Tugas Aueh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai hubungan bisnis
antara orang dengan orang atau orang dengan perusahaan dalam urusan jual-
beli, sewa-menyewa, pinjam pakai, dan lain-lain. Kegiatan ini menyangkut
perikatan dan diatur dalam berbagai aturan antara lain Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHP) dan Hukum Adat. Kegiatan tersebut biasanya
tertuang dalam bentuk tertulis yang sehari-hari sering kita lihat, kita saksikan
bahkan kita lakukan sendiri dalam pembuatan kontrak,maupun surat-surat
resmi lainnya. Secara umum, kontrak adalah suatu persetujuan antara 2 orang
atau lebih yang tidak hanya memberikan kepercayaan, tetapi secara bersama
saling pengertian untuk melakukan sesuatu pada masa mendatang oleh
seseorang atau keduanya dari mereka.
Agar pelaksanaan kontrak dapat berjalan dengan baik dan berfungsi
secara optimal, maka diperlukannya seseorang yang paham dengan baik
sebuah proses pelaksanaan kontrak terutama jasa-jasa yang terkait dalam
pelaksanaan kontrak tersebut. Sama halnya kontrak dalam pelaksanaaan
kontrak di bidang konstruksi yang kita ketahui kontrak yang tersebut harus
sedetail mungkin, dari awal pelaksanaan kontrak hingga akhir kontrak serta
masa pemeliharaan bangunan. Dan pembuatan kontrak harus sesuai tata cara
yang benar, mudah dipahami serta sesuai peraturan pemerintah. Pelaksanaan
kontrak harus dipahami dari segala pandangan, baik proses pelaksanaan
kontrak berdasarkan jasa pemborong, konsultan, kontraktor dll. Agar kontrak
yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman dalam pekerjaan serta ketelitian pekerja dalam melaksanaan
pekerjaannya dan juga penulisan kontrak berdasarkan beberapa pihak-pihak
yeng terlibat dalam kontrak tersebut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan kontrak dan pelaksanaannya ?
2. Menjelaskan pelaksanaan kontrak berdasarkan ketentuan umum ?
3. Menjelaskan pelaksanaan kontrak berdasarkan jasa pemborong ?
4. Menjelaskan pelaksanaan konrak berdasarkan jasa konsultasi ?
5. Menjelaskan pelaksanaan kontrak berdasarkan pengdaaan jasa lainnya ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pelaksanaan kontrak berdasarkan ketentuan umum.
2. Mengetahui pelaksanaan kontrak berdasarkan jasa pemborong.
3. Mengetahui pelaksanaan konrak berdasarkan jasa konsultasi.
4. Mengetahui pelaksanaan kontrak berdasarkan pengdaaan jasa.

1.4 METODE PENULISAN


Makalah ini dibuat berdasarkan referensi dari dosen pembimbing,
referensi dari buku-buku serta literatur dari internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrak (Perjanjian)


Dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia,
Perjanjian atau kontrak adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak
berjanji kepada seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu
saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Pada hakikatnya suatu perjanjian
atau kontrak juga dapat diartikan sebagai suatu keputusan yang diambil oleh
seorang atau suatu pihak kepada pihak lain untuk melakukan ataupun tidak
melakukan suatu hal tertentu, yang mana apabila tidak dilaksanakan (salah satu
pihak melanggar kontrak tersebut) akan mendapatkan konsekuensi atau hukum
tertentu akibat pelanggaran yang dilakukan dan kontrakpun batal. Suatu kontrak
dinyatakan batal apabila syarat-syarat perjanjian (syarat subyektif ataupun syarat
obyektif) tidak dipenuhi oleh masing-masing pihak dan KUH Perdata pasal 1321,
mengatur bahwa kesepakatan antara pihak-pihak tidak ada, apabila sepakat itu
diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan perkosaan atau penipuan

2.2 Syarat Sahny Perjanjian (Kontrak)


Menurut Pasal 1320 KUHP, syarat sahnya suatu perjanjian terdiri dari dua
hal yaitu:
1. Syarat Subyektif (Mengenai subyek atau para pihak)
a) Sepakat
Kata sepakat berarti adanya titik temu (a meeting of the minds)
diantara para pihak tentang kepentingan-kepentingan yang berbeda.
Dalam perjanjian jual beli mobil, Gareng punya kepentingan untuk
menjual mobilnya karena ia membutuhkan uang. Sebaliknya, Petruk
membeli mobil Gareng karena ia punya kepentingan memiliki
kendaraan. Pertemuan kedua kepentingan itu akan mencapai titik
keseimbangan dalam perjanjian.

