Peran Petugas Kesehatan Dalam Manajemen Penanganan Bencana Alam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No.

1 Januari 2015

PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM MANAJEMEN


PENANGANAN BENCANA ALAM
Oleh :
Siti Nurmawan Sinaga, SKM, M.Kes.
Dosen Akbid Mitra Husada, Medan

Abstrak
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran petugas kesehatan dalam
manajemen penanganan bencana alam. Metode penulisan menggunakan metode library research.
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu syarat sukses penanganan emergency bencana
adalah kepemimpinan. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan adalah kebingungan, kehancuran,
kerugian, dan malapetaka. Kepemimpinan yang dimaksud tentu selayaknya dari unsur pemilik
otoritas (pemerintah). Keberhasilan semua elemen masyarakat dalam kancah bencana sangat
tergantung keberadaan pemimpin. Kepemimpinan dalam penanganan emergency bencana haruslah
mampu dengan cepat, tepat, dan berani mengambil keputusan, bersikap tegas, menjalankan sistem
instruksi bukan diskusi.

Kata kunci : petugas kesehatan dan manajamen penanganan bencana alam

1. Pendahuluan Dampak bencana yang ditimbulkan


1.1. Latar Belakang dapat berupa kematian masal, terganggunya
Kejadian letusan gunung Sinabung di tatanan sosiologis dan psikologis masyarakat,
Kabupten Karo merupakan salah satu kejadian pengangguran, kemiskinan, kriminalitas,
bencana alam yang secara global dapat keterbelakangan, dan hancurnya lingkungan
mengganggu kesehatan masyarakat pada hidup masyarakat. Begitu besarnya risiko yang
umumnya dan korban erupsi pada khususnya. ditimbulkan oleh bencana ini, maka
Terganggunya kesehatan masyarakat terutama penanganan bencana menjadi sangat penting
oleh penyakit ISPA, sehingga sangat untuk menjadi perhatian dan tugas kita
dibutuhkan peran tenaga kesehatan dalam bersama.
menanggulangi hal tersebut. Hodgetts & Jones (2002), mengatakan
Bencana merupakan kejadian luar bahwa faktor yang mendukung keberhasilan
biasa yang menyebabkan kerugian besar bagi dalam pengelolaan bencana adalah manajemen
manusia dan lingkungan dimana hal itu bencana. Di berbagai Negara yang telah
berada diluar kemampuan manusia untuk mengalami bencana dengan korban yang
dapat mengendalikannya, disebabkan oleh cukup banyak, permasalahan yang besar
faktor alam atau manusia atau sekaligus oleh muncul adalah tidak adanya manajemen
keduanya. Didalam penanganan bencana penanggulangan bencana yang baik.
terdapat beberapa aspek yaitu aspek mitigasi Permasalahan terjadi pada semua tahapan
bencana (pencegahan), kegawatdaruratan saat manajemen bencana mulai dari respon akut,
terjadinya bencana, dan aspek rehabilitasi. recovery, rekonstruksi, pencegahan, mitigasi
Penanganan kegawatdaruratan targetnya maupun kesiapsiagaan.
adalah penyelamatan sehingga risiko Salah satu syarat sukses dalam
tereliminir. Sedangkan rehabilitasi merupakan management bencana adalah tenaga
upaya mengembalikan pada kondisi normal kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan ketenaga
kembali. kesehatan adalah kebingungan, kehancuran,
kerugian, dan malapetaka. Namun justru hal
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

