Penyebab Kecelakaan Kerja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Penyebab dan penanganan kecelakaan kerja

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


kerja Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku
kerja yang berbahaya (unsafe human act) dankondisi yang berbahaya (unsafe
condistions).Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia
memegang pernananpenting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian
menyatakan bahwa 80%-85%kecelkaan keja disebebkan oleh kelalaian atau
kesalahan faktor manusia.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 19925 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan
kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat
kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan yang besar bagi
pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan
program perlindungan tenaga kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengurangi penyebab kecelakaan kerja?
2. Bagaimana penanganan kecelakaan kerja?

1.3 Tujuan
1. Sebagai upaya untuk mengurangi penyebab kecelakaan kerja.
2. Sebagai upaya menangani kecelakaan kerja.
BAB II

Landasan Teori dan Pembahasan

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kecelakaan Kerja

Menurut Per 03/Men/1994 mengenai Program JAMSOSTEK, pengertian


kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja , termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan biasa atau wajar dilalui.( Bab I pasal 1 butir 7 ).
Sedangkan menurut Direktur Teknik MIGAS selaku Kepala Inspeksi Tambang
MIGAS mendefinisikan Kecelakaan Kerja Tambang adalah setiap kecelakaan yang
menimpa pekerja tambang, pada waktu melakukan pekerjaannya di tempat kerja
pada pada WKP nya yang mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran,
memerlukan perawatan medis, mengalami luka2, kehilangan anggota badan, atau
kematian. Pekerjaan tambang adalah semua kegiatan yang dilakukan sehubungan
dengan tugas atau kepentingan perusahaan termasuk kegiatan insidentil, kegiatan
sukarela dan kegiatan lain yang dilakukan atas perintah/izin perusahaan.
Dari pengertian beberapa beberapa ahli mengenai kecelakaan kerja dapat kita
simpulkan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
tidak diduga di lingkungan kerja yang mempengaruhi proses kerja dan berdampak
pada kerugian baik pada manusia, barang maupun lingkungan kerja.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Penyebab Kecelakaan Kerja
Pada dasarnya terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
1. Unsafe Condition
Kecelakaan kerja yang terjadi dimana kondisi kerja tidak aman, sebagai
akibat dari, beberapa poin berikut ini:
a. Mesin, Peralatan, Bahan, dsb
b. Lingkungan Kerja
c. Proses Kerja
d. Sifat Pekerjaan
e. Cara Kerja

2. Unsafe Action
Kecelakaan kerja yang terjadi dikarenakan tindakan/perbuatan yang tidak
aman, sebagai akibat dari beberapa poin berikut ini:
a. kurangnya pengetahuan dan keterampilan
b. karakteristik fisik
c. karakteristik mental psikologi
d. sikap dan tingkah laku yang tidak aman
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja :
- Faktor Teknis
a. Tempat Kerja
Tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, seperti ukuran
ruangan tempat kerja, penerangan, ventilasi udara, suhu tempat kerja, lantai dan
kebersihan luangan, kelistrikan ruang, pewarnaan, gudang dan lain sebagainya.Jika
tempat kerja tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka kecelakaan
kerja sangat mungkin terjadi.

b. Kondisi Peralatan
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan menjadi
sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau peralatan yang
berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau sabuk yang berjalan,
roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, mesin
dan perlatan yang potensial menyebabkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung
agar tidak membahayakan operator atau manusia.

c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak


Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya (mudah meledak,
pelumas, dan lainnya) dari satu tempat ke tempat yang lain sangat memungkinkan
terjadi kecelakaan kerja. Untuk menghindari
kecelakaan kerja tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang matang,
baik metode memindahkannya, alat yang digunakan, jalur yang akan di lalui, siapa
yang bisa memindahkan dan lain
sebagainya. Untuk bahan dan peralatan yang berat diperlukan alat bantu seperti
forklift. Orang yang akan mengoperasikan alat bantu ini harus mengerti benar cara
menggunakan forklift, karena jika tidak, kemungkinan akan timbul kesalahan dan
mengancam keselamatan lingkungan maupun tenaga kerja lainnya.

