada
waktunya dan berlimpah. Berdana dengan hati yang ikhlas akan memberikan pa-
hala kemakmuran, kekayaan, harta berlimpah serta pikiran akan menikmati den-
gan segenap lima indranya dengan baik. Terakhir jika berdana tanpa merugikan
siapa pun, akan menghasilkan kemakmuran, kekayaan dan harta berlimpah yang
aman terlindung dari bahaya api, air, angin, pencuri, dan ahli waris yang berwatak
buruk.

B. Besar Kecilnya Manfaat Berdana


Menanam kebajikan berkualitas dengan mengembangkan pikiran baik hasilnya
tentu bermanfaat, tetapi bila bila dilakukan tidak dengan pikiran tulus akan kurang
bermanfaat. Bedasarkan tingkatan manfaatnya, maka suatu dana dapat kita beda-
kan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian yang besar dengan manfaat kecil
Contohnya orang-orang yang membunuh binatang untuk dikorbankan kepada
para dewa dengan disertai perayaan yang besar dan segala macam upacara
persembahyangan. Hal ini memerlukan biaya yang besar tetapi pahala atau ke-
baikan untuk mereka yang melaksanakan hal tersebut sangatlah sedikit.
2. Pemberian yang kecil dengan manfaat yang juga kecil
Contohnya seorang yang kaya raya tetapi ia sangat kikir sehingga tidak mau
untuk berdana dengan banyak (padahal ia mampu) dan setulus hati.
3. Pemberian yang kecil dengan manfaat yang besar
Contohnya seorang yang miskin yang memberikan dananya dengan jumlah yang
sedikit (karena batas kemampuannya memang hanya sampai di situ) tetapi ia
berdana dengan tulus hati dan tanpa pamrih.
4. Pemberian yang besar dengan manfaat yang besar
Contohnya seorang hartawan yang mendanakan sebagian hartanya guna ke-
pentingan orang banyak, misalnya dengan mendirikan vihara, panti asuhan,

100 Kelas V SD
dan sebagainya yang semuanya itu dilakukan dengan hati yang tulus dan tanpa
pamrih. Pemberian dana yang tulus akan membuahkan hasil yang sangat besar.

Di dalam Dakkhina Vibhanga Sutta, Sang Buddha menyebutkan bahwa nilai suatu
dana bergantung juga dengan kelakuan dari orang yang menerima dana maupun yang
memberi dana. Dilihat dari nilai dan mutu atau kebergunaan barang yang didanakan,
suatu dana dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Berdana barang yang sudah buruk, yang dirinya sudah tidak mau memakainya
lagi
b) Berdana barang yang baik sebaik diri sendiri memakainya
c) Berdana barang yang lebih baik daripada yang kita pakai sendiri
Dalam Sapurissa Dana 8 dijelaskan tentang 8 macam berdana materi yang baik.
Kedelapan hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdana barang yang bersih (halal), yang benar-benar merupakan hasil jerih
payah kita sendiri (Sucim deti).
2. Berdana barang yang baik dan masih bisa dipakai (Panitam deti).
3. Berdana barang yang tepat pada kondisinya, misalnya berdana buku-buku
pelajaran yang memang sedang mereka butuhkan (Kalena deti).
4. Berdana barang yang layak, misalnya kalau kita berdana kepada bhikkhu Sang-
ha, berupa empat kebutuhan pokok bhikkhu (Kapiyyam deti).
5. Berdana barang yang bijaksana, berdana kepada yang memang benar membu-
tuhkan seperti korban bencana alam dan lain-lain (Vicceya deti ).
6. Berdana barang secara tetap, misalnya menjadi penyokong vihara, rumah ya-
tim piatu, dan lain-lain (Abhinham deti).
7. Berdana barang dengan pikiran tenang dan tanpa pamrih (Dadam cittam pasa
deti).
8. Setelah berdana, batin merasa tenang. Bila berdana tanpa pamrih dan melihat
orang yang menerima dana itu berbahagia, kita pun ikut berbahagia (Datva at-
tamano deti).

C. Tempat Berdana
Dana patut diberikan kepada siapa saja
yang memerlukan. Namun, selain hal
tersebut, dikenal pula tentang adanya la-
pangan yang subur untuk menanam jasa.
Artinya, bila yang kita berikan dana
adalah merupakan lapangan yang subur
untuk menanam jasa, dana tersebut
dapat memberikan hasil yang besar bagi
yang berdana.
Sumber : www. melayuonline.com
Gambar 4 : umat berdana kebutuhan
pokok bhikkhu

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 101


Contohnya:
1) persembahan dana yang ditujukan kepada Buddha, arahat, atau orang suci,
2) orang yang melaksanakan Sila (bhikkhu) di hari Khatina,
3) orang tua (ayah dan ibu),
4) orang yang belum berpenghasilan,
5) mereka yang sedang membutuhkan bantuan,
6) berdana kepada orang yang telah meninggal (orang tua kita).
Orang tua merupakan tempat yang sangat baik untuk berdana bagi anak-anaknya.
Sejak mengandung, ibu telah memberikan perawatan kepada anaknya yang masih
dalam kandungan. Setelah kita lahir ibu akan memberikan air susu untuk kehidupan
anaknya. Ibu dan ayah memang pantas mendapat penghormatan dari anak-anaknya
karena beliau bersama-sama telah menjaga, merawat, dan memberikan pendidikan
agar anak-anaknya nanti menjadi orang yang baik dan berguna.
Salah satu cara yang bijaksana ialah bila seorang anak dapat mempraktikkan
Dhamma dengan berbuat kebajikan, misalnya berdana kepada vihara, mencetak
buku-buku Dhamma, membantu mendirikan bangunan untuk kepentingan
masyarakat (sekolahan, rumah sakit, dan lain-lain) dan kebajikan tersebut
dilakukan atas nama ayah dan ibu kita yang masih hidup atau juga atas nama
almarhum/almarhumah yang sudah meninggal.

