Faq Pojk 67-2016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

FAQ

(Frequently Asked Question)

POJK Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha Dan


Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,
Perusahaan Reasuransi, Dan Perusahaan Reasuransi Syariah

No Pertanyaan Tanggapan

1 Merujuk Pasal 3, apakah ketentuan POJK ini tidak mengatur Grandfathering atau
Grandfathering (pemutihan untuk komposisi pemutihan untuk komposisi kepemilikan saham
kepemilikan saham Perusahaan Joint pihak asing dalam Perusahaan Joint Venture
Venture) yang telah ada pada saat yang telah ada pada saat diundangkannya
diundangkannya Undang-Undang No. 40 Undang-Undang tentang Perasuransian.
tahun 2014 tentang Perasuransian masih Namun, Undang-Undang nomor 40 tahun 2014
berlaku? tentang Perasuransian telah mengamanatkan
pengaturan ke dalam Peraturan Pemerintah.
Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai
Kepemilikan Asing Pada Perusahaan
Perasuransian tersebut sedang disusun oleh
Kementerian Keuangan.

2 Bagaimana mekanisme penyampaian Pada saat permohonan izin usaha, setiap pihak
permohonan penilaian kemampuan dan utama wajib mengikuti penilaian kemampuan
kepatutan bagi calon pihak utama dan kepatutan. Berdasarkan ketentuan Pasal 10
Perusahaan pada saat proses permohonan ayat (3), permohonan izin usaha disampaikan
izin usaha? bersamaan dengan permohonan penilaian
kemampuan dan kepatutan bagi calon pihak
utama.

3 Merujuk Pasal 4,

1. Kewajiban pembuatan Rencana Tindak 1. Kewajiban Rencana Tindak dalam POJK


tersebut harus sudah dikirimkan pada 67/2016 merupakan implementasi Pasal 7
OJK pada saat Peraturan Pemerintah dan Pasal 88 UU 40/2014 yang telah
Tentang Kepemilikan Asing belum diundangkan sejak tanggal 17 Oktober 2014,
diterbitkan (target issuance date April merujuk Pasal 4 POJK 67/2016 Rencana
2017). Kalaupun Peraturan Pemerintah Tindak disampaikan paling lambat 6 bulan
1
tersebut benar sudah diundangkan sejak POJK diundangkan, dalam hal ini 28
pada bulan April 2017, hanya tersisa 1 Juni 2017. Selain itu, berdasarkan rencana
bulan sampai bulan Juni sebagai batas tindak yang telah disampaikan Perusahaan
akhir pengiriman Rencana Tindak. dapat dilakukan perubahan paling banyak 3
Bagaimana jika, Laporan Rencana (tiga) kali apabila dipandang perlu. Misalnya
Tindak tersebut tidak sesuai dengan penyesuaian ketentuan kepemilikan asing
ketentuan kepemilikan asing yang dalam Peraturan Pemerintah.
diatur dalam Peraturan Pemerintah
yang sedang dalam proses
penyusunan?
2. Ketentuan mengenai boleh tidaknya asing
2. Jika Perusahaan Asuransi melakukan
menguasai saham lebih dari 80% setelah
IPO, kemudian hasilnya adalah secara
proses IPO, mengacu pada Peraturan
tidak langsung Perusahaan Asuransi ini
Pemerintah mengenai Kepemilikan Asing
menjadi dikuasai kembali oleh asing
pada Perusahaan Perasuransian.
lebih dari 80%, apakah hal ini
diperbolehkan?

4 Merujuk Pasal 4 ayat (1),

1. Bagaimana mekanisme pemenuhan 1. POJK 67/2016 tidak mengatur secara


kriteria pemegang saham berbentuk khusus mekanisme penawaran umum bagi
badan hukum Indonesia melalui pemenuhan kriteria pemegang saham
penawaran umum? berbentuk badan hukum Indonesia.
Namun, dalam POJK ini terdapat kewajiban
Perusahaan untuk menyusun rencana
tindak yang paling sedikit memuat cara
penyesuaian tahapan pelaksanaan dan
jangka waktu.

2. Tata cara penawaran umum tunduk pada


2. Apakah sepenuhnya mengacu kepada
peraturan perundang-undangan di bidang
ketentuan pasar modal mengenai
Pasar Modal.
penawaran umum atau akan diatur oleh
OJK secara lebih khusus terkait dengan
action plan, termasuk juga pengaturan

2
mengenai pengeluaran saham minimum
dalam portepel minimum serta
komposisi kepemilikan saham asing
apabila Perusahaan telah melakukan
penawaran umum. Penawaran umum
bagi Perusahaan Asuransi dilakukan
dalam rangka pemenuhan ketentuan
pemerintah bukan karena kebutuhan
modal.
5 Merujuk Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat Pemenuhan single present policy tidak
(3) terkait dengan pemenuhan ketentuan mewajibkan untuk melakukan perubahan
single present, apakah nama juga harus nama. Namun demikian, apabila pemenuhan
disesuaikan dengan peraturan ini? ketentuan mengenai single present policy
diikuti dengan perubahan nama Perusahaan,
maka perubahan nama Perusahaan mengacu
pada ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
POJK 67/2016 yang menyatakan:

