Profesi Guru Dan Kepemimpinan
Profesi Guru Dan Kepemimpinan
Profesi Guru Dan Kepemimpinan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta
petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
penyusunan makalah ini sebagai tugas di mata kuliah Profesi Keguruan.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami
sajikan dengan topik Pendidikan Profesi Guru dan Konsep Kepemimpinan. Dimana
didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya
pengetahuan tentang Pendidikan Profesi Guru dan kepemimpinan dalam pendidikan.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk
sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang hal yang mengenai Pendidikan
Profesi Guru.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 23
DAFTAR PUSTAKA 26
ii 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Mengetahui tujuan pendidikan profesi guru serta konsep kepemimpinan dalam
pendidikan
b. Mengetahui system pembelajaran program pendidikan profesi guru
c. Kualitas akademik calon peserta didik pendidik profesi guru
d. Mengetahui landasan pelaksanaan pendidikan profesi guru.
e. Sertamemahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dan
kearifan lokal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan profesi guru (PPG) merupakan suatu program pendidikan yang diberikan
untuk para sarjana pendidikan atau diploma 4 yang berminat untuk menjadi guru.
Agar dapat menjadi guru yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan serta standar
nasional dalam masalah pendidikan dan untuk memperoleh sertifikat sebagai
pendidik, maka diwajibkan bagi para calon guru untuk melanjutkan studinya untuk
mendapatkan pelatihan dan pembimbingan lagi agar dapat menjadi guru yang
profesional.
4
2.2. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
5
menunutun, menggerakan dan jika perlu memaksa orang lain agar ia menerima
pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
tujuan-tujuan tertentu.
6
hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat
membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka
demi keberhasilan organisasi.
1. Tujuan umum
Tujuan umum PPG tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu
menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2. Tujuan khusus
7
dan melakukan penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan.
1. Partisifatif
8
tanggung jawab bawahan dalam mencapai tujuan kelompok, organisasi atau
lembaga, dengan menggunakan cara memberi pujian, atau juga memberikan kritik
yang membangun walau pada akhirnya tanggung jawab untuk membuat keputusan
itu ada ada tangan pemimpin namun dalam prosesnya, pengambilan keputusan itu
dikerjakan besama-sama dalam anggota kelompok.
Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakan tanggung jawab pengambilan
keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Disini pemimpin hanya sedikit saja
atau hampir sama sekali tidak memberikan pengarahan. Sudah barang tentu
dengan cara ini maksud pemimpin adalah menggangap bawahanya sudah dewasa,
dan tau apa kewajibannya. Dalam cara ini komunikasi antar bawahan, maupun
antara bawahan dengan pemimpinanya kurang sekali.
9
1. Tipe Otoriter
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan dasar ditetapkan oleh
pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya.
Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi
sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi
bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya.
3. Tipe demokratis
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh
anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat
demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada
dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya. dalam hasil penelitian menunjukkan
bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
10
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggungjawab. Pemimpin yang demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia
bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat
dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya,
termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong
bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan.
Menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa tipe-tipe kepemimpinan ada
6, yaitu :
11
pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk
memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul
dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih
dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari
kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut
bidang keahliannya di mana ia ikut berkecimpung.
12
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.
c. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen mengenai pendidikan
profesi guru dinyatakan bahwa:
Guru harus mencapai kemampuan pofesional tingkat tinggi. Kemampuan itu dapat
tercapai melalui pendidikan persiapan, praktik kerja lapangan, pendidikan profesi,
atau pengembangan profesional berkelanjutan. Secara teoritis dan simultan, simultan
kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk guru profesinal sungguhan, yang mampu
melaksanakan proses pembelajaran secara baik dan bermutu. Menurut Vigotsky
dimensi yang terkait dalam pembentukan guru profesional disajikan berikut ini
13
1. Pembentukan guru sebagai pribadi yang utuh.Kemampuan ini diperlukan
agar guru mampu membimbing dan mengarahkan paserta didik dalam setiap
aspek pengembangan kepribadian dan dimensi sosialnya.
2. Pembentukan karakter sistemik yang diperlukan untuk memberdayakan siswa,
dimulai ketika siswa teregistrasi untuk keperluan studinya dan hingga mereka
dinyatakan lulus.
3. Pembentukan karakter pribadi (personalized character) dengan dua jalur
referensi, yaitu individualisasi (orientasi pada orang-orang tertentu secara
indifidual) dan integrasi (orientasi pada orang secara keseluruhan) dengan
mempertimbangkan berbagai sisi pengembangan, termasuk yang terkait
dengan tujuan edukatif.
