Pengertian Black Water

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BLACK WATER

NURFITASARI F221 15 078


PENGERTIAN BLACK WATER

Blackwater Adalah Air yang berasal dari pembilasan toilet (faeces dan urin dengan
pembilasan/penyiraman
Limbah hitam (bahasa Inggris: blackwater) adalah air limbah yang berasal dari buangan
biologis seperti kakus, berbentuk tinja manusia, maupun buangan lainnya berupa cairan
ataupun buangan biologis lainnya yang terbawa oleh air limbah rumah tangga bekas cuci
piring, maupun limbah cairan dari dapur.
setiap manusia rata-rata mengeluarkan 125-250 gram limbah hitam (tinja dan air kencing) per
hari, sehingga ribuan ton limbah hitam diproduksi setiap harinya. Di luar jumlahnya, limbah
hitam mengandung empat komponen berbahaya.
Mikroba (seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus dan bakteri Vibrio
cholerae penyebab kolera, hepatitis A, dan virus penyebab polio). Tinja manusia
mengandung puluhan miliar mikroba termasuk bakteri koli-tinja (E. coli).
Materi organik berupa sisa dan ampas makanan yang tidak tercerna dalam bentuk
karbohidrat, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung
materi organik yang setara dengan 200-300 mg BOD5. Kandungan BOD yang tinggi
mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna hitam.
Telur cacing. Prevalensi anak cacingan yang diakibatkan cacing cambuk dan cacing
gelak bisa mencapai 70 persen dari balita di Indonesia
nutrien yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa
oleh sisa sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa
amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung
amonium sekitar 25 mg dan fosfat seberat 30mg. Senyawa nutrien memacu
pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya warna air jadi hijau. Gangang
menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan air lainya mati. Fenomena
yang disebut eutrofikasi ini mudah dijumpai, termasuk di waduk, danau, maupun
balong-balong.
SISTEM PENGOLAHAN BLCK WATER KEAREAL KOTA
Pengolahan Limbah (sewerage system ) merupakan proses cara penghilangan kontaminan
dari air limbah dan limbah rumah tangga, baik limpasan maupun domestic, pada proses
pengolahan limbah terjadi proses fisika, kimia dan biologi bertujuan untuk menghilangkan
kontaminan fisik, kimia dan biologinya, tujuan lainya adalah untuk bisa menghasilkan aliran
limbah atau efluen yang telah diolah dari limbah padat atau lumpur yang cocok untuk
pembuangan dan dapat dapat dipergunakan kembali terhadap lingkungan setelah diolah.
Sekitar tahun 1910 oleh kolonial Belanda, dibangun sistem pengolahan limbah di Indonesia
terutama pengolahan limbah hitam. Pembangunan pengolahan limbah hitam serentak di kota
Cirebon, Yogyakarta dan Solo, tetapi setelah kemerdekaan Indonesia, sistem pengolahan
limbah tersebut tidak dilanjutkan lagi. Baru sekitar tahun 1980an dikembangkan lagi sistem
pengolahan limbah di kota-kota besar.
PenempatanPengolahanAir Limbah

Pengolahan sistemter pusat (off site)

Pengolahan sistem setempat ( on site)


Sistem pengolahan limbah yang modern ini berfungsi untuk mengumpulkan limbah-limbah
seperti air tinja dari rumah-rumah dan diolah kembali menjadi baku mutu efluen yang
ditetapkan. Sehingga dengan adanya teknologi seperti ini maka fungsi dari septic tank tidak
dipergunakan lagi, sehingga pencemaran air dapat dicegah sedini mungkin. Sistem
pengolahan limbah hitam ini umumnya terdiri dari sambungan-sambungan air dari saluran
pengumpul dan instalasi pengolahan.
Berdasarkan tempatnya, dibedakan menjadi 2:
1.Sistem pengolahan on-site position
sistem dimana penghasil limbah mengolah air limbahnya secara individu.
2. Sistem off-site position
air limbah disalurkan melalui sewer (saluran pengumpul air limbah) lalu kemudian
masuk ke instalasi pengolahan terpusat.
Contoh : Septic Tank, Grease Trap, Pit Latrine.
Pada sistem pengolahan off site diperlukan saluran untuk menyalurkan air buangan ke IPAL

