Rani Silvia-Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Rani Silvia-Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Rani Silvia-Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase
dewasa (lowdermik dan jensen,2004).Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri
dari : menerima citra tubuh,menerima identitas seksual, mengembangkan sistem
nilai personal,membuat persiapan untuk hidup mandiri,menjadi mandiri /bebas
dari orang tua,mengembangkan keterampilan,mengambil keputusan dan
mengembangkan identitas seorang yang dewasa.Identitas status kesehatan anak
remaja terdiri dari :identitas seksual,identitas kelompok,identitas
pekerjaan,identitas moral,dan identitasa kesehatan.Masa remaja ada dua aspek
perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikologis. Keluarga, sekolah,
dan tetangga merupakan aspek yang secara langsung mempengaruhi kehidupan
remaja. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada
intercourse (senggama) yang pertama kali atau mereka merasa bahwa dirinya
tidak akan pernah terinfeksi HIV / AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
3.2 Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan
perilaku sehat kepada para remaja.
2. Pembaca diharapkan bisa memahami pembahasan keperawatan komunitas
tentang kesehatan reproduksi remaja.
3. Para pemimbing atau pengajar diharapkan mampu memberi pendidikan
kesehatan secara lebih detail tentang kesehatan reproduksi remaja.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena
walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang
Gangguan Mental Akibat Penyalahgunaan Obat-Obat Medis. Dalam karya
tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan tentang tinjauan teori dan asuhan
keperawatan leukemia. Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh
yang diharapkan dan isinya masih terdapat kesalahan kesalahan baik dalam
penulisan kata maupun dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu,
kritikan dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah
ini menjadi sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
E. Metode Penulisan ..................................................................................... 3
F. Sumber Data ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A. Defenisi Penyalahgunaan zat / Obat.......................................................... 4
B. Obat Medis yang Sering Disalahgunakan .............................................. 4
C. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Obat .................................... 12
D. Pencegahan Penyalahgunaan Obat Medis .............................................. 13
BAB
III PENUTUP ................................................................................................... 15
A. Kesimpulan.............................................................................................. 15
B. Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak masa prasejarah umat manusia telah menggunakan berbagai zat
dengan harapan akan mengurangi rasa sakit fisik atau mengubah kondisi
kesadaran. Hampir seluruh manusia telahmenemukan semacam zat beracun yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, menghilangkan penderitaan fisik dan mental
atau menghasilkan euforia. Terlepas dari konsekuensi mengonsumsi zat-zat
semacam itu yang sering kali sangat merusak, efek awalnya biasanya
menyenangkan, suatu faktor yang mungkin menjadi akar penyalahgunaan zat.
Orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan mengalami kerugian yang
sangat besar karenanya hubungan pribadi yang dekat sering kali hancur, dan
performa kerja sangat menurun. Kerugian karena penyalahgunaan obat termasuk
kematian dini para penyalahguna, penanganan para penyalahguna, kriminalitas,
dan penyakit medis yang sering kali ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat.
Pada tahun 1999, di Amerika Serikat hampir 15 juta orang rnenuturkan
bahwa mereka menggunakan obat terlarang pada bulan sebelumnya. Selain itu,
105 juta orang Amerika yang berusia di atas 12 tahun menuturkan bahwa mereka
mengkonsumsi alkohol dari berbagai jenis, dan 45 juta orang
Amerika menuturkan bahwa mereka melakukan minimal satu episode minum
berlebihan (minum 5 gelas atau lebih) dalam 30 hari terakhir (SAMHS, 2000).
Bukan hanya itu saja, beberapa obat-obatan medis yang sering kita jumpai pun
saat ini sudah banyak disalahgunakan oleh para remaja untuk memberikan efek
yang sama seperti halnya saat menggunakan narkoba. Mereka menyalahgunakan
obat-obatan medis tersebut karena obat tersebut dapat dijumpai dengan mudah di
lingkungannya sendiri dan harganya pun lebih murah jika dibandingkan dengan
narkoba itu sendiri. Untuk itu, berdasarkan latar belakang ini, kami akan mencoba
membahas tentang penyalahgunaan obat-obat medis dan dampak dari
penyalahgunaan tersebut.
B. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui
tentang obat medis apa saja yang terkadang disalahgunakan dan bahaya
penyalahgunaan obat-obatan tersebut.
C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud penyalahgunaan zat / obat?
2. Obat medis apa saja yang sering disalahgunakan?
3. Apa sajakah faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan obat?
4. Bagaimanakah pencegahan penyalahgunaan obat-obat medis?
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi.
b. Untuk menambah wawasan tentang penyalahgunaan obat-obat medis.