Rangkuman

- Menjaga kesehatan diri dan menjaga pikiran adalah sangat penting.


- Peduli kepada orang lain merupakan dana dalam bentuk peduli demi orang
lain.
- Bentuk kepedulian terhadap orang lain akan membawa berkah kesehatan.
- Merawat orang sakit sama saja merawat Buddha.
- Lahan yang paling subur untuk menanam kebajikan adalah berdana kepada
bhikkhu, orang tua, vihara, dan orang yang melaksanakan sila.

102 Kelas V SD
Kecakapan Hidup

Tulislah sepuluh perbuatan mulia (berdana) yang pernah kamu lakukan dalam ke-
hidupan sehari-hari. Kemudian, sampaikan kepada orang tuamu untuk ditandatangani
sebelum diserahkan kepada guru!

1. ..........................................................................................................................................................

2. ..........................................................................................................................................................

3. ..........................................................................................................................................................

4. ..........................................................................................................................................................

5. ..........................................................................................................................................................

6. ..........................................................................................................................................................
7. ..........................................................................................................................................................

8. ..........................................................................................................................................................

9. ..........................................................................................................................................................

10. ..........................................................................................................................................................

Jangan berbuat jahat, perbanyak berbuat baik, sucikan hati dan pikiran,
itulah ajaran para Buddha

Ayo, Bermain

Dana Apakah Aku?


Masih ingatkah kamu pada permaian Siapa yang sedang kupikirkan pada semester
lalu? Permainan ini sama dengan permainan siapa yang sedang kupikirkan.
Cara bermain:
1. Beri tahu temanmu bahwa kamu sedang memikirkan dana yang akan kamu beri-
kan.
2. Mintalah temanmu untuk menebak dana apa yang kamu pikirkan.
3. Berilah petunjuk kategori tentang jenis dana yang sedang kamu pikirkan.
4. Berikan waktu temanmu untuk menebak.
5. Berikan pujian bagi temanmu yang dapat menebak.
6. Lanjutkan permainan pada peserta yang berhasil menebak dengan benar. Demiki-
an seterusnya hingga semua mendapat giliran.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 103


Refleksi dan Renungan

Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 11.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________

Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini, kemudian tulislah pesan apa yang
dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Meskipun dari jauh, orang baik akan terlihat bersinar bagaikan puncak
Pegunungan Himalaya. Tetapi, meskipun dekat, orang jahat tidak akan terlihat,
bagaikan anak panah yang dilepaskan pada malam hari.
Dhammapada 304

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti ranungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa sebabnya orang baik diibaratkan seperti sinar?
3. Apa yang dimaksud sebagai orang baik dalam topik ini?
4. Siapa yang dimaksud orang-orang jahat dalam syair itu?
5. Apa akibatnya jika hidup tidak pernah berbuat baik?

104 Kelas V SD
Penilaian

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Membantu orang buta untuk menyeberang jalan adalah dana dalam bentuk ....
a. materi c. maaf
b. tenaga d. jiwa raga
2. Memberikan nasihat yang baik kepada orang lain tergolong dalam jenis dana ....
a. kebenaran c.materi
b. jiwa raga d. Kehidupan
3. Petapa Siddharta bertapa selama 6 tahun di hutan ....
a. Magadha c. Uruvela
b. Benares d. Bambu
4. Jika teman, kakak, atau adik sedang sakit, kita tidak boleh ....
a. menjenguknya c. menghiburnya
b. merawatnya d. menakutinya
5. Perbuatan yang tepat dilakukan jika ada makhluk yang menderita adalah ....
a. memisahkan dari kelompoknya c. diabaikan
b. menolongnya dengan welas asih d. terpaska menolongnya
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan alasan seseorang melakukan dana!
2. Apakah merawat orang tua dapat dikategorikan dana?
3. Siapa saja yang berhak menerima persembahan dana? Sebutkan!
4. Bagaimana cara berdana yang benar?
5. Tuliskan ladang yang paling subur untuk menanam dana!

Aspirasi

Menyadari bahwa cara berdana harus benar:


Saya bertekad untuk belajar berdana dengan penuh keyakinan.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 105


Pelajaran 12

Kepedulian pada Diri Sendiri dan


Orang Lain
Duduk Hening

Ayo, kita duduk hening.


Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari napas,
katakan dalam hati:
Napas masuk ... aku tahu.
Napas keluar ... aku tahu.
Napas masuk ... aku tenang.
Napas keluar ... aku bahagia.

Tahukah Kamu?

Peduli pada orang lain adalah salah satu bentuk praktik dana.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan diri
agar kebajikan kita makin berkualitas. Peduli pada makhluk
lain sesungguhnya bentuk kepedulian pada diri sendiri.
Mengapa? Mari kita simak materi pembelajaran berikut ini.

106 Kelas V SD
Amati gambar di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan benar!

Sumber : www.prrey.wordpress.com Gambar 1

Pertanyaan dan tugas:


1. Gambar apakah ini?
2. Berilah nama ketiga anak tersebut, sesuai keinginanmu!
3. Bagaimana perasaanmu jika melihat gambar tersebut?
4. Bagaimana pengaruhnya terhadap perasaanmu jika mereka berjauhan dengan
keluarga?
5. Apa yang sedang mereka lakukan?
6. Dapatkah hal tersebut terjadi pada kehidupanmu sekarang?
7. Apa pengaruh peristiwa tersebut terhadap perkembangan dirimu?
8. Buatlah cerita pendek berdasakan gambar!