Ayat (1)
Perusahaan harus menggunakan nama
perusahaan yang dimulai dengan bentuk badan
hukum dan memuat kata:
a. asuransi, insurance, atau kata yang
mencirikan kegiatan dari Perusahaan
Asuransi;
b. reasuransi, reinsurance, atau kata yang
mencirikan kegiatan dari Perusahaan
Reasuransi;
c. asuransi syariah, sharia insurance, atau
kata yang mencirikan kegiatan dari
Perusahaan Asuransi Syariah; atau
d. reasuransi syariah, sharia reinsurance, atau
kata yang mencirikan kegaitan dari
Perusahaan Reasuransi Syariah.

3
Ayat (2)
Penggunaan nama Perusahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bagi Perusahaan
berbentuk badan hukum perseroan terbatas
harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai perseroan
terbatas.

6 Merujuk Pasal 4 jo. Pasal 74 jo. Pasal 78, 1. Ya, kepemilikan saham Perusahaan dapat
dibeli oleh pihak yang masih dalam
1. Apakah kepemilikan saham Perusahaan
konglomerasi keuangan yang sama, dengan
dapat dibeli oleh pihak yang masih
memperhatikan ketentuan mengenai
dalam konglomerasi keuangan yang
kepemilikan saham dalam peraturan
sama?
perundang-undangan yang berlaku.

2. Pemberlakuan batas kepemilikan asing bagi


2. Bagaimana pemberlakuan batas
Perusahaan Perasuransian akan diatur lebih
kepemilikan asing dan kepemilikan
lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Indonesia bagi Perusahaan yang telah
mengenai Kepemilikan Asing pada
memenuhi PP 39 Tahun 2008, yang
Perusahaan Perasuransian.
menyatakan bahwa kepemilikan saham
asing yang melebihi batas
diperkenankan sepanjang kepemilikan
saham lokal dipertahankan?

3. Merujuk Pasal 74, dalam hal perubahan 3. Ya, sepanjang penambahan modal disetor
kepemilikan mencakup antara lain tidak menyebabkan perubahan komposisi
penambahan modal disetor. Dalam hal pemegang saham (persentase), maka
terjadi penambahan modal disetor perubahan dimaksud hanya perlu
yang tidak merubah komposisi dilaporkan saja kepada OJK, paling lama 15
kepemilikan saham maka apakah hari sejak tanggal persetujuan, penerimaan
Perusahaan hanya perlu melaporkan pencatatan dan pengesahan dari instansi
kepada OJK saja tanpa membutuhkan yang berwenang. Adapun dasar hukum yang
persetujuan? digunakan adalah Pasal 78 Peraturan OJK
Nomor 67/2016.

4
7 Merujuk Pasal 5 POJK 67/2016, untuk Ya, dengan menggunakan kata Asuransi Umum
penamaan Perusahaan menggunakan kata atau General insurance pada nama Perusahaan
Life atau General, apakah bisa Asuransi Umum dan menggunakan kata
dikategorikan sebagai ciri kegiatan usaha? Asuransi Jiwa atau Life Insurance pada
Perusahaan Asuransi Jiwa telah
menggambarkan ciri usaha sebagaimana diatur
dalam Pasal 5 ayat (1) POJK 67/2016.

8 Merujuk Pasal 6 Ayat (3), apakah ketentuan Ketentuan Pasal 6 ayat (3) tidak berlaku bagi
mengenai jumlah Modal Disetor berlaku Perusahaan Asuransi yang sudah berdiri.
juga pada Perusahaan Asuransi yang sudah Ketentuan Modal Disetor pada Pasal 6 ayat (3)
berdiri sebelum ditetapkannya ketentuan berlaku pada saat pendirian Perusahaan
ini? Jika ya, apakah Perusahaan tersebut Asuransi.
harus menyesuaikan dengan jumlah
tersebut?

9 Merujuk Pasal 7 Ayat (2), dalam hal Alternatif yang dapat dilakukan antara lain
pemegang saham lokal menolak untuk mencari partner/investor baru yang memenuhi
melakukan penambahan modal agar kriteria kepemilikan lokal dan/atau melakukan
perbandingan 80:20 tetap terjaga, apa penambahan modal melalui mekanisme
alternatif lain yang dapat dilakukan? penawaran umum (IPO).

