Dokumen tersebut merupakan evaluasi keperawatan untuk 3 kasus bedah yang mencakup diagnosa, subjektif, objektif, penilaian, dan perencanaan untuk masing-masing kasus. Kasus pertama adalah ibu S dengan diagnosa nyeri akut dan ansietas yang sebagian teratasi. Kasus kedua adalah Tn. R dengan diagnosa nyeri akut dan gangguan gizi yang belum sepenuhnya teratasi. Kasus ketiga adalah ibu P dengan diagnosa gang
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
261 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merupakan evaluasi keperawatan untuk 3 kasus bedah yang mencakup diagnosa, subjektif, objektif, penilaian, dan perencanaan untuk masing-masing kasus. Kasus pertama adalah ibu S dengan diagnosa nyeri akut dan ansietas yang sebagian teratasi. Kasus kedua adalah Tn. R dengan diagnosa nyeri akut dan gangguan gizi yang belum sepenuhnya teratasi. Kasus ketiga adalah ibu P dengan diagnosa gang
Dokumen tersebut merupakan evaluasi keperawatan untuk 3 kasus bedah yang mencakup diagnosa, subjektif, objektif, penilaian, dan perencanaan untuk masing-masing kasus. Kasus pertama adalah ibu S dengan diagnosa nyeri akut dan ansietas yang sebagian teratasi. Kasus kedua adalah Tn. R dengan diagnosa nyeri akut dan gangguan gizi yang belum sepenuhnya teratasi. Kasus ketiga adalah ibu P dengan diagnosa gang
Dokumen tersebut merupakan evaluasi keperawatan untuk 3 kasus bedah yang mencakup diagnosa, subjektif, objektif, penilaian, dan perencanaan untuk masing-masing kasus. Kasus pertama adalah ibu S dengan diagnosa nyeri akut dan ansietas yang sebagian teratasi. Kasus kedua adalah Tn. R dengan diagnosa nyeri akut dan gangguan gizi yang belum sepenuhnya teratasi. Kasus ketiga adalah ibu P dengan diagnosa gang
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4
74
EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 3.6 Evaluasi keperawatan
No. Hari/tanggal Diagnosis Evaluasi
Kasus I (Ibu S)
1. 01 Agustus Nyeri akut S : Klien mengatakan nyerinya berkurang
2016, Jam 11.50 berhubungan dengn setelah diberikan terapi relaksasi nafas WITA agen cidera biologis dalan dan pemberian obat anti nyeri, skala nyeri 3 O : Klien lebih tenang, TD :110/60 mmHg, Nadi 80x/ menit, temperature 36,6c, RR 19x/ menit A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan skala nyeri 3 P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 2. 01 Agustus Ansietas berhubungan S : Klien mengatakan mengatakan sudah 2016, Jam 12.30 dengan status tenang karena diberikan penjelasan WITA kesehatan dan motivasi untuk kesembuhan O : Wajah klien tampak lebih rileks dan tenang, tampak tidak cemas A : Masalah ansietas teratasi P :Pertahankan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap)
3. 01 Agustus Resiko kekurangan S : Klien mengatkan masih mau makan
2016, Jam 12.45 volume cairan walaupun sedikit untuk menggantikan WITA nutrisi yang hilang O: : klien mau makan buah-buahan walaupun sedikit Klien mendapatkan terapi IVFD RL 20 Tpm A : Masalah resikokekurangan volume 75
cairan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
Kasus II (Tn. R)
1. O2 Agustus Nyeri akut S : klien mengatakan setelah melakukan
2016 Jam 09.30 berhubungan dengan teknik nonfarmakologi nafas dalam WITA agen cidera biologis merasa nyeri berkurang O : klien mengikuti arahan perawat A : masalah Nyeri Akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah
ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
2. 02 Agustus Ketidakseimbangan S : Klien mengatakan masih belum bisa
2016 Jam 09.45 nutrisi kurang dari untuk menelan karena masih nyeri WITA kebutuhan tubuh O : klien nampak berhati-hati saat berhubungan dengan berbicara dan menelan karena ada ketidakmampuan abses mandibula yang membuat klien menelan makanan merasa nyeri A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
3. 02 Agustus Ketidakefektifan pola S : Klien mengatakan sesak berkurang
2016 Jam 10.00 nafas berhubungan setelah dirubah posisi WITA dengan keletihan O: Klien menggunakan nasal canule 4 lpm Klien dirubah posisi semifowler Saturasi oksigen 98% 76
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas
teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) Kasus III (Ibu P)
1. 02 Agustus Ketidakefektifan S : klien mengatakan kaki terasa
2016 Jam 16.20 perfusi jaringan perifer kebas/tebal WITA O : refleks babinski negatif, warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis A :Masalah Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 2. 02 Agustus Resiko ketidakstabilan S : Klien mengatakan memiliki riwayat 2016 Jam 16.45 kadar gukosa darah DM, keluarga klien mengatakan gula WITA berhubungan dengan darah klien saat di puskesmas bunga status kesehatan fisik jadi 350 mg/dl. O : GDS saat datang ke IGD 485 mg/dl A : Masalah Resiko ketidakstabilan kadar gukosa darah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 3. 02 Agustus Hambatan mobiltas S : klien mengatakan tidak dapat 2016 Jam 17.00 fisik berhubungan menggerakkan tangan dan kaki bagian WITA dengan Penurunan kanan kekuatan otot O : kekuatan otot klien bagian tubuh kanan klien adalah 1 A : Masalah Hambatan mobiltas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 77