Ajaran Buddha
Berdana Suatu Bentuk Kepedulian
A. Peduli pada Dirinya Sendiri
Salah satu syarat dana yang baik adalah bila diberikan tidak membahayakan atau
tidak menimbulkan masalah bagi si pemberi ataupun bagi si penerima. Dengan
demikian, si pemberi juga harus memperhatikan kemampuan atau kondisi dirinya.
Memberi pertolongan/bantuan kepada orang lain harus tetap juga memperhatikan
diri sendiri, baik dari sisi materi maupun mental. Kepedulian kepada diri sendiri
dapat dilakukan antara lain seperti berikut.
1) Menjaga kesehatan batin/pikiran
2) Menjaga kesehatan tubuh/fisik

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 107


Bagaimana cara menjaga pikiran agar jasmani tidak sakit? Cara menjaga pikiran
agar jasmani tidak sakit dapat dilakukan dengan cara selalu berpikir yang positif,
baik, penuh welas asih. Karena pikiran menentukan bahagia atau menderita
seseorang. Bila jasmani lelah, capai, kemudian berpikir bahwa saya akan sakit, hal
itu bisa terjadi sakit. Tetapi bila berpikir tidak sakit, tidak akan sakit.
Jika jasmani sedang sakit tetapi pikiran tetap tenang, sakit akan berkurang. Jika
pikiran memikirkan masalah-masalah yang timbul, tetapi pikiran tetap tenang,
jasmani tidak mudah sakit. Hal demikian karena pikiran sangat memengaruhi
kesehatan jasmani. Kedua hal tersebut selalu berhubungan. Agar jasmani dan
pikiran sehat, jagalah kesehatan pikiran dan jasmani tersebut. Dengan cara
berlatih membuang pikiran buruk melalui meditasi. Bermeditasi melatih dan
mengembangkan pikiran tenang, pikiran baik, cinta kasih, welas asih, dan penuh
rasa simpati. Sakit yang diderita jasmani bisa disembuhkan dengan konsentrasi
pikiran murni, melalui meditasi.
Jadi, sakit jasmani bukan hanya disembuhkan dengan obat-obatan atau per-
awatan medis, tetapi bisa juga disembuhkan dengan nonmedis, yaitu konsentrasi
pikiran murni. Cara yang baik menjaga kesehatan badan antara lain seperti berikut.
1) Selalu Berpikir Positif
Menjaga kesehatan badan adalah selalu
berpikir positif karena di dalam tubuh se-
hat ada jiwa yang sehat, di dalam jiwa yang
sehat ada pikiran yang sehat pula. Mulai
sekarang selalu berfikir positif agar badan
kita selalu sehat.

Gambar 2 : anak selalu berpikir positif

2) Makan Makanan Sehat Secara Teratur


Menjaga pola makan. Dengan memakan
makanan yang mengandung protein, vitamin,
karbohidrat, dan zat gizi lainnya.

Gambar 3 : Anak sedang makan makanan


bergizi

108 Kelas V SD
3) Olahraga yang Teratur
Berolahraga setiap pagi sangat penting
untuk menjaga kesehatan badan. Waktu
berolahraga tidak perlu terlalu lama, 15
menit pun cukup, tetapi dilakukan secara
rutin setiap hari. Jika dilakukan setiap
hari, tubuh kita akan selalu sehat. Jika
badan sehat, jiwa akan sehat. Berolah-
raga bersama di sekolah adalah cara lati-
han yang baik karena sudah terjadwal.
Sumber : www.zoanapantau.com
Gambar 4 : Anak sedang berolahraga

4) Menjaga Kerbersihan
Menjaga kebersihan sangat penting
karena bersih pangkal sehat. Menjaga
kebersihan mulai dari diri sendiri sampai
lingkungan. Pembiasaan pola hidup
bersih dapat menumbuhkan sikap positif
akan pentingnya kesehatan. Mulailah
membiasakan hidup sehat berawal
dari diri sendiri. Melakukan kebiasaan
disertai tanggung jawab, disiplin, dan
kesantunan. Menjaga kesehatan diri
Sumber : www.zosdn3-pkp.sch.id sendiri berawal dari merawat diri; antara
Gambar 5 : anak sedang membersihkan
kamar mandi lain dengan menjaga kebersihan badan,
pakaian, tempat tidur, kamar mandi, dan
seterusnya.

5) Selalu Berdoa/Beribadah
Sehat itu milik orang-orang yang
selalu menjaga batin dan pikiran
positif, di samping membuat pikiran
terkonsentrasi baik, penuh cinta kasih.
Berdoa (sembahyang) dapat disebut
telah melakukan perbuatan baik (kusala
karma) baik berdoa untuk diri sendiri
maupun untuk makhluk lain.
Gambar 6 : anak sedang berdoa

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 109


B. Peduli pada Orang Lain
Peduli pada orang lain sesungguh-
nya juga peduli kepada diri sendiri.
Karena semua yang kita lakukan un-
tuk orang lain akan berbalik kepada
diri sendiri. Berdana dapat membuat
kita disukai dan disayang banyak
orang, dan mereka akan menolong
kita saat kita membutuhkan. Orang
tua kita di rumah adalah sebagai Bud-
dha yang masih hidup. Kita sebagai
anak-anaknya wajar bila merawat
orang tua di kala berusia tua, sakit,
Sumber : www.hineniana.blogspot.com dan sudah tidak berdaya. Teladan
Gambar 7 : anak merawat orang tua yang sakit
yang dilakukan Buddha sangat perlu
dicontoh. Walaupun murid-muridNya bukan saudara, dengan penuh kasih sayang
Buddha mau merawat demi kebahagiaan mereka. Begitu besar kasih sayang Bud-
dha kepada semua makhluk.
Demi kebahagiaan makhluk, Buddha rela mengorbankan waktu, tenaga dan
pikiran untuk merawat bhikkhu-bhikkhu yang sakit tanpa merasa jijik, malas, dan
bosan. Buddha merawat mereka dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang. Kita
sebagai siswa Buddha sudah selayaknya meneladani sikap dan kebajikan Beliau.
Merawat orang sakit adalah bentuk kepedulian berupa dana tenaga, pikiran, dan
juga biaya. Cara merawat orang sakit adalah sebagai berikut.
1) Membawanya ke dokter
2) Memberi obat
3) Memberi makanan yang baik
4) Memberi nasihat
5) Member motivasi agar cepat sembuh
6) Memperhatikan keinginannya
7) Mendoakan agar cepat sembuh
8) Bila memungkinkan dengan cara alternatif (tabib)