10 Merujuk Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2), 1. Ya, ketentuan rating dikecualikan bagi
pemegang saham asing yang pada saat
1. Apakah terhadap ketentuan rating
peraturan ini dikeluarkan sudah menjadi
tersebut dikecualikan bagi pemegang
pemegang saham asing di Perusahaan
saham asing yang pada saat peraturan
Asuransi.
ini dikeluarkan sudah menjadi
pemegang saham asing di Perusahaan
asuransi?

2. Bagaimana jika suatu waktu nilai rating 2. Ketentuan mengenai pemenuhan rating
pemegang saham asing tersebut turun minimum A berlaku pada saat badan hukum
(bukan A lagi), padahal Perusahaan asing dimaksud melakukan penyertaan
asuransinya sendiri di Indonesia baik- saham/modal untuk pertama kali di setiap
baik saja, apa yang harus dilakukan? Perusahaan Asuransi atau Perusahaan

5
Reasuransi.
11 Merujuk Pasal 10 ayat (2) huruf f dan angka Ya, setoran modal yang berasal dari pinjaman
1 huruf e, Surat pernyataan pemegang dilarang.
saham bahwa setoran modal bukan berasal
dari pinjaman. Apakah apabila dana berasal
dari pinjaman maka dilarang?

12 1. Merujuk Pasal 17, Mohon konfirmasi 1. Merujuk Pasal 1 angka 9 Peraturan OJK
apakah yang dimaksud dengan total nilai 71/2016, definisi Dana Asuransi adalah
Dana Asuransi adalah portfolio? kumpulan dana yang berasal dari premi
yang dibentuk untuk memenuhi Liabilitas
yang timbul dari polis yang diterbitkan atau
dari klaim asuransi.

Total Dana Asuransi adalah portfolio atas


Aset Yang Diperkenankan (AYD) untuk dana
asuransi tersebut. AYD dapat berupa
investasi sebagaimana diatur dalam Bagian
III POJK 71/2016 dan AYD yang berupa non-
invetasi sebagaimana diatur dalam Bagian
IV POJK 71/2016.

2. Apakah cara pembentukan Dana 2. Pembentukan dan perhitungan Dana


Asuransi akan diatur dalam SE OJK Asuransi diatur dalam Pasal 42 POJK
terpisah dan hanya berlaku setelah SE 71/2016 yang selanjutnya cara
OJK dikeluarkan? pembentukan dan perhitungannya diatur
dalam SE OJK.

13 Pada Pasal 18, Terkait dengan pemisahan Perusahaan yang akan melakukan pemisahan
Unit Syariah dari Perusahaan Asuransi, unit syariah dengan mendirikan Perusahaan
mohon konfirmasi apakah prosesnya akan asuransi syariah baru harus memenuhi
sama dengan proses Permohonan Izin Usaha persyaratan pendirian Perusahaan baru.
Perusahaan Asuransi baru sebagaimana
Analisis yang dilakukan OJK dalam proses
diatur dalam POJK 67/2016 atau hanya
perizinan usaha asuransi syariah dimaksudkan
pengajuan permohonan izin usaha
untuk mengetahui kesiapan Perusahaan

6
Pemisahan Unit Syariah dengan mengacu Asuransi Syariah hasil pemisahan untuk
kepada dokumen dan proses yang diatur menjalankan usaha asuransi syariah. Mengingat
pada Pasal 20 ayat (5) POJK 67/2016? Perusahaan Asuransi Syariah hasil pemisahan
merupakan badan hukum yang terpisah dari
badan hukum Perusahaan induk, hal-hal yang
sebelumnya telah dipenuhi oleh unit syariah
perusahaan induk wajib dipenuhi oleh
Perusahaan Asuransi Syariah hasil pemisahan.
Hal-hal yang telah dipenuhi oleh unit syariah
tersebut dapat menjadi pertimbangan OJK
dalam melakukan analisis atas permohonan izin
usaha yang diajukan Perusahaan.

14 Merujuk Pasal 28 s.d Pasal 33, Jika Ya, Perusahaan harus melaporkan informasi
Perusahaan sudah pernah dimintakan mengenai penetapan Pengendali Perusahaan
informasi mengenai Pemegang Saham Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sesuai
Pengendali, apakah tetap harus melaporkan dengan ketentuan Pasal 30 ayat (1).
kembali?
Dalam hal Pengendali merupakan
Pemegang Saham Pengendali yang telah
memperoleh persetujuan dari OJK,
diwajibkan untuk menyampaikan laporan
penetapan Pengendali dengan
menggunakan format 9 pada lampiran POJK
67/2016, yang dilengkapi dengan
penjelasan mengenai daftar Pengendali,
dan keterangan mengenai bentuk
pengendaliannya.
Dalam hal Pengendali bukan merupakan
Pemegang Saham Pengendali yang telah
memperoleh persetujuan dari OJK, maka
Perusahaan wajib menyampaikan:
1. laporan penetapan Pengendali dengan
menggunakan format 9 pada lampiran
POJK 67/2016 yang dilengkapi dengan

7
penjelasan mengenai daftar Pengendali
dan keterangan mengenai bentuk
pengendaliannya; dan
2. permohonan persetujuan menjadi Pihak
Utama.
15 Merujuk Pasal 33 ayat 1, Apakah yang Pada dasarnya, Peraturan OJK ini tidak
dimaksud dengan Pemilik Terakhir adalah mendefinisikan mengenai Pemilik Terakhir
Ultimate Shareholder? atau Ultimate Shareholder. Namun demikian,
frasa dimaksud harus dimaknai bahwa
pemegang saham sampai dengan orang
perseorangan atau pemilik terakhir.