d. Transportasi
Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup
banyak. Dari penggunaan alat yang tidak tepat (asal-asalan), beban yang berlebihan
(overloading), jalan yang tidak baik (turunan, gelombang, licin, sempit), kecepatan
kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak baik, semuanya bisa
berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Upaya untuk mengatasi hal tersebut
di atas, diantaranyaadalah memastikan jenis transportasi yang tepat dan aman,
melaksanakan operasi sesuai dengan standart operational procedure (SOP), jalan
yang cukup, penambahan tanda-tanda keselamatan, pembatasan kecepatan, jalur
khusus untuk transportasi (misal dengan warna cat) dan lain sebagainya.

e. Tools (Alat)
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.
Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan
kecelakaan.Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan
kualitas kontrol pada alat-alat yang ada di tempat kerja

- Faktor Non-Teknis
a. Ketidaktahuan
Dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan
yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan
kerja. Pengetahuan dari operator dalam menjalankan peralatan kerja, memahami
karakter dari masing-masing mesin dan sebagainya, menjadi hal yang sangat
penting, mengingat apabila hal tersebut asal-asalan, maka akan membahayakan
peralatan dan manusia itu sendiri.

b. Kemampuan yang kurang


Tingkat pendidikan teknisi otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan
proses maintenance atau perawatan. Orang yang memiliki kemampuan tinggi
biasanya akan bekerja dengan lebih baik serta memperhatikan faktor keslamatan
kerja pada pekerjannya. Oleh sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan
menjadi lebih baik.

c. Ketrampilan yang kurang


Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan secara
terus-menerus.Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan ketrampilan
gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka
kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan
training.

d. Bermain-main
Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi salah satu
penyebab terjadinya angka kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja sering
tergesa-gesa dan sembrono juga bisa menyebabkan kecelakaan kerja.Oleh karena
itu, dalam setiap melakukan pekerjaan sebaiknya dilaksanakan dengan cermat,
teliti, dan hati-hati agar keselamatan kerja selalu bisa terwujud. Terlebih lagi untuk
pekerjaan yang menuntut adanya ketelitian, kesabaran dan kecermatan, tidak bisa
dilaksanakan dengan berkerja sambil bermain.

e. Bekerja tanpa peralatan keselamatan


Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan
kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya
yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan. Dengan berkembangnya
teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan yang nyaman dan aman ketika
digunakan.Perlatan keselamatan tersebut diantaranya pakaian kerja (wearpack),
helm pengaman, kacamata, kacamata las, sarung tangan, sepatu kerja, masker
penutup debu, penutup telinga dari kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di
ketinggian dan sebaginya. Terkadang orang yang sudah merasa mahir justru tidak
menggunakan peralatan keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan
topeng las. Hal ini sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu
menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga kualitas pekerjaan yang
terbaik serta keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja

- Faktor Alam
a. Gempa bumi
Meskipun setiap perusahaan/industri telah menerapakan keselamatankerja sesuai
standar untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja, namun faktor alam sangat
sulit diprediksi. Gempa bumi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dengan
menghancurkan tempat perusahaan /industri berada akibat pergerakan tanah atau
patahan lempeng bumi secara tektonik maupun vulkanik dan dapat menimbulkan
kerugian materi dan korban jiwa yang besar dan akan bertambah jika gempa bumi
tersebut juga disusul dengan tsunami.

b. Banjir
Banjir bandang juga dapat berpengaruh terhadap keselamatan kerja, terlebih
perusahaan berada dekat dengan aliran air. Air banjir selain dapat merendam
peralatan dan mesin produksi serta dapat menimbulkan kerusakan dan konsleting
listrik juga dapat menghanyutkan para pekerja/operator.

c. Tornado/Puting Beliung
Tornado/puting beliung merupakan kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari
dasar awan cumulus dengan permukaan tanah dan rata-rata memiliki kecepatan
117km/jam dengan jangkauan 75 m sampai beberapa kilometer sebelum
menghilang.

2.2 Penanganan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan akibat kerja dapat di minimalisir dengan cara :


o Peraturan perundang undangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan, pengawasan dan Pengujian.
o Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi, atau
tidak resmi mengenai Misalnya konstruksi yang memenuhi persyaratan
keselamatan kerja.
o Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipenuhinya ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang diwajibkan.
o Penelitian yang bersifat teknik, yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang
pencegahan, peledakan gas, debu dan bahan lainnya.
o Pendidikan, yaitu menyangkut pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja.
o Latihan yaitu latihan kerja bagi tenaga kerja baru.

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai