KTI EKPANG-keripik Melinjo
KTI EKPANG-keripik Melinjo
KTI EKPANG-keripik Melinjo
Oleh
Fadhilah Nisa Muthmainnah
120151006
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ekonomi pangan ini hingga selesai. Harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Penyusun,
PEMBAHASAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
METODE 4
Lokasi Penelitian 4
Jenis dan Sumber Data 4
Metode Pengumpulan Data 5
Bagan Pembuatan 5
Cara Pembuatan 6
DAFTAR PUSTAKA 9
PEMBAHASAN
Latar Belakang
Karena pemanfaatannya yang kurang maksimal dan tidak memiliki nilai ekonomis
tinggi. Maka, perlu adanya alternatif pengolahan yang lebih baik yang bisa meningkatkan
nilai jualnya serta bisa menjadi peluang berbisnis limbah melinjo bagi masyarakat. Salah
satunya adalah dengan mengolah kulit melinjo tersebut menjadi keripik kulit melinjo.
Kulit melinjo diolah dengan cara kulitnya dicuci, dikeringkan lalu digoreng dengan
adonan tepung yang diberi resep bumbu tertentu. Keripik lalu dikemas dengan memberi
atribut pada kemasan yang sesuai dengan standar mutu pangan nasional, yaitu yang
tertera pada UU no 18 pasal 97 butir 3 tahun 2012 tentang Pangan, setelah itu produk
dipasarkan ke warung, toko dan supermarket.
Gambar 1. Melinjo
2
Perumusan Masalah
Kurangnya inovasi pemahaman petani akan kebutuhan dalam negeri, dan harga
komoditas tanaman sayur menjadi penyebab rendahnya tingkat penerimaan yang
diterima oleh petani. Selama ini bagian yang dianggap memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dari tanaman melinjo adalah bijinya karena dapat dijadikan emping sehingga kulit lunak
melinjo hanya dijual dengan harga yang sangat murah dan terkadang berakhir sebagai
limbah.
Sejauh ini petani hanya mampu menjual kulit melinjo dalam bentuk segar sebagai
bahan beberapa masakan misalnya sayur lodeh, oseng-oseng, sambal goreng dan
lainnya. Keterbatasan pengetahuan dan teknologi pengolahan yang dimiliki petani
mengenai kebutuhan pasar mengakibatkan kurangnya pasokan melinjo.
Keadaan tersebut menunjukkan adanya peluang dan potensi bagi pengembang
tanaman melinjo di Indonesia terutama di Takengon, Aceh Tengah, NAD. Kurang
maksimalnya pemanfaatan melinjo memerlukan alternatif pengolahan yang lebih baik
agar dapat meningkatkan nilai jual serta peluang bisnis limbah melinjo bagi masyarakat
dengan mengolah kulit melinjo tersebut menjadi keripik kulit melinjo.
Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana cara membuat rencana bisnis agar dapat memaksimalkan
pemanfaatan melinjo dan mengembangkan produk sisa hasil pengolahan kulit
melinjo agar tidak menjadi limbah?
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan dari penelitian ini yaitu,
1. Membuat perencanaan dengan melihat potensi dan kendala yang ada agar tidak
menjadi limbah dengan memanfaatkan kulit melinjo menjadi keripik kulit melinjo.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:
1. Sebagi bahan pertimbangan untuk dapat mengembangkan usaha budidaya
melinjo sebagai bahan baku usaha keripik kulit melinjo dan mengurangi
banyaknya limbah kulit melinjo yang terbuang
METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Takengon, Aceh Tengah, NAD. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki potensi yang
besar untuk dikembangkan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari untuk
pengambilan data.
4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan diskusi kepada para petani melinjo yang berada di Takengon, Aceh
Tengah, NAD. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi produkstivitas, serta
seberapa banyaknya budidaya limbah kulit melinjo yang sudah dimanfaatkan.
Berikut, bagan proses pembuatan kulit melinjo menjadi keripik kulit melinjo.
Kulit melinjo
Pengadonan bumbu
bahan masakan
Penggorengan
Penimbangan dan
pengemasan
5
Bagaimana cara membuatnya?