16 1. Merujuk Pasal 40 ayat (3) huruf b, Di 1. Berdasarkan Pasal 41 POJK 69/2016, unit
Pasal 56 diatur kewajiban adanya syariah wajib memiliki tenaga ahli.
tenaga ahli syariah pada Perusahaan Selanjutnya, sesuai dengan Pasal 55 ayat (3)
Asuransi Syariah, tidak untuk Unit dan Pasal 56 ayat (3) POJK 67/2016,
Syariah. Perusahaan Asuransi Umum / Perusahaan
Asuransi Jiwa wajib menyesuaikan tenaga
ahli dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
jenis dan lini usaha serta kompleksitas
usaha. Mengingat jenis usaha asuransi
umum syariah berbeda dengan usaha
asuransi umum dan jenis usaha asuransi jiwa
syariah berbeda dengan usaha asuransi jiwa,
Perusahaan Asuransi Umum/Perusahaan
Asuransi Jiwa yang memiliki unit syariah
wajib memenuhi ketentuan Pasal 55 ayat (4)
atau Pasal 56 ayat (4), yaitu wajib memiliki
tenaga ahli dengan kualifikasi minimum 1
(satu) level di bawah level tertinggi.

2. Berdasarkan Pasal 40 ayat (3) POJK 67/2016,


2. Apakah diperbolehkan jika Perusahaan
pimpinan unit syariah harus memiliki
memiliki Unit Syariah namun tidak
keahlian, pengalaman, dan/atau pelatihan
memiliki ahli syariah, serta Pimpinan
di bidang keuangan syariah. Dengan

8
Unit Syariah-nya tidak memiliki keahlian demikian, pimpinan unit syariah tidak harus
syariah, namun memiliki pengalaman memiliki keahlian di bidang asuransi syariah
atau bukti pelatihan di bidang keuangan sepanjang memiliki pengalaman atau bukti
syariah? pelatihan di bidang keuangan syariah.

17 Merujuk Pasal 42, Apakah kantor di luar Ya, Kantor di Luar Kantor Pusat (KLKP) dibagi
kantor pusat termasuk kantor di luar menjadi 2:
kantor pusat yang memiliki kewenangan
a. KLKP yang memiliki kewenangan untuk
untuk membuat keputusan mengenai
membuat keputusan mengenai penerimaan
penerimaan atau penolakan pertanggungan
atau penolakan pertanggungan dan/atau
dan/atau klaim?
klaim;
b. KLKP yang tidak memiliki kewenangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
18 Merujuk Pasal 48, apakah satuan kerja yang
diuraikan pada Pasal tersebut dapat
digabungkan atau harus terpisah? Misalnya:
1. Jawaban pertanyaan nomor 1 dan 2:
1. Satuan kerja kepatuhan dan unit
Satuan kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pencucian Uang dan Pencegahan
Pasal 48 ayat (2) dapat digabungkan atau
Pendanaan Terorisme harus terpisah?
dipisah sesuai kebutuhan Perusahaan.
Apabila satuan kerja dimaksud digabungkan,
2. Apakah satuan kerja kepatuhan dan
maka harus menggambarkan secara jelas
manajemen risiko dapat digabung?
pemisahan fungsi pengelolaan risiko, fungsi
pengelolaan keuangan, dan fungsi
pelayanan serta harus mencerminkan
adanya pengendalian internal yang baik atas
satuan kerja dimaksud.

Khusus untuk unit Pencucian Uang dan


Pencegahan Pendanaan Terorisme sesuai
POJK APUPPT bersifat independen dan
bertanggung jawab langsung kepada Direksi.

2. Jawaban pertanyaan nomor 3:


3. Dalam hal Perusahaan sudah memiliki
Pelaksanaan pengalihdayaan sebagian

9
satuan kerja untuk masing-masing fungsi pada Perusahaan Asuransi dilakukan
fungsi, namun untuk sebagian sesuai ketentuan dalam BAB IV POJK
pelaksanaan kerja tersebut masih 69/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha.
menggunakan outsource sebagian,
apakah diperbolehkan?
19 Merujuk Pasal 48 ayat (2) huruf d, Apakah Ya, 2 (dua) kata dimaksud memuat substansi
yang dimaksud fungsi Pemasaran termasuk arah pengaturan yang sama.
fungsi penjualan?

