Analisis Hukum Islam Terhadap Fenomena Bayi Tabung, Inseminasi Buatan Dan Kloning Terhadap Manusia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inseminasi Buatan, Bayi Tabung dan Kloning

Inseminasi buatan

Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari istilah Inggris artificial insemination.


Dalam bahasa Arab disebut al-talqih al-shinaiy. Dalam bahasa Indonesia ada yang
menyebut pemanian buatan, pembuahan buatan, atau penghamilan buatan.

Batasannya dirumuskan dengan redaksi yang bermacam-macam. Dr. H. Djamalin


mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan inseminasi buatan ialah Pekerjaan
memasukkan mani (sperma atau semen) ke dalam rahim (kandungan) dengan
menggunakan alat khusus dengan maksud terjadinya pembuahan. Ir Suryo memberikan
batasan : suatu cara untuk menempatkan sperma di dalam atau di dekat saluran cervik dari
uterus dengan menggunakan suatu alat dan bertujuan supaya terjadi kehamilan. Dr.
Nukman Moeloek lebih spesifik : suatu cara atau teknik untuk memasukkan air mani suami
ke dalam kandungan isteri secara buatan. Sementara Dr. H. Ali Akbar memberikan
pengertian bahwa yang dimaksud dengan inseminasi buatan ialah membuahi istri tanpa
junub yang dilakukan dengan pertolongan dokter. Pada kesempatan lain ia juga menjelaskan
bahwa inseminasi buatan adalah memasukkan sperma ke dalam alat kelamin perempuan
tanpa persetubuhan untuk membuahi telur atau ovum wanita1.

a Bayi tabung
Bayi tabung adalah sel telur yang telah dibuahi oleh sperma yang telah dibiakkan dalam
tempat pembiakan (cawan) yang sudah siap untuk diletakkan ke dalam rahim seorang ibu.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran sering dikenal dengan istilah
fertilisasi-in-vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung
petri yang dilakukan oleh petugas medis. Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi
berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan
pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
Awal berkembangnya teknik ini bermula dari ditemukannyateknik pengawetan sperma.
Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam
cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan
untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah
disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun kemudian mulai ada
perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pada yang memiliki penyakit atau
kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
b. Kloning pada manusia
Adapun pengertian kloning manusia, dapat diuraikan pendapat Antonius Suwanto
dalam artikelnya di Harian Kompas, dengan mengatakan : kloning dari etemologinya, klon
(bahasa Yunani) sebagai kata benda yang artinya :

1 Problematika Hukum Islam kontemporer. Hal. 5 dikutip dari Ali Akbar. Permainan Buatan.(Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1995)

1
a. Agregat progeny; yaitu suatu individu yang dihasilkan secara aseksual

b. Yaitu suatu individu yang berasal dari sel somatik tunggal orang tuanya dan secara
genetic dia identik.

Dan sebagai kata kerja, klon (kloning) diartikan sebagai upaya memperbanyak klon, mengopi
atau menghasilkan klon. Oleh karena itu, kloning merupakan produksi satu atau lebih
individu makhluk hidup, termasuk manusia yang identik secara genetika

b inseminasi buatan

Secara umum dapat diambil pengertian bahwa inseminasi buatan adalah suatu cara atau
teknik memperoleh kehamilan tanpa melalui persetubuhan (coitus).

melakukan inseminasi buatan/ bayi tabung/ kloning adalah keinginan-keinginan sebagai


berikut:

1. Keinginan memperoleh atau menolong untuk memperoleh keturunan;

2. Menghindarkan kepunahan manusia;

3. Memperoleh generasi jenius atau orang super;

4. Memilih suatu jenis kelamin;

5. Mengembangkan teknologi kedokteran.

c Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank bank sperma.
Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank bank tersebut. Bahkan
orang bisa menjual belikan benih benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya
karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain.
Praktek bank sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma
malah menyimpannya dan memperdagangkannya seolah olah benih manusia itu suatu
benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non komersial. Sementara itu bank
bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan
artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan
data mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak
diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.
Pandangan Islam Serta Kedudukan Inseminasi Buatan/ Bayi Tabung/ Kloning

Pada dasarnya di dalam al-Quran dan Hadits tidak ada dijelaskan masalah inseminasi
buatan ini. Namun para tokoh agama Islam dalam hal ini ulama menyikapi masalah ini
dengan serius.