3
b) Cakap
Cakap berarti dianggap mampu melakukan perbuatan hukum.
Prinsipnya, semua orang berhak melakukan perbuatan hukum, setiap
orang dapat membuat perjanjian, kecuali orang yang belum dewasa,
dibawah pengampuan, dan orang-orang tertentu yang dilarang oleh
undang-undang.

2. Syarat Obyektif (Mengenai Para Pihak)


a) Suatu Hal Tertentu
Suatu hal tertentu berarti obyek perjanjian harus terang dan jelas,
dapat ditentukan baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya, Gareng
menjual mobil Toyota Avanza Nomor Polisi B 1672 RI dengan harga
Rp. 180.000.000 kepada Petruk. Obyek perjanjian tersebut jenisnya
jelas, sebuah mobil dengan spesifikasi tertentu, dan begitupun
harganya.
b) Suatu Sebab Yang Halal
Suatu sebab yang halal berarti obyek yang diperjanjikan bukanlah
obyek yang terlarang tapi diperbolehkan oleh hukum. Suatu sebab
yang tidak halal itu meliputi perbuatan melanggar hukum,
berlawanan dengan kesusilaan dan melanggar ketertiban umum.
Misalnya perjanjian perdagangan manusia atau senjata ilegal.

2.3 Macam-macam Perjanjian (Kontrak)


1. Perjanjian Konsensuil Dan Perjanjian Formil
Perjanjian Konsensuil merupakan perjanjian yang dianggap sah kalau
sudah ada consensus diantara para pihak yang membuat. Perjanjian
semacam ini untuk sahnya tidak memerlukan bentuk tertentu. Perjanjian
Formil merupakan suatu perjanjian yang harus diadakan dengan bentuk
tertentu, seperti harus dibuat dengan akta notariil. Jadi perjanjian

4
semacam ini baru dianggap sah jika dibuat dengan akta notaris dan tanpa
itu maka perjanjian dianggap tidak pernah ada.
2. Perjanjian Sepihak Dan Perjanjian Timbal Balik
Perjanjian Sepihak merupakan suatu perjanjian dengan mana hak dan
kewajiban hanya ada pada salah satu pihak saja. (contoh : perjanjian
hibah/pemberian). Sedangkan perjanjian Timbal Balik merupakan suatu
perjanjian yang membebankan hak dan kewajiban kepada kedua belah
pihak (misal : perjanjian jual-beli, perjanjian tukar-menukar, dll.).
3. Perjanjian Obligatoir Dan Perjanjian Zakelijk
Perjanjian Obligatoir merupakan suatu perjanjian yang mewajibkan
seseorang menyerahkan atau membayar sesuatu. Perjanjian NonObligatoir
merupakan perjanjian yang tidak mewajibkan seseorang menyerahkan
atau membayar sesuatu. Perjanjian ini menyebabkan seorang yang
memperoleh itu menjadi mempunyai hak milik atas benda yang
bersangkutan.

2.4 Pelaksanaan Kontrak Berdasarkan Ketentuan Umum


Didalam pelaksanaan kontrak secara umum diterapkan secara luas dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi tetapi tidak dapat bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hierarki dalam surat perjanjian. Bahasa dan hukum kontrak harus dalam
Bahasa Indonesia. kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri
menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah
tersebut dan/atau bahasa Inggris.Adapun yang bersangkutan dengan ketentuan
umum atau syarat-syarat umum dalam pelaksanaan kontrak sebagai berikut:
2.4.1 Larangan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Persekongkolan
serta Penipuan
1. Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, para pihak dilarang
untuk:
a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan

5
tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau
patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil
pelelangan, sehingga mengurangi, menghambat atau memperkecil,
meniadakan persaiangan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;
c. membuat dan menyampaikan secara tidak benar dokumen atau
keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan
Kontrak ini .
2. Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua anggota
Kemitraan/KSOapabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak akan melakukan tindakan yang dilarang di atas.
3. Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-
larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif sebagai
berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan
d. dimasukkan dalam daftar hitam.
4. Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK kepada
PA/KPA.
5. PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4.2 Asal Material/ Bahan


Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
rincian komponen dalam negeri dan komponen impor. Asal material/bahan
merupakan tempat material/bahan diperoleh, antara lain tempat material/bahan
ditambang, tumbuh, atau diproduksi. Material/bahan harus diutamakan yang
manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaannya dilakukan
di Indonesia (produksi dalam negeri). Jika dalam material/bahan digunakan

6
komponen berupa barang, jasa, atau gabungan keduanya yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) maka penggunaan komponen impor harus sesuai dengan
besaran TKDN dalam formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila diberikan
preferensi harga) yang merupakan bagian dari penawaran penyedia.

2.4.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.
Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
SPMK. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan
dalam SSKK. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum kontrak.

2.4.4 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


Surat Perintah Mulai Kerja merupakan surat dari PPK kepada kontraktor
agar pekerjaan dimulai dengan kontrak, dan dijadikan sebagai awal dari
pelaksanaan pekerjaan dimulai. PPK (Pengguna jasa) menerbitkan SPMK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak.Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan
kontrak oleh penyedia. Untuk kontrak sederhana, tanggal mulai kerja dapat
ditetapkan sama dengan tanggal penanda tanganan kontrak atau tanggal
dikeluarkannya SPMK dengan SPK baik darisegi format maupun tujuan
penerbitannya Sesuai Lampiran I Bab II Keppres 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah SPMK diterbitkan sebelum
penerbitan Kontrak/Surat. Sedangkan dalam waktu penyelesaian dicantumkan
tanggal mulai, hari bulan atau tahun kapan pekerjaan harus diselesaikan, apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan dalam penyelesainnya maka penyedia jasa

7
akan dikenakan denda sesuai keterlambatan. SPMK ini sendiri merupakan surat
yang telah secara resmi diatur dan berdasarkan beberapa acuan sebagai berikut :
- Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003

-Kepmen PU Nomor 257 Tahun 2004

- Dokumen Lelang

Sebelum diterbitkan SPMK harus sudah dilaksanakan Serah Terima


Lapangan, dengan penandatanganan berita acara Serah Terima Lapangan ( Site
Take Over) bersama-sama dengan kontraktor, yang berisikan tentang Serah
Terima Lapangan dari pihak BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitas) kepada
pihak Kontraktor. Serah terima lapangan hendaknya diselenggarakan setelah
permasalahan dengan Pemda/ Masyarakat setempat telah terselesaikan, misalnya
tidak lagi masalah mengenai pembebasan tanah, masalah utilitas dan lain-
lain.Tanggal terbitnya SPMK adalah merupakan saat awal periode pelaksanaan
konstruksi ( Construction Periode) .Untuk kontrak sederhana, tanggal mulai kerja
dapat ditetapkan sama dengan penandatanganan kontrak atau tanggal
dikeluarkannya SPMK.

2.4.5 Program Mutu


Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.Program mutu disusun
paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. Penyedia
berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum Kontrak

8
dan Peristiwa Kompensasi.Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan
sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran
program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.Persetujuan PPK terhadap
program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

2.4.6 Mobilisasi Peralatan, Fasilitas dan Personil


Penyedia melakukan mobilisasi paling lambat harus sudah mulai
dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.

2.4.7 Pemeriksaan Bersama


Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-
sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran.Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat
membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul PPK.Hasil
pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka
penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau
Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu
yang disepakati bersama.

9
2.4.8 Keadaan Kahar
Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Yang termasuk Keadaan
Kahar antara lain:
a. bencana alam;
b. Perang;
c. Pemberontakan;
d. bencana non alam;
e. bencana sosial;
f. pemogokan;
g. kebakaran;
h. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada PPK
paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan
menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah
hal-hal merugikan disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.Jangka
waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang
tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang sama dengan jangka
waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar. Keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat 14 (empat belas)
hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi. Pada saat terjadinya
Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai
dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika
selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan

10
untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam
suatu adendum Kontrak.