20 Merujuk Pasal 48 ayat (3), Terkait dengan


penetapan tugas, wewenang, tanggung
jawab, dan prosedur kerja secara tertulis
yang ditetapkan oleh Direksi, apakah:
1. Sepanjang terdapat pedoman tertulis
1. Persetujuan dari Direksi dapat diberikan
Perusahaan yang memperkenankan
dalam bentuk elektronik?
persetujuan secara elektronik, maka hal
tersebut dapat dilakukan.
2. Kuasa penandatanganan dilaksanakan
2. Apakah harus ditandatangani seluruh
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
anggota Direksi atau cukup 1 Direksi
Dasar Perusahaan.
terkait saja?
3. Merujuk jawaban point 2.
3. Untuk Kepala Bagian (Head of
Department) yang bukan level Direktur,
dapatkah job description tersebut
ditandatangani oleh Direktur lainnya?

21 Merujuk Pasal 49, Dalam Pasal 49 POJK Pengaturan dalam Pasal 49 POJK 67/2016 dan
67/2016 dinyatakan bahwa Anggota Direksi, Pasal 6 POJK 73/2016 merupakan hal yang
anggota Dewan Komisaris dan Pejabat 1 berbeda, sebagai berikut:
tingkat di bawah Direksi wajib memiliki
POJK 67/2016 mewajibkan Anggota Direksi,
sertifikat keahlian di bidang manajemen
anggota Dewan Komisaris dan Pejabat 1
risiko dari Lembaga Sertifikasi Profesi di
tingkat di bawah Direksi untuk memiliki
bidang manajemen risiko.
sertifikat keahlian di bidang manajemen
Sedangkan pengaturan dalam Pasal 6 POJK risiko;

10
No. 73/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan POJK 73/2016 lebih menekankan bahwa
Yang Baik bagi Perusahaan Perasuransian, bagi anggota Direksi Perusahaan harus
dinyatakan bahwa keahlian manajemen memiliki pengetahuan dan pengalaman di
risiko hanya diwajibkan bagi Direksi bidang pengelolaan risiko sesuai dengan
Perusahaan Asuransi dan paling sedikit bidang usaha Perusahaan.
separuh dari jumlah anggota direksi yang Selanjutnya, OJK akan mengatur lebih
memiliki keahlian ini. lanjut mengenai kewajiban memiliki Sertifikasi
di bidang manajemen risiko bagi anggota
Bagaimana pemenuhan ketentuan ini,
direksi, anggota dewan komisaris dan pejabat
khususnya bagi pejabat yang merupakan
satu tingkat dibawah direksi berikut
Warga Negara Asing, misalnya:
penyetaraannya dalam Surat Edaran OJK.
- melalui penyetaraan sertifikat
manajemen risiko yang telah dimiliki
sebelumnya yang diterbitkan oleh
lembaga diluar Indonesia atau;

- melalui penulisan esai mengenai


manajemen risiko dengan cakupan topik
bahasan yang telah ditentukan.

22 Merujuk Pasal 49 ayat (1), apakah kewajiban Merujuk pada Pasal 49 ayat (1) kewajiban untuk
untuk memiliki sertifikasi Risk Management memilki sertifikat Risk Management tidak hanya
ini berlaku untuk semua bidang jabatan di untuk pihak jabatan satu tingkat di bawah
bawah direksi? Apa level Risk Management Direksi yang menangani Risk Management,
yang dipersyaratkan? namun berlaku bagi seluruh pejabat satu
tingkat di bawah Direksi.

23 Merujuk Pasal 50,


1. Tidak terdapat batas jumlah penggunaan
1. Apakah ada batasan jumlah
tenaga kerja asing, namun Perusahaan perlu
penggunaan Tenaga Kerja Asing oleh
mempertimbangkan:
Perusahaan?
- batasan terkait dengan level jabatan
yang diatur dalam Pasal 50 ayat (2);
- batasan terkait dengan fungsi yang
diatur dalam Pasal 50 ayat (3);

11
- batasan terkait dengan jangka waktu
penggunaan TKA, yang diatur dalam
Pasal 50 ayat (4) huruf a.

2. POJK 67/2016 tidak mengatur perpanjangan


2. Untuk perpanjangan Tenaga Kerja
tenaga kerja asing. Dalam Pasal 50 ayat (4)
Asing (TKA), mohon konfirmasi apakah
dan ayat (5), tenaga kerja asing yang
OJK menghitung masa kerja sejak TKA
merupakan tenaga ahli dan konsultan wajib
tersebut bekerja di Perusahaan atau
dipekerjakan dalam jangka waktu paling
sejak pengajuan setelah regulasi ini
lama 5 (lima) tahun.
diimplementasikan?