Menurut Al-Quran Surat Al-Isra ayat 70

2
Artinya:Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami
angkut mereka didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.
Analisa hukum islam, bagaimana hukum melihat aurat besar wanita, meraba dan
memasukkan sesuatu pada vagina wanita. Semua aktifitas ini dibutuhkan dalam
pengambilan sel telur dari wanita.

Sepakat para ulama dari kalangan mazhab, bahwa vagina adalah bagian dari aurat
wanita yang paling vital atau disebut aurat besar yang wajib dijaga dan tidak boleh dilihat.
Akan tetapi, ketika darurat tidak ada jalan lain kecuali harus membuka dan memegangnya,
seperti untuk kepentingan medis (berobat), maka semata untuk keadaan darurat para
ulama sepakat aurat wanita boleh untuk dibuka. Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul Fiqh :

Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti keadaan terpaksa (darurat). Dan
keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang

Inseminasi buatan pada hakikatnya merendahkan harkat manusia sejajar dengan


hewan yang di inseminasi.
Hadist Nabi:
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan
airnya (sperma) pada tanaman orang lain(vagina istri orang lain).Hadist Riwayat Abu
Daud,Al-Tirmizi dan hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban.
Dengan hadist ini para ulama sepakat mengharamkan seseorang
mengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain yang
mempunyai ikatan perkawinan yang sah.
Pada zaman dulu masalah bayi tabung/inseminasi buatan belum timbul,sehingga kita
tidak memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.Kita dapat menyadari bahwa inseminasi
buatan / bayi tabung dengan donor sperma atau ovum lebih mendatangkan madaratnya
daripada maslahahnya.

Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung


Maslahahnya dari bayi tabung adalah bias membantu pasangan suami istri yang
keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami atau istri
menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit
atau ejakulasinya terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah:
Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram
dikawini) dan kewarisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran
sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.

3
Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah
tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik
yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak dengan
bapak ibunya.
Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan
sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada
umumnya diketahui asal dan nasabnya.
Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung lewat
ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya
benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan
ibunya secara alami
Surat Al-Lugman ayat 14
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut
hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi.UU
Perkawinan pasal 42 No.1/1974:Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau
sebagai akibat perkawinan yang sahmaka memberikan pengertian bahwa bayi tabung
dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang
sah.Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak
sesuai dengan Pancasila,UUD 1945 pasal 29 ayat 1.
Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama
nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat bahwa kalangan
agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang
bertentangan dengan agama.Contohnya : Sterilisasi,Abortus.Oleh karena itu pemerintah
diharapkan mengizinkan praktek bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.
Ukuran kemudharatan, kerusakan terbesar yang diakibatkan oleh penggunaan
embrio (janin) untuk inseminasi buatan/bayi tabung adalah kematian embrio (janin)
tersebut. Sedangkan merusak (membunuh) embrio (janin) sebelum peniupan roh tidak
berarti membunuh roh atau merusak anggota badan yang digunakan oleh roh manusia.
Dengan demikian tindakan itu tidak dianggap sebagai pembunuhan terhadap manusia dan
tidak pula sebagai penganiayaan terhadapnya.
Dari segi ini, tindakan itu juga tidak dianggap menyia-nyiakan kehidupan manusia,
tidak menyebabkan kesulitan yang besar dan tidak pula menjadikan kehidupan kedua orang
tuanya menjadi rusak atau hancur jika tindakan itu mendapat persetujuan mereka dan
memang tidak boleh dilaksanakan kecuali dengan syarat tersebut. Adapun kerusakan yang
berkaitan dengan kehormatan manusia, menurut prasangka mayoritas ulama adalah kerusakan
yang dibuat-buat karena embrio (janin) pada masa ini belum bisa dikatakan sebagai manusia.
Dasar kehormatan manusia yang ditiupkan roh kepadanya dalah dzat yang hidup dan berakal
yang mempunyai karakteristik tertentu dan menjadikannya berbeda nilai serta kedudukannya
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.
Namun demikian, setiap perkara yang mubah bisa saja disalahgunakan dan itu
tidak menjadi sebab pengharamannya, akan tetapi menjadi peringatan agar berhati-hati di
dalam melaksanakan sesuatu yang diperbolehkan tersebut. Seseorang tidak bisa
menganggap bahwa semua aktivitas kedokteran yang objeknya jasad manusia adalah
haram karena sebagian besar bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab. Sel-sel sperma yang diambil dari laki-laki untuk inseminasi
buatan/bayi tabung tersebut dalam berbagai macam situasi dan kondisi, sangat