2.4.9 Pengehentian Kontrak dan Pemutusan Kontrak


Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar. Penghentian Kontrak karena keadaan kahar dilakukan
secara tertulis oleh PPK dengan disertai alasan penghentian pekerjaan.
Penghentian kontrak karena keadaan kahar dapat bersifat:
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir; atau
b. permanen apabila akibat keadaan kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/ diselesaikannya pekerjaan.
Penghentian pekerjaan akibat keadaan kahar tetap mempertimbangkan efektifitas
tahun anggaran. Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dan diterima
PPK. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak PPK atau pihak Penyedia.
PPK dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila Penyedia tidak memenuhi
kewajibannnya sesuai ketentuan dalam kontrak ataupun para pihak cidera janji.
Penyedia dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila PPK tidak memenuhi
kewajibannya sesuai ketentuan dalam kontrak. Pemutusan kontrak dilakukan
sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari setelah PPK/penyedia menyampaikan
pemberitahuan rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada penyedia/PPK.
Pemutusan kontrak disebabkan oleh kelalaian penyedia barang / jasa dikenakan
sanksi sesuai yang ditetapkan dalam kontrak.
1. Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara.

2. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barangn / jasa.

3. Membayar denda dang anti rugi pada Negara.

4. Pengenaan daftar hitam untuk waktu tertentu.

Kontrak dapat diputus secara sepihak oleh pengguna barang / jasa apabila denda
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang / jasa

11
sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan. Dan apabila pemutusan kontrak
disebabkan oleh kesalahan Pengguna Barang/jasa dikenakan sanksi berupa:
Kewajiban mengganti kerugian yang menimpa Penyedia Barang/Jasa sesuai
dengan yang ditetapkan dalam kontrak dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Kontrak batal demi hukum apabila isi kontrak melanggar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dan jika para pihak terbukti melakukan
KKN, kecurangan, dan pemalsuan dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan
kontrak maka perjanjianpun dapat diputuskan.

2.4.10 Pembayaran
Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis
lain. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima. Dalam hal
ini PPK menyediakan uang muka maka Penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.PPK harus
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pajabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) untuk permohonan tersebut pada hurufc,
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah Jaminan Uang Muka diterima.
Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau lembaga yang
berwenang. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).
1. Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan:

12
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang,
kecuali peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan sebagaimana diatur dalam
SSKK;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila
ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan. PPK
dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM). Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal
yang sedang menjadi perselisihan.

2. Denda dan ganti rugi


Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia. ganti
rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum
selesai dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas bagian pekerjaan

13
yang dapat dinilai terpisah dan bukan merupakan kesatuan sistem,
serta hasil pekerjaan tersebut telah diterima oleh PPK;
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;
3) pilihan denda pada angka 1) atau 2) ditetapkan dalam SSKK.
besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia,
atau dapat diberikan kompensasi. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi pekerjaan. ganti rugi dan kompensasi
kepada peserta dituangkan dalam adendum kontrak. pembayaran ganti rugi dan
kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data.

2.5 Pelaksanaan Kontrak berdasarkan Jasa Pemborong


2.5.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah
pertemuan yang diselenggarakan oleh unsur-unsur yang terkait dengan
pelaksanaan proyek seperti unsur pengguna Barang/Jasa dan atau PPK sebagai
unsur pengendalian. Konsultan pengawas teknik dan kontraktor sebagai
pelaksana pekerjaan serta unsur perencana untuk menyatukan pengertian
terhadap seluruh dokumen kontrak dan membuat kesepakatan terhadap hal-
hal penting yang belum terdapat dalam dokumen kontrak maupun kemungkinan-
kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Penyelenggaraan Rapat Persiapan Pelaksanaan Konstruksi ini menurut peraturan
dilaksanakan setelah kontrak ditandatangani atau selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari setela diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dan hasil dari Pre
Construction Meeting ini akan selanjutnya dituangkan kedalam Dokumen
Kontrak serta sebagai pegangan dalam menyusun kerangka kerja dan rencana
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat

14
persiapan pelaksanaan kontrak. Dalam rapat persiapan, PPK dapat
mengikutsertakan Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung.Beberapa hal yang
dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi.
a. Program mutu disusun oleh Penyedia, yang paling sedikit berisi :
1) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2) organisasi kerja Penyedia;
3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
5) prosedur instruksi kerja;
6) jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
7) penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.

b. program mutu dapat direvisi sesuai kondisi lokasi pekerjaan.


Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita Acara
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani oleh selutuh peserta
rapat.