24 Merujuk Pasal 50 ayat (3) huruf c, apakah Ya, 2 (dua) kata dimaksud memuat substansi
fungsi Sistem Informasi termasuk Teknologi arah pengaturan yang sama.
Informasi?

25 Apakah Tenaga Kerja Asing dapat Tidak. Berdasarkan ketentuan Pasal 50 ayat (2),
dipekerjakan untuk semua posisi pada Tenaga Kerja Asing hanya dapat dipekerjakan
Perusahaan? sebagai Tenaga Ahli dengan level jabatan 1
(satu) tingkat di bawah Direksi, aktuaris, atau
sebagai konsultan yang menangani fungsi:
a. underwriting;
b. aktuaria;
c. pemasaran; dan/atau
d. sistem informasi.
26 Merujuk Pasal 50 ayat (2),

1. Apakah Perusahaan Asuransi dapat


1. Tidak, Tenaga Kerja Asing sebagai Tenaga
memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
Ahli harus memiliki jabatan satu tingkat di
sebagai Tenaga Ahli namun bukan
bawah Direksi.
merupakan pejabat 1 (satu) tingkat di
bawah Direksi?

2. Apakah sertifikasi Tenaga Ahli bagi TKA 2. Sertifikasi TKA yang diperoleh dari lembaga
dapat diperoleh dari lembaga sertifikasi sertifikasi diluar Indonesia akan diatur lebih
di luar Indonesia? Apabila tidak lanjut dalam Surat Edaran OJK.

12
bagaimana proses penyetaraannya?

27 Merujuk Pasal 50 ayat (3), 1. Pasal 50 ayat (3) POJK 67/2016 telah
membatasi bahwa Perusahaan hanya dapat
1. Untuk Tenaga Kerja Asing 1 (satu)
mempekerjakan tenaga kerja asing yang
tingkat dibawah Direksi yang
menangani fungsi: underwriting; aktuaria;
membidangi multi fungsi misalnya
pemasaran; dan/atau sistem informasi.
membawahi fungsi Underwriting, Klaim
Namun, Pasal 95 POJK 67/2016 memberikan
serta Administrasi Polis, apakah dapat
jangka waktu peralihan bagi Perusahaan
dikategorikan sebagai Tenaga Ahli yang
untuk memenuhi ketentuan tersebut, yaitu:
menangani fungsi Underwriting?
Perusahaan yang pada saat Peraturan OJK
ini diundangkan telah mempekerjakan
tenaga kerja asing yang menangani fungsi
selain fungsi underwriting, aktuaria,
pemasaran, dan/atau sistem informasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat
(3), tetap dapat mempekerjakan tenaga
kerja asing dimaksud sampai dengan
berakhirnya perjanjian kerja.

2. Apakah diperkenankan seseorang 2. Sesuai jawaban nomor 1. Penggunaan


Tenaga Kerja Asing membawahi fungsi Tenaga Kerja Asing harus memperhatikan
underwriting dan fungsi lainnya seperti ketentuan Peraturan Menteri
fungsi operation (termasuk klaim, Ketenagakerjaan Nomor 35 Tahun 2015
budget, reporting, dan after sales tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
service) dan Customer Service? Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing.
28 Merujuk Pasal 50 ayat 6, 1. Merujuk Pasal 51 POJK 67/2016, Perusahaan
yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
1. apakah keahlian ini harus dibuktikan
wajib terlebih dahulu melaporkan kepada
dengan dokumen formal?
OJK. Pelaporan rencana mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing harus dilampiri daftar
riwayat hidup Tenaga Kerja Asing yang

13
dipekerjakan, disertai dengan fotokopi
dokumen yang mencerminkan bidang
keahliannya.
2. Apa yang dimaksud dengan belum
2. Yang dimaksud belum dapat diisi oleh TKI
dapat diisi oleh TKI? Ukurannya siapa
adalah apabila Perusahaan asuransi tidak
yang menentukan dapat/tidak dapat diisi
dapat menemukan kandidat TKI yang
TKI? Bagaimana jika terdapat
memiliki kualifikasi sebagaimana diatur
keterbatasan di lapangan?
dalam Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3) POJK
67/2016, maka Perusahaan asuransi dapat
mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

Perusahaan Asuransi dapat menentukan


jabatan yang belum dapat diisi oleh TKI sesuai
dengan kebutuhan. Namun demikian
berdasarkan Pasal 50 ayat (7) OJK berwenang
untuk meminta perusahaan memberhentikan
Tenaga Kerja Asing yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal
50 ayat (6).

