Minipro Hipetensi
Minipro Hipetensi
Minipro Hipetensi
PENDAHULUAN
1
sangat penting untuk dimiliki, agar bisa menanggulangi penyakit hipertensi itu
sendiri. Dalam hal ini penyuluhan kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat
penderita hipertensi agar lebih memahami tentang penyakit tersebut dan dapat
merubah pola hidupnya demi tercapainya hidup sehat. menyatakan bahwa
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan seharusnya dimiliki oleh pasien karena pasien adalah orang yang
paling bertanggung jawab terhadap terkontrolnya tekanan darah. Berdasarkan
konsep tersebut, faktor pengetahuan tentang hipertensi kemungkinan mempunyai
hubungan dengan terkontrolnya tekanan darah. Seorang perawat diharapkan dapat
membantu berperan serta memberikan informasi dan mengawasi penderita
hipertensi untuk mengatasi masalah kesehatan dimasyarakat Gaya hidup adalah
pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan
opininya. Banyak penyakit akibat gaya hidup yang berhubungan erat dengan
kebiasaan hidup yang salah sedangkan untuk mencapai kondisi fisik dan psikis
tetap prima dibutuhkan serangkaian kebiasaan maupun gaya hidup yang sehat.
Gaya hidup berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang dalam
merespon kesehatan fisik dan psikis, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Gaya hidup sehat dilakukan dengan tujuan agar hidup lebih panjang dan
menghindari berbagai macam penyakit. Gaya hidup sehat merupakan suatu
perilaku kesehatan yang merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan
dari luar untuk menjaga kesehatan secara utuh. Perilaku dibentuk oleh tiga aspek
penting, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan tiap individu.Penelitian
sebelumnya yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan pengetahuan dan
sikap tentang penyakit hipertensi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas
Syamtalira Bayu
- Puskesmas Syamtalira Bayu terutama para masyarakat dan kader
kesehatan dapat menajalankan pola hidup sehat agar terhindar dari
penyakit hipertensi
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
- Berperan serta dalam upaya deteksi dan intervensi tentang hipertensi
- Mengaplikasikan pengetahuan mengenai pencegahan hipertensi
- Melaksanakan mini project dalam rangka program internship dokter
Indonesia
3
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
- Menambah pemahaman dan keterampilan para tenaga kesehatan
puskesmas mengenai karakteristik dan deteksi hipertensi
- Bertambahnya pemahaman dan keterampilan para tenaga kesehatan
puskesmas mengenai deteksi dan intervensi hipertensi dan untuk
mendukung upaya pemantauan kesehatan dan pengendalian tekanan darah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
kesehatan tetapi mengenyangkan masih terjadi dalam kehidupan penduduk miskin
dikarenakankekurangan ekonomi sehingga menjadi penghambat dalam memenuhi
asupan gizi sesuai yang dianjurkan. Mengingat data tentang hipertensi yang
terjadi pada masyarakat miskin di Aceh belum ada, maka penelitian ini dilakukan.
Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh tahun
2012, populasi penduduk miskin paling banyak terdapat di Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh, yaitu sebanyak 3.622 jiwa orang. Dari Keterangan
Camat Ulee Kareng, penduduk miskin paling banyak berada di Desa Ceurih.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka penelitian ini dilakukan di desa tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap karakteristik penderita hipertensi
pada masyarakat miskin yang ada di Desa Ceurih
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia,
hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai
usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg
(millimeter air raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan
diastolik. Sistolik adalah angka yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu
jantung sedang menguncup atau sedang melakukan kontraksi. Diastolik adalah
angka yang terendah pada waktu jantung mengembang berada di dalam akhir
relaksasi. Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan
tekanan diastolik 80 mmHg.
a. Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan
darah ke dalam batang pembuluh nadi.
6
b. Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.
c. Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.
Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan
dan dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun
bervariasi. Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg
ke atas dianggap tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik,
hal tersebut kurang tepat. Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan
tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama dengan yang disebut normal.
Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan anggapan bahwa
semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah, adalah
anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang
tekanan darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke
rendah. Periksa tekanan darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap
kali ke dokter/ fasilitas kesehatan.
b. Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari
penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon.
7
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :
b. Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.
d. Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.
1. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan
darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah
tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi.
2. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
8
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas
atas yang normal.
3. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi.
6. Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
9
8. Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman
cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan
tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika
Anda menderita tekanan darah tinggi.
d. Kelelahan.
e. Mual.
f. Sesak napas.
g. Gelisah.
h. Muntah.
10
i. Mudah tersinggung.
j. Sukar tidur.
k. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
ginjal
2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama
dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan
bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada
ginjal.
4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang
bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
11
2.6 Pencegahan Hipertensi
d. Jangan merokok.
g. Mengurangi stress.
h. Jangan terburu-buru.
Pencegahan Primer :
Pencegahan Sekunder
12
Fisik aktif.
Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu
dengan :
1. Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu
gelas belimbing dan diminum setiap pagi.
2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2
gelas/hari.
13
Cara membuat jus mentimun :
g. Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
14
BAB III
KESIMPULAN
15
BAB V
DISKUSI
16
kurang bersih menjadi air bersih yang sesuai standar kesehatan. Masyarakat
dengan pengetahuan dan perilaku penggunaan air bersih yang buruk hampir
seluruhnya tidak mengetahui bagaimana yang dikatakan air bersih dan bagaimana
cara mengolah air menjadi bersih sesuai dengan standar kesehatan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi setelah kegiatan edukasi penggunaan air bersih dan
edukasi pengelolaan air menjadi air bersih didapatkan perubahan perilaku
masyarakat terhadap pengolahan air. Dari 6 sampel yang diambil secara acak dari
total 256 sampel maka didapatkan hasil 5 orang () sudah melakukan pengolahan
air dengan menggunakan saringan air dan 1 orang () belum melakukan
pengolahan air dengan menggunakan saringan. Dari data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa ada perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
6.2 Saran
Untuk masyarakat:
17
1. Agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara
menggunakan air bersih
2. Agar mengajak masyarakat lain yang belum menggunakan air bersih untuk
dapat menggunakan air bersih yang sesuai dengan standar kesehatan.
Untuk Puskesmas :
METODE PENELITIAN
18
masyarakat miskin yang sesuai dengan kriteria inklusi yang meliputi;
(a) umur lebih dari 18 tahun, (b) status menetap saat pengumpulan
data dilakukan, (c) orang miskin sesuai kriteria Badan Pusat Statistik (BPS)
dan (d) bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Berdasarkan informasi dari
BPS Kota Banda Aceh, terdapat 1.097 penduduk miskin di Kecamatan Ulee
66
perbulan sekitar Rp. 360.000,00 dan per hari sekitar Rp. 12.000,00.9
19
Pengumpulan data dilakukan oleh tim peneliti dari Loka Litbang Biomedis
Aceh dan petugas Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan
HASIL
20
optimal.3
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Syamtalira Bayu, yaitu data
mengenai profil komunitas umum, data geografis dan data demografis.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
3. Rusmil, Kusnandi. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: DepKes RI.
4. Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi,
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Departemen Kesehatan : Jakarta
5. Djauhar Ismail. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Diundur dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1956041219830
11ATANG_SETIAWAN/PERKEMBANGAN_ABK/DETEKSI_DINI_TUMB
UH_KEMBANG_ANAK.pdf diakses pada tanggal 10 Mei 2017
6. Soejatdmiko. 2008. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita, Sari
Pediatri, Vol 1 No. 3
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Utara 2016.
8. Puskesmas Syamtalira Bayu. Profil Puskesmas Syamtalira Bayu Tahun 2016.
9. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Diunduh dari:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/3-3-12.pdf diakses pada tanggal 10 mei
2017.
10. Riset Kesehatan Dasar 2007. Pedoman pengukuran dan Pemeriksaan. Badan
Litbang dan Pengembangan Kesehatan RI Departemen Kesehatan, Jakarta
2007.
11. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/retrieve/6658
23