Audit klinis bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menilai kinerja klinis, praktik, dan hasil terhadap standar yang ditetapkan. Proses audit meliputi 5 langkah yaitu persiapan, penetapan kriteria, pengukuran kinerja, perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan. Audit dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
149 tayangan5 halaman
Audit klinis bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menilai kinerja klinis, praktik, dan hasil terhadap standar yang ditetapkan. Proses audit meliputi 5 langkah yaitu persiapan, penetapan kriteria, pengukuran kinerja, perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan. Audit dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Audit klinis bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menilai kinerja klinis, praktik, dan hasil terhadap standar yang ditetapkan. Proses audit meliputi 5 langkah yaitu persiapan, penetapan kriteria, pengukuran kinerja, perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan. Audit dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Audit klinis bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menilai kinerja klinis, praktik, dan hasil terhadap standar yang ditetapkan. Proses audit meliputi 5 langkah yaitu persiapan, penetapan kriteria, pengukuran kinerja, perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan. Audit dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
AUDIT KLINIS
No Dokumen : Ditetapkan Oleh Kepala
PKM Bara-baraya No Revisi : SPO TanggalTerbit : Halaman : dr.Fauziah Dachlan Saleh, M.Kes Nip.19600224 198911 2 001 Pengertian - Devenisi : Suatu proses peningkatan mutu yang mencoba memperbaiki pelayanan pasien dan hasilnya melalui aktivitas tinjauan pelayanan sistematik dibandingkan dengan kriteria yang jelas dan penerapan perubahan ( Principle for Best Practice in Clinical Audit, NICE 2002 ) - Audit klinis merupakan alat penting dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien dan manajemen yan di berikan dalam setiap fasilitas kesehatan. Audit klinis adalah review kinerja klinis, pemurnian praktek klinis sebagai akibat dan pengukuran kinerja terhadap standar yang telah disepakati Audit klinis dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penilaian terhadap catatan pasien atau melalui pengamatan langsung saat berkonsultasi - Audit medik juga berfungsi sebagai benteng bagi penyedia layanan kesehatan terutama yang berkaitan dengan masalah hukum - Melalui proses ini, kelemahan dan kekuatan dari manajemen terhadap pasien, baik dokumentasi atau diamati dapat diidentifikasi.
Tujuan Tujuan umum : Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Tujuan Khusus : - Untuk memastikan kompetensi antara petugas medis - Iuntuk menjamin keselamatan pasie saat sedang dalam perawatan di ruang perawatan - Untuk mengidentifikasi kelemahan dalam manajemen pasien dan langkah- langkah rencana perbaikan - Untuk memastikan adanya perawatan yang kntinue dan kelengkapan sarana prasarana medis
Kebijakan - SK Kep PKM
Reverensi - Audit Medis/Klinis. Lean Healtcare Indonesia (www.lean-indonesia.com
>2013/03) - Audit Klinis di Rumah Sakit, Dr.Noor Yulia, imo725.weblog.esaunggul.ac.id >2014/11
Prosedur/langkah- Kompetensi tenaga :
langkah Tim audit internal dan eksternal Lima Langkah Audit Medis Langkah 1 : Mempersiapkan Audit Langkah 2 : Memilih Kriteria Langkah 3 : Mengukur Tingkat Kinerja Langkah 4 : Melakukan Perbaikan Langkah 5 : Mempertahankan Perbaikan Langkah 1 : Mempersiapkan Audit a. Melibatkan Pengguna Pelayanan Survey Kepuasan Pelanggan Laporan Insiden Cerita-cerita pasien secara individu atau umpan balik dari kelompok tertentu Observasi Langsung Terhadap Pelayanan Percakapan Langsung Contoh : Hasil survei kepuasan pelanggan : pasien rawat inap banyak mengeluhkan bahwa dokter jarang visit b. Memilih Topik Apakah Topikberkaitan dengan biaya, volume, atau risiko yang tinggi bagi staff atau pasien Apakah terdapat bukti adanya masalah mutu yang serius, misalnya keluhan pasien atau angka komplikasi yang tinggi ? Apakah terdapat standar untuk topik tersebut (misal : paduan pelayanan klinis)? Apakah masalah tersebut memiliki peluang untuk dapat dirubah? Apakah topik tersebut merupakan prioritas organisasi ? Contoh : Dari hasil kepuasan survey kepuasan pelanggan, topik yang di pilih adalah visit dokter spesialis ke pasie rawat inap c. Menentukan Tujuan Untuk Memperbaiki.... Untuk Meningkatkan... Untuk memastikan.... Untuk merubah.... Contoh : Tujuan : Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui visit dokter yang sesuai dengan standar d. Membentuk Struktur Program Audit terstruktur (struktur organisasi, uraian tugas, program kerja, dll) Tim dengan staff auditor yang berkualitas baik e. Mengidentifikasi dan Mengembangkan Kemampuan Untuk Proyek Audit Kemampuan Klinis Kemampuan manajerial Metode Audit Dll. f. Mendorong dan Mendukung Partisipasi Staff dalam Audit Tidak adanya komitmen dan keterlibatan staff akan mempengaruhi keberhasilan audit
Langkah 2 : Memilih Kriteria
a. Menetapkan Kriteria Kriteria adalah pernyataan jelas yang menetapkan apa yang di ukur Mewakili pelayanan yang dapat diukur secara obyektif Kriteria dapat di klasifikasikan menjadi tiga: Struktur (Apa yang anda butuhkan ):fasilitas fisik, peralatan, jumlah staff, struktur organisasi, dll Proses (apa yang anda lakukan): Komunikasi, asesmen, terapi, pembedahan, , dokumentasi ,dll Hasil (Apa yang anda harapkan): Kesembuhan, Kepuasan pasien, efektifitas biaya, dll b. Menyusun Kriteria yang valid Berdasarkan Bukti Berhubungan dengan aspek penting pelayanan Dapat di ukur Contoh Kriteria : Dokter mengakses ulang pasien setidaknya setiap hari termasuk selama akhir pekan selama tahap perawatan dan pengobatan yang akut Klasifikasi Kriteria ini adalah : Poses Kriteria ini memenuhi syarat karena : Berdasarkan bukti (stanndar akreditasi ), penting untuk pelayanan, dan dapat di ukur c. Tetapkan Tingkat Kinerja (Standar) Tingkat kinerja (Standar) adalah kriteria ditambah target yang harus di capai. Standar yang baik adalah yang berdasarkan pada praktek yang berbasis bukti. Contoh Standar : 100 % Asesmen ulang dilakukan setiap hari termasuk akhir pekan selama tahap perawatan dan pengobatan yang akut. Langkah 3 Mengukur Tingkat Kinerja a. Perencanaan Pengumpulan Data Agar data yang di kumpulkan tepat dan hanya yang diperlukan, diperlukan beberapa detail berikut ini : Kelompok pasien yang di audit Profesional kesehatan yang terlibat Periode waktu Contoh : Untuk melakukan Audit Asesmen ulang pasien rawat inap, diperlukan data catatan medis seluruh pasien yang masuk rawat inap dalam jangka waktu 4 bulan terakhir b. Metode Pengumpulan Data Perhitungan jumlah sampel Jumlah pasien dalam periode wakti tertentu Contoh : Penentuan besar sampel cara JCI : Jiak jumlah pasien/kasus yang diaudit perbulan 58, maka seluruhnya di pakai. Jika jumlah pasien/kasus yang diaudit perbulan 59, maka jumlah sampelnya adalah 58 Cara mengambil sampel : menggunakan systematic random sampling. Contoh : jumlah pasien sebulan ada 180. Maka, sampel di ambil dengan cara 180/58 = 3. Jadi, satu sampel di ambil setiap kelipatan 3 sampai didapatkan 58 sampel. Jiak di kehendaki, jumlah sampel dapat di perbesar c. Penanganan data Pengolahan data Analisa data Aspek legal dan etis Data yang telah dikumpulkan kemudian di olah dan di analisa, dengan membandingakan antara data yang berhasil dikumpulkan di bandingkan dengan standar yang telah di buat. Contoh : Data dari hasil analisa data, didapakan informasi bahwa 30% pasien tidak dilakukan Asesmen ulang setiap hari Langkah 4 : Melakukan Perbaikan a. Identifikasi penghalang perbaikan Takut Pemahaman yang kurang Moral yang rendah Komunikasi yang buruk Budaya Mendorong terlalu keras Konsensus tidak di peroleh b. Menerapkan Pebaikan Pendekatan systematis Langkah 5 : Mempertahankan Perbaikan a. Pemantauan dan evaluasi b. Re- Audit c. Memelihara dan memperkuat perbaikan
Waktu pelaksanaan : Dilakasanakan setiap 3 bulan sekali
Unit Terkait - Semua unit pelayanan
Dokumen Terkait - Semua dokument yang ada di unit pelayanan masing-masing.
Rekaman historis perubahan
No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan