Makalah Fitokimia New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi infusa/dekokta

2.1.1. Defenisi infusa

Infus / rebusan obat ialah, sedian cair yang dibuat dengan mengextraksi simplisia

nabati dengan air suhu 90 C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara

infundasi. Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di

dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan

penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan

simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).

Metode infundasi Merupakan metode penyarian dengan cara menyari

simplisia dengan air pada suhu 90o selama 15 menit. Infudasi adalah proses

penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang

larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan

sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab

itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam

(Ansel, 1989).

Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan

lunak,yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan

lama (Depkes RI,1979).

1
2.1.2. Defenisi dekokta

Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan

cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air

(pelarut berair/polar) pada suhu 90 C selama 30 menit, terhitung setelah panci

bagian bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995).

Dekokta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasannya. Hal ini

terutama berkaitan dengan bahan-bahan simplisia yang umumnya berupa bahan

keras, seperti misalnya kulit kayu(korteks), kayu (lignum), akar (radiks), batang,

kulit buah (perikarpium), biji (semen).

2.2. Prinsip kerja pembuatan infusa/dekokta

2.2.1. Prinsip kerja pembuatan infusa

Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air dua kali bobot bahan,

untuk bunga empat kali bobot bahan dan untuk karagum 10 kali bobot bahan.

Bahan baku ditambahkan dengan air dan dipanaskan selama 15 menit

pada suhu 900 980 C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian

bahan.

2.2.2. Prinsip kerja pembuatan dekokta

Dekokta dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90o

98oC. perbedaannnya dengan infusa adalah dekokta penyariannya selama 30

menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama.

Decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan

tahan terhadap pemanasan.

2
Untuk melakukan proses infusa dan dekokta, maka kita harus

mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa

ditumpuk Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di

ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran

tertentu), sementara panci sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan

sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak

langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah airnya

mendidih (pada suhu 100oC), maka panas yang diterima oleh panci atas suhunya

hanya mencapai sekitar 90oC saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif

dalam bahan tidak rusak oleh pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan

rusak bila dipanaskan sampai 100oC atau lebih).

(gambar 1. Panci enamel atau panci stainless steel)

2.3. Prosedur kerja pembuatan infusa/dekokta

1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus

tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci

atas diberi air secukupnya. Maksud dari secukupnya disini

diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi

misalnya kita ingin membuat ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk

3
tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g ditambah air 100 g (100 cc),

sementara kalo kita menggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap

10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi 5% saja, begitu

seterusnya.

2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya

segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah

dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya

suhu mencapai 100oC). Diharapkan maka suhu air di panci atas akan

mencapai 90oC.

3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah

mendidih (suhu panci atas mencapai 90C), sambil sekali-sekali diaduk.

4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi

masih panas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang didapat

ternyata kurang dari 100 cc (air semula 100 cc) maka perlu ditambahkan air

panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang

dikehendaki yaitu 100 cc.

5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil

saringan tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang

diperlukan, ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas skala 100 cc

(jadi tidak boleh menambah air sesuai dengan kurangnya air, namun yang

diukur adalah kekurangan air yang akan ditambahi).

6. Infus Daun Sena dan Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus

diserkai setelah dingin. Infus Daun Sena, infus Asam Jawa dan infus

4
simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina

biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia.

Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat

massa seperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih

dahulu.

(gambar 2. Posisi Panci Dan Bahan Diatas Tangas Air)

2.4. Keuntungan Dan Kekurangan Metode Infundasi

2.4.1. Keuntungan

1. Unit alat yang dipakai sederhana,

2. Biaya operasionalnya relatif rendah,

3. Pengerjaannya relatif mudah

2.4.2. Kerugian

1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,

apabila kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).

2. Hilangnya zat-zat atsiri

3. Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, disamping itu simplisia yang

mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan

menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

5
4. Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga

tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.

5. Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak

yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan.

2.5. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Infusa Decocta, Yaitu :

1. Derajat halus dari bahan-bahan bakal

Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya terutama :

a. Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana biji-

bijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.

b. Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus

dimemarkan terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan

semen lini.

Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai

derajat halus sebagai berikut: (Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III hal

12)

1. Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena

2. Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak

3. Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe

4. Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale Kornutum

5. Serbuk (85/120) : Daun Digitalis

Jika suatu dekokta atau infusa harus dibuat dari bahan bakal yang tidak

tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan

6
derajat halus yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan

galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya

sama dengan bahan bakal yang dipakainya itu.

2. Banyaknya bahan bakal

Banyaknya bahan bakal adalah 10 bagian untuk 100 bagian serkaian;

dimana hal ini hanya berlaku bahan-bahan bakal yang tercantum dalam

Farmakope, dan bahan-bahan itu bukan bahan-bahan yang berkhasiat keras.

Sebagian kekecualian dari peraturan ini, ada bahan-bahan bakal yang tercantum

dalam sebuah daftar yang terpisah dari Farmakope. Kekecualian itu adalah :

Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian

Nama Bahan Jumlah Nama Bahan Jumlah

Radix Ipecacuanhae 0,5 Fores Arnicae 4

Folia Digitalis 0,5 Folia Sennae 4

Herba Adonidis Vernalis 0,5 Radix Senegae 4

Folia Orthosiphonis 0,5 Species Antiaphtosae 5

Carrageen 1,5 Cortex Chinae 6

Secale Qornutum 3 Lichen Islandicus 6

Semen Lini 3

Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama

seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal

7
decorticati, dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian

serkaian.

Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat

berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari itu.

3. Banyaknya Air

Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk

beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :

1. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai

empat kali bobot bahan bakal

2. Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan

3. Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan

bobotnya. Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu

4. Menghangatkannya

Waktu yang diperlukan untuk pembuatan dekokta atau infus, dihitung saat

isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air

yang dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika

penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas

air yang menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit.

Disertai juga dengan pengadukan.

8
5. Menyerkai

Dekokta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena

zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air

panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa,

bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah

dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat

menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air

dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.

Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin

dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette

dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin.

6. Dekokta-Infusa

Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian,

sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat dekokta dan yang

lain harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-

mula bahan bakal yang dibuat dekokta dimasukan dahulu dalam panci-infus, 15

menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat infus. Panci

dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit. Maka decoctum-infusum harus

diserkai panas/dingin tergantung jenis bahan bakalnya. Jika ada yang harus

diserkai panas dan dingin maka pertama kali kita harus selidiki apakah

decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya, sehingga dari bahan bakal

9
yang pertama kita membuat suatu decoc yang diserkai panas dan dari bahan

yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang

tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup

maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:

1. Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai,

hal ini ditentukan oleh codex.

2. Decoctum-Infusum dipisah dalam dekokta yang diserkai panas dan infusa

yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang

tersedia, yang banyaknya sebanding.

Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6:100. Karena

mengandung zat-zat yang disebut: kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya

terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat

yang melarut.

Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu, bila bagian-bagian dari bahan-

bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu endapan

(zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak untuk

masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus

menggunakan cara kedua.

2.6. Contoh Simplisia/ Tanaman Yang Dijadikan Sediaan Infusa

1. Cortex chinae (kina).

2. Akar ipeka (Radix Ipecacuanhae)

10
3. Semen Lini

4. Radix Senegae

5. Orthosiphon aristatus

6. Plumeria

7. Piper betle

8. Curcuma zanthorrhiza

2.7. Contoh Pembuatan Infusa Dari Simplisia/Tanaman

2.7.1. Infusa dari temulawak

Prosedur kerja:

1. Siapkan thermometer, panci ukuran besar dan sedang, kompor dan

aquadest, serta kertas saring, kapas atau sarbet, aluminium foil.

2. Masukkan simplisia sebanyak 20 gram kedalam panci ukuran kecil,

tambahkan air sebanyak 20 ml.

3. Masukkan panci yang kecil kedalam panci yang besar (panci yang bagian

bawah) lalu tambahkan air pada panci yang besar.

4. Panaskan diatas kompor sambil diukur suhunya dengan thermometer

5. Ketika suhunya 90oC jalankan stopwatch hingga 15 menit lalu matikan

kompor

6. Saring infusa untuk memisahkannya dengan simplisia dengan kertas

saring/ kain flannel

7. Tambahkan aquadest hangat pada simplisia hingga volume 200ml.

11

Anda mungkin juga menyukai