2. Bagi kampus
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa.
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah
makalah.
3. masyarakat
a. Memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat medis.
E. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam karya tulis ini adalah metode studi
pustaka, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan
berbagai literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan.
F. Sumber Data
Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca buku buku
dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Misoprostol / Cytotec
Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit maag dan
radang lambung, belakangan ini semakin banyak disalahgunakan untuk
menggugurkan kandungan. Cytotec sebetulnya untuk mengobati maag dan
dilarang keras digunakan untuk perempuan hamil dan ibu menyusui. Cytotec
sebetulnya mempunyai indikasi untuk mengobati maag kronis. Cara kerjanya
dalam mengobati lambung adalah menetralisir asam lambung yang tinggi (yang
menjadi penyebab mual dan muntah pasien maag). Selain itu cytotec mampu
melapisi dinding usus yang terluka, yang menjadi penyebab meningkatnya asam
lambung. Tetapi efek samping dari obat ini yaitu memacu kontraksi sel otot polos
di mulut rahim wanita yang dapat menyebabkan keguguran (pada wanita hamil).
Oleh sebab itu, obat ini tidak disarankan bagi wanita hamil.
Jika obat ini disalahgunakan oleh wanita hamil untuk melakukan aborsi,
maka Pelaku aborsi bisa mengalami pendarahan terus menerus. Kalau pendarahan
terjadi tanpa bisa dicegah, bisa saja pelaku aborsi meninggal dunia.
4. Flunitrazepam
Obat flunitrazepam digunakan untuk pengobatan seperti gangguan
kecemasan dan insomnia. Tapi efek kuat dari obat ini yang membuat orang
tertidur panjang hingga 2-8 jam kadang digunakan untuk kejahatan agar si korban
tertidur.
Di banyak negara, obat flunitrazepam umumnya dikenal dengan
sebutan date rape drug karena bisa melumpuhkan perempuan selama
penyerangan seksual seperti pemerkosaan. Flunitrazepam memiliki efek fisiologis
yang mirip dengan valium (diazepam), tapi 10 kali lipat lebih kuat. Ketika
seseorang mengalami intoksifikasi umumnya dikaitkan dengan gangguan
penilaian dan keterampilan motorik.
Obat ini tidak memiliki rasa dan bau serta larut dalam air yang
membuatnya sulit dideteksi sehingga banyak orang tidak menyadarinya ketika ia
dicampurkan ke dalam makanan atau minuman. Sekitar 10 menit setelah obat
tersebut dikonsumsi, seseorang mungkin akan merasa pusing dan bingung, merasa
udara di sekitarnya terlalu panas atau terlalu dingin serta mual.
Secara perlahan ia juga akan mengalami kesulitan berbicara dan bergerak
hingga akhirnya pingsan. Puncak dari efek ini terjadi dalam waktu 2 jam dan bisa
bertahan hingga 8 jam. Umumnya orang yang konsumsi obat ini tidak bisa
mengingat apa yang terjadi selama ia berada dalam pengaruh obat.
Jika obat ini dikombinasikan dengan alkohol, maka efeknya terhadap
memori dan kemampuan menilai sesuatu akan lebih besar. Dilaporkan kombinasi
ini bisa menyebabkan seseorang tidak sadar selama 8-12 jam setelah dikonsumsi.
Efek samping dari penggunaan obat ini termasuk penurunan tekanan darah,
gangguan memori, mengantuk, gangguan penglihatan, pusing, merasa bingung,
gangguan pencernaan dan gangguan pada retensi urine.
6. Obat anti-cemas
Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi
perilaku atau psikoterapi. Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik atau obat
penenang, diberikan untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan. Obat anti-cemas
memiliki efek mengendurkan otot-otot, mengurangi ketegangan, membantu tidur
dan mengurangi kecemasan. Yang paling sering digunakan
adalah benzodiazepin. Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan
cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi benzodiazepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat
hati-hati. Contoh benzodiazepin adalah:
Alprazolam
Klordiazepoksid
Diazepam
Flurazepam
Lorazepam
Oksazepam
Temazepam
Triazolam.
Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf
pusat yang bervarisai tergantung pada dosis yang diberikan.
Sebelum ditemukannya benzodiazepin, barbiturat merupakan obat pilihan untuk
mengatasi kecemasan. Tetapi obat ini berpotensi untuk disalahgunakan, sering
terjadi gejala putus obat dan overdosis serta sering menyebabkan kematian;
sehingga jarang digunakan lagi.
