Tuhan Yesus Berkenan Dicobai Oleh Iblis Demi Anak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Tuhan Yesus Berkenan Dicobai oleh Iblis demi Anak-anak-Nya

Matius 4:1

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis

Pernahkah Saudara mengalami pencobaan? Ya. Mungkin kita akan setuju


dengan jawaban ini jika kita telah mengalaminya. Waktu kita mengalami pencobaan,
ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan, yaitu makin jauh dari Allah atau makin
dekat dengan Allah. Saudara di pihak mana? Bersyukurlah kepada Allah jika
mengalami pencobaan, kita tetap atau makin berserah kepada Allah di dalam Kristus
oleh pimpinan Roh.
Jika kita telah mengalami pencobaan, ingatlah bahwa Tuhan kita pun telah
mengalami pencobaan yang hebat. Tetapi Tuhan Yesus tidak jatuh dalam pencobaan,
melainkan Dialah yang menjatuhkan pencobaan dan si pencoba. Perikop utuh Matius
4:1-11 mengisahkan tentang pencobaan yang dilakukan Iblis kepada Tuhan
Yesus. Ada tiga tahap pencobaan yang Iblis lancarkan kepada Tuhan Yesus.
Saat ini kita belum secara khusus memperhatikan ketiga bagian itu, sebaliknya
kita akan mempelajari dengan saksama tentang sebab utama Tuhan Yesus, Tuhan kita
dicobai oleh Iblis. Teristimewa kita akan memfokuskan diri pada Matius 4:1, yang
tertulis: Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Kata maka dalam ayat 1 ini berasal dari kata keterangan Yunani, yaitu tote (tote),
yang juga dapat diterjemahkan: lalu, kemudian atau setelah itu. Kata tote menjadi
pengikat erat antara Matius 4:1-11 dan bagian akhir dari pasal 3 yang menceritakan
tentang Yesus dibaptis oleh Yohanes. Kesimpulannya: peristiwa pencobaan di padang
gurun merupakan lanjutan peristiwa yang dikisahkan dalam Matius 3:13-17. Tuhan
Yesus sudah dibaptis. Nah setelah itu, Ia dibawa oleh Roh untuk dicobai Iblis.
Kenapa Iblis mencobai Tuhan Yesus secara langsung dalam moment seperti
ini? Bisa saja Iblis mencobai Dia secara langsung di waktu kecil-Nya atau sementara
Yesus melayani. Namun demikian, dia secara langsung mencobai Yesus setelah Ia
dibaptis dan sebelum Ia memulai pelayanan-Nya. Sebelumnya Iblis telah banyak
menggunakan cara untuk menggagalkan rencana penyelamatan yang ada di pundak
Yesus. Salah satu serangan yang dilancarkan oleh Iblis adalah menggunakan Herodes
yang haus akan takhta untuk menggagalkan rencana Allah. Tetapi Iblis tidak bisa
menggagalkan-Nya.
Sekarang Iblis tidak menggunakan perantaraan lagi. Ia sendiri yang akan
mencobai Yesus. Iblis mencobai Yesus setelah Dia dibaptis serta diurapi oleh Allah
Bapa dan sebelum memulai karya yang agung itu. Dalam Perjanjian Lama, orang-orang
yang akan dinobatkan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang istimewa atau
pekerjaan yang besar, maka mereka akan diurapi. Hal ini biasa dilakukan terhadap raja
atau imam. Contohnya, ketika Daud ditetapkan oleh Allah menjadi raja atas Israel,
maka ia diurapi oleh Samuel (bnd. 1 Sam. 16:1-13). Ia diurapi melalui perantaraan