inilah yang biasanya menjadi titik lemah 2.2. Tahapan Bencana


penanganan bencana di Indonesia, termasuk Disaster atau bencana dibagi beberapa
kasus penanganan letusan gunung Sinabung tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap
di Kabupaten Karo pada saat-saat awal serangan atau saat terjadi bencana (impact),
kejadian bencana, dimana untuk tenaga tahap emergency dan tahap rekonstruksi.
kesehatan perannya sangat diperlukan. a. Tahapan Pra Disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap
1.2. Tujuan Penulisan pra bencana, durasi waktunya mulai saat
Penulisan makalah ini bertujuan untuk sebelum terjadi bencana sampai tahap
mengetahui peran petugas kesehatan dalam serangan atau impact. Tahap ini dipandang
manajemen penanganan bencana alam. oleh para ahli sebagai tahap yang sangat
strategis karena pada tahap pra bencana ini
2. Uraian Teoritis masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap
2.1. Bencana bencana yang akan dijumpainya kelak. Latihan
Menurut UU No. 24 tahun 2007, yang diberikan kepada petugas dan
pengertian bencana adalah Peristiwa atau masyarakat akan sangat berdampak kepada
jumlah besarnya korban saat bencana
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
menyerang (impact), peringatan dini
mengganggu kehidupan dan penghidupan
dikenalkan kepada masyarakat pada tahap pra
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
bencana. Dengan pertimbangan bahwa, yang
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
pertama kali menolong saat terjadi bencana
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya adalah masyarakat awam atau awam khusus
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, (first responder), maka masyarakat awam
kerugian harta benda, dan dampak psikologis khusus perlu segera dilatih oleh pemerintah
(Toha, 2007). kabapaten kota. Latihan yang perlu diberikan
Pengertian bencana menurut kepada masyarakat awam khusus dapat
International Strategy for Disaster Reduction berupa : Kemampuan minta tolong, kempuan
(2004) adalah suatu gangguan serius terhadap menolong diri sendiri, menentukan arah
aktivitas di masyarakat yang menyebabkan evakuasi yang tepat, memberikan pertolongan
kerugian luas pada kehidupan manusia dari serta melakukan transportasi Peran tenaga
segi materi, ekonomi atau lingkungan dan kesehatan dalam fase Pra Disaster adalah:
melampaui kemampuan masyarakat yang a. Tenaga kesehatan mengikuti pelatihan dan
bersangkutan untuk mengatasi dengan pendidikan yang berhubungan dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri. penanggulangan ancaman bencana untuk
World Health Organization (WHO), tiap fasenya.
mendefinisi-kan bencana adalah Kejadian pada b. Tenaga kesehatan ikut terlibat dalam
suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan berbagai dinas pemerintah, organisasi
lingkungan, palang merah nasional,
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan
memburuknya kesehatan dan pelayanan
dalam memberikan penyuluhan dan
kesehatan yang ber-makna sehingga
simulasi persiapan menghadapi bencana
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
kepada masyarakat.
luar[10]. Sedangkan Hodgetts & Jones (2002) c. Tenaga kesehatan terlibat dalam program
mendefinisikan bencana dengan istilah Major promosi kesehatan untuk meningkatkan
Incident. In health service terms a major kesiapan masyarakat dalam menghadapi
incident can be defined as any incident where the bencana yang meliputi hal-hal berikut ini:
location, number, severity, or type of live casualties 1. Usaha pertolongan diri sendiri ketika ada
requires extraordinary resources. bencana
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