Jika teman atau saudara sakit dan tempatnya jauh, tidak sempat untuk menjenguknya,
kita bisa melakukan dengan cara mendoakannya. Jika teman kita sakit dan kita bisa
menjenguknya, berilah nasihat yang baik agar menjaga kesehatannya. Nasihati yang
baik agar tetap menjaga kesehatan dengan pikiran yang sehat pula. Sebab jika pikiran
sehat, jasmani pun akan berangsur-angsur sehat. Seperti sabda Buddha dalam Samyutta
Nikaya III,2,
Meskipun tubuhku sakit, pikiranku tidaklah sakit. Inilah cara engkau seharusnya
melatih diri.

110 Kelas V SD
Rangkuman

- Berdanalah dalam bentuk kepedulian demi orang lain dengan membantu


dan merawat orang sakit atau orang tua.
- Untuk membantu kesehatan orang lain, jagalah kesehatan diri sendiri dengan
menjaga batin dan kesehatan jasmani.
- Menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga, menjaga lingkungan, makan
bergizi, dan berdoa.
- Merawat orang tua adalah berkah utama.
- Merawat orang sakit sama halnya dengan merawat Buddha.
- Memberi semangat agar cepat sembuh jika teman sakit dengan menasihatinya
atau dengan mendoakan jika tidak mungkin untuk menjenguknya.

Kecakapan Hidup

Umur Panjang
Karena Menyelamatkan Semut
Pada suatu ketika, terdapatlah seorang biksu tua yang dengan melalui latihan tekun
telah memiliki kekuatan istimewa yang memungkinkannya meneropong masa depan.
Ia memiliki seorang murid bakal bhikkhu (Samanera) kecil yang berumur delapan
tahun. Suatu hari, sang biksu menatap wajah si bocah dan melihat bahwa si bocah akan
meninggal dunia dalam waktu tujuh hari lagi. Disedihkan oleh kenyataan tersebut,
ia lalu memberitahu si bocah untuk berlibur dan pergi mengunjungi orang tuanya.
Nikmati waktumu! Tak usah buru-buru kembali, kata sang biksu. Ia merasa si bocah
seharusnya memang berada bersama keluarganya saat dia meninggal dunia.
Tujuh hari kemudian, mengherankan baginya, sang biksu melihat si bocah kembali
mendaki gunung. Ketika dia tiba, sang biksu dengan serius menatap wajahnya dan
melihat si bocah sekarang akan hidup hingga menjadi tua renta. Katakan padaku
segala yang terjadi pada saat kamu pergi kata sang biksu. Si bocah mulai menceritakan
perjalanannya saat turun dari gunung. Dia bercerita tentang para penduduk desa dan
kota yang dilaluinya, tentang sungai-sungai yang diarunginya, dan gunung-gunung
yang didaki. Lantas dia bercerita tentang bagaimana pada suatu hari dia tiba di sebuah
sungai yang sedang banjir. Dia ingat, saat dia sedang mencoba menyeberangi sungai
yang deras itu, ada sebuah koloni semut yang terjebak di sebuah pulau kecil yang
terbentuk oleh sungai yang banjir tersebut. Tergerak oleh belas kasih kepada makhluk-
makhluk yang malang itu, dia mengambil sebatang ranting dari sebatang pohon dan
meletakkannya melintasi sungai hingga menyentuh pulau kecil tersebut. Selama para
semut melintasi jembatan ranting itu, dia terus memegang ranting tersebut erat-erat
sampai yakin betul bahwa semua semut telah berhasil menyeberang ke tanah yang
kering, Aku mengerti, kata sang biksu tua kepada dirinya sendiri, Itulah sebabnya
mengapa umurnya telah bertambah panjang,

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 111


Pertanyaan:
1. Apa yang dilihat gurunya pada si biksu kecil?
2. Mengapa gurunya mampu melihat masa depan orang lain?
3. Mengapa biksu kecil terhindar dari kematian?
4. Makna apa yang dapat kamu petik dari cerita tersebut?

Tugas:
Mari kita meneladani perbuatan yang dilakukan si biksu kecil. Kerjakan tugas berikut
ini!

Tuliskan perbuatan buruk yang pernah kamu lakukan pada makhluk lain:
1. ............................................................................................................................................................

2. ............................................................................................................................................................

3. ............................................................................................................................................................

4. ............................................................................................................................................................

5. ............................................................................................................................................................

Mintalah maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi

Tuliskan perbuatan baik yang pernah kamu lakukan pada makhluk lain:
6. ............................................................................................................................................................
7. ............................................................................................................................................................

8. ............................................................................................................................................................

9. ............................................................................................................................................................

10. ............................................................................................................................................................

Berjanjilah untuk senantiasa berbuat baik

112 Kelas V SD
Ayo, Bermain
Bermain Morse
Morse adalah kode rahasia untuk berkomunikasi. Kamu dapat menggunakan kode
tersebut baik secara tertulis, dengan menggunakan bunyi maupun cahaya. Terdapat
dua kombinasi, yaitu simbol titik (.) dan strip (-). Lihat gambar:

Gunakan peluit untuk menerjemahkan kode-kode Morse tersebut ke dalam nama-


nama dana yang akan kamu berikan. Tanda titik (.) dengan kode bunyi peluit pendek,
dan tanda strip (-) dengan kode bunyi peluit panjang. Terjemahkan kata-kata yang
dapat kamu pilih pada buku ini, terutama tentang dana, dan mintalah temanmu untuk
menebaknya.