2.5.2 Perpanjangan Waktu


Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus
dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa
Kontrak.
PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah menetapkan
ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai
untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja

15
sama untuk mencegah keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

2.5.3 Serah Terima Pekerjaan


Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Dalam
rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK meminta kepada PA/KPA untuk
menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan
keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh Tim/Tenaga Ahli untuk membantu
tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Jika kontrak yang dilaksanakan
merupakan pekerjaan konstruksi, serah terima pekerjaan dilaksanakan sebanyak 2
(dua) kali yaitu Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO Provisional Hand Over)
dan Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO Final Hand Over) setelah masa
pemeliharaan berakhir. Peralihan jaminan pelaksanaan menjadi jaminan
pemeliharaan dilaksanakan pada saat sebelum memasuki masa pemeliharaan, dan
tata cara pencairan jaminan pemeliharaan tertuang dengan jelas dalam Syarat-
Syarat Umum/Khusus Kontrak.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK. PPK menerima penyerahan
pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
Penyedia barang / jasa wajib melakukan pemeliharaan, selama masa yang
ditetapkan dalam kontrak, dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan. Masa
pemeliharaan minimal untuk pekerjaan permanent 6 bulan, jika pekerjaan semi
permanent untuk 3 bulan dan masa pemeliharaan dapat melampaui tahun
anggaran. Setelah masa pemeliharaan berakhir, pengguna barang / jasa
mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia barang / jasa.

16
2.5.4 Laporan Hasil Pekerjaan
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakanguna
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.Untuk kepentingan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi
pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.Laporan mingguan terdiri dari
rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.Laporan
bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-
foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

2.5.5 Kerjasama Antara Penyedia dan Sub Penyedia


Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam
Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.Penyedia tetap bertanggung
jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.Ketentuan-ketentuan
dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.

17
2.6 Pelaksanaan Kontrak berdasarkan Jasa Konsultasi
2.6.1 Personil Inti dan Peralatan
Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.Penggantian personil inti dan/atau
peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK.Penggantian
personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan terlebih
dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja
personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.PPK dapat menilai dan
menyetujui penempatan/penggantian personil inti dan/atau peralatan menurut
kualifikasi yang dibutuhkan.Jika PPK menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7
(tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.
Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang
setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa
biaya tambahan apapun.Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

2.6.2 Persiapan Pelaksanaan Kontrak


PPK bersama penyedia dapat menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.Dalam rapat persiapan. PPK dapat mengikutsertakan Tim
Teknis dan/atau Tim Pendukung. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;

18
d. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil
(apabila diperlukan); dan
e. rencana pelaksanaan pemeriksaan lapangan bersama.
Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita Acara
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani oleh seluruh peserta
rapat.

2.6.3 Pembayaran
Pembayaran Uang Muka, uang Muka dapat diberikan kepada penyedia untuk:
1) mobilisasi alat dan penyedia;
2) pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material;
dan/atau
3) persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan pengadaan.

Uang Muka dapat diberikan kepada penyediapaling tinggi 30% (tiga


puluh perseratus) dari nilai Kontrak. Besarnya Uang Muka untuk Kontrak
Tahun Jamak adalah nilai yang paling kecil diantara 2 (dua) pilihan, yaitu:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari total nilai Kontrak.
Ketentuan mengenai pemberian uang muka beserta besarannya
ditetapkan dalam SSKK.Penyedia dapat mengajukan permintaan pembayaran
uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan
uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.PPK mengajukan
surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut setelah Jaminan
Uang Muka diterima dari penyedia.Pengembalian uang muka diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100 % (seratus perseratus).Untuk kontrak tahun jamak, nilai Jaminan
Uang Muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan.

19
2.6.4 Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan dapat dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah
menyerahkan laporan akhir pekerjaan kepada pengguna jasa dan daporan tersebut
dapat diterima serta disetujui oleh pengguna jasa.

2.7 Pelaksanaan Kontrak Berdasarkan Pengadaan Barang


2.7.1 Surat Pesanan
Pengguna barang harus menerbitkan surat pesanan/purchase order (PO)
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal keputusan
penetapan penyedia barang. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal
penerbitan PO, PO tersebut harus sudah disetujui diatas kertas segel/materai oleh
penyedia barang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Tanggal pada saat
penandatangan PO oleh penyedia barang ditetapkan sebagai tanggal awal
perhitungan waktu penyerahan. Pesanan barang yang telah diserahkan sebelum
diterbitkan PO, harus dinyatakan secara jelas dalam PO.

