KIMED
KIMED
KIMED
Masa Pengaturan
Obat zaman dahulu, dihasilkan oleh tumbuhan atau hewan
yang pemurniannya secara kebetulan dan potensinya di-
tetapkan secara biologis atau langsung terapetik.Data
fisika, kimia, kemurnian obat tidak dilakukan.
2. PELARUTAN AIR
Struktur hidup yang paling besar adalah air, sehingga
reaksi biokimia mikromolekul tergantung pada air dan
reaksi biokimia makromolekul tergantung pada membran
plasma yang merupakan lipid dan dapat melarutkan
molekul hidrofob polar atau non polar
Dalam setiap peristiwa, sifat fisika yang paling
penting terhadap semua mikromolekul yang
memberikan arti pada peristiwa faal dan
farmakologis adalah kelarutan
heksil
oktil
KELARUTAN
3. KOEFISIAN PARTISI
[obat]lipid
P = [obat]air
Pengukuran koefisien partisi obat sukar ditentukan dalam
sistem hidup, sehingga cara yang telah baku dilakukan
pengujian secara in invitro, yaitu penggunakan n-oktanol
sebagai fase lipid dan buffer fosfat pH 7,4 sebagai fase air.
Aktivitas Anestetik
A A A C
C C C C
C A
B B
X
X
A'
A' A' A'
B' Reseptor C' B' Reseptor C'
1 0
9
1 0
9
O
H
H
O H
O
(-)tr a n s
H
O
(+ ) T R A N S
O
O
O
H
H
O O
H
H
O
O
O
H
O
H
O
Struktur konformasi masing-masing isomer
CHO CHO
H OH HO H
l
C H
O l
C H
O
H OH HO H
H OH HO H
H H l
C H
H OH HO H
cis-
C H 2O H C H 2O H trans
IsomerGeometri
Iso m e r O p tik
Isomer Konformasi
ASPEK ELEKTRONIK & EFEKNYA PADA AKTIVITAS OBAT
C
-O H -----------
C
Ikatan van der waals
Adalah merupakan kekuatan tarik menarik antar
molekul atau atom yang tidak bermuatan, dan
letaknya berdekatan (jarak 4-6)
Ikatan ini terjadi karena sifat kepolarisasian
molekul atau atom.
Ikatan Van der Waals, Ikatan ini terjadi pada
membran fosolipid pada ekor hidrokarbon bagian
lipidnya, gugus CH2 saling tarik dengan kekuatan
kira-kira 33 Kj/mol tetapi pada jarak bertindihan.
Ikatan itu terjadi akibat gaya energi yang
menumpuk.
Daya dan Ikatan Van der Waals
Daya Van der waals, bekerja efektif pada jarak 0,4 0,6
nm dan menghasilkan gaya tarik kurang dari 2 kJ/mol.
Karena itu gaya ini sering terkalahkan gaya yang lain
Daya van der waals ini dapat dimiliki semua molekul,
atom, bahkan gas mulia yang berdasarkan kepolaran,
imbasan (efek sterik) oleh gugus tetangga
Ikatan van der Waals terlibat pada interaksi cincin
benzen dengan daerah bidang datar reseptor dan
pada rantai hidrokarbon dengan makromolekul atau
reseptor
C --------------------- C
Interaksi Hidrofob
Ikatan ini merupakan salah satu ikatan pada proses
penggabungan daerah non polar molekul obat
dengan daerah nonpolar reseptor biologis.
Proses kerja ikatan hidrofob : bila dua daerah
nonpolar (ggs hidrokarbon molekul obat dan daerah
non polar reseptor), bersama-sama berada dalam
lengkungan air , maka akan mengalami suatu
penekanan sehingga jumlah molekul air yg kontak
dengan daerah nonpolar tersebut akan berkurang,----
-> molekul air dapat stabil sehingga tidak kontak
dengan daerah non polar reseptor
C. Alih muatan, peristiwa antaraksi dua molekul secara
berturut-turut mulai antaraksi dipolar donor-akseptor
yang sangat lemah hingga menghasilkan pasangan
ion.