Obat-obat anti-depresi kadang juga diberikan untuk penyakit kecemasan.
Obat anti-depresi yang sering digunakan adalah:
Selective serotonin reuptake inhibitors (fluoksetin, fluvoksamin,
paroksetin, sertralin)
Monoamine oxidase inhibitors (fenelzin, tranilsipromin)
Anti-depresi trisiklik (amitriptilin,
amoksapin, klomipramin, imipramin, nortriptilin, rotriptilin).
Alprazolam adalah salah satu obat anticemas yang sering disalahgunakan
dan paling banyak menimbulkan ketergantungan. Alprazolam adalah obat yang
cara kerjanya memperlambat pergerakan bahan kimia di dalam otak yang
membuat ketidakseimbangan. Dengan cara kerja ini, ketegangan saraf
(kecemasan) seseorang pun berkurang, sehingga si pemakai relatif tenang.
Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam pemakaian
jangka panjang. Jika obat ini disalahgunakan, maka akan menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi dan dapat terjadi halusinasi.
7. Dextromethorpan
Dextromethorpan (atau biasa disebut pil dekstro) adalah suatu obat
penekan batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai
pada sediaan obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum 3-4
kali sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-oral.
Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek samping yang berarti.
Sebelum FDA (Food and Drug Administration) mengganti narcotic
codeine dengan dextromethorpan sebagai obat penekan batuk yang dijual bebas
sekitar tahun 1970-an, remaja dengan mudah mendapatkannya untuk
disalahgunakan. Bertahun-tahun, remaja membuat penemuan bahwa mereka dapat
merasa high/mabuk dengan mengkonsumsi obat-obatan bebas yang
mengandung dextromethorpan (juga disebut DXM). Ditemukan pada tablet,
kapsul, dan gel. seperti juga sirup, dextromethorpan ini terkandung di obat-obatan
yang diberi label DM, batuk, penekan batuk atau Tuss (mengandung tuss pada
nama obatnya).
Obat-obatan yang mengandung dextromethorpan sangat mudah ditemukan, dapat
dibeli sesuai kantong remaja, dan legal. Mendapatkannya sangat mudah, yaitu
dengan membeli di toko obat atau mencarinya di kotak kotak obat dirumahnya.
Dan karena ditemukan pada obat-obatan bebas, maka remaja mengasumsikan
bahwa DXM tidaklah berbahaya.
Meskipun pada media sekarang, menurut US Department of Health and Human
Services Substance Abuse and Mental Health Services Administration
(SAMHSA) yang memonitor hubungan antara obat-obatan dengan kunjungan
pada Gawat Darurat dan kematian secara luas, tidak ada perubahan secara
signifikan pada kunjungan di Gawat Darurat RS akibat penyalahgunaan DXM
sejak 1994.
Perbedaan antara penyalahgunaan obat-obatan batuk dari tahun-tahun dulu dengan
sekarang adalah yaitu remaja sekarang menggunakan internet tidak hanya untuk
membeli DXM dalam bentuk bubuk murni, tapi juga belajar untuk
disalahgunakan lebih lanjut. Karena mengkonsumsi dalam volume besar dari sirup
batuk dapat menyebabkan muntah, maka obat-obatan tersebut diekstrak dari obat
batuk dan dijual kembali di Internet dalam bentuk tablet yang kemudian ditelan
atau bubuk yang dihirup. Bahkan di versi online terdapat kalkulator yang dapat
menghitung seberapa besar dikonsumsi sesuai dengan berat dan tinggi badannya.
Meskipun DXM dapat dikonsumsi secara aman pada dosis 15 hingga 30 miligram
untuk menekan batuk, namun pengguna biasanya mengkonsumsi lebih dari 360
mg bahkan lebih. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak produk yang mengandung
DXM dapat menyebabkan halusinasi, hilang kendali dari kendaraan (pada saat
mengemudi), dan sensasi out of body.
Efek samping lainnya yang mungkin terjadi dari penyalahgunaan DXM yaitu :
bingung, sulit mengambil keputusan, penglihatan yang buram, pusing, paranoia,
keringat berlebihan, bicara mencerca, mual, muntah-muntah, sakit perut, detak
jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi, pusing, lesu, mati rasa pada jari
kaki dan tangan, pucat, kulit yang kering dan gatal, hilang kesadaran, demam,
kerusakan pada otak dan bahkan kematian.
Ketika mengkonsumsi dalam jumlah banyak, DXM juga dapat menyebabkan
hyperthermia, atau demam tinggi.