2.7.2 Persiapan Pelaksanaan Kontrak


Penyedia barang membuat penjelasan rinci terhadap barang yang akan
dikirim untuk fabrikasi sesuai dengan pesanan. Dalam hal pengadaan barang
dilaksanakan dengan sistem harga satuan maka harga satuan, jadwal dan tempat
pengiriman serta perkiraan jumlah barang harus ditetapkan.

2.7.3 Inspeksi Pabrikasi


Pengguna barang atau jasa inspeksi yang ditunjuk dapat melakukan
inspeksi atas proses fabrikasi barang/peralatan khusus yang nilainya lebih dari
10M. Jadual, tempat, dan ruang lingkup inspeksi harus disepakati kedua belah
pihak. Biaya pelaksanaan inspeksi termasuk dalam harga kontrak

2.7.4 Perubahan Lingkup dan Perlindungan Hak Intelektual


Berdasarkan pertimbangan efisiensi, ekonomis dan kesempurnaan hasil,
pengguna barang dapat mengubah surat pesanan (purchase order/PO) dengan

20
persetujuan penyedia barang sepanjang tidak mengurangi kualitas dengan
mempertimbangkan tersedianya anggaran dan setingginya 10% (sepuluh persen
dari nilai kontrak.
Penyediaan barang juga memiliki perlindungan hak atas kekayaan
intelektual. Penyedia barang harus menjamin pengguna barang bahwa barang
yang diserahkan tidak melanggar hak atas kekayaan intelektual sebagaimana
ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.7.5 Pengiriman dan Serah Terima Barang


Penyedia barang memberi informasi kepada pengguna barang tentang
jadwal pengiriman barang serta menyampaikan dokumen pengiriman barang.
Sarana transportasi yang dipakai harus sesuai dengan dokumen kontrak. Untuk
barang-barang yang mudah rusak dan beresiko tinggi, penyedia barang harus
emberikan informasi secara rinci tentang cara penanganannya.
Sedangkan pada saat penyerahan barang harus dilakukan penelitian atas
spesifikasi, mutu, kelengkapan, dan kondisi nyata dicocokan dengan yang
tertuang dalam surat pesanan. Hasil penelitian dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani bersama. Berita acara serah terima merupakan dokumen
yang harus dilampirkan dalam surat permintaan pembayaran, kecuali jika
menggunakan LC (leter of credit).Pengguna barang dapat menunjuk wakil untuk
memeriksa barang yang akan diserahkan sebagai petugas penerima/pemeriksa
dan menandatangani berita acara. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan
yang ditetapkan kontrak, penyedia barang harus mengganti dengan biaya sendiri.

2.7.6 Uji Coba


Setelah barang dikirim, barang diuji coba oleh penyedia barang disaksikan
oleh pengguna barang. Hasil uji coba dituangkan dalam berita acara. Apabila
pengoperasian barang tersebut memerlukan keahlian khusus maka harus
dilakukan pelatihan kepada pengguna barang oleh penyedia barang, biaya
pelatihan termasuk dalam harga barang. Apabila hasil uji coba tidak sesuai

21
dengan spesifikasi yang ditentukan dalam kontrak, maka penyedia barang
memperbaiki atau mengganti barang tersebut dengan biaya ditanggung sendiri.

2.7.7 Ansuransi
Penyedia barang harus mengasuransikan barang-barang yang akan dikirim
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak. Penerima manfaat harus dijelaskan
dalam dokumen asuransi yang disesuaikan dengan ketentuan kontrak.

2.7.8 Pembayaran
Penyelesaian pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah barang
dinyatakan diterima sesuai dengan berita acara serah terima barang yang
dilengkapi dengan hasil uji coba. Pembayaran dengan LC mengikuti ketentuan
umum yang berlaku dibidang perdagangan.

2.8 Pelaksanaan Kontrak Berdasarkan Pengadaan Jasa Lainnya


2.8.1 Pemeriksaan Personil dan Peralatan
Penyedia jasa tidak dibenarkan melakukan penggantian personil, peralatan
tanpa persetujuan pengguna jasa. Apabila dilakukan penggantian, maka penyedia
jasa mengajukan permohonan terlebih dulu kepada pengguna jasa. Permohonan
harus menyampaikan alasan penggantian, dan dilengkapi dengan CV personil
yang diajukan.