manusia. Tetapi Yesus diurapi langsung oleh Allah Bapa. Tidak ada seorang pun yang
pernah mengalami hal itu selain Yesus.
Secara langsung Allah Bapa mengurapi Yesus dalam kemanusiaan-Nya untuk
memulai karya-Nya. Bukti dari itu adalah Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-
Nya. Iblis mengamati akan semua ini dan ia semakin tidak bisa tenang. Iblis bagaikan
kebakaran jenggot. Kecemasan yang begitu hebat menimpa dia. Akhirnya ia turun
tangan langsung untuk melakukan aksi penggagalan karya Tuhan Yesus.
Iblis tahu persis bahwa jika Yesus dikalahkan dalam pencobaan ini, maka mandat
yang diberikan oleh Allah Bapa kepada Yesus telah gagal. Jika Yesus dikalahkan oleh
Iblis dalam pencobaan ini, maka segala yang akan dilakukan oleh Yesus dalam
pelayanan-Nya tidak aga guna lagi; karya keselamatan yang akan dikerjakan Yesus
tidak ada manfaat lagi seandainya Iblis mengalahkan-Nya. Mungkin kita sebagai
manusia tidak menduga akan hal itu, namun Iblis telah berpikir jauh tentang itu.
Mengapa Iblis tahu persis tentang hal ini? Siapakah Iblis sehingga mengetahui
rahasia penyelamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus? Banyak para ahli Taurat di
zaman Yesus tidak mengetahui hal ini. Ada banyak ahli Kitab yang setiap hari
menyelidiki Kitab Suci, namun tidak mengetahui maksud kedatangan Tuhan
Yesus. Bahkan sampai hari ini pun masih banyak orang yang tidak mengerti dan tetap
buta dengan rencana Allah dan karya Kristus walaupun Firman Allah telah
mengatakannya. Tetapi Iblis mengetahui akan hal itu. Siapakah dia? Dia adalah
malaikat yang jatuh dan dicampakkan dari kemuliaan Allah karena melawan kehendak
Allah.
Allah telah menciptakan dia dengan kemuliaan yang begitu rupa, kecerdasan
yang begitu tinggi, bahkan dia dicipta melebihi malaikat-malaikat yang lain. Ia
ditetapkan sebagai pemimpin malaikat. Tetapi dalam sesombongannya, ia ingin
menyamai Allah; ia tidak mau menyembah Allah, sehingga ia dihempaskan ke bumi dan
kepadanya telah disiapkan tempat penghukuman, dia dan antek-anteknya. Dengan
kecerdasan dan kelicikannya itu ia dapat membohongi kita dengan menyamar sebagai
malaikat terang (bnd. 2 Kor. 11:14). Tidak ada manusia yang secerdas bahkan selicik
dia. Banyak sekali manusia yang tidak berdaya di hadapannya dan takluk
kepadanya. Cukup banyak kesaksian Alkitab tentang Iblis. Intinya: kita tidak akan
menemukan yang baik di dalam dia. Itulah sekilas tentang Iblis yang datang mencobai
Yesus, yang mengetahui dengan pasti tujuan kedatangan Tuhan Yesus.
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Kata
kerja dibawa berasal dari bahaya Yunani, yaitu avnhcqh (anekhthe) yang berasal dari
dua gabungan kata, yakni kata depan avna (ana) dan kata kerja avgw (ago) sehingga
menjadi avnagw (anago). Anago tertulis dalam bentuk pasif yang
berartidibawa/dipimpin dengan penekanan bahwa yang membawa dengan yang dibawa
memiliki keterikatan yang kuat dan tidak terpisahkan.
Kenapa dalam Matius 4:1 tertulis: Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis? Pertama, ini menandakan bahwa Roh, yaitu Roh Allah selalu bersama
dengan Tuhan Yesus. Hal ini sekali lagi menegaskan hubungan dalam ketritunggalan
Allah yang telah dinyatakan dalam Matius 3:13-17. Allah Bapa dan Allah Anak dan
Allah Roh Kudus tidak terpisahkan. Tuhan Yesus tidak pernah berjalan sendiri,
melainkan selalu bersama dengan Bapa dan Roh.
Kedua, ayat ini pun menyiratkan bahwa Iblis tidak berkuasa untuk mencobai jika
Allah tidak mengizinkannya. Perhatikanlah bahwa Matius 4:1 tidak tertulis: Iblis
membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai, melainkan Roh Allah yang membawa
Yesus ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Kalau Allah tidak mengizinkan pencobaan
itu, maka Iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa. Iblis berada di bawah kekuasaan yang
Mahakuasa. Iblis berkuasa, tetapi ia tidak Mahakuasa. Namun Allah telah mengizinkan
pencobaan itu sehingga Iblis menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, walaupun
pada akhirnya bukan Yesus yang gagal melainkan dia yang gagal.
Ketiga, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis demi
kebaikan anak-anak Tuhan. Dari Matius 4:1, anak-anak Tuhan belajar hal penting, yaitu
bahwa Tuhan mereka pun telah dicobai oleh Iblis. Ketika mereka dicobai, mereka ingat
bahwa Tuhan telah mengalaminya. Tetapi Tuhan pun telah mengalahkan pencobaan
itu, sehingga anak-anak Tuhan dapat mengalahkan pencobaan itu bersama dan di
dalam Dia, yang telah mengalahkan pencobaan Iblis. Tuhan Yesus tidak saja menebus
dan melepaskan anak-anak-Nya dari dosa dan kutuknya, tetapi juga melepaskan
mereka dari pencobaan.
Kata dicobai dalam teks asli memperlihatkan kepada kita bahwa Iblis sangat aktif
melakukan serangannya kepada Tuhan Yesus. Kata dicobai pula menandakan tujuan
Iblis untuk mencobai Yesus: bukan untuk mencari kebenaran yang berakhir pada
penyembahan, melainkan untuk menjatuhkan Yesus dan menggagalkan rencana-
Nya. Itu pun terjadi kepada anak-anak Tuhan ketika Iblis mencobai mereka. Namun
waktu anak-anak Tuhan dicobai oleh yang jahat, hal itu tetap berada dalam kendali
Allah. Lagipula Allah mengizinkan pencobaan itu untuk menguji dan memurnikan anak-
anak-Nya. Sedangkan Iblis melakukan pencobaan itu untuk menjatuhkan dan
menghancurkan anak-anak Tuhan. Namun demikian, Allah mengubah tujuan yang tidak
baik dari Iblis menjadi indah bagi anak-anak Tuhan.
Nah supaya kita bisa kuat dalam pencobaan, kita harus berserah penuh pada
Kristus oleh pimpinan Roh-Nya. Jangan pula kita sendiri membawa diri dalam
pencobaan. Langkah tepat untuk menjauhkan kita dari membawa diri dalam pencobaan
adalah hidup bersama Yesus oleh kuasa Firman-Nya dan Roh-Nya. Demikian pula
langkah tepat untuk mengalahkan pencobaan adalah berserah penuh kepada Yesus
melalui pimpinan Firman-Nya dan Roh-Nya. Tetapi marilah kita melihat ke dalam lubuk
hati kita, Sudahkah kita hidup bersama Yesus dan berserah penuh pada-
Nya? AMIN!