Refleksi dan Renungan


Refleksi

Tulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai
melaksanakan pembelajaran pada Pelajaran 12.
1. Pengetahuan baru yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
2. Keterampilan baru yang telah saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
3. Perkembangan sikap yang saya miliki:
____________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 113


Renungan

Renungkan isi syair Dhammapada berikut ini. Kemudian, tulislah pesan apa
yang dapat kamu petik dari sabda Buddha tersebut!
Kesehatan adalah keuntungan paling besar. Kepuasan adalah kekayaan yang
paling berharga. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik. Nibbana adalah
kebahagiaan tertinggi.
Dhammapada 204

Pertanyaan pelacak:
1. Siapa yang tahu arti renungan dalam Dhammapada tersebut?
2. Apa sebabnya kita harus menjaga kesehatan?
3. Apa yang dimaksud kesehatan adalah keuntungan paling besar?
4. Mengapa dikatakan bahwa kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga?
5. Mengapa kepercayaan disebut sebagai saudara yang paling baik?

Penilaian
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian dana secara umum dan menurut agama Buddha!
2. Apakah merawat orang tua dapat dikategorikan dana?
3. Siapa saja yang berhak menerima persembahan dana? Sebutkan!
4. Bagaimana cara merawat batin?
5. Bagaimana cara merawat kesehatan tubuh?
6. Peduli kepada orang lain itu penting. Tetapi, peduli pada diri sendiri lebih penting. Apa
manfaat peduli pada diri sendiri?
7. Bagaimana cara kamu menjalin kepedulian pada orang lain?
8. Teman mainmu sakit. Bagaimana cara kamu menolongnya?

Aspirasi

Perbuatan baik dengan memberi bantuan kepada orang lain seperti dalam
pembahasan di atas, menjadi aspirasi dalam kehidupan sosial. Tuliskan aspirasimu
tentang hal-hal yang dapat kamu ketahui tentang makna berdana. Kemudian, sampaikan
aspirasimu kepada orang tua dan gurumu untuk ditandatangani dan dikembangkan
dalam kehidupan.

Menyadari bahwa orang tua sangat penting dalam kehidupanku:


Saya bertekad untuk membantu, menjaga nama baiknya, dan patuh.

114 Kelas V SD
Ulangan Semester 2

I. Pilihlah jawaban, a, b, c, atau d yang paling tepat!


1. Contoh dana kepada orang baru datang dari tempat jauh adalah .
a. tempat duduk c. bekan makanan yang akan dibawa
b. tempat untuk beristirahat d. makanan

2. Petapa Siddharta meninggalkan kedua gurunya karena .


a. tidak diakui sebagai siswa c. tidak menemukan yang dicarinya
b. berselisih paham dengan gurunya d. dikhianati oleh murid yang lain

3. Perasaan yang seharusnya dikembangkan saat berdana adalah .


a. teguh c. bersemangat
b. iklas d. tenang

4. Mara menggoda dan merayu Petapa Agung dengan tarian erotis dalam bentuk .
a. wanita cantik c. raksasa
b. penari ronggeng d. bidadari sorga

5. Petapa Siddharta meninggalkan istana karena .


a. bosan berada di istana c. mencari guru sakti
b. ingin menjadi Buddha d. mencari obat derita

6. Sebelum bertemu dengan Raja Bimbisatra, Petapa Siddharta bertemu dengan .


a. Raja Dewa Sakka c. Brahma Gatikara
b. Brahma Sahampati d. Uddaka Ramaputta

7. Perhatikan Tabel di bawah ini!


Orang-orang yang layak diberi dana
No Uraian
ditunjukkan pada nomor .
1 pemabuk a. 1 c. 3
2 orang malas b. 2 d. 4
3 korban bencana alam
4 anak jalanan

8. Raja Bimbisara berjanji akan memberikan separuh ... kepada Petapa Siddharta
a. Hartanya c. Kerajaannya
b. Kekuasaannya d. Selirnya

9. Merawat orang sakit merupakan wujud nyata dari ....


a. ilmu kesehatan c. kasih sayang
b. ketenangan batin d. rasa gembira

10. Berdana yang benar adalah dilakukan dengan hati yang ....
a. suci c. riang
b. tenang d. tulus

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 115


11. Lanjutkan syair yang dinyanyikan para penari ronggeng. bila tali gitar ditarik
terlalu kencang maka ....
a. kencang suaranya c. indah suaranya
b. putus talinya d. kematian yang diterima

12. Memberi dana, sesungguhnya bermanfaat untuk melatih diri menjadi ....
a. kaya c. welas asih
b. terpuji d. terhormat

13. Dana berupa makanan sehat tepat untuk diberikan kepada orang yang ....
a. kelaparan c. kedinginan
b. kesakitan d. ketakutan

14. Setelah memberikan dana kepada orang lain, harapan yang terbaik adalah ....
a. kembalinya balasan c. mendapat bantuan
b. datangnya pujian d. semoga ia berbahagi

15. Orang yang mengira Siddharta sebagai dewa pohon, dan kemudian ia berdana
kepada-Nya adalah ....
a. Kisa Gotami c. Dewi Maya
b. Sujata d. Prajapati

16. Saat adik sedang sakit yang harus dilakukan adalah ....
a. nonton televisi c. minta makanan enak
b. teratur minum obat d. minta dilayani

17. Anita sedang sakit. Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Anita sebaiknya ....
a. tidur-tiduran saja c. berwajah murung
b. menangis sedih d. menyemangati diri

18. Perhatikan Tabel di bawah ini!


No Uraian Akibat yang ditimbulkan jika sedang
sakit kita bermanja-manja ditunjukkan
1 cepat sembuh nomor ....
2 lama sembuh a. 1 c. 3
3 disayang ibu b. 2 d. 4
4 dibelikan mainan

19. Cara menjaga badan agar tetap sehat adalah ....


a. banyak nonton televisi c. teratur membersihakan badan
b. banyak jajan di sekolah d. banyak bangun pagi