Contoh: Septic Tank


Di banyak negara maju, instalasi pengolahan limbah sudah dilengkapi dengan sarana
penanganan lumpur yang lengkap, akan tetapi di Indonesia sendiri di tahun 2006 saja sulit
ditemukan sistem pengolahan limbah hitam yang lengkap, baik dan modern. Sistem yang
sedemikian lengkapnya baik dan modern hanya dijumpai di beberapa kawasan perumahan
modern seperti Jakarta Bekasi Cikarang. Ada banyak kota yang sudah memiliki sistem
pengolahan limbah hitam seperti, Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Cirebon, Medan,
Jakarta, Prapat, Tangerang, Surakarta dan Yogyakarta, namun kondisinya dan kinerja masih
belum baik, karena pada umumnya sistem-sistem cakupan layanannya belum mencapai 10
persen dari populasi kota.
Pengolahan limbah hitam keareal kota

Di negara-negara maju dan beberapa kota di negara Asia lainnya, pengolahan limbah hitam
menggunakan sistem pengolahan limbah perpipaan terpadu (sewerage system). Di Indonesia
banyak pemerintah kota merasa tidak mampu untuk melakukan pembenahan kondisi
sanitasinya, hal ini menjadikan warga mengatasi masalah sanitasinya sendiri-sendiri.
Sebagian warga kota memilih cara termudah untuk membuang tinja dan sampahnya. Buang
air besar langsung dilakukan di kali atau selokan terdekat, perilaku ini kemudian menjadi
masalah bagi kelompok masyarakat yang lebih luas.
Air kakus atau limbah hitam di Indonesia biasanya ditangani dengan menggunakan unit-unit
setempat (on site unit) seperti tangki septik. Layanan ini biasanya dikembangkan dan
dioperasikan sendiri oleh pemilik rumah (self service). Penggunaan jamban dengan tangki
septik pada tahun 2006 secara statistik digunakan oleh 65 persen rumah yang ada di kawasan
perkotaan di Indonesia sebagai teknik pengolahan air kakus yang paling banyak digunakan.
Penggunaan jamban dengan septic tank membutuhkan layanan lanjutan seperti penyedotan
lumpur tinja dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Air kakus juga dapat ditangani
secara kolektif dengan menggunakan layanan sistem pengolahan limbah terpadu (sewerage
system). Sistem ini mengalirkan air kakus dari tiap rumah oleh pipa pengumpul menuju ke
suatu unit pengolahan air limbah dan biasanya dapat dikembangkan untuk kawasan
pemukiman padat.
Perkembangan Pengolahan Limbah Domestik (Black Water)
JENIS-JENIS PENGOLAHAN BLACK WATER DOMESTIK ANTARA LAIN:

1. Kakus cemplung
Sarana MCK (Mandi cuci kakus) ini merupakan sarana yang paling sederhana dan murah,
serta banyak dipergunakan di daerah pedesaan. Selain itu jenis ini cocok untuk daerah yang
sulit memperoleh air bersih untuk penggelontoran. Namun untuk menggunakan jenis
pengolahan limbah domestik ini memiliki beberapa persyaratan, antara lain:
Berada untuk daerah dengan tingkat kepadatan rendah
Permukaan air tanah tidak tinggi Jauh dari sumber air atau sumur