Friday, 3 October 2014

YESUS itu TUHAN kok DICOBAI IBLIS ?


Dalam Injil Matius 4:1-11, dikatakan bahwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai
iblis sampai beberapa kali. Tetapi dalam Matius 8:28-34 dan Lukas 8:26-31 dikatakan juga ketika ia
melihat Yesus, ia berteriak dan tersungkur di hadapan-NYA dan berkata: Yesus Anak Allah yang
Mahatinggi, aku mohon pada-Mu jangan menyiksa aku.
PERTANYAANNYA :
1. Apakah benar iblis bisa mencobai YESUS yang adalah TUHAN?
2. Apakah beda Iblis yg di Matius 4:1-11 dengan Matius 8:28-34 dan Lukas 8:26-31?
3. Apa implikasi dari kedua peristiwa ini?

Memang terasa menggangu ya, koq setan bisa-bisanya menggoda TUHAN YESUS. Padahal kita
yakin sepenuhnya Tuhan adalah pencipta segalanya, dan setan takluk kepada-Nya.
Mari kita mulai dengan mencari tahu tentang iblis. Istilah iblis atau setan, menunjuk kepada satu
pribadi yang sama. Sejatinya setan adalah malaikat ciptaan Tuhan, yang disebut bintang timur,
putera fajar.
Yesaya 14:12: Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai bintang timur, putera fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Ini menunjuk kepada malaikat yang terbuang dari surga, yang ingin mengatasi bintang Allah. Ya,
sebuah pemberontakan, sama dengan peristiwa taman Eden, dimana manusia tergoda oleh setan,
untuk juga mau menjadi sama dengan Allah. Begitu pula, para raja jahat dalam PL, digambarkan oleh
Alkitab, sebagai manusia yang melawan Allah.
Setan sering juga disebut dengan nama LUCIFER. Ini berasal dari bahasa Latin: Lux, Lucis = cahaya,
dan ferre = membawa. Disebut Lucifer yang berarti si pembawa cahaya, yang menunjuk bintang fajar,
yang mulia di awalnya. Nah, keterbuangannya, dan penyebutan namanya Lucifer memang ironis,
karena kata mulia untuk pribadi hina. Tapi paling tidak, itu menjadi pengingat yang penting, agar
setiap menyebut namanya, kita tak terpuruk pada jalan yang ditempuhnya. Karena itu, tidak heran
jika pekerjaan setan adalah melulu menggoda manusia agar memberontak kepada Allah seperti apa
yang telah dikerjakannya.
Setan terus-menerus dengan gigih mencari dan menambah pengikutnya. Jangan lupa, setan itu
memiliki kekuatan yang besar, namun saat bersamaan tak berdaya terhadap umat Tuhan yang setia.
Setan tak mampu menjatuhkan AYUB, orang benar yang beriman sungguh. Berbagai usaha
dicobanya, mulai dari harta benda Ayub yang lenyap dalam sekejap. Lalu anak-anaknya yang
kehilangan nyawa. Istri, kesehatan, dan teman yang meninggalkan dia. Namun Ayub tetap percaya
pada Allah, dan tak sekalipun dia melawan, apalagi mengutuki Allah. Ini adalah kisah aktual di PL,
betapa iman yang sejati akan mengalahkan Lucifer si perkasa. Ingat kisah ini, Ayub digoda dan
menang.
Lalu bagaimana dengan kisah setan menggoda TUHAN Yesus Kristus? Apakah setan bisa
menggoda Tuhan? Perlu hati-hati disini. Yesus Kristus adalah Tuhan, betul sekali! Tapi jangan lupa,
Dia adalah Tuhan yang dengan RELA TELAH MENGOSONGKAN DIRI-NYA, UNTUK MENJADI
SAMA DENGAN MANUSIA (Filipi 2:6-7). Mengosongkan diri (Yunani; Kenosis). Berarti, Dia yang
Tuhan, dengan rela melepas atribut ke-Illahian-Nya. Yang kekal, masuk ke dalam ruang dan waktu
atau kesementaraan. PENCIPTA, menjadi sama dengan CIPTAAN-NYA. Dia rela menjadi Tuhan
yang terbatas, sekalipun sejatinya Tuhan itu tak terbatas. Sehingga Yesus Kristus sendiri
menyebutkan, bahwa BAPA yang mengutus-Nya lebih besar dari diri-Nya. Bahwa semua yang
dikatakan-Nya berasal dari Bapa-Nya. Bahwa Dia tidak mengetahui tentang hari kiamat, kecuali
BAPA. Bahwa Dia berteriak: Eloi, Eloi, Sabakhtani, karena terpisah dari Bapa akibat dosa yang
dipikul-Nya. Semuanya itu bisa terjadi karena Dia, Yesus Kristus, adalah ALLAH YANG
MENGOSONGKAN DIRI. Nah, jadi yang digoda setan bukanlah Tuhan dalam kepenuhan-Nya,
melainkan Tuhan yang mengosongkan diri-Nya. Ingat, Tuhan tidak bisa mati, tapi Yesus Kristus mati.