29 Merujuk Pasal 52 ayat 2, Mohon dapat NPWP dimaksud ditujukan untuk TKA. NPWP
dijelaskan fotokopi NPWP siapa? Tenaga Kerja Asing diperlukan untuk
pemotongan pajak penghasilan tenaga kerja
asing, dimana setiap orang yang bekerja di
Indonesia harus dipotong pajak penghasilan
sesuai peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.

30 Merujuk Pasal 54,


1. Perusahaan wajib menyelenggarakan
1. Ketentuan terkait pelaksanaan
pelaksanaan pelatihan dan pendidikan bagi
pendidikan dan pelatihan khususnya
pegawai, direksi dan komisaris, namun
mengenai dana pelaksanaan
demikian besarnya anggaran pelatihan dan
pendidikan dan pelatihan sebesar
pendidikan ini disesuaikan dengan
sekurang-kurangnya 5% dari jumlah
kebutuhan Perusahaan.

14
biaya pegawai, direksi dan komisaris
yang sebelumnya diatur dalam Pasal 29
KMK 426/KMK.06/2003 tentang
Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi, apakah sudah tidak
diberlakukan lagi?
2. Laporan pelaksanaan pendidikan dan
2. Terkait hal tersebut diatas, bagaimana
pelatihan termasuk penggunaan dananya
jika laporan pelaksanaan pendidikan
tidak dilaporkan tersendiri, namun
dan pelatihan termasuk penggunaan
dilaporkan sebagai bagian dari laporan
dana tidak lagi diwajibkan untuk
tahunan.
dilaporkan setiap tahunnya?

31 Merujuk Pasal 55, apa yang dimaksud Ketentuan ini memberikan kebebasan kepada
dengan istilah cukup? Perusahaan untuk menentukan jumlah Tenaga
Ahli yang dimiliki dengan mempertimbangkan
jenis, lini usaha, dan kompleksitas usaha dari
Perusahaan.

32 Merujuk Pasal 56,


1. Perusahaan dapat mengetahui LSP di
1. Untuk Lembaga Sertifikasi Profesi di
bidang Perasuransian yang terdaftar di OJK
bidang perasuransian di Indonesia
melalui website resmi OJK.
apakah akan dikeluarkan daftarnya?

2. Untuk sertifikasi yang diperoleh dari 2. Proses penyetaraan sertifikasi dari LSP
lembaga sertifikasi di luar Indonesia, diluar Indonesia akan diatur lebih lanjut
mohon dapat dipertimbangkan untuk dalam Surat Edaran OJK.
proses penyetaraannya.

33 Merujuk Pasal 59, apakah Perusahaan Perusahaan Asuransi tidak dapat menggunakan
Asuransi dapat menggunakan aktuaria yang aktuaria yang tergabung dalam group usaha.
tergabung dalam satu grup usaha? Merujuk Pasal 59 ayat (1) dan (2) mewajibkan
Perusahaan untuk mengangkat 1 (satu) orang
aktuaris sebagai aktuaris Perusahaan dan

15
memperkerjakan aktuaris dalam jumlah yang
cukup.
34 Merujuk Pasal 61 ayat (2), apakah yang Tidak, Satuan Kerja Audit Internal merupakan
dimaksud dengan pertanggungjawaban fungsi satuan kerja yang bersifat independen
langsung satuan kerja Audit Internal kepada terhadap fungsi lainnya dan secara struktural
Direktur Utama atau yang setara dapat bertanggung jawab secara langsung kepada
dilakukan melalui Komite Audit? Diretur Utama/Presiden Direktur/Ketua
Pengurus dalam Badan Hukum Koperasi.
Namun demikian dalam pelaksanaan tugasnya,
komite audit melakukan pemantauan dan
memastikan efektifitas sistem pengendalian
internal dan pelaksanaan tugas auditor internal.

35 Apakah kantor di luar kantor pusat Kantor di Luar Kantor Pusat (KLKP) dibagi
termasuk kantor di luar kantor pusat yang menjadi 2:
memiliki kewenangan untuk membuat
a. KLKP yang memiliki kewenangan untuk
keputusan mengenai penerimaan atau
membuat keputusan mengenai
penolakan pertanggungan dan/atau klaim?
penerimaan atau penolakan
pertanggungan dan/atau klaim;

b. KLKP yang tidak memiliki kewenangan


sebagaimana dimaksud pada huruf a.

36 Merujuk Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2), Merujuk Pasal 71 ayat (1) dan (2) POJK 67/2016
bagaimana implementasi kerjasama dengan diatur bahwa badan usaha yang
Badan Usaha yang mempekerjakan Agen? mempekerjakan agen asuransi wajib terdaftar
di OJK. Tata cara pendafataran bagi badan
usaha yang mempekerjakan agen asuransi
tunduk dalam Pasal 73 POJK 67/2016. Selain itu,
dalam hal Perusahaan asuransi akan melakukan
kerja sama dengan badan usaha yang
mempekerjakan agen asuransi tunduk dalam
Pasal 65 ayat (2) POJK 69/2016.