4
memungkinkan sel-sel itu diselewengkan penggunaanya untuk tujuan yang diharamkan
dan hampir tidak ada aktivitas kedokteran yang objeknya manusia menutup

kemungkinan adanya perlakuan tidak baik.Jalan keluar dalam masalah ini adalah
bahwa setiap perkara mubah sangat memungkinkan untuk diselewengkan penggunaannya,
maka dari iu perlu hati-hati dalam pelaksanaannya, selalu diawasi dan senantiasa mencari
korelasinya dengan syariat yang mendalam, baik yang membolehkan atau melarang. Jika
tidak maka perkara ini dapat menimbulkan problem dan ditakwilkan dengan sesuatu yang
dapat mempersempit langkah manusia.

Ukuran kemaslahatan, kemaslahatan dari penggunaan embrio (janin) untuk


inseminasi buatan/bayi tabung, menurut para ulama sebagian ada yang berada pada derajat
dharuri, sebagian ada pada derajat hajiyat, sebagian lagi ada pada derajat tahsiniyat dan
sebagian lainnya ada yang berada pada derajat hiasan atau
keutamaan. Para ulama mengatakan seperti yang disebutkan oleh para dokter bahwa
berbagai macam penemuan yang mereka hasilkan dari proses inseminasi buatan/bayi
tabung adalah menjadi sebab adanya jalan keluar bagi pasangan suami-isteri yang tidak
dapat memperoleh keturunan secara alami untuk memperoleh keturunan melalui
inseminasi buatan/bayi tabung.
Penemuan itu tidak lebih rendah derajatnya dari derajat hajiyat.

Memang kadang-kadang proses inseminasi buatan/bayi tabung tersebut


digunakan untuk menghasilkan manfaat yang lebih kecil nilainya, mungkin termasuk
dalam derajat tahsiniyat atau lebih rendah darinya. Mungkin juga hanya untuk memenuhi
tuntutan perkembangan penelitian ilmiah saja dan tidak memberikan manfaat langsung
secara praktis atau mungkin hanya untuk memenuhi keinginan manusia. Memang semua
itu rendah nilainya dan amat sedikit maslahatnya daripada mudharat yang diakibatkan
dengan adanya proses inseminasi buatan/bayi tabung.

Hasil perbandingan, berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan oleh para


ulama untuk mengukur tingkat kemudharatan dan kemaslahatan pada permasalahan
inseminasi buatan/bayi tabung tersebut, serta perbandingan antara keduanya, jelaslah
bahwa kemudharatan dari tindakan ini lebih besar daripada kemaslahatan yang
diakibatkannya secara global. Adapun secara rinci, masing-masing harus dilihat secara
khusus, begitu juga nilai kemaslahatan yang dianggap dapat dibandingkan dengan
kerusakan-kerusakan itu juga harus diperhatikan, mengingat adanya tingkat-tingkat
kemaslahatan yang tergantung kepada keadaan dan tujuannya. Adapun jika proses
inseminasi buatan/bayi tabung itu memberikan kemaslahatan yang berderajat hajiyat atau
memberikan banyak manfaat dan
masuk dalam tujuan syariat disebabkan karena keadaan yang mendesak untuk
melalui proses tersebut. Maka, kemaslahatannya lebih besar dari pada mudharatnya2.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran para ulama tersebut di dalam menentukan


ketentuan hukum inseminasi buatan/bayi tabung. Maka, penulis dapat menyimpulkan
bahwa proses inseminasi buatan/bayi tabung lebih banyak menimbulkan mudharat
daripada maslahahnya. Menurut penulis mudharat yang dapat diakibatkan dengan
adanya proses inseminasi buatan/bayi tabung antara lain:

5
a. percampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian/kehormatan dan
kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan
kewarisan;

b. bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam;

c. inseminasi buatan/bayi tabung dengan menggunakan sperma/ovum yang


berasal dari donor pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi
percampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah;

d. kehadiran anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya dan dapat
menjadi sumber konflik dalam rumah tangga, terutama bayi tabung dengan
bantuan dari donor merupakan anak yang sangat unik yang dapat berbeda
sekali bentuk, sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak-
ibunya ;

e. anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya


terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih rendah daripada
anak adopsi yang pada umumnya diketahui asal/nasabnya;

f. bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi
bayi tabung dengan menggunakan surrogate mother (ibu pengganti/titipan)
yang kemudian menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-isteri yang
punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara
alami.
Terdapat beberapa firman Allah Swt di dalam Al-Quran yang menjelaskan
tentang proses kejadian manusia, antara lain ;

QS. Al-Hajj ayat (5) :

Artinya :

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada

6
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah (5).