Inilah rahasia Kenosis. Ini sangat penting untuk dimengerti, karena banyak umat terpeleset disini,
sehingga memberi kesimpulan yang tidak pas. Dan inilah yang menciptakan pertanyaan, kenapa
setan bisa mencobai Tuhan.
Jadi, Yesus dicobai setan setelah puasa empatpulah hari, adalah awal dari pelayananNya. Apakah
setan mengenalnya? Jelas sekali, karena setan berasal dari surga, dan peristiwa di Gadara (Matius
8), membuktikannya. Dan, justru karena itu, SETAN BERUSAHA SEKUAT TENAGA UNTUK
MENGGAGALKAN KESELAMATAN YANG AKAN DIKERJAKAN TUHAN YESUS. Karena itu berarti
kekalahannya, sekaligus penghukuman kekal yang akan diterimanya. Setan tahu semua hal itu.
Mari kita telusuri Matius 4, ketika setan mencobai Tuhan Yesus. Dimulai dari godaan kuasa mujizat
membuat batu menjadi roti, mengingat Yesus lapar setelah puasa panjang. Tawaran yang sangat jitu,
namun ditolak mentah-mentah oleh Tuhan Yesus. Berbeda dengan manusia masa kini yang selalu
ingin MEMBUAT MUJIZAT, sehingga pendeta menjadi MIRIP dengan DUKUN, orang sakti
mandraguna. Lalu juga godaan untuk membuktikan perlidungan Allah, dengan menjatuhkan diri, dan
penjagaan para malaikat. Juga godaan seluruh harta dunia, yang kini telah menjatuhkan banyak
orang, ternyata juga tak mempan terhadap Yesus Kristus. Hingga akhirnya Yesus Kristus mengusir
setan. Jelas sekali setan kalah disini. KETAATAN YESUS KRISTUS PADA MISI SUCI
PENYELAMATAN, adalah KUNCI KEMENANGAN. Berbeda dengan Adam yang tergoda setan,
karena tak mau taat pada ketetapan Allah agar jangan memakan buah yang dilarang. Sebuah
perbandingan yang ironis. Ingat, setan bisa mencobai Yesus Kristus, yang adalah Tuhan yang
mengosongkan diri, bukan Tuhan sebelum mengosongkan diri.
Sementara dalam Matius 8: setan tak dalam posisi mengoda Yesus Kristus, dan situasinya jauh
berbeda. Yesus Kristus justru datang ingin mengusir setan dari orang yang dirasuknya. Setan yang
sudah mencatat kekalahan dalam penggodaan setelah puasa, kini harus menghadapi kehadiran
Yesus Kristus yang suci (tidak ada dosa, dan tidak terhisab dalam dosa turunan, karena lahir dari
perawan Maria, oleh kuasa Roh Kudus). Setan si pendosa tak berdaya, dan memohon agar diijinkan
merasuki babi-babi yang ada di sekitar tempat itu. Ingat, setan memang mengenal Yesus Kristus, dan
tahu bahwa Yesus Kristus Tuhan yang mengosongkan diri. Juga ingat, ketika setan mencobai Ayub,
tidak pernah setan melakukan apapun atas Ayub tanpa seijin Tuhan. Jelas sekali setan tahu apa
yang dihadapinya.
maka jadi jelas pula, betapa Matius 4 dan Matius 8, tentang Yesus Kristus dan setan, tidak ada
perbedaan yang mengganggu, selain perbedaan konteks peristiwa. Yesus Kristus tidak pernah
sekalipun jatuh dalam godaan setan.
Ibrani 4:15, mengatakan: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak
berbuat dosa. Sejatinya, setiap orang percaya yang sungguh-sungguh, seperti para rasul setelah
kebangkitan Yesus Kristus, tak lagi jatuh dalam godaan setan. Mereka peka, mengenali, dan terjaga
senantiasa, karena hidup mereka sepenuhnya untuk Kristus. Seperti kata rasul Paulus dalam Filipi
1:21: Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan.
Akhirnya, sangat jelas setan tak bisa mencobai Tuhan dalam kepenuhan-Nya, dan Yesus Kristus
yang dicobai setan, adalah Tuhan yang mengosongkan diri-Nya. Nanti, pada kedatangan-Nya yang
kedua sebagai Tuhan yang sepenuhnya (bukan kenosis), Dia akan menghukum setan beserta
seluruh pengikutnya selama-lamanya. Nah, ini juga akan menjadi konteks yang berbeda dengan
ketika Tuhan Yesus kenosis bukan?
SETAN KALAH TOTAL.
Ingat, kenosis adalah kata kuncinya. Yesus Kristus adalah manusia sejati, tetapi juga Allah sejati, tapi
Allah yang mengosongkan diri-Nya. Itu sebab manusia bisa bersama-Nya, karena sejatinya, tidak ada
orang yang bisa melihat Allah, pasti binasa. Para nabi, rasul, hanya melihat kemuliaan-Nya, bukan
Allah sepenuhnya.
Amin. Tuhan memberkati kita