37 1. Merujuk Pasal 71 ayat (2), apakah yang 1. Badan usaha yang dimaksud pada Pasal 71

16
dimaksud dalam Pasal ini adalah ayat (2) adalah badan usaha yang
Perusahaan Agen Asuransi? mempekerjaan agen.
2. Apakah Agen Asuransi yang bekerja pada 2. Pengaturan mengenai perjanjian keagenan
Badan Usaha harus memiliki perjanjian antara agen asuransi dengan badan usaha
keagenan dengan Perusahaan asuransi yang memperkerjakan agen diatur dalam
atau cukup hanya badan usaha saja yang Pasal 65 ayat (2) huruf b POJK 69/2016 yaitu
memiliki perjanjian penjualan produk Perusahaan asuransi wajib memastikan
asuransi dengan Perusahaan Asuransi? bahwa Agen Asuransi yang bekerja pada
badan usaha telah memiliki kerja sama
dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Asuransi Syariah, atau Unit Syariah pada
Perusahaan Asuransi yang sama, yang
dibuktikan dengan perjanjian keagenan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(2) huruf b. Selanjutnya, OJK tidak mengatur
secara rinci terkait kewajiban perjanjian
antara agen asuransi dengan badan usaha
yang mempekerjakan agen.
38 Merujuk Pasal 71 ayat (3), apakah AAJI Merujuk Pasal 99,
dianggap sebagai Lembaga Sertifikasi
Sertifikat yang telah diperoleh dari asosiasi
Profesi?
atau lembaga, baik di dalam maupun luar
negeri, yang telah melaksanakan sertifikasi
dibidang Perasuransian sebelum Peraturan
OJK ini diundangkan dinyatakan tetap sah
dan berlaku.

Merujuk Pasal 100:

Asosiasi atau lembaga yang telah


melaksanakan sertifikasi dibidang
Perasuransian pada saat Peraturan OJK ini
diundangkan harus memenuhi ketentuan
sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi paling
lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan OJK ini

17
diundangkan.

39 Merujuk Pasal 74, apakah permohonan Merujuk Pasal 74 ayat (2) POJK 67/2016 tidak
perubahan kepemilikan dapat diajukan terdapat ketentuan yang mengatur bahwa
walaupun hal tersebut tidak terdapat dalam permohonan perubahan kepemilikan wajib
rencana bisnis dan rencana korporasi terlebih dahulu dicantumkan dalam rencana
Perusahaan Asuransi? bisnis dan rencana korporasi Perusahaan.

Namun demikian, dalam hal perubahan


kepemilikan terjadi sebagai akibat dari
penambahan modal disetor maka berdasarkan
ketentuan Pasal 68 ayat (3) huruf g POJK nomor
73/2016 wajib dituangkan dalam Rencana
Bisnis Perusahaan.

40 Merujuk Pasal 74, bagaimana bila terdapat Merujuk ketentuan Pasal 75 ayat (1),
perubahan struktur Pemegang Saham
Perusahaan yang telah mendapatkan izin
namun tidak termasuk PSP?
usaha pada saat Peraturan OJK ini
diundangkan dan akan melakukan
perubahan kepemilikan melalui
pengambilalihan dan/atau penambahan
pemegang saham baru wajib menyesuaikan
ketentuan mengenai Modal Disetor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

41 Merujuk Pasal 78, apakah setelah pelaporan OJK akan mengeluarkan surat pencatatan atas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini perubahan anggaran dasar. Perubahan
disampaikan, OJK akan menerbitkan dimaksud selanjutnya akan diadministrasikan
persetujuan atau hanya aknowledgement dalam database OJK.
saja?

42 Merujuk Pasal 92, apakah permohonan Ketentuan Pasal 92 hanya diberlakukan bagi
perizinan Perusahaan yang disampaikan pemohon yang telah mengajukan permohonan
sebelum adanya POJK ini dan belum izin usaha untuk pertama kali, namun belum
memperoleh Perizinan OJK dianggap belum memperoleh izin pada saat POJK ini

18
menyampaikan dokumen secara lengkap? diundangkan.

43 Merujuk Pasal 102, dengan demikian Pasal 102 POJK 67/2016 mengatur bahwa "Pada
sehubungan dengan perizinan usaha dan saat Peraturan OJK ini mulai berlaku, ketentuan
kelembagaan, apakah Perusahaan hanya mengenai perizinan usaha dan kelembagaan
wajib tunduk kepada POJK ini saja? bagi Perusahaan tunduk pada Peraturan OJK
ini."

Dengan demikian peraturan yang berkaitan


dengan perizinan dan kelembagaan Perusahaan
Asuransi dan Reasuransi yang terdapat pada
peraturan sebelumnya tidak perlu diperhatikan.

19

Anda mungkin juga menyukai