2. Bore Hole Latrine (cubluk)


Tahap perkembangan kakus cemplung adalah cubluk. Perbedaan pengolahan antara cubluk
dengan kakus cemplung berada pada bagian pembuangannya, pada kasus kakus cemplung,
pembuangan langsung kedalam badan air, sedangkan pada kasus cubluk pembuangan
dimasukkan ke dalam tanah.
Bentuk cubluk terdiri atas lubang dengan diameter 30-40 cm dengan kedalaman 4-8 m, dan
diberi plat dengan lubang di bagian tengah guna sebagai pijakan dan penutup. Namun
perkembangan siste pengolahan limbah domestik ini pun masih kurang baik, terutama untuk
dilakukan pada tempat dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Selain itu cubluk ini dapat
menyebabkan tercemarnya sumber air tanah.
3. Dug Well (pit latrine)
Perkembangan selanjutnya dari sistem pengolahan limbah domestik ini adalah dug well.
Tidak berbeda jauh dengan cubluk, namun telah lebih dilengkapi dengan penambahan plat
sebagai pijakan serte dilengkapi dengan super structure (rumah-rumahan), sehingga tingkat
harkat masyarakat tersebut dapat dilihat lebih meningkat dengan sistem sanitasi yang
berkembang.
Kedua jenis sanitasi (cubluk dan dug well) menggunakan tanah sebagai mediator pengolahan
limbah domestik. Pada prinsipnya kedua jenis ini adalah sama, yaitu limbah domestik
tersebut dimasukkan ke dalam tanah sehingga akan terjadi proses pengomposan limbah
secara alami, sehingga dapat digunakan sebagai kompos setelah rentang waktu tertentu.
Namun kedua jenis ini masih terdapat kekurangan antara lain lokasinya yang berada di luar
rumah serta cukup membahayakan, karena lubang yang berada tepat dibawah akan membuat
tingkat kepadatan tanah berkurang sehingga bila terjadi suatu guncangan akibat gempa atau
tekanan berlebih dari bagian atas dapat menyebabkan keruntuhan tanah tersebut. Sehingga
pada perkembangan selanjutnya, lubang pembungan dan sistem pengolahan dibuat terpisah
dengan penambahan sistem penghubung antara keduanya.
4. WaterSeal Type of Latrine
Pembuatan water seal type of latrine merupakan perkembangan tahap selanjutnya setelah dug
well. Water seal type of latrine ini menggunakan sistem penampung air pada bagian lubang
pembuangan sehingga bau dari sistem pengolahan tidak tercium. Penampungan air ini dibuat
dengan menggunakan sifat air yang selalu datar. Sehingga air akan berada pada bagian lubang
pembuangan.
Jenis ini telah mengalami perkembangan yang baik, karena dilihat dari segi keamanan jenis
ini aman karena sistem pengolahan tidak berada langsung dibagian atas lubang pembuangan.
Selain itu sistem ini dapat ditempatkan di dalam rumah sehingga dapat lebih praktis pada saat
menggunakannya.
5. Ventilated Improved Pit Latrine
Jenis ini tidak berbeda jauh dengan jenis water seal type of latrine, namun pada jenis ini
ditambahkan ventilasi atau lubang udara pada sistem pengolahan limbahnya.

6. Septic Tank
Jenis ini merupakan jenis dengan tingkat pengolahan yang baik serta tingkat pencemaran
yang rendah karena sistem ini memiliki beberapa bagian yang terdapat proses pemisahan
antara padatan dan cairan, serta terjadi pula penguraian secara mikrobiologis secara anaerob,
bagian cair disalurkan ke bidang resapan sehingga air hanya memiliki kemungkinan yang
rendah untuk mencemari air tanah.
7. Aqua Privy
8. Vaccum Closet
Kedua jenis terakhir merupakan pengembangan jenis-jenis sebelumnya juga namun masih
jarang digunakan atau hanya digunakan pada kalangan terbatas.
Jenis pengolahan limbah domestik di masyarakat lebih sering disebut dengan tangki septik,
namun sebenarnya bentuk tangki septik yang mereka buat bukanlah tangki septik yang
sebenarnya, melainkan berjenis ventilated improved pit latrine. Ventilated improved pit
latrine memiliki bentuk yang hampir sama dengan tangki septik namun perbedaannya berada
pada pengolahan air limbahnya, pada tangki septik yang sebenarnya terdapat sistem
pengolahan dimana terjadi pemisahan secara fisika antara padatan, air serta scum yang masuk
ke dalam tangki septik. Pada ventilated improved pit latrine tidak terjadi pemisahan karena
wadah hanya berupa lubang vertikal kebawah, dalam wadah tersebut terjadi proses
pembusukan secara alami.

Berikut merupakan contoh-contoh limbah yang berada di tengah masyarakat:


Limbah sampah organik (makanan ternak, komposting, biogas)
Limbah sampah an-organik (plastik, logam, kertas, kaca)
Limbah sanitary landfill
Limbah pembakaran

Anda mungkin juga menyukai