MENGAPA YESUS DICOBAI OLEH IBLIS DI PADANG GURUN?


Mengapa Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun?

Pendahuluan:
Sungguh menjadi suatu tantangan tersendiri untuk mengajak
keponakan-keponakan yang masih kecil untuk ke tempat
perbelanjaan. Bagi anak-anak kecil toko serba ada merupakan
tempat yang menyenangkan dan sekaligus menggoda, karena
terlalu banyak mainan yang ditawarkan. Terlebih lagi, toko serba
ada tersebut tahu cara menata mainan, sehingga dapat menggoda
anak-anak, sehingga mengakibatkan mereka merengek untuk
dibelikan mainan.
Pernahkan terfikir oleh kita, bahwa Iblis juga sama seperti
pemilik toko serba ada yang tahu cara memberikan iming-
iming kepada manusia, sehingga manusia dapat tergoda? Sang
penggoda tahu kelemahan-kelemahan manusia, sehingga kalau
tidak berhati-hati manusia dapat tergoda dengan mudah. Rasul
Yohanes menyadari hal ini sehingga dia mengingatkan godaan
dari Iblis yang terdiri dari: keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16). Dan lebih lanjut, Yesus telah
membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis, sehingga Yesus dapat
menyingkapkan perangkap Iblis dan menunjukkan kepada
manusia bagaimana untuk bertahan dari godaan Iblis.

Yesus menyingkapkan strategi iblis dalam mencobai


manusia dan memberikan solusi untuk
menghadapinya
Kisah tentang Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun
diceritakan di Mt 4:1-11; Lk 4:1-13 dan Mk 1:12-13. Mari
sekarang kita melihat dan membahas apa yang dituliskan oleh Lk
4:1-13.
1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai
Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis.
Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia
lapar.
3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: Jika Engkau Anak Allah,
suruhlah batu ini menjadi roti.
4 Jawab Yesus kepadanya: Ada tertulis: Manusia hidup
bukan dari roti saja.
5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi
dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua
kerajaan dunia.
6 Kata Iblis kepada-Nya: Segala kuasa itu serta kemuliaannya
akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang
kukehendaki.
7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan
menjadi milik-Mu.
8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: Ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!
9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-
Nya: Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke
bawah,
10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi
Engkau,
11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya,
supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.
12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: Ada firman: Jangan
engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur
dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Pernahkan terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-
Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa
Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah
sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan
godaan Iblis? Namun, semua hal ini dilakukan oleh Yesus bukan
untuk Diri-Nya sendiri, namun dilakukannya untuk kepentingan
manusia, makhluk yang dikasihi-Nya. Yesus membiarkan Diri-
Nya dicobai untuk menunjukkan strategi Iblis dalam menggoda
manusia dan pada saat yang bersamaan, Yesus menunjukkan
jalan bagaimana untuk menghadapi godaan tersebut. Semua yang
Yesus lakukan merupakan suatu pelajaran bagi kita manusia,
sehingga kita dapat mengikuti apa yang dilakukan-Nya, sehingga
kita dapat mencapai keselamatan kekal.
Yesus adalah hukum yang baru
Puasa selama 40 hari yang dilakukan oleh Yesus, mengingatkan
kita akan apa yang dilakukan oleh Musa, seperti yang dikatakan
di kitab Keluaran: Dan Musa ada di sanabersama-sama dengan
TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan
roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala
perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman (Kel 24:28). Dengan
demikian, Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia adalah hukum
yang baru. Hukum yang sebelumnya dituliskan dalam dua loh
batu sekarang menjadi daging; yang dulu merupakan hukum
Taurat (law), sekarang menjadi rahmat (grace). Sama seperti
Musa membawa dua loh batu kepada bangsa Israel dan
menyatakan hukum Allah, maka Yesus membawa Diri-Nya
sendiri dan menyatakan hukum yang baru dalam kotbah
di bukit (lih. Mt 5), yang ditutup dengan suatu tuntutan yang
terlihat tidak mungkin, yaitu Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. (Mt 5:48). Dan
tuntutan akan kesempurnaan hanya mungkin terjadi dengan
rahmat Allah, yang tercurah dari pengorbanan Yesus sendiri di
kayu salib.