8. Dexametasone
Dexametasone (micronized) 0.5 mg dan clorpeniramina maleat 2 mg adalah obat-
obatan yang lazim dipakai untuk mengobati alergi Sehingga sering diberikan pada
penyakit alergi menahun seperti asma bronchiale, urticaria dan berbagai penyakit
alergi lainnya. Obat yang mengandung komponen ini sering disalahgunakan untuk
menggemukkan badan karena dampak menahan airnya, atau untuk meningkatkan
kualitas tidur pemakainya. Efek sampingnya adalah timbulnya penyakit
pencernaan seperti penyakit maag, luka di lambung, kelainan pencernaan lainnya.
Karena sifatnya yang menahan air, menyebabkan penderita meningkat nafsu
makannya dan bertambah berat. Selain itu obat yang mengandung Dexamethasone
merupakan pemicu timbulnya penyakit kencing manis, apalagi kalau pemakai
mempunyai riwayat penyakit kencing manis di keluarga. Obat ini juga
menyebabkan timbulnya beberapa penyakit kejiwaan bila dipakai secara
berkesinambungan. Karena dampaknya imunosupresif, pemakai mudah menderita
penyakit infeksi virus dan jamur pada tubuhnya. Pemakai jangka panjang juga
akan menderita pengeroposan tulang yang disebut sebagai osteoporosis. Bila
penderita terlalu sensitive, dapat pula terjadi shok, yang berujung dengan
kematian.
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat
secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori: penyalahgunaan zat dan
ketergantungan zat. Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah
yang berkaitan dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang
lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak
berhasil, memiliki berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah
karena penggunaan obat, dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan
teman-teman.
Penyalahgunaan obat merupakan suatu keadaan dimana suatu obat
digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan untuk
mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
Obat-obat medis yang sering disalahgunakan oleh masyarakat saat ini adalah :
Paracetamol
Obat penghilang rasa nyeri
Misoprostol / Cytotec
Flunitrazepam
kodein yang disalahgunakan sebagai morfin
Obat anti-cemas
Dextromethorpan
Dexametasone
Motivasi dan penyebabnya seseorang menyalahgunakan obat bisa bermacam-
macam, antara lain:
Ada orang-orang yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan rasa tertekan
(stres dan ketegangan hidup).
Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan nyaman,
menyenangkan.
Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung jawab
kehidupan.
Faktor-faktor Lingkungan.
Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan orang
tua yang patologis/kacau.
Faktor pencetus : Pengaruh teman kelompok, dan tersedianya obat/zat.
Terkait dengan semakin maraknya penyalahgunaan obat medis terutama
penyalahgunaan dextromethorpan, banyak bermunculan oknum penjual pil
dekstro murni dalam bentuk serbuk yang dikemas/dimasukan kedalam kapsul atau
bahkan dicampur dengan obat-obatan terlarang lainnya seperti ekstasi,
metamfetamin, dll.
Untuk mewaspadai/mencegah meningkatnya dampak buruk akibat
penyalahgunaan obat-obatan medis diperlukan peran tenaga kesehatan (termasuk
apoteker), orang tua, guru, masyarakat dan instansi keamanan/kepolisian secara
bersama dan berkesinambungan.
B. Saran
Di era modern ini, obat-obat yang disalahgunakan bukan hal yang sulit lagi
didapatkan. Bahkan obat-obat yang beredar dipasaran terkadang disalahgunakan
oleh banyak remaja saat ini. Untuk itu, sebagai perawat, kita sebaiknya tahu
tentang obat-obat apa saja yang sering disalahgunakan pada saat ini dan kita
sebaiknya mampu memberikan penyuluhan kedepannya nanti tentang bahaya dari
penyalahgunaan obat-obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Lydia Harlina. 2006. Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba.
Jakarta: Balai
Pustaka
MAKALAH PENYULUHAN REPRODUKSI REMAJA
KELOMPOK 1
THITIK RETNO SARI
RANI SILVIA
ISMI NOVRIANI
WAHYU APRIADI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena
walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang kesehatan
Reproduksi Remaja.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan
dan isinya masih terdapat kesalahan kesalahan baik dalam penulisan kata
maupun dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan
saran yang sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi
sempurna.
Penyusun
MAKALAH PENYALAHGUNAAN OBAT PADA REMAJA
KEL0MPOK 1
THITIK RETNO SARI
RANI SILVIA
ISMI NOVRIANI
WAHYU APRIADI