D + A DA D+ A- D+ A- D+ + A-
D + R DR (1)
KD = [D][R]/[DR) (2)
E = [DR] (3)
:
Efek maksimum (Emaks.) dicapai bila semua reseptor telah
diduduki oleh molekul obat
ABSORPSI, DISTRIBUSI,
ELIMINASI dan
METABOLISME OBAT
OBAT DI DAERAH PEMBERIAN
1. Absorpsi
OBAT DALAM PLASMA
2. Distribusi
METABOLISME
ELIMINASI
Obat/Metabolit Output
Dalam urin, fases
empedu
ORAL INTRAMUSCULAR
INTRVENOUS RESPTOR2
TISSUE
GASTROINTESTINAL
a. Kelarutan Obat
Obat padat harus memecah menjadi partikel kecil
sebelum larut dan selanjutnya terabsorbsi dalam
kompartemen
A
H
A
H
+
H
B
H+
+
H
B
B
H+
B
Faktor-faktor Fisik yang mempengaruhi distribusi Obat
Prinsip Fick.
Hasil aliran darah organ (QB) dan kadar
obat dalam darah yang memasuki organ
lain (Cin) sama dengan kecepatan obat
masuk , dan hasil aliran darah (QB) dan
kadar obat meninggalkan organ (Cout)
sama dengan kecepatan keluar
Efisiensi organ mengeliminasi suatu molekul obat
atau senyawa lainnya yang masuk disebut dengan
Clearrance (CL), yang dinyatakan sebagai cairan
biologis yang dibebaskan persatuan waktu
METABOLISME OBAT
Karena obat dapat larut dalam lipid maka obat dapat
kembali ke dalam ginjal jika tidak cepat dieksresikan
Kecuali obat yg mengalami biotransformasi menjadi
metabolit polar yang akhirnya dieksresikan, metabolit non
polar obat akan tinggal dalam tubuh dalam waktu yang
lama, eksresi melalui mekanisme entero hepatik
Cara pengubahan obat secara biologis atau biotransformasi
tergantung struktur obat tersebut yang merupakan tiruan
tertentu dalam badan/tubuh
CH3 CH2OH
O O
SO2NHCNHC4H9 SO2NHCNHC4H9
Metabolit Alkohol
Tolbutamide
COOH
O
SO2NHCNHC4H9
Metabolit asam Karboksilat
Metabolisme Metamphetamin dan Ketamin
O
CH3 HCH NH3
CH3 CH3
NH NH2 O
CH3 Amphetamin Phenylacetone
Methamphetamine
Cl
Cl
NHCH3
NH2
O
O
KETAMIN NORKETAMIN
Metabolisme Metamphetamin reaksi oksidatif
H
C 3 H
C 3
H
N 2 H
N
A m p h etam in N -H yd ro xyam p h etam in H
O
H 2O
H
C 3
O x id a tif H
C 3
N
H
O H
N
O xim e
Im in e
H 2O
H
N 4O
H
H
C 3
O
P h en ylaceto n e
EKSKRESI
1. Eksreksi Ginjal
Ginjal menerima porsi terbesar output yaitu 20-
25%. Tiga mekanisme dalam ekskresi ganijal yaitu:
Filtrasi, sekresi, daan reabsoprsi
2. Eksreksi Empedu
Sistem empedu hepar adalah sistem lain bagi
sekresi obat. Kanalikuli yaitu suatu kanal kecil
antara sel-sel lever yang menghubungkan saluran
empedu
3. Eksreksi yang Lain
air liur, air mata, rongga usus, dan ke dalam rambut,
kuku, keringat
1. Kadar obat:
2. Aliran darah organ
3. Ikatan protein
4. Klearense instrik
100 Heksetal
P
(CHCl3/Air) Sekobarbital
50
Pentobarbital
Siklobarbital
10 Butetal
Asam alilbarbital
5 Aprobarbital
Fenobarbital
1
Barbital
20 40 60
Persen (%) obat yang diabsorbsi
Aktivitas Biologis Senyawa Seri Homolog (1)
Pada beberapa seri homolog senyawa sukar
terdisosiasi, perbedaan struktur hanya menyangkut
perbedaan jumlah dan panjang rantai atom C.