Baptisan adalah suatu genderang perang terhadap


iblis
Kita juga melihat bahwa pencobaan Yesus ini terjadi setelah
Yesus dibaptis. Kita tahu bahwa baptisan bukan hanya sekedar
simbol, namun merupakan suatu tindakan untuk mati terhadap
dosa dan hidup di dalam Kristus (lih. Rm 6:1-6). Dengan
Sakramen Baptis, maka kita menjadi anak-anak terang dan bukan
lagi menjadi anak-anak gelap; meninggalkan manusia lama dan
menjadi manusia baru, yang berarti mengikuti jalan Tuhan dan
meninggalkan jalan Iblis. Oleh karena itu, secara tidak langsung,
orang-orang yang telah dibaptis telah membunyikan genderang
perang terhadap Iblis. Jadi, pencobaan Yesus setelah baptisan,
mengajarkan kepada kita semua yang telah dibaptis untuk
senantiasa bertumbuh di dalam kehidupan spiritualitas kita,
karena kita pasti akan mengalami percobaan-percobaan hidup.
Kita tidak dapat lulus dalam ujian tanpa bergantung pada rahmat
Allah. Dengan demikian, kita harus mengikuti Kristus dalam
menghadapi percobaan. Mari kita menganalisa satu-persatu
percobaan yang dialami oleh Yesus.
Pencobaan 1 Merubah batu menjadi roti vs Firman
Allah
Kita tahu bahwa dosa asal membawa concupiscence atau
kecenderungan berbuat dosa. Dan ini diterangkan oleh rasul
Yohanes Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan
dagingdan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yoh 2:16) Agar manusia dapat
menghadapi tiga hal ini, maka Yesus menunjukkan bagaimana
untuk bertahan dari keinginan daging, mata dan keangkuhan
hidup. Dan hal ini terungkap dalam tiga macam percobaan yang
dialami oleh Yesus.
Kalau kita menghubungkan dengan 1 Yoh 2:16, maka percobaan
pertama ini berhubungan dengan keinginan daging. Yesus
mengingatkan kita bahwa manusia yang terdiri dari tubuh dan
jiwa, mempunyai kebutuhan jasmani dan rohani. Dan kita harus
mengingat bahwa kebutuhan jiwa mempunyai tempat yang lebih
tinggi dari kebutuhan jasmani, karena jiwa bersifat selamanya
sedangkan badan bersifat sementara. Dengan demikian, Iblis
senantiasa mengingatkan kita akan kebutuhan jasmani, dan
Yesus mengingatkan bahwa kita harus memperhatikan keadaan
jiwa kita dengan bergantung pada Firman yang keluar dari mulut
Allah. Dan jika Firman itu telah menjadi daging, maka untuk
bertahan dari percobaan kedagingan kita harus bergantung pada
Sang Firman, yaitu Yesus sendiri, yang adalah Firman (lih. Yoh
1:1).
Pencobaan 2 Kerajaan dunia dengan sujud
menyembah Iblis vs menyembah Allah
Disinilah Iblis memberikan percobaan keinginan mata atau
kekuasaan, uang, kerajaan duniawi, yang pada akhirnya menjadi
satu paket dengan sujud menyembah si iblis. Kita mengingat apa
yang dikatakan oleh Yesus sendiri Tak seorangpun dapat mengabdi
kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang
dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon. (Mt 6:24) Dan pada percobaan ini,
Yesus menegaskan Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! (Mt 4:10) Dan inilah
yang menjadi perintah pertama dari 10 perintah Allah, dimana
Gereja Katolik mengambil dari Kel. 20:2-5, yang diformulasikan
oleh St. Agustinus Akulah Tuhan, Allahmu: Jangan ada allah lain
di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
yang ada di langit dan di bumi, dan jangan sujud menyembah kepadanya
Dengan demikian, di bagian terakhir ini, Yesus memberikan
perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, hati dan
segenap akal budi (lih. Mt 22:37).
Pencobaan 3 Jatuhkanlah Dirimu ke bawah vs
Jangan mencobai Allah:
Pencobaan terakhir yang diberikan oleh Iblis kepada Yesus
adalah pencobaan yang paling berbahaya, yang telah
menjatuhkan Adam dan Hawa. Inilah pencobaan yang
digambarkan oleh rasul Yohanes sebagai keangkuhan hidup.
Keangkuhan atau kesombongan adalah ibu dari segala dosa.
Untuk menangkal pencobaan ini, maka Yesus menjawab dengan
Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu! (Mt
4:7). Kesombongan menggoda kita dengan mengatakan bahwa
kita dapat melakukan semuanya sendiri, termasuk hidup tanpa
Allah. Kesombongan membuat kita salah dalam menilai diri kita
sendiri. Kesombongan membuat kita yang sebenarnya tidak
dapat hidup tanpa Tuhan, berfikir bahwa kita dapat melakukan
semuanya sendiri dan tidak perlu melibatkan Tuhan. Di dalam
konteks inilah, kita diingatkan oleh Yesus untuk tidak mencobai
Tuhan Allah-Mu, yaitu untuk tidak menganggap diri kita sama
seperti Tuhan, yang dapat menentukan segala sesuatu sendiri.
Kesombongan menghalangi rahmat Tuhan untuk dapat mengalir
secara bebas kepada manusia, sehingga manusia yang pada
dasarnya lemah akan semakin tidak berdaya tanpa rahmat Allah.
Kesombongan ini hanya dapat ditangani dengan kerendahan
hati, kebajikan yang menjadi dasar dari semua kebajikan.
Kerendahan hati adalah mengakui bahwa kita bukanlah apa-apa
dan Tuhan adalah segalanya. Lebih lanjut tentang kerendahan
hati, silakan klik di sini. Bagi umat Katolik, salah satu
manifestasi dari kerendahan hati adalah pada saat kita menerima
Sakramen Tobat, dimana kita mengakui dosa-dosa kita secara
terbuka, dengan penyesalan, dan dengan pertolongan rahmat
Tuhan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi.