Keripik kulit melinjo dibuat dari kulit lunak biji melinjo yang merupakan limbah pada
pengolahan emping melinjo. Cara pembuatan produk ini cukup mudah dengan
menggunakan alat-alat sederhana yang biasa terdapat didapur rumah tangga.
Berikut ini adalah cara membuat keripik biji kulit melinjo
Bahan
Kulit buah melinjo yang masih segar dan berwarna merah tua: 3 kg
Gula merah: 0,7 kg
Bawang putih: 15 siung
Cuka (25%): 10 ml
Cabe merah: 30 buah
Daun jeruk nipis: 20 helai
Ketumbar: 5 sdm
Sereh: 5 batang
Garam: 25 gram
Peralatan
Kompor
Wajan
Mesin spinner (jika diperlukan)
Cara Pembuatan
1. Penyortiran awal
Melinjo dari hasil panen langsung disortir agar melinjo yang rusak tidak dijadikan
bahan baku emping. Hasil dari penyortiran adalah buah melinjo yang telah
matang, kulitnya berwarna merah dan tidak busuk.
6
2. Pemisahan dan pencucian
Melinjo yang telah disortasi di belah secara vertical. Hal ini bertujuan untuk
mengambil buah melinjo dan kulit luar melinjo terbelah dua secara sempurna.
Setelah melinjo dibelah, buah dan kulitnya dicuci secara terpisah. Pencucian
dilakukan untuk mencegah kontaminasi serta pembusukan yang dapat
mempengaruhi mutu buah dan kulit.
Sumber air untuk pencucian menggunakan air PAM agar resiko kontaminasi
bakteri ataupun pathogen lebih kecil.
Cara pencucian dilakukan dengan cara peremasan secara lembut dengan tangan.
Kulit melinjo yang telah dicuci ditiriskan menggunakan saringan. Saringan harus
bersih, tidak berkarat, dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkana matahari
langsung. Pengeringan cukup dengan cara diangin-anginkan sampai airnya tidak
tiris lagi. (setidaknya kadar air di bawah 10%)
3. Pengadonan
Kulit melinjo yang telah ditiriskan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam adonan
bumbu.
Penyiapan bumbu:
1. Bawang putih, daun jeruk, dan garam digiling sampai halus. Kemudian campuran
ini ditumis dengan sedikit minyak sampai berbau harum.
2. Sementara itu gula merah diiris tipis, sereh dipukul sampai memar, dan cabe
dibuang bijinya dan diiris tipis-tipis. Bahan-bahan ini dimasukkan kedalam bumbu
yang sedang ditumis, kemudian ditambah dengan setengah gelas dan cuka.
Pengadukan diteruskan sampai terbentuk adonan bumbu kental.
7
4. Penggorengan
Kulit melinjo yang telah diberi adonan selanjutnya digoreng di dalam wajan berisi
minyak panas (suhu 170 OC).
Lama proses penggorengan sekitar 12-15 menit. Setelah semua kulit telah matang
sempurna, selanjutnya diangkat dengan saringan dan ditiriskan hingga minyaknya
berkurang.
5. Pengeringan
Kulit melinjo yang ditiriskan kemudian dikeringkan dengan mesin pengering
spinner. Mesin ini berfungsi agar minyak yang masih menempel di kulit melinjo
dapat dihilangkan.
Minyak membuat proses pembusukan makanan lebih cepat oleh karena itu, lebih
sedikit kandungan minyak suatu makanan semakin lama pembusukannya.
6. Penyortiran Akhir
Keripik kulit melinjo yang dihasilkan kemudian disortir kembali untuk memisahkan
benda asing yang mungkin ikut masuk dalam proses penggorengan ataupun kulit
melinjo yang terlalu lama digoreng sehingga menyebabkan warnanya menjadi
hitam. Proses ini bertujuan untuk memastikan kualitas keripik kulit melinjo baik
untuk dipasarkan.
Setelah disortasi kemudian ditimbang untuk dikemas.
Kulit melinjo yang telah melalui tahap pengolahan kemudian dikemas. Pengemasan
dilakukan dengan menggunakan plastik kemas yang disegel atau di dalam kantong
plastik polietien, kemudian ditutup rapat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnisukm.com/peluang-berbisnis-kerupuk-limbah-melinjo.html