2. Pelatihan pertolongan pertama dalam medis spesialis, tenaga kesehatan gawat


keluarga seperti menolong anggota darurat, awam khusus yang terampil dan
keluarga yang lain tersertifikasi. Di dan alat evakuasi, alat
3. Tenaga kesehatan dapat memberikan transportasi yang efisien dan efektif, alat
beberapa alamat dan nomor telepon komunikasi, makanan, pakaian dan lebih
darurat seperti dinas kebakaran, rumah khusus pakaian anak-anak, pakaian wanita
sakit dan ambulance. terutama celana dalam, BH, pembalut wanita
yang kadang malah hampir tidak ada.
b. Tahapan Bencana (Impact) Diperlukan mini hospital dilapangan, dapur
Pada tahap serangan atau terjadinya umum dan mana-jemen perkemahan yang
bencana (Impact phase), waktunya bisa terjadi baik agar kesegaran udara dan sanitasi
beberapa detik sampai beberapa minggu atau lingkung-an terpelihara dengan baik.
bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat Peran tenaga kesehatan ketika fase
bencana menyerang sampai serang berhenti. emergency adalah :
Waktu serangan yang singkat misalnya: a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi
serangan angin puting beliung, serangan medis dan cek kesehatan sehari-hari.
gempa atau ledakan bom, waktunya hanya b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan
beberapa detik saja tetapi kerusakannya bisa ketenaga kesehatan harian.
sangat dahsyat. Waktu serangan yang lama c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer
misalnya : saat serangan tsunami di Aceh pasien yang memerlukan penanganan
terjadi secara periodik dan berulang-ulang, kesehatan di RS.
serangan semburan lumpur lapindo sampai d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
setahun lebih bahkan sampai sekarang belum e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat,
berhenti yang mengakibatkan jumlah kerugian makanan, makanan khusus bayi, peralatan
yang sangat besar. kesehatan.
Peran tenaga kesehatan pada fase f. Membantu penanganan dan penempatan
Impact adalah:
pasien dengan penyakit menular maupun
a. Bertindak cepat
kondisi kejiwaan labil hingga
b. Do not promise, tenaga kesehatan
membahayakan diri dan lingkungannya.
seharusnya tidak menjanjikan apapun
g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang
secara pasti dengan maksud memberikan
muncul pada korban (ansietas, depresi
harapan yang besar pada korban selamat
yang ditunjukkan dengan seringnya
c. Berkonsentrasi penuh terhadap apa yang
menangis dan mengisolasi diri) maupun
dilakukan
d. Koordinasi dan menciptakan reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,
kepemimpinan untuk setiap kelompok insomnia, fatigue, mual muntah, dan
yang menanggulangi terjadinya bencana kelemahan otot).
h. Membantu terapi kejiwaan korban
c. Tahapan Emergency khususnya anak-anak, dapat dilakukan
Tahap emergensi dimulai sejak dengan memodifikasi lingkungan misal
berakhirnya serangan bencana yang pertama, dengan terapi bermain.
bila serangan bencana terjadi secara periodik i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan
seperti di Aceh dan semburan lumpur Lapindo lainnya oleh para psikolog dan psikiater.
sampai terjadi-nya rekonstruksi. Tahap j. Konsultasikan bersama supervisi setempat
emergensi bisa terjadi beberapa minggu mengenai pemeriksaan kesehatan dan
sampai beberapa bulan. Pada tahap emergensi kebutuhan masyarakat yang tidak
ini, korban memerlukan bantu-an dari tenaga mengungsi.
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