Intensitas aktivitas biologis tergantung pada jumlah
atom C.
Makin panjang rantai samping atom C, maka : bagian
molekul non polar makin meningkat, kenaikan titik
didih meningkat, kelarutan dalam air menurun,
koefisien partisi lemak/air meningkat, tegangan
permukaan dan kekentalan meningkat, aktivitas
biologis meningkat sampai mencapai aktivitas
maksimum.
Aktivitas Biologis Senyawa Seri Homolog (2)
Bila panjang rantai atom C terus ditingkatkan, terjadi
penurunan aktivitas biologis secara drastis. Disebabkan :
makin bertambahnya jumlah atom C, berkurangnya
kelarutan dalam air, kelarutan dalam cairan luar sel
menurun, proses transpor zat aktif ke reseptor/tempat
aksi menurun.
Oleh karena itu kelarutan dan koefisien partisi lemak/air
merupakan sifat penting senyawa seri homolog untuk
menghasilkan aktivitas biologis.
Contoh senyawa seri homolog :
1. n-alkohol, alkilresorsinol, alkilfenol, alkilkresol
(antibakteri)
2. Ester asam para-aminobenzoat (anastesi setempat)
3. Alkil 4,4-stibenediol (hormon estrogen)
Aktivitas antibakteri seri homolog 4-n-alkilresorsinol
terhadap bakteri Bacillus typosus
60
Koefisien fenol
50
40
30
20
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah atom karbon pada rantai samping
Hubungan struktur seri homolog ester asam para-
hidroksibenzoat (PHB) dengan nilai koef. Partisi
lemak/air dan aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus
Inti sel
Dinding sel
Model kerja Farmakologinya terdiri atas :
Senyawa berstruktur tidak spesifik dan senyawa
berstruktur spesifik
a. Senyawa berstruktur Tidak Spesifik adalah :
- senyawa dengan struktur kimia bervariasi
- tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik
- aktivitas biologisnya lebih dipengaruhi oleh sifat
kimia fisika, al : derajat ionisasi, kelarutan, aktivitas
termodinamik, tegangan permukaan dan potensial
redoks.
- Efek biologis terjadi akibat akumulasi obat pada
daerah yang penting dari sel, sehingga menyebabkan
ketidakaturan rantai proses metabolisme
b. Karakteristik Senyawa berstruktur tidak spesifik
1. Efek biologis berhubungan langsung dengan aktivitas
termodinamika, dan memerlukan dosis lebih besar
2. Aktivitas terodinamik hampir sama akan memberikan
efek yg sama, walau berbeda strukturnya.
3. Terjadi kesetimbangan kadar obat dalam biofasa dan
fasa eksternal
4. Senyawa dengan derajat kejenuhan sama, aktivitas
termodinamiknya sama, derajat efek biologis sama
Oleh karena itu larutan jenuh dari senyawa dengan
struktur yang berbeda dapat memberikan efek
biologis sama
Hubungan Kadar Bakterisid beberapa insektisida mudah menguap
terhadap Salmonella thyposa dengan aktivitas Termodinamik
Kadar
Kelarutan (a)
Nama Obat Bakterisid
(So) molar, 25oC St/So)
(St), molar
Timol 0,0022 0,0057 0,38
Oktanol 0,0034 0,004 0,88
O-kresol 0,039 0,23 0,17
Fenol 0,097 0,90 0,11
Anilin 0,17 0,40 0,44
Sikloheksanol 0,18 0,38 0,47
Metilpropilketon 0,39 0,70 0,56
Metiletilketon 1,25 3,13 0,40
Butiraldehid 0,39 0,51 0,76
Propaldehid 1,08 2,88 0,37
Resorsinol 3,09 6,08 0,54
Aseton 3,89 - 0,40
Metanol 10,8 - 0,33
2. Senyawa Berstruktur Spesifik
Adalah senyawa yang memberikan efeknya dengan
mengikat reseptor atau aseptor yang spesifik.
