FUNGSI Turbin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

FUNGSI, KOMPONEN DAN

KLASIFIKASI TURBIN UAP


22.49.00
Turbin Uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya
yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi
pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini
merupakan siklus yang paling banyak digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini.
Oleh karena siklus Rankine merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu digambarkan
dengan diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan uap jenuh dan cair jenuh. Fluida
kerjanya adalah air (H2O).
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik tenaga uap. Dimana
komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel, kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu
sendiri. Uap yang berfungsi sebagai fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang
berfungsi untuk mengubah air menjadi uap.

Gambar.1. Siklus rankine


Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus 1 dipompakan,
kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler dengan tekanan yang sama dengan tekanan
di kondenser tetapi Boiler menyerap panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian
dari boiler masuk ke turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin
berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran
massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram
T-s berikut:
Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah
sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida kerja selama proses siklus tersebut
berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 2 2 3 3 4 1
Dengan rumus:

W = f T dS

W = Kerja per satuan berat fluida kerja

Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )

Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus Ideal (Siklus Rankine )
antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :

1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan kerugian
kalor ke atmosfer disekitarnya

2. Kerugian tekanan dalam ketel uap

3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja dan bagian-
bagian dari turbin.

2.2 Prinsip Kerja Turbin Uap


Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap

dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.

Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel,
akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke
dalam nosel.

Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk
lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin.
Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian
memutar roda dan poros turbin.

Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya

sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya
energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin
dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka
antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade )
yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat.

Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil

mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan
demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

2.3 Klasifikasi turbin uap


Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasarkan pada
konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan uap sebagai berikut:

2.3.1 Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya


1. Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak
(gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai
sudut masuk dan sudut keluar.

Turbin satu tahap.

Turbin impuls gabungan.

Turbin impuls gabungan kecepatan.


Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:

Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam /
nosel.

Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.

2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan
dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.

2.3.2 Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya
penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin
bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi
kecepatan / tekanan.

2.3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap


Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat dimanfaatkan
untuk menggerakkan turbin lain.
Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain, misalnya
proses industri.

2.4 Prinsip Kerja Turbin Uap Jenis Bertingkat 905 TG 1 / 2 / 3 / 4


Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang mempunyai Condensing
Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis bertingkat. Turbin uap yang diinjeksikan steam LP
kedalam turbin dan keluaran dalam bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap
kondensasi. Besarnya tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar.

Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang dihasilkan turbin diperoleh dari
selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap ( massa aliran uap persatuan waktu ) yang masuk
kedalam turbin. Dan pada saat transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya
yang dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . ms . hi . hm dalam KW
Dimana :

1. h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam turbin dengan
uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.

2. Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan waktu).

hi : Rendemen dalam turbin.

hm : Rendamen mekanis dari turbin.

Dan randemen dari kopling dari turbin


hI . hm = hc
Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem sudu-sudu turbin. Pada
turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih sehingga dalam turbin tersebut terjadi distribusi
kecepatan / tekanan, tegantung dari jenis turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi.
Berikut gambar grafik kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin bertingkat aksi
dan reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu pengarah maupun pada sudu gerak
sehingga menggerakan dan mendorong sudu dalam arah aksial. Untuk mengurangi dorongan
aksial ini, adalah biasanya dengan memasang sudu-sudu gerak pada pada drum yang juga
berfungsi sebagai rotor.

2.4.1 Proses Induction Steam Turbin.


Proses pemasukan uap di turbin uap 905 GT 1/2/3/4 secara sederhana :

1. Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup total suplay uap
dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari stop valve, uap melewati HP
control valve. Control valve ( katup pengatur ) ini digerakkan oleh sebuah balok yang
diatur naik atau turun oleh sebuah silinder melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima
sinyal dari Governor.

2. Katup pengatur uap tekanan tinggi ( HP Control Valve ) mengatur jumlah uap yang
masuk ke nosel ( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan turbin impuls satu
tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian menggerakkan turbin reaksi yang terdiri
atas 14 tingkat. Desain turbin ini memungkinkan penggunaan uap tekanan rendah (LP
steam) yang diijeksikan/induction untuk membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat
ke 13 dan tingkat ke 14.

3. Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur oleh LP control
valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor mengatur aliran uap tekanan
rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling bergantung satu sama lainnya. Uap
yang telah diekspansikan keluar melalui pipa buangan berdiameter 70 inchi. Pipa
buangan dari tiap turbin 905 - TG 1/2/3/4 bergabung pada satu pipa berdiameter 110 inchi
yang selanjutnya mengalirkan uap dan kondensat ke surface condensor (pendingin
dengan media udara). Sebelum air tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air kondensat
digabungkan dengan air yang ada pada bak penampung dan dipompakan ke Turbin 1
Tingkat yang berjumlah dua buah untuk menjaga kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air
dikembalikan kembali ke boiler untuk diubah menjadi uap kembali, jadi sistem yang
digunakan adalah sistem tertutup.

4. Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada dudukan
Bantalan (Bearing Pendestal ).

5. Pipa keluaran uap dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai sambungan Flens
dan arah aliran kebawah. Poros turbin terbuat dari baja tempa yang kemudian dikerjakan
dengan proses permesinan. Sudu turbin terdiri dari sudu impuls dan sudu reaksi. Bantalan
Luncur ( Jounal Bearing ) penyangga poros terdiri dari dua bahagian. Dudukan bagian
depan juga merupakan Rumah Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam gaya
aksial. Kelonggaran yang tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan menghasilkan
pemanfaatan energi yang optimum.

6. Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial yang ditimbulkan
oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada beban yang terjadi yang
kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat bersamaan Balancing piston
menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu impuls. Diafragma memisahkan uap
bertekanan tinggi dengan uap bertekanan rendah. Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.

7. Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin melalui roda gigi.
Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk mengurangi aliran uap ke turbin
bila kecepatan putar melebihi yang diinginkan (Over Speed).

2.4.2 Bagian bagian Turbin Uap 905 TG 1 / 2 / 3 / 4


Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar Turbin Part SR
434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai berikut :
1. CASSING Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2. ROTOR Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan
sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran
besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi
gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.
3. BEARING PENDESTAL Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
4. JOURNAL BEARING Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau
Gaya Tegak Lurus Rotor.
5. THRUST BEARING adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk
menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI PUMP Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian
bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :

Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.


Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan
menekan / terdorong keluar secara sirkuler

Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.

Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-
benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang
masuk .

7. GLAND PACKING Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap
maupun kebocoran oli.
8. LABIRINTH RING Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
9. IMPULS STAGE Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116
buah
10. STASIONARY BLADE Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan
steam yang masuk.
11. MOVING BLADE Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah
Energi Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. CONTROL VALVE Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang
masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
13. STOP VALVE Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. REDUCING GEAR Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-
turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm
menjadi 1500 rpm.

Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam reducing
gear.

Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya
merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya akan
mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500
rpm.

Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gaya tegak
lurus dari pinion gear.

Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya radial
shaft pinion gear.

Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial dari
shaft gear wheel.
Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial atau
tegak lurus shaft gear wheel.

Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima gaya
sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju mundurnya
poros.

Anda mungkin juga menyukai