Firman Allah Taala , kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi yang lemah
tubuh, akal dan seluruh kejadiannya. Kemudian Allah memberinya kekuatan sedikit demi
sedikit. Dia dikasihi dan disayangi oleh ibu bapaknya siang dan malam. Karena itu, Allah
Taala berfirman, kemudian kamu mencapai kedewasaan, yakni sempurna sebagai
pemuda baik dalam fisik maupun penalarannya. dan diantara kamu ada yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang
dahulu diketahuinya. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala,Allahlah yang telah
menciptakan kamudari sesuatu yang lemah, kemudian dia menjadikan kuat setelah lemah.
Kemudian dia menjadikan lemah dan beruban setelah kuat. Dia menciptakan sesuatu yang
Dia kehendaki. Dia maha mengetahui lagi maha kuasa.3

QS. Al-Mukminun ayat (12-14) :

Artinya :Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokh (rahim) (13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14).

Allah Swt menciptakan manusia dari tanah liat yang berasal dari Lumpur hitam.
kemudian kami menjadikan nutfah.Dhamir hu merujuk kepada jenis manusia seperti
yang terjadi pada firman Allah Taala, dan dia memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikanketurunannya dari sariati dari air hina. Firman Allah Taala,
kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, yakni Kami menjadikan nutfah itu,
yaitu air yang memancar keluar dari tulang punggung laki-laki dan tulang rusuk perempuan
yang terletak antara dada dan pusar.

7
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah merah yang berbentuk
alaqah yanglonjong. Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, yaitu
sebentuk daging yang kira-kira sebesar satu suapan. Daging ini tidak berbentuk dan
berpola. Dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, yakni Kami
membentuknya menjadi bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang,
saraf dan urat-uratnya.. lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging, yakni
Kami menjadikan daging itu sebagai pembungkus, penguat dan pengokoh tulang.
kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain, yakni Kami tiupkan kepadanya ruh
sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain yang memiliki pendengaran, penglihatan,
penciuman, gerakan dan dinamika.
Allah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah;

1) Kemudian saripati itu dijadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim);
2) Kemudian air mani dijadikan segumpal darah;
3) Segumpal darah lalu dijadikan segumpal daging;
4) Segumpal daging lalu dijadikan tulang belulang;
5) Lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging;
6) Kemudian Allah menjadikan seorang bayi yang lahir ke dunia sampai dibiarkan
menjadi dewasa.

Apabila diperhatikan proses kejadian manusia seperti dikemukakan tersebut,


ternyata sama dengan prosedur bayi tabung. Tetapi perbedaannya hanyalah dalam proses
pembuahannya saja. Di dalam proses bayi tabung, pembuahan antara sperma dan ovum
terjadi dalam sebuah tabung gelas lalu dipindahkan ke dalam rahim isteri. Sedangkan di
dalam Firman Allah Swt tersebut proses pembuahannya terjadi dengan sendirinya di
dalam rahim. Islam sebagai suatu agama yang sempurna dan universal sangatlah
mendukung perkembangan ilmu dan teknologi, dengan syarat perkembangan ilmu dan
teknologi tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan umat dan tidak bertentangan dengan
syariat islam.

Proses bayi tabung merupakan hasil rekayasa manusia, yang bertujuan untuk
membantu pasangan suami-isteri yang tidak mampu melahirkan keturunan secara normal
untuk memperoleh seorang anak. Di dalam Al-Quran telah ditegaskan bahwa persoalan
anak menjadi urusan Allah Swt, hanya saja manusia harus berusaha, bersabar dan
menyerahkan segala persoalan kehidupan kepada Allah Swt senantiasa selalu
mengingatnya dan mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya kepada kita sebagai
makhluknya. Dikisahkan dalam QS. Maryam ayat (8) bahwa Allah Swt telah
mengaruniai seorang anak kepada Nabi Zakaria As yang pada saat itu usianya sudah
sangat tua dan isterinya dalam keadaan infertil (mandul).