d. Tahap Rekonstruksi status bencana ditentukan berdasarkan kriteria


Pada tahap ini mulai dibangun tempat jumlah korban dan material yang dibawa oleh
ting-gal, sarana umum seperti sekolah, sarana bencana, infrastruktur yang rusak, luas area
ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan yang terkena, sarana umum yang tidak
warga. Pada tahap rekonstruksi ini yang berfungsi, pengaruh terhadap sosial ekonomi
dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi dan kemampuan sumber daya lokal untuk
yang lebih utama yang perlu kita bangun mengatasinya. Tujuan dari manajemen
kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan bencana:
rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi 1. Mengurangi atau menghindari kerugian
nilai-nilai dan normanorma hidup yang lebih secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang
baik yang lebih beradab. Deng-an melakukan dialami oleh perorangan, masyarakat
rekonstruksi budaya kepada masyarakat negara.
korban bencana, kita berharap kehidupan 2. Mengurangi penderitaan korban bencana
mereka lebih baik bila dibanding sebelum 3. Mempercepat pemulihan
terjadi bencana. Situasi ini seharus-nya bisa 4. Memberikan perlindungan kepada
dijadikan momentum oleh pemerintah untuk pengungsi atau masyarakat yang
membangun kembali Indonesia yang lebih kehilangan tempat ketika kehidupannya
baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas terancam
hidupnya, lebih me-miliki daya saing di dunia Didalam siklus manajemen bencana
internasional. Hal ini yang nampaknya kita terdapat beberapa tahapan dalam upaya untuk
rindukan, karena yang seringkali kita baca dan menangani suatu bencana yaitu:
kita dengar adalah penyalahgunaan bantuan 1. Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk
untuk korban bencana dan saling tunggu menyelamatkan jiwa dan melindungi harta
antara pemerintah daerah dengan pemerintah serta menangani gangguan kerusakan dan
pusat. dampak lain suatu bencana. Sedangkan
Peran tenaga kesehatan pada fase keadaan darurat yaitu kondisi yang
rekonstruksi adalah: diakibatkan oleh kejadian luar biasa yang
a. Tenaga kesehatanan pada pasien post berada di luar kemampuan masyarakat
traumatic stress disorder (PTSD). untuk menghadapinya dengan sumber
b. Ttim kesehatan bersama masyarakat dan daya atau kapasitas yang ada sehingga
profesi lain yang terkait bekerjasama tidak dapat memenuhi kebutuhan-
dengan unsur lintas sector menangani kebutuhan pokok dan terjadi penurunan
masalah kesehatan masyarakat pasca gawat drastis terhadap kualitas hidup, kesehatan
darurat serta mempercepat fase pemulihan atau ancaman secara langsung terhadap
(Recovery) menuju keadaan sehat dan aman keamanan banyak orang di dalam suatu
komunitas atau lokasi.
3. Pembahasan 2. Pemulihan (recovery) adalah suatu proses
3.1. Manajemen Bencana yang dilalui agar kebutuhan pokok
Manajemen Bencana adalah kegiatan- terpenuhi.
kegiatan yang dilakukan untuk Proses recovery terdiri dari:
mengendalikan bencana dan keadaan darurat, a. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan
sekaligus memberikan kerangka kerja untuk secara langsung yang sifatnya sementara
menolong masyarakat dalam keadaan beresiko atau berjangka pendek.
tinggi agar dapat menghindari ataupun pulih b. Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya
dari dampak bencana. Skala dan status permanen
bencana menurut UU nomor 24 tahun 2007, 3. Pencegahan (prevension); upaya untuk
ditentukan oleh presiden. Penentuan skala dan menghilangkan atau mengurangi
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

kemungkinan timbulnya suatu ancaman. terjadi di Rumah Sakit. Beberapa tanggung


Namun perlu disadari bahwa pencegahan jawab mereka adalah:
tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian a. Mengamankan perlengkapan rumah sakit
besar bencana. b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
4. Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang setelah bencana, termasuk air bersih,
dilakukan untuk mengurangi dampak makanan dan pengobatan yang dibutuhkan.
buruk dari suatu ancaman. Misalnya: c. Menggambar dari peta daerah tersebut
penataan kembali lahan desa agar lokasi dari rumah sakit serta
terjadinya banjir tidak menimbulkan mengidentifikasi tempat yang aman atau
kerugian besar. yang berbahaya.
5. Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu d. Mengaktifkan sistem manajemen bencana di
persiapan rencana untuk bertindak ketika rumah sakit
terjadi (kemungkinan akan terjadi) bencana.
Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap 2. Team Manajemen Informasi
kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan Bagian aktifitas dari kelompok
darurat danidentifikasi atas sumber daya manajemen informasi selama bencana, adalah
yang ada untuk memenuhi kebutuhan meliputi:
tersebut. Perencanaan ini dapat a. Waspada terhadap kondisi yang mungkin
mengurangi dampak buruk dari suatu bisa terjadi saat itu.
ancaman. b. Menyediakan informasi dan panduan
Struktur organisasi ini dikembangkan untuk pasien dan personal rumah sakit
dan di adopsi di Indonesia sebagai acuan lainnya.
pengembangan struktur organisasi teknis c. Mengatur informasi dan menghubungkan
dalam manajemen bencana baik skala lokal, informasi tersebut pada setiap team
regional maupun nasional. Pengembangan pencarian, penampungan, pemadam
struktur organisasi ini juga dipakai sebagai di kebakaran serta team pendukung.
BNPB maupun Kementrian Kesehatan RI. d. Memeriksa setiap pintu keluar darurat serta
jalan-jalan yang saling digunakan.
e. Kewaspadaan publik melalui media massa.
f. Memberikan list dari nomer telepon darurat
untuk kepentingan pasien yang
membutuhkan.
g. Melaporkan segala akibat dari bencana