20. Perbuatan menyelamatkan semut dari bahaya kematian adalah jenis dana ....
a. Amisadana c. Dhammadana
b. Atidana d. Mahatidana

116 Kelas V SD
II. Isilah titik-titik berikut ini dengan jelas dan benar!
1. Buddha mengajarkan bahwa jika seseorang merawat orang sakit sama dengan
merawat .
2. Mara menakuti Petapa Siddharta dengan membentuk dirinya berupa ....
3. Mimpi agung Bodisattva tentang banyak burung yang berdatangan dari empat
penjuru menandakan kelak ....
4. Pikiran yang dapat menjaga tubuh agar tetap sehat.
5. Barang-barang yang dapat diberikan untuk membantu korban bencana banjir
antara lain....
6. Lucky baru saja membeli kue yang lezat. Di jalan, ia bertemu dengan seorang
gelandangan yang kelaparan. Tindakan yang dapat dilakukan Lucky adalah ....
7. Sikap yang baik setelah seseorang telah berbuat baik kepada kita adalah ....
8. Wina dan mamanya membeli dua karung beras. Sesampainya di rumah, mereka
mendengar bahwa telah terjadi tanah longsor di desa dekat tempat tinggal mereka.
Bentuk dana yang dapat diberikan Wina dan mamanya kepada para korban adalah
....
9. Lima pertapa sahabat Petapa Siddharta meninggalkan-Nya karena .
10. Guru Petapa Siddharta yang berasal dari suku Kalama adalah .

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar!


1. Tusliskan 2 (dua) guru Petapa Siddharta!
2. Tuliskan lima mimpi Agung Bodhisattva!
3. Tuliskan tiga cara merawat orang sakit!
4. Tuliskan tiga cara menjaga tubuh agar tetap sehat!
5. Bagaimana caranya Mara mengganggu Petapa Siddharta?

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 117


Daftar Pustaka
Damaring Tyas Wulandari, Terj., Permainan Kreatif pengisi Waktu Luang, Erangga for
Kids 2005
Anne Marie Dalmai, Listiana, Terj., Kumpulan Dongeng Binatang, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta 2005
Muhammad Yaumi, Dr., Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences, Dian rakyat,
Jakarta 2012
Thayono Wijaya, Terj., Life Of The Buddha, Asia Pulp & Paper Buddhist Society 2004
Tim Penerjemah Vidyasena, Dhammapada Atthakatha, Vidyasena Vihara Vidyaloka,
Yogyakarta, Januari 1997
Tim Penyusun, Buku Pelajaran Agama Buddha, Ehipasiko Foundation, November 2010
-----------. 1992. Riwayat Hidup Buddha Gautama II. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha dan Universitas Terbuka
---------- 1979. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan
Buddhis Nalanda
Wijaya-Mukti, K. 2003. Wacana Buddha-Dharma. Jakarta: Yayasan Dharma
Pembangunan
Tjahyono Wijaya, Terj., 2004, Life Of The Buddha Riwayat Hidup Budha Gotama, Jakarta:
Asia Pulp and Paper Buddhist Society.
Tipiakadhara Migun Sayadaw, Indra Anggara (terj), 2008, Riwayat Agung Para
Buddha, Jakarta: Ehipassiko Foundation & Giri Magala Publications.
Tim Penyusun. 2005. Dhammapada, sabda-sabda Sang Buddha Gotama.Jakarta. Dewi
Kayana Abadi
ehkangagus.wordpress.com - 603 356 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
www.zonapantau.com - 1600 1103 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
www.sdn33-pkp.sch.id - 399 299 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
sdnegeripakel.blogspot.com - 1600 1200 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
www.spiritia.or.id - 1182 652 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
dhammavijja.web.id - 467 277 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
tjoaputra.com - 604 407 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
alifbraja.wordpress.com - 292 300 - Telusuri pakai gambar (16-10-2013)
jhodymaaf.blogspot.com - 649 778 - Telusuri pakai gambar (14-10-13)
hineniana.blogspot.com - 330 260 - Telusuri pakai gambar(12 oktober 2013)
wirajhana-eka.blogspot.com - 600 399 - Telusuri pakai gambar (11 0ktober 2013)
dhammavijja.web.id - 620 354 - Telusuri pakai gambar(11 0ktober 2013)
family.fimela.com

118 Kelas V SD
handoko.blogspot.com
http://kmbui.ui.ac.id
http://travelplusindonesia.blogspot.com
kabartop.com
mottobiker.wordpress.com
stchtrn.wordpress.com
www.ciputranews.com
www.indonesiaoptimis.com
www.dentalroom.web.id
www.iyaa.com

www.shareaja.com

www.dreamersradio.com Selasa, 12 Nov 2013 18:23 WIB

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 119


Glosarium
Abhaya Dana, pemberian bantuan berupa ampunan atau memberi maaf serta
melindungi kehidupan
Abhinna, kekuatan batin luar biasa yang dimiliki seseorang sebagai buah dari
pelaksanaan Samadhi atau meditasi
Acariya-vda,secara harfiah artinya mengikuti ajaran, pandangan guru
Adiduniawi. Segala sesuatu yang bersifat lebih unggul, lebih tinggi, lebih besar dari
semua yang bersifat duniawi. Sesuatu yang kekal.
Alam Madya. Alam tengah yaitu kehidupan makhluk-mkhluk di alam ini menglami
keadaan yaitu baik dan buruk, senang dan suasah. Alam yang dimaksud adalah alam
manusia.
Alara Kalama, guru spiritual petapa Siddharta yang pertama
Amisa Dana, pemberian bantuan berupa materi
Anapanasati, meditasi dengan menggunakan objek pernafasan, memperhatikan
masuk dan keluarnya nafas.
Anatta, tanpa inti yang permanen karena semua terbentuk oleh keterpaduan dari
unsur-unsur pembentuknya. Tiada yang dapat beridiri sendiri, semua saling melengkapi
saling membuthkan satu sama lain.
Anattalakkhana Sutta, bagian dari Sutta Pitaka Digha Nikaya berisi tentang kotbah
Buddha tentang tiga corak universal.
Ang Pao, istilah angpao dalam kamus berbahasa Mandarin didefinisikan sebagai uang
yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran;... Angpau
melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna
merah angpau melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi
negatif.
Anguttara Nikaya, salah satu dari lima bagian besar (Nikaya) dalam Sutta Pitaka.
Anicca, perubahan yang terjadi kepada semua fenomena di alam semesta ini.
Apsirasi, harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang.
Arahat, sebutan terhadap siswa Buddha yang berhasil menyucikan dirinya pada tingkat
kesucian yang tertinggi.
Asavakkhayanana, kemampuan untum melenyapkan semua kekotoran batin.
Ayu, Vanno, Sukham, Balam, berkah bagi orang yang senang berdana dalam kehidupan
mendatang yang artinya panjang umur, wajah cantik/tampan, bahagia, dan kesehatan/
kekuatan.
Bhikkhu, sebutan bagi siswa Buddha yang menjalani hidup tanpa berumah tangga dan
mengabdikan diri sepenuhnya untuk pelayanan Dhamma kepada umat perumah tangga.