Penutup
Dari pemaparan di atas, kita melihat bahwa Yesus memang
datang untuk membawa manusia kepada keselamatan, karena
Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (lih. Yoh 14:6). Agar
manusia dapat terus berada di jalan Allah, maka Yesus
memberikan rahmat yang bersumber pada misteri Paskah.
Namun, karena tahu kelemahan manusia dan pencobaan yang
akan diberikan oleh Iblis, maka Yesus sendiri memberikan Diri-
Nya untuk dicobai, sehingga manusia tahu cara untuk
menghadapi cobaan dari Iblis. Tiga kelemahan manusia, seperti
yang dituturkan oleh rasul Yohanes, yaitu keinginan daging,
keinginan mata dan keangkuhan hidup harus dihadapi dengan
Firman Allah, fokus akan tujuan akhir yaitu Kerajaan Allah,
serta dengan kebajikan kerendahan hati. Kita juga perlu
merenungkan bahwa inilah yang dilakukan oleh kaum religius,
dimana keinginan daging dilawan dengan kaul kemurnian,
keinginan mata dilawan dengan kaul kemiskinan, dan
keangkuhan hidup dilawan dengan kaul ketaatan. Mari, dalam
kapasitas dan kondisi kita masing-masing, kita bersama-sama
berjuang untuk bertahan melawan godaan Iblis, dan bertumbuh
dalam kekudusan, sehingga kita terus mengejar kesempurnaan,
sama seperti Bapa adalah sempurna (lih. Mt 5:48).

Anda mungkin juga menyukai