3. Team Pencarian
Kelompok ini bertujuan untuk
pencarian dan penyelamatan pada saat dan
selama terjadinya bencana. Kegiatan utama
mereka adalah:
a. Membangun penyidikan untuk mencari
Gambar 1. korban dan yang terjebak
Struktur Organisasi Penanganan Bencana b. Melakukan observasi dari kerusakan di
daerah tersebut dan mencegah orang untuk
Tugas dan Peran setiap team masuk di daerah tersebut
penanganan bencana: c. Memindahkan dan mengevakuasi yang
1. Team Pendukung cedera dari tempat yang berbahaya ke
Kelompok ini melakukan analisis tempat yang aman.
kemungkinan-kemungkinan dari resiko yang
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

4. Team Penampungan Sementara b. Melakukan pelayanan kesehatan ulang di


Kelompok ini termasuk penempatan rumah sakit
tenda, tempat penampungan sementara atau c. Menyediakan bantuan fisik dan psikologis
tenda darurat setelah bencana. Beberapa pada pasien, korban yang terluka dan pada
aktifitas mereka adalah: mereka yang kehilangan anggota
a. Melakukan list kondisi fisik dari setiap keluarganya
pasien untuk mengidentifikasi siapa
diantara mereka yang membutuhkan 7. Team Rekonstruksi
perawatan lebihdalam kondisi emergency. Bagian dari tanggung jawab team
b. Mengidentifikasi list dari pasien yang mana rekonstruksi adalah
tidak membutuhkan bantuan yang darurat. a. Mempertimbangkan area yang rusak dari
c. Menyediakan asisten atau bantuan pada rumah sakit
yang terluka, terutama pada orang yang b. Merekonstruksi struktur kerusakan yang
membutuhkan bantuan alat-alat kesehatan ada di Rumah Sakit
d. Menyediakan alat-alat kesehatan seperti c. Pembangunan jangka panjang dari gedung
alat-alat kesehatan yang steril, pelayanan
kesehatan dan peralatan medis yang bisa 3.2. Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam
dimobiliasikan. Kondisi Bencana
e. Kebutuhan emergency bagi pasien termasuk Kompetensi seorang tenaga kesehatan
suplai air dan distribusi makanan dan obat- dalam manajemen bencana merupakan
obatan diantara pasien dan yang terluka. kemampuan mengarahkan dan memobilisasi
f. Menyediakan tempat penampungan bagi (respon eksternal multisektoral), dengan
korban, pasien maupun yang terluka pada mengakses kebutuhan sumber daya lintas
daerah yang aman.
instansi kesehatan secara cepat, tepat dan
terpadu dalam kondisi bencana. Tenaga
5. Team Pemadam Kebakaran
kesehatan bukanlah satu-satunya tim yang
Kemungkinan untuk terjadinya
terlibat dalam proses penanggulangan
kebakaran ketika terjadi bencana adalah sangat
tinggi, kelompok pemadam kebakaran bencana, berikut ini merupakan tim penang
mempunyai tugas sebagai berikut: gulangan bencana terpadu yang terlibat dalam
a. Memeriksa gedung rumah sakit akan penanggulangan bencana di Indonesia
kemungkinan terjadinya kebakaran berdasarkan jenis kompetensi yang dimiliki.
b. Menyiapkan panduan untuk keamanan dari
terjadinya kebakaran 4. Kesimpulan
c. Menyediakan sistem penanggulangan Salah satu syarat sukses penanganan
terjadinya kebakaran di Rumah Sakit ketika emergency bencana adalah kepemimpinan.
bencana Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan
d. Melatih secara perseorangan untuk menjadi adalah kebingungan, kehancuran, kerugian,
team pemadam kebakaran dan dan malapetaka. Kepemimpinan yang
menyarankan mereka untuk tenang ketika dimaksud tentu selayaknya dari unsur pemilik
terjadi kebakaran otoritas (pemerintah). Keberhasilan semua
e. Melakukan evakuasi di Rumah Sakit apabila elemen masyarakat dalam kancah bencana
terjadi kebakaran sangat tergantung keberadaan pemimpin.
Kepemimpinan dalam penanganan emergency
6. Team Pemulihan bencana haruslah mampu dengan cepat, tepat,
Bagian dari team pemulihan adalah: dan berani mengambil keputusan, bersikap
a. Pemulihan jangka panjang dan membantu tegas, menjalankan sistem instruksi bukan
menstabilkan kondisi rumah sakit diskusi.
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.1 No. 1 Januari 2015