Aktivitas biologisnya tidak tergantung pada
aktivitas termodinamik, tetapi tergantung pada
struktur kimia yang spesifik
Yang berperan dalam penentuan aktivitas
biologinya adalah : kereaktivan kimia, bentuk,
ukuran dan pengaturan stereokimia mlekul,
distribusi gugus fungsional, efek induksi dan
resonansi, distribusi elektrolit dan interaksi
dengan reseptor.
Mekanisme kerjanya dapat berupa :
Mekanisme kerjanya dapat berupa :
1. Bekerja pada enzim, yaitu dengan cara
pengaktifan, penghambatan atau pengaktifan
kembali enzim-enzim tubuh.
2. Antagonis : antagonis kimia, fungsional,
farmakologi atau antagonis metabolik
3. Menekan fungsi gen, dengan menghambat
biosintesa asam nukleat/sintesis protein
4. Bekerja pada membran, mengubah membran sel
dan mempengaruhi sistem transpor membran
sel
Karakteristik senyawa berstruktur spesifik
1. Efektif pada kadar yang rendah
2. Melibatkan kesetimbangan kadar obat dalam biofasa
dan fasa eksternal
3. Melibatkan ikatan-ikatan kimia lebih kuat.
4. Aktivitas biologis maksimal pada keadaan
kesetimbangan
5. Sifat kimia dan fisik sama dalam menentukan efek
biologis.
6. Sedikit perubahan struktur dapat mempengaruhi
secara drastis aktivitas biologis obat
7. Struktur dasarnya bertanggung jawab terhadap efek
biologis senyawa analog
Contoh obat berstruktur spesifik
1 . S e n y a w a K o lin e r g ik
+
R -C -O -C H 2 - C H 2 - N (C H 3 )
R
C H 3 : A s e tilk o lin = k o lin e r g ik , m a s a k e r ja p e n d e k
N H 2 : K a rb a m ik o lin = k o lin e rg ik , m a s a k e rja p a n ja n g
2 . T u ru n a n fe n ile tila m in
O H C H - C H 2 N H -R
O H
H O
R
C H 3 : E p in e fr in = m e n a ik a n te k a n a n d a r a h
C H (C H 3 )2 : I s o p r o te re n o l = m e n u ru n k a n te k a n a n d a r a h
3 . O b a t a n tik a n k e r tu ru n a n p irim id in
O H
N R
O H
R
C H 3 : T im in = m e ta b o lit n o rm a l
F : 5 -F lu o ro u ra s il = a n tim e ta b o lit
Perbedaan antara senyawa berstruktur spesifik dan
nonspesifik harus dipandang dari sifat atau
karakteristik secara keseluruhan.
Obat tertentu yang tidak mempunyai struktur mirip
tetapi menunjukkan efek farmakologi yang sama ,
perubahan sedikit struktur tidak mempengaruhi efek.
Contoh : obat diuretik (turunan merkuri organik,
turunan sulfonamid, turunan tiazid, dan
spironolakton)
Obat-obat diuretik di atas menghasilkan respon
farmakologi sama, tetapi masing-masing turunannya
pengaruh biokimianya berbeda, jadi mekanisme
aksinya berbeda.
Obat-obat Turunan Diuretik
H3COCHN S SO2NH2
OCH3
H2NCONHCH2 - CH- CH- Hg.Cl
N N
Klormerodrin Asetazolamid
O
O
CL
H CH3
N
CH3
NH
H 2N O 2S S
O2 O SCO CH 3
H id ro k lo ro tia z id S p iro n o la k to n
Perbedaan mekanisme kerja obat turunan
diuretik, dengan efek farmakologi sama
Turunan merkuri organik (klormerodrin), bekerja
diuretik, dengan mengikat gugus SH enzim Na, K-
dependent ATP-ase, bertanggungjawab memproduksi
energi yang diperlukan untuk reabsorbsi Na di
membran tubulus.
Turunan sulfamid (asetazolamid), bekerja
menghambat enzim karbinik anhidarase.
Turuna Tiazid (hidroklortiazid), bekerja reabsorpsi Na
ditubulus ginjal.