4. Pembentukan karakter preventif, tidak hanya dalam kaitannya dengan
pemecahan masalah melainkan juga dalam rangka mengantisipasi kesulitan
dan dalam situasi defisit yang dapat menghambat pemenuhan tujuan.
14
2.8 Kurikulum Pendidikan Profesi Guru
15
Kompetensi akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari
kegiatan mendidik yang akan di aplikasikan secara otentik dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di lapangan.
1. Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis ujian kinerja, ditempuh
setelah peserta lulus semua program PPG
2. Ujian tulis di laksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, xedangkan ujian
kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan organisasi profesi
atau pihak eksternal yang professional dan relevan.
3. Peserta yang lulus uji kompetensi yang memperoleh sertifikat pendidik bernomor
registrasi yang di keluarkan oleh PPG.
16
2.10. Manfaat Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Kegiatan Pendidikan Profesi guru (PPG) dapat memberikan manfaat sebagai berikut
yaitu:
1. Bagi guru dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan dan proses pembelajaran disekolah
2. Dapat menciptakan guru profesional dibidangnya
3. Dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru
4. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pendidikan yang ada disekolah. Mempertajam daya nalar dalam penelaahan
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah
5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sabagai
motivator, dinamisator dalam pembelajaran.
6. Bagi sekolah menemukan penyegaran serta ide baru dalam proses pembelajaran
baik sistem pengajarannya maupun tugas kependidikan, sehingga diharapkan
model pembelajaran akan menjadi lebih baik.
7. Bagi masyarakat tersedianya calon tenaga pendidik (guru) yang memiliki kualitas
yang baik dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk percaya bahwa dunia
pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup memuaskan.
Guru sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan
kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan,
disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus
mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, serta lingkungannya.
17
pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui
Akta Mengajar.
Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan
untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Hal ini sesuai dengan PP No.
19 Tahun 2005 akan jelas bahwa untuk menjadi seorang tenaga pendidik yang
professional tidaklah mudah, mereka harus benar-benar teruji dan memenuhi
persyaratan. Setelah diberlakukannya uji sertifikasi yang diikuti dengan mendapatkan
tunjangan profesi bagi guru, diharapkan ada peningkatan kesejahteraan yang diikuti
dengan peningkatan kinerja.
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, tugas pokok kepemimpinan yang berupa
mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan
sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi,
18
hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya. Diantara fungsi kepemimpinan antara lain :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan
bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat-
manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan
untuk memutuskan apa yang akan dilakukan;
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan
yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui;
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang
akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai. Perencanaan meliputi
dua hal, yaitu :
Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek,
pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus;
Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan
menentukan prosedur-prosedur yang diperlukan.
19
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan
ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-
kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya
pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala
sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
20
buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga
merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang
setimpal dengan kesalahannya.
21
menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya,
sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi
c. Keseimbangan Emosi, Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan
emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang
demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat
suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai
keseimbangan emosi.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Profesi guru merupakan suatu bidang
pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan
pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas pokok seperti mendidik,
mengajar, membimbing melatih, serta mengevaluasi peserta didik, agar memiliki
sikap dan prilaku yang diharapkan. Profesi harus memiliki tiga pilar pokok, penting
yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Secara teoritis kegiatan pendidikan profesi guru dimaksudkan untuk membentuk guru
profesinal yang mampu melaksanakan proses pembelajaran secara baik dan bermutu.
Manfaat tersebut dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan serta proses pembelajaran di sekolah.
Dengan adanya pelatihan profesi guru sangat menguntungkan bagi guru, sekolah,
dan masyarakat. Dengan tersedianya calon tenaga pendidik (guru), yang memiliki
kualitas yang bermutu dapat menumbuhkan motivasi masyarakat untuk semakin
percaya bahwa dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup
23
memuaskan. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih turut aktif
menggalakkan program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.
24
DAFTAR PUSTAKA
2010
Darajat, Zakiah Ilmu Pendidikan Islam. Cet. X; Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Getteng, Abd. Rahman. Menuju guru Profesional dan Beretika. Cet. I; yogyakarta:
http:/ppg-pgsd.blogspot.com/2011/12/manfaat-pendidikan-profesi-guru-ppg.html
Republik Indonesia, Undang-undang Guru Dan Dosen. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012.
Udin, Syaefuddin Saud. Pengembangan Profesi Guru. Cet. IV; Bandung: Alfabeta,
2011.
Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet. XXVII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 20013.
25
Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya : Usana
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1998.
26