2.8.2 Penggantian Personil dan Peralatan yang Diperintahkan Oleh


Pengguna Jasa
Apabila pengguna jasa menilai personil dari penyedia jasa tidak mampu,
berkelakuan tidak baik, penyedia jasa harus mengganti personil dengan
kualifikasi keahlian yang sama atau lebih tinggi. Dalam waktu 15 (lima belas)
hari setelah menerima perintah dari pengguna jasa, penyedia jasa harus telah
mengganti personil tanpa penambahan biaya. Apabila waktu tersebut terlapaui,
penyedia jasa harus melapor kepada pengguna jasa disertai alasannya.

22
2.8.3 Kerahasiaan
Personil penyedia jasa harus menjaga kerahasian pekerjaannya sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak. Apabila diperlukan, janji untuk
menjaga kerahasian pekerjaan oleh personil penyedia jasa dilakukan di bawah
sumpah.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Kontrak adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak berjanji
kepada seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu
saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
2. Pelaksanaan kontrak dapat dilaksanakan berdasarkan beberapa pihak yang
terkait, yaitu berdasarkan ketentuan umum, berdasarkan jasa pemborong,
berdasarkan jasa konsultasi, berdasarkan pengadaan barang dan
berdasarkan jasa konsultasi lainnya.

3. Kontrak dapat diputuskan atau dinyatakan batal apabila salah satu pihak
yang menyepakakati kontrak tidak memenuhi perjanjian yang telah
disepakati.
4. Kontrak berdaarkan ketentuan umum membahas beberapa hal:
a) Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.
b) Keadaan Kahar (kebakaran,bencana alam, pemberontakan) PPK
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan
pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan
untuk bekerja dalam situasi demikian.
c) Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja
yang tercantum dalam SPMK. Penyedia harus menyelesaikan
pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dalam SSKK.
5. Pelaksanaan kontrak berdasarkan jasa oemborong membahas kerjasama
antar penyedia dan sub penyedia, perpanjangan waktu,laporan hasil
pekerjaan, rapat pelaksanaan kontrak dan serah terima pekerjaan.

24
6. Pada pelaksanaan kontrak berdasarkan jasa pemborong, rapat persiapan
dilaksanakan setelah kontrak ditandatangani atau selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setela diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
7. Dalam pengadaaan barang, surat PO (pesanan order) selambat-lambatnya
14 hari kerja sejak penetapan penyedia barang oleh pengguna barang dan
7 hari sejak tanggal penertiban PO.

3.2 SARAN
1. Hendaknya kontrak bukan hanya menjadi perjanjiaan tertulis antar pihak
tetapi alangkah baiknya jika pihak yang terkait benar-benar memahami
mengenai kontrak yang ada.
2. Dalam pembuatan kontrak hendaknya dibuat lebih teliti sehingga jika
ditemukan kesalahan dalam peleksanaan telah ada ketetapannya.
3. Jika terdapat perselisihan dalam peleksanaan hendaknya kontrak dapat
menyelesaikannya dengan ketentuan kontrak.
4. Pelaksanaan pekerjaan hendaknya diselesaikan tepat waktu sesuai
kontrak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Hardjomuljadi, dkk. 2007. Persyaratan Kontrak Untuk Pelaksanaan Kontruksi.


FIDC.
Hendrato, Rusdian Rasih. 2005. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa. Surakarta.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik dalam Pengadaan Pekerjaan
Kontruksi.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik dalam Pengadaan Jasa
Konsultasi Perorangan.
Ganda, Rafa. 2011. Etika Pengadaan (http://carapengadaanblogspot.co.id/
diakses 25 April 2017).

Nurhati siti, dkk. 2014. Faktor-faktor yang harus diperhatikan sebagai dasar
pelaksanaan kontrak konstuksi, [pdf].

Santosa, Muji. 2015. Definisi masa kontrak dan masa pelaksanaan kontrak,
(http://tatakelola.co/procurement/memahami-definisi-masa-kontrak-dan-
masa-pelaksanaan-pekerjaan/ diakses 22 April 2017).

26

Anda mungkin juga menyukai