Spironolakton, bekerja sebagai antagonis aldosteron,
yang mengatur keseimbangan eletrolit dalam tubuh
Aktivitas dari Senyawa Multipoten
Pengujian aktivitas obat dalam satu turunan dengan
metode yg sesuai dan kondisi berfariasi, menunjukan
perbedaan aktivitas. Contoh ; turunan fenilalkilamin
(efedrin, fenilnerpin, Isoprenalin, deoksiepinefrin)
Uji aktivitas biologis dengan metode yg sesuai dan
kondisi bervariasi menunjukkan adanya perubahan tipe
variasi aktivitas adrenergik, yaitu :
1. Senyawa adrenergik kerja tidak langsung (epinefrin)
bekerja dengan melepaskan norepinefrin ke ujung
syaraf
2. Senyawa adrenergik dengan aktivitas langsung
3. Senyawa dopaminergik, menyebabkan efek adrenergik
pada reseptor dopamin spesifik pada sistem ganglia
dasar SSP.
Contoh struktur Obat Multipoten
A n t ih is t a m in
A n tik o lin e r g ik P e m b lo k - - a d r e n e r g ik
CH3
CH3
S N - CH2 - CH - N
CH3
P R O M E T A Z IN
Faktor yang Mendukung Hubungan Struktur-Aktivitas
a. Hubungan Strk-Aktv empiris yg sifatnya insidentil, contoh Morfin,
strukturnya memilki karakteristik aktivitas analgesik, yaitu :
1. Atom C pusat yg tersubtitusi dan tidak mengandung atom H/atom C
kuarterner
2. Gugus fenil/ggs aromatik lain yg berhubungan, yg mengikat atom C
kwarterner
3. Gugus amino tersier yang mengikat gugus alkil kecil, ggs metil
4. Rantai dari dua atom C, terletak antara pusat atom C kwarterner dengan ggs
amin tersier.
Berdasarkan karakteristik struktur ini, disintesis senyawa narkotik analgesik
lain. CH3
CH3 CH3 CH3
N (C) Gugus N tertier
N N
O
9
1 11
(D) 8
C CH2CH3
(B) (A) gugus fenil
Cincin aromatik 2 CH3
6 C
3 4 5
HO
O CH2
OH Gugus hidroksi alkohol
O O
C
O
H
O
H O
H
N 2
O
H O
H
O G lu k u ro n id a
H
C 3 H
C 3
H
N 2 H
N 2
O
H
a m feta m in p -H id ro k sia m feta m in
H
O
O
H H
C H
O
3
H
C 3
H
N 2
O
H
N o rep in efrin H
N 2
su a tu n eu ro tra n sm iter O
H
p -H id ro k sin o refed rin
Senyawa yang mirip neurotransmiter tersebut diduga yang
memberikan efek sitimulan dari amfetamin
O
Benzo [a]pirena areonksida
suatu senyawa antara
Peran Sitokrom P-450 dalam Metabolisme Obat
(Fe+3) (RH)
oksidasi teraktivasi P-450
kompleks substrat struktur II
H
P
D
A
N
NADH /
NADPH (Fe+2) (RH) (Fe+2) (RH)
O
C
O2 hv
(Fe+2) (RH)
(Fe+2) (RH)
Struktur IV
O2- O2
Struktur III
O
C
GSH
H
O
O S
G
arene
areneoksida as.primer merkapturat
H
C
S 2C
O
H
N
O
C
H 3
Asam Merkapturat
+ NADP+ + H2O
naftalen-1,2-oksida
R R
R
H2O
H
O
O O
H
O
H
arenol arena oksida trans-dihidrodiol
R
R
H
O
H
O
M
G
S
hasil adisi glutasion hasil adisi makromoelkul
(as. premerkepturat) M= DNA, RNA, protenin dll
Penyusunan ulang arenol dari arene oksida
secara spontan dan diikuti beberapa hal dengan