120 Kelas V SD
Bija Niyama, tatanan alam berkenaan dengan tumbuh kembang makhluk-makhluk
Bimbisara, raja kerajaan Magadha yang merupakan pendukung terbesar bagi
perkembangan ajaran Buddha pada zamannya.
Bodhisattva, makhluk hidup yang mengabdikan dirinya untuk menyempurnakan
Paramita dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya demi mencapai cita-cita yaitu
menjadi Sammasambuddha.
Brahmana, golongan masyarakat atau strata sosial kemasyarakatan di India yang
umumnya mengurus masalah-masalah spiritual keagamaan.
Cakkavudha, nama senjata berbentuk cakra yang digunakan mara untuk meneror
Petapa Siddharta.
Chanda, sifat baik yang patut dipuji artinya keinginan yang baik.
Citta Niyama, tatanan alam berkenaan dengan cara kerja pikiran.
Cittahattha, nama siswa Buddha yang keluar masuk menjadi bhikkhu lebih dari 6 kali
yang kahirnya menyadari kekurangannya dan berhasil menjadi Arahat.
Cutupapatanana, kemempuan untuk melihat kelahiran dan kematian makhluk-
makhluk lain.
Dakkhina Vibhanga Sutta, bagian dari Majjhima Nikaya III 4. 12.
Dana, pemberian bantuan yang bertujuan untuk meringankan beban orang lain yang
sednag membutuhkan pertolongan sekaligus mengembangkan praktik kebajikan.
Daya Upaya Benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Vyama yang biasa
diartikan sebagai daya upaya benar berkatian dengan pikiran
Dhamma Dana, pemberian bantuan berupa ilmu pengetahuan dan juga kebenaran
Dhamma Niyama, tatanan alam berkenaan dengan kebenaran-kebenaan luar biasa
dan istimewa.
Dhammaccakkappavattana Sutta, nama kotbah Buddha yang pertama kali kepada
lima siswa-Nya.
Dhammapada Atthakatha, kitab komentar, tafsir, terhadap sabda-sabda Buddha
disertai cerita-cerita yang melatarbelakangi timbulnya syair tersebut.
Dhammapada, bagian dari kitab Tipitaka yang berisi ungkapan-ungkapan Buddha
dalam bentuk syair berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tertentu.
Dukkha, secara harfiah diartikan penderitaan. Dalam ajaran Buddha memiliki makna
yang lebih luas yaitu berkaitan dengan segala sesuatu yang berubah, dan tidak bisa
berdiri sendiri.
Duniawi, segala sesuatu mengenai dunia; bersifat dunia (tidak kekal dsb).
Etika, nilai baik buruk, benar dan salah berkaitan dengan perbuatan manusia.
Gaya, nama tempat petapa Siddharta mencapai Penerangan Sempurna.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 121


Girimekhala, nama gajah yang ditunggangi oleh Mara saat menggoda Petapa Siddharta
Hukum kosmis, tatanan tentang semua yang ada di jagad raya atau alam semesta.
Ilmu Biologi, ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan); ilmu hayat;
Ilmu Botani, cabang ilmu bilogi yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Ilmu psikologi, ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun
abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentangt gejala dan
kegiatan jiwa.
Interpretasi, pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis thd sesuatu;
tafsiran
Issa, salah satu sifat buruk yang dimiliki oleh setiap orang belum suci yang artinya iri
hati
Kalama, Sakya, nama-nama suku bangsa pada zaman kehidupan Buddha
Kalayakkhini, judul sebuah kisah dalam Dhammapada Attakattha yang menceritakan
akibat dari kebencian dan dendam yang berlarut-larut antara dua orang wanita.
Kama Niyama, tatanan alam berkenaan dengan nilai baik buruk perbuatan beserta
sebab akibatnya.
Karma, perbuatan baik buruk yang dilakukan karena didorong oleh niat untuk
melakukan.
Kasta, tingkatan sosial kemasyarakatan yang ada di India
Kathina, secara harfiah berarti jubah, secara umum dimengerti sebagai hari raya umat
Buddha untuk berdana pada Sangha.
Kebenaran Mulia, fakta tentang kehidupan yang telah dipahami dan dimengerti oleh
orang-orang yang memiliki kemuliaan, kesucian.
Kosentrasi Benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samma Samadhi yang biasa
diartikan sebagai kosentrasi atau fokus yang benar
League, satuan ukuran panjang, sama dengan satuan ukuran kaki. Satu ukuran kaki
sama dengan 12 inch = 0,3048 m = 30,48 cm
Maha-Brahma, Sakka, Rajanaga Mahakala, nama-nama dewa yang menyingkir saat
Petapa Siddharta digoda oleh Mara
Mahasaccaka Sutta, nama Sutta yang ke 36 dalam Majjhima Nikaya.
Mahati Dana, pemberian bantuan berupa pengorbanan atas kesenangan dirinya
sendiri bahkan jiwa dan raganya rela diberikan.
Mara, nama untuk makhluk/setan jahat, dan juga sebutan lain bagi hawa nafsu.
Menginterpretasikan, menafsirkan, mengartikan, mengasosiasi, tentang sesuatu objek.