Daftar Pustaka Norbury, J. and May, A. (2007). Follow the


Leader. Journal of Emergency Nurse,15,4,
BNPB (2010). Buku Panduan Pengenalan 16-21.
Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasi-nya di Indonesia. Potter, P. and Perry, A. (2004). Fundamentals of
Nursing 6th Ed. Elesevier : St.
BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Louis.\Raharja, Eddie. (2010). Pengaruh
Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Kompetensi Kepemimpinan dalam
Mitigasi Bencana Geologi (2010). Buku Pengorganisasian Kesiapsiagaan dan
Panduan Pengenalan Karakteristik Penggerakan Kegawat daruratan Bencana
Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Terhadap Kinerja Petugas Pusat
Indonesia. Penanggulangan Krisis Kesehatan
Regional Sumatra Utara. Tesis:
Ballay C, 2006, Hospital Incident Command Universitas Sumatera Utara.
System : Guide book, EMSA : California. Swanburg, Russel C. (2000), Pengantar
Kepemimpinan & Manajemen Ketenaga
Burley, D. (2011). Better Communication in The kesehatanan, EGC, Jakarta.
Emergency Department. Journal of
Emergency Nurse, 19,2, 32-36. Toha, M, Berkawan Dengan Ancaman: Strategi
dan Adaptasi Mengurangi Resiko
DepKes. (2002). Pedoman Koordinasi Bencana, Jakarta, Wahana Lingkungan
Penanggulangan Bencana di Lapangan. Hidup Indonesia (Walhi), 2007.
Sekertariat Jendral Departemen
Kesehatan: Jakarta.

Gillies, DA. (1996), Manajemen Ketenaga


kesehatanan, suatu Pendekatan Sistem.
W.B. Saunders Company : Philadephia.

Hodgetts T.J., Jones K.M. (2002), Major Incident


Medical Management and Support, 2nd
ed., BMJ Books : London.

La Monika Elaine L (1998)., Kepemimpinan dan


Manajemen Ketenaga kesehatanan, EGC:
Jakarta.

Legg, T. J. (2010). Nursing in Disaster Situations:


Are You Prepared to Answer the Call?.
Pennsylvania Nurse 4-9.

McCaughrin, W. C. (2003). Perfect Storm:


Organizational Management of Patient
Care Under Natural Disaster
Condition. Journal of Healthcare
Management, 45(5), 295-310.

Anda mungkin juga menyukai