migrasi intramolekul seperti digambarkan dengan
menggunakan Deutriuem seperti pada
deuterianisol
H
H
D
D
D O O-
4-deuterioanisol arena oksida spesi ionik
H
C
O 3 H
C
O 3 H
C
O 3
- H+
D
D H
H
O O O
H
3-deutrio-4-hidroksianisol sikloheksadienon 4-Hidroksianisol
OKSIDASI OLEFIN
H
C
=
R H
C
=
R 2
2
O
Squalen endogen 1,2-epksida
O
R = CH = CH2 R H
C H
C
Karbamazepin Epoksida-karbamazepin
PENGARUH FAKTOR KEMIS & BIOLOGI PADA
BIOTRANSFORMASI MOLEKUL OBAT
(XENOBIOTIK)
Aksi terapis dan toksik dari obat dipengaruhi oleh laju meta-
bolismenya
a. PENGINDUKSI
Senyawa kimia penginduksi menaikan aktivitas kerja enzim
sehingga mempercepat terbentuknya metabolisme obat
3-Metil-kolantren (MC)
suatu penginduksi obat dalam tubuh O
H
Pregnenolon-16-alfa-Karbonitril (PCN)
suatu penginduksi dari turunan steroid
O
C6H5
N
H
C2H5
O N O
H
Fenobarbital (PB)
suatu pengindukasi metabolime obat
EFEK PENGINDUKSI PADA ENZIM P-450
H
C 3
O 7-ALFA
6-BETA
TESTOSTERON
C 2H5
O
O
N H
C 3
O
H
Etilmorfin N-dealkilasi
2. Inhibitor yang Mempengaruhi Penggantian Enzim
3+
H3C N Fe N CH3
H3CH2CHOOC CH=CH2
N-
CH3
COOHCH2CH2
amin hidroksilamin -e
- H+
R-N=O
nirtroso
P-450
R N e 2+ -4
F P
0
5
O
kompleks inaktif
PEMBENTUKAN KOMPLEKS ENZIM IN AKTIF
O O
]
[O
H
C -O
H
C
2
O O
O
C
-H
+ P -4 5 0
- H 2O + H 2O
O H
O
C e 2+ P
F -
0
5
4
O H
O
K O M P L E K S IN A K T IF
Aspek Farmakologis dan Toksikologis
Metabolisme Obat
1. Aspek Farmakologis
Metabolisme obat dapat mengubah sifat farmakologis
akibat perubahan struktur obat, terbentuknya metabolit
baru karena biotransformasi.
Perubahan yang terjadi adalah:
- deaktivasi,
- aktivasi,
- perubahan jenis respon,
- Tidak terdapat perubahan farmakologis (tetap)
- perubahan absorpsi,
- Perubahan distribusi
T
A
B
O TIDAK AKTIDF
deaminasi
H
C 2-C
N
H 2 H
C 2-C
N
H 2
H
C 3 H
C 3
Ampfetamin Ampfetamin
tidak aktif
obat o
S S
Oksidasi
N N
H
(C 2)3-N
(C
H 3 )2 H
(C 2)3-N
(C
H 3 )2
Klorpromazin
O
H O
-C
H
N 3
PARASETAMOL (AKTIF)
Konyugasi sulfat
konyugasi
metabolisme & Konyugasi
glukuronida
glutasion
O
O
H S O O
-C
H
N 3 O6C6H9 O O
-C
H
N 3
O
tidak aktif sistein & konyugasi asam tidak aktif
merkapturat (tidak aktif)
a.Kenaikan toksisitas
b.Detoksin
O
-C
H
N 3
D E T O K S IS IT A S G lu k u r o n id a d a n
k o n y u g a s s u lf a t s e k r e s i u r in
H
O
m o n o o k s ig e n a s e
h id r o k s ila s i-N
O
H H
O
-C
N 3
O
-C
H
N 3
sek resi
u r in
H
O n
io
s
ta
lu
-g
S
H
O
PENATAAN ULANG
d e to k s if ik a s i
d e n g a n g lu ta s io n
H
O
-C
N 3
a k tiv a s i
p e n g ik a ta n N e k r o s is
O k o v a le n h e p a to s e lu le r
s e r a n g a n e le k tr o f ilik
p d m a k r o m o le k u l
n u k le f ilik
SELAMAT BELAJAR