122 Kelas V SD
Merefleksikan diri, kemampuan melihat gambaran tentang dirinya sendiri setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Micchariya, sifat buruk yang secara harfiah artinya egois
Mimpi Agung, adalah sebutan tentang mimpi yang dialami Petapa Siddharta sebelum
mencapai Penerangan Sempurna, disebut agung karena mimpi ini merupakan pertanda
akan dicapainya penerangan sempurna.
Nanda, nama seorang penggembala kambing yang memberi susu kepada petapa
Siddharta saat beliau pingsan setelah melakukan tapa yang sangat ekstrim.
Neranjara, nama sungai tempat Petapa Siddharta melempar mangkuknya, dimana
mangkuk mengalir melawan arus yang menandakan akan dicapianya pecerahan.
Nevasannvsannyatana Jhna, keadaan batin yang berada pada tingkat meditasi
Jhana 8 secara harfiah artinya keadaan pencerapan pun bukan tidak pencerapan.
Nibbana, istilah dalam bahasa Pali yang merupakan tujuan tertinggi praktik ajaran
Buddha. Nama lain bagi lenyapnya sebab penderitaan, terbebas dari penderitaan,
kebahagiaan abadi, lenyapnya hawa nafsu.Kebahagiaan tertinggi dan permanen.
Nirwana, istilah lain Nibbana dalam bahasa sansekerta.
Niyama-dipani, kitab komentar yang disusun oleh siswa-siswa Buddha berkenaan
dengan hukum-hukum alam semesta.
Panca Niyama, lima tatanan atau tertib alam semesta
Panna, bijaksana yaitu kemampuan menentukan, memilih, baik dalam berpikir,
berucap dan berperilaku yang tepat, dan benar.
Paramita, luhur, sempurna yang merujuk pada kebajikan yang dilakukan oleh
Bodhisattva Siddharta dalam rangka mencapai kebuddhaan.
Pasamuan Sangha, perkumpulan, persatuan, komunitas para bhikkhu yang bertugas
melestarikan ajaran Buddha.
Pencaharian Benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Ajiva yang biasa
diartikan sebagai mata pencaharian, atau pekerjaan yang benar
Penerangan Agung, istilah yang menggambarkan tentang pengetahuan yang istimewa
berkaitan dengan hidup dan kehidupan, pemahaman yang utuh tentang empat fakta
kehidupan yaitu dukkha, sebab dukkha, akhir dukkha, dan jalan menuju berakhirnya
dukkha.
Pengertian benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Ditthi yang sering
diartikan sebagai Pandangan Benar.
Perbuatan Benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Kammanta yang biasa
diartikan sebagai perbuatan benar
Perhatian Benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Sati yang biasa
diartikan sebagai perhatian benar

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 123


Pesimis, bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah,
rugi, celaka, dsb); orang yg mudah putus (tipis) harapan.
Petapa, orang yang melakukan tapa dalam hal ini adalah cara hidup untuk mencapai
cita-cita spiritual yang diiginkan misalnya dengan berpuasa, meditasi, dan hidup
sederhana.
Pikiran benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Sankappa yang biasa
diartikan sebagai pikiran benar dan ada juga yang menterjemahkan sebagai niat yang
benar.
Pubbenivasanussatinana, kemampuan untuk melihat kelahiran-kelahiran di waktu
kehidupan lampau
Punarbhava, konsep ajaran Buddha tentang kelahiran berulang. Setiap makhluk
terikat oleh hukum sebab-akibat yang berhubungan erat dengan kondisi-kondisi
kehidupannya baik dimasa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Samadhi, secara harfiah berarti fokus. Sebagai perilaku berarti hidup sadar, eling.
Sapurisa Dana 8, delapan macam berdana meteri yang baik.
Senanigama, nama suatu tempat di Uruvela tempat Petapa Siddharta melakukan tapa
bersama lima orang petapa.
Sila, dalam agama Buddha didefinisikan sebagai perilaku yang baik, benar sesuai
dengan norma-norma yang berlaku dalam ajaran agama maupun masyarakat.
Sujata, nama seorang wanita yang memberikan persembahan dana makanan kepada
Petapa Siddharta menjelang pencapaian Penerangan Sempurna.
Tanha, Arati, Raga, adalah nama-nama untuk hawa nafsu yang ada pada diri setiap
orang. Kadang ketiganya disimbolkan dalam bentuk makhluk berbentuk setan jahat.
Tatthagata, sebutan bagi seseorang yang dimuliakan,dijunjung, sangat dihormati,
dalam hal ini adalah Buddha.
Tilakkhana, tiga ciri, corak, karakter semua perwujudan di dunia ini. Yaitu ciri berubah,
berisfat tidak memuaskan, dan tanpa unsur inti yang permanen.
Tiriya, nama tanaman yang muncul dalam mimpi Petapa Siddharta
Ucapan benar, dalam teks Pali dikenal dengan istilah Samm Vaca yang biasa diartikan
sebagai ucapan atau berkata benar.
Uddakka Ramaputta, guru spirtual petapa Siddharta yang kedua
Uruvela, nama hutan tempat petapa Siddharta melakukan tapa menyiksa diri bersama
lima petapa.
Utu Niyama, tatatan alam berkenaan dengan proses kimia fisika.
Vihara Jetavana, vihara di sebuah daerah yang bernama Jetavana, tempat Buddha
sering singgah dan mengajarkan Dhamma.

124 Kelas V SD Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Anda mungkin juga menyukai