Persoalan anak memang menjadi urusan Allah Swt seperti yang telah dijelaskan
diatas, namun demikian manusia (pasangan suami-isteri) yang sulit memperoleh
keturunan tersebut harus tetap berusaha dan berikhtiar untuk memperoleh anak sebagai
seorang keturunan. Salah satu caranya dengan menggunakan proses

8
Inseminasi buatan/bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari
pasangan suami-isteri, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim isteri. Akan
tetapi, persoalan selanjutnya adalah status anak tersebut. Berikut ini beberapa pendapat
yang dikemukakan para ulama terkait persoalan tersebut :

Hasan Basri mengemukakan bahwa :


Proses kelahiran melalui teknik bayi tabung menurut agama islam itu dibolehkan dan sah,
asal yang pokok sperma dan sel telurnya dari pasangan suami-isteri. Hal ini disebabkan
perkembangan ilmu pengetahuan yang menjurus kepada bayi tabung dengan positif patut
disyukuri. Dan ini merupakan karunia Allah Swt, sebab bisa dibayangkan pasangan suami-
isteri yang sudah bertahun-tahun mendambakan seorang anak bisa terpenuhi5.

Husein Yusuf mengemukakan bahwa :


Bayi tabung dilakukan bila sperma dan ovum dari pasangan suami-isteri yang
diproses dalam tabung, setelah terjadi pembuahan kemudian disarangkan dalam
rahim isterinya sampai saat terjadi kelahiran, maka secara otomatis anak tersebut
dapat dipertalikan keturunannya dengan ayah beserta ibunya dan anak itu
mempunyaickedudukan yang sah menurut syariat islam6.Kedua pendapat dan pandangan
diatas menunjukan secara jelas dan tegas kedudukan anak yang dilahirkan
melalui proses bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami-isteri
kemudian embrionya ditransplantasikan kedalam rahim isteri adalah sebagaianak
sah serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anak yang dilahirkan
secara normal tanpa melalui proses bayi tabung.

Kloning Terhadap Manusia menurut islam

Berdasarkan firman Allah

1. Q.s Al-jatsyiah [45];13


2. Q.s Al-isra[17];70
3. Q.s Al-rad[13];16
4. Q.s Al-muminun[23]12-14

Fatwa MUI No.VI tentang Kloning memutuskan


1. Kloning terhadap manusia dengan cara apapun hukumnya adalah haram
2. Kloning tehadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh
sepanjangkan dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindari
kemudaratan

Berdasarkan landasan-landasan hukum dan proses ijtihad yang dilakukan oleh para
Ulama/tokoh Agama Islam tersebut, tepat pada tanggal 13 juni 1979 Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk mengeluarkan fatwa terhadap praktik
inseminasi buatan/bayi tabung yang berisi sebagai berikut :

1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidah-kaidah
agama.

9
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang
rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang
dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian
melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami
isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin
antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-
zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

10
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pengetahuan yang didapat diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer
embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu titipan) DIPERBOLEHKAN oleh islam,jika
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan.Dan status anak
hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam.
2. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor DIHARAMKAN oleh
Islam.Hukumnya sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini
statusnya sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah.
3. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nutfah(Sperma) dan Bank Ovum untuk
perbuatan bayi tabung,karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.Juga
bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat manusia sejajar
dengan hewan.
4. Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan
sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer kedalam rahim wanita
lain dan seharusnya pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi
hukumannya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan pada
manusia dengan sperma atau ovum donor.
B.Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11
Dr. H. Chuzaimah T. Yanggo, Drs. HA. Hafiz Anshart AZ, MA. Problematika Hukum Islam
kontemporer. Hal. 5 dikutip dari Ali Akbar. Permainan Buatan.(Jakarta : PT. Pustaka Firdaus,
1995)

Drs. H. Mahjuddin, M.Pd.I. Masailul Fiqhiyah.(Jakarta : Kalam Mulia. 2003)

Drs. Saifudin Shidik, MA. Hukum Islam Tentang Berbagai Persoalan Kontemporer. (Jakarta
Intimedia.

12

